PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH.

(1)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK

MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM

MATA PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Oleh: Erika Siboro

1008934

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK

MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM

MATA PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)

Oleh ERIKA SIBORO

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Erika Siboro 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH


(4)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan Historical Thinking Skills siswa melalui penerapan strategi Listening Teams. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung yang berjumlah 33 siswa. Selama ini siswa beranggapan bahwa pelajaran sejarah hanya sekedar hapalan dan membosankan. Dalam pembelajaran di kelas, siswa biasanya pasif. Guru sudah berusaha menerapkan berbagai metode, tetapi tidak berhasil sehingga pembelajaran yang berlangsung di kelas bersifat teacher centered. Salah satu akibat dari kondisi ini adalah rendahnya historical thinking skills siswa. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu untuk memperbaiki kondisi pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 melalui penerapan strategi listening teams dengan tujuan meningkatkan historical thinking skills siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK bertujuan untuk memperbaiki masalah yang terdapat dalam pembelajaran di kelas. Desain yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang dikembangkan Elliot. Dalam desain ini setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Data penelitian diperoleh melalui observasi terbuka, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan enam tindakan, karena setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Hasil penelitian yang penulis peroleh menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah dengan menerapkan strategi listening teams dapat meningkatkan historical thinking skills siswa. Penerapan strategi pembelajaran tersebut dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam mendengar, berdiskusi, presentasi dan tanya jawab. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa menunjukkan keberhasilan. Hasil ini terbukti dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua yang dilihat dari lembar observasi historical thinking skills siswa pada saat pembelajaran dan laporan hasil diskusi setiap kelompok pendengar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa lebih semangat dalam belajar sejarah dan mereka lebih memahami materi pelajaran ketika penerapan strategi listening teams. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan bagi guru maupun sekolah untuk memperbaiki pembelajaran sehingga siswa dapat menjadi pendengar yang aktif dalam pembelajaran, mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai.


(5)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: penelitian tindakan kelas, strategi listening teams¸ historical thinking skills.

ABSTRACT

This paper entitled “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”. The purpose of this research is to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation. The research is implementated in class X IIS 2 SMAN 4 Bandung consist of 30 students. Nowadays, the student though that history is a boring lesson. In the learning process, they usually passive. Teacher have made many methods but unsuccess so that the learning process is teacher centered. One of the impact from this condition is low students historical thinking skills. The issue makes researcher feel need to improve history learning in class X IIS 2 through implementation listening team strategy to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills student. The method that used in this research is Classroom Action Research (CAR). CAR is aims to improve learning process in class.The design that used in this research refers to Elliots’s design. In this design, each cycle is consist three actions. Research data is obtained through unfold observation, interview and documentation. The research obtained of two cycles and six actions. The research result that writer got show that history learning with implemented listening teams strategy were able improve historical thinking skills of student. The implementation that strategy can make the student active and enthusiastic in listen, discuss, percentage, and answer the questions. Based on research result that have done in X IIS 2 class of SMAN 4 Bandung, the conclusion is listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills show the success. This result proven of research that obtained show improving from first cycle to second cycle that seen from observation paper of historical thinking skills student at the time of learning and report of discussion each listening team. The result of interview show the student more excited in history lesson and more understand the material lesson when listening teams strategy is implemented. The result of this research is recommended for teachers and schools to improve learning so that student able to be active listener in learning, cooperative on team, and the goal of learning can be reached.

Key word: classroom action research, listening teams strategy, historical thinking skills.


(6)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH


(7)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

B. BAB II PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS SISWA A. Strategi Pembelajaran ... 10

B. Historical Thinking Skills ... 14

C. Penelitian Terdahulu ... 15

C. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 18

B. Desain Penelitian ... 18


(8)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Fokus Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 31

D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 4 Bandung... 33

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa ... 34

1. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 34

a. Tindakan I... 35

b. Tindakan II ... 50

c. Tindakan III ... 61

2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 72

a. Tindakan I... 72

b. Tindakan II ... 82

c. Tindakan III ... 92

C. Deskripsi Hasil Data Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa... 101

E. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 111

B. Rekomendasi ... 112


(9)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN


(10)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelas X IIS 2 ... 36

Tabel 4.2 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan I ... 41

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan I... 46

Tabel 4.4 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan II ... 54

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan II ... 59

Tabel 4.6 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan III ... 65

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan III ... 70

Tabel 4.8 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan I ... 75

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan I ... 80

Tabel 4.10 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan II ... 85

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan II ... 89

Tabel 4.12 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan III ... 94

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan III... 99


(11)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot ... 19

Gambar 4.1 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan I ... 40

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan II ... 53

Gambar 4.3 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan III ... 64

Gambar 4.4 Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Pada Siklus II Tindakan I ... 75

Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus II Tindakan III ... 94


(12)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang efektif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, dan kemampuan mendengarkan menjadi hal yang pokok harus dimiliki seseorang bila menginginkan terjalinnya komunikasi secara efektif. Mendengarkan bukan hanya secara harafiah menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas.

Kemampuan dasar dapat mendengarkan dibawa sejak lahir dan akan berkembang melalui proses belajar. Proses belajar yang dilaluinya itu akan menjadikan yang bersangkutan memiliki kemampuan mendengarkan yang efektif. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa “pada umumnya orang setiap hari menggunakan waktu konsumsinya 45% untuk mendengarkan, 35% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis” Burhan (1971: 83). Peranan kemampuan mendengarkan yang baik dalam berbagai kehidupan nyata sangat penting. Kepandaian mendengarkan penting sekali peranannya dalam kehidupan manusia. Dalam lapangan apapun kita bekerja dan perbuatan kita sehari-hari akan lebih banyak ditentukan dari apa yang kita dengarkan daripada yang kita lihat dan kita rasakan (Burhan, 1971: 72).

Mendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting. Padahal, mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan usaha sungguh-sungguh. Banyak yang menganggap berbicara di depan umum itu sulit tetapi terdapat yang lebih sulit lagi yaitu kemauan dan kesadaran untuk mendengar. Keterampilan mendengarkan ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.


(13)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam mata pelajaran sejarah, pada umumnya guru sering menggunakan metode ceramah. Ketika guru menyampaikan pelajaran maka seharusnya siswa mendengarkan dengan baik. Sebaliknya, ketika siswa sedang berpresentasi, bertanya atau menanggapi sesuatu, guru dan siswa lain harus mendengarkan dengan baik. Selain itu, mereka juga harus aktif menanggapi apa yang telah mereka dengar. Pada kenyataannya, banyak siswa yang sulit untuk mendengarkan. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran sejarah, terlihat bahwa keterampilan mendengarkan siswa masih rendah. Setelah guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, guru melakukan post-test untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran tercapai, tetapi hasil yang diperoleh mengecewakan.

Peningkatan mutu pembelajaran banyak bergantung pada mutu guru dalam mengelola pembelajaran. Para ahli pendidikan telah menciptakan berbagai metode atau strategi agar pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat. Strategi atau metode yang digunakan dalam proses pembelajaran (learning process) sangat berpengaruh terhadap hasil atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Silberman (www.acu.edu, 2000) menyatakan jika pembelajaran dilakukan secara aktif maka si pembelajar akan mencari sesuatu untuk menjawab pertanyaan, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah, atau mencari cara untuk melakukan suatu pekerjaan.

Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran, efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Guru dituntut harus dapat menerapkan strategi pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik serta materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini sebagai upaya untuk menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi siswa sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih


(14)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hasil secara memuaskan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar diperlukan keseriusan dan kreatifitas dari guru.

Suryosubroto (2009: 59) mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar di kelas harus dikembangkan karena di dalam pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga harus mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Dalam menyajikan bahan pelajaran siswa harus diikutsertakan secara aktif baik individual maupun kelompok. Srategi pembelajaran aktif sangat penting dalam suatu pembelajaran.

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai kegiatan. Dalam pembelajaran aktif ini siswa yang dituntut harus aktif, bukan guru yang aktif. Guru harus kreatif dalam mengelola pembelajaran dan juga harus kreatif menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran sehingga didapat suatu pengalaman belajar yang aktif. Strategi pembelajaran aktif diterapkan untuk membuat suasana belajar lebih hidup atau bisa disebut pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif. Dalam pembelajaran aktif terdapat beberapa aktivitas dasar yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, yaitu berbicara, mendengar, menulis, membaca dan refleksi.

Meskipun sudah banyak strategi pembelajaran yang dikembangkan pada saat ini, namun hasil data awal yang diperoleh dari observasi pra-penelitian yang dilakukan selama empat kali pada tanggal 14, 21, 28 Januari dan 4 Februari 2014 di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah sejarah belum dilakukan secara maksimal. Peneliti memilih kelas X IIS 2 atas dasar masukan dari dua guru sejarah yang mengajar di kelas tersebut. Menurut mereka, di kelas X IIS 2 terdapat banyak masalah pembelajaran. Pada pra-penelitian pertama sampai ketiga, guru menggunakan metode ceramah dan ketika guru berceramah, siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri yang tidak mendukung pembelajaran. Selain itu, di tengah pembelajaran terdapat beberapa orang siswa yang berpindah tempat duduk. Guru bertanya mengapa siswa tersebut


(15)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pindah dan siswa menjawab karena ada hal penting yang ingin dibicarakan. Mereka ingin membicarakan sesuatu ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperhatikan penjelasan guru. Ketika guru selesai menjelaskan materi pelajaran, guru bertanya apakah ada siswa yang ingin mengajukan pertanyaan, dan tidak ada sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak sedikit siswa yang cenderung pasif dalam pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam kegiatan yang tidak mendukung pembelajaran, seperti berbicara dan bercanda dengan teman secara berlebihan, bermain handphone dan lain-lain.

Pada pra-penelitian keempat guru menerapkan salah satu metode cooperative learning, siswa kurang antusias dan kebanyakan pasif hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan. Guru mengalami kesulitan ketika siswa harus mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa enggan untuk mempresentasikan karena selama ini mereka sudah terbiasa pasif dengan hanya mendengar ceramah satu arah dari guru sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Hal ini berarti pembelajaran masih bersifat teacher centered. Ketika sekelompok siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi mereka, siswa lain terlihat kurang memperhatikan, hanya sedikit yang aktif dalam diskusi. Mereka lebih memilih untuk melakukan hal lain yang kurang bermanfaat, seperti bercanda dengan teman sebangku daripada mendengarkan yang sedang presentasi. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan siswa untuk mendengarkan masih rendah, mereka cenderung ingin didengar tetapi sulit untuk mendengar orang lain.

