IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA: Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan d

(1)

ATHI SETIANINGSIH, 2015

IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN

“CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA

IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS”

DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”,

“COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi

Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomi

oleh

NAMA : ATHI SETIANINGSIH

NIM : 1201116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS”

DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”,

“COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok

Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).

Oleh Athi Setianingsih S.Pd SPS UPI Bandung, 2003

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Athi Setianingsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

PENGESAHAN

ATHI SETIANINGSIH

IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA

DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok

Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).

PENELITIAN INI DISETUJUI OLEH :

Pembimbing I

Prof. DR. H. Eeng Ahman, MS NIP. 196110221986031002

Pembimbing II

DR. Kusnendi, MS NIP. 19601221984031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. DR. H. Eeng Ahman, MS NIP. 196110221986031002


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Implementasi Scientific Debate Methods

dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills, Communication Skills dan Leadership Skills

Siswa Dilihat Dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan prakarya (Studi quasi eksperimen

pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, April 2014 Yang membuat pernyataan,

Athi Setianingsih


(5)

ABSTRAK

Athi Setianingsih, 2014

Implementasi Scientific Debate Methods dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills,

Communication Skills dan Leadership Skills Siswa Dilihat Dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan prakarya (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical

thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode

Scientific Debate dan dengan menggunakan metode konvensional. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired samples test, independent samples test dan Wilk’s Lambda sedangkan uji statistik dilakukan dengan menggunakan MANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode Sciantific Debate dalam pembelajaran kewirausahaan dan prakarya dapat meningkatkan penguasaan variabel dependen.

Kata Kunci : Scientific Debate Method, critical thinking skills, communication skills, leadership skills, Kemampuan awal kewirausahaan.


(6)

ABSTRACT

Athi Setianingsih, 2014

Implementation Scientific Debate Methods To Improve Critical Thinking Skills, Communication Skills and Leadership Skills Ability Students Seen From Early Entrepreneurship and craft (quasi-experimental study on Entrepreneurship Subject and Topic craft class X Textile Waste Utilization in Sukabumi SMK). This study aims to determine whether there are differences in the control of "critical thinking skills", "communication skills" and "leadership skills" students on the subjects of entrepreneurship and learning the craft before and after using the Scientific Debate and using conventional methods. Hypothesis testing is performed using paired samples test, independent samples test and Wilk's Lambda whereas statistical tests performed using MANCOVA. The results showed that the implementation of the method Sciantific Debate in entrepreneurial learning and mastery of craft can increase the dependent variable.

Keywords: Scientific Debate Methods, critical thinking skills, communication skills, leadership skills, prior knowledge of entrepreneurship.


(7)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN...Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.

2.1. Teori Belajar Yang Mendasari Model Pembelajaran Problem Based Learning, Metode Scientific Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Teori-teori Belajar Psikologi kognitif .... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Teori-teori Belajar Psikologi KonstruktivismeError! Bookmark not defined. 2.2. Pendekatan Pembelajaran Scientific ... Error! Bookmark not defined.

2.3. Model Pembelajaran Problem Based LearningError! Bookmark not defined.

2.4. Metode Pembelajaran Scientific Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1. Pengertian Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2. Pengertian Metode Pembelajaran “scientific debate”Error! Bookmark not

defined.

2.4.3. Langkah-langkah pembelajaran/sequence dengan mengunakan metode scientific debate ... Error! Bookmark not defined.


(8)

2.5. SKILLS... Error! Bookmark not defined. 2.5.1. HARD SKILLS ... Error! Bookmark not defined. 2.5.2. Critical Thinking Skills ... Error! Bookmark not defined. 2.5.3. SOFT SKILLS ... Error! Bookmark not defined. 2.5.4.Communicatios Skills ... Error! Bookmark not defined. 2.5.5.Leadership Skills ... Error! Bookmark not defined.

2.6. Kemampuan awal ( Prior Knowledge) ... Error! Bookmark not defined.

2.7. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.8. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Tahap Alur Kerja Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4. Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

3.7. Instrumen Penelitian Dan Pengembangannya Error! Bookmark not defined.

3.8. Teknik Pengumpulan Data Dan Teknik Analisa DataError! Bookmark not defined.

3.9. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1. Hasil uji validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Hasil uji reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir SoalError! Bookmark not defined. 3.9.4. Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined. 3.10. Skenario Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .Error! Bookmark not defined.

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. SMKN 1 Kota Sukabumi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2. SMKN 3 Kota Sukabumi ... Error! Bookmark not defined.


(9)

4.2. Hasil Observasi Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan RPPError! Bookmark not defined.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1. Hasil Pre-Test dan Post-TestCritical Thinking skills siswaError! Bookmark not defined.

4.3.2. Hasil Pre-Test dan Post-TestCommunication skills siswaError! Bookmark not defined.

4.3.3. Hasil Pre-Test dan Post-TestLeadership skills siswaError! Bookmark not defined.

4.3.4. Penjelasan deskriptif Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap

critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa

Berdasarkan Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.

4.4. Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Sebaran Data Pre-Post testError!

Bookmark not defined.

4.4.2. Hasil Uji Paired-Samples t Test (Hipotesis 1)Error! Bookmark not defined. 4.4.3. Hasil Uji Paired-Samples t Test (Hipotesis 2)Error! Bookmark not defined. 4.4.4.Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Sebaran Data Gain Score . Error!

Bookmark not defined.

4.4.5. Hasil Uji Independent Samples t Test (Hipotesis 3)Error! Bookmark not defined.

4.4.6. Hasil Uji Asumsi MANCOVA ... Error! Bookmark not defined. 4.4.7. Hasil Uji Multivariat... Error! Bookmark not defined.

4.4.8. Hasil Uji Interaksi Metode dengan Kemampuan Awal Kewirausahaan/ Hasil Uji

Multivariat (Hipotesis 6)... Error! Bookmark not defined. 4.4.9. Hasil Uji Mean Differentiation Pairwise Comparisons (Hipotesis 7)Error!

Bookmark not defined.

4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1. Keaktifan siswa dalam debat ... Error! Bookmark not defined. 4.5.2. Keaktifan siswa dalam merespon arahan guruError! Bookmark not defined. 4.6. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.


(10)

5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Rekap Nilai Siswa Kelas X ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Jumlah Dan (%) Siswa Yang ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Daftar Rekap Skor Siswa Untuk Soal yang mewakili “critical thinking skills”Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 4 Daftar Rekap Hasil Observasi Communication Skills Siswa (Pra Penelitian)Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 5 Daftar Rekap Hasil Observasi Leadership Skills Siswa (Pra Penelitian)Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 Implementasi “Scientific Debate” Dalam PembelajaranError! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 “Consensus List Of CT Cognitive Skills And Sub-Skills” (Facione 1990, P. 6) (Rear:2010)

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 3 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4 Indikator Commnication Skills ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 5 Hasil Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 6 Indikator Leadership Skills ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 7 Hasil Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Pengaruh Implementasi Metode PembelajaranError! Bookmark not defined.


(11)

Tabel 3. 1 Data Jumlah Siswa Per Sekolah Yang Menjadi Objek PenelitianError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Ringkasan Masalah, Hipotesis, Hipotesis Statistik, Statistik Uji Dan Kriteria Uji (Kusnendi:2013) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 6 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 9 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 10 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Perbandingan Gain ScoreCritical Thinking Skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8 . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 24 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 25 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 26 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 27 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 28 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8 Error! Bookmark not defined.


