PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN
PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Rossi Iskandar
PGMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jalan A.H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
Rossiiskandar92@gmail.com
Abstract: Research aims to know role playing's tech implement on social science learning.
Method that is utilized in this research is observational action braze. Its data collecting tech
is by use of activity observation sheet student and teacher and sheet essay. Base analisis
observational already been done that tech implement plays performed role with every
consideration. Activity learns on i. cycle is 81.8 % and on cycle II. by derived 90.9 %
meanwhile on 100 performed III. cycle % of 22 aspect those are proposed.
Keyword: Social science, learning outcome, role playing, independence proclamation
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik bermain peran pada
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dan guru serta lembar tes. Berdasarkan analisis penelitian yang
telah dilakukan bahwa penerapan teknik bermain peran terlaksana dengan baik. Aktivitas
guru pada siklus I adalah 81.8 % dan pada siklus II dengan perolehan 90.9 % sedangkan
pada siklus III terlaksana 100 % dari 22 aspek yang diajukan.

Keyword: Ilmu pengetahuan sosial, hasil belajar, bermain peran, proklamasi kemerdekaan

Proses pendidikan di sekolah akan berjalan

datang.

dengan baik dan bermakna bila di dukung

adalah fondasi dari segala-galanya.

oleh sarana dan prasarana yang lengkap

Dengan

demikian

pendidikan

Menghadapi era-globalisasi sekarang


dan baik. Sarana dan prasarana adalah

ini

segala sesuatu yang dipergunakan oleh

pembaharuan sistem pendidikan

seorang guru/pendidik dalam usaha untuk

dapat menunjang keberhasilan pendidikan

mencapai

khususnya di Indonesia. Dalam hal ini,

pendidikan
Pendidikan

tujuan

umum
adalah

pendidikan

baik

maupun

agama.

suatu

kunci

perlu

lembaga

adanya


pendidikan

pembaharuan-

memiliki

yang

posisi

strategis untuk meningkatkan peserta didik

keberhasilan yang perlu dimiliki oleh

dengan

setiap manusia agar dapat menyesuaikan

profesional, serta sarana dan prasarana


dengan nilai-nilai dan norma-norma yang

yang baik. Proses pembelajaran dapat

ada pada masa sekarang dan yang akan

dicapai semaksimal mungkin, sebagaimana

292

di

dukung

oleh

guru

yang


Hasil Belajar IPS melalui Teknik bermain Peran
Rossi Iskandar

di kemukakan di dalam BAB II pasal 3

Pembelajaran IPS sekarang ini harus

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

bisa mengubah dari situasi”guru mengajar”

tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

kepada situasi “peserta didik belajar”, dari

bahwa :

pengalaman


guru kepada pengalaman

“Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi
warga
negara

yang
demokratis serta bertanggung jawab”.

peserta didik, dari dunia guru kepada dunia

Berdasarkan Undang-undang No. 20

bagaimana membicarakan dan menemukan

peserta

didik.

Mengorganisir

sekolah

bukan untuk kita mengajar tetapi untuk
peserta didik belajar. Guru yang modern
ialah orang yang mengayom proses belajar

peserta didik. Ia menempatan peserta didik
kepada pusat kegiatan belajar, membantu
dan

mendorong

peserta

didik

untuk

belajar, bagaimana menyusun pertanyaan,

lembaga

jawaban-jawaban persoalan. Guru IPS

fungsi


sebagai fasilitator, motivator, counselor

pengembangan kemampuan peserta didik

dalam kelas. Guru IPS sudah saatnya

baik

emosional,

mencari metode belajar yang tepat, agar

spiritual, dan juga skill (keterampilan) tak

suasana belajar yang menyenangkan dapat

terkecuali

dengan


terlihat dalam kehidupan sehari-hari.

pendidikan

IPS

tahun

2003

tersebut,

pendidikan

maka

mempunyai

secara

intelektual,

pendidikan
haruslah

IPS,

Berdasarkan

melatih

wawancara

penulis

intelektual, emosional dan skill untuk

dengan guru IPS yang ada di MI Negeri

mempersiapkan

baik

Maparah Kabupaten Ciamis, hubunganya

kejenjang yang lebih tinggi, maupun terjun

dengan kegiatan belajar mengajar IPS

aktif

kebanyakan

dalam

generasi

kehidupan

muda,

masyarakat.