Guru sudah berusaha menerapkan metode yang bervariasi, tetapi metode-metode tersebut dirasa kurang efektif. Dengan demikian, metode-metode yang paling sering digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada kenyataannya, penggunaan metode tersebut tidak memberikan solusi yang signifikan terhadap masalah pembelajaran yang terdapat di kelas, karena situasi kelas tidak berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran yang berlangsung masih


(16)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sering bersifat teacher centered, karena guru yang lebih banyak mendominasi jalannya pembelajaran di kelas dan siswa hanya menjadi pendengar yang pasif.

Pada waktu guru menjelaskan materi pelajaran, hanya sedikit siswa yang mencatat, dan ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Guru berusaha mengarahkan dan membimbing siswa agar berani bertanya, dan akhirnya terdapat beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan walaupun terkadang jawaban pertanyaan mereka sudah dijelaskan guru sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan siswa juga masih bersifat faktual. Terkadang guru yang mengajukan pertanyaan kepada siswa agar proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah, dengan demikian muncul interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Selain memberikan pertanyaan, guru juga terkadang meminta siswa untuk menjelaskan kembali pelajaran yang telah disampaikan dan meminta tanggapan siswa. Dalam memberikan tanggapan, siswa mengemukakan pendapat mereka tanpa mampu menyebutkan dasar atau fakta atas tanggapan atau argumentasi mereka.

Masalah lain yang ditemukan adalah banyak siswa menganggap sejarah adalah pelajaran membosankan yang dipenuhi dengan hapalan. Sejauh ini kemampuan siswa pada umumnya dalam pelajaran sejarah masih dalam tingkat menghapal. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan siswa juga bersifat faktual, dan mereka kesulitan untuk membandingkan dan menganalisis kisah-kisah sejarah. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kesejarahan siswa masih rendah. Wineburg (2006: 10) berpendapat bahwa “proses berpikir sejarah bukanlah proses alami dan bukan pula sesuatu yang muncul begitu saja dari perkembangan kejiwaan”. Hal ini berarti kemampuan berpikir kesejarahan siswa harus dilatih. Ma’mur dalam Wiriaatmadja (2011: 113) mengungkapkan:

Historical thinking skills adalah kemampuan berpikir kesejarahan yang memungkinkan siswa untuk membedakan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang; membangun pertanyaan; mencari dan mengevaluasi bukti-bukti, membandingkan dan menganalisis kisah-kisah sejarah,


(17)

ilustrasi-Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ilustrasi dan catatan-catatan masa lalu; menginterpretasikan catatan-catatan sejarah; dan mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa. Permasalahan tersebut harus diatasi demi tercapainya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk itu, dilakukan penelitian tindakan kelas yang menerapkan strategi listening teams sebagai solusi untuk meningkatkan historical thinking skills. Listening teams merupakan kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pelajaran” (Silberman, 2013: 91). Hal ini berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode ceramah satu arah dan setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah diberikan. Dalam pembelajaran sejarah pada umumnya, metode yang paling sering digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah ceramah. Penggunaan metode ini juga sering dilengkapi dengan penggunaan alat peraga atau media, tanya jawab, demonstrasi dan sebagainya, dengan demikian secara mental siswa turut aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun metode ini dipandang kuno, membosankan dan kurang memberi kesempatan siswa untuk aktif tetapi masih dipandang sebagai metode yang paling praktis, efisien dan paling banyak dipakai para guru. Kepraktisan dan keefisienan metode ini terutama dirasakan apabila jumlah siswa banyak, keterbatasan sarana dan prasarana belajar, keterbatasan biaya serta waktu belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil judul

“PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN

HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana menerapkan strategi listening teams sebagai upaya untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dalam mata pelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung?” Masalah


(18)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

penelitian di atas akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

3. Bagaimana peningkatan historical thinking skills setelah menggunakan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan strategi Listening Teams sebagai upaya untuk meningkatkan historical thinking skills dalam mata pelajaran sejarah di kelas X IIS-2 SMAN 4 Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

2. Mendeskripsikan penerapan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.


(19)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan peningkatan historical thinking skills setelah menggunakan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

4. Menganalisis kendala dan upaya mengatasinya dalam penerapan listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam

menerapkan active learning pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar sejarah dengan

menggunakan metode pembelajaran tipe listening teams.

3. Bagi guru, sebagai cara untuk dapat memperbaiki metode belajar mengajar dan dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.

4. Bagi sekolah, sebagai upaya bagi sekolah untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung.

E. Struktur Organisasi

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini memaparkan secara garis besar permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Adapun sub bab yang terdapat di dalamnya terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.


(20)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bab ini memaparkan landasan teori yang diambil dari berbagai literatur sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini memaparkan lokasi penelitian dan subyek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian dan pengembangannya, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan.

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini memaparkan kesimpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar literatur yang digunakan dalam penulisan baik buku maupun sumber lain yang relevan.

LAMPIRAN

Berisi berbagai dokumen yang digunakan dalam penelitian seperti RPP, instrumen, surat izin penelitian dan photo selama kegiatan penelitian berlangsung.


(21)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Gardujati No. 20 Bandung Telp. (022) 4203861. SMA Negeri 4 Bandung memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain ruang kelas yang berjumlah 32 ruangan, masjid, perpustakaan, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, sarana olah raga indoor/outdoor, sistem informasi berbasis IT, lingkungan kampus bersih dan asri, ruang multimedia, ICT, UKS dan pantry.