(12)

Tabel 4. 30 Perbandingan Gain ScoreCommunication skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 31 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 32 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 33 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 34 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 35 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 36 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 37 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 38 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 39 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 40 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 41 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 42 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 43 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 44 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 45 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 46 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 47 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 48 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 49 Perbandingan Gain ScoreLeadership Skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 50 Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 51 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pre-Post testError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 52 Ringkasan Tabel Hasil Uji Homogenitas VarianError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 53 Ringkasan Hasil Uji Paired Samples Test (Uji Hipotesis 1)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 54 Ringkasan Hasil Uji Paired Samples Test (Uji Hipotesis 2)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 55 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Gain ScoreError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 56 Ringkasan Hasil Uji Ekualitas Varian Kesalahan LeveneError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 57 Ringkasan Hasil Uji Independent Samples Test (Hipotesis 3)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 58 Ringkasan Hasil Uji Ekualitas Matriks Kovarian BoxError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 59 Ringkasan Hasil Uji Multivariat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 60 Tabel Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Antar SubjekError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 61 Ringkasan Hasil Uji Multivariat Test (Uji Hipotesis 6)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 62 Nilai Rata-Rata Terestimasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 63 Komparasi Pasangan Nilai Rata-Rata Variabel Terikat (Pairwise Comparasions) Error! Bookmark not defined.


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Gambar Kerangka Pikir Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 1 Tahap Alur Kerja Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 2 Alur Kerja Pengolahan dan Analisis Data.... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 3 Design Debate In Class ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1. Pencapaian Critical Thinking Skills Siswa berdasarkan interaksi antara metode pembalajaran dengan berbagai tingkat Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2. Pencapaian Communication Skills Siswa berdasarkan interaksi antara metode pembalajaran dengan berbagai tingkat Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3. Pencapaian Leadership Skills Siswa berdasarkan interaksi antara metode pembalajaran dengan berbagai tingkat Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

A.1. Administrasi Penelitian

A.2. Dokumen Hasil Pra Penelitian A.2.1. Daftar Nilai Siswa

A.2.2. Kisi-Kisi dan Soal UTS

A.2.3. Lembar Observasi pra penelitian Communication Skills dan Leadership Skills

A.2.4. Soal dan Hasil Jawaban Siswa mengenai Communication Skills

A.2.5. Soal dan Hasil Jawaban Siswa mengenai Leadership Skills

C.1. Instrumen Penelitian C.2. RPP

C.3. Output SPSS Hasil Validitas Awal C.4. Output SPSS Hasil Validitas Final C.5. Output SPSS Hasil Reliabilitas Awal C.6. Output SPSS Hasil Reliabilitas Final

C.7. Output Anates Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Awal C.8. Output Anates Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Final

D.1. Lembar Hasil Observasi Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan RPP D.2.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban CT Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen

D.2.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban CT Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol D.3.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban COM. Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen D.3.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban COM. Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol D.4.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban LEAD. Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen D.4.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban LEAD. Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol

D.4.3. Hasil output spss versi 21 tentang pengaruh implementasi metode pembelajaran terhadap

critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa berdasarkan kemampuan awal kewirausahaan

D.5. Output SPSS Hasil Uji Normalitas Pre-Post Test Data

D.6. Output SPSS Hasil Uji Homogenitas Varian Kesalahan Levene Pre-Post Test Data D. 7. Output SPSS Hasil Uji Paired Samples Test-1


(15)

D. 9. Daftar Rekap Nilai Hasil Jawaban Siswa dan Gain Score Berd. Ka_Kwu D.10. Output SPSS Hasil Uji Normalitas Gain Score Data

D.11. Output SPSS Hasil Uji Ekualitas Varian Kesalahan Levene D.12. Output SPSS Hasil Uji Independent Samples Test

D.13. Output SPSS Hasil Uji Ekualitas Matriks Kovarian Box D.14. Output SPSS Hasil Uji Multivariat

D.15. Output SPSS Hasil Uji Pengaruh Antar Subjek

D.16. Output SPSS Hasil Uji Interaksi Variabel Dependen Dengan Variabel Independen Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan Dan Prakarya

D.17. Output SPSS Hasil Uji Estimasi Marginal Means Variabel Dependen Dengan Variabel Independen Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan Dan Prakarya


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu “kunci utama” yang menentukan

berhasil tidaknya suatu negara dari berbagai dimensi kehidupan. Karena pendidikan-lah yang bisa menjadikan seseorang “pintar” baik secara intelektual, emosional, social maupun secara spiritual. Dengan pendidikan maka bisa membuat suatu negara menjadi negara yang maju, negara yang bisa memimpin dunia, dan unggul dalam berbagai hal.

Mengingat begitu pentingnya esensi dari pendidikan baik secara umum maupun khusus, baik secara personal, interpersonal, social, maupun kenegaraan, maka mengelola pendidikan harus dilaksanakan dengan serius dan tidak

“gegabah”, selain itu, merujuk pada tulisan Hamzah dan Nina(2012, hlm 13),

yang menyatakan bahwa “Kurang tangguhnya bangsa Indonesia hari ini

merupakan akibat dari perjalanan pendidikan 20 sampai 25 tahun silam. Selama ini, kita kurang bersungguh-sungguh mengurus pendidikan, dan hari ini kita

tengah menuai dampaknya”.

Masalah pendidikan di Indonesia saat ini tengah menjadi pusat perhatian seluruh kalangan, terutama bagi pemerintah sebagai otoritas penentu kebijakan. Baik buruknya hasil pendidikan saat ini dapat dirasakan 20 sampai 25 tahun ke dapan, dengan kata lain, keberhasilan ataupun kegagalan yang dicapai oleh masyarakat Indonesia sekarang merupakan produk pendidikan 20 sampai 25 tahun yang lalu. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berada pada posisi yang memprihatinkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indeks Pembangunan Pendidikan untuk semua atau Education for all (EFA), menunjukkan angka yang terus merosot tiap tahunnya. Tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara turun dari tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Berdasarkan Indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO, posisi pendidikan Indonesia menunjukkan posisi yang lebih rendah yaitu pada peringkat ke 69, dibandingkan


(17)

dengan Brunei Darussalam yang menduduki peringkat 4 dan terpaut empat peringkat jika dibandingkan dengan Malaysia yang berada pada peringkat 65.

Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. Dalam RPJMN Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Selanjutnya, terkait upaya mendukung pembangunan ekonomi, pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi yang memainkan peran penting untuk meningkatkan daya saing regional, dalam Renstra Dikmen 2014 dikemukakan bahwa pendidikan dituntut agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki keterampilan teknis, intelektual, (hard skills)dan kemampuan untuk mengendalikan emosi, serta bekerjasama dalam tim yang dirangkum sebagai keterampilan lunak(soft skills).

Sebagaimana dikemukakan oleh Anita Dhir (2007), “hard skills are

about “being skills” (very importance)”, but “soft skills” are about “being effective” (more importance)”. Selajutnya Daniel Goelman (1998) berpendapat

“IQ and technical skills are important, but emotional intelligence is the sine qua non of leadership”. Kedua pendapat ini menyatakan bahwa antara hard skills

dengan soft skills merupakan kemampuan yang sama sama penting dan harus dimiliki oleh setiap orang sebagai hasil (output dan outcomes) dari pendidikan.

Selanjutnya, Syarif basir dkk. (2011) menuliskan tentang hasil penelitian

yang dilakukan di Harvard University bahwa “kesuksesan seseorang dalam bidang apapun yang sedang ia tekuni tak semata-mata karena kemampuan

intelektual yang dimiliki (bagian dari hard skills) namun juga kemampuan dalam mengelola emosi atau soft skills”. Bahkan secara gamblang penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh bagaimana

cara ia mengelola emosinya dan sisanya baru faktor yang bernama hard skills.


