Pelaksanaan Hukum Waris Islam Pada Masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

PELAKSANAAN HUKUM WARIS ISLAM PADA MASYARAKAT SAKAI DI
KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

TESIS

Oleh:

RATNA PURNAMA SARI BR SIMANJUNTAK
137011005/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN HUKUM WARIS ISLAM PADA MASYARAKAT SAKAI DI
KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

TESIS


Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

RATNA PURNAMA SARI BR SIMANJUNTAK
137011005/MKn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada
Tanggal : 11 Februari 2016


PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Dr. Utary Maharany Barus, S.H., M.Hum

Anggota

: 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H., M.Hum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum
4. Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum

Universitas Sumatera Utara

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

:


RATNA PURNAMA SARI BR SIMANJUNTAK

Nim

:

137011005

Program Studi

:

Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis

:

PELAKSANAAN


HUKUM

WARIS

ISLAM

PADA

MASYARAKAT SAKAI DI KECAMATAN MANDAU
KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.


Medan
Yang membuat Pernyataan

Nama: RATNA PURNAMA SARI BR SIMANJUNTAK
Nim :137011005

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Sistem kehidupan masyarakat adat ditentukan oleh sistem kekerabatan yang
bermula dari bentuk perkawinan. Bentuk kekerabatan itu berpengaruh terhadap
pemikiran dan cara pemilikan atas harta serta cara penyelesaian peralihan harta. Hal ini
nampak pada praktik pembagian kewarisan hampir di seluruh daerah Nusantara salah
satunya adalah sistem kewarisan yang dilaksanakan oleh masyarakat Sakai di Kecamatan
Mandau. Dalam adat Sakai yang menarik keturunannya secara Matrilineal bertolak
belakang dengan garis keturunan menurut Islam yang Bilateral. Demikian pula dengan
sistem kewarisan Sakai yang dilakukan secara kolektif sedangkan hukum Islam
melakukannya secara Individual. Adapun rumusan masalah dalam tesis ini adalah
Mengapa terjadi pergeseran Hukum waris adat menjadi Hukum waris Islam pada
masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau, Bagaimana pelaksanaan Hukum waris Islam

pada masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau, Bagaimana penyelesaian sengketa harta
warisan pada masyarakat Sakai diKecamatan Mandau.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau dengan meneliti masyarakat adat Sakai yang beragama Islam. Kecamatan Mandau
terdiri dari 15 desa dan diambil 3 Desa sebagai sampel yaitu Desa Petani, Desa Bumbung
dan Desa Kesumbo Ampai. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampel. Dari setiap Desa akan diambil 5 orang sebagai responden dengan
keseluruhan responden yang jumlah total 15 orang. Pertimbangan dalam pemilihan
responden adalah, orang Sakai yang merupakan penetap lama, yang telah memeluk
agama Islam dalam waktu yang lama, dan telah menggunakan waris Islam dalam
menyelesaikan warisannya. Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dilakukan
wawancara dengan informan yaitu 1 orang Kepala Desa, 2 Orang Ketua Adat dan 1
Orang Pemuka Agama di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Data dianalisis
secara sistemaris dengan menggunakan metode kualitatif yaitu analisis berupa kalimat
dan uraian.
Pergeseran Hukum waris adat Sakai menjadi Hukum waris Islam terjadi
disebabkan oleh dua faktor yaitu Faktor internal adalah agama dan kesadaran hukum,
sedangkan faktor eksternal adalah Pendidikan, Perantauan/Migrasi, Ekonomi dan Sosial.
Fakta yang ditemukan dari hasil penelitian ini bahwa masyarakat telah mengenal Hukum
waris Islam (faraidh), namun dalam pembagian harta warisan belum seluruhnya

