PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI VIDEO CRITIC TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI PEMERAN TOKOH DALAM PEMENTASA DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERASTAGI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI VIDEO CRITIC “MEMBAHAS
PROGRAM VIDEO” TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI PEMERAN
TOKOH DALAM PEMENTASAN DRAMA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERASTAGI
TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

JULIES CARINA MUNTHE
NIM 208311055

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKUTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh Julies Carina Munthe, NIM 208311055
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Strata Satu
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Medan, September 2012
Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
NIP 19641207 199103 2 002

Sekretaris,


Dr. Rosmawaty, M.Pd.
NIP 19610402 198703 2 002

ABSTRAK

Julies Carina Munthe, NIM 2083111055, Pengaruh Penggunaan Strategi Video Critic
Terhadap Kemampuan Mengevaluasi Pemeran Tokoh dalam Pementasa Drama Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara Strategi
Video Critic dengan Strategi Kooperatif terhadap kemempuan mengevaluasi pemeran tokoh
dalam pementasan drama.
Pengaruh ini dapat dilihat dari perbedaan hasil pembelajaran/kemampuan mengevaluasi pemeran
tokoh dalam pementasan drama pada siswa kelas VIII SMP Negri 2 Berastagi tahun
pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 213 orang siswa. Sampel penelitian ini diambil secara
random yaitu sebanyak 60 orang dari jumlah populasi.
Metode dalam penelitian ini bersifat eksperimen two-group. Instrument penelitian adalah tes
essay. Tes essay ini berupa soal mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama. Tes ini
diujikan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pretes dan postes. Karena penelitian ini bersifat komparatif,
maka harga skor dibandingkan satu sma lain. Sebelum melakukan pengujian hipotesis lebih
dahulu dilakukan pengujian data, kemudian uji persyaratan analisis yakni uji normalitas dan uji

homogenitas.
Dari pengolahan data diperoleh hasil kemampiuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam
pementasan drama dengan strategi video critic dengan mean = 80,5, Standar Deviasi = 8,65, dan
Standar Error = 1,60, Uji Normalitas L hitung < Ltabel (0,0792 < 0,161), sedangkan kemapuan
mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama memiliki mean = 64,67, Standar Deviasi
10,48, dan Standar Error = 1,94, Uji Normalitas L hitung < Ltabel (0,0925 < 0,161). Homogenitas
semua sampel = 1,47 < 1,85. Standar error perbedaan kedua mean Strategi video critic dengan
strategi kooperatif = 1,9. Maka dapat dihitung to, to = 6,37. t t = 5% = 5,78 karena to yang
diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 2,01< 6,37 >2,65 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama menggunakan
strategi video critic denagn hasil kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan
drama dengan strategi kooperatif oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Berastagi tahun
pembelajaran 2012/2013.

i

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Mengingat bahasa adalah
sebagai sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
seseorang perluberbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan
dalam kurikulum disetiap jenjang pendidikan sekolah. Dalam pembelajaran bahasa ada empat
aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yakni, keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut
dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan produktif dan kegiatan reseptif. Menyimak dan
membaca merupakan kegiatan reseptif yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menerima
pesan dari pembicara atau penulis, sedangkan dua aspek lain, yaitu berbicara dan menulis
merupakan kegiatan produktif.
Melalui keempat aspek ini, diharapkan mampu menguasai dan menerapkan keterampilan
tersebut dalam kehidupan masyarakat. Artinya siswa mampu menggunakan bahasa yang baik
dan benar dalam kegiatan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, sebab seluruh
keterampilan ini adalah dasar pembelajaran bahasa Indonesia yang tentunya saling berhubungan
satu sama lain.
Dalam aspek kesusastraan ini telah tercakup pelajaran apresiasi sastra, baik puisi maupun

prosa. Apabila aspek kesusastraan ini dikaitkan dengan aspek kebahasaan, maka diharapkan
siswa mampu memahami nilai – nilai sastra melalui keterampilan menyimak. Selain itu siswa
mampu membaca sastra dengan teknik membaca karya sastra yang baik, sehingga akhirnya
1