(18)

Strategi pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan hard skills dan

soft skills memilikikedudukan penting, karena merupakan bagian integral dari proses penilaian kemampuan berwirausaha, khususnya penilaian yang merupakan kunci keberhasilan dalam memperbaiki efektifitas proses pembelajaran.

Selanjutnya, Syarief Basir dkk. (2011) memiliki pendapat yang sama, ia menuliskan bahwa setiap orang memerlukan “soft skills” dan tidak hanya hard skills. Soft skills bisa mempengaruhi “hard skills” dan sebaliknya terlalu berbangga diri dengan “hard skills” yang dimiliki akan membuat “soft skills” menurun karena dianggap tidak penting.

Sedangkan menurut Purnomo (Sumargono:2011) sebelum menentukan strategi pembelajaran kewirausahaan guru harus mempertimbangkan faktor-faktor penting diantaranya: kebutuhan dasar anak, latar belakang anak, perkembangan kognitif anak, jenis dan kecakapan belajar, media dan sumber belajar, karakteristik materi pelajaran, karakteristik kurikulum dan lainnya.

Partnership for 21st Century Skills (Trisdiono) mengemukakan tema abad 21 yaitu; kesadaran global literasi keuangan, ekonomi, bisnis dan wirausaha; kesadaran sebagai warga negara; literasi kesehatan; dan literasi lingkungan.

Selanjutnya, dalam kurikulum 2013, yang menjadi “goal” atau tujuannya adalah agar pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa “critical thinking”, kemampuan berfikir kreatif “creative thinking”, serta dalam proses pembelajaran yang dilakukan harus mengandung unsur kebaruan “novelty”

Mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya merupakan salah satu mata pelajaran dengan konsep yang baru diterapkan pada siswa kelas X SMK. Sebagai mata pelajaran yang baru diperoleh siswa, tentunya menjadi tantangan bagi guru untuk memberikan image positif agar dapat menarik minat siswa terhadap mata pelajaran ini. Demikian pula dengan pelaksanaan pembelajaran, karena dianggap sebagai mata pelajaran baru, maka guru memandang bahwa metode yang paling tepat adalah dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa dengan memberikan ceramah dan meteri secara langsung.


(19)

Setelah berjalan beberapa bulan, nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang dilakukan di SMK menunjukkan angka yang kurang memuaskan sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1. 1

Daftar Rekap Nilai Siswa Kelas X Pelajaran Kewirausahaan & Prakarya

NO. ABSEN SISWA

NILAI KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA SMKN 1 SMKN 3 SMK MUH KKM = 75 KKM =74 KKM= 72 Kelas 1.1. Kelas 1.2. Kelas 1.1. Kelas 1.2. Kelas 1.1. Kelas 1.2.

1 65 70 70 70 70 70

2 55 85 65 80 65 65

3 70 70 80 70 80 60

4 70 70 60 65 60 60

5 65 85 65 80 65 65

6 75 75 75 75 75 75

7 70 70 70 70 70 65

8 65 65 70 70 70 70

9 80 80 65 65 65 65

10 85 85 80 80 80 85

11 70 70 75 75 75 75

12 60 55 60 60 60 55

13 70 70 70 70 70 75

14 85 85 80 80 80 70

15 55 65 70 70 70 70

16 65 65 65 65 65 70

17 85 85 80 80 80 70

18 65 70 75 75 75 85

19 70 70 75 60 75 85

20 60 60 85 85 85 75

21 70 60 65 65 65

22 85 70 35 35 35

23 65 65 85 70 85

24 65 70 50 80 50

25 85 70 80 70 80

26 75 60 85 65 85

27 75 85

80

28 80 60

Rata-rata kelas 70.89 71.07 70.58 70.74 70.58 70.50

Rata-rata Sekolah 70.98 70.66 70.54

Level Sekolah Tinggi Sedang Rendah

Jumlah siswa yang ≥ KKM 10 8 12 11 12 7 Persentase 35.71 28.57 46.15 40.74 46.15 35.00 Jumlah siswa yang belum lulus 18 20 14 16 14 13 Persentase 64.29 71.43 53.85 59.26 53.85 65.00

SUMBER: Lampiran A.2.1. Daftar nilai siswa yang telah diolah

Tabel 1.1. merupakan hasil rekap daftar nilai untuk siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian, siswa tersebut berasal dari tiga sekolah. Jika


(20)

dilihat dari rata-rata kelas, maka hampir semua sekolah memiliki angka di atas 70, tetapi jika dilihat dari jumlah siswa yang lulus atau memiliki nilai di atas KKM yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, maka hampir semua sekolah memiliki nilai ketuntasan belajar dibawah 65% , dan jika diakumulasikan, maka total ketuntasan belajar dari tiga sekolah adalah 38.71% sebagaimana tertuang dalam Tabel 1.2.

Tabel 1. 2

Jumlah Dan (%) Siswa Yang Lulus Dan Belum Lulus

Jumlah (%) Jumlah dan (%)siswa yang lulus *) 60 38.71

Jumlah dan (%)siswa yang belum lulus **)

95 61.29 Jumlah dan (%) Siswa 155 100.00 Ket: *) Jumlah total siswa yang nilainya di atas atau sama dengan KKM

**) Jumlah total siswa yang nilainya di bawah KKM

Dari Tabel 1.2. dapat dilihat bahwa sebanyak 61.29 % siswa memperoleh nilai dibawah KKM, dalam artian kemampuan kognitif siswa untuk mata pelajaran ini menunjukkan angka yang rendah. Angka ini masih berada di bawah batas kriteria ideal minimum, yaitu sebesar 75 %, sebagaimana dituliskan oleh Sanjaya (2011), bahwa ketuntasan belajar ideal untuk setiap indicator adalah 0 – 100 %, dengan batas kriteria ideal minimum 75%.

Selanjutnya menurut Mulyasa (2004: 99) seorang peserta didik tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.

Untuk kasus ini, maka peneliti akan mengambil kriteria ketuntasan belajar,

dengan batas KKM yang telah ditetapkan oleh guru di masing-masing sekolah


(21)

sehingga ketentuannya menjadi, pembelajaran di kelas dinyatakan berhasil jika

sekurang-kurangnya 85% siswa telah memiliki nilai di atas atau sama dengan

KKM yang telah ditetapkan oleh guru di masing-masing sekolah.

Jika dilihat per kelas, untuk masing-masing sekolah, maka dapat

disimpulkan belum ada satu kelas pun yang dapat dinyatakan berhasil dalam

kegiatan pembelajaran ini, karena hampir semua kelas masih memiliki persentasi

keberhasilan (siswa dengan nilai di atas atau sama dengan KKM) di bawah 85%.

Nilai yang diperoleh tersebut merupakan nilai yang diambil dari hasil ujian

tengah semester genap (UTS) dengan bentuk soal uraian. Setelah dianalisis

mengenai soal yang mewakili “critical thinking skills”siswa maka diperoleh hasil

untuk SMKN 1 soal nomor 1 dan 3, SMKN 3 soal nomor 2 dan 3, dan SMK

Muhammadiyah soal nomor 4 dan 5 (lihat soal lengkap dalam lampiran A.2.2.).

Mengenai ringkasan skor yang diperoleh siswa untuk soal yang mewakili “critical

thinking skills” dapat dilihat dalam Tabel 1.3.

Dari Tabel 1.3. terlihat bahwa persentase keberhasilan kelas untuk

perolehan skor siswa pada soal yang mewakili kemampuan berpikir kritis,

masing-masing untuk SMKN 1 soal nomor 1 dan 3, Kelas 1.1, 53.57% dan

43.57%; Kelas 1.2, 54.29% dan 44.29% ; SMKN 3 soal nomor 2 dan 3, Kelas

1.1, 55.56% dan 45.93%; Kelas 1.2, 55.38% dan 48.46%; SMK Muhammadiyah

soal nomor 4 dan 5, Kelas 1.1, 44% dan 43% ; Kelas 1.2, 47.69% dan 42.31%;

hal ini mengandung makna bahwa secara keseluruhan, siswa memiliki “critical

thinking skills” yang rendah.

