PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik

Oleh

NANIK DWI ARIYANTI 1007410

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)

Oleh

Nanik Dwi Ariyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik

© Nanik Dwi Ariyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)

NANIK DWI ARIYANTI NIM 1007410

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang timbul dikelas, diantaranya seringnya siswa tidak mengerjakan tugas ataupun PR, siswa terlihat jenuh dan mengantuk. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih metode yang tepat agar dapat membantu pencapaian peningkatan motivasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong. Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang menekankan dalam melatih bagaimana cara memperoleh produk sains, sehingga operasional pembelajarannya selalu ada aktivitas atau bernuansa proses IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil ketuntasan belajar. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang pendekatan yang sama diharapkan agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran ini pada saat proses belajar mengajar baik pada pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain.


(5)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

APPLICATION PROCESS SKILLS APPROACH INCREASE IN LEARNING MOTIVATION IPA

(Classroom Action Research In Materials Science Subject Categorization of Plants in Class III SD Mardi Waluya Cibinong)

Nanik Dwi Ariyanti NIM 1007410

ABSTRACT

The research is motivated by problems that arise in class condition. It can be seen from the frequent students are not chores or homework, the students looked bored and sleepy. Therefore, teachers in the learning process should be able to choose a appropriate methods to help meet the increasing student motivation. One way to approach the process skills. Based of the problem, identify the problems is how the planning, implementation and improvement of student motivation in learning science process skills approach in class III SD Mardi Waluya Cibinong. Process skills approach is an approach that emphasizes on training how to obtain a product of science, so there is always a learning operational activities or nuanced process of science. The research method used is the PTK.The research is done in two cycles where each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. The results showed an increase in students' motivation and student’s evaluations. For the next researcher who wants to continue his research on the same approach is expected to be able to apply this learning approach to teaching and learning as well in science lessons and other subjects.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Hipotesis Tindakan ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Beberapa Pendekatan dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. ... 10

B. Pendekatan Keterampilan Proses ... 12

C. Motivasi Belajar ... 16

D. Pembelajaran IPA di SD ... 21

E. Tujuan Pendidikan IPA ... 22

F. Prinsip-Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 23

G. Penggolongan Tumbuhan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Metode, Model dan Alur Penelitian ... 31


(7)

2. Model Penelitian ... 33

3. Alur Penelitian ... 34

B. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 40

1. Subjek Penelitian ... 40

2. Lokasi Penelitian ... 41

3. Waktu Penelitian ... 41

C. Instrumen Penelitian ... 41

D. Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 46

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47

1. Tindakan Siklus 1 ... 47

2. Tindakan Silkus 2 ... 62

C. Pembahasan Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 88


(8)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memegang peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling terkait yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya .

Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Namun demikian aktivitas belajar itu sendiri mensaratkan motivasi dan kemauan yang tinggi agar dapat memahami dan menguasai ilmu yang kita pelajari. Selain itu dibutuhkan kreatifitas tersendiri dalam belajar agar terhindar dari perasaan jenuh dan malas dalam belajar.

Berkaitan dalam hal ini khususnya dalam mata pelajaran IPA di SD Mardi Waluya, kondisi siswa mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Ciri-ciri menurunnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari seringnya siswa tidak mengerjakan tugas ataupun PR, siswa lebih senang bermain ketika belajar dikelas, siswa terlihat jenuh dan mengantuk, serta menunjukan prilaku tidak betah dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung.


(9)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Ekspresi dan perilaku dari siswa yang kurang motivasi dalam belajar dapat dengan mudah menular dan mempengaruhi siswa-siswa yang lain. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka konsentrasi belajar para siswa bisa terganggu. Jika ada beberapa siswa yang motivasi belajarnya rendah maka hal ini akan dengan mudah menular dan mempengaruhi seisi kelas.

Hal ini bisa mempengaruhi kondisi dan suasana belajar di dalam kelas sehingga siswa tidak menyerap materi sepenuhnya. Penurunan motivasi belajar ini terlihat nyata pada perolehan nilai siwa dalam obeservasi awal yang masih relatif rendah di bawah KKM dengan nilai rata-rata siswa 61,12.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih strategi (pendekatan belajar mengajar), metode dan media yang tepat agar dapat membantu pencapaian peningkatan motivasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa. Melalui keterampilan proses, diharapkan siswa dapat mengalami proses sebagaimana yang dialami oleh para ilmuwan dalam usaha memecahkan misteri-misteri yang ada di alam.


