ANALISIS MUTU ORGANOLEPTIK COOKIES LIDAH KUCING BERBAHAN DASAR TEPUNG GARUT (ARROWROOT) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN.

(1)

BERBAHAN DASAR TEPUNG GARUT (ARROWROOT) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh :

Rahadiyan Agni Ayu Putri 1001611

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Rahadiyan Agni Ayu Putri, 2014

ANALISIS MUTU ORGANOLEPTIK COOKIES LIDAH KUCING BERBAHAN DASAR TEPUNG GARUT MINAT BELI KONSUMEN

Oleh

Rahadiyan Agni Ayu Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rahadiyan Agni Ayu Putri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MINAT BELI KONSUMEN

Oleh:

Rahadiyan Agni Ayu Putri

Skripsi disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Woro Priatini, S.Pd, M.Si NIP.19710309.201012.2.001

Pembimbing II,

Drs. Herry Ryana., M.Pd. NIP.19530401.198103.1.001

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE., MM. NIP.19820508.200812.1.002


(4)

Rahadiyan Agni Ayu Putri, 2014

ANALISIS MUTU ORGANOLEPTIK COOKIES LIDAH KUCING BERBAHAN DASAR TEPUNG GARUT

menyelesaikan penelitian atau skripsi yang berjudul ANALISIS MUTU ORGANOLEPTIK COOKIES LIDAH KUCING BERBAHAN DASAR

TEPUNG GARUT (ARROWROOT) TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN ini dengan baik. Tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat serta salam pada Nabi Muhammad SAW. Penulis mencoba melakukan penelitian ekperimental terhadap inovasi produk cookies lidah kucing menggunakan tepung garut.

Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi S-1 Manajemen Industri Katering pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, baik dengan dukungan moril ataupun secara materil. Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penghargaan yang tulus kepada pihak-pihak yang telah berjasa, diantaranya yaitu:

1. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, selaku rektor Universitas Pendidikan Indonesi;

2. Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia;

3. Agus Sudono, SE, M.M, selaku ketua Program Studi Manajemen Industri Katering

4. Woro Priatini, S.Pd, M.Si, dan Drs. Herry Ryana, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran dan motivasi yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini;


(5)

semangat dan motivasi;

7. Kakakku Dhimas dan adik-adikku Mitha, Andrew, Ghani dan Sulthon yang terus memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini;

8. Sahabat dunia akhiratku Rani, Qori, Bintang, Hasan, Adam dan Mas Uus yang selalu menjadi moodbooster disaat penulis benar-benar jenuh dalam mengerjakan skripsi ini;

9. Teman masa sekolah Fadhila dan Gina yang masih selalu menemani sampai saat ini untuk selalu mendorong penulis semangat kembali dalam mengerjakan skripsi;

10.Teman-teman seangkatan Manajemen Industri Katering angkatan 2010 Desi Seppita, Helda Silvira, Melati Nur Rizki, Merry Fitriani, Puspa Ayu, Saepul Hidayat, Eza Rahman, Hevi Gina R, Riyan G yang sama-sama berjuang dan memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini;

serta semua pihak yang telah ikut membantu dan rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk kepentingan penyelesaian skripsi ini.

Dalam penulisan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang penulis lakukan dalam penelitian ini sangat jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran pada seluruh pembaca, agar dikesempatan yang akan datang penulis bisa memberikan karya yang lebih baik lagi.

Bandung, Oktober 2014 Penulis,

Rahadiyan Agni Ayu Putri NIM. 1001611


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu meneliti mutu organoleptik terhadap inovasi produk cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot), dikatakan juga sebagai variabel independen yaitu variabel yang tidak terikat pada variabel lain dan mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel lain (variabel dependen) (Sugiama, 2008, hlm. 2).