menggunakan Hukum waris Islam (faraidh), hal ini dapat terlihat dari porsi bagian waris.
Perselisihan dalam pembagian harta warisan pada masyarakat Sakai dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah, baik melalui musyawarah keluarga maupun musyawarah
dengan pemuka adat. Sampai saat ini belum ada masyarakat Sakai yang mengajukan
sengekta warisan sampai pada Pengadilan Negeri maupun pengadilan Agama.
Masyarakat Sakai muslim hendaknya melaksanakan Hukum waris berdasarkan sistem
waris Islam. Pengadilan Agama seharusnya memberikan penyuluhan mengenai porsi
pembagian waris berdasarkan sistem waris Islam kepada para Ketua Adat maupun
pemuka Agama, sehingga dapat terlaksana pembagian waris menurut sistem waris Islam.
Kata Kunci : Hukum waris Islam, Suku Sakai, Pelaksanaan

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The system of life in adat community is determinded by the kinship system
which is started from marriage. This kinship system influences the thought and the
way of ownership of property and the way how to settle the transfer of property. This
can be seen in the practice of distributing inheritance throughout Indonesia and it is

practiced by Sakai community in Mandau Subdistrict. Sakai community thats follows
matrilineal system is contrary to the Islamic line of descent (bilateral system). Sakai
inheritance system which is done collectively is also contrary to the Islamic law
which is done individually. The problems of the research were as follows : how about
the shift of adat inheritance law to the Islamic inheritance law in Sakai community in
Mandau District, how about the implementation of the Islamic inheritance law in
Sakai community in Mandau Subdistrict, and how about the settlement of dispute in
inheritance law in Sakai community in Mandau Subdistrict.
The research was about Sakai adat community that was Moslems. It was
conducted in Mandau Subdistrict, Bengkalis District, Riau Province. Mandau
Subdistrict consists of 15 villages, and three of them (Petani village, Bumbung village
and Kesumbo Ampai village) were used as the samples, taken by using purposive
sampling technique. Five people from each village were taken as the samples so that
there were 15 respondents all together. The reason for selecting the respondents was
that they were old settlers and Moslems, and had used the Islamic inheritance system
for a long time. Interviews with informants (a Village Head, two adat leaders, and
one religious figure in Mandau Subdistrict, Bengkalis District). The data were
analyzed systematically and qualitatively by analyzing sentences and explanation.
The shift in adat inheritance law to the Islamic inheritance law occurs
because two factors: internal factors (religion and law awareness) and external

factors (education, migration, economy and social). The result of the research
showed that the community had known the Islamic inheritance law (faraidh), but not
all community had known the Islamic inheritance law (faraidh) which could be seen
from the portion of the inheritance. Dispute in distributing inheritance to Sakai
community could be settled by reconciliation, either through family reconciliation
with or through reconciliation with adat leaders. Up to the present, no one in Sakai
community has complained abaout inheritance distribution to the District Court and
the Religious Court. It is recommended that the Sakai Moslems perform inheritance
law according to the Islamic inheritance system. The Religious Court should provide
conseling about the portion of inheritance system for the adat leaders and religious
figures so inheritance system for the adat leaders and religious figures so that
inheritance distribution according to the Islamic law can be implemented.
Keywords : Islamic Inheritance Law, Sakai Community, Implementation

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tesis ini
dengan baik. Dan tak lupa juga sholawat dan salan penulis hadiahkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul yang diutus
Allah untuk memperbaiki akhlak manusia agar menuju pada pencerahan.
Adapun judul dari tesis ini adalah : “PELAKSANAAN HUKUM WARIS
ISLAM PADA MASYARAKAT SAKAI DI KECAMATAN MANDAU
KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU ”, pengangkatan judul Tesis ini
adalah merupakan kewajiban penulis untuk menyelesaikan tugas akhir Program
Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan, motivasi, serta bimbingan baik secara moril maupun materil, sehingga
terselesaikannya penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
iii