(10)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat duraikan beberapa masalah yang timbul yaitu kondisi siswa yang mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Ciri-ciri menurunnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari seringnya siswa tidak mengerjakan tugas ataupun PR, siswa lebih senang bermain ketika belajar dikelas, siswa terlihat jenuh dan mengantuk, serta menunjukan prilaku tidak betah dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi dan suasana belajar di dalam kelas sehingga siswa tidak menyerap materi sepenuhnya.

Penurunan motivasi belajar ini terlihat nyata pada perolehan nilai siwa dalam obesrvasi awal yang masih relatif rendah di bawah KKM dengan nilai rata-rata siswa 61,12. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih strategi (pendekatan belajar mengajar), metode dan media yang tepat agar dapat membantu pencapaian peningkatan motivasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Pendekatan Ketrampilan

Proses dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Materi Penggolongan


(11)

Nanik Dwi Aryanti, 2013 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan dalam proposal PTK ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?

3. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?

D.Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagi berikut:

“Terdapat peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan

pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong” E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.


(12)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.

F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalisme guru.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada guru, orangtua agar dapat meningkatkan dan mengembangkan program pembelajaran.

c. Memberikan informasi kepada guru tentang pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPA.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau permasalahan lain yang prosedur penelitiannya hampir sama.


(13)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

G. Definisi Operasional

Untuk memperjelas permasalahan yang digunakan dalam penulisan judul, maka secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang menekankan dalam melatih bagaimana cara memperoleh produk sains, sehingga operasional pembelajarannya selalu ada aktivitas atau bernuansa proses sains (Asy’ari, 2006: 46).

Ketrampilan proses yang dikembangkan antara lain: keterampilan mengobservasi atau mengamati, mengklasifikasi atau menggolongkan, melakukan eksperimen atau percobaan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.

a. Keterampilan Mengobservasi/Mengamati

Ketrampilan mengobservasi atau mengamati adalah ketrampilan untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan berbagai macam indera. Dapat dilakukan dengan cara melihat, meraba, mengecap, membau dan mendengar. Melihat dapat memperoleh informasi tentang warna, bentuk, ukuran dan gerak. Meraba dapat diperoleh informasi tentang halus kasarnya permukaan suatu benda dan panas dinginnya suatu objek, mengecap untuk mengetahui rasa suatu objek. Membau untuk mengetahui aroma suatu objek sedangkan mendengar untuk mengetahui suara yang ditimbulkan oleh suatu objek.


(14)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

b.Keterampilan Mengklasifikasi/Menggolongkan

Keterampilan mengklasifikasi adalah ketrampilan untuk menggolongkan suatu objek untuk mencari persamaan dan perbedaannya sehingga dengan dasar tersebut objek dapat dikelompokkan atau dipisahkan dari yang lain.

c. Keterampilan Melakukan Eksperimen

Ketrampilan melakukan eksperimen merupakan ketrampilan proses untuk melakukan percobaan, dan merupakan puncak atau muara dari ketrampilan proses yang lain. Untuk mampu melakukan eksperimen/percobaan selain memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang sudah dijelaskan sebelumnya juga menuntut ketrampilan menyimpulkan, menganalisis dan mensintesis data.

d. Keterampilan Mengkomunikasikan

Ketrampilan mengkomunikasikan adalah ketrampilan untuk menyampaikan hasil percobaannya atau penemuannya pada orang lain. Penyampaian dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Perwujudannya bisa dalam bentuk gambar, grafik, diagram atau skema dan cerita atau uraian yang mudah dipahami.

e. Ketrampilan Menyimpulkan

Ketrampilan menyimpulkan merupakan ketrampilan untuk menyatakan hasil percobaannya di depan kelas. Penilaian tersebut ditentukan atas dasar fakta dan konsep atau prinsip-prinsip yang telah diketahui.


