UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI WORKSHOP PADA SMKN 4 KOTA JAMBI.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM

MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 MELALUI WORKSHOP

PADA SMKN 4 KOTA JAMBI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

Oleh:

DELNEDI ZISWAN

NIM: 8126132045

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM

MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 MELALUI WORKSHOP

PADA SMKN 4 KOTA JAMBI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

Oleh:

DELNEDI ZISWAN

NIM: 8126132045

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRACT

Ziswan, Delnedi. Improving teacher’s professional competency of Jambi vocational school 4 in preparing the lesson plan of curriculum 2013. A Thesis, Postgraduate School Medan State University, 2014.

This research aim is to determine increase percentage of the teacher’s professional competency of Jambi vocational school 4 in preparing the lesson plan of curriculum 2013 through workshop. Action hypothesis in this study is the teacher’s professional competency at vocational school 4 Jambi will be increased in preparing the lesson plan of curriculum 2013. The research was carried out at vocational school 4 for three months from January 2014 to March 2014. The subjects of this research were 5 (five) English teachers at vocational school 4 Jambi. The determination of the subject is due to the result of interview with the vice headmaster on pre research stated that the subjects never got training or workshop in preparing the lesson plan of curriculum 2013. An educational supervisor was involved as a collaborator in this study as well.

The study was an action research by adopting Kemmis model that designed with the cyclical process. There are four phases which applied in the Kemmis model. They are planning, action, observation, and reflection. The phases are done continuously until the problem resolved.

The result of the study showed that the teacher’s competency in preparing the lesson plan of curriculum 2013 on the first cycle was 59.47%, meanwhile the second cycle was 90%. The increase average value was 90% - 59.47 = 30.53%. The result of the questionnaire that related to the teacher’s attitude indicated that the teacher agreed to prepare lesson plan because of their professional competency was increasing after joining workshop. Moreover, the teacher has ability to preparing the lesson plan that used as guidance in conducting learning process for students in the class.


(6)

ii

ABSTRAK

Delnedi Ziswan, Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop Pada SMK N 4 Kota Jambi. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosentase peningkatan kemampuan guru SMK Negeri 4 Kota Jambi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop. Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru SMK N 4 Kota Jambi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 4 kota Jambi. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan Januari 2014 sampai Maret 2014. Subjek penelitian ini adalah guru SMK N 4 kota Jambi sebanyak 5 (lima) orang dan berkolaborasi dengan pengawas dari Dinas Pendidikan kota Jambi.

Subjek penelitian ini adalah 5 (lima) orang guru bahasa Inggris pada SMK N 4 kota Jambi. Hal ini disebabkan dari hasil wawancara dan studi pendahuluan dan juga keterangan dari wakil kepala sekolah bahwa guru-guru bahasa Inggris belum pernah mendapat workshop tentang cara menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013. Peneliti menerapkan model penelitian action research, mengacu pada model penelitian Kemmis yang dirancang dengan proses siklus (cylical) yang terdiri dari 4 (empat) fase kegiatan yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (action), mengamati (observation), dan merefleksi (reflectif). Tahap–tahap ini terus berulang sampai permasalahan teratasi.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, pada siklus I (satu) adalah 59.47%, dan siklus 2 (dua) adalah 90%. Peningkatan nilai rata – rata guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah 59.47% - 90% = 30.53%. Hasil analisis angket tentang sikap guru menunjukkan bahwa guru setuju dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran karena kemampuan profesional mereka meningkat setelah mendapat workshop. Selain itu guru juga mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dimana rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pedoman bagi guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional pada satuan pendidikan.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop Pada SMK Negeri 4 Kota Jambi”.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan terwujud tanpa motivasi, dukungan, bimbingan, dan doa restu yang amat berarti dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Si, Selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi pada penulis. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan kontribusinya dalam penelitian ini. Tak lupa ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku direktur sekolah pascasarjana UNIMED.

3. Dr. Ir. Darwin M.Pd, dan Dr. Paningkat Siburian M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana UNIMED. 4. Dra. Nurmaini, M.Si, selaku pengawas Dinas Pendidikan Kota Jambi. 5. Amirudin, S.pd, M.Pd, selaku Kepala sekolah SMK Negeri 4 Kota Jambi.


(8)

iv

Penulis berharap semoga tesis ini berguna bagi semua pihak terutama bagi insan – insan di dunia pendidikan dan semoga penelitian ini merupakan bagian dari proses dalam meningkatkan mutu pendidikan kita ke arah yang lebih baik. Amin ...

Medan, Maret 2014 Penulis

Delnedi Ziswan NIM. 8126132045 6. Bapak dan ibu guru SMK Negeri Kota Jambi.