Universitas Sumatera Utara

pendididkan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk menjadi Mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN., selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
sekaligus Pembimbing II dalam penulisan tesis ini, atas segala dedikasi dang
pengarahan, serta masukan kepada penulis selama mengikuti dan menuntut
ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum., selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
menyetujui pengangkatan judul Tesis ini, dan telah banyak memberikan saran
dan pengarahan kepada penulis selama mengikuti dan menuntut ilmu
pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, S.H., M.Hum., sebagai Pembimbing I dalam
penulisan tesis ini yang telah meluangkan waktunya yang juga telah banyak
memberikan arahan dan saran serta bimbingan kepada penulis dalam
iv

Universitas Sumatera Utara

penyelesaian tesis ini untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis
ini;
6. Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H., M.Hum, sebagai Pembimbing III
dalam penulisan tesis ini yang telah meluangkan waktunya yang juga telah
banyak memberikan arahan dan saran serta bimbingan kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis
ini;
7. Guru Besar Universitas Sumatera Utara dan Dosen-Dosen Universitas Sumatera
Utara beserta Staff Pengajar Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya dan
membuka cakrawala berpikir penulis yang sangat bermanfaat dikemudian hari.
8. Para Pegawai Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberi kemudahan
administrasi kepada penulis selama mengikuti Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
9. Karyawan Perpustakaan Universitas Universitas Sumatera Utara atas segala
bantuan dalam penyediaan bahan referensi dalam penyusunan Tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang
tua tercinta ayahanda H. Mohd. Nadjib Simanjuntak, SE dan Ibunda tersayang
Hj. Nismah Dalimunthe. Kakak Nani Fatma Putri Br Simanjuntak SE, Abang

v

Universitas Sumatera Utara

Burhanuddin Simanjuntak, yang telah memberikan dukungan semangat serta doanya
hingga Adinda dapat menyelesaikan Tesis ini.
Terimakasih kepada keluarga besar penulis Alm. H. M. Simanjuntak, yang
telah memberikan dukungan semangat serta doanya hingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis ini.
Terimakasih kepada teman-teman mahasiwa Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara khususnya teman-teman Grup B Angkatan 2013
terutama kepada Soraya Novia, Ira Quwaity Saragih, Novi Fajar Anggraini, Riska
Yunus Putri, Hasiani Putrinta Dongoran, Elvira Lieshanty Febryza, Khairi
Ayumi Hasan, Fitri Kesuma Zebua, Framita Utami, Henry Halomoan Siregar,
Ahmad Yaser Arafat dan teman-teman lain angkatan 2013, penulis mengucapkan
terima kasih banyak karena telah membantu dan memberikan dukungan dan
hiburannya dalam penulisan Tesis ini
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada masyarakat Sakai di Kecamatan
Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau khususnya Desa Petani, Desa Bumbung
dan Desa Kesumbo Ampai dan pihak terkait lainnya yang telah yang telah membantu
penulis dalam memperoleh data sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Atas bantuan yang diberikan para pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat
Nya kepada kita semua. Amin.

vi

Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya. Amin.

Medan, 11 Februari 2016
Penulis

Ratna Purnama Sari Br Simanjuntak

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama
:
Tempat Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin
:
Status
:
Agama
:
Alamat
:
Email

Ratna Purnama Sari Br Simanjuntak
Binjai, 15 juli 1988
Perempuan
Belum Menikah
Islam
Jl. Meranti No. 08 Perumahan Beringin Indah
Pekanbaru
: [email protected]

II. IDENTITAS KELUARGA
Nama Ayah
: H. Mohd. Nadjib Simanjutak, SE
Nama Ibu
: Hj. Nisma Dalimunthe
Nama Saudara Kandung : 1. Nani Fatma Putri Simanjuntak, SE
2. Burhanuddin Simanjuntak
III. PENDIDIKAN FORMAL
SD
: SDN 050657 Stabat – Langkat, Sumatera Utara
(1994 – 2000)
SMP
: SMPN 1 Stabat – Langkat, Sumatera Utara
(2000 – 2003)
SMA
: SMA SWASTA ERIA Medan – Sumatera Utara
(2003 – 2006)
Perguruan Tinggi (S1) : UNIVERSITAS ISLAM RIAU (UIR)
Fakultas Hukum (2006 – 2011)
Perguruan Tinggi (S2) : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU),
Magister Kenotariatan (2013-2016)