Subjek penelitiannya adalah minat beli konsumen terhadap cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot).. Dikatakan juga sebagai variabel dependen.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan kuantitatif, karena jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen serta melakukan uji organoleptik kepada panelis menggunakan Uji LSD (Least Significance Difference) organoleptik/hedonik dengan memberikan tiga sampel cookies lidah kucing dengan konsentrat tepung garut yang berbeda kepada panelis terlatih dengan kriteria yang diujikan yaitu penampilan fisik, warna, aroma, tekstur dan rasa sehingga dihasilkan satu formulasi terbaik dari beberapa perlakuan. Dan kemudian memberikan sampel cookies lidah kucing yang terpilih dan produk kontrol kepada responden, melakukan uji minat beli konsumen menggunakan penyebaran angket atau kuesioner untuk mengetahui hubungan antara variabel mutu organoleptik dan minat beli serta apa yang menjadi pengaruh dari karakteristik mutu


(7)

organoleptik sehingga konsumen tertarik untuk mengkonsumsi cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut.

3.3Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah suatu nilai dari orang, sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, terutama mutu organoleptik dan minat beli konsumen. Maka peneliti akan memaparkan operasionalisasi variabel pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi operasional Indikator Skala Satuan

Variabel Independen:

Analisis Sensori/ Organoleptik

Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima pancaindra

manusia; indra

penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran

(Setyaningsih, dkk, 2010, hlm. 2).

Penampilan fisik

Likert Suka

Warna Likert Suka

Aroma Likert Suka

Tekstur Likert Suka

Rasa Likert Suka

Variabel Dependen :

Minat Beli

Minat merupakan

aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan

Mencari informasi lebih lanjut

Likert Minat


(8)

.

pikiran (kognitif) terhadap suatu barang

atau jasa yang

diinginkan. Minat beli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap objek yang

membuat individu

berusaha untuk

mendapatkan objek tersebut dengan cara membayar uang atau dengan pengorbanan (Schiffman & Kanuk, 2007, hlm 27).

jika

menginginkan

Tertarik untuk mengkonsumsi

Likert Minat

Sumber: Data diolah, 2014

3.4 Rancangan Percobaan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok. Peneliti menggunakan metode eksperimental pada percobaan ini yaitu dengan menganalisis dua tahap seperti:

1. Kitchen Project

Percobaan pada tahap ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan (sampel) dan satu produk kontrol setelah itu dilakukan uji hedonik. Berikut ini adalah tabel rancangan percobaan formulasi produk cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot):


(9)

Tabel 3.2

Metode Rancangan Percobaan Formulasi Cookies Lidah Kucing Berbahan Dasar Tepung Garut (Arrowroot)

Formulasi

Panelis

Konsentrasi Tepung Garut pada Cookies Lidah Kucing CLK1

25% tepung garut dan 75% terigu

CLK2 50% tepung garut

dan 50% terigu

CLK3 100% tepung garut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15


(10)

Pemakaian tepung garut diatas didapatkan setelah melakukan eksperimen yaitu eksperimen pertama memakai 25% tepung garut dan 75% terigu menghasilkan cookies yang renyah namun karena tepung garut ini ingin dijadikan sebagai subtitusi terigu sehingga penulis mencoba lagi dengan 100% tepung garut yang menghasilkan cookies sangat renyah dan sangat rapuh. Kemudian penulis mencoba lagi dengan 50% tepung garut dan 50% terigu yang menghasilkan cookies renyah dan rapuh namun tidak terlalu, sehingga dalam prosentase yang didapatkan untuk bisa dijadikan sebagai subtitusi terigu yaitu lebih mendekati dengan hasil eksperimen yang berbahan dasar 50% tepung garut dan 50% terigu.

