Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan.

(1)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan

Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kelarutan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat utuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh : Gita Nur Fajriani

0902172

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Metode

Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan

Konsep Siswa pada Pembelajaran

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kelarutan

Oleh Gita Nur Fajriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gita Nur Fajriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu GITA NUR FAJRIANI

PENGARUH METODE DISCOVERY-INQUIRY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si NIP: 195810141986012001

Pembimbing II

Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si NIP: 19790626001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. H. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP: 196611211991031002


(4)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan”. Penelitian ini menyangkut tentang penguasaan konsep siswa pada materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan metode discovery-inquiry. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan konsep siswa pada materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu berdasarkan kelompok siswa, berdasarkan indikator pembelajaran yang dikembangkan, dan pada keseluruhan siswa kelas eksperimen jika dibandingkan dengan kelas kontrol, serta tanggapan siswa mengenai pembelajaran discovery-inquiry. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pretest-posttest nonequivalent control group design. Pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan metode discovery-inquiry, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum yang bersifat verifikasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung, yang terdiri atas 39 siswa kelas eksperimen dan 39 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen untuk kelompok tinggi termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 82,50%, sedangkan untuk kelompok sedang dan rendah termasuk ke dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 75,68% dan 75,00%. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada lima indikator pembelajaran yang dikembangkan berturut-turut sebesar 48,71% (kategori cukup), 100,00% (kategori sangat baik), 98,72% (kategori sangat baik), 60,26% (kategori cukup), dan 71,79% (kategori baik). Hasil uji statistik menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen yang memiliki persentase rata-rata 24,62%, lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki persentase rata-rata 3,59%. Siswa beranggapan bahwa pembelajaran dengan metode discovery-inquiry dapat membuat belajar menjadi lebih menarik, menyenangkan, memberi semangat, menyebabkan termotivasi, serta dapat lebih memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan untuk menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry pada materi kimia khususnya pada pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan karena metode discovery-inquiry terbukti mampu membangun penguasaan konsep siswa dengan baik.

Kata Kunci: Discovery-Inquiry, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan, Penguasaan Konsep Siswa,


(5)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research title is “Effect of Discovery-Inquiry Teaching Method on Student’s Concept Mastery in Topic Factors Affecting Solubility”. The research frame is

about student’s concept mastery in topic factors affecting solubility in which the

teaching learning process did using discovery-inquiry method. This research’s

aims are to get information about student’s concept mastery in topic factors affecting solubility according to student grouping, according to learning indicators, in all experiment group compared with control group, and student’s response about discovery-inquiry method. Research method is quasi experiment with pretest-posttest nonequivalent control group design. Experiment group treated by discovery-inquiry method while control group treated by verification experimental method. Subjects are two classes of 11th grade students from one of senior high school in Bandung, consists of 39 students as experiment group and 39 students as control group. Instruments used are writing test and interview questions list. Research outcome shows that average concept mastery of high group students is 82,50% included very good criteria, while medium and low group students included good criteria with the average score of 75,68% and

75,00%. Student’s concept mastery on five learning indicators in row are 48,71% (enough), 100,00% (very good), 98,72% (very good), 60,26% (enough), and 71,79% (good). Statistic test using Mann Whitney test shows that gain of student’s concept mastery in experiment group (24,62%) is significantly better than control group (3,59%). Students think that discovery-inquiry method can make the learning process interesting, fun, motivating, and can make them understand concept well. According to the research outcomes, it’s recommended to using discovery-inquiry method in chemistry topics, especially in topic factors affecting solubility, because discovery-inquiry method has proven can build student’s concept mastery full well.

Keywords : Discovery-Inquiry, Factors Affecting Solubility, Student’s Concept Mastery


(6)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK…………… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iii

DAFTAR ISI ……….... iv

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ………... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penetilitian ……….. 4

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Ranah Kognitif sebagai Tujuan Pembelajaran ……….. 7

2. Konsep dan Penguasaan Konsep ………... 10

3. Peranan Metode Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. 14 4. Metode Discovery-Inquiry a. Discovery ……… 16

b. Inquiry ……… 18

c. Discovery-Inquiry ………... 20

5. Deskripsi Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan 23 B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ……… 26

