HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI.

(1)

HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

(MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: M. ALFIAN NIM: 081188130016

PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PASCA SARJANA UNIVERSIRTAS NEGERI MEDAN


(2)

ABSTRACT

M. Alfian: Relationship between Teachers Competence and Teachers Professionalism Development in Deliberation Subject Teachers (MGMP) With Educational Quality Improvement in MTs of Binjai City. Thesis. Medan: Postgraduate Program of UNIMED, 2012.

The educational quality improvement of schools depends largely on effective function of all related components and optimal synergy. One of determinative components on performance of school for quality improvement is teacher. The objective of research would be to know: 1) The relationship between teachers competence with educational quality improvement in MTs of Binjai city, 2) Relationship between teacher professionalism development in MGMP with educational quality improvement in MTs of Binjai city, and 3) Collective relationship with educational quality improvement in MTs of Binjai City.

This research used survey method through descriptive and correlational study. The population of research was teachers in both Public and Private MTs of Binjai City, 258 individuals. 90 of them has been taken as sample in this research determined by non probability and purposive sampling, i.e., the teachers of Indonesian Language, English, Mathematics, and Natural Science. The instrument of research was questionnaires distributed. The analyzed was accomplished by using multiple correlation analysis.

Based on the result of research and hypothesis test, it could be then concluded that: 1) There was positive and significant relationship between teachers competences with educational quality improvement in MTs of Binjai City. Variable of teachers competence contributed effectively 9.02% on educational quality improvement of school; 2) There was positive and significant relationship between teachers professionalism developments in MGMP with educational quality improvement of school in MTs of Binjai City. Variables of teachers professionalism development in MGMP contributed effectively 16.68%, on educational quality improvement of school; and 3) There was positive and significant relationship between teachers competence and teacher professionalism development in MGMP simultaneously (collective) with educational quality improvement of school in MTs of Binjai City. Total effective contribution of teachers competence and professionalism development variables in MGMP on educational quality improvement of school was 25.70%. It is then suggested, for follow-up of educational quality improvement, that teachers will improve their competencies and empower the MGMP as medium of improving the teachers professionalism.


(3)

ABSTRAK

M. Alfian: Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2012.

Peningkatan mutu pendidikan atau sekolah akan berhasil jika seluruh komponen pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah adalah guru. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; 2) hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; dan 3) hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Populasi penelitian ini adalah guru MTs Negeri dan Swasta kota Binjai sebanyak 258 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 90 orang guru yang ditentukan dengan teknik non probability dan purposive sampling yaitu guru-guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan guru-guru IPA. Instrumen penelitian menggunakan angket. Teknik analisis yang digunakan analisis korelasi ganda.

Hasil penelitian dan pengujian hipotesis disimpulkan bahwa: 1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel kompetensi guru memberikan sumbangan efektif sebesar 9,02% terhadap peningkatan mutu sekolah; 2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP memberikan sumbangan efektif sebesar 16,68% terhadap peningkatan mutu sekolah; dan 3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan (bersama-sama) dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Total sumbangan efektif variabel kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP terhadap peningkatan mutu sekolah sebesar 25,70%. Sebagai tindak lanjut maka dalam rangka peningkatan mutu sekolah diharapkan kepada para guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya dan memberdayakan MGMP sebagai wadah meningkatkan profesionalisme guru.


(4)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Tesis berjudul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah swt, Amin. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang selalu dan tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing II yang juga telah banyak memberikan bimbingan, saran, gagasan, masukan yang sangat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan sekaligus nara sumber yang telah memberikan masukan yang begitu berarti dalam penyusunan tesis ini.

5. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si dan Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku nara sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran sehingga banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.


(5)

3

7. H. Al Ahyu, MA selaku Kepala Kementerian Agama Kota Binjai yang telah memberi izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Semua kepala sekolah MTs Kota Binjai yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian di lapangan.

9. Ayahanda tercinta Drs. H. Nafiah, MA dan Ibunda Dra. Hj. Farida Hanum Tanjung yang telah mendidik, membesarkan dan selalu memberikan dorongan serta doa bagi penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

10.Ayahanda dan Ibunda mertua, H. Kastopo dan Hj. Mulyani yang telah memotivasi penulis dalam meraih cita-cita.