7. Bapak dan ibu tercinta: Dahar Aziz dan Nirdahana yang selalu mendoakan penulis untuk selalu bersabar dan tabah, memberikan semangat dan dorongan moril kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Istri dan anak-anak saya tercinta: Hermala Dewi, Fadhila, dan Fatina yang selalu selalu bersabar dan tabah dan memberi motivasi kepada penulis sejak perkuliahan sampai akhir penyelesaian tesis ini.

9. Rekan – rekan mahasiswa program studi andministrasi pendidikan angkatan XXI konsentrasi Kepengawasan yang telah banyak memotivasi penulis dalam penyusunan tesis ini.


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRACT... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN . A.Latar Belakang……….….… 1

B.Identifikasi Masalah………. 10

C.Batasan Masalah……….…... 12

D.Rumusan Masalah……….………... 12

E. Tujuan Penelitian………...………...… 12

F. Manfaat Penelitian ………...……… 13

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Kajian Pustaka... 14

1.Pengertian Kemampuan Guru ……… 14 2.Kurikulum 2013 ………

a. Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013 ……… b. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi ……… c. Perencanaan Pembelajaran berdasarkan Kurikulum

2013………... 16 16 18

21 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………

a. Pengertian Rencana Pembelajaran

b. Komponen dan Sistematika RPP Kurikulum 2013 ……… c. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP kurikulum 2013…… d. Teknik Penyusunan RPP kurikulum 2013 ………....

24 24 25 27 29 4. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 dalam


(10)

vi

Pembelajaran …………..……… 33

5. Workshop ………. a. Pengertian Workshop……… b. Prosedur Pelaksanaan Workshop……… c. Peserta Workshop ………. d. Cara Menjamin Kesuksesan Workshop ……… 40 40 41 43 44 B.Kajian Penelitian Yang Relevan ……… 45

C.Kerangka Berpikir ………... 46

D.Hipotesis Tindakan... 48

BAB III. METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian... 49

B.Subyek Penelitian... 49

C.Desain Penelitian Tindakan... 49

D.Prosedur Tindakan Penelitian... 50

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 55

F. Teknik Analisis Data………..……… 57

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan………..………… 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

1. Siklus 1 ... 62

a. Hasil Obeservasi Pelaksanaan Siklus 1 ... 63

1. Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 63

2. Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 66

3. Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan Ke-3... 69

b. Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus 1... 72

2. Siklus 2... 75

a. Hasil Obeservasi Pelaksanaan Siklus 2 ... 75

1. Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ... 75

2. Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan Ke-2 ... 78

3. Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan Ke-3 ... 81

b. Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus 2 ... 84


(11)

vii

d. Rekapitulasi Hasil Data Angket Sikap Guru Pada Workshop

Menyusun RPP kurikulum 2013 Siklus 1 s.d Siklus 2 ... 91

B. Uji Keberartian Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun RPP melalui workshop antar siklus... 92 C. Pembahasan ... 94

D. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 99

B. Implikasi ... 99

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA... 103


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Format RPP Kurikulum 2013... 26

2.2 Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 dalam pembelajaran …... 34

3.1 Tahap-tahap kegiatan Penilitian Tindakan Sekolah (PTS) ... 51

4.1 Data kemampuan guru menyusun RPP Pra siklus ... 63

4.2 Data observasi guru memahami materi workshop siklus 1 pertemuan 1 ... 65

4.3 Data kemampuan guru menyusun RPP siklus 1 pertemuan 2 ... 68

4.4 Data kemampuan guru menyusun RPP siklus 1 pertemuan 3 ... 71

4.5 Data observasi guru memahami materi workshop siklus 2 pertemuan 1 ... 77

4.6 Data kemampuan guru menyusun RPP siklus 2 pertemuan 2 ... 80

4.7 Data kemampuan guru menyusun RPP siklus 2 pertemuan 3... 83

4.8. Data sikap guru menyusun RPP Kurikulum 2013 siklus 1 ... 88

4.9 Data sikap guru menyusun RPP Kurikulum 2013 siklus 2 ... 90

4.10 Rekapitulasi hasil data angket sikap guru menyusun RPP kurikulum 2013 siklus 1 s.d siklus 2 ... 91


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Penyusunan RPP kurikulum 2013 ... 30