C. Kerangka Pemikiran ………... 28

D. Hipotesis Penelitian ……… 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 31

B. Desain Penelitian ……… 32

C. Metode Penelitian ………. 37

D. Definisi Operasional ………... 37

E. Instrumen Penelitian ………... 38

F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 39


(7)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Penguasaan Konsep Berdasarkan Kelompok Siswa ……… 43

B. Penguasaan Konsep Siswa pada Setiap Indikator Pembelajaran … 47 C. Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 54

D. Tanggapan Siswa terhadap Metode Discovery-Inquiry …………. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 65

B. Saran ……… 66

DAFTAR PUSTAKA ……….. 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 72


(8)

1

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2003). Perilaku belajar yang terjadi pada peserta didik (siswa) dapat dikenal dengan baik dalam proses maupun hasilnya. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).

Bloom mengklasifikasikan hasil belajar secara garis besar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Salah satu ranah yang paling mendapatkan sorotan pada setiap hasil pembelajaran adalah ranah kognitif. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual dan kemampuan dalam mengingat, berpikir, dan mengemukakan alasan (Nitko, 2007). Ranah kognitif diukur dari penguasaan konsep siswa setelah siswa belajar. Maka bila dilihat dari ranah kognitif, siswa berhasil belajar bila siswa telah mampu menguasai suatu konsep.

Metode pembelajaran yang tepat diperlukan agar pembelajaran menjadi efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai suatu konsep. Pembelajaran akan efektif apabila menggunakan metode yang berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, peranan siswa dalam pembelajaran lebih besar dibanding guru. Dalam metode pembelajaran yang demikian, siswa berperan lebih aktif, mereka adalah sebagai subjek pembelajaran. Mereka tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau sudah selesai untuk tinggal menghapal, tetapi diberi persoalan-persoalan yang membutuhkan


(9)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Salah satu metode yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah metode discovery-inquiry.

Discovery-inquiry adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Amien, 1987). Makmun (2003) mengemukakan bahwa dalam metode discovery-inquiry ini, siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan suatu konsep sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah (problem

solving techniques). Pembelajaran dengan metode discovery-inquiry akan

membuat siswa mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik serta dapat mengingatnya dalam waktu yang lama (retensi baik). Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry terdiri dari stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, dan generalisasi.

Metode discovery-inquiry terbukti oleh penelitian-penelitian sebelumnya, telah mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada beberapa materi kimia. Pada tahun 2009, Suliastyastuti melakukan analisis terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran minyak bumi dengan menggunakan metode discovery-inquiry. Pada tahun 2010, Nurmalasari melakukan analisis terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran efek Tyndall dengan menggunakan metode discovery-inquiry. Pada tahun 2011, Widyapristy melakukan analisis terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran sifat asam basa menggunakan metode discovery-inquiry. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, menunjukkan metode discovery-inquiry mampu meningkatkan penguasaan konsep pada materi-materi kimia SMA tersebut lebih baik secara signifikan dari metode konvensional.

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai penggunaan metode discovery-inquiry pada topik-topik kimia SMA tertentu, peneliti berkeinginan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode


(10)

3

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

discovery-inquiry terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Materi faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan sangat dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa mampu menggali sendiri pengetahuan berdasarkan pada pengalaman-pengalamannya, yang berarti pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dapat siswa dilakukan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

Alasan pemilihan materi kimia faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah karena biasanya pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan diajarkan dengan menggunakan metode yang berpusat pada guru, sehingga membuat siswa hanya mampu mengingat pelajaran sampai dilakukan tes, setelah itu siswa akan melupakan konsep tersebut. Sementara itu, topik faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan sangat penting dan digunakan pada kehidupan siswa sehari-hari, maka konsep yang didapatkan siswa di sekolah seharusnya dapat diingat dalam rentang waktu yang lama sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Dengan demikian, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu mengingat konsep untuk rentang waktu yang lama, karena siswa menemukan sendiri konsep tersebut, metode tersebut adalah discovery-inquiry.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery-inquiry untuk melihat penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Adapun judul yang diangkat oleh penulis yaitu “Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, teridentifikasi permasalahan mengenai metode pembelajaran yang biasanya digunakan dalam pembelajaran kimia di sekolah, terutama pada materi pokok faktor-faktor yang


(11)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi kelarutan, adalah metode yang berpusat pada guru. Akibatnya, dengan metode tersebut siswa hanya mampu mengingat pelajaran sampai saat dilakukan tes, setelah itu siswa akan melupakan konsep tersebut.