Untuk mengetahui rancangan hasil percobaan dari konsentrasi tepung garut dengan menggunakan standar resep yang sama dijelaskan dengan menggunakan uji hedonik:

a. Metode Hedonik/ Organoleptik

Uji kesukaan atau uji hedonik : pada uji ini panelis mengemukakan tanggapan pribadi suka atau tidak suka, disamping itu juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat kesukaan disebut juga skala hedonik. Skala hedonik ditransformasi ke dalam skala numerik dengan angka menaik/ menurun tingkat kesukaan. Dengan data numerik tersebut dapat dilakukan analisa statistik. Uji LSD (Least Significance Difference) organoleptik/ hedonik dengan memberikan sampel cookies lidah kucing beserta air mineral kepada 15 panelis terlatih kriteria yang diujikan yaitu penampilan fisik, warna, aroma, tekstur dan rasa sehingga dihasilkan satu formulasi terbaik dari beberapa perlakuan.

b. Uji Analisis Gizi Berdasarkan DKBM

Hasil pengolahan data terhadap mutu gizi cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut dengan perlakuan yang paling disukai berdasarkan analisis sesuai parameter mutu fisik dilakukan dengan analisis deskriptif. Selanjutnya mutu gizi dibandingkan dengan analisis zat gizi bahan pangan dasar menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan).


(11)

2. Uji Minat Beli Konsumen

Minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Minat Beli dapat diukur dengan preferensi atau ketidak setujuan atas suatu item pangan yang spesifik. Menggunakan analisis deskriptif untuk menghitung rata – rata (mean) dan standar deviasi dari jawaban responden agar kita dapat melihat gambaran atas fenomena yang sebenarnya terjadi.

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi (population/universe) adalah sekumpulan dari individu yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Atau populasi adalah keseluruhan objek yang dibatasi kriteria tertentu. Untuk mengungkap perilaku individu dalam suatu populasi, peneliti mengungkap keterangan atau karakteristik hanya sebagian dari anggota populasi saja. Cara ini disebut sampling atau sampling enumeration (Sugiama, 2008, hlm. 115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang menyukai cookies.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian yang diambil dari sebuah populasi untuk menentukan sifat serta ciri-ciri yang dikehendaki dari populasi bersangkutan. Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dimungkinkan, jika peneliti dihadapkan antara lain pada kendala waktu, tenaga, dan biaya. Sehubungan dengan pengambilan sampel, maka perlu suatu proses yang disebut sampling. Sampling adalah suatu proses penggunaan suatu bagian atau sejumlah kecil anggota dari sebuah populasi


(12)

untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan dari individu dalam populasi bersangkutan (Sugiama, 2008, hlm. 116).

3.5.3 Teknik Sampling

Untuk teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yang artinya teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014, hlm. 84). Dari Nonprobability Sampling teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah judgement sampling yaitu penarikan sampel yang didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti bersangkutan. Pada cara sampling ini peneliti berupaya mencari keyakinan terlebih dahulu bahwa individu yang dipilih sebagai sampel merupakan individu yang paling tepat (Sugiama, 2008, hlm. 121).

Untuk analisis faktor, ukuran sampel yang direkomendasikan adalah tidak kurang dari 50 observasi, dan disarankan ukuran sampel 100 atau lebih. Sebagai aturan umum, beberapa peneliti merekomendasikan rasio 10:1 or 20-1 kasus untuk setiap variabel (Hair, dkk, 2006:98-99). Hal ini dimaksud adalah jika item kuesioner dirancang sebanyak 20 item, maka ukuran sampel minimal adalah 20 x 10 = 200.

Roscoe (1975, hlm. 166) juga memberikan beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. 3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran


(13)

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Tahap uji organoleptik atau uji hedonik sebanyak 15 orang yang terdiri dari panelis terlatih/ ahli dalam bidang makanan khususnya pastry. Sedangkan dalam uji minat beli yaitu 70 panelis konsumen. Panelis yang diujikan dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 3.3

Panelis Ahli dan Panel Konsumen

Panelis Jumlah

Panelis Terlatih

Chef Pastry & Bakery 9

Mahasiswa dalam bidang pastry 4

Pengusaha dalam bidang pastry 2

Jumlah Panelis Terlatih 15

Panel Konsumen

Pelajar/ Mahasiswa 23

Pegawai Swasta 11

Ibu Rumah Tangga 28

PNS 8

Jumlah Panel Konsumen 70

Sumber: Data diolah, 2014.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


(14)

kesukaan dan minat beli secara khusus. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang bersifat terstruktur atau berpola sehingga ragam data yang diperoleh dari sumbernya cenderung memiliki pola yang lebih mudah dibaca oleh responden (Istijanto, 2005, hlm. 30).

