KUALITAS INTERAKSI SOSIAL ATLET KARATE NOMOR KATA BEREGU KABUPATEN CIANJUR.

(1)

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL ATLET KARATE NOMOR

KATA BEREGU KABUPATEN CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

IRFAN DWI CHANDRA SASMITA 0900507

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 Penulis

Irfan Dwi Chandra Sasmita NIM. 0900507


(3)

ABSTRAK

“KUALITAS INTERAKSI SOSIAL ATLET KARATE NOMOR KATA BEREGU KABUPATEN CIANJUR”

IRFAN DWI CHANDRA SASMITA Pembimbing : 1. Dr. Mulyana, M.Pd.

2. Sagitarius, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur. Nomor kata beregu adalah nomor pertandingan karate yang memiliki peluang emas yang besar di setiap kejuaraan-kejuaraan, karena tidak semua dojo atau daerah memiliki sebuah tim kata beregu. Permasalahan dari setiap pelatih kata beregu adalah pelatih sering kali melatih aspek fisik, teknik, taktik tapi melupakan aspek dari psikologi atlet-atlet tersebut. Terlepas dari latihan aspek fisik, teknik dan taktik, kata beregu adalah sebuah tim yang dimana setiap individu nya akan berinteraksi. Sehebat apapun sebuah tim kata beregu jika tidak didasari dengan kualitas interaksi yang baik, hal ini akan menyebabkan dampak sebuah masalah yang besar. Dari pendapat diatas peneliti merasa perlu menkaji lebih dalam mengenai kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan instrumen penelitian berupa angket diberikan kepada 12 orang sampel, yang terdiri dari atlet karate yang mendapatkan juara 1 dan 2 di PORKAB Kabupaten Cianjur dalam nomor kata beregu. Kesimpulan penelitian ini adalah kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur memiliki keriteria sedang, hal ini lah yang menyebabkan kata beregu Cianjur sulit untuk menjuarai di Babak Kualifikasi Porda.

Penulis merekomendasikan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perbandingan dengan daerah lain sehingga akan terlihat efek kualitas interaksi sosialnya. Selain itu penelitian sebaiknya diakukan di daerah yang sering menjuarai nomor pertandingan kata beregu dengan daerah yang bukan unggulan dalam nomor pertandingan tersebut agar terbukti kontrasnya kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu. Dan metode penelitian sebaiknya tidak menggunakan metode persentase, karena hasilnya dianggap masih kasar.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..……….…... i

ABSTRAK.…... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ...viiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……...1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian………...4

D. Manfaat Penelitian...4

E. Struktur Organisasi Penelitian ... .5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Olahraga Karate….………...7

B. Interaksi Sosial…….………..20

C. Faktor-faktor yang melandasi berlangsungnya interaksi sosial...24

D. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial...………...25 E. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ……….26 F. Interaksi Ssosial dalam Olahraga Prestasi …...27


(5)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian …………... 32

B. Populasi dan Sampel………... 33

C. Variabel Terkait………...……... 34

D. Instrumen Penelitian ………...………... 35

E. Uji Validitas dan Reabilitas Angket ………... 38

1. Uji Validitas... 38

2. Uji Reliabilitas...40

F. Prosedur Pengolahan Data...42

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data...44

1. Deskriptif Data Penelitian...44

a. Inklusi...44

b. Kontrol...46

c. Afeksi...48

d. Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur Secara Keseluruhan...49