Tabel 1. 3

Daftar Rekap Skor Siswa Untuk Soal yang mewakili “critical thinking skills” Tahun Pelajaran 2013/2014

Pelajaran Kewirausahaan & Prakarya

NO. ABSEN SISWA

NILAI UTS KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA

SMKN 1 SMKN 1 SMKN 3 SMKN 3 SMK MUH SMK MUH KELAS 1.1. KELAS 1.2. KELAS 1.1. KELAS 1.2. KELAS 1.1. KELAS 1.2. NO.1 NO.3 NO.1 NO.3 NO.2 NO.3 NO.2 NO.3 NO.4 NO.5 NO.4 NO.5 1 10 10 15 10 15 10 10 10 10 10 10 10


(22)

2 5 10 20 15 20 15 5 10 5 10 10 10 3 10 10 10 10 10 10 20 15 5 5 5 5

4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

5 15 10 20 15 20 15 10 10 10 10 10 10

6 15 10 15 10 15 10 15 10 15 10 15 10

7 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 15 20 9 20 10 20 10 5 10 5 10 5 10 15 20 10 20 15 20 15 20 15 20 15 20 15 15 10

11 15 10 15 10 15 10 15 10 15 10 15 10

12 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 10

13 15 10 15 10 15 10 15 10 15 10 10 10

14 20 15 20 15 20 15 20 15 10 10 10 10 15 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 15 10

16 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

17 20 15 20 15 20 15 20 15 10 10 10 10

18 5 10 20 15 20 15 20 15 15 20 10 10

19 10 10 10 10 10 10 20 15 15 20 10 10

20 5 5 5 5 20 20 20 20 15 10 5 10

21 15 10 15 10 15 10 15 10

20 15 22 20 15 20 15 5 5 5 5 15 10

23 10 10 15 10 15 10 20 20 5 5

24 10 10 5 15 20 15 10 10 15 10

25 20 15 10 10 10 10 20 15 15 10

26 20 15 10 10 10 10 20 20 15 10

27 20 10 20 15 20 15

28 15 15 5 5

Jumlah Skor

Maksimal*) 700 700 700 700 675 675 650 650 500 500 650 650 Jumlah Skor

Perolehan Siswa 375 305 380 310 375 310 360 315 220 215 310 275 (%) Keberhasilan 53.57 43.57 54.29 44.29 55.56 45.93 55.38 48.46 44.00 43.00 47.69 42.31

*) Skor maksimal untuk setiap soal adalah 25

SUMBER: Lampiran A.2.1. Daftar nilai siswa yang telah diolah

Selain itu, berdasarkan hasil observasi pra penelitian terhadap

communication skills siswa yang dilakukan oleh guru (lihat Lampiran A.2.3, no soal 1 s.d 9), menunjukkan hasil bahwa sebagian besar siswa belum memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, hal ini ditandai dengan sedikitnya siswa yang aktif bertanya, dan jika diberikan pertanyaan oleh guru, maka sebagian

siswa mengambil aksi “diam”, dengan kata lain siswa tidak memiliki keberanian

untuk menjawab pertanyaan ataupun mengemukakan pendapatnya di kelas atau

kemampuan komunikasi “communication skills” siswa masih rendah. Sedangkan


(23)

yang dilakukan terhadap siswa diperoleh hasil sebagaimana tertuang dalam Tabel 1.4.

Tabel 1. 4

Daftar Rekap Hasil Observasi Communication Skills Siswa (Pra Penelitian)

Sekolah Kelas

1 2 3 4 Jumlah

siswa

Y K T Y K T Y K T Y K T

Jumlah Jawaban

Siswa

SMKN 1 1.1 7 8 13 7 16 5 4 13 11 7 8 13 28

1.2. 5 8 15 7 16 5 3 14 11 7 6 15 28

SMKN 3 1.1 6 5 16 7 15 5 1 16 10 5 6 16 27

1.2. 7 4 15 6 13 7 3 16 7 2 8 16 26

SMK MUH

1.1 8 2 10 6 10 4 3 10 7 2 9 9 20

1.2. 5 9 12 6 12 8 1 13 12 7 6 13 26

(%) Jawaban

Siswa

SMKN 1 1.1 25 28.57 46.43 25 57.14 17.86 14.29 46.43 39.29 25 28.57 46.43 100

1.2. 17.86 28.57 53.57 25 57.14 17.86 10.71 50 39.29 25 21.43 53.57 100 SMKN 3 1.1 22.22 18.52 59.26 25.93 55.56 18.52 3.704 59.26 37.04 18.52 22.22 59.26 100

1.2. 26.92 15.38 57.69 23.08 50 26.92 11.54 61.54 26.92 7.692 30.77 61.54 100 SMK

MUH

1.1 40 10 50 30 50 20 15 50 35 10 45 45 100

1.2. 19.23 34.62 46.15 23.08 46.15 30.77 3.846 50 46.15 26.92 23.08 50 100

Jumlah Keseluruhan

Jawaban Siswa 38 36 81 39 82 34 15 82 58 30 43 82 155 (%) Jawaban Siswa 24.52 23.23 52.26 25.16 52.90 21.94 9.68 52.90 37.42 19.35 27.74 52.90 100

Sumber dari Lampiran A.2.4. yang telah diolah

Tabel 1.4. berisikan daftar rekap hasil observasi yang dilakukan pada siswa mengenai Communication Skills. Jika dilihat secara keseluruhan, persentase pencapaian keberhasilan untuk soal nomor satu mengenai kemampuan siswa dalam memahami pertanyaan dari orang lain, sebanyak 52.26% siswa menjawab tidak memahami, 23.23 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 24.52% siswa menjawab bahwa mereka memahami pertanyaan dari orang lain. Untuk soal nomor dua mengenai kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sebanyak sebanyak 21.94% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat, 52.90 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 25.16% siswa menjawab bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat. Untuk soal nomor tiga mengenai kemampuan siswa dalam menggunakan teknik yang sesuai untuk menyampaikan pendapat, sebanyak sebanyak 37.42% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik dalam menyampaikan pendapat, 52.90 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 9.68% siswa menjawab bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik dalam menyampaikan pendapat. Untuk soal nomor empat mengenai kemampuan siswa


(24)

untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak orang, sebanyak sebanyak 52.90% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak orang, 27.74 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 19.35% siswa menjawab bahwa mereka memiliki kemmpuan untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak orang.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi pra penelitian terhadap

“leadership skills” siswa yang dilakukan oleh guru, menunjukkan hasil bahwa

siswa masih belum memiliki jiwa kepemimpinan, diantaranya dapat dilihat dari

“self awareness” siswa (st. cloud state university department of residential life

student leadership; lihat Lampiran A.2.2., no soal 10 s.d 18). Sedangkan jika dilihat dari hasil observasi pra penelitian yang dilakukan pada siswa mengenai

“Leadership Skills” dapat dilihat dalam Tabel 1.5. Tabel 1. 5

Daftar Rekap Hasil Observasi Leadership Skills Siswa (Pra Penelitian)