metode

yang

digunakan

Mengingat pentingnya pendidikan IPS,

adalah metode ceramah yang dilakukan

maka guru IPS mempunyai tugas yang

pada umumnya, walaupun sesekali di

cukup berat, tidak hanya melatih peserta

gunakan metode yang lain seperti metode

didik untuk memahami, mengerti dan

diskusi, metode discovery, metode inquiry

mampu berbuat sesuatu yang diharapkan

dan pemberian tugas sehingga dengan

oleh pendidikan IPS.

metode seperti itu menyebabkan peserta

293

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2, Desember 2015

didik

merasa jenuh dan menyebabkan

hasil belajar peserta didik

memerankannya sebagai tokoh hidup atau

menurun.

benda mati.
Bermain peran adalah metode yang

Dalam upaya meningkatkan hasil

sangat

belajar kognitif peserta didik pada mata

peran

dan metode pembelajaran yang tepat untuk

tujuan

atau

kompetensi

memainkan

peran-peran

mendapatkan pengalaman yang kaya, baik

dalam

dasar

aktif

anak berusaha untuk menyelidiki dan

metode. Dengan kata lain metode adalah

pelajaran

bentuk

kegiatan bermain yang menyenangkan,

kegiatan belajar mengajar luput dari peran

bahan

satu

salah satu sarana untuk belajar. Melalui

akui keberadaanya. Tidak ada satupun

menyampaikan

salah

tertentu. Bermain pada anak merupakan

bagian dalam proses belajar mengajar di

guru

adalah

terlibat

Menurut Tiana, (2008:52) metode sebagai

digunakan

untuk

pembelajaran, dimana peserta didik ikut

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

yang

digunakan

mensimulasikan keadaan nyata, bermain

pelajaran IPS, maka diperlukan strategi

cara

efektif

pengalaman dengan dirinya sendiri, orang

agar

lain

dapat

maupun

dengan

lingkungan

di

sekitarnya.

tercapai. Salah satu metode pembelajaran
yang tepat untuk meningkatkan hasil

Melalui metode bermain peran

belajar kognitif peserta didik adalah

pesera

dengan

metode

memecahkan masalah pribadi, dengan

(Role

bantuan kelompok sosial yang anggotanya

menggunakan

pembelajaran

bermain

peran

didik

diajak

untuk

belajar

Playing) metode ini di pelopori oleh

teman-temannya

George Shafetel, (Uno 2008; 25)

penelitian Poorman (2002), siswa yang

Berdasarkan

Berdasarkan

tersebut,

diwawancarai mengatakan bahwa dengan

ditawarkan sebuah metode pembelajaran

strategi bermain peran yang dilaksanakan

IPS dengan metode kooperatif tipe role

oleh guru, membuat mereka ingin terlibat

playing

aktif

atau

alasan

sendiri.

bermain

peran

yang

melakukan

sesuatu

dalam

merupakan suatu cara penguasaan bahan-

pembelajaran. Hal ini senada sebagaimana

bahan pelajaran melalui pengembangan

yang

imajinasi dan penghayatan peserta didik.

pembelajaran yang menggunakan strategi

Pengembangan imajinasi dan penghayatan

bermain peran meningkatkan keaktifan

itu

siswa dalam kegiatan belajar.

dilakukan

peserta

didik

dengan

294

diteliti

Fogg

(2001)

bahwa

Hasil Belajar IPS melalui Teknik bermain Peran
Rossi Iskandar

Metode

bermain

peran

bekerjasama

adalah

hingga

berhasil,

dan

metode yang sangat efektif digunakan

permainan merupakan pengalaman yang

untuk mensimulasikan keadaan nyata.

menyenangkan

Dalam metode ini disusun sebuah skenario

Menurut

pembelajaran berdasarkan pada prosedur

Hendy (2010:34) bahwa dalam aplikasi

operasional atau kegiatan yang akan

praktisnya

diajarkan.

dapat

keterlibatan peserta didik secara aktif

membuktikan diri sebagai suatu media

dalam proses belajar, sehingga hanya

pendidikan yang ampuh, dimana saja

dengan mengaktifkan peserta didik maka

terdapat

di

proses asimilasi /akomodasi pengetahuan

definisikan dengan jelas, yang memiliki

dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

interaksi

dalam

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat

keadaan yang bersifat simulasi (Hamzah

membangkitkan perhatian peserta didik

2008: 25).

hingga terjadilah komunikasi timbal balik,

Bermain

peran

peran-peran

untuk

di

yang

dapat

eksplorasi

bagi

peserta

didik.