Sementara itu, topik faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan sangat sering digunakan di kehidupan siswa sehari-hari, maka seharusnya konsep yang siswa pelajari di sekolah mampu diingat dalam rentang waktu yang lama sehingga dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diperlukan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang dapat membuat siswa mampu mengingat konsep untuk rentang waktu yang lama karena siswa menemukan sendiri konsep tersebut, metode tersebut adalah metode discovery-inquiry.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan?”.

Permasalahan di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan?

2. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk setiap indikator pembelajaran pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan? 3. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa yang melakukan

pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry dibandingkan dengan metode praktikum yang bersifat verifikasi pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry?


(12)

5

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan informasi mengenai penguasaan konsep siswa yang melakukan pembelajaran discovery-inquiry untuk kategori tinggi, sedang, dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

2. Mendapatkan informasi mengenai penguasaan konsep siswa yang melakukan pembelajaran discovery-inquiry untuk setiap indikator pembelajaran pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

3. Mendapatkan informasi mengenai signifikasi perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa yang melakukan pembelajaran metode discovery-inquiry dibandingkan dengan metode praktikum yang bersifat verifikasi pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

a. Membentuk penguasaan konsep yang kuat mengenai materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, karena siswa menemukan konsep tersebut oleh dirinya sendiri.

b. Memberikan pengalaman belajar dengan melakukan tahapan-tahapan pembelajaran discovery-inquiry pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

c. Memberikan motivasi yang besar dalam belajar kimia karena pembelajaran discovery-inquiry yang dilakukan berdasarkan pada pengalaman siswa sehari-hari.


(13)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan pengetahuan mengenai penerapan metode pembelajaran discovery-inquiry yang dapat digunakan untuk aktivitas belajar yang berpusat pada siswa, khsusnya pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. 3. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian; Bab III Metode Penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran. Setiap bab terdiri dari bagian bab yang disusun secara terstruktur sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Bab I Pendahuluan terdiri dari lima bagian bab yaitu Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Struktur Organisasi Skripsi. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian terdiri dari empat bagian bab yaitu Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu yang Relevan, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. Kajian Pustaka yang disajikan terdiri dari Ranah Kognitif sebagai Tujuan Pembelajaran, Konsep dan Penguasaan Konsep, Peranan Metode Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar, Metode Discovery-inquiry, dan Deskripsi Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan.

Bab III Metode Penelitian terdiri dari delapan bagian bab yaitu Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data. Bab IV Hasil dan Pembahasan terdiri dari empat bagian bab yaitu Penguasaan Konsep Berdasarkan Kelompok Siswa, Penguasaan Konsep Siswa pada Setiap Indikator Pembelajaran, Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, serta Tanggapan Siswa


(14)

7

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Metode Discovery-Inquiry. Bab V Kesimpulan dan Saran terdiri dari dua bagian bab yaitu Kesimpulan dan Saran.


(15)

31

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan dari masing-masing aspek tersebut dideskripsikan secara sistematis sebagaimana penelitian ini dilaksanakan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada waktu pembelajaran materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan di sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian dilakukan. Dengan kata lain, alokasi waktu untuk materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah 78 orang siswa kelas XI semester 2, yang terdiri dari dua kelas yaitu 39 orang siswa kelas eksperiman dan 39 orang siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian siswa kelas XI semester 2 dikarenakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dipelajari pada kelas XI semester 2. Kedua kelas sampel yang digunakan diusahakan memiliki keadaan yang sama, sehingga jumlah siswa sebagai subjek penelitian dibuat sama pada kedua kelas.