2

siswa terlatih sekaligus terampil dalam menulis karya sastra. Dengan terampil menulis karya
sastra, siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa/berbicara.
Namun di sekolah–sekolah banyak siswa yang kurang meminati pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia terutama sastra, sehingga tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yakni
siswa mampu menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengomunikasikan
gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain masih belum terpenuhi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu: kurangnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran sastra, masih monotonnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru, serta belum
adanya penggunaan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Sebab selama ini guru
hanya mengajarkan bahasa dan sastra kepada siswa dengan strategi yang konvensional
berdasarkan pedoman yang dimilikinya dan menggunakan pendekatan yang mementingkan

konsep – konsep atau teori.
Demikian juga yang terjadi dalam pengajaran sastra khususnya drama, dimana
pengajaran drama ini merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam Kurikulum
Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) yang sudah diterapkan pada kelas VIII semester I. Di dalam
silabus, pembelajaran tentang mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama, terdapat
dalam kompetensi dasar 5.2. Pada pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu mengevaluasi
pemeranan tokoh berdasarkan karakter dari setiap tokoh yang terdapat dalam pementasan
tersebut. Harapan (dassein) tidak sesuai dengan kenyataan (dassolen). Kenyataannya yang
diperoleh ketika menjalani PPLT ditemukan permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam
mengevaluasi pemeranan tokoh dalam pementasan drama masih rendah, hal ini tersebut tampak

3

dari sebagian siswa yang masih merasakan kesulitan dalam mengutarakan ide–ide yang ada
dalam pikirannya dalam mengevaluasi pemeran tokoh sehingga tidak jarang siswa merasa
enggan dan bosan ketika ditugasi untuk mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
dan pada akhirnya hasil evaluasi yang diberikan siswa terhadap pemeran tokoh dalam
pementasan drama tidak maksimal. Selama ini pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam
pementasan drama masih dilakukan secara konvensional dan belum menggunakan strategi yang
tepat. Siswa hanya disuguhi teori–teori terkait pembelajaran drama dan pementasan drama.

Kemudian siswa dibagi kedalam beberapa kelompok untuk menampilkan sebuah drama tanpa
melihat kesalahan yang dibuat oleh siswa ketika menampilkan sebuah drama. Hal inilah yang
menyebabkan minat siswa terhadap pembelajaran drama menjadi rendah. Hal ini juga didukung
oleh pendapat Endraswara (2011: 151) bahwa “pengajaran sastra di sekolah hanya menekankan
pada pengetahuan sastra, pengajaran drama di sekolah diabaikan”.

Melihat kondisi demikian perlu segera dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
mengevaluasi pemeranan tokoh dalam pementasan

drama. Perlu disadari bahwa proses

pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan
suatu pembelajaran. Oleh karena itu, dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk
terus meneerus mencari strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pelajar. Untuk itulah peneliti
mencoba menawarkan suatu strategi pembelajaran baru dalam proses pembelajaran untuk
menggantikan strategi yang lama demi meningkatkan kemampuan siswa dalam mengevaluasi
pemeranan tokoh dalam pementasan drama. Adapun strategi tersebut adalah strategi video critic.
Strategi ini merupakan cakupan dari strategi pembelajaran aktif. Dalam strategi ini ditawarkan


4

penggunaan suatu alat bantu yaitu alat bantu audio visual sehingga dapat menarik minat siswa
dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Pike dalam Silberman (2009: 21)
mengatakan bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran akan menaikkan ingatan dari
14% ke 38%.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti suatu penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Strategi Video Critic Terhadap Kemampuan Mengevaluasi Pemeranan
Tokoh dalam Pementasan Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Pembelajaran
2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu:
1. kurangnya minat siswa dalam pembelajaran sastra khususnya drama,
2. rendahnya kemampuan siswa dalam mengevaluasi pemeranan tokoh dalam pementasan
drama,
3. masih monotonnya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru,
4. kurangnya pemanfaatan strategi dalam kegiatan belajar mengajar,
5. pengaruh strategi video critic terhadap kemampuan mengevaluasi pemeran

pementasan drama.