J. Piaget yang dikutip oleh

sangat

mementingkan

Bermain peran merupakan suatu

sehingga metode kooperatif dengan teknik

proses memberikan contoh hidup dari

bermain peran ini cocok dilaksanakan pada

perilaku manusia yang berfungsi sebagai

suatu pembelajaran di madrasah.

kendaraan

bagi

mengeksplorasi

siswa
mereka

untuk

Bermain peran sebagai instruksional

(1)

perasaan;

menurut

(2)

Gunter,

dkk

(2002)

adalah

memperoleh wawasan sikap mereka, nilai-

sebagai strategi mengambil keuntungan

nilai, dan persepsi; (3) mengembangkan

dari praktek-praktek pembelajaran dalam

mereka pemecahan masalah keterampilan

menghubungkan pengalaman baru untuk

dan sikap; dan (4) mengeksplorasi materi

pengetahuan sebelumnya dan pengalaman,

pelajaran dengan berbagai cara (Joyce dan

dan melakukannya di perusahaan orang

Weil, 2009).

lain.
Menurut

Metode ini banyak melibatkan peserta

Mulyasa

(2004:141)

didik dan membuat peserta didik senang

terdapat empat asumsi yang mendasari

belajar serta metode ini mempunyai nilai

pembelajaran

tambah, yaitu dapat menjamin partisipasi

mengembangkan perilaku dan nilai-nilai

seluruh

peserta

didik

bermain

peran

untuk

dan

memberi

social, yang kedudukannya sejajar dengan

sama

untuk

model-model mengajar lainnya. Keempat

dalam

asumsi tersebut sebagai berikut:

kesempatan

yang

menunjukkan

kemampuannya

295

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2, Desember 2015

implisit

bermain

peran

dalam psikodrama bobot emosional lebih

sustau

situasi

belajar

ditonjolkan daripada bobot intelektual,

dengan

sedangkan pada bermain peran peran

menitikberatkan isi pelajaran pada situasi

keduanya memegang peranan yang sangat

„‟di sini pada saat ini‟‟. Model ini percaya

penting dalam pembelajaran.

Secara
mendukung
berdasarkan

bahwa

pengalaman

sekelompok

peserta

Ketiga,

didik

model

bermain

peran

dimungkinkan untuk menciptakan analogy

berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat

mengenai

nyata.

diangkat ke taraf sadar untuk kemudian

Terhadap analogy yang diwujudkan dalam

ditingkatkan melalui proses kelompok.

bermain peran, para peserta didik dapat

Pemecahan tidak selalu datang dari orang

menampilkan respons emosional sambil

tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi

belajar dari respons orang lain.

pengamat terhadap masalah yang sedang

situasi

kehidupan

Kedua, bermain peran memungkinkan

diperankan. Denagn demikian, para peserta

para peserta didik untuk mengungkapkan

didik dapat belajar dari pengalaman orang

perasaannya yang tidak dapat dikenal

lain tentang cara memecahkan masalah

tanpa

lain.

yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan

untuk

untuk mengembangkan dirinya secara

mengurangi beban emosional merupakan

optimal. Dengan demikian, para peserta

tujuan utama dari psikodrama (jenis

didik dapat belajar dari pengalaman orang

bermain peran yang lebih menekankan

lain tentang cara memecahkan masalah

pada penyembuhan). Namun demikian,

yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan

terdapat

perbedaan

antara

untuk mengembangkan dirinya secara

bermain

peran

konteks

optimal. Oleh sebab itu, model mengajar

psikodrama.

ini berusaha mengurangi peran guru yang

konteks

teralu mendominasi pembelajaran dalam

pembelajaran memandang bahwa diskusi

pendekatan tradisional. Model bermain

setelah pemeranan dan pemeranan itu

peran mendorong peserta didik untuk turut

sendiri merupakan kegiatan utama dan

aktif dalam pemecahan masalah sambil

integral dari pembelajaran; sedangkan

menyimak secara seksama bagaimana

dalam

orang lain berbicara mengenai masalah

bercermin

Mengungkapkan

pembelajaran
Bermain

pada

orang

perasaan

penekanan
dalam

dengan
peran

psikodrama,

dalam

pemeranan

dan

yang sedang dihadapi.