(15)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Pada penelitian ini pendekatan ketrampilan proses yang digunakan yaitu ketrampilan mengobservasi/mengamati, ketrampilan mengklasifikasi/ menggolongkan, ketrampilan melakukan percobaan, ketrampilan mengkomunikasikan dan ketrampilan menyimpulkan. Peneliti hanya menerapkan lima ketrampilan tersebut dalam pendekatan ketrampilan proses karena disesuaikan dengan materi dan kemampuan anak kelas 3 SD.

2. Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimilikinya (Sanjaya, 2010: 250).

Aspek-aspek motivasi belajar dapat berupa: a. Perhatian terhadap materi pelajaran. b. Kepuasan, ketekunan, keuletan.

c. Keinginan membantu teman, kelompok belajar. d. Keinginan menyelesaikan tugas dan masalah.

e. Kemauan bertanya terhadap materi yang belum dikuasai. 3. Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila berorientasi pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Oleh karena itu guru harus kompeten dalam menciptakan aktivitas


(16)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

pembelajaran yang sesuai dengan ketiga aspek tersebut. Untuk pembelajaran IPA yang menjadi fokus dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan alam secara langsung. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana belajar yang tepat agar siswa dapat mengamati dan memahami objek IPA.


(17)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah, 2010:9). PTK atau Clasroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Menurut Kusumah (2009 : 9) Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, penelitian tindakan kelas dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(18)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Penulis memilih bentuk metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pertimbangan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami dan menemukan berbagai masalah pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA.

Menurut Kunandar (2008:51), beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah (1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial dan error; (2) menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; (11) manfaat jelas dan langsung.

Dengan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran IPA, serta tercipta hubungan antara guru dan siswa dalam mencari pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran.

Menurut Asrori (2009:13) tujuan penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran disekolah; membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dikelas; meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan; serta menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan.


(19)

Nanik Dwi Aryanti, 2013 2. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Menurut Arikunto (2012:16), model penelitian ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model penelitian yang digunakan dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1

Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Dan seterusnya Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi


(20)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas (PTK) prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan.

Adapun model (PTK) dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni :

a.Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.

b. Tahap 2 : pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yakni mengenai tindakan di kelas.

c. Tahap 3 : pengamatan atau observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

d. Tahap 4 : refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

3. Alur Penelitian

Pelaksanaan PTK yang dilakukan peneliti terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Gambaran pada setiap siklus yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Siklus I


(21)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun RPP yang disesuaikan dengan materi, dan tujuan pembelajaran. Materi IPA pada pembelajaran siklus pertama adalah penggolongan tumbuhan berdasarkan susunan tulang daunnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan. Tahap-tahap perencanaan yang dilakukan adalah :

a) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses.

b) Menyiapkan angket motivasi belajar siswa.

c) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan dan guru. d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).

e) Menyusun tes evaluasi (tes hasil belajar). 2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dilaksanakan sesuai dengan materi yang direncanakan yaitu penggolongan tumbuhan berdasarkan susunan tulang daunnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terbagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.


(22)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

(1) Pemberian apersepsi sebagai pembuka pelajaran dan pendukung kelancaran proses belajar mengajar dengan cara mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran yang sudah lalu serta dengan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. (2) Pemberian motivasi bagi siswa melalui pertanyaan atau

gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

b) Tahap kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. Ketrampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(a)Keterampilan mengobservasi: Siswa mengamati bermacam- macam daun.

(b) Ketrampilan menggolongkan: Siswa menggolongkan macam-macam daun berdasarkan susunan tulang daunnya. (c)Ketrampilan melakukan percobaan: Siswa menempelkan

macam-macam daun berdasarkan susunan tulang daun di lembar kerja siswa (LKS).

(d)Ketrampilan mengkomunikasikan: Siswa mengkomunikasikan hasil laporan di depan kelas.


(23)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

(e)Ketrampilan menyimpulkan: Siswa membuat kesimpulan dari hasil laporannya.

(3) Mengerjakan tes individu.

Tahap kegiatan akhir dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa. (b) Memberi penguatan akhir/kesimpulan.