11.Istriku tercinta Dra. Hj. Elekktrini, H serta anak-anakku tersayang M. Albi Putra, M. Arfan Fahmi dan Asmi Hajjiah yang selalu setia dan penuh kesabaran mendampingi penulis dalam suka dan duka serta telah banyak berkorban dan memberikan motivasi, semangat dan masukan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi.

12.Rekan-rekan Guru MTsN Kota Binjai dan mahasiswa Pascasarjana Unimed khususnya mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan XIII yang telah memberi motivasi dan konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan sampai selesainya penulisan tesis ini.

13.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Allah swt membalas semua kebaikannya, Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kota Binjai.

Binjai, 5 Mei 2012 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Deskripsi Teoritis ... 9

1. Hakekat Mutu Sekolah ... 9

2. Hakikat Kompetensi Guru ... 15

3. Pengembangan Pofesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 21

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 31

1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 31

2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 32

3. Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara bersama-sama dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 40


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Uji Kualitas Data ... 47

a. Uji Validitas ... 47

b. Uji Reliabilitas ... 48

2. Statistik Deskriptif ... 49

a. Data Variabel Kompetensi Guru ... 50

b. Data Variabel Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 51

c. Data Variabel Peningkatan Mutu Sekolah ... 52

3. Uji Asumsi Klasik ... 53

a. Uji Multikolinieritas ... 53

b. Uji Heteroskedastisitas ... 53

c. Uji Autokorelasi ... 54

d. Uji Normalitas Data ... 55

4. Uji Hipotesis ... 56

a. Uji Koefisien Korelasi ... 56

b. Uji Koefisien Korelasi Parsial ... 59

c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 60

5. Sumbangan Relatif dan Efektif Variabel Bebas ... 62

B. Pembahasan ... 62

1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 63

2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 65

3. Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara bersama-sama dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 68

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 70

A. Simpulan ... 70

B. Implikasi ... 71

C. Saran ... 73


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Paradigma antara Variabel Penelitian ... 38

4.1 Histogram Data Kompetensi Guru MTs di Kota Binjai ... 50 4.2 Histogram Data Pengembangan Profesionalisme Guru dalam

Bentuk MGMP di MTs Kota Binjai ... 51 4.3 Histogram Data Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai ... 52 4.4 Grafik Scatterplot Uji Heterokedastisitas ... 54 4.5 Histogram Hasil Uji Normalitas ... 55 4.6 Grafik Normal P-P Plot ... 56 4.7 Gambaran Umum Hubungan Langsung antar Variabel

Penelitian ... 58 4.8 Korelasi Parsial antara X1 dengan Y bila X2 Tetap ... 59


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional akan selalu mewujudkan pada arah penciptaan mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia. Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari prestasi belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan bermutu tinggi apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil dengan baik. Keberhasilan ini tentuk tidak terlepas dari peran guru sebagai salah satu komponen pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Hamalik (2004), bahwa proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Tanpa mengabaikan peranan faktor penting lainnya, mutu guru telah ditemukan oleh berbagai studi penelitian sebagai faktor yang paling konsisten dan kuat dalam mempengaruhi mutu pendidikan, guru yang bermutu adalah guru yang mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungannya. Di sisi lain upaya menghasilkan guru yang berkualitas juga merupakan tugas yang tidak mudah.

Menurut Amiruddin (2008), untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah telah menempuh berbagai strategi antara lain: 1) penyempurnaan kurikulum menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan, 2) penyediaan fasilitas fisik dan media pendidikan, 3) peningkatan kemampuan profesional pendidik dan tenaga kependidikan, dan 4) peningkatan kesejahteraan dan berbagai jenis kegiatan lainnya.


(10)

Mutu seorang guru juga sebagai tenaga pengajar yang mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan, dan di lain pihak kualitas guru sangat berkaitan dengan pengakuan masyarakat dan status guru sebagai jabatan professional. Keseluruhan perangkat penggerak di sektor pendidikan khususnya tenaga pelaksana umum dan guru pada khususnya merupakan salah satu mata rantai yang cukup lemah, kalangan guru sendiri menyadari akan hal ini, oleh karena itu muncullah usaha untuk menghasilkan guru yang lebih baik dan berkualitas. Luapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak serta kemajuan bangsa dan umat manusia di lain pihak membawa konsekuensi serta implikasi yang semakin berat dan kompleks bagi pelaksanaan sektor pendidikan pada umumnya dan guru pada khususnya.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru dituntut meningkatkan profesionalisme guru. Dengan kata lain, setiap guru harus meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun profesional. Dengan kompetensi ini guru diharap dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya.