Siswa pada kelas ekperimen dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran kimia sebelumnya yaitu kelompok yang memiliki keterampilan tinggi (kelompok tinggi), kelompok yang memiliki keterampilan sedang (kelompok sedang), dan kelompok yang memiliki keterampilan rendah (kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dihitung dengan


(16)

32

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghitung rata-rata nilai ulangan mata pelajaran kimia dan standar deviasinya (Arikunto, 2008). Rumus untuk mencari rata-rata (mean) sebagai berikut:

̅

(Reksoatmodjo, 2007)

Keterangan : ∑Xi = Jumlah skor n = Jumlah data Rumus untuk mencari standar deviasi adalah :

∑ ̅

(Reksoatmodjo, 2007)

Keterangan:

S : Standar deviasi XI : Nilai data

̅ : Nilai rata-rata : jumlah data

Siswa kelompok tinggi memiliki nilai ulangan harian > mean+SD; siswa kelompok sedang memiliki nilai ulangan harian mean+SD > (ulangan harian) > mean-SD; dan siswa kelompok rendah memiliki nilai ulangan harian < mean-SD. Berdasarkan perhitungan tersebut, pembagian kelompok siswa pada kelas eksperimen ini yaitu siswa kelompok tinggi sebanyak 4 orang, siswa kelompok sedang sebanyak 29 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak 6 orang (Lampiran B.5).

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dipilah karena penelitian yang dilakukan hendak membandingkan peningkatan hasil pembelajaran dari dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok subjek. Berdasarkan desain penelitian ini, dibutuhkan dua kelas subjek sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan, dan kelas kontrol yang tidak akan diberikan perlakuan. Kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas


(17)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol dipilih secara acak dari populasi yang homogen. Pada kedua kelas dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen mendapatkan perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran praktikum, terakhir pada kedua kelas dilakukan postes. Desain penelitian pretest-posttest nonequivalent control group design diilustrasikan dalam diagram di bawah ini.

G1 O1 X O2

G2 O1 O2

Keterangan:

G1 : Kelas eksperimen G2 : Kelas kontrol O1 : Pretes

O2 : Postes

X : Perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian (Wiersma, 2009)

Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama melakukan praktikum tetapi pada kelas eksperimen pratikum yang dilakukan termasuk dalam rangkaian tahapan-tahapan metode discovery-inquiry, sedangkan pada kelas kontrol praktikum yang dilakukan adalah praktikum yang bersifat verifikasi (pembuktian konsep).

Pada kelas eksperimen, praktikum dilakukan dalam rangkaian tahap-tahap pembelajaran discovery-inquiry. Tahap pertama yaitu stimulasi, pada tahap ini siswa diberikan permasalahan berupa artikel yang memuat masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar, masalah yang disajikan berkaitan dengan materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tahap kedua yaitu perumusan masalah, pada tahap ini siswa melakukan identifikasi masalah yang terdapat di dalam artikel. Masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, kemudian siswa membuat jawaban sementara atas pertanyaan tersebut (hipotesis). Tahap ketiga


(18)

34

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu pengumpulan data, pada tahap ini siswa mengumpulkan berbagai data untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis yang dibuat, salah satunya dengan melakukan praktikum. Tahap keempat yairu analisis data, pada tahap ini data yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum kemudian dianalisis oleh siswa sampai siswa menemukan kesimpulan dari data-data tersebut. Pengolahan data yang dilakukan sesuai kebutuhan siswa. Pada pembelajaran siswa menganalisis data dengan mengamati pola kecenderungan yang terjadi, serta sebab pola tersebut terjadi. Tahap kelima yaitu verifikasi, pada tahap ini siswa mengecek hipotesis awal apakah sesuai atau tidak dengan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil analisis. Tahap terakhir yaitu generalisasi, pada tahap ini siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan. Akhir dari tahap ini siswa menemukan konsep yang diharapkan secara utuh.

Pada kelas kontrol, pembelajaran diawali dengan penyampaian keseluruhan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oleh guru, maka sebelum melakukan praktikum siswa telah menerima konsep tersebut. Setelah itu barulah dilakukan praktikum sebagai pembuktian konsep. Praktikum yang akan siswa lakukan telah dirancang sebelumnya oleh guru, siswa hanya tinggal melakukan sesuai prosedur yang disediakan.

Pretes yang dilakukan sebelum pembelajaran digunakan untuk mengukur kesamaan keadaan dari kedua kelas, karena nilai pretes adalah variabel yang memiliki hubungan yang erat dengan variabel terikat (Wiersma, 2009). Nilai pretes juga bisa digunakan sebagai kontrol statistika sehingga kemudian setelah dilakukan postes, nilai gain bisa didapatkan. Perbedaan nilai gain pada kedua kelas menunjukkan pengaruh perlakuan yang diberikan.