Sekolah Kelas

1 2 3 4 Jumlah

siswa

Y K T Y K T Y K T Y K T

Jumlah Jawaban

Siswa

SMKN 1

1.1 6 10 12 7 13 8 0 16 12 7 3 18 28

1.2. 7 8 13 7 16 5 2 14 12 7 6 15 28

SMKN 3

1.1 5 6 16 7 15 5 0 16 11 6 5 16 27

1.2. 3 5 18 7 12 7 1 17 8 5 4 17 26

SMK MUH

1.1 4 7 9 5 11 4 2 9 9 4 7 9 20

1.2. 5 5 16 7 14 5 1 15 10 5 6 15 26

(%) Jawaban

Siswa

SMKN 1

1.1 21.43 35.71 42.86 25 46.43 28.57 0 57.14 42.86 25 10.71 64.29 100

1.2. 25 28.57 46.43 25 57.14 17.86 7.143 50 42.86 25 21.43 53.57 100

SMKN 3

1.1 18.52 22.22 59.26 25.93 55.56 18.52 0 59.26 40.74 22.22 18.52 59.26 100

1.2. 11.54 19.23 69.23 26.92 46.15 26.92 3.846 65.38 30.77 19.23 15.38 65.38 100

SMK MUH

1.1 20 35 45 25 55 20 10 45 45 20 35 45 100

1.2. 19.23 19.23 61.54 26.92 53.85 19.23 38.46 57.69 38.46 19.23 23.08 57.69 100

Jumlah Keseluruhan

Jawaban Siswa 30 41 84 40 81 34 6 87 62 34 31 90 155 (%) Jawaban Siswa 19.35 26.45 54.19 25.81 52.26 21.94 3.87 56.13 40.00 21.94 20.00 58.06 100

Sumber: Lampiran A.2.5. yang telah diolah

Tabel 1.5. berisikan daftar rekap hasil observasi yang dilakukan pada siswa mengenai Leadership Skills. Jika dilihat secara keseluruhan, persentase pencapaian keberhasilan untuk soal nomor satu mengenai kemampuan siswa dalam menjaga etika atau bersikap sopan dan santun saat berkomunikasi dengan orang lain, sebanyak 54.19% siswa menjawab tidak menjaga etika atau bersikap sopan dan santun saat berkomunikasi dengan orang lain, 26.45 % menyatakan


(25)

kadang-kadang, dan sebanyak 19.35% siswa menjawab bahwa mereka selalu menjaga etika atau bersikap sopan dan santun saat berkomunikasi dengan orang lain. Untuk soal nomor dua mengenai sikap siswa dalam menghargai orang lain terutama dalam hal kepemimpinan yan g dimilikinya, sebanyak sebanyak 21.94% siswa menjawab tidak suka menghargai orang lain terutama dalam hal kepemimpinan yang dimilikinya, 52.26 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 25.81% siswa menjawab bahwa mereka selalu menghargai orang lain terutama dalam hal kepemimpinan yang dimilikinya. Untuk soal nomor tiga mengenai perilaku siswa yang selalu mencari masukan dari orang lain, sebanyak sebanyak 40% siswa menjawab tidak selalu mencari masukan dari orang lain, 56.13 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 3.87% siswa menjawab bahwa mereka selalu mencari masukan dari orang lain. Untuk soal nomor empat mengenai kemampuan siswa untuk mengatur dan menggerakkan orang lain, sebanyak sebanyak 58.06% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan untuk mengatur dan menggerakkan orang lain, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 21.94% siswa menjawab bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengatur dan menggerakkan orang lain.

Melihat fakta yang tertuang dalam Tabel 1.4 dan Tabel 1.5, maka dapat disimpulkan bahwa communication skills dan leadership skills siswa masih rendah. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan, mengingat seharusnya generasi muda memiliki communication skills dan leadership skills yang tinggi, agar terbentuk suatu kepribadian mantap sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pembelajaran Kewirausahaan dan Prakarya yang dilakukan di kelas X SMKN 1, SMKN 3, dan SMK Muhammadiyah Kota Sukabumi, pembelajaran

“soft skills”menggunakan model terintegrasi yaitu menyatu dengan “hard skills”

artinya melekat dan terpadu dengan program kurikuler, kurikulum yang ada atau dalam pembelajaran yang ada atau dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh, baik dilihat dari nilai siswa sebagai salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur critical thinking siswa, maupun dilihat dari data yang diperoleh dari hasil observasi pra penelitian baik yang dilakukan oleh guru maupun langsung pada siswa untuk mengukur


(26)

masih rendah atau di bawah standar yang diharapkan. Sehingga muncullah pertanyaan yang akan dijadikan sebagai permasalahan dalam penelitian ini, yaitu;

Mengapa Critical Thinking Skills, Communication Skills, Dan Leadership Skills Siswa Untuk Mata Pelajaran Kewirausahaan Dan Prakarya Kelas X SMKN Kota Sukabumi Rendah ?

Rendahnya communication skills, leadership skills dan critical thinking

siswa dalam menempuh suatu pelajaran merupakan suatu masalah yang harus segera dicarikan solusinya, karena jika dibiarkan begitu saja, maka pembelajaran di sekolah tidak akan menghasilkan output dan outcomes yang diharapkan, dengan kata lain, akan menghasikan generasi penerus bangsa yang tidak berkualitas dan tidak kompeten.

Menurut Dimyati (Hastratudin:2010), proses belajar sebagai kegiatan yang interaktif hendaknya dapat menggarap semua domain kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai tindakan belajar dalam rangka keutuhan pribadi pebelajar. Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan adanya perbaikan dalam berbagai hal, diantaranya dalam penggunaan cara atau metode pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan cara bbiasa atau konvensional yang lebih menekankan pada teacher centred.

Selanjutnya, Oleinik T. (Hastratuddin:2010) menyebutkan bahwa pola pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kecerdasan emosional siswa adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berlangsung dalam konteks social.

Sementara, jika dilihat dari salah satu kelemahan kurikulum 2006 adalah;

“Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan

hard skills dan soft skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.

Perubahan kurikulum diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya, untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa


(27)

untuk aktif, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada (Wamendikbud).

OECD (2010: hlm. 58) mengungkapkan bahwa kemampuan atau skills

yang harus dimiliki oleh manusia meliputi; basic skills and digital age literacy; academic skills; technical skills; generic skills; communication skills, leadership skills (appropriate emotions and behaviours, multicultural awareness and understanding, receptiveness etc) and leadership skills. Sementara di Australia, terkenal dengan istilah generic skills, sebagaimana dikutip dari Amy Hasyn

(2012),”…In Australia this emphasis on generic skills is expressed as

employability skills in VET and graduate attributes in higher education. …Another main causal pathway through which family SES affects children’s educational outcomes is via cognitive abilities and technical abilities, also called “hard skills.”

Selanjutnya, studi Koster (Imam Farizi:2012) mengungkap bahwa dari pembentukan sikap, watak, dan kepribadian siswa, ternyata kurikulum pendidikan belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan oleh masyarakat.

Anne Marando (2012)menuliskan“Commonly referred to as “soft skills,”

interpersonal skills include traits such as leadership, communication, negotiation, problem-solving, and decision-making. Communication skills, leadership skills are largely intangible, not associated with a deliverable or a concrete output, and they are generally employed without the use of tools or templates”.

Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada penggunaan metode

pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki “critical thinking”

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa. Melihat fenomena yang

berkembang saat ini, pembelajaran diharapkan berorientasi pada siswa “student

centred” dengan menerapkan pendekatan scientific, diantaranya dapat menggunakan model Problem Based Learning, Project Based Learning, dan

Discovery Learning. Untuk penelitian ini akan dibatasi pada penggunaan model

Problem Based Learning. Pembelajaran dengan Problem Based Learning salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Scientific Debate. Sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan eksperimen untuk penggunaan


(28)

metode pembelajaran tersebut, yang diharapkan dapat menjawab permasalahan

yang dihadapi, yaitu dapat meningkatkan “critical thinking”, “communication

skills”, dan leadership skillssiswa.