keterlibatan emosional pengamat itulah
yang paling utama. Perbedaan lainnya,
296

Hasil Belajar IPS melalui Teknik bermain Peran
Rossi Iskandar

Ke empat,

model bermain peran

empat tahapan, yaitu (1) perencanaan

berasumsi bahwa proses psikologis yang

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan

pengamatan terhadap tindakan dan (4)

dan system keyakinan, dapat diangkat ke

refleksi

taraf sadar melalui kombinasi pemeranan

pelaksanaannya,

secara spontan. Dengan demikian, para

kegiatan pokok itu berlangsung secara

peserta didik dapat menguji sikap dan

terus menerus.

terhadap

tindakan.

keempat

Pada

komponen

nilainya yang sesuai dengan orang lain,

Subjek dalam penelitian ini adalah

apakah sikap dan nilai yang dimilikinya

satu kelas yaitu kelas V MIN Maparah

perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa

dengan jumlah peserta didik sebanyak 25

bantuan orang lain, para peserta didik sulit

orang.

untuk menilai sikap dan nilai yang

HASIL

dimilikinya.

Observasi Guru dan Siswa

Permasalahan diatas menjadi perhatian

Hasil

bagi peneliti untuk mengadakan penelitian

observasi

yang

kinerja guru dan aktivitas siswa selama

tindakan kelas terhadap pengaruh metode

berlangsungnya pembelajaran proklamasi

bermain peran (Role Playing) dalam

kemerdekaan dengan menerapkan teknik

meningkatkan hasil belajar.

bermain

peran

diperoleh

22 aspek yang ditetapkan,
Metode penelitian yang digunakan
penelitian

penelitian
action).

kelas
Metode

merefleksi

suatu

ini

adalah

guru

(classroom
ini
model

menggunakan

research

mengkaji

pembelajaran

peran

adalah 56 % berada pada katagor
kurang.
Selama

proses

pembelajaran

proklamasi kemerdekaan pada siklus II ini,

dalam penelitian ini berbentuk siklus.
Sulipan

bermain

rata-rata dari keseluruhan aktivitas siswa

Langkah-langkah yang akan dilakukan

Menurut

teknik

adalah 85 dan nilai terendahnya yaitu 40.

dan

pembelajaran di kelas.

siklus

sedangkan

nilai tertinggi aktivitas siswa dengan

metode

dengan tujuan untuk meningkatkan proses

Setiap

data

melaksanakan 18 aspek atau 81,8 % dari

METODE

dalam

dilakukan

guru melaksanakan 20 aspek atau 90.9 %

yang

dari 22 aspek yang ditetapkan dan pada

dikutip oleh Nizar Alam (2008: 52)

siklus I ada 18 aspek atau 81.8 %, hal ini

tahapan dalam penelitian kelas terdiri dari

terlihat ada peningkatan pada kinerja guru.
297

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2, Desember 2015

nilai tertinggi aktivitas siswa dengan

ketuntasan klasikal sebesar 68% dari

menggunakan teknik bermain peran adalah

jumlah siswa yang berjumlah 25 peserta

85 dan nilai terendah yaitu 50 Sedangkan

didik dan dapat dikatakan masih dalam

nilai rata-rata dari keseluruhan aktivitas

kategori sedang.

siswa adalah 65.6 % berada pada kategori

Berdasarkan hasil tes pada siklus III

sedang.

maka diperoleh hasil rata rata nilai dari

Pada siklus III ini. Guru sudah
melaksanakan

semua

aspek

siklus III adalah 79.2 dengan nilai tertinggi

yang

96 dan nilai terendah 70. Hasil ini

ditetapkan , yakni 22 aspek atau 100%.
Sedangkan

menunjukan bahwasanya setelah dilakukan

aktivitas siswa mengalami

tindakan III adanya perubahan pada hasil

peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal

belajar siswa. Beberapa siswa yang pada

tersebut ditunjukan oleh peningkatan skor

siklus 1 dan II yang nilainya masih

jumlah aktivitas siswa dari seluruh siklus

dibawah atau sama dengan nilai kriteria

yaitu pada siklus I 56 %, pada siklus II

ketuntasan minimal, pada siklus III peserta

65.6 % dan pada siklus III meningkat

didik tersebut mampu mencapai nilai

menjadi 78.8 %.

kriteria ketuntasan minimal untuk mata

Dari hasil tes teridentifikasi bahwa

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

nilai rata rata peserta didik adalah 61.2

pada materi Proklamasi Kemerdekaan ini

dengan nilai terbesar 70 dan nilai terkecil

yaitu 70.