3) Observasi

Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam tahap ini proses observasi dilaksanakan pada saat penelitian tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan melalui observasi ini berupa data kualitatif berupa angket motivasi belajar siswa, lembar observasi siswa dan guru. Selain itu berupa data kuantitatif seperti hasil tes berupa LKS dan tes individu.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi ini dikaji tentang hal-hal yang harus dipertahankan dan hal-hal yang diperbaiki dan solusinya yang akan diterapkan pada siklus berikutnya sehingga diakhir kegiatan refleksi ini dihasilkan suatu perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.

b. Siklus II


(24)

Nanik Dwi Aryanti, 2013 1) Perencanaan

Setelah dilakukan refleksi pada siklus pertama, maka pada perencanaan di siklus kedua guru merencanakan dan menyusun RPP perbaikan yang disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Materi IPA pada pembelajaran siklus kedua adalah penggolongan tumbuhan berdasarkan batangnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses yang telah diperbaiki. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan. Tahap-tahap perencanaan yang dilakukan adalah :

a) Memperbaiki skenario pembelajaran dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses.

b) Menyiapkan angket motivasi belajar siswa.

c) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan dan guru. d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).

e) Menyusun tes evaluasi (tes hasil belajar). 2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah diperbaiki. Proses pembelajaran dilakukan dilaksanakan sesuai dengan materi yang direncanakan yaitu penggolongan tumbuhan berdasarkan batangnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terbagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.


(25)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

a) Tahap kegiatan awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Pemberian apersepsi sebagai pembuka pelajaran dan

pendukung kelancaran proses belajar mengajar dengan cara mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran yang sudah lalu serta dengan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. (2) Pemberian motivasi bagi siswa melalui pertanyaan atau

gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

b) Tahap kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. Ketrampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(a) Keterampilan mengobservasi: Siswa mengamati bermacam-macam batang.

(b) Ketrampilan menggolongkan: Siswa menggolongkan macam-macam tumbuhan berdasarkan batangnya.

(c) Ketrampilan melakukan percobaan: Siswa menempelkan macam-macam tumbuhan berdasarkan batangnya di lembar kerja siswa (LKS).


(26)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

(d) Ketrampilanmengkomunikasikan:Siswa

mengkomunikasikan hasil laporan di depan kelas.

(e) Ketrampilan menyimpulkan: Siswa membuat kesimpulan dari hasil laporannya.

(3) Mengerjakan tes individu.

Tahap kegiatan akhir dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a)Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa. (b) Memberi penguatan akhir/kesimpulan.

3) Observasi

Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam tahap ini proses observasi dilaksanakan pada saat penelitian tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan melalui observasi ini berupa data kualitatif berupa angket motivasi belajar siswa, lembar observasi siswa dan guru. Selain itu berupa data kuantitatif seperti hasil tes berupa LKS dan tes individu.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi ini dikaji tentang hal-hal yang harus dipertahankan dan hal-hal yang diperbaiki dan solusinya yang akan diterapkan pada siklus berikutnya sehingga diakhir kegiatan refleksi ini dihasilkan suatu perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.


(27)

Nanik Dwi Aryanti, 2013 1. Subjek Penelitian

Yang akan menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III A SD Mardi Waluya Cibinong dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SD Mardi Waluya Cibinong yang berlokasi dijalan Mayor Oking Cibinong No. 15 Cibinong-Bogor.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau saran penelitian. Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana atau cara tertentu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa.

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Digunakan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa dalam kelompok.


(28)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Lembar soal yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda. Digunakan sebagai alat ukur hubungan materi pembelajaran yang telah diberikan dengan prestasi belajar siswa.

2. Non tes

a. Angket atau kuisioner

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini bentuk angket motivasi atau kuisioner yang dipakai adalah bentuk check list, rating-scale (skala bertingkat) untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat atau pedoman yang diisi oleh observator yang melakukan observasi. Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. D. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data dari hasil observasi


(29)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar IPA.

Mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar siswa.

b. Motivasi Belajar Siswa

Data tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatan motivasi dalam bentuk kuisioner dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan menggunakan skala 1-5, antara lain: 5 = sangat setuju (SS), 4 = setuju (S), 3 = ragu-ragu (RR), 2 = kurang setuju (KS), 1 = tidak setuju (TS).