Adapun alur penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Rincian tahap-tahap dari alur penelitian berdasarkan Gambar 3.2adalah sebagai berikut.


(19)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melakukan analisis standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi pelajaran kimia SMA kelas XI.

b. Melakukan kajian mengenai penguasaan konsep.

Pembahasan

Mengolah dan menganalisis data

Membuat kesimpulan penelitian Siswa mengerjakan pretest

Siswa mengerjakan posttes

Melaksanakan wawancara pada perwakilan tiap kategori siswa kelas eksperimen Kelas eksperimen melaksanakan

pembelajaran metode discovery-inquiry

Kelas kontrol melaksanakan pembelajaran metode eksperimen Menyusun instrument penelitian :

Tes Tertulis dan Pedoman Wawancara

Memvalidasi instrumen penelitian

Perbaikan instrumen penelitian Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi

kelarutan dengan metode discovery-inquiry

Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode eksperimen

Melakukan kajian metode discovery-inquiry Melakukan kajian

penguasaan konsep Menganalisis KTSP 2006

mengenai materi kimia

Menetapkan materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan

Melakukan kajian materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan

T a h a p P e r s i a p a n T ah ap Pe lak sa n an n T ah ap Pe n gola h an d an Anal is is Data


(20)

36

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Alur Penelitian

c. Melakukan kajian mengenai metode discovery-inquiry. Menetapkan materi larutan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian.

d. Melakukan kajian materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan.

e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry untuk kelas eksperimen, dan yang menggunakan metode eksperimen untuk kelas kontrol.

f. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes tertulis dan pedoman wawancara.

g. Melakukan validasi instrumen penelitian. h. Melakukan perbaikan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melaksanakan pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry untuk kelas eksperimen dan metode eksperimen untuk kelas kontrol, sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

c. Memberikan posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Melakasanakan wawancara terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi, sedang, rendah pada kelas eksperimen yang diteliti. Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran.


(21)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari pretest, posttest, dan dari hasil wawancara.

b. Menganalisis data hasil temuan penelitian. c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen dilipih karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengacakan sampel, melainkan menggunakan kelas utuh sebagai subjek penelitian. Pada kuasi eksperiman ini peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap sekelompok subjek. Perlakuan ditujukan untuk mengetahui pengaruh yang muncul setelah sekelompok subjek tersebut diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupkan penjabaran variabel dan kondisi yang terjadi pada penelitian (Wiersma, 2009). Variabel-variabel dalam penelitian ini menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry yang digunakan adalah jenis modified discovery-inquiry.


(22)

38

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa diperoleh berdasarkan nilai siswa menjawab soal-soal pada pretes dan postes.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tingkatan kelas siswa yang dijadikan subjek penelitian, sekolah lokasi penelitian, guru yang mengajar, dan materi pokok yang diajarkan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dan pedoman wawancara.

1. Tes Tertulis

Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tes dilakukan dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretes) dan pada akhir pembelajaran (postes) untuk mengukur penguasaan konsep siswa setelah mendapat pembelajaran discovery-inquiry pada kelas eksperimen dan pembelajaran praktikum pada kelas kontrol. Soal yang digunakan berupa sepuluh soal pilihan ganda (PG) yang dibuat berdasarkan lima indikator pembelajaran yang dikembangkan. 2. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa kelas eksperimen mengenai pembelajaran discovery-inquiry yang dilakukan. Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan desktiptif


(23)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kuantitatif (Sukmadinata, 2009). Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010).

Wawancara yang akan dilakukan termasuk wawancara terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum melakukan wawancara, peniliti menyiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa bebas memberikan jawaban atau penjelasan secara luas atau tidak dibatasi. Selama wawancara seluruh kegiatan direkam menggunakan alat perekam. Wawancara dilakukan kepada sebagian dari jumlah sampel yang mencakup siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen yang dilakukan adalah validasi instrumen. Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya. Validasi yang dilakuakan adalah validasi isi, yaitu derajat kesesuaian isi butir-butir soal dari suatu tes dengan karakteristik yang hendak diukur (Reksoatmodjo, 2007). Validasi isi diukur dengan menimbang kecocokan antara isi dan perilaku yang diukur oleh butir soal dengan isi dan perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan pembelajaran (Kartadinata, 1992). Validasi isi dilakukan dengan judgement (pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman, 2008), dengan demikian untuk menghasilkan tes dengan validasi tinggi instrumen pada penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan secara beberapa tahap yaitu pelaksanaan pretes, pemberian perlakuan, pelaksanaan postes, dan pelaksanaan wawancara terhadap siswa. Wawancara dilakukan setelah postes selesai diluar jam