B. Pembahasan...51

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………...54

B. Saran ………...…...54

DAFTAR PUSTAKA ………...56

LAMPIRAN-LAMPIRAN...72


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kuda-kuda ……...66

2.2 Pukulan……….. ...67

2.3 Tangkisan………..………...68

2.4 Tendangan……….……….69

4.1 Gambar Data Sub Variabel Nilai Inklusi………...70

4.2 Gambar Data Sub Variabel Nilai Kontrol………...70

4.3 Gambar Data Sub Variabel Nilai Afeksi… ………...71

4.4 Gambar Data Variabel Kualitas Interaksi Sosisal Atlet Karate Nomor Kata Beregu……...71


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Angket...58

3.2 Skor menurut Skala Likert ...60

3.3 Hasi Analisis Item Interaksi Sosial………...60

3.4 Hasil Uji Relabilitas ………..62

3.5 Kisi-kisi Angket Penelitian...62

4.1 Persentase Data Sub Variabel Nilai Inklusi………...63

4.2 Persentase Data Sub Variabel Nilai Kontrol…………...64

4.3 Persentase Data Sub Variabel Nilai Afeksi ………...64

4.4 Persentase Data Variabel Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu ...65


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Uji Coba...72

2. Uji Validitas dan Reliabilitas...75

3. Angket Penelitian...77

4. Pengolahan dan Analisis Data Inklusi………...80

5. Pengolahan dan Analisis Data Kontrol…………...82

6. Pengolahan dan Analisis Data Afeksi ………...84

7. Pengolahan dan Analisis Data Kualitas Interaksi Sosial Secara Keseluruhan ………...86

8. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi dari Kampus...88

9. Surat Ijin Penelitian dari Kampus...93

10. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian dari Forki Kabupaten Cianjur………. 94

11. Kartu Bimbingan Skripsi ……….. 95


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga memiliki keterkaitan dengan ilmu terapan lain. Diantaranya adalah berkaitan dengan psikologi olahraga dan juga dalam dimensi sosial. Olahraga memiliki kompleksitas yang tinggi bila di tinjau dalam banyak hal. Olahraga terdiri dari olahraga yang bersifat prestasi, olahraga rekreasi dan juga educational sport atau pendidikan jasmani yang berada dalam lingkungan sekolah. Semua bagian dalam olahraga tentu memiliki kaitan dengan aspek psikologi dan sosial yang akan menjadi pendorong agar prestasi atau kemampuan dalam olahraga mampu berkembang lebih baik lagi, sehingga mampu menghasilkan prestasi olahraga dan mampu memasyarakatkan olahraga sehingga semua lapisan masyarakat mampu merasakan banyak manfaat olahraga yang pada akhirnya ke semuanya itu bisa membangun masyarakat yang tangguh dan berprestasi.

Sejalan dengan ilmu pengetahuan semakin maju, pemikiran manusia semakin berkembang. Demikian pula dibidang olahraga, manusia berolahraga tidak saja asal bergerak, tetapi mulai menghendaki tujuan untuk mencapai kemajuan dan memperoleh suatu hasil. Untuk memperoleh prestasi dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung seperti faktor latihan, bawaan (bakat), kondisi lingkungan dan lain-lain. Namun tidak setiap orang memiliki hasrat tinggi untuk meraih prestasi, Harsono (1988:252) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi yaitu: “1) Mencari dan mengatasi rasa stres, 2) Usaha untuk memperoleh kesempurnaan, 3) Status, 4) Kebutuhan untuk diakui menjadi anggota kelompok, 5) Hadiah-hadiah, 6) Kejantanan (masculinity), 7) Membentuk watak (character)”.

Setiap jenis olahraga memiliki ciri khasnya termasuk tuntutan psikologis. Untuk olahraga beladiri seperti Karate, dituntut keberanian dan kepercayaan diri (self confidence), sebab atlet harus dapat menunjukkan tempo reaksi yang cepat, kemampuan menyusun taktik yang sesuai dengan keadaan, kemandirian dan minat besar untuk memasuki kegiatan yang penuh resiko. Olahraga merupakan salah


(10)

2

satu kegiatan yang bisa membuahkan sebuah kegiatan interaksi sosial antara pelaku olahraga dengan penikmat olahraga ataupun semua orang yang terlibat dalam kegiatan olahraga. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan terarah akan memberikan manfaat yang menguntungkan bagi kesehatan. Memilih olahraga yang serba terarah dan teratur diharapkan seorang atlet berprestasi lahir.