Kelas yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yang ingin memperbaiki proses belajar mengajar berdasarkan permasalahan yang ditemukan. Adapun kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas ini adalah 33 orang dengan 11 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Kelas ini dipilih berdasarkan masukan dari guru mitra. Menurut guru mitra, banyak permasalahan di kelas ini. Hasil observasi pra-penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Januari-Februari 2014 terlihat bahwa suasana belajar di kelas ini kurang kondusif yang dipengaruhi oleh jam pelajaran sejarah yang dimulai setelah istirahat, sebagian besar siswa aktif yang negatif, dalam arti mereka aktif bukan untuk pelajaran, tetapi untuk ribut di kelas, melakukan hal lain yang tidak mendukung pelajaran sejarah, dan terlihat bahwa historical thinking skills mereka masih rendah.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian sangat penting untuk mengembangkan kerangka kerja peneliti. Desain penelitian pada dasarnya adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan mengenai hal-hal yang akan dilakukan. Menurut Sukmadinata


(22)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(2006: 315) “Desain penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data, mencakup metode penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan, analisis dan interpretasi data”. Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikembangkan John Elliot. Secara rinci tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Elliot dapat digambarkan sebagai berikut:


(23)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot

Diadopsi dari Wiriaatmadja (2007: 64)

Model Elliot merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Model ini dianggap lebih rinci dari model lainnya. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu. Model ini akan membentuk sebuah kegiatan berulang (siklus). Banyak para ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas, tetapi pada umumnya terdapat empat tahapan dalam PTK, yaitu: 1. perencanaan (planning), 2. tindakan (action), 3. pengamatan (observation), dan 4. refleksi (reflection). Berikut dijelaskan empat tahapan dalam penelitian ini:

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat suatu rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan fokus permasalahan yaitu rendahnya historical thinking skills siswa, mulai dari penetapan waktu, materi, dan strategi pembelajaran. Perencanaan tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan pertama, evaluasi, revisi perencanaan dan seterusnya. Rencana tindakan disusun secara reflektif, partisipatif, kolaboratif antara peneliti dengan mitra peneliti. Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanaan yang berkaitan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan. Adapun beberapa tahapan dalam perencanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan pra-penelitian di kelas X IIS 2 sebanyak empat kali pada tanggal 14, 21, 28 Januari dan 4 Februari 2014.


(24)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Meminta kesediaan mitra peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian. Mitra peneliti adalah rekan sejurusan peneliti yang berinisial H.W, M.S, dan E.A.P.

c. Menyusun kesepakatan dengan mitra peneliti mengenai waktu penelitian. d. Mendiskusikan langkah-langkah penerapan strategi listening teams yang

akan diterapkan dalam penelitian.

e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada saat penelitian.

f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat peningkatan historical thinking skills siswa dengan menerapkan strategi listening teams.

g. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat peningkatan historical thinking skills siswa dengan menerapkan strategi listening teams.

h. Merencanakan diskusi-balikan dengan mitra peneliti berdasarkan hasil pengamatannya.

i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan dengan mitra peneliti.

j. Merencanakan pengolahan data yang didapatkan selama pelaksanaan penelitian.

2. Tindakan (Action)

Tahap ini merupakan implementasi dari berbagai rencana yang telah dirancang sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitiannya dengan menerapkan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung. Tahap pelaksanaan ini dilakukan dalam beberapa siklus sampai hasil yang diperoleh mencapai titik jenuh. Berikut tahapan pada proses pelaksanaan tindakan:


(25)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah dengan menerapkan strategi listening teams sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Menerapkan strategi listening teams dengan optimal dalam proses pembelajaran sejarah.

c. Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk melihat peningkatan historical thinking skills siswa setelah menerapkan strategi listening teams.

d. Mengggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika penerapan strategi listening teams.

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti.

f. Membuat rencana perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan berdasarkan hasil diskusi balikan.

g. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Di dalam pengamatan, peneliti juga akan melakukan analisis berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi: a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang diteliti.

b. Mengamati kesesuaian penerapan strategi listening teams dengan materi pelajaran.

c. Mengamati apakah guru mampu menerapkan strategi listening teams dengan optimal.


(26)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Mengamati apakah strategi listening teams yang diterapkan dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan. Di dalam tahap ini peneliti dan mitra melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian, baik itu kelebihan maupun kekurangan dalam pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi:

a. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti setelah tindakan dilakukan. b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian akan dilanjutkan atau

sudah dapat dihentikan.

Dari pelaksanaan tindakan pertama, jika ditemukan kekurangan maka peneliti dapat memperbaiki dengan merencanakan tindakan kedua yang akan dilaksanakan. Tindakan yang dilakukan akan berlangsung dalam beberapa siklus. Siklus dalam penelitian ini akan berhenti apabila tindakan yang dilakukan peneliti dianggap sudah baik, dalam arti sudah menguasai keterampilan mengajar yang diterapkan dalam penelitian dengan baik dan data yang diperoleh dalam penelitian sudah jenuh.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang didapat dari subjek penelitian, maka metode penelitian yang dipilih peneliti adalah classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK). Pada masa sekarang, PTK sedang banyak dilaksanakan untuk perbaikan proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Hopkins (2011: 87) yang mengungkapkan bahwa:


(27)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penelitian tindakan mengombinasikan tindakan substansif dan prosedur penelitian; penelitian ini merupakan tindakan terdisiplin yang terkontrol oleh penyelidikan, usaha seseorang untuk memahami problem tertentu seraya terlibat aktif dalam proses pengembangan dan pemberdayaan. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa PTK dilaksanakan atas dasar permasalahan yang terjadi di lapangan dan berupaya untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Pendapat yang lain diungkapkan John Elliot dalam Hopkins (2011: 88) yang menyatakan:

Penelitian tindakan dapat didefinisikan sebagai ‘penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas di dalamnya’. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan praktis tentang situasi-situasi konkret, dan validitas ‘teori-teori’ atau hipotesis-hipotesis yang dihasilkannya tidak terlalu bergantung pada uji kebenaran ‘saintis’, karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat agar dapat bertindak lebih cerdas dan mahir. Dalam penelitian tindakan, ‘teori-teori’ tidak divalidasi secara bebas dan kemudian diaplikasikan ke dalam praktik. Lebih dari itu, penelitian tindakan divalidasi melalui praktik itu sendiri.