50 hasil ini sangat jauh sekali dari kriteria

PEMBAHASAN

ketuntasan minimal mata pelajaran Ilmu

Berdasarkan hasil observasi guru dan

Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi

data aktivitas siswa maka terdapat hal-hal

proklamasi kemerdekaan, yaitu 70 maka

yang

sangat perlu diberikan tindakan kelas

(IPS)

pada

materi

diperbaiki

pada

siklus

berikutnya.

untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial

harus

Pada

proklamasi

pelaksanaan

pembelajaran

siklus I temuan yang dianalisis dalam

kemerdekaan .

proses

Berdasarkan perhitungan ketuntasan

maupun

peningkatan

aktivitas

belajar siswa antara lain sebagai berikut:

individual dan klasikal pada siklus II dapat

1) Pada waktu siswa dibagi kelompok,

disimpulkan bahwa perolehan rata-rata

situasi kelas menjadi gaduh, karena

kelas sebesar 68 sehingga termasuk ke
dalam kategori sedang, sedangkan untuk
298

Hasil Belajar IPS melalui Teknik bermain Peran
Rossi Iskandar

Dari analisis pelaksanaan tindakan

siswa mencari tempat duduk untuk

siklus II di atas maka ada beberapa hal

anggota kelompoknya.

yang harus diperhatikan untuk perbaikan

2) Selama kegiatan diskusi kelompok
mengenai

naskah

dialog,

ada

bebeerapa

siswa

pada

tiap

pada siklus III antara lain sebagai berikut:
1) Ketika siswa kurang leluasa untuk

kelompok yang tidak ikut berperan

menunjukkan

yaitu sebagian siswa acuh dengan

kegiatan diskusi dan tidak berani

pemberian tugas dari guru.

dalam mementaskan drama, maka
untuk

Dari analisis siklus I di atas maka ada

ide-idenya

mengatasi

hal

pada

tersebut

beberapa hal yang harus diperhatikan

sebagai perbaikan pada siklus III

untuk perbaikan pada siklus berikutnya di

dilakukan dengan masing-masing

antaranya adalah:

siswa setiap kelompok ditugasi
untuk

1) Pada waktu siswa ribut di dalam
kelas

karena

kelompok,

mengemukakan

idenya

membentuk

secara bergiliran serta memberikan

untuk

penghargaan terhadap siswa atau

maka

memperbaiki hal tersebut perbaikan

kelompok

yang

pada siklus II bisa dilakukan

mementaskan

di

dengan

sebelumnya

supaya siswa lain terpacu berani

menentukan tempat duduk siswa

untuk mementaskannya di depan

untuk masing-masing kelompok.

kelas.

cara

guru

berani

depan

kelas

ada

2) Ketika guru kurang memberikan

tidak

penjelasan tentang materi, maka

berpartisipasi, untuk itu pada siklus

terlebih dahulu guru berdiskusi

II guru harus membimbing siswa

dengan peneliti mengenai cara

pada setiap kelompok.

penyampaian yang diberikan.

2) Ketika

diskusi

sebagian

kelompok

siswa

yang

Berdasarkan hasil

Hasil observasi peningkatan aktivitas

tindakan

pembelajaran

yang

dalam
dianalisis

dan

refleksi proses pembelajaran siklus III,

siswa maka diperoleh beberapa data
pelaksanaan

analisis

temuan yang diperoleh dapat disimpulkan

proses

sebagai berikut:

untuk

1) Siswa dalam setiap melakukan

perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran

kegiatan kelompok sudah mampu

siklus berikutnya.