Diantara banyak kegiatan olahraga yang di geluti dan di sukai oleh masyarakat, olahraga beladiri adalah olahraga yang tidak akan terlepas dari keseharian masyarakat Indonesia, karena olahraga yang bertujuan untuk mempertahankan diri dengan keadaan alam sangat di perlukan baik dari sisi kesehatan maupun fungsi integral dari beladiri. Diantara banyak olahraga beladiri yang berkembang dan diminati masyarakat, olahraga Karate merupakan salah satu olahraga yang cukup dikenal dan diminati masyarakat kita. Terbukti dengan semakin hari semakin banyak peminat olahraga ini. Meskipun bukan olahraga yang berasal dari negeri sendiri, namun peminatnya tidak pernah surut, hal ini terbukti dari anak-anak, hingga orang tua ikut menikmati olahraga ini. Hal ini terbukti juga dengan adanya kejuaraan-kejuaraan baik ditingkat daerah, provinsi, nasional hingga internasional yang melahirkan atlet karate yang handal.

„Karate adalah seni bela diri yang berasal dari jepang. Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan te berarti tangan, bila di gabungkan berarti tangan kosong‟ (Funakoshi,dikutip dari Sagitarius,2010:1). Dalam olahraga Karate terdapat tiga teknik utama, yaitu: kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan kumite (pertarungan). Diantara ketiga teknik utama tersebut nomor yang dipertandingkan dalam olahraga karate adalah nomor kata dan nomor kumite.

Latihan kihon (latihan gerak dasar) didalam olahraga beladiri karate merupakan latihan yang rutin dilakukan setiap kali latihan, karena kihon merupakan hal yang pokok yang berhubungan dengan keindahan gerak baik kata (jurus) ataupun kumite (pertarungan). Menguasai kihon akan membantu atlet dalam latihan, ujian maupun pada saat pertandingan, sehingga atlet dapat menyelesaikan dengan baik. Pada umumnya nomor-nomor yang dipertandingkan dalam olahraga beladiri karate diantaranya: kata untuk putra dan putri baik beregu


(11)

3

maupun perorangan, kumite untuk putra dan putri baik beregu maupun perorangan. Kata merupakan bentuk rangkaian teknik yang terdiri dari serangan dan tangkisan. Kata dalam istilah olahragawan adalah jurus, kata dalam karate bersifat baku yaitu gerakan dan alur gerakan (Embusen) sudah ditetapkan sehingga tidak dapat di rubah atau di modifikasi sesuai kehendak kita.

Meningkatkan prestasi para atlet di lingkungan keluarga dan masyarakat merupakan prestise. Karena dari tindakan berlatih dan bertanding yang dilakukan dapat mengembangkan minat, bakat, pengetahuan, dan keterampilan olahraga, yang pada akhirnya keterampilan itu dapat dimanfaatkan untuk memperoleh imbalan, baik berupa materi atau nama baik. Sebab dengan meningkatkan kemampuan atlet memberi pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kualitas lingkungan keluarga, masyarakat dan tingkat perekonomian.

Salah satu faktor penentu kesuksesan seorang atlet kata beregu adalah bagaimana mereka berinteraksi dalam tim maupun di luar timnya. Menurut Homans dalam Ali (2004:87) „Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok‟. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Menurut Joseph Mac Grath (2010:163) dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial menyoroti „interaksi sosial dari seluruh tingkah laku anggota kelompok saat kelompok melaksanakan kegiatannya‟. Alasan yang dikemukakan adalah kelompok itu pada dasarnya : (a) merupakan sistem hubungan sosial yang melibatkan individu secara aktif dalam suatu kegiatan; (b) kegiatan dalam kelompok adalah kegiatan yang diamati secara jelas.

Dalam nomor kata beregu pada cabang olahraga karate, harus terdapat interaksi dari setiap individunya. Interaksi merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan tim. Seperti yang di ungkapkan oleh Stanfeld Sargent (1981) dalam buku Teori–Teori Psikologi Sosial (2010:164) bahwa „it is most likely to accur in situation where an goal and cannot be attained by purely individual efforts‟.

Artinya, ini tampaknya lebih untuk menyetujui dalam situasi dimana suatu tujuan tidak dapat dicapai oleh usaha asli individu. Oleh karena itu dalam nomor


(12)

4

kata beregu memerlukan kerja sama dari setiap individunya, menurut S. Stanfeld Sargent (1981) dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial (2010:164) keja sama adalah „… is coordinated effort directed toward a share able goal‟.