Peneliti akan menggunakan metode survey dalam pengumpulan data, yaitu dengan mengumpulkan informasi melalui kuesioner yang terstruktur. Survey bertujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasilnya dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi (Istijanto, 2005, hlm. 30). Dan nantinya hasil kuesioner tersebut akan menjadi data primer dan kuantitatif bagi peneliti.

Kuesioner yang digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu :

1. Pernyataan yang menjelaskan variabel dengan pengukuran skala likert. Skala Likert ini memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan atau agreement terhadap suatu pernyataan (Simamora, 2005, hlm. 27).

STS TS BS S SS

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa Saja Setuju Sangat Setuju

2. Identitas responden yang menjelaskan demografi responden seperti Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Pekerjaan, Jumlah konsumsi cookies perbulan dan Pengeluaran pembelian cookies perbulan menggunakan pengukuran ordinal dan nominal.

3.6.1 Alat Pengumpulan Data

1. Eksperimen dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembuatan cookies lidah kucing.

2. Metode pencatatan dilakukan untuk mencatat data-data selama melaksanakan eksperimen.


(15)

4. Studi literatur merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku, artikel, karya ilmiah guna memperoleh informasi atau referensi yang berkaitan dengan penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Data kuantitatif yang terkumpul dianalisis secara deskriptif asosiatif dengan menggunakan alat bantu komputer dengan software SPSS.20 (Statistical Product for Service Solution). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode metode berikut ini:

3.7.1 Analisis Uji Inderawi (Organoleptik)

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.

Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat inderawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.

Cara analisis uji ini menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk menguji apakah ada perbedaan nyata antara rata-rata hitung tiga kelompok atau lebih (Sugiama, 2008, hlm. 220).

3.7.2 Uji Hedonik (Uji Kesukaan)

Uji hedonik (uji kesukaan) merupakan pernyataan kesan tentang baik atau buruknya mutu suatu produk. Uji ini dilakukan apabila uji didesain untuk memilih


(16)

saat pengembangan produk atau pembanding produk dengan produk pesaing. Uji kesukaan meminta panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang lain. Maka itu, produk yang tidak dipilih dapat menunjukkan bahwa produk tersebut disukai ataupun tidak disukai (Setyaningsih, dkk., 2010, hlm. 59).

Uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil baru atau hasil bahan mentah maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai hasil akhir produksi.

Cara analisis uji hedonik menggunakan uji dua sampel independen untuk menguji adakah perbedaan rata-rata (mean) tingkat kesukaan antara dua sampel produk cookies dari produk yang terpilih dengan produk kontrol.

3.7.3 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Tingkat validitas/kesahihan alat ukur atau pertanyaan dalam angket harus diuji, apakah alat ukur tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang ingin kita ukur. Suatu angket yang valid (sah) adalah pertanyaan yang mampu mengungkap sesuatu yang ingin diukur dalam penelitian tersebut (Sugiama, 2008, hlm. 197).

Alat ukur yang baik adalah alat yang memiliki tingkat keandalan tinggi. Sebuah alat ukur atau pertanyaan dalam angket dikategorikan reliabel (handal), jika alat ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten atau stabil meskipun pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu berbeda-beda (Sugiama, 2008, hlm. 88). Reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang akan diukur itu tetap konsisten dari waktu ke waktu. Teknik pengujian Reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai Cronbach Alpha yaitu sebesar 0,6. Apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka alat ukur yang digunakan adalah reliable (handal), itu artinya instrument dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Jika kurang dari 0,6 maka tidak reliable (Japarianto, 2010, hlm. 9).