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika seluruh komponen pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan tersebut adalah kemampuan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa mutu pendidikan pada


(11)

akhirnya sangat ditentukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Walaupun dalam suatu lembaga pendidikan telah tersedia semua komponen yang mendukung peningkatanmutu pendidikan, namun tanpa guru yang memiliki kemampuan profesional yang mapan, peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin terwujud (Amiruddin, 2008).

Dengan demikian guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme guru. Peningkatan dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa digunakan untuk saling menukar informasi dan pengalaman serta saling membantu memecahkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di sekolah.

Danoesiswoyo (2008), mengungkapkan bahwa ada beberapa upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru. Upaya itu adalah melalui pendidikan dan latihan, pengembangan profesi seperti kegiatan pendidik dalam mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar melalui pembentukan gugus sekolah dan sebagainya.

Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan apabila terdapat elemen sekolah yang melengkapi seperti sarana prasarana, pengajar dan tenaga administratif lainnya dengan kualitas yang baik. Sarana tersebut oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dikenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Musywarah tersebut merupakan wadah para guru untuk meningkatkan dinamisasi ilmu dan profesionalisme kerja para guru. MGMP mempunyai peranan penting dalam pengembangan program pendidikan di


(12)

sekolah. Karena, melalui forum ini para guru dapat mengadakan diskusi dan tukar pikiran mengenai masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing. Selain itu, forum ini merupakan wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.

Banyak kegiatan profesional guru yang dapat dibicarakan dalam forum ini, misalnya kegiatan pembuatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Seperti diketahui sejak tahun 2004 pemerintah menggelindingkan sebuah kurikulum tingkat satuan pendidikan. Setelah melalui uji coba, mulai tahun 2006 semua sekolah diharapkan sudah menerapkan KTSP. Berdasar PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 17 kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Namun, perlu disadari bahwa penyusunan kurikulum tidaklah mudah dan tidak setiap guru menguasai penyusunan kurikulum. Forum MGMP merupakan salah satu tempat bertukar pikiran para guru. Di sini para guru bisa saling menimba kelebihan maupun kekurangan sekolah masing-masing. Selain itu, para guru bisa menyumbangkan pemikirannya sehingga terkumpul masukan-masukan yang bisa dijadikan sebagai acuan penyusunan KTSP. Memang setiap sekolah mempunyai karakteristik berbeda. Namun, kerangka dasar KTSP setiap sekolah sama yaitu adanya kesamaan standar isi minimal yang dikeluarkan BSNP. Setiap sekolah boleh mengembangkan KTSP sesuai dengan kelebihan masing-masing.


(13)

Dari hasil diskusi melalui MGMP, para anggota MGMP bisa mengambil pengalaman untuk menyusun KTSP di sekolah masing-masing. Selanjutnya, bisa dibicarakan masalah-masalah lain seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, guru bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Selain sebagai tempat meningkatkan mutu proses belajar mengajar, MGMP juga sebagai tempat kegiatan pengembangan profesi. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan para guru misalnya menyusun karya ilmiah seperti karya tulis ilmiah bentuk penelitian, pembuatan buku, modul atau bahan ajar serta karya tulis. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah seluruh komponen pendidikan khususnya guru-guru tingkat SMP/MTs di Kota Binjai benar-benar telah menjalankan MGMP sebagai mana mestinya dalam upaya meningkatkan mutu sekolah melalui pengembangan profesionalisme keguruaannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan penelitian yang didasari pada diri guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs). Kompetensi dan pengembangan profesional guru MTs di kota Binjai dapat diidentifikasi berdasarkan beberapa pertanyaan berikut ini.


(14)

Apakah guru mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungannya? Apakah sebagai tenaga pengajar, guru mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan? Apakah guru dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya? Apakah guru telah memiliki kemampuan atau kompetensi profesional yang mapan? Apakah guru mempunyai disiplin dalam mengajar? Apakah disiplin dalam mengajar dapat meningkatkan profesionalisme guru? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah memiliki wadah MGMP dalam pengembangan profesionalismenya? Apakah seluruh komponen pendidikan khususnya guru-guru tingkat MTs di Kota Binjai benar-benar telah menjalankan MGMP sebagai mana mestinya? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah melakukan upaya meningkatkan mutu sekolah? Apakah dengan pengembangan profesionalisme dalam bentuk MGMP merupakan upaya guru dalam meningkatkan mutu sekolah? Faktor apa saja yang merupakan peningkatan mutu sekolah? Apakah kompetensi guru berhubungan dengan peningkatan mutu sekolah? Apakah pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP berhubungan dengan peningkatan mutu sekolah?