Artinya, kerja sama adalah usaha yang dikoordinasikan yang ditujukan kepada tujuan yang dapat dipisahkan.

Mengacu pada penjelasan-penjelasan dan masalah-masalah yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu kabupaten Cianjur.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana penulis menguraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu kabupaten Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan tidak akan terarah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu kabupaten Cianjur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoretis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti atau bahan referensi dan rujukan bagi atlet, pelatih, dan pembina di daerah-daerah terhadap pengembangan pendidikan pada umumnya dan cabang olahraga karate pada khususnya.

2. Secara praktisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis, para pelatih dan atlet pada umumnya dalam menentukan dan menerapkan latihan yang efektif untuk mencapai kekompakan atlet kata beregu.


(13)

5

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013:10) maka sistematika penulisan laporan penelitian (Skripsi) yang akan disusun adalah sebagai berikut.

Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bab I berisi uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang penelitian, indentifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikasi penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II landasan teori, kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Bab ini membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi yang merupakan kerangka teoritis yang diterapkan dalam skripsi, serta posisi teoritik peneliti. Pada bab ini berisi tentang Kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur.

Bab III berisi tentang metode penelitian, bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian yang digunakan, termasuk komponen seperti lokasi penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, dan prosedur penelitian, serta teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian terdiri dari dua hal utama, yakni pengelolaan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis penelitian.

Bab V kesimpulan dan saran, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternative cara penulisan kesimpulam, yakni dengan cara butir demi butir, atau dengan cara uraian padat.


(14)

6

Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang memuat semua sumber tertulis(buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet).Serta lampiran–lampiran yang mendukung berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.


(15)

32

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan tentang Kualitas Interaksi Sosial Atlet Kata Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur, maka penulis perlu menentukan suatu metode penelitian yang tepat terhadap permasalahan tersebut. Untuk itu penulis menggunakan metode penelitian yang disebut metode deskripif.

Alasan penulis menggunakan metode deskrtiptif yaitu untuk memecahkan masalah yang penulis selidiki serta memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang dihadapi sekarang. Menurut Arikunto (2010:3) “penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Pendapat di atas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menjelaskan atau melukiskan keadaan subjek atau objek yang tertuju pada usaha-usaha menggambarkan suatu gejala-gejala secara lengkap terhadap masalah yang hendak diselidiki dan mempergunakan langkah-langkah atau prosedur yang tepat dengan maksud agar tujuan yang dimaksud dapat dipecahkan.

Metode deskriptif ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pelaksanaannya, diantaranya dengan teknik survai. Survai ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu penelitian mengadakan survai ke lapangan untuk melihat populasi dan sampel yang akan diteliti.


(16)

33

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil suatu data yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2012:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”, Sedangkan penjelasan mengenai definisi populasi menurut Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian”.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan subyek penelitian baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:118) yang dimaksud sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penjelasan

selanjutnya mengenai sampel dipaparkan oleh Arikunto (2010:174) yang menjelaskan

bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampel. Purposive sampling menurut sugiyono (2012:124) mengemukakan bahwa,

“Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan karakteristik tertentu”.

Kemudian langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.


(17)

34

Menurut arikunto (2010:183). Syarat-syarat dari teknik purposive sampel adalah sebagai berikut :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subyek diambil sebagai sampel yang benar-benar merupaka subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam penelitian ini penulis mengambil juara satu dan juara dua Porkab kabupaten Cianjur diantaranya: dua tim Kata beregu putra dan dua tim kata beregu putri sebagai sampel berjumlah 12 orang. Untuk lebih jelasnya, sampel disajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1: Sampel Penelitian

Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur

NO Nama Atlet Keterangan

1 Rahayu Kata beregu putri 1

2 April Kata beregu putri 1

3 Sarah Kata beregu putri 1

4 Tsany Kata beregu putri 2

5 Fitri Kata beregu putri 2

6 Nisa Kata beregu putri 2

7 Bayu Kata beregu putra 1

8 Gita Kata beregu putra 1

9 Ardi Kata beregu putra 1

10 Indra Kata beregu putra 2

11 Shendy Kata beregu putra 2

12 Cahya Kata beregu putra 2

C. Variabel Terkait

Secara teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Menurut F.N. Kerlinger yang dikutip oleh Arikunto (2010:159) Variabel adalah “sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep


(18)

35

jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran”. Sedangkan Sugiyono (2010:60)

variabel pada dasarnya adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut”.