Dalam melaksanakan PTK, masalah yang diangkat harus berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehari-hari. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan yang terdapat di kelas dengan menerapkan teknik, metode, strategi, model maupun media pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dapat dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan guru, peneliti ataupun dosen. Hal ini sejalan dengan pendapat Kemmis dalam Wiriaatmadja (2009: 12) yang mengungkapkan:

… penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a. kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Dengan dilaksanakannya PTK, diharapkan kualitas pembelajaran pada subjek penelitian dapat meningkat serta tujuan dari penelitian ini dapat tercapai secara maksimal.


(28)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah”, maka focus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi listening teams adalah strategi pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan di dalamnya terdapat kelompok-kelompok siswa dengan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode ceramah dan setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah diberikan. Cara ini digunakan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah yang akan digunakan dalam penerapan strategi listening teams ini adalah: a. Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dengan

masing-masing tugas sebagai berikut:

1) Penanya :bertugas membuat pertanyaan

minimal dua berkaitan dengan materi pelajaran yang baru disampaikan.

2) Pendukung :bertugas mencari ide-ide

yang disetujui atau dipandang berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan disertai dengan alasan dan fakta yang mendukung.

3) Penentang :bertugas mencari ide-ide yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang baru disampaikan dengan memberi alasan dan fakta yang mendukung. 4) Pemberi contoh :bertugas memberi contoh

spesifik dari materi yang disampaikan guru. b. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode

ceramah. Setelah penyampaian materi selesai, guru memberikan waktu kepada keempat tim untuk mengerjakan tugasnya.


(29)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka.

d. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dari kelompok penanya. e. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil tugas setiap kelompok. f. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.

2. Historical thinking skills adalah kemampuan berpikir kesejarahan siswa yang lebih dari sekedar menghapal, yaitu menganalisis kisah cerita, menginterpretasikan catatan-catatan sejarah, mengkonstruksi sejarah menurut versi siswa dan memahami makna sejarah. Indikator yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membangun pertanyaan, mencari dan mengevaluasi bukti-bukti, membandingkan dan menganalisis kisah-kisah sejarah serta mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa. Historical thinking skills siswa dalam penelitian ini terlihat dari:

a. Mampu membangun pertanyaan yang tidak hanya sebatas faktual, tetapi juga mampu membuat pertanyaan dengan “mengapa” dan “bagaimana”. b. Menyebutkan bukti atau fakta tentang materi yang sedang dibahas.

c. Menunjukkan gambar bukti atau fakta yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.

d. Memberikan penilaian terhadap bukti sejarah yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.

e. Membandingkan dan menganalisis kisah sejarah.

f. Mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa. g. Mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan agar data yang diperoleh lebih baik. “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,


(30)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Panduan Observasi

Lembar panduan observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Tujuan penggunaan lembar panduan observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran (Arikunto, 2010: 200).

Lembar panduan observasi dalam penelitian ini berisi daftar kegiatan yang akan diamati, yaitu langkah-langkah penerapan strategi listening teams dan cara guru mengajar. Selain itu juga terdapat lembar panduan observasi untuk melihat peningkatan historical thinking skills siswa. Observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation). Hal ini berarti pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, pengamat hanya berperan mengamati pembelajaran.

2. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan. Kejadian yang ada selama tindakan berlangsung dicatat dengan berurutan sehingga dapat menggambarkan situasi kelas. Hal-hal yang dicatat adalah mengenai prasarana dan fasilitas, kegiatan belajar mengajar, kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan kesulitan-kesulitan belajar yang diamati langsung di kelas. Dalam penelitian ini yang akan membuat catatan lapangan adalah peneliti dan observer. Catatan-catatan ini akan dicek kebenaran datanya dengan membandingkan catatan peneliti dengan observer. Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan mitra sebagai bahan refleksi, perbaikan, dan perencanaan tindakan selanjutnya. Berikut ini merupakan format catatan lapangan yang digunakan:


(31)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu CATATAN LAPANGAN

Observer :

Pelaksanaan Tindakan :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Jumlah Siswa :

Kompetensi Dasar :

Kegiatan yang diamati Komentar/temuan di lapangan

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun agar dalam pelaksanaan wawancara lebih terarah. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004: 158). Pengumpulan


(32)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. “Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas, pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas” (Wiriiatmadja, 2007: 110). Tujuan membuat catatan tersebut adalah untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga semua urutan-urutan kejadian tercatat. Pencatatan dalam pengamatan terbuka ini disesuaikan dengan selera pengamat yang dilakukan dengan sefaktual mungkin dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.

Observasi ini difokuskan pada berbagai hal yang menjadi sumber data dalam penelitian, yaitu aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan strategi listening teams. Hasil observasi berupa lembar panduan observasi kemudian dibahas peneliti bersama dengan mitra dalam diskusi balikan, dan hasil diskusi balikan tersebut dijadikan bahan refleksi dan perbaikan untuk tindakan selanjutnya.