(17)

3.7.4 Analisis Uji Distribusi Normal

Statistik parametrik mengajukan asumsi data setiap variabel yang dianalisis berbentuk distribusi normal. Jika data yang akan dianalisis tidak berdistribusi normal, maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk menganalisis data tersebut. Sebaliknya, bila data ternyata berdistribusi normal, maka statistik parametrik dapat dimanfaatkan untuk menganalisis data bersangkutan. Untuk data tidak berdistribusi normal, cocok memakai statistik non parametrik (Sugiama, 2008, hlm. 211).

3.7.5 Analisis Deskriptif Frekuensi

Analisis deskriptif juga digunakan untuk menghitung rata – rata (mean) dan standar deviasi dari jawaban responden agar kita dapat melihat gambaran atas fenomena yang sebenarnya terjadi. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang kita miliki (Simamora, 2005, hlm 27). Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014, hlm. 147). Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto, 2005, hlm. 30).

3.7.6 Analisis Korelasi Rank Spearman

Korelasi adalah derajat/tingkat hubungan yang terjadi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Korelasi Spearman ini termasuk salah satu alat uji ukuran asosiasi nonparametrik. Rank Spearman merupakan teknik statistik yang paling awal dikembangkan dan paling umum dikenal dari semua statistik yang didasarkan pada jenjang (Rangking) (Sugiama, 2008, hlm. 229).


(18)

3.7.7 Analisis Logistic Regression

Tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Variabel Binary adalah data jenis nominal dengan dua karakter saja (Santoso, 2012, hlm. 7).


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis mutu organoleptik cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot) terhadap minat beli konsumen, maka penulis mencoba menarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengolahan cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut hampir sama dengan mengolah cookies lidah kucing biasa, hanya yang membedakan adalah subtitusi terigu dengan tepung garut. Cookies dengan kualitas terbaik yaitu perlakuan yang berkode CLK2 dengan konsentrasi perbandingan 50% tepung garut dan 50% terigu.

2. Produk cookies lidah kucing berbahan dasar 50% tepung garut dan 50% terigu dengan skala rata-ratanya hanya mencapai angka 3,95 atau biasa saja cenderung setuju terhadap penampilan fisik, warna, aroma, tekstur dan rasa dari cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut. Sedangkan pernyataan variabel minat beli yang rata-ratanya 4,12 atau setuju cenderung sangat setuju dalam keinginan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi cookies ini. 3. Untuk melihat hubungan antara mutu organoleptik berdasarkan

masing-masing dimensi terhadap minat beli konsumen, maka setiap dimensi dalam variabel independen (Mutu Organoleptik) dan variabel dependen (Minat Beli) harus diuji dengan menggunakan metode correlations dan hasilnya Penampilan Fisik, Warna, Aroma, Tekstur dan Rasa berkorelasi positif signifikan dengan Minat Beli. Sehingga apabila konsumen berminat mengkonsumsi cookies maka ada hubungannya dengan Mutu Organoleptik yang ada pada cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut


(20)

4. Untuk melihat Pengaruh mutu organoleptik terhadap minat beli maka variabel mutu organoleptik dan variabel minat beli harus di uji menggunakan metode Logistic Regression. Dan hasilnya model regresi layak untuk digunakan memprediksi variabel minat beli. Namun pada uji regresi ini tidak semua dimensi dari variabel mutu organoleptik berpengaruh signifikan terhadap minat beli melainkan hanya dimensi Penampilan Fisik, Tekstur dan Rasa yang berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dan Warna serta Aroma tidak mempengaruhi minat beli konsumen terhadap cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut. Sehingga konsumen yang berminat mengkonsumsi cookies ini dipengaruhi oleh Penampilan Fisik, Tekstur dan Rasa yang dimiliki oleh cookies lidah kucing berbahan dasar tepng garut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis mutu organoleptik cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot) terhadap minat beli konsumen, maka penulis mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan penelitian di masa yang akan datang ataupun untuk para wirausaha yang ada dalam bidang pastry dan bakery sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan pengembangan penelitian yang mampu meningkatkan penambahan tepung garut tetapi memiliki sifat fisik yang masih disukai atau dapat diterima kosumen agar makin meningkatkan jumlah produksi umbi garut yang diolah menjadi tepung garut sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengupayakan bahan pangan lokal serta meningkatkan perekonomian petani Indonesia.