3.1 Siklus Penelitian Tinadakan ... 50

4.1 Diagram Batang data kemampuan guru menyusun RPP Pra siklus ... 64

4.2 Diagram Batang Data Observasi Guru Memahami Materi Workshop Siklus 1 Pertemuan 1 ... 66

4.3 Diagram Batang Data Kemampuan Guru Menyusun RPP Siklus 1 Pertemuan 2... 68

4.4. Diagram Batang Data Kemampuan Guru Menyusun RPP Siklus 1 Pertemuan 3... 71

4.5. Diagram Batang Data Observasi Guru Memahami Materi Workshop Siklus 2 Pertemuan 1 ... 77

4.6. Diagram Batang Data Kemampuan Guru Menyusun RPP Siklus 2 Pertemuan 2 ... 80

4.7 Diagram Batang Data Kemampuan Guru Menyusun RPP Siklus 2 Pertemuan 3 ... 83

4.8. Diagram Batang Data Sikap Guru Menyusun RPP Kurikulum 2013 Siklus 1 ... 89

4.9 Diagram Batang Data Sikap Guru Menyusun RPP Kurikulum 2013 Siklus 2 ... 90


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Rencana Kerja Workshop 1 ... 106

2 Rencana Kerja Workshop 2 ... 113

3 TERM OF REFERENCE (TOR) Siklus 1 ... 121

4 Jadwal Pelaksanaan Workshop Siklus 1 ... 123

5 TERM OF REFERENCE (TOR) Siklus 2 ... 125

6 Jadwal Pelaksanaan Workshop Siklus 2 ... 127

7 Kisi-kisi Penilaian RPP Kurikulum 2013... 129

8 Instrumen Penelaahan RPP... 131

9 Daftar Wawancara (Pra Penelitian) ... 134

10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Workshop ... 135

11 Kisi-kisi Soal Materi Workshop ... 137

12 Butir Soal Materi-materi Workshop ... 139

13 Perhitungan Uji-t ... 148

14 Contoh Produk RPP yang dihasilkan Guru ....……… 150

15 Hasil Penilaian Telaah RPP ... 180


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peranan guru dalam menyelengarakan proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pentingnya peranan guru terhadap kemajuan pendidikan, pemerintah telah menetapkan bahwa pekerjaan guru menjadi sebuah profesi. Hal ini sesuai dengan UU No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru berkewajiban untuk membentuk dan mengembangkan peserta didik menjadi insan-insan yang berkualitas seperti yang diharapkan di dalam tujuan pendidikan nasional. Pasal 3 UUSPN No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai seorang guru yang profesioanal, guru harus memahami dan memiliki kemampuan yang memadai untuk merealisasikan tujuan pendidikan


(16)

2

nasional tersebut dengan cara memberikan layanan belajar yang bermutu bagi peseta didik sehingga peserta dapat berkembang ke arah tujuan pendidikan nasional. Guru harus memahami dengan baik akan apa yang harus dilakukannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru di bidang pendidikan. Ada tiga tugas utama yang harus dilakukan oleh guru yakni (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) menilai pembelajaran. Dari ketiga tugas utama yang harus dilakukan guru tersebut perencanaan pembelajaran memainkan peranan yang sangat vital karena pelaksanaan dan penilaian pembelajaran akan terlaksana dengan baik apabila guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik. Sebaliknya seorang guru akan gagal melaksanakan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran terhadap peserta didik jika tidak direncana dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Sagala (2010:29) bahwa untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, pendidik memulainya dengan menyusun rencana pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran atau rencana pembelajaran. Penyusunan perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum, karena menentukan langkah pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi belajar untuk peserta didik. Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru merupakan acuan atau pedoman tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sudjana (2012:34) juga mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah rancangan tentang apa yang akan dikerjakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan kata lain perencanaan pembelajaran adalah proyeksi atau perkiraan kegiatan yang akan dilaksanakan guru pada saat guru membelajar peserta didik. Lebih jauh dia


(17)

3

menambahkan bahwa perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan membuat perencanaan pembelajaran yang lengkap dan sistematis guru akan mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Perencanaan pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan menjadi hal yang amat penting yang harus dilakukan guru karena pembelajaran akan berjalan dengan efektif apabila dipersiapkan dengan perencanaan yang baik. Pembelajaran tidak akan mencapai keefektifitasnya apabila tidak pernah didesain atau direncanakan dengan baik. Yaumi (2013:4) menyatakan bahwa kefektifan pembelajaran merupakan suatu ukuran sejauh mana para guru menyadari tentang tanggung jawab mereka. Jika guru gagal mengelola rencana pembelajaran secara tepat, maka peserta didik pasti gagal untuk mencapai tingkat penguasaan yang dibutuhkan dan akhirnya pelaksanaan pembelajaran menjadi tidak efektif. Perencanaan pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP menjadi barometer apakah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru bisa mencapai hasil yang maksimal didalam membelajarkan peserta didik untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang diajarkan baik yang berkaitan dengan penguasaan kompetensi-kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan. Perencanaan pembelajaran yang dirancang guru harus difokuskan pada bagaimana upaya yang dapat dilakukan guru dalam memilih dan menentukan langkah-langkah yang tepat yang akan diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran. Penentuan langkah-langkah yang tepat tersebut harus dirancang untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mampu membuat peserta didik memperoleh pengalaman belajar maksimal selama