C. Pembatasan Masalah

Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan kompetensi profesionalisme guru yang meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan,


(15)

dan pengujian (evaluasi) pembelajaran di kelas. Peningkatan mutu sekolah yang meliputi: aspek kualitas hasil, dan aspek proses mencapai hasil tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian di atas, masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.

2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.

3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan : 1. Hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota

Binjai?.

2. Hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.

3. Hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?


(16)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi :

1. Guru, khususnya guru MTs untuk dapat meningkatkan profesionalnya dalam peningkatan mutu sekolah.

2. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) untuk memperoleh input sebagai keperluan penilaian untuk memfasilitasi pengembangan profesi guru MTs lebih lanjut.

3. Bagi para pengambil kebijakan termasuk Departemen Pendidikan Nasional maupun Daerah Kota Binjai, dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan atau sosialisasi tentang pengembangan profesi guru khususnya guru MTs melalui MGMP yang pada akhirnya memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendikan atau sekolah.

4. Sebagai bahan kajian teoritis yang dapat digunakan untuk landasan dalam membangun sistem pendidikan di Indonsia yang lebih menyeluruh.


(17)

(18)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengujian secara statistik dan pembahasan yang telah dipaparkan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel kompetensi guru memberikan sumbangan efektif sebesar 9,02% terhadap peningkatan mutu sekolah. Hal ini sekaligus memberi indikasi bahwa peningkatan mutu sekolah dipengaruhi oleh kompetensi guru.

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP memberikan sumbangan efektif sebesar 16,68% terhadap peningkatan mutu sekolah. Hal ini juga sekaligus memberi indikasi bahwa peningkatan mutu sekolah dipengaruhi oleh pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan (bersama-sama) dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Total sumbangan efektif variabel kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP terhadap peningkatan mutu sekolah sebesar 25,70%. Hal ini memberi indikasi bahwa kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan mutu sekolah.


(19)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara kompetensi guru, pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP serta kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah. Hal ini menegaskan bahwa sebagai salah satu komponen utama sekolah, guru memiliki peran besar terhadap peningkatan mutu sekolah.

Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari prestasi belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan atau sekolah dapat dikatakan bermutu tinggi apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil dengan baik. Pada kondisi seperti ini, sekolah termasuk guru sebagai pelaksana pendidikan yang berhubungan secara langsung dengan anak didik (siswa) dituntut untuk lebih meningkatkan pembinaan kualitas pembelajarannya, karena pada dasarnya keberhasilan siswa dalam belajar tentu tidak terlepas dari peran dan kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa kompetensi guru dalam mengajar secara langsung dapat mempengaruhi hasil belajar dan penguasaan siswa pada mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru.

Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk dapat meningkatkan mutu sekolah maka kompetensi para guru harus lebih ditingkatkan. Dengan kompetensi yang dimiliki guru, diharapkan guru dapat merencanakan dan


(20)

melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya.

Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme. Peningkatan dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa digunakan untuk saling menukar informasi dan pengalaman serta saling membantu memecahkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di sekolah.

Salah satu sarana atau wadah yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru adalah forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebagai wadah profesi yang bersifat non struktural, sesungguhnya MGMP memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme kinerja para guru. Prinsip kerja MGMP adalah cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru” dari semua sekolah. Atas dasar ini, maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.

Oleh karena itu, peningkatan mutu sekolah melalui pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk kegiatan MGMP harus benar-benar dilakukan sesuai dengan peran, fungsi serta tujuan MGMP. Agar kegiatan MGMP lebih bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan dan mengembangkan profesionalismenya harus ada langkah nyata dari semua pihak terkait untuk melakukan gerakan bersama-sama memberdayakan MGMP.


(21)

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada para guru, dalam rangka peningkatan mutu sekolah diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yaitu dengan diberdayakannya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Agar kegiatan MGMP lebih bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

2. Kepada para guru perlu adanya motivasi, keseriusan, dan tanggung jawab peserta dalam mengikuti MGMP serta keterbukaan mengenai kelemahan/masalah yang dihadapi sehingga upaya untuk peningkatan kompetensi guru yang nilainya hanya memberikan sumbangan 9,02%, terhadap peningkatan mutu menjadi lebih besar dikemudian hari.