2. Apabila cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut ini akan dipasarkan dan diproduksi dalam jumlah banyak, sebaiknya dilakukan analisis kelayakan bisnisnya dan diuji ke laboratorium untuk meyakinkan para konsumen bahwa produk ini memiliki banyak manfaat yang lebih baik bagi kesehatan.


(21)

3. Lebih dikembangkan lagi berbagai produk makanan dengan bahan dasar tepung garut sehingga masyarakat dapat mengenal bahan pangan lokal ini.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari, 1997. Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta

Anwar Chairul, dkk. 1999. Agribisnis Tanaman Garut. Jakarta Timur: LSM Gema Pertapa.

Arief Abdul Rahman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bagyono. 2007. Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Alfabeta.

Bartono PH, SE dan Ruffino E.M. 2005. Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.

Boga Yasa. 2012. Terampil Membuat Kue Kering. Jakarta: Gramedia Pustaka

Cai, TD., 1999. Pengaruh Blanching, Perendaman Dalam Larutan NaCl dan Larutan NaHSO3 Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tepung Garut yang Dihasilkan.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.

FilsafatPendidikan. 2011. Pengertian Empiris. Retrieved 10 Juli, 2014, from http://www.filsafatpendidikan.com/artikel/pengertian-empiris

Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management, MacMillan Publishing Company, New York

Handayani Susilo Astuti. Berbagai Olahan Umbi Garut. Sinar Tani 39(3279) Des 2008

Herudiyanto Marleen S. dan Hudaya Sarifah. 2009. Teknologi Pengolahan Roti dan Kue. Jatinangor: Widya Padjajaran.

Indiyah. S.U. 1992. Bahan Ajaran: Pengolahan Roti. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi, UGM

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Japarianto, E. 2010. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Vol. XII).

Karjono. 1998. Umbi-umbi Potensial Penghasil Tepung. Trubus 347-Th XXIX-Oktober


(23)

Kartika, dkk. 1987/1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Kotler Philip & Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Jakarta: indeks.

Lionora Gabby, dkk. 2013. Analisis Kelayakan Bisnis Kue Muffin Dari Tepung Uwi. Widya Teknik, Vol 12 (1), 10 halaman.

Long Lucy M. 2004. Culinary Tourism. Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=ift27DhC1BAC&printsec=frontcover&so urce=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false [24 April 2014] Matz, S.A. 1962. Food Texture. The AVI Publishing Co, Inc, Westport, Connecticut. Pastry Crash Course. 1979. Bakery Technology and General Information. NHI

Bandung.

Roscoe dikutip dari Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. p :

Rukmana, R. 2000. Garut: Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius Saladin Djaslim. 1994. Intisari Manajemen Pemasaran, Bandung : Media Iptek Sambodo Agus dan Bagyono. 2006. Dasar-dasar Kantor Depan Hotel.

Yogyakarta: Andi.

Schiffman, & Kanuk. 2007. Consumer Behaviour (9 ed.): Pearson.

Setyaningsih Dwi, dkk. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press

Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Slamet Agus. 2004. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Pada Pembuatan Tepung Garut Terhadap Sifat Fisik Dan Amilografi Tepung Garut Yang Dihasilkan. Buletin Pertanian dan Peternakan, Vol 5 (10),

Soehardi. 1987. Marketing Praktis. Yogyakarta: Liberti

Soewarno Soekarto, T. 1985. Penelitian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara Subagjo Adjab. 2007. Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Yogyakarta: Graha

Ilmu.