Penelitian ini terdiri dari suatu variabel yaitu Interaksi Sosial, definisi dan oprasional diungkap agar tidak terjadi salah tafsir terhadap istilah yang digunakan. Variabel penelitian tersebut dijabarkan kedalam konsep-konsep variabel, indikator dan skala ukur pada Tabel 3.2 pada halaman 36.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dinilai akurat untuk memperoleh data penelitian dari sejumlah sampel yang telah ditentukan.

Menurut Sugiyono (2012:133) “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Artinya, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti”.

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner (angket). Penulis menggunakan skala sikap atau skala likert, Menurut Sugiyono (2012:134) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Sedangkan menurut Nurhasan dan Cholil (2007:349) bahwa : “skala likert disusun dari sejumlah pertanyaan -pertanyaan tentang suatu obyek, sebagian dari -pertanyaan itu mengekspresikan sikap menyenangkan dan sebagian lagi pertayaan-pertanyaan itu tidak menyenagkan”. Kuestioner menggunakan skala Likert untuk mengetahui jawaban responden atas pernyataan yang diajukan. Alternatif jawaban menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif . yang tertera pada halaman 36.


(19)

36

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Interaksi Sosial Berdasarkan Teori Schutz

Variabel Dimensi Indikator No. Soal

(+) (-) 1.Interaksi

Sosial

1.1 Inklusi 1.1.1 Berbagi Informasi 1.1.2 Saling menghargai 1.1.3 Rasa memiliki

1.1.4 Saling mempengaruhi

1 3 5 7 2 4 6 8 1.2 Kontrol 1.2.1 Memberi pengarahan kepada teman

1.2.2 Disiplin

1.2.3 Saling mengoreksi

1.2.4 Menjaga kontak dengan anggota tim 1.2.5 Bersifat terbuka

9 11 13 15 17 18 10 12 14 16 19 20 1.3 Afeksi 1.3.1 Memberi perhatian kepada orang lain

1.3.2 Menjaga hubungan baik

1.3.3 Memberikan pujian atas kelebihan yang dimiliki orang lain

1.3.4 Saling memberi dukungan

21 23 25 26 29 22 24 27 28 30 Tabel 3.3 Skala Likert

(Sumber : Sugiyono, 2013:136)

No Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

1 SS (Sangat Setuju) 5 5

2 S (Setuju) 4 4

3 R (Ragu-ragu) 3 3

4 TS (Tidak Setuju) 2 2


(20)

37

Butir-butir soal atau pertanyaan yang diberikan penulis kepada responden untuk diujicobakan berjumlah 30 butir soal, setelah dilakukan uji coba intrumen butir soal yang dinyatakan valid berjumlah 17 butir soal atau pertanyaan untuk tes Interaksi sosial. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan, sebagai berikut :

Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur. 1. Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data

Prosedur pengelolaan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data tentang interaksi sosial melalui pemberian angket kepada sampel

b. Menghitung skor dari setiap jawaban dan butir-butir soal, dengan program-program statistik.

c. Menganalisis dan menentukan seberapa besar Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur. Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data-data tersebut agar data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Adapun teknik perhitungan untuk masing-masing butir dalam angket menggunalan persentase.

2. Kuisioner (Angket)

Angket adalah pengumpulan data melalui pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dengan cara tertulis, dan disebarkan pada objek tertentu guna mendapatkan keterangan atau pendapat yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2012:199) menjelaskan bahwa “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab”. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila diteliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan pada responden secara


(21)

38

langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Menurut Riduwan (2012:71) menjelaskan:

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila respon memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Kemudian Riduwan (2012:71) menambahkan mengenai jenis angket. Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.

a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya

b. Angket Tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).