Cara menghitung prosentase motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tingkat motivasi yang diperoleh = c. Hasil Belajar

Setelah memperoleh data tes, maka data tersebut dianalisis secara deskripsi kuantitatif dengan mencari ketuntasan belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut:

1) Ketuntasan Individu

% 100 

SkorIdeal JumlahSkor


(30)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 67 dipilih karena sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA siswa SD Mardi Waluya Cibinong. 2) Ketuntasan Klasikal

Dalam tes hasil belajar dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 67 ke atas dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah:

Keterangan:

KK : Ketuntasan klasikal

X : Jumlah siswa yang memperoleh nilai  67 Z : Jumlah siswa

Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika  85% siswa memperoleh skor minimal 67 yang akan dilihat pada hasil evaluasi tiap-tiap siklus.

2. Analisis Data a. Hasil observasi

Hasil observasi dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menganalisis dan mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar IPA.

Z X


(31)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Menganalisis dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar siswa.

b. Motivasi Belajar Siswa

Menurut Sugiyono (2009: 95), selanjutnya kriteria motivasi belajar siswa ditentukan berdasarkan pedoman skor ideal (kriterium) untuk seluruh item.

Hasil data observasi menurut Yoni (2010 :176-177) ini dianalisis dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.1: Kualifikasi Prosentase Motivasi Siswa

PROSENTASE KRITERIA

75% - 100% Sangat tinggi

50 % - 74,99 % Tinggi

25 % - 49,99 % Sedang

0 % - 24,99 % Rendah

c. Hasil Belajar Siswa

Kriteria yang menjadi panduan untuk menguji keberhasilan belajar siswa menggunakan pedoman kriteria penguasaan dari Hernawan (2007:27), yaitu:

Tabel 3.2 : Pedoman Krtiteria Penguasaan Proporsi Prosentase Kriteria penguasaan


(32)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

90-100% Baik sekali

80-89% Baik

70-79% Cukup


(33)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses pada pembelajaran IPA di SD Mardi Waluya Cibinong, peneliti dapat menyimpulkan:

1. Perencanaan pembelajaran IPA pada materi penggolongan tumbuhan di kelas III SD Mardi Waluya telah sesuai dengan KTSP. Tahapan-tahapan pendekatan ketrampilan proses yaitu ketrampilan mengamati, menggolongkan, melakukan percobaan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan bisa berjalan dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan menggunakan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari ketercapaian dari setiap tahapan ketrampilan proses. Aspek ketrampilan proses yang dapat terlaksana dengan sangat baik adalah aspek ketrampilan proses mengamati, menggolongkan dan melaksanakan percobaan Dimana dari setiap aspek tersebut siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan bisa dimengerti dan juga antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat.

3. Peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan menggunakan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya tercapai dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari


(34)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

peningkatan prosentase tingkat motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I hasil angket untuk aspek motivasi siswa didapatkan bahwa aspek perhatian dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (71,2%), aspek ketekunan dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (58,8%), aspek keinginan membantu teman dengan kriteria tingkat motivasi sedang (48,4%), aspek keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi sedang (48,8%) dan aspek kemauan bertanya dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (61,6%). Sedangkan pada siklus II hasil angket untuk aspek motivasi siswa didapatkan bahwa aspek perhatian dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (80,4%), aspek ketekunan dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (80%), aspek keinginan membantu teman dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (82,4%), aspek keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (78,4%) dan aspek kemauan bertanya dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (82,4%). Dari data tersebut terlihat peningkatan aspek motivasi dari siklus I ke siklus II terutama aspek keinginan membantu teman dan aspek kemauan bertanya. Selain itu hasil evaluasi siswa juga menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, nilai ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 72% sedangkan nilai ketuntasan pada siklus II sebesar 88%.


(35)

Nanik Dwi Aryanti, 2013 B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran- saran sebagai berikut:

1. Pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA terutama pada materi penggolongan tumbuhan dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya bisa meningkatkan motivasi siswa baik internal maupun eksternal pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran .

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang pendekatan yang sama diharapkan agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran ini pada saat proses belajar mengajar baik pada pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain.


(36)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Mohammad.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Asy’ari, Maslichah.2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaaan.

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar.2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta.Penerbit Erlangga. Hernawan Herry Asep, dkk.2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Kunandar.2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D .2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Namce8081. 2008. Motivasi Belajar. Tersedia: wordpress. com/category/ pendidikan / motivasi belajar.

Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.

Samatowa, Usman.2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Semiawan, Conny, dkk. 1985. Pendekatan ketrampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.


(37)

Nanik Dwi Aryanti, 2013

Siregar, Evelyne dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Tim Penyusun UPI, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yoni, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Familia


(38)

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses pada pembelajaran IPA di SD Mardi Waluya Cibinong, peneliti dapat menyimpulkan:

1. Perencanaan pembelajaran IPA pada materi penggolongan tumbuhan di kelas III SD Mardi Waluya telah sesuai dengan KTSP. Tahapan-tahapan pendekatan ketrampilan proses yaitu ketrampilan mengamati, menggolongkan, melakukan percobaan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan bisa berjalan dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan menggunakan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari ketercapaian dari setiap tahapan ketrampilan proses. Aspek ketrampilan proses yang dapat terlaksana dengan sangat baik adalah aspek ketrampilan proses mengamati, menggolongkan dan melaksanakan percobaan Dimana dari setiap aspek tersebut siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan bisa dimengerti dan juga antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat.

3. Peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan menggunakan pendekatan ketrampilan proses di


(2)

peningkatan prosentase tingkat motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I hasil angket untuk aspek motivasi siswa didapatkan bahwa aspek perhatian dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (71,2%), aspek ketekunan dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (58,8%), aspek keinginan membantu teman dengan kriteria tingkat motivasi sedang (48,4%), aspek keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi sedang (48,8%) dan aspek kemauan bertanya dengan kriteria tingkat motivasi tinggi (61,6%). Sedangkan pada siklus II hasil angket untuk aspek motivasi siswa didapatkan bahwa aspek perhatian dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (80,4%), aspek ketekunan dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (80%), aspek keinginan membantu teman dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (82,4%), aspek keinginan menyelesaikan tugas dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (78,4%) dan aspek kemauan bertanya dengan kriteria tingkat motivasi sangat tinggi (82,4%). Dari data tersebut terlihat peningkatan aspek motivasi dari siklus I ke siklus II terutama aspek keinginan membantu teman dan aspek kemauan bertanya. Selain itu hasil evaluasi siswa juga menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, nilai ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 72% sedangkan nilai ketuntasan pada siklus II sebesar 88%.


(3)

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran- saran sebagai berikut:

1. Pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA terutama pada materi penggolongan tumbuhan dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya bisa meningkatkan motivasi siswa baik internal maupun eksternal pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran .

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang pendekatan yang sama diharapkan agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran ini pada saat proses belajar mengajar baik pada pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Mohammad.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Asy’ari, Maslichah.2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaaan.

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar.2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta.Penerbit Erlangga. Hernawan Herry Asep, dkk.2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Kunandar.2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D .2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Namce8081. 2008. Motivasi Belajar. Tersedia: wordpress. com/category/ pendidikan / motivasi belajar.

Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.

Samatowa, Usman.2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Semiawan, Conny, dkk. 1985. Pendekatan ketrampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.


(5)

Siregar, Evelyne dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Tim Penyusun UPI, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yoni, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Familia


(6)

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 4 8

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 1 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN CLASS CONCERN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Pembelajaran Class Concern Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Biologi Materi Sistem Indra Pada M

0 0 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN CLASS CONCERN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Pembelajaran Class Concern Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Biologi Materi Sistem Indra Pada M

0 0 14

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 33

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA.

0 1 30

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PANCAINDRA (PENGECAP).

0 0 33

Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

0 0 6

Ketrampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA

0 1 31

UPAYA MenInGkATkAn PROSeS PeMBelAJARAn dAn HASIl BelAJAR IPA MelAlUI PendekATAn keTeRAMPIlAn PROSeS

0 0 5