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………….
ABSTRACT …………………………………………………………...
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………...
DAFTAR ISI …………………………………………………………..
DAFTAR ISTILAH ASING ………………………………………….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN …………………………………………..
A. Latar Belakang …………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………..
C. Tujuan Penelitian …….…………………………………..
D. Manfaat Penelitian ……………………………………….
E. Keaslian Penelitian ………………………………………
F. Kerangka Teori dan Konsepsi …………………………...
1. Kerangka Teori ……………………………………....
2. Konsepsi …………………………….……………….
G. Metode Penelitian ………………………………………..
1. Sifat Penelitian ……………………………………….
2. Jenis Penelitian …………………………………..…..
3. Lokasi Penelitian ……………………………….…....
4. Populasi dan Teknik Sampling ……………………...
5. Sumber Data ………………………………………....
6. Teknik Pengumpulan Data …………………………..
7. Alat Pengumpul Data ………………………………..
8. Analisis Data ………………………………………...

BAB II

PERGESERAN HUKUM WARIS ADAT MENJADI
HUKUM WARIS ISLAM PADA MASYARAKAT
SAKAI DI KECAMATAN MANDAU …………………..
A. Gambaran Umum Masyarakat Sakai di Kecamatan
Mandau …………………………………………………..
B. Identitas dan Sifat- sifat Orang Sakai ……………………
C. Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Sakai di
Kecamatan Mandau ……………………………………..
D. Ahli Waris dalam Masyarakat Sakai di
Kecamatan Mandau ……………………………………..
E. Penyebab Terjadinya Pergeseran Hukum Waris Adat
Sakai Menjadi Hukum Waris Islam ..……………..…….

i
ii
iii
viii
ix
xi
xiv
1
1
13
13
14
14
17
17
20
22
22
22
23
23
26
26
27
27

28
28
34
43
48
53

ix

Universitas Sumatera Utara

BAB III

BAB IV

PELAKSANAAN HUKUM WARIS ISLAM PADA
MASYARAKAT SAKAI DI KECAMATAN
MANDAU ………………………………………………...
A. Pengertian Hukum Waris Islam ……………………….
1. Unsur-Unsur Hukum Waris Islam ………………...
2. Syarat-Syarat Mewarisi Dalam Islam ………….....
3. Sebab-sebab Timbulnya Kewarisan Dalam Islam ..
4. Halangan Mewarisi Atau Hilangnya Hak
Waris-Mewarisi Dalam Islam ……………………..
B. Pelaksanaan Waris Pada Masyarakat Sakai
di Kecamatan Mandau ………………………………...
C. Proses Pembagian Harta Warisan Dalam
Masyarakat Sakai ……………………………………...

64
64
68
70
72
76
81
91

PENYELESAIAN SENGKETA HARTA WARISAN
PADA MASYARAKAT SAKAI DI KECAMATAN
MANDAU ……………………………………………........
A. Sengketa Harta Warisan diantara para Ahli Waris …....
B. Penyelesaian Sengketa Waris Pada Masyarakat
Sakai di Kecamatan Mandau ………………………......

98
98

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………......
A. KESIMPULAN …………………………………….......
B. SARAN …………………………………………..….....

104
104
105

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………........