Penulis menggunakan metode ceklis atau daftar cek seperti yang sudah dituliskan di atas, agar lebih memudahkan penulis dalam penelitian.

E. Uji Cara Instrumen Angket

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan berkenan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang dapat diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pendapat ini diperkuat

oleh pernyataan Arikunto (2010 :211) yaitu :”bahwa yang dimaksud validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu


(22)

39

Uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment dengan bantuan software SPSS 20.0 for windows. Peneliti telah melakukan uji validitas, berikut hasil perhitungan uji validitas dari setiap item.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu

(Setelah Uji Coba)

No Item rhitung r tabel Keterangan

1 0,378 0,355 Valid

2 0,416 0,355 Valid

3 0,007 0,355 Tidak Valid

4 0,439 0,355 Valid

5 0,143 0,355 Tidak Valid

6 0,496 0,355 Valid

7 0,376 0,355 Valid

8 0,206 0,355 Tidak Valid

9 0,384 0,355 Valid

10 0,029 0,355 Tidak Valid

11 0,406 0,355 Valid

12 0,242 0,355 Tidak Valid

13 0,361 0,355 Valid

14 0,109 0,355 Tidak Valid

15 0,402 0,355 Valid

16 0,413 0,355 Valid

17 0,383 0,355 Valid

18 0,075 0,355 Tidak Valid


(23)

40

20 0,032 0,355 Tidak Valid

21 0,436 0,355 Valid

22 0,042 0,355 Tidak Valid

23 0,365 0,355 Valid

24 0,367 0,355 Valid

25 0,442 0,355 Valid

26 0,006 0,355 Tidak Valid

27 0,039 0,355 Tidak Valid

28 0,393 0,355 Valid

29 0,258 0,355 Tidak Valid

30 0,007 0,355 Tidak Valid

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang mengukur kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu menunjukkan 17 butir pernyataan layak dijadikan instrumen penelitian dan 13 butir pernyataan yang tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untk memilih jawaban-jawaban tertentu. (Arikunto, 2010 : 221). Sedangkan

menurut Sugiyono (2013:172) mengemukakan bahwa “Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan yang digunakan dalam beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Dengan demikian

reliabilitas berkaitan dengan keajegan data dari hasil tes.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus alpha yang tertera pada halaman 41.


(24)

41

( )

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

(Arikunto, 2010 : 239)

Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikan 10% kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid adalah dengan ketentuan :

Jika > rtabel maka dikatakan reliable

Sebaliknya jika rtabel maka dikatakan tidak reliabel.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terdapat 17 item pernyataan yang valid untuk dijadikan instrumen penelitian interaksi sosial. Dari hasil ujicoba instrumen melalui SPSS 2.0 , hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas (Setelah Uji Coba)

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Kualitas Interaksi Sosial

0,629 0,355 Reliabel

(Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa reliabiltas instrumen penelitian angket kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu diperoleh nilai r hitung = 0,629 , sedangkan r table = 0,355 yang diperoleh dari table r dengan n= 31, dan α = 0,05, dengan demikian instrument penelitan tersebut reliabel.


(25)

42

Berdasarkan ujicoba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka intrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

F. Prosedur Pengolahan Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data tersebut. Yang dimaksud metode analisis data dalam penelitian ini adalah cara pengolahan data yang telah terkumpul untuk disimpulkan. Untuk metode analisis data harus melihat alat pengambilan data yang dihasilkan. Dalam penelitian ini berbentuk riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak olahraga terhadap fungsi sosial siswa. Data yang dihasilkan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa angka-angka untuk memperoleh kesimpulan akhir. Menurut Sugiyono (2012:14), penelitian kuantitatif adalah

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pencarian presentase dilaksanakan untuk mengetahui status yang dipresentasikan dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menjelaskan permasalahan penelitian maka analisis yang digunakan adalah :

Modifikasi Dantes dalam www.pps.unud.ac.id Mi + 2 Sdi s.d Mi + 3 Sdi  Sangat Tinggi Mi + 1 Sdi s.d Mi + 2 Sdi  Tinggi

Mi – 1 Sdi s.d Mi + 1 Sdi  Sedang Mi – 2 Sdi s.d Mi -1 Sdi  Rendah


(26)

43

Dimana:

Mi = Mean Ideal = ½ x ( skor maksimal Ideal + skor minimal idiel)

SDi = Standar Deviasi Ideal = 1/6( skor maksimal ideal - skor minimal ideal ) Setelah diadakan interpretasi terhadap semua data yang diperoleh, maka data sudah bisa dianalisis.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif presentasi (DP) dengan rumus :

DP = Keterangan :

n = adalah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur adalah kriteria sedang, selanjutnya secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada aspek Inklusi dalam Kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria rendah.