2. Wawancara

Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010: 198). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data mengenai aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadapa proses belajar mengajar. Pedoman wawancara disusun oleh peneliti untuk mengetahui pandangan siswa terhadap tindakan guru dan hasilnya terhadap historical thinking skills siswa. Oleh karena itu, bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah bentuk wawancara di mana pewawancara sudah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu (Wiriaatmadja, 2007: 118). Wawancara dilakukan diluar pelaksanaan tindakan kelas.


(33)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan wawancara, disediakan lembar pedoman wawancara sehingga wawancara menjadi terarah. Peneliti hanya melakukan wawancara terhadap beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh siswa, yaitu siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah.

3. Studi Dokumentasi

Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan, digunakan metode dokumentasi. “Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya” (Arikunto, 2010: 201). Pendapat lain diungkapkan Sukmadinata (2005: 221) bahwa “studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik”. Studi dokumentasi berperan dalam mengumpulkan data-data primer dalam penelitian. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang akan dikumpulkan adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), photo kegiatan belajar mengajar, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan laporan tugas kelompok siswa. Berikut ini gambaran spesifik dari data, sumber data, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian:

Tabel 3.1

Data, Sumber data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen penelitian

1. Penerapan strategi listening teams

Guru dan siswa Observasi terbuka dan wawancara terstruktur

Lembar panduan observasi dan pedoman


(34)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

wawancara 2. Historical thinking

skills siswa

Siswa Observasi

terbuka Catatan lapangan, lembar panduan observasi. 3. Proses belajar

mengajar dengan menerapkan strategi listening teams

Guru dan siswa Observasi terbuka dan wawancara terstruktur Catatan lapangan, lembar panduan observasi, dan pedoman wawancara

G. Analisis Data

Tahap selanjutnya setelah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen adalah mengolah dan menganalisis data. Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah pengolahan data kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan/Kategorisasi Data

Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari instrumen penelitian yang digunakan. Seluruh data tersebut kemudian disusun dengan sistematis dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran mengenai tindakan yang dilakukan dan juga untuk mempermudah peneliti mencari data yang diperoleh.


(35)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Data dikategorikan berdasarkan penerapan strategi listening teams, aktivitas guru dan siswa serta proses belajar mengajar

b. Validasi data

Validasi data dilakukan dalam proses pengolahan data agar diperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ilmiah data harus absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Merujuk pada pendapat Hopkins dalam Wiriatmadja (2007: 168), maka beberapa bentuk validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Member Check adalah validasi data dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau informasi yang diperoleh tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data tersebut terperiksa kebenarannya.

2) Triangulasi adalah membandingkan data yang diperoleh dengan mitra peneliti yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Menurut Elliot dalam Wiriaatmadja (2007: 169), “triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi”. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan antar observer, peneliti dan siswa. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti setiap akhir tindakan, sedangkan dengan siswa dapat dilakukan dalam wawancara dengan beberapa orang siswa.

3) Expert Opinion merupakan pengecekan terakhir terhadap hasil temuan penelitian dengan mengkonsultasikan kepada pakar atau ahli. Dalam penelitian ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dari dosen pembimbing penelitian.


(36)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, kondisi awal pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung sebelum diterapkan strategi listening teams terlihat belum efektif. Dalam proses pembelajaran kelas didominasi oleh guru dengan metode ceramah dan tanya jawab sehingga bersifat teacher centered hal ini karena siswa sulit untuk aktif walaupun guru sudah berupaya membuat pelajaran menjadi student centered dengan menerapkan diskusi dan metode lain. Ketika dilakukan tanya jawab pun hanya sedikit yang mengajukan pertanyaan. Keseriusan siswa yang rendah dalam mata pelajaran sejarah mengakibatkan historical thinking skills mereka juga rendah.

Kedua, penerapan strategi listening teams dalam mata pelajaran sejarah dapat meningkatkan historical thinking skills siswa kelas X IIS 2 SMA Negerei 4 Bandung. Sebelum penerapan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang matang agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik. Perencanaan yang dilakukan antara lain menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, menentukan materi, mengalokasikan waktu, mempersiapkan silabus dan RPP, media pembelajaran, dan instrumen penelitian. Persiapaan yang matang diperlukan agar tujuan penelitian tercapai.

Ketiga, pada KBM dengan menerapkan strategi listening teams, siswa mengalami kemajuan dalam pembelajaran. Melalui penerapan strategi listening teams siswa dibiasakan untuk membaca, mencari sumber-sumber yang relevan dengan materi pelajaran, menganalisis materi, kritis, berani bertanya, memberikan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah, dan berani untuk menyampaikan


(37)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pendapatnya dengan arahan yang diberikan guru. Penerapan strategi listening teams dapat merubah pembelajaran yang teacher centered menjadi student centered. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan materi diawal pembelajaran secara umum atau garis besar saja. Penerapan strategi listening teams dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih antusias dalam belajar sejarah, terlibat aktif dalam pembelajaran. Situasi pembelajaran seperti di atas memberikan berdampak terhadap historical thinking skills mereka. Hal ini terlihat dari hasil tindakan yang dilakukan sebanyak enam kali, dimana dalam tindakan pertama sampai kelima terjadi peningkatan dan pada tindakan ke enam terjadi penurunan.