(18)

4

pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Sagala (2010:31) menyatakan bahwa pengalaman belajar akan melatih peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang dipelajari dan menguasai keterampilan yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Pengalaman belajar menujukkan aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik dalam berintraksi dengan objek belajar untuk mencapai kompetensi dasar, dan dapat dipilih sesuai dengan kompetensinya, dan dapat dicapai dalam kelas dan di luar kelas. Lebih jauh Sagala juga mengatakan bahwa bentuk pengalaman belajar bisa berupa mendemontrasikan, mempraktikkan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menganalisis, mengapliksikan dan lain sebagainya. Guru harus mampu membuat atau merancang RPP yang bisa membuat peserta didik terlibat secara aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dari penyusunan RPP adalah bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan guru di dalam merencanakan pembelajaran yang lengkap dan sistematis yang ditujukan agar terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik.

Dari kajian-kajian yang dipaparkan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran menjadi bagian yang terpenting yang harus dilakukan atau dibuat guru agar bisa terselenggaranya pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas. Perencanaan pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pelaksanaan pembelajaran dapat terselenggara secara optimal bagi peserta didik. Guru tidak akan mendapat hasil yang maksimal dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan apabila sebelum melaksanakan pembelajaran guru tidak membuat perencanaan pembelajaran yang baik. Sudjana (2012:35) menyatakan bahwa menjadi sebuah kesalahan besar


(19)

5

apabila pada waktu melaksanakan pembelajaran guru tidak membawa RPP apalagi jika guru tidak membuat RPP.

Kenyataan yang ditemukan dewasa ini masih banyak dari para guru pada satuan pendidikan yang belum memiliki kemamapuan yang memadai untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis. Kurangnya kemampuan guru tersebut bisa dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain; (1) kurangnya pemahaman guru tentang pentingnya perananan perencanaan pembelajaran. Guru masih banyak yang menggangap bahwa RPP sebagai syarat administrasi belaka yang harus dipersiapkan untuk kepentingan pengawasan baik yang dilakukan oleh kepala sekolah ataupun pengawas sekolah bukan untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga ada sebagian guru yang memilih jalan pintas untuk memiliki RPP seperti mengkopi langsung (Copy Paste) dari teman sejawat sekolah lain, penerbit buku, internet, dan lain sebagainya; (2) kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam membimbing dan membina guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun RPP. Guru jarang mendapatkan bimbingan yang terencana dan berkelanjutan dari pengawas tentang bagaimana cara menyusun RPP yang sesuai dengan standar yang dituntut kurikulum yang berlaku; 3) guru jarang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop tentang cara mengembangkan RPP. Jika guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop menyusun RPP, guru akan mendapatkan pemahaman yang baik tentang bagaimana cara menyusun RPP yang lengkap dan sistematis; dan (4) Pengawas sekolah jarang mau memeriksa secara mendetil apakah RPP yang dibuat guru telah sesuai dengan


(20)

6

standar yang ditetapkan kalau belum sesuai, pengawas berkewajiban untuk membimbing guru dalam menyempurnakan RPP yang dibuatnya. Hal ini sejalan yang dikatakan oleh Sudjana (2012:35) bahwa pengawas harus mengecek atau memeriksa apakah semua komponen yang ada di dalam RPP telah tercantum sesuai dengan standar yanng ditetapkan, dan pengawas wajib mengingatkan guru agar RPP dibuat lengkap dan sistematis. Apabila guru belum memahaminya menjadi kewajiban pengawas sekolah untuk mengarahkan dan menjelaskan pada guru.

Guru dituntut harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mampu menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 juga menuntut guru harus memiliki kemampuan untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Seperti yang telah dinyatakan di dalam permendikbud No 56 tahun 2013 yang berkaitan dengan standar proses bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. SMK Negeri 4 kota Jambi adalah salah satu dari beberapa sekolah yang ada di provinsi Jambi yang telah diberi kesempatan untuk menerapkan kurikulum 2013. Berhasil atau tidaknya implementasi kurikulum 2013 ini, tentu tidak terlepaskan dari bagaimana upaya yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan kurikulum tersebut kedalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu upaya yang


(21)