2. Pada aspek Kontrol atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria sedang.

3. Pada aspek Afeksi dalam Kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria sedang.

B. Saran

Saran yang diajukan ditujukan untuk pembina, pelatih dan atlet pada cabang olahraga Karate, serta peneliti selanjutnya. Berikut adalah saran yang diajukan :

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga karate hendaknya, harus memahami faktor psikologi (mental) atlet dalam meningkatkan prestasi. Selain memperhatikan psikologi (mental), para pelatih atau pembina olahraga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti kondisi fisik, teknik dan taktik dalam meningkatkan prestasi atlet-atlet cabang olahraga karate


(28)

2. Bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor psikologis (mental), penulis menganjurkan untuk mencoba faktor psikologis (mental) yang dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga karate.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, Muzakki. (2012). Perbedaan Antara Kondisi Interaksi Sosial Pelaku Aktivitas Olahraga Dengan Pelaku Aktivitas Olahraga Anaerobil Di Sarana Olahraga Bima Cirebon. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gerungan. (1964). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hidayat, Yusuf (2008). Pengantar Pisikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Ibrahim, Rusli dkk. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Lestari, Anggi. (2011). Hubungan Interaksi Sosial Berdasarkan Teori Schutz Dengan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nakayama (1978) Best Karate Fundamentals. Japan: Kodansha International Ltd. Nakayama (1980) Best Karate Comprehensive. Jakarta: P.T Indira.

Nurhasan dan Cholil, Dudung Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nurhasan dan Hasanudin, Nidaul Hidayah. (2008). Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nur Alif, Dally. (2013). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kualitas Interaksi Sosial Tim Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sagitarius (2008). Modul Karate. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Santoso, Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Singgih Gunarsa dkk (1996). Psikologi Olahraga Teori dan Praktek. Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia.

Singgih Gunarsa dkk (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Gramedia.

Soekanto, Soerjono. (2004) Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.


(30)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tari Kusumawardani, Raden. (2012). Hubungan Kohevitas Dengan Interaksi Sosial Di Sekolah Pada Siswa SMA Program Akselerasi. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Wirawan, Sarlito. (2010). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

World Karate Federation. (2009). Competition Rules Version 6.1. Madrid.

Website

www.beritaduniapendidikan.com/baca/121/2013-09-09/home. tersedia

www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=modifikasi%20dantes%202001&source=we b&cd=2&cad=rja&ved=0CDAQFjAB&url=http://www.pps.unud.ac.id/the

sis/pdf_thesis/unud-117-1141990280-

bab%2520iii%2520metode%2520penelitian.pdf&ei=EUDVUs-OH8HSrQev9IHgBw&usg=AFQjCNF3llLqD84b7pqGL4bUpDIjx2trVw

&sig2=X3YKHEAIY1zIMiygOlJ86w tersedia


(1)

42

Irfan Dwi Chandra Sasmita, 2014

Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur

Berdasarkan ujicoba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka intrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. F. Prosedur Pengolahan Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data tersebut. Yang dimaksud metode analisis data dalam penelitian ini adalah cara pengolahan data yang telah terkumpul untuk disimpulkan. Untuk metode analisis data harus melihat alat pengambilan data yang dihasilkan. Dalam penelitian ini berbentuk riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak olahraga terhadap fungsi sosial siswa. Data yang dihasilkan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa angka-angka untuk memperoleh kesimpulan akhir. Menurut Sugiyono (2012:14), penelitian kuantitatif adalah

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pencarian presentase dilaksanakan untuk mengetahui status yang dipresentasikan dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menjelaskan permasalahan penelitian maka analisis yang digunakan adalah :