menunjukkan tugas yang ada dalam
299

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2, Desember 2015

kelompok melaluii pembelajaran

terdorong dalam belajar, maka skenario

dengan

pembelajaran harus dibuat sedemikian

menggunakan

teknik

hingga

bermain peran

mampu

membangkitkan

2) Siswa sudah menunjukkan sikap

rangsangan hingga mampu menumbuhkan

tanggung jawab dan kerja sama

minat belajar peserta ddik. Salah satu cara

selama mengikuti kegiatan belajar,

untuk minigkatkan hasil belajar peserta

hal

didik

ini

ditunjukkan

kekompakan
melakukan

oleh

siswa

dalam

pelatihan

bermain

proklamasi

mempelajari

kemerdekaan

materi

pada

mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

drama dengan materi pembelajaran

adalah

proklamasi

bermain

kemerdekaan

dalam

dan

dengan
peran.

menggunakan
Melalui

teknik

kegiatan

ini

mementaskannya di depan kelas

peserta didik lebih aktif dalam melakukan

setiap kelompok, oleh karena itu

penghayatan

suatu

kemampuan dan aktivitas belajar

keterampilan,

imajinasi

siswa meningkat.

peserta

melakukan

membimbing

kegiatan

siswa

langkah-langkah

pembelajaran

IPS

dan

teknik

mendukung

satu

faktor

terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari
meningkatnya hasil rata-rata aktivitas guru

bermain

keberhasilan

sangat

guru

dalam

dan siswa pada setiap siklus. Aktivitas
guru pada siklus I adalah 81.8 % hasilnya
meningkat pada siklus II dengan perolehan
90.9 % dan siklus III 100 % terlaksana .

melaksanakan proses pembelajaran adalah

Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I

kemampuan guru dalam menguasai dan
menerapkan

metode

dalam

proklamasi kemerdekaan pada setiap siklus

tentang

yang

ditunjukan

peran pada mata pelajaran IPS tentang

dalam

peran.
Salah

karakter

Pelaksanaan penerapan teknik bermain

proklamasi kemerdekaan dengan
menggunakan

dan

SIMPULAN

memberikan arahan kepada siswa
tentang

bisa

sehingga

kehidupan nyata atau kehidupan sosial.

3) Selama kegiatan pembelajaran guru
telah

didik

tokoh

hanya 56 % sedangkan pada siklus II

pembelajaran,

meningkat menjadi 65.6

ketidaktepatan dalam memilih metode

%

dan pada

siklus III meningkat menjadi 78.8 %.

dapat berakibat tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Agar peserta didik lebih
300

Hasil Belajar IPS melalui Teknik bermain Peran
Rossi Iskandar
Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E., (2009).
Models of teaching (8th ed.). Boston,
MA: Allyn & Bacon.

Peningkatan hasil belajar peserta didik
di

kelas

V

MIN

Maparah

yang

memperoleh belajar dengan menggunakan

Gunter, M. A., Estes, T. H., and Schwab, J. H.,
(2002). Instruction: A models
approach (4th ed.). Boston, MA:
Allyn & Bacon.

teknik bermain peran. Peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran
IPS

materi

proklamasi

kemerdekaan
Nizar, dkk. (2008). Classroom Action
Research. Rahayasa.

melalui penerapan teknik pembelajaran
bermain peransetiap siklus meningkat.

Fogg, P. (2001). A history professor
engages students by giving them a
role in the action. Chronicle of
Higher Education.

Terlihat adanya peningkatan pada siklus I
nilai rata ratanya 61.2 atau 32%dengan
nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50

Poorman, P. B. (2002). Biography and
role-playing:fostering empathy in
abnormal psychology. Teaching
of Psychology.

Pada siklus II rata ratanya 68atau 68 %
dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah
60. Pada siklus III rata ratanya 79.2 atau
96% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 70. Dari data tersebut dapat
dilihat peningkatan hasil belajar peserta
didik yang signifikan.

DAFTAR RUJUKAN
Juliansyah,Tiana, (2010). Kiat Kiat Terbaik
Untuk Guru.Bandung: PT Setia
Purna
Uno, B Hamzah, (2012). Model Pembelajaran.
Jakarta: Bumi aksara
Prihatin, Eka, (2008). Guru sebagai fasilitator.
Bandung. PT Karsa Mandiri
Hermawan, Hendy, (2010). Teori Belajar dan
Motivasi. Bandung: CV.Citra Praya
Mulyasa, E, (2004). Implementasi Kurikulum
2004: Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

301