7

sangat penting untuk dilakukan guru sebelum proses pembelajaran dilaksanakan adalah membuat atau menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Guru harus mampu mendisain perencanaan pembelajaran yang mengacu pada komponen-komponen, sistematika, dan prinsip-prinsip pengembangan RPP kurikuklum 2013, agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Penerapan kurikulum 2013 pada SMK Negeri 4 Kota Jambi belum terlaksana secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru-guru di dalam kelas, belum menggambarkan karekteristik pembelajaran seperti yang diharapkan oleh kurikulum 2013. Salah satu penyebab utamanya adalah guru-guru belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan oleh peneliti, guru-guru SMK N 4 kota Jambi belum memiliki kemampuan yang memadai dalam menyusun RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis. Hal ini didasarkan pada: (1) Hasil wawancara, diperoleh data: a) hanya ada 4 orang guru yang telah mengukuti pelatihan kurikulum 2013, yakni wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris (masing-masing 1 orang). Menurut keterangan dari 4 orang tersebut bahwa pelatihan yang mereka ikuti belum sampai pada tahap membekali guru-guru tentang cara menyusun RPP kurikulum 2013 sehingga walaupun mereka telah mendapat pembekalan tentang kurikulum 2013 tetapi secara teknis mereka masih binggung untuk menyusun RPP kurikulum 2013, dan b) hasil wawancara dengan wakil


(22)

8

kepala sekolah bidang kurikulum dinyatakan bahwa hanya ada sekitar 40 % guru yang telah mengumpulkan RPP selebihnya belum karena guru-guru memberi alasan bahwa mereka belum memahami betul tentang cara membuat RPP kurikulum 2013, (2) dari hasil analisis dokumentasi terhadap RPP yang terkumpul, diperoleh data: a) RPP yang dibuat guru belum seutuhnya menggambarkan karekterisitik pembelajaran kurikulum 2013, b) RPP yang dibuat guru belum sepenuhnya memenuhi komponen-komponen dan sistematika RPP kurikulum 2013, c) guru belum memilki kemampuan yang memadai dalam mengembangkan kompenen-komponen yang ada dalam RPP kurikulum 2013, misalnya kurangnya kemampuan guru dalam: (1) membuat identitas Mata Pelajaran, (2) merumuskan indikator, (3) merumuskan tujuan pembelajaran, (4) memilih materi ajar, (5) memilih sumber belajar, (6) memilih model pembelajaran, (7) merancang skenario pembelajaran, dan (8) membuat bentuk penilaian kurikulum 2013, dan c) banyak RPP yang dimiliki guru merupakan hasil karya orang lain (copy paste).

Merujuk pada permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya tentang pentingnya untuk meningkat kemampuan guru di dalam menyusun RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis agar terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik pada satuan pendidikan maka perlu ada usaha yang sungguh-sungguh dan terencana yang harus dilakukan agar komptensi professional guru bisa berkembang secara optimal, terutama yang berhubungan dengan kemampuan guru menyusun RPP.

Melalui penelitian ini, peneliti memberi bantuan profesional kepada para guru SMK Negeri 4 kota Jambi dalam meningkat kemampuan mereka menyusun


(23)

9

RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis. Ada Banyak alternatif bantuan professional atau pembinaan guru yang dapat dilakukan dalam meningkat kompetensi professional guru seperti melalui pelatihan, lokakarya, workshop, coaching, supervisi , training, service education, pre-service, in-house training, lesson study, on the job training, dan sebagainya.

Model pembinaan guru yang dipilih dalam penelitian ini adalah workshop. Workshop merupakan model pembinaan guru yang dapat digunakan untuk membantu para guru menemukan solusi terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi dalam bidang pekerjaan yang mereka geluti. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukan oleh Suprijanto (2008:79) bahwa workshop adalah pertemuan orang yang bekerja sama dalam kelompok kecil, biasanya dibatasi pada masalah yang berasal dari mereka sendiri. Sedangkan menurut Notoatmojo (2003:63) workshop adalah suatu pertemuan orang-orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab dan ahli-ahli yang dapat membantu pendidik, guna membicarakan masalah mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri. Masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masalah yang dihadapi guru SMK Negeri 4 kota jambi yang belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menyusun RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis.

Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka peneliti mengangkat judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 melalui Workshop Pada SMKN 4 Kota Jambi..


(24)

10

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain: (1) Guru belum memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya untuk membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh persepsi guru yang mengangap bahwa RPP hanya sebagai syarat kelengkapan administrasi yang akan digunakan untuk kepentingan supervisi baik yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah, (2) guru belum memilki kemampuan yang baik dalam menyusun RPP kurikulum 2013. Hal ini dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas. Pengawas jarang membimbing dan membina guru secara terencana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, (3) RPP yang dibuat guru belum menggambarkan karekteristik pembelajaran yang dituntut kurikulum 2013, (4) masih banyak RPP yang dibuat guru belum sesuai dengan RPP kurikulum 2013 yang baku. komponen-komponen, sistematika, dan teknik menyusun RPP yang dibuat guru belum sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan (5) kemampuan guru menyusun RPP masih rendah karena guru jarang mendapatkan pelatihan atau workshop secara terencana dan sistematis dalam meningkatkan kemampuannya menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.

Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP tentu akan berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila guru belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membuat


(25)

11

perencanaan pembelajaran yang baik, maka perlu ada upaya untuk memberi bantuan profesional agar kemampuan guru menyusun RPP dapat ditingkatkan. Ada banyak alternatif bantuan profesional yang dapat dilakukan dalam meningkat kompetensi guru, seperti melalui pelatihan, lokakarya, workshop, coaching, supervisi, training, in-service education, pre-service, in-house training, lesson study, on the job training, dan sebagainya.

Peneliti memilih workshop sebagai bentuk bantuan profesional yang diterapkan dalam penelitian ini dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Peneliti menyakini bahwa workshop yang dilakukan terhadap guru akan efekktif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, antara lain: pertama, workshop merupakan suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah guru yang memiliki permasalahan yang relatif sama yang dipecahkan secara bersama dengan dibantu oleh ahli-ahli yang mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi guru. Kedua, kegiatan workshop biasanya diawali dengan mengidentifikasi atau merumuskan masalah yang dihadapi, menentukan cara untuk memecahkan masalah, dan menyediakan alat, metode, dan referensi yang memadai untuk mendukung kegiatan workshop dalam memberi solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada, dan ketiga, pelaksanaan workshop menerapkan dua strategi dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP, yaitu: memahami, dan mengerjakan, maksudnya adalah peneliti bersama pengawas memberi pemahaman terhadap guru tentang cara menyusun RPP yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, setelah guru memahami cara


(26)

12

menyusun RPP ditingkatkan kinerjanya untuk berlatih menyusun secara RPP secara lengkap dan sistematis.

C.Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan kemampuan guru menyusun RPP kurikulum 2013. Banyak teknik supervisi yang dapat diterapkan untuk meningkat kemampuan guru menyusun RPP, seperti melalui pelatihan, lokakarya, workshop, coaching, supervisi, training, in-service education, pre-service, in-house training, lesson study, on the job training, dan sebagainya. Peneliti memilih teknik workshop untuk dapat meningkat kemampuan guru SMK N 4 kota Jambi menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui workshop dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Negeri 4 kota Jambi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah workshop dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Negeri 4 kota Jambi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis.


(27)

13

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memperkaya khazanah mengenai berbagai jenis pelatihan-pelatihan yang dapat dikembangkan dan diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidik sehingga terselenggaranya pendidikan yang bermutu pada setiap satuan pendidikan atau sekolah di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi sekolah

1) Sekolah akan memiliki guru-guru yang profesional yang memiliki kemampuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis.

2) Sekolah akan memiliki guru-guru yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

b. Bagi guru

1) Guru akan memiliki pemahaman yang baik tentang cara menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

2) Guru akan memiliki kemampuan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis.


(28)

99

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, Peneliti dapat memberi simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru memahami materi-materi yang terkait dengan penyusunan RPP melalui workshop meningkat dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai pada siklus I, yaitu 44,22 meningkat menjadi 83,89 pada siklus II.

2. Kemampuan guru menyusun RPP melalui workshop meningkat secara signifikan dari pra siklus ke siklus I. Rata-rata nilai pada pra siklus, yaitu 47,72 meningkat menjadi 59,47 pada siklus 1.

3. Kemampuan guru menyusun RPP melalui workshop meningkat secara signifikan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai pada sikus I, yaitu 59,47 meningkat menjadi 90,00 pada siklus II.

4. Hasil penelitian tindakan menemukan bahwa workshop dapat meningkatkan kemampuan guru secara signifikan dalam menyusun RPP melalui workshop.

B. Implikasi

Beradasarkan simpulan dari penelitian ini, yang menyatakan bahwa kemampuan guru SMK N 4 kota Jambi menyusun RPP kurikulum 2013 meningkat setelah mengikuti workshop. Ini menunjukkan bahwa penerapan supervisi teknik workshop sangat baik untuk diterapkan dalam


(29)

100

meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.