Modifikasi Dantes dalam www.pps.unud.ac.id

Mi + 2 Sdi s.d Mi + 3 Sdi  Sangat Tinggi Mi + 1 Sdi s.d Mi + 2 Sdi  Tinggi

Mi – 1 Sdi s.d Mi + 1 Sdi  Sedang Mi – 2 Sdi s.d Mi -1 Sdi  Rendah


(2)

43

Dimana:

Mi = Mean Ideal = ½ x ( skor maksimal Ideal + skor minimal idiel)

SDi = Standar Deviasi Ideal = 1/6( skor maksimal ideal - skor minimal ideal ) Setelah diadakan interpretasi terhadap semua data yang diperoleh, maka data sudah bisa dianalisis.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif presentasi (DP) dengan rumus :

DP = Keterangan :

n = adalah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai.


(3)

Irfan Dwi Chandra Sasmita, 2014

Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur adalah kriteria sedang, selanjutnya secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada aspek Inklusi dalam Kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria rendah.

2. Pada aspek Kontrol atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria sedang.

3. Pada aspek Afeksi dalam Kualitas interaksi sosial atlet karate nomor kata beregu Kabupaten Cianjur dengan kriteria sedang.

B. Saran

Saran yang diajukan ditujukan untuk pembina, pelatih dan atlet pada cabang olahraga Karate, serta peneliti selanjutnya. Berikut adalah saran yang diajukan :

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga karate hendaknya, harus memahami faktor psikologi (mental) atlet dalam meningkatkan prestasi. Selain memperhatikan psikologi (mental), para pelatih atau pembina olahraga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti kondisi fisik, teknik dan taktik dalam meningkatkan prestasi atlet-atlet cabang olahraga karate


(4)

2. Bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor psikologis (mental), penulis menganjurkan untuk mencoba faktor psikologis (mental) yang dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga karate.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.


(5)

Irfan Dwi Chandra Sasmita, 2014

Kualitas Interaksi Sosial Atlet Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, Muzakki. (2012). Perbedaan Antara Kondisi Interaksi Sosial Pelaku Aktivitas Olahraga Dengan Pelaku Aktivitas Olahraga Anaerobil Di Sarana Olahraga Bima Cirebon. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gerungan. (1964). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hidayat, Yusuf (2008). Pengantar Pisikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Ibrahim, Rusli dkk. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Lestari, Anggi. (2011). Hubungan Interaksi Sosial Berdasarkan Teori Schutz Dengan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nakayama (1978) Best Karate Fundamentals. Japan: Kodansha International Ltd. Nakayama (1980) Best Karate Comprehensive. Jakarta: P.T Indira.

Nurhasan dan Cholil, Dudung Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nurhasan dan Hasanudin, Nidaul Hidayah. (2008). Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nur Alif, Dally. (2013). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kualitas Interaksi Sosial Tim Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sagitarius (2008). Modul Karate. Bandung: FPOK/ IKIP Bandung.

Santoso, Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Singgih Gunarsa dkk (1996). Psikologi Olahraga Teori dan Praktek. Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia.

Singgih Gunarsa dkk (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Gramedia.

Soekanto, Soerjono. (2004) Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tari Kusumawardani, Raden. (2012). Hubungan Kohevitas Dengan Interaksi Sosial Di Sekolah Pada Siswa SMA Program Akselerasi. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Wirawan, Sarlito. (2010). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

World Karate Federation. (2009). Competition Rules Version 6.1. Madrid.

Website

www.beritaduniapendidikan.com/baca/121/2013-09-09/home. tersedia

www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=modifikasi%20dantes%202001&source=we b&cd=2&cad=rja&ved=0CDAQFjAB&url=http://www.pps.unud.ac.id/the

sis/pdf_thesis/unud-117-1141990280-

bab%2520iii%2520metode%2520penelitian.pdf&ei=EUDVUs-OH8HSrQev9IHgBw&usg=AFQjCNF3llLqD84b7pqGL4bUpDIjx2trVw

&sig2=X3YKHEAIY1zIMiygOlJ86w tersedia