(24)

40

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan siswa yang yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Maka dari itu pelaksanaan wawancara dilakukan setelah hasil pretes dan postes diberikan skor. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode discovery-inquiry serta untuk memperoleh keterangan dari beberapa perwakilan siswa atas data nilai pretes dan postes yang tidak dapat terungkap oleh soal-soal pretes dan postes.

H. Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan wawancara. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.

A. Pengolahan data tes tertulis

1. Penguasaan konsep siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen.

a. Mengelompokkan siswa kelas eksperimen ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.

b. Menghitung nilai pretes dan postes setiap kategori siswa siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.

c. Menghitung persentase nilai rata-rata tes per kategori siswa kelas eksperimen.

d. Menilai tingkat penguasaan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep.

Tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009) Nilai (%) Kriteria Kemampuan

81-100 Sangat Baik

61-80 Baik

41-60 Cukup


(25)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0-20 Sangat Kurang

2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk masing-masing indikator pembelajaran.

a. Mengelompokkan soal berdasarkan masing-masing indikator pembelajaran.

b. Menghitung nilai pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.

c. Menghitung persentase nilai rata-rata pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen.

d. Menilai tingkat penguasaan siswa per indikator pembelajaran berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep.

3. Peningkatan penguasaan konsep seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kunci jawaban.

b. Menghitung nilai pretes dan postes tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk persen.

c. Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep.

d. Menghitung gain tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Menghitung nilai gain rata-rata keseluruhan siswa, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

f. Mengolah data gain secara statistik untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol


(26)

42

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara keseluruhan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan tahapan sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya suatu data. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal, maka analisis statistik selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik. Sedangkan bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik nonparametrik. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : data terdistribusi normal H1: data terdistribusi tidak normal Pengambilan Keputusan:

Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika Sig. dengan probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

2) Uji Signifikansi

Berdasarkan uji normalitas, ternyata data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametris yaitu uji Two Independent Sample Test. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis adakah perbedaan yang signifikan untuk peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney. Uji ini untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan metode discovery-inquiry meningkatkan penguasaan konsep siswa berbeda secara signifikan dibandingkan dengan metode konvensional. Uji


(27)

Mann-Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Whitney dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut.

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan keputusan:

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.

B. Pengolahan data hasil wawancara

a. Mengubah hasil wawancara dari lisan menjadi tulisan. b. Menganalisis hasil wawancara.

c. Menggabungkan analisis hasil wawancara sebagai penunjang jawaban tes tertulis.


(28)

65

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, juga akan dikemukakan saran-saran untuk perbaikan penelitian dan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dihasilkan adalah:

1. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk kelompok tinggi termasuk kedalam kriteria sangat baik dengan nilai rata-rata 82,50%, sedangkan kelompok sedang dan rendah termasuk kedalam kriteria baik dengan nilai rata-rata 75,86% dan 75,00%.

2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen berdasarkan setiap indikator pembelajaran yang dikembangkan adalah indikator 2 dan 3 termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 100,00% dan 98,72%; indikator 5 termasuk kategori baik dengan rata-rata nilai 71,76%; indikator 1 dan 4 termasuk kategori cukup dengan rata-rata nilai 48,72% dan 60,26%. 3. Peningkatan penguasaan konsep siswa yang yang melakukan

pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry, yaitu sebesar 24,26%, secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum yang bersifat verifikasi, yaitu sebesar 3,59%.

4. Menurut siswa, pembelajaran discovery-inquiry yang dilakukan dapat membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, bersemangat, termotivasi, serta dapat lebih memahami materi yang dipelajari.