C. Pembatasan Masalah

tokoh dalam

5

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada:
1. penggunaan strategi dalam pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan
drama, yaitu strategi video critic.
2. peningkatan kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dengan memperhatikan unsur–unsur
ekspresi wajah, lafal, pengucapan, intonasi, gerak tubuh/kinesik dan penghayatan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan tiga hal.
1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan
drama dengan menggunakan strategi video critic?
2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan

drama dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif?
3. Manakah yang lebih berpengaruh antara siswa yang menggunakan strategi video critic dengan
siswa yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

6

1. menggambarkan kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
menggunakan strategi video critic.
2. menggambarkan kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
3. mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara strategi video critic dengan strategi
pembelajaran kooperatif terhadap meningkatkan kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh
dalam pementasan drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Berastagi tahun pembelajaran
2012/2013.
4. menambah peta penelitian di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.


F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara

teoretis dan praktis. Secara teoretis

penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah, mengembangkan, dan memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan tentang strategi video critic dalam meningkatkan kemampuan
mengevaluasi siswa khususnya dalam mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
dan sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain, khususnya mahasiswa jurusan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang ingin mengembangkan penelitian strategi ini lebih
lanjut.
Sedangkan manfaat praktis adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi guru–guru dalam
menjawab dinamika kebutuhan siswa dan merupakan bahan masukan bagi guru bahasa Indonesia
dalam melatih kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama, selain itu
hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi stimulus dalam memotivasi siswa untuk

7

mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, serta ide dalam pembelajaran mengevaluasi
pemeran tokoh dalam pementasan drama.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab V, maka dapat dibuat
kesimpulan di bawah ini:
1. Nilai tertinggi kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
strategi video critic adalah 95 dan nilai terendahnya 60. Dengan demikian, nilai rata – rata
(mean) kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama adalah 80,5.
2. Nilai tertinggi kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
strategi video critic adalah 85 dan nilai terendahnya 45. Dengan demikian, nilai rata – rata
(mean) kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dlam pementasan drama adalah 64,66.
3. Hasil pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
menggunakan strategi video critic lebih baik disbanding dengan hasil pembelajaran
mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan strategi kooperatif. Hal ini
dapat dilihat dari perbedaan rata – rata yang diperoleh kedua kelompok.
4. Pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan strategi video
critic lebih berpengaruh dan lebih efektif digunakan daripada strategi kooperatif yakni to =
6,37, ttabel = 5% = 5,78 atau 6,37 > 5,78.

B. Saran
68

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kemampuan mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama siswa dengan strategi
video critic sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan. Hal ini bisa saja dilakukan dengan
memberikan latihan yang maksimal kepada siswa.
2. Pemahaman guru terhadap strategi–strategi pembelajaran sebaiknya ditingkatkan agar proses
pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama siswa lebih meningkat
lagi.
3. Pengaruh pembelajaran mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama dengan
strategi video critic dapat mengalami penurunan. Maka perlu diadakan penelitian lanjutan baik
pada SMA Negeri 2 Berastagi, maupun pada sekolah sederajat lainnya guna mendapatkan
masukan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
_______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama; Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian.
Yogyakarta: caps
Kosasih, E. 2009. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya
_______. 2009. Mantap Bersastra Indonesia; Materi – Materi Penting dan Lengkap tentang
Puisi, Prosa, dan Drama. Bandung: Yrama Widya
Rahmanto, S dan P. Hariyanto. 1997. Materi Pokok; Cerita Rekaan dan Drama. Jakarta:
Universitas Terbuka
Silberman, Mel. 2009. Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Insan Madani
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenadia Group
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Microteaching Quantu Teaching.
Rineka Cipta

Jakarta:

Sinamo, Jansen. 2010. 8 Etos Keguruan. Jakarta: Institut Darma Mahardika
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
_______. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah

Production

_______. 1988. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah; Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung:
Sinar Baru
Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sukasworo, Ign. 2005. Bahasa Indonesia; Mutiara gramatika Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta: Piranti Darma Kalokatama
Zaidan, Abdul Rozak dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakartta: Balai Pustaka
70