(24)

Sugiyono. 2013. Statistik Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suwantoro Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Suyatno, Ir., MKes. 2010. Bahan Pangan Penukar. Tersedia: http://suyatno.undip.ac.id/files/2010/04/Bahan-Pangan-Penukar.pdf [24 April 2014]

Suyitmo. 1996. Dasar-Dasar Pengemasan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Triharyanto Eddy. 2002. Budidaya Tanaman Garut Dalam Upaya Meningkatkan

Pendapatan Petani. CARAKATANI, Vol XVII (2), 11 halaman

Umar Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Edisi-2. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Wikipedia. 2014. Definisi Kue Lidah Kucing. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_lidah_kucing

Wikipedia. 2014. Gandum[online]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gandum [24 April 2014]

Yakob Ibrahim. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: Rineka Cipta

Yap, M. C., Tong, D. Y. K., & Lai, K. P. 2011. Consumers’ Perceptions Towards International Supermarket Private Brand Products


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis mutu organoleptik cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot) terhadap minat beli konsumen, maka penulis mencoba menarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengolahan cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut hampir sama dengan mengolah cookies lidah kucing biasa, hanya yang membedakan adalah subtitusi terigu dengan tepung garut. Cookies dengan kualitas terbaik yaitu perlakuan yang berkode CLK2 dengan konsentrasi perbandingan 50% tepung garut dan 50% terigu.

2. Produk cookies lidah kucing berbahan dasar 50% tepung garut dan 50% terigu dengan skala rata-ratanya hanya mencapai angka 3,95 atau biasa saja cenderung setuju terhadap penampilan fisik, warna, aroma, tekstur dan rasa dari cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut. Sedangkan pernyataan variabel minat beli yang rata-ratanya 4,12 atau setuju cenderung sangat setuju dalam keinginan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi cookies ini. 3. Untuk melihat hubungan antara mutu organoleptik berdasarkan

masing-masing dimensi terhadap minat beli konsumen, maka setiap dimensi dalam variabel independen (Mutu Organoleptik) dan variabel dependen (Minat Beli) harus diuji dengan menggunakan metode correlations dan hasilnya Penampilan Fisik, Warna, Aroma, Tekstur dan Rasa berkorelasi positif signifikan dengan Minat Beli. Sehingga apabila konsumen berminat mengkonsumsi cookies maka ada hubungannya dengan Mutu Organoleptik yang ada pada cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut


(2)

4. Untuk melihat Pengaruh mutu organoleptik terhadap minat beli maka variabel mutu organoleptik dan variabel minat beli harus di uji menggunakan metode Logistic Regression. Dan hasilnya model regresi layak untuk digunakan memprediksi variabel minat beli. Namun pada uji regresi ini tidak semua dimensi dari variabel mutu organoleptik berpengaruh signifikan terhadap minat beli melainkan hanya dimensi Penampilan Fisik, Tekstur dan Rasa yang berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dan Warna serta Aroma tidak mempengaruhi minat beli konsumen terhadap cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut. Sehingga konsumen yang berminat mengkonsumsi cookies ini dipengaruhi oleh Penampilan Fisik, Tekstur dan Rasa yang dimiliki oleh cookies lidah kucing berbahan dasar tepng garut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis mutu organoleptik cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut (arrowroot) terhadap minat beli konsumen, maka penulis mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan penelitian di masa yang akan datang ataupun untuk para wirausaha yang ada dalam bidang pastry dan bakery sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan pengembangan penelitian yang mampu meningkatkan penambahan tepung garut tetapi memiliki sifat fisik yang masih disukai atau dapat diterima kosumen agar makin meningkatkan jumlah produksi umbi garut yang diolah menjadi tepung garut sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengupayakan bahan pangan lokal serta meningkatkan perekonomian petani Indonesia.

2. Apabila cookies lidah kucing berbahan dasar tepung garut ini akan dipasarkan dan diproduksi dalam jumlah banyak, sebaiknya dilakukan analisis kelayakan bisnisnya dan diuji ke laboratorium untuk meyakinkan para konsumen bahwa produk ini memiliki banyak manfaat yang lebih baik bagi kesehatan.