(29)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat dikemukakan adalah:

1. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan agar menyusun pembelajaran dimana seluruh siswa dapat melakukan tahapan pembelajaran yang sama secara merata agar seluruh siswa mampu menguasai konsep secara utuh.

2. Bagi pengajar, disarankan untuk menggunakan metode discovery-inquiry dalam pembelajaran kimia di kelas, terutama untuk materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, karena telah terbukti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan metode discovery-inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.


(30)

67

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al-Balushi, Sulaiman M., et al. (2012). “Omani Twelfth Grade Students’ Most

Common Misconceptions In Chemistry”. Science Educational

International. 23, (3), 221-240.

Alipandie, Imansjah. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Amien, M. (1979). Apakah Metode Discovery Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud. Amien, M. (1987). Mengajarkan Imlu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.

Amri, S. dan Ahmadi K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka. Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian (Edisi Revisi Kelima). Jakarta: Rieka Cipta.


(31)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bloom, B. S., et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain. White Plains, NY: Longman.

Bruckner, Monica. (2011). Inquiry and Discovery-based Project Within

Introductory Courses. [Online] Tersedia di:

http://serc.carleton.edu/NAGTWorkshops/undergraduate_research/intro.ht ml [28 Juli 2012].

Bruner. J. (1960). The Process of Education. MA: Harvard University Press. Carin, A. dan R.B. Sund. (1989). Teaching Science Through Discovery, Sixth

Edition. Colombus: Charles E. Mereill Book Inc.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penertbit Erlangga. Djaali dan Pudji Muljono. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Program Pascasarjana UNJ.

Firman. (2008). Peta Penelitian dalam Bidang Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Julianto, Teguh. (2009). “Improving Knowledge of Heredity Concept Using Discovery-Inquiry Method: An Example of Classroom Action Research.” International Journal of Educational Studies. 1, (2), 189-194.


(32)

69

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartadinata, Sunaryo. (1992). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Adira Bandung.

Kristanto, Vigih Hery dan Unika Widya Mandala Madiun. (2012). “Efektifitas Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kota Madiun untuk Pokok Bahasan Himpunan”. Seminar Nasional Matematika 2012. 434-443.

Lawson, A.E. (1980). AETS Year Book: The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio: Clearinghouse.

Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. McMurry, John, dan Robert C. Fay. Chemistry Fourth Edition. (2003). New

Jersey: Prentice Hall.

Mustachfidoh, et al. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditijau dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono”. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains. 3, 1-11.

Nitko, Anthony J. and Susan M Brookhart. (2007). Educational Assesment of Student. New Jersey: Pearson.

Nurmalasari, Rima. (2010). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Efek Tyndall dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi dapa FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Pabuccu, A. dan Geban O. (2006). “Remediation Misconceptions Concerning Chemical Bonding Through Conceptual Change Text”. Hacettepe University Journal of Education. 30, 184-192.


(33)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Premono, Shidiq, dkk. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Proyecto, Creando. (2011). Pembelajaran Discovery-Inquiry. [Online] Tersedia di: http://creando-proyecto.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-discovery-inquiry.html#chitika_close_button [1 Agustus 2013].

Qhisty, Febri Munda Aji, dkk. (2012). “Efektifitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011.2012”. Economic Education Analysis Journal. 1, (2), 1-6.

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.

Rudini, Asep. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sanger, M.J. (2008). “How does Inquiry-Based Instruction Affects Teaching

Majors, View About Teaching and Learning Science?”. Journal of Chemical

Education. 85, (2), 297-302.

Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Edisi Kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(34)

71

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sulistyastuti. (2009). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X pada Pembelajaran Minyak Bumi Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sutman, Frank, K., dkk. (2008). The Science Quest Using Inquiry/Discovery to Enchance Student Learning. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Surakhmad, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidijan Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Utomo, D.H. (1997). Penguasaan Konsep Udara Melalui Metode Percobaan dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar. Tesis PSS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Widyapristy, Fipit Febriani. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sifat Asam Basa Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Wiersma, Willian dan Stephen G. Jurs. (2009). Research Methods in Education: An Introduction 9th Edition. USA: Pearson.

Woolnough, Brian E. and Terry Allsop. (1985). Practical Work In Science. Inggris: Cambridge University Press.