3. Kepada para guru agar kemampuan profesionalisme yang diperoleh dalam kegiatan MGMP hendaknya benar-benar diterapkan di lapangan, juga yang hanya memberikan sumbangan 16,68% agar menjadi meningkat dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tampak perubahan dalam peningkatan kinerja dan kompetensi guru melalui layanan dalam proses pembelajaran serta berdampak terhadap mutu proses dan hasil belajar siswa. 4. Kepada para guru yang telah mengikuti kegiatan MGMP diharapkan untuk

dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada guru lain yang belum mengikuti MGMP di sekolah masing-masing sehingga penyebaran informasi merata untuk semua guru.


(22)

5. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para kepala sekolah/madrasah serta komite sekolah, diharapkan untuk dapat melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun profesionalisme guru serta kompetensi siswa dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi atau saran-saran yang dikemukakan sebagai langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP berdaya antara lain: a) perlunya bantuan dana operasional MGMP dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih diperbesar, seiring dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat; b) adanya pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas, MKKS dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah dilakukan dan mengevaluasinya secara bersama-sama; c) terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat kabupaten/kota dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk mengatasi keterbatasan MGMP; d) adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kota, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP; dan e) meningkatkan keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya kegiatan lomba bidang studi, pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya, pelatihan bersama, simposium karya tulis /PTK, seminar, lomba bidang studi siswa SMP dan lain-lain.


(23)

6. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan, karena penelitian ini baru sampai mengangkat hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang peningkatan mutu sekolah dan kompetensi guru maupun pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang “peran serta atau pengaruh kegiatan MGMP terhadap peningkatan hasil belajar siswa” misalnya, dengan cara membandingkan antara hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang telah mengikuti MGMP dengan siswa yang diajar oleh guru yang belum mengikuti MGMP.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

Mulyasa, E., (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung.


(25)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai

Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,

http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

Mulyasa, E., (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung.


(27)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai

Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,

http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com


(1)

5. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para kepala sekolah/madrasah serta komite sekolah, diharapkan untuk dapat melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun profesionalisme guru serta kompetensi siswa dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi atau saran-saran yang dikemukakan sebagai langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP berdaya antara lain: a) perlunya bantuan dana operasional MGMP dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih diperbesar, seiring dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat; b) adanya pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas, MKKS dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah dilakukan dan mengevaluasinya secara bersama-sama; c) terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat kabupaten/kota dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk mengatasi keterbatasan MGMP; d) adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kota, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP; dan e) meningkatkan keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya kegiatan lomba bidang studi, pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya, pelatihan bersama, simposium karya tulis /PTK, seminar, lomba bidang studi siswa SMP dan lain-lain.


(2)

6. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan, karena penelitian ini baru sampai mengangkat hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang peningkatan mutu sekolah dan kompetensi guru maupun pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang “peran serta atau pengaruh kegiatan MGMP terhadap peningkatan hasil belajar siswa” misalnya, dengan cara membandingkan antara hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang telah mengikuti MGMP dengan siswa yang diajar oleh guru yang belum mengikuti MGMP.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

Mulyasa, E., (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung.


(4)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru, http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

Mulyasa, E., (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung.


(6)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru, http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEGIATAN GURU DI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN ( MGMP ) DENGAN PROFESIONALISME GURU SEJARAH di SMA SE- LUMAJANG

0 30 18

Pembinaan kompetensi profesional Guru Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI tingkat SMPM di Jakarta Barat

0 62 107

Peranan Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Antropologi Kota Semarang Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang

0 15 15

EVALUASI MUTU GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK Evaluasi Peningkatan Mutu guru Pendidikan Agama Islam Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (

0 1 23

PENDAHULUAN Evaluasi Peningkatan Mutu guru Pendidikan Agama Islam Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada SMA Negeri Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Evaluasi Peningkatan Mutu guru Pendidikan Agama Islam Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada SMA Negeri Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 3 6

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

0 2 35

(ABSTRAK) Peranan Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi-Antropologi Kota Semarang Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang.

0 0 3

EFEKTIVITAS MGMP DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATA PELAJARAN UMUM DI MTS Lisa’diyah Ma’rifataini

0 0 13

Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas negeri (SMAN)Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 2 Jayapura - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 8