(3)

3. Lebih dikembangkan lagi berbagai produk makanan dengan bahan dasar tepung garut sehingga masyarakat dapat mengenal bahan pangan lokal ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari, 1997. Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta

Anwar Chairul, dkk. 1999. Agribisnis Tanaman Garut. Jakarta Timur: LSM Gema Pertapa.

Arief Abdul Rahman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bagyono. 2007. Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Alfabeta.

Bartono PH, SE dan Ruffino E.M. 2005. Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.

Boga Yasa. 2012. Terampil Membuat Kue Kering. Jakarta: Gramedia Pustaka

Cai, TD., 1999. Pengaruh Blanching, Perendaman Dalam Larutan NaCl dan Larutan NaHSO3 Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tepung Garut yang Dihasilkan.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.

FilsafatPendidikan. 2011. Pengertian Empiris. Retrieved 10 Juli, 2014, from http://www.filsafatpendidikan.com/artikel/pengertian-empiris

Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management, MacMillan Publishing Company, New York

Handayani Susilo Astuti. Berbagai Olahan Umbi Garut. Sinar Tani 39(3279) Des 2008

Herudiyanto Marleen S. dan Hudaya Sarifah. 2009. Teknologi Pengolahan Roti dan Kue. Jatinangor: Widya Padjajaran.

Indiyah. S.U. 1992. Bahan Ajaran: Pengolahan Roti. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi, UGM

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Japarianto, E. 2010. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Vol. XII).

Karjono. 1998. Umbi-umbi Potensial Penghasil Tepung. Trubus 347-Th XXIX-Oktober


(5)

Kartika, dkk. 1987/1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Kotler Philip & Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Jakarta: indeks.

Lionora Gabby, dkk. 2013. Analisis Kelayakan Bisnis Kue Muffin Dari Tepung Uwi. Widya Teknik, Vol 12 (1), 10 halaman.

Long Lucy M. 2004. Culinary Tourism. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=ift27DhC1BAC&printsec=frontcover&so urce=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false [24 April 2014] Matz, S.A. 1962. Food Texture. The AVI Publishing Co, Inc, Westport, Connecticut. Pastry Crash Course. 1979. Bakery Technology and General Information. NHI

Bandung.

Roscoe dikutip dari Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. p :

Rukmana, R. 2000. Garut: Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius Saladin Djaslim. 1994. Intisari Manajemen Pemasaran, Bandung : Media Iptek Sambodo Agus dan Bagyono. 2006. Dasar-dasar Kantor Depan Hotel.

Yogyakarta: Andi.

Schiffman, & Kanuk. 2007. Consumer Behaviour (9 ed.): Pearson.

Setyaningsih Dwi, dkk. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press

Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Slamet Agus. 2004. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Pada Pembuatan Tepung Garut Terhadap Sifat Fisik Dan Amilografi Tepung Garut Yang Dihasilkan. Buletin Pertanian dan Peternakan, Vol 5 (10),

Soehardi. 1987. Marketing Praktis. Yogyakarta: Liberti

Soewarno Soekarto, T. 1985. Penelitian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara Subagjo Adjab. 2007. Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Yogyakarta: Graha

Ilmu.


(6)

Sugiyono. 2013. Statistik Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suwantoro Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Suyatno, Ir., MKes. 2010. Bahan Pangan Penukar. Tersedia: http://suyatno.undip.ac.id/files/2010/04/Bahan-Pangan-Penukar.pdf [24 April 2014]

Suyitmo. 1996. Dasar-Dasar Pengemasan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Triharyanto Eddy. 2002. Budidaya Tanaman Garut Dalam Upaya Meningkatkan

Pendapatan Petani. CARAKATANI, Vol XVII (2), 11 halaman

Umar Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Edisi-2. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Wikipedia. 2014. Definisi Kue Lidah Kucing. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_lidah_kucing

Wikipedia. 2014. Gandum[online]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gandum [24 April 2014]

Yakob Ibrahim. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: Rineka Cipta

Yap, M. C., Tong, D. Y. K., & Lai, K. P. 2011. Consumers’ Perceptions Towards International Supermarket Private Brand Products