107

BAB V

99

LAMPIRAN

x

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH ASING
Al ‘Aul

:

Al-Muwarrits

:

Animisme

:

Antu
Ar Radd

:
:

Batin

:

Bomo

:

Ego
Furu’
Harta Pusako

:
:
:

Hawasyi

:

Konjouw

:

Magi
Manggalo Mersik

:
:

Mati Haqiqi
Mati Hukmy

:
:

Bertambahnya pembagi (jumlah bagian fardh) sehingga
menyebabkan berkurangnya bagian para ahli waris
Orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan
meninggal berdasarkan putusan pengadilan beragama Islam,
meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan
Kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas
kepercayaan agama yang
mula-mula
muncul
dikalangan manusia primitif
Makhluk Gaib
Berkurangnya pembagi (jumlah bagian fardh) dan
bertambahnya bagian para ahli waris
Pemimpin formal dalam suku Sakai yang mengatur dan
mengemudikan masyarakat dengan azas adat
Tokoh yang khas dalam kehidupan masyarakat Sakai yang
mempunyai peranan penting dalam hubungan dengan
makhluk gaib, ataupun makhluk halus
Saya
Anak turun (cabang) dari si mati
Semua harta yang ditinggalkan oleh simati samada harta alih
atau harta tak alih termasuklah apa-apa hak dan kepentingan
yang berkaitan dengannya.
Keluarga yang dihubungkan dengan si meninggal dunia
melalui garis menyamping, seperti saudara, paman, bibi, dan
anak turunnya dengan tidak membeda-bedakan laki-laki atau
perempuan.
Tombak yang terbuat dari besi yang dipanaskan yang
digunakan untuk berburur hewan dan telah dibekali oleh
mantra-mantra hewan
Agama
Olahan ubi yang berbentuk kerak, berbutir-butir atau
bergumpal-gumpal kecil
Kematian yang dapat disaksikan oleh panca indra
Kematian yang disebabkan adanya putusan hakim, baik
orangnya masih hidup maupun sudah mati.
xi

Universitas Sumatera Utara

Mati Taqdiry

:

Matrilineal

:

Mauruts

:

Parental

:

Perbatin Lima

:

Perbatin Delapan

:

Puak Melayu
Sakai Dalam

:
:

Sakai Luar

:

Tajhiz

:

Tenung

:

Tirkah
Teori Receptie

:
:

Teori Receptie In
Complexu

:

Kematian yang didasarkan pada dugaan yang kuat bahwa
orang yang bersangkutan telah mati.
Sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu
masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan
dalam garis ibu
Harta peninggalan si mati setelah dipotong biaya pengurusan
mayit, melunasi hutangnya, dan melaksanakan wasiatnya
yang tidak lebih dari sepertiga
Sistem keturunan yang ditarik melalui garis orang tua, atau
menurut garis dua sisi (bapak-ibu), dimana kedudukan pria
dan wanita tidak dibedakan di dalam pewarisan
Sistem pemerintahan masyarakat Sakai pada masa lalu yang
terdiri dari Daerah sekitar Minas, Daerah sekitar hulu Sungai
Penaso, Daerah sekitar hulu sungai Beringin, Daerah sekitar
sungai Belutu, Daerah sekitar sungai Ebon di Tengganau
Sistem pemerintahan masyarakat Sakai pada masa lalu yang
terdiri dari Petani, Sebanga/Duri km, 13,Air Jamban Duri,
Pinggir, Semunai, Syam-Syam, Kandis dan Balai makam
Suku Melayu
Suku Sakai yang telah maju dan hidup berbaur dengan
masyarakat sekitar
Suku Sakai yang masih hidup primitif di dalam hutan dengan
keyakinan animism
Segala yang diperlukan seseorang yang meninggal dunia
sejak dari wafatnya sampai pada penguburannya
Kepandaian dan sebagainya untuk mengetahui (meramalkan)
sesuatu yang gaib (seperti meramalkan nasib, mencari orang
hilang)
Sesuatu yang ditinggalkan (Harta peninggalan)
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya bagi rakyat
pribumi berlaku hukum adat dan Hukum Islam berlaku jika
telah dierima oleh masyarakat sebagai hukum adat.
Suatu teori dimana hukum adat istiadat dan hukum undang –
undang mengacu pada arah hukum agama yang dianut leh
masyarakat yang bersangkutan.misalkan masyarakat dusuatu
pedesaan menganut agam Islam maka hukum adatnya juga
beraku berdasarkan hukum agama yang dianutnya