Keempat, selain keberhasilan yang diperoleh dalam penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa, peneliti juga mengalami kendala dalam KBM. Kendala tersebut antara lain dalam pelaksanaan tindakan pertama yang merupakan pertama kali diterapkannya strategi listening teams di kelas X IIS 2. Siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi listening teams sehingga ketika mereka diinstruksikan untuk melakukan langkah pembelajaran selanjutnya mereka masih bingung. Kendala selanjutnya adalah peneliti yang bertindak sebagai guru yang baru mengajar di kelas X IIS 2 kurang dekat dengan siswa sehingga apabila siswa mengalami kesulitan mereka segan untuk bertanya. Adanya jarak antara guru dengan siswa ini membuat siswa lebih memilih diam daripada bertanya kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan. Adanya kendala-kendala di atas guru berupaya untuk mencari solusi dengan melakukan refleksi setelah setiap tindakan dilaksanakan.

B. Rekomendasi

Penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dalam pembelajaran sejarah dapat menjadi salah satu cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Dalam pembelajaran sejarah yang


(38)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

cenderung diidentikkan dengan hapalan, perlu dibangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Menghapal masih berada pada tingkat berpikir yang rendah, sementara dalam belajar sejarah, historical thinking skills siswa harus dibangun dan ditingkatkan sehingga dengan belajar sejarah mereka memperoleh nilai-nilai dan pembelajaran menjadi bermakna.

Peneliti berupaya untuk melakukan penelitian ini dengan semaksimal mungkin, tetapi masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu peneliti mencoba mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

Bagi peneliti, PTK ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan peneliti yang banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa penerapan strategi listening teams dapat meningkatkan historical thinking skills siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang ingin menerapkan strategi listening teams dalam pembelajaran di sekolah.

Bagi sekolah, PTK mengenai penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung, khususnya dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari sekolah berupa fasilitas mengajar yang menunjang guru dalam melakukan variasi dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif kepada sekolah.

Bagi guru, penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Guru dapat mengembangkan materi dan media pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Melalui strategi pembelajaran ini, peran guru menjadi lebih mudah dimana guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan berperan sebagai fasilitator sehingga pembelajaran menjadi student centered. Guru diharapkan memahami


(39)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah penerapan strategi listening teams dengan baik dan menyesuaikannya dengan kondisi siswa yang memungkinkan untuk diterapkannya strategi listening teams.

Penerapan strategi listening teams ini diharapkan siswa tidak bosan lagi dalam belajar sejarah karena banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang membosankan. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran ini kemampuan siswa tidak hanya sebatas menghapal, tetapi juga memiliki historical thinking skills yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sejarah.

Demikian kesimpulan dan saran dari peneliti, PTK yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, guru, sekolah, siswa dan pembaca khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.


(40)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Burhan, J. (1971) Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco. N.V.

Eggen, P dan Kauchak, D. (2012) Strategi dan Model Pembelajaran. (Terj. Oleh Satrio Wahono). Jakarta: PT Indeks.

Hasbullah. (2005) Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada.

Hanafiah dkk. (2009) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hopkins, D. (2011) Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. (Terj. Oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Machmudah, U dan Wahab-Rosyidi, A. (2008) Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press

Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marno dan Idris, M. (2010) Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Miles, M.B dan Huberman, M.A. (1984) Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.

Munthe, B. (2009) Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Pribadi, B.A. (2010) Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Rusman. (2010) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman, M. (2013) Pembelajaran Aktif: 101 Strategi Untuk Mengajar Secara Aktif. (Terj. Oleh Yovita Hardiwati). Jakarta:PT Indeks.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. (2009) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(41)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, N.S. (2006) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Warsono dan Hariyanto. (2013) Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2007) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R,. Supriatna, N dan Fauzi, W.I. (2011) Sastra dalam Pembelajaran Sejarah: Bandung: Jurdik Sejarah UPI Press.

Wineburg, S. (2006) Berpikir Historis. (Terj. Oleh Masri Maris). Jakarta: Obor Zaini, H., Munthe, B dan Aryani, S.A. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Skripsi:

Rojaliyah, S. (2013) Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening Team Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Thesis:

Murni. (2006) Model Pembelajaran Holistik Dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. Thesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Abilene Christian University. (2000) Why Use Active Learning?. [Online]. Tersedia di: http://www.acu.edu/cte/activelearning/whatisal.htm. [Diakses 10 Januari 2014].

Perpustakaan Universitas Riau. (2011) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Listening Teams (Tim Pendengar) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada pokok Bahasan Hidrokarbon di SMAN 1 Tambang. [Online]. Tersedia di: http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.php?p=show_detail&id=28830. [Diakses 26 Oktober 2014].


(42)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH


(1)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pendapatnya dengan arahan yang diberikan guru. Penerapan strategi listening teams dapat merubah pembelajaran yang teacher centered menjadi student centered. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan materi diawal pembelajaran secara umum atau garis besar saja. Penerapan strategi listening teams dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih antusias dalam belajar sejarah, terlibat aktif dalam pembelajaran. Situasi pembelajaran seperti di atas memberikan berdampak terhadap historical thinking skills mereka. Hal ini terlihat dari hasil tindakan yang dilakukan sebanyak enam kali, dimana dalam tindakan pertama sampai kelima terjadi peningkatan dan pada tindakan ke enam terjadi penurunan.