Nealy (Siti Hamidah : 2004) menguatkan bahwa pembelajaran

communication skills, leadership skills menekankan pengalaman belajar yang melibatkan fisik, mental dan psychis siswa serta kemandirian belajar atau dengan kata lain pembelajaran communication skills, leadership skills akan berhasil manakala siswa digerakkan secara aktif untuk belajar.

Berkenaan dengan hai ini, Ruth Kennedy(2007), menuliskan bahwa keuntungan dari menerapkan metode debat dalam kelas adalah bahwa dengan metode debat yang diterapkan dalam kelas akan meningkatkan critical thinking skills, empathy, dan oral communication skills.

Selanjutnya, Akerman dkk. (2011) menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif menyarankan agar menggunakan metode debat dalam pembelajaran, karena akan meningkatkan critical thinking skills siswa. Selain itu, dengan ikut serta dalam berdebat, maka siswa akan terlatih dalam hal kemampuan untuk memimpinan (leadership skills), argumentation skills, including improved english when it is not their first language.

Menurut Ramdani (2013), “metode pembelajaran “Scientific Debate”, mampu menciptakan nuansa interactives yang diharapkan dapat memunculkan

collaborative learning, sehingga peran guru dalam kelas tidak lagi dominan tetapi berfungsi sebagai fasilitator yang akan berperan untuk mengarahkan dan membantu siswa”.

Selanjutnya, Ramadani (2013) menuliskan bahwa :

Metode pembelajaran ini berbasis teori konstruktivisme, dalam implementasinya, dicirikan dengan;

1. Menganut Pendekatan Ilmiah “Scientific Approach”

2. Menganut model pembelajaran berbasis masalah “Problem Based

Learning”

3. Berorientasi Pada siswa “student-centred”

4. Guru berperan sebagai fasilitator

5. Menganut system authentic assessment, sistem, penilaian yang bersifat menyatu dengan proses pembelajaran, serta


(29)

6. Siswa dan guru bersama-sama membentuk suatu “Learning

Community”.

Dalam rangka menunjang keberhasilan implementasi metode

pembelajaran “scientific debate”, untuk meningkatkan communication skills,

leadership skills dan critical thinking siswa, maka diperlukan suatu bahan ajar dan rencana pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, dalam tahapan mendesain dan mengembangkan bahan ajar serta pembelajaran diperlukan penekanan-penekanan dengan mempertimbangkan pemecahan masalah, menyadari adanya masalah dalam pembelajaran (learning obstacles), serta penggunaan metode pembelajaran dengan scientific debate.

Tom Bourner (1997) menuliskan bahwa metode pembelajaran “debate”

dan diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan ide dan informasi yang dimilikinya untuk kemudian diungkapkan dengan cara berkomunikasi dengan teman atau lawan debat nya.

Selain itu, menurut Winkel (dalam Santoso, 2009) kemampuan awal merupakan kemampuan yang diperlukan oleh seorang siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Kemampuan awal siswa dapat berpengaruh terhadap suatu proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Pratiwi dan Handika (2012:41, Goma 2013: 3), kemampuan awal akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran, kemampuan awal ini sangat penting bagi siswa dalam menerima pengetahuan baru. Harus ada hubungan yang continue dan komprehensif agar siswa dapat memahami suatu konsep pembelajaran secara runtut, yang selanjutnya kemampuan awal ini akan dijadikan sebagai pijakan untuk mempelajari pengetahuan sebelumnya.

Berdasarkan berbagai pendapat dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, untuk indicator hard skills

yang merupakan “cognitive abilities”, akan dibatasi dengan critical thinking, sedangkan untuk indicator soft skills akan dibatasi dengan Communications skills dan Leadership skills, yang diharapkan dapat meningkat dengan digunakannya


(30)

metode pembelajaran scientific debate yang dikontrol dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran dimulai.

Dengan demikian judul yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah; Implementasi “Scientific Debate Methods” dalam Meningkatkan “Critical Thinking Skills,” “Communication Skills” dan “Leadership Skills” Siswa

dilihat dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan Prakarya (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).

1.2. Rumusan Masalah

Dilihat dari penjelasan sebelumnya dan berdasarkan pendapat dan pandangan para ahli, dapat dilihat bahwa sebagian besar memiliki arah yang sama

mengenai penggunaan metode pembelajaran “Sciantific Debate” dapat

meningkatkan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership

skills” siswa. Hal ini sekaligus akan dijadikan sebagai batasan yang diadopsi dalam penelitian ini, sehingga perumusan masalahnya adalah :

1. Apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode Sciantific Debate.?

2. Apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menggunakan metode konvensional ?

3. Apakah peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan metode Sciantific Debate lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional ?

4. Apakah penerapan Sciantific Debate Methods berpengaruh terhadap


(31)

skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya ?

5. Apakah kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya berpengaruh

terhadap peningkatan pengusaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa ?

6. Apakah ada interaksi antara penerapan Sciantific DebateMethods dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dalam peningkatan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan

“leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan

prakarya?

7. Apakah peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dilihat dari interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan scientific debate methods lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional ?

1.3. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah;

1. Untuk mengetahui perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata

pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan menggunakan metode Sciantific Debate.

2. Untuk mengetahui perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata

pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional..

3. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan


(32)

metode Sciantific Debate dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.

4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Sciantific Debate Methods

terhadap peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya.

5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal kewirausahaan dan

prakarya terhadap peningkatan pengusaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa.

6. Untuk mengetahui interaksi antara penerapan Sciantific Debate Methods dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dalam peningkatan penguasaan “critical thinking skills”, “communication

skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya

7. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dilihat dari interaksi antara metode pembalajaran dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan scientific debate methods dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini memiliki manfaat sbb;

1. Kegunaan ilmiah

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu kependidikan, terutama dalam menentukan metode dalam proses pembelajaran.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai rujukan bagi guru kewirausahaan dan prakarya khususnya di Kota Sukabumi untuk dapat menggunakan


(33)

metode pembelajaran yang paling tepat disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 dan juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang mendukung.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” , dan siswa dapat menemukan cara belajar yang menyenangkan, serta dapat ikut terlibat dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Dinas Pendidikan

Sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas pendidikan kewirausahaan.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan desain eksperimen semu (Quasi

Eksperimen) dengan desain kelas control pre-test post-test. Penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak (Tim Puslitjaknov :2008). Sedangkan mengenai pengelompokkan

siswa ditentukan berdasarkan kategori tingkat kemampuan pelajaran

kewirausahaan dan prakarya (tinggi, sedang, rendah) dengan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific; model Problem Based Learning; metode

scientific debate untuk meningkatkan critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa.

Eksperimen kuasi (quasi experiment) adalah eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Proses perbandingan tergantung kepada kelompok pembanding tak setara yang berbeda. (Stouffer,1950 dan Campbell, 1957, dalam Dicky 2008).

Desain penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan tipe

quasi eksperimen, desain factorial 2 X 3, yang berarti dalam penelitian ini terdapat dua factor yaitu metode dan hasil belajar. Metode terdiri dari scientific debate methods yang akan dijadikan sebagai kelas threatment dan metode konvensional yang akan diterapkan pada kelas control; serta hasil belajar yang terdiri dari tiga hal yang diharapkan dapat meningkat setelah ada perlakuan yaitu


(35)

pengaruh antara metode pembelajaran terhadap critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa akan dikontrol dengan

kemampuan awal kewirausahaan yang akan dibagi menjadi tiga level, yaitu kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.1.

Tabel 3. 1

Desain Penelitian Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills

siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan

KELAS & Metode Pembelajaran

K. AWAL KWU&PRA

CRITICAL THINKING

COMMUNICATION SKILLS

LEADERSHIP SKILLS

CT COM LEAD

Eksperimen dengan SDM

TINGGI SEDANG RENDAH Kontrol

dengan KM

TINGGI SEDANG RENDAH

3.2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini akan mengambil siswa SMK kelas X di Kota Sukabumi, dengan subjek penelitian difokuskan pada 3 sekolah yaitu SMKN 1, SMKN 3, dan SMK Muhammadiyah. Dari tiga sekolah tersebut, masing-masing akan diambil 2 kelas, satu kelas akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan sebagai kelas control. Sehingga jumlah seluruh kelas eksperimen ada 3 dan kelas control ada 3.

Dalam pemilihan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas

treatment/eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan dengan cara random sampling yang bersifat intax sample (sampel apa adanya) mengingat dalam penelitian eksperimen ini sulit untuk mengelompokkan siswa secara bebas dan


(36)

terpisah dari rombel nya, karena akan merusak system yang sedang berjalan. Data kelas dan jumlah siswa yang akan diobservasi tertuang dalam tabel 3.2.

Tabel 3. 2

Data Jumlah Siswa Per Sekolah Yang Menjadi Objek Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah

SMKN 1 28 28 56

SMKN 3 26 27 53

SMK MUHAMMADIYAH 26 20 46

Jumlah 80 75 155

Dari table tersebut dapat dilihat jumlah total siswa yang akan diteliti adalah 155 siswa, yang termasuk ke dalam kelas eksperimen sebanyak 80 siswa, dan yang termasuk pada kelas control sebanyak 75 siswa.

3.3. Tahap Alur Kerja Penelitian

Tahap alur kerja penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah diawali dengan studi pendahuluan, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan studi literature yang dilanjutkan dengan pengembangan & validasi untuk bahan ajar, pendekatan pembelajaran, alat ukur penelitian, dan uji coba. Setelah itu, dilakukan tes kemampuan awal untuk pelajaran kewirausahaan dan prakarya dengan cakupan materi yang pernah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pemilihan subjek penelitian untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai treatment dengan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas kontrol yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pre test, setelah pre test, di kelas eksperimen dilakukan observasi dengan menggunakan metode pembelajaran scientific debate, dan di kelas control dilakukan pembelajaran seperti biasanya (konvensional). Setelah selesai observasi, langkah selanjutnya adalah melaksanakan test akhir atau post test yang dilanjutkan dengan analisis data, temuan dan kesimpulan & rekomendasi. Mengenai tahap alur kerja penelitian akan disajikan dalam gambar 3.1.


(37)

Studi Pendahuluan: Identifikasi masalah, Rumusan masalah, Studi Literatur, dll

Pengembangan & Validasi : Bahan Ajar, Pendekatan Pembelajaran, Alat ukur Penelitian, dan uji coba

Kemampuan awal Kewirausahaan dan prakarya

Pemilihan Subjek Penelitian

Pre Test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Post Test

Observasi

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan dan rekomendasi Temuan


(38)

3.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai Maret 2014, dengan perincian sebagai berikut;

 08 Okober 2013 - 20 Desember 2013 : Tahapan Persiapan

 06 Januari 2014 - 03 Maret 2014 : Pelaksanaan Pembelajaran (Pretest, Pembelajaran, posttest)

 03 Maret 2014 - 07 April 2014 : Pengolahan dan analisis data serta penulisan laporan

3.5. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini melibatkan tiga jenis, yaitu: 1. Variabel independen; metode “Scientific Debate”

2. Variabel dependen; "critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills”.

3. Variabel kontrol; kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran

Kewirausahaan dan Prakarya, yang dikategorikan ke dalam tingkatan tinggi, sedang dan rendah.

3.6. Definisi Operasional

1. Scientific Debate Methods

Metode Scientific Debate merupakan metode yang menekankan nilai perdebatan sebagai metode mengajar yang mengasah siswa dalam hal penalaran, analisis, dan keterampilan berargumentasi dalam berdebat dengan temannya. (Ziegelmuller)

Metode Scientific Debate merupakan format yang sangat baik dalam belajar untuk diskusi kelompok dan dengan mudah disesuaikan dengan situasi di mana pengajar bertanggung jawab untuk kelompok-kelompok diskusi. Metode Scientific Debate dapat meningkatkan berpikir kritis, komunikasi yang efektif, dan kerja sama tim. (UNESCO)

Using debates in the classroom provides students the opportunity to explore real-world topics and issues. Debates also engage students through


(39)

self reflection and encourage them to learn from their peers. Finally, debates prepare students to be more comfortable engaging in dialogue related to their beliefs as well as their areas of study. (Lauser, D)

2. Critical thinking

Critical thinking merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang keilmuan (Dennis E. Coates, 2006).

Critical Thinking sebagai tujuan, “self-regulatory” penilaian yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan, serta penjelasan dari bukti, konseptual, methodsological, criteriological, atau konseptual pertimbangan atas mana penilaian yang didasarkan" (Facione, 1990 ; Emily: 2011);

Chance, seorang ahli psikologi kognitif mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argument, dan memecahkan masalah (Huitt).

3. Communications skills

Communication Skills adalah proses dua arah untuk mencapai saling pengertian, di mana peserta tidak hanya saling bertukar (encode-decode) informasi tetapi juga menciptakan dan berbagi keilmuan atau konsep. (Hamid 2003)

Communication Skills adalah pertukaran multidimensi dan kompleks antara orang-orang. Hal ini dapat didefinisikan dalam berbagai cara tergantung pada pengaturan, konteks, sifat atau fokus penelitian, lingkungan, atau budaya. Pei mencatat bahwa komunikasi didasarkan pada nilai-nilai simbolik yang menyatakan kata, suara, sikap tubuh, menulis, dan menggambar. Lebih lanjut Pei menyatakan bahwa semua akumulasi pengalaman mentransmisikan antara faktor individu, generasi, era, ras, dan budaya dalam beberapa bentuk seperti lisan, tertulis, sikap tubuh, atau simbolik (James Johnson)


(40)

4. Leadership skills

Leadership Skills digambarkan sebagai "proses pengaruh sosial di mana satu orang dapat meminta bantuan dan dukungan orang lain dalam pemenuhan tugas bersama", meskipun ada definisi alternatif kepemimpinan.

Leadership skills merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagai contoh, beberapa memahami pemimpin hanya sebagai seseorang yang orang mengikuti, atau sebagai seseorang yang membimbing atau

mengarahkan orang lain, Sementara yang lain mendefinisikan

kepemimpinan sebagai "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama".(Wikipedia.org)

5. Kemampuan awal Kewirausahaan

Kemampuan awal (prior knowledge) sebagai keseluruhan

pengetahuan aktual seseorang yaitu (1) telah ada sebelum pembelajaran,(2) terstrukturisasi dalam skemata, (3) sebagai pengetahuan deklaratif dan prosedural, (4) sebagian eksplisit, (5) mengandung pengetahuan isi dan pengetahuan metakognitif, (6) dinamis di alam dan tersimpan dalam basis pengetahuan awal. (Dochy, 1996; Masril dkk,2013).

3.7. Instrumen Penelitian Dan Pengembangannya

Dalam penelitian ini akan digunakan enam macam instrumen, yang terdiri dari;

1) Tes Kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya,

2) Lembar observasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP, digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan RPP. Lembar observasi ini diisi oleh guru pendamping.

3) Pre test dan post test yang berhubungan dengan materi pelajaran untuk mengukur critical thinking siswa

4) Pre test dan post test yang berhubungan dengan communication skills, leadership skills siswa, berupa skala yang menggambarkan


(41)

communication skills, leadership skills siswa sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran.

5) Lembar observasi siswa, digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui gambaran kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan metode

scientific debate. Lembar observasi ini diberikan pada guru.

Dari semua instrument yang akan dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu telah dilakukan uji coba tes yang dilakukan di SMKN 3 Kota Sukabumi. Mengenai validitas isi dan validitas muka untuk instrumen pre-post test communication skills dan leadership skills, lembar observasi siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran telah disetujui oleh dosen pembimbing. Dengan hasil semua instrument dinyataka valid dan dapat dipergunakan dalam penelitian

Selanjutnya, berikut adalah deskripsi mengenai pengembangan masing-masing instrumen;

1) Tes Kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya yang terkait langsung dengan materi ajar untuk mengukur kemampuan awal siswa. Tes ini diberikan pada tahan persipan untuk mengetahui klasifikasi siswa yang memiliki kemampuan tingkat tinggi, sedang dan rendah untuk mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya. Tes kemampuan awal diberikan dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 20 soal. Sedangkan mengenai materinya adalah materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa, meliputi konsep dasar kewirausahaan, yang terdiri dari pengertian, sikap dan perilaku wirausahawan, serta keberhasilan dan kegagalan wirausahawan.

Mengenai keriteria penilaian yang akan dilakukan adalah, setiap soal memiliki skor 5, sehingga untuk penskorannya dilakukan dengan mangalikan jumlah jawaban yang benar dengan angka 5, misal, jika siswa berhasil menjawab 15 pertanyaan dengan benar, maka nilai siswa adalah 15 X 5 = 75.

Kisi-kisi yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam membuat soal untuk tes kemampuan awal Kewirausahaan dan Prakarya dapat dilihat dalam Lampiran C.1.


(1)

 Sebagai apersepsi untuk memotivasi siswa berpikir kritis, diingatkan kembali tentang : fenomena yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan limbah tekstil

 Menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

b. Tes Kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya sebanyak 16 soal

berbentuk Multiple choice. (25 menit)

c. Pre test untuk soal yang mengukur Critical Thinking Skills sebanyak 5 soal berbentuk uraian, soal yang mengukur Communication Skills sebanyak 9 soal berbentuk skala sikap (model Linkert), dan soal yang mengukur Leadership Skills sebanyak 9 soal berbentuk skala sikap (model Linkert). (45 menit)

d. Kegiatan Penutup; review dan setiap kelompok diberikan tugas untuk mengumpulkan informasi dari berbagai media mengenai kasus yang terdapat dalam soal untuk mengukur critical thinking skills yang akan diperdebatkan pada pertemuan selanjutnya sesuai dengan tugas yang telah diberikan. (20 menit)

Pertemuan kedua

a. Kegiatan pembukaan; Presensi/ Apersepsi. (10 menit)

 Peserta didik dan guru bersama-sama berdoa

 Guru mengabsen siswa

 Sebagai apersepsi untuk memotivasi siswa berpikir kritis, diingatkan kembali tentang : fenomena yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan limbah tekstil, dan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan.

 Menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

b. Kegiatan Inti

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok kontra dan 2 kelompok pro (kelompok por-kontra yang pertama diberi tugas untuk membahas soal no 1, 2, dan 3 sedangkan kelompok pro-kontra kedua diberi tugas untuk membahas soal no 4, dan 5), kemudian memilih 2 orang moderator untuk dua sesi debat,


(2)

selanjutnya siswa diberikan gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing tugas yang diberikan. (10 menit)

 Penayangan VCD atau membaca kasus yang akan dibahas (10 menit)

 Setiap kelompok diberikan waktu berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengan tugas masing-masing. (15 menit)

 Rubah posisi bangku sesuai dengan design yang telah dipersiapkan (5

menit)

 Pelaksanaan debat sesi pertama (15 menit)  Pelaksanaan debat sesi kedua (15 menit)

 Mengembalikan bangku pada posisi semula. (5 menit)

c. Kegiatan Penutup; review dan memberikan tugas kelompok untuk

membuat catatan hasil debat serta menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan dilaksanakan persentasi mengenai materi/kasus yang telah diperdebatkan. (5 menit)

Pertemuan Ketiga

a. Kegiatan pembukaan; Presensi/ Apersepsi. (10 menit)

 Peserta didik dan guru bersama-sama berdoa

 Guru mengabsen siswa

 Sebagai apersepsi untuk memotivasi siswa berpikir kritis, diingatkan kembali tentang : fenomena yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan limbah tekstil, dan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan.

 Menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

b. Kegiatan Inti

 Siswa dipersilahkan untuk duduk berkelompok, (moderator dapat

memilih akan duduk di kelompok mana saja) untuk mendiskusikan hasil debat pada pertemuan sebelumnya dan mempersiapkan untuk bahan presentasi.(5 menit)

 Presentasi hasil debat per kelompok, masing-masing kelompok deiberi

waktu 5 menit. (20 menit)


(3)

Post test untuk soal yang mengukur Critical Thinking Skills sebanyak 5 soal berbentuk uraian, soal yang mengukur Communication Skills sebanyak 9 soal berbentuk skala sikap (model Linkert), dan soal yang mengukur Leadership Skills sebanyak 9 soal berbentuk skala sikap (model Linkert). (40 menit)

c. Kegiatan Penutup; review dan menginformasikan tentang materi pelajaran

yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. (5 menit)


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Terdapat perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode Sciantific Debate. Hal ini mengandung makna bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode Sciantific Debate dapat

meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan

prakarya.

2. Terdapat perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,

“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan metode konvensional. Hal ini mengandung makna bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dapat

meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan

prakarya.

3. Peningkatan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills” siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan dan

prakarya pada kelas yang menggunakan metode Sciantific Debate lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. Hal ini mengandung makna bahwa kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya materi pokok pemanfaatan limbah tekstil, lebih

baik menggunakan metode Sciantific Debate dibandingkan dengan

pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional.


(5)

dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills” siswa terutama pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya materi pokok pemanfaatan limbah tekstil, maka penerapan Sciantific Debate Methods dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai alternative.

5. Kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya berpengaruh positif terhadap

peningkatan pengusaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan

“leadership skills” siswa. Hal ini bermakna bahwa guru hendaknya

memperhatikan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya sebelum memulai kegiatan pembelajaran agar pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills”.

6. Terdapat interaksi antara penerapan Sciantific Debate Methods dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dalam peningkatan penguasaan

“critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills”

siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya. Hal ini mengandung makna bahwa untuk meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya materi pokok pemanfaatan limbah tekstil dapat

digunakan metode pembelajaran Sciantific Debate dan kemampuan awal

kewirausahaan dan prakarya.

7. Peningkatan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”,

dan “leadership skills” siswa dilihat dari interaksi antara metode

pembelajaran dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan scientific debate methods lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal ini mengandung makna bahwa kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya materi pokok pemanfaatan limbah tekstil, lebih


(6)

kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional.

5.2. Saran

1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu

kependidikan, terutama dalam menentukan metode dalam proses

pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya pada kelas X disarankan agar menggunakan metode Sciantific Debate sebagai alternative dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Dalam mengimplementasikan metode Sciantific Debate untuk meningkatkan

penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan

“leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya

pada kelas X agar diperhatikan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya yang diperoleh siswa.

4. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan agar membandingkan pelaksanaan pembelajaran Kewirausahaan dan Prakarya dengan menggunakan metode Sciantific Debate pada siswa SMK dengan SMA, mengingat saat ini pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya diberikan pada siswa SMK dan SMK.