Supervisi teknik workshop menjadi pilihan yang tepat bagi pengawas atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi, terutama dalam membimbing dan membina guru agar memiliki kemampuan yang memadai dalam menyusun RPP yang lengkap dan sistematis yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Pengawas atau kepala sekolah dapat menerapkan workshop dalam melatih guru menyusun RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis. Workshop akan sangat membantu pengawas atau kepala sekolah meningkat kemampuan guru menyusun RPP kurikulum 2013. Penerapan workshop kepada guru-guru dapat dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah dengan cara: (1) mengidentifikasi atau merumuskan masalah yang akan dibahas. Pada tahap ini, tindakan-tindakan yang dilakukan pengawas atau kepala sekolah adalah: (a) mengidentifikasi segala kekurangan yang terdapat pada RPP yang dibuat guru dengan menggunakan standar telaah penilaian RPP kurikulum 2013 dan (b) merumuskan pokok-pokok masalah yang teridentifikasi secara terperinci, misalnya pada bagian manakah kemampuan guru yang masih lemah apakah pada kemampuan membuat identitas Mata Pelajaran, merumuskan indikator, merumuskan tujuan Pembelajaran, memilih materi Ajar, memilih sumber belajar, memilih model Pembelajaran, merancang Skenario Pembelajaran, atau membuat bentuk penilaian, (2) menentukan cara memecahkan masalah. Pada tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengawas atau kepala sekolah adalah: (a) merumuskan masalah-masalah


(30)

101

pokok yang dihadapi guru saat menyusun RPP dan (b) menentukan solusi yang tepat untuk memacahkan masalah-maasalah yang ada, (3) menyediakan metode dan referensi yang memadai. Pada tahap, menyediakan metode. Pengawas atau kepala sekolah menerapkan motode yang variatif dalam melatih guru menyusun RPP, seperti; mengunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, latihan (drill), penugasan, persentasi,dan lain-lain. Pada tahap menyediakan referensi yang memadai dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP. Pengawas atau kepala sekolah menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan guru untuk menyusun RPP kurikulum 2013, seperti: silabus, buku model pembelajaran, permendikbud yang terkait dengan cara penyusunan RPP kurikulum 2013, permendikbud yang terkait dengan bentuk penilaian kurikulum 2013, materi-materi tentang pendekatan saintifik, dan lain sebagainya.

Jika lembaga pendidikan ingin meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013, maka sangat diperlukan untuk menerapkan workshop dengan cara melibatkan guru, kepala sekolah, pengawas, dan juga dinas pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan oleh dinas pendidikan agar supervisi teknik workshop dapat diterapkan adalah: (1) perlu adanya kerjasama yang bersifat kolaboratif antar guru, kepala sekolah, dan pengawas merealisasikan supervisi teknik workshop dan (2) perlu dilakukan penerapan supervisi teknik workshop secara terencana dan berkelanjutan dalam membimbing dan membina guru dalam menyusun RPP, sehingga guru memiliki kemampuan yang memadai dalam membuat perencanaan


(31)

102

pembelajaran agar terselenggara proses pembelajaran yang berkaulitas bagi peserta didik pada satuan pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan impilkasi penelitian ini, dapat diberikan beberapa saran:

1. Guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk selalu meningkatkan kemampuan menyusun RPP lengkap dan sistematis dengan cara mengikuti workshop.

2. Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik satuan pendidikan menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP.

3. Pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik pada satuan pendidikan menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP.

4. Kepala dinas kota Jambi memfasilitasi guru SMK N 4 kota Jambi yang telah mengikuti workshop pada penelitian ini untuk diikutkan sebagai tim pengembangan kurikulum tingkat kota Jambi.


(32)

103

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa.2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno.2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Kementerian Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Bahan Ajar Training of Trainer (TOT) Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasyah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemmis, S., & McTaggart, R.1982. The action research planner. Victoria, Australia: Deakin University Press.


(33)

104

Masnur Muslich.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir.1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:Gunung Agung.

Mummad Yaumi.2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Nana Sudjana.2012. Pemantuan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Binamitra.

Pat Roessle Materka.1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Piet A Sahertian.2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Presiden RI.2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Presiden RI.2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Rasimin Simbolon.2009. Meningkatkan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran IPA Melalui Workshop Di SMP Sub Rayon 35 Medan.. Tesis.PPs Unimed.

Rusman.2010. Model-Model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sri.Ningsih.2011. Upaya Kepala Sekolah Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan Membuat Perangkat Pembelajaran Melalui Workshop Di SMA Sub Rayon 5 Kota Medan. Tesis.PPs Unimed.

Sudjana.2010. Metode statistika. Bandung: Transito.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala.2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Syaiful Sagala.2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


(34)

105

Wina Sanjaya.2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa.2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno.2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Kementerian Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Bahan Ajar Training of Trainer (TOT)

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata

Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasyah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemmis, S., & McTaggart, R.1982. The action research planner. Victoria, Australia: Deakin University Press.

Masnur Muslich.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir.1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:Gunung Agung.


(36)

Mummad Yaumi.2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Nana Sudjana.2012. Pemantuan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Binamitra.

Pat Roessle Materka.1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Piet A Sahertian.2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Presiden RI.2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Presiden RI.2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Rasimin Simbolon.2009. Meningkatkan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran IPA Melalui Workshop Di SMP Sub Rayon 35 Medan.. Tesis.PPs Unimed.

Rusman.2010. Model-Model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sri.Ningsih.2011. Upaya Kepala Sekolah Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan Membuat Perangkat Pembelajaran Melalui Workshop Di SMA Sub Rayon 5 Kota Medan. Tesis.PPs Unimed.

Sudjana.2010. Metode statistika. Bandung: Transito.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala.2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta. Syaiful Sagala.2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Wina Sanjaya.2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(1)

pembelajaran agar terselenggara proses pembelajaran yang berkaulitas bagi peserta didik pada satuan pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan impilkasi penelitian ini, dapat diberikan beberapa saran:

1. Guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk selalu meningkatkan kemampuan menyusun RPP lengkap dan sistematis dengan cara mengikuti workshop.

2. Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik satuan pendidikan menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP.

3. Pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik pada satuan pendidikan menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP.

4. Kepala dinas kota Jambi memfasilitasi guru SMK N 4 kota Jambi yang telah mengikuti workshop pada penelitian ini untuk diikutkan sebagai tim pengembangan kurikulum tingkat kota Jambi.


(2)

103

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa.2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno.2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Kementerian Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Bahan Ajar Training of Trainer (TOT) Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasyah Aliyah. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemmis, S., & McTaggart, R.1982. The action research planner. Victoria, Australia: Deakin University Press.


(3)

Masnur Muslich.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir.1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:Gunung Agung.

Mummad Yaumi.2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Nana Sudjana.2012. Pemantuan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Binamitra.

Pat Roessle Materka.1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Piet A Sahertian.2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Presiden RI.2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Presiden RI.2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Rasimin Simbolon.2009. Meningkatkan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran IPA Melalui Workshop Di SMP Sub Rayon 35 Medan.. Tesis.PPs Unimed.

Rusman.2010. Model-Model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sri.Ningsih.2011. Upaya Kepala Sekolah Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan Membuat Perangkat Pembelajaran Melalui Workshop Di SMA Sub Rayon 5 Kota Medan. Tesis.PPs Unimed.

Sudjana.2010. Metode statistika. Bandung: Transito.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala.2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Syaiful Sagala.2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


(4)

105

Wina Sanjaya.2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

E. Mulyasa.2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno.2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Kementerian Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Bahan Ajar Training of Trainer (TOT)

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata

Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasyah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemmis, S., & McTaggart, R.1982. The action research planner. Victoria, Australia: Deakin University Press.

Masnur Muslich.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir.1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:Gunung Agung.


(6)

Mummad Yaumi.2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Nana Sudjana.2012. Pemantuan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Binamitra.

Pat Roessle Materka.1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Piet A Sahertian.2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Presiden RI.2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Presiden RI.2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Rasimin Simbolon.2009. Meningkatkan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran IPA Melalui Workshop Di SMP Sub Rayon 35 Medan.. Tesis.PPs Unimed.

Rusman.2010. Model-Model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sri.Ningsih.2011. Upaya Kepala Sekolah Meningkatkan Kompetensi Guru Keterampilan Membuat Perangkat Pembelajaran Melalui Workshop Di SMA Sub Rayon 5 Kota Medan. Tesis.PPs Unimed.

Sudjana.2010. Metode statistika. Bandung: Transito.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala.2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta. Syaiful Sagala.2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Wina Sanjaya.2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MELALUI SUPERVISI MODEL PENGEMBANGAN PADA SMA DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI.

0 2 48

KEMAMPUAN GURU IPA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII Kemampuan Guru Ipa Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas Viii Di SMP Se-Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 13

KEMAMPUAN GURU IPA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI Kemampuan Guru Ipa Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas Viii Di SMP Se-Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP (LOKAKARYA) PADA SMA DI KABUPATEN NIAS SELATAN.

0 4 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP (LOKAKARYA) PADA SMA DI KABUPATEN NIAS SELATAN.

0 6 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBIMBINGAN WORKSHOP KELOMPOK MGMP SEKOLAH | Wulan | Jurnal Teknodika 6776 14407 1 SM

0 0 12

ANALISIS KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DI KOTA SEMARANG DALAM MEMBUAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERDASARKAN KURIKULUM 2013

0 0 28

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 MELALUI SUPERMIK PINTER DI SMP BINAAN KABUPATEN SRAGEN

0 0 8

KEMAMPUAN GURU SMA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN CILACAP

0 0 13

KEMAMPUAN GURU SMA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN CILACAP - repository perpustakaan

0 1 35