(1)

66

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat dikemukakan adalah:

1. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan agar menyusun pembelajaran dimana seluruh siswa dapat melakukan tahapan pembelajaran yang sama secara merata agar seluruh siswa mampu menguasai konsep secara utuh.

2. Bagi pengajar, disarankan untuk menggunakan metode discovery-inquiry dalam pembelajaran kimia di kelas, terutama untuk materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, karena telah terbukti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan metode discovery-inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.


(2)

67

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al-Balushi, Sulaiman M., et al. (2012). “Omani Twelfth Grade Students’ Most

Common Misconceptions In Chemistry”. Science Educational

International. 23, (3), 221-240.

Alipandie, Imansjah. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Amien, M. (1979). Apakah Metode Discovery Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud. Amien, M. (1987). Mengajarkan Imlu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.

Amri, S. dan Ahmadi K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.

New York: Longman.

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka. Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian (Edisi Revisi Kelima). Jakarta: Rieka Cipta.


(3)

68

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bloom, B. S., et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain. White Plains, NY: Longman.

Bruckner, Monica. (2011). Inquiry and Discovery-based Project Within

Introductory Courses. [Online] Tersedia di:

http://serc.carleton.edu/NAGTWorkshops/undergraduate_research/intro.ht ml [28 Juli 2012].

Bruner. J. (1960). The Process of Education. MA: Harvard University Press. Carin, A. dan R.B. Sund. (1989). Teaching Science Through Discovery, Sixth

Edition. Colombus: Charles E. Mereill Book Inc.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penertbit Erlangga. Djaali dan Pudji Muljono. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Program Pascasarjana UNJ.

Firman. (2008). Peta Penelitian dalam Bidang Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Julianto, Teguh. (2009). “Improving Knowledge of Heredity Concept Using Discovery-Inquiry Method: An Example of Classroom Action Research.” International Journal of Educational Studies. 1, (2), 189-194.


(4)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartadinata, Sunaryo. (1992). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Adira Bandung.

Kristanto, Vigih Hery dan Unika Widya Mandala Madiun. (2012). “Efektifitas Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kota Madiun untuk Pokok Bahasan Himpunan”. Seminar Nasional Matematika 2012. 434-443.

Lawson, A.E. (1980). AETS Year Book: The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio: Clearinghouse.

Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. McMurry, John, dan Robert C. Fay. Chemistry Fourth Edition. (2003). New

Jersey: Prentice Hall.

Mustachfidoh, et al. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditijau dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono”. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains. 3, 1-11.

Nitko, Anthony J. and Susan M Brookhart. (2007). Educational Assesment of Student. New Jersey: Pearson.

Nurmalasari, Rima. (2010). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Efek Tyndall dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi dapa FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Pabuccu, A. dan Geban O. (2006). “Remediation Misconceptions Concerning Chemical Bonding Through Conceptual Change Text”. Hacettepe University Journal of Education. 30, 184-192.


(5)

70

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Premono, Shidiq, dkk. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Proyecto, Creando. (2011). Pembelajaran Discovery-Inquiry. [Online] Tersedia di: http://creando-proyecto.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-discovery-inquiry.html#chitika_close_button [1 Agustus 2013].

Qhisty, Febri Munda Aji, dkk. (2012). “Efektifitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011.2012”. Economic Education Analysis Journal. 1, (2), 1-6.

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.

Rudini, Asep. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sanger, M.J. (2008). “How does Inquiry-Based Instruction Affects Teaching

Majors, View About Teaching and Learning Science?”. Journal of Chemical

Education. 85, (2), 297-302.

Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Edisi Kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Gita Nur Fajriani, 2013

Pengaruh Metode Discovery-Inquiry Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sulistyastuti. (2009). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X pada Pembelajaran Minyak Bumi Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sutman, Frank, K., dkk. (2008). The Science Quest Using Inquiry/Discovery to Enchance Student Learning. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Surakhmad, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidijan Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Utomo, D.H. (1997). Penguasaan Konsep Udara Melalui Metode Percobaan dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar. Tesis PSS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Widyapristy, Fipit Febriani. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sifat Asam Basa Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Wiersma, Willian dan Stephen G. Jurs. (2009). Research Methods in Education: An Introduction 9th Edition. USA: Pearson.

Woolnough, Brian E. and Terry Allsop. (1985). Practical Work In Science. Inggris: Cambridge University Press.