Keempat, selain keberhasilan yang diperoleh dalam penerapan strategi

listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa, peneliti juga mengalami kendala dalam KBM. Kendala tersebut antara lain dalam pelaksanaan tindakan pertama yang merupakan pertama kali diterapkannya strategi listening teams di kelas X IIS 2. Siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi listening teams sehingga ketika mereka diinstruksikan untuk melakukan langkah pembelajaran selanjutnya mereka masih bingung. Kendala selanjutnya adalah peneliti yang bertindak sebagai guru yang baru mengajar di kelas X IIS 2 kurang dekat dengan siswa sehingga apabila siswa mengalami kesulitan mereka segan untuk bertanya. Adanya jarak antara guru dengan siswa ini membuat siswa lebih memilih diam daripada bertanya kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan. Adanya kendala-kendala di atas guru berupaya untuk mencari solusi dengan melakukan refleksi setelah setiap tindakan dilaksanakan.

B. Rekomendasi

Penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dalam pembelajaran sejarah dapat menjadi salah satu cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Dalam pembelajaran sejarah yang


(2)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

cenderung diidentikkan dengan hapalan, perlu dibangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Menghapal masih berada pada tingkat berpikir yang rendah, sementara dalam belajar sejarah, historical thinking skills siswa harus dibangun dan ditingkatkan sehingga dengan belajar sejarah mereka memperoleh nilai-nilai dan pembelajaran menjadi bermakna.

Peneliti berupaya untuk melakukan penelitian ini dengan semaksimal mungkin, tetapi masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu peneliti mencoba mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

Bagi peneliti, PTK ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan peneliti yang banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa penerapan strategi listening teams dapat meningkatkan historical thinking skills siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang ingin menerapkan strategi listening teams dalam pembelajaran di sekolah.

Bagi sekolah, PTK mengenai penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung, khususnya dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari sekolah berupa fasilitas mengajar yang menunjang guru dalam melakukan variasi dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif kepada sekolah.

Bagi guru, penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Guru dapat mengembangkan materi dan media pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Melalui strategi pembelajaran ini, peran guru menjadi lebih mudah dimana guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan berperan sebagai fasilitator sehingga pembelajaran menjadi student centered. Guru diharapkan memahami


(3)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah penerapan strategi listening teams dengan baik dan menyesuaikannya dengan kondisi siswa yang memungkinkan untuk diterapkannya strategi listening teams.

Penerapan strategi listening teams ini diharapkan siswa tidak bosan lagi dalam belajar sejarah karena banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang membosankan. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran ini kemampuan siswa tidak hanya sebatas menghapal, tetapi juga memiliki historical thinking skills yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sejarah.

Demikian kesimpulan dan saran dari peneliti, PTK yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, guru, sekolah, siswa dan pembaca khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.


(4)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Burhan, J. (1971) Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco. N.V.

Eggen, P dan Kauchak, D. (2012) Strategi dan Model Pembelajaran. (Terj. Oleh Satrio Wahono). Jakarta: PT Indeks.

Hasbullah. (2005) Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada.

Hanafiah dkk. (2009) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hopkins, D. (2011) Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. (Terj. Oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Machmudah, U dan Wahab-Rosyidi, A. (2008) Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press

Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marno dan Idris, M. (2010) Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Miles, M.B dan Huberman, M.A. (1984) Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.

Munthe, B. (2009) Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Pribadi, B.A. (2010) Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Rusman. (2010) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman, M. (2013) Pembelajaran Aktif: 101 Strategi Untuk Mengajar Secara Aktif. (Terj. Oleh Yovita Hardiwati). Jakarta:PT Indeks.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. (2009) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(5)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, N.S. (2006) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Warsono dan Hariyanto. (2013) Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2007) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R,. Supriatna, N dan Fauzi, W.I. (2011) Sastra dalam Pembelajaran Sejarah: Bandung: Jurdik Sejarah UPI Press.

Wineburg, S. (2006) Berpikir Historis. (Terj. Oleh Masri Maris). Jakarta: Obor Zaini, H., Munthe, B dan Aryani, S.A. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Skripsi:

Rojaliyah, S. (2013) Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening Team Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Thesis:

Murni. (2006) Model Pembelajaran Holistik Dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. Thesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Abilene Christian University. (2000) Why Use Active Learning?. [Online]. Tersedia di: http://www.acu.edu/cte/activelearning/whatisal.htm. [Diakses 10 Januari 2014].

Perpustakaan Universitas Riau. (2011) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Listening Teams (Tim Pendengar) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada pokok Bahasan Hidrokarbon di SMAN 1 Tambang. [Online]. Tersedia di: http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.php?p=show_detail&id=28830. [Diakses 26 Oktober 2014].


(6)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH


Dokumen yang terkait

Implementasi Strategi Teams Games Tournament Berbasis Cartoons Art pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar

0 4 12

STRATEGI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO COMPACT DISK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH Strategi Pembelajaran Menggunakan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Peneli

0 3 20

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LISTENING TEAMS GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN Penerapan Strategi Pembelajaran Listening Teams Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Mata Pelajaran Pkn Kelas III SDIT Iqro’ Nogosari Kecamatan Nog

0 2 17

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran Listening Teams Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Mata Pelajaran Pkn Kelas III SDIT Iqro’ Nogosari Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 7

PENERAMENINGK Penerapan Strategi Pembelajaran Listening Teams Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Mata Pelajaran Pkn Kelas III SDIT Iqro’ Nogosari Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 3 11

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas II

0 1 19

PENERAPAN TEKHNIK PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASALAH-MASALAH KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH.

0 2 45

IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA: Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan d

0 3 75

PENERAPAN STRATEGI TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO.

0 0 97

PENERAPAN TEKNIK LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH - repository UPI S SEJ 0906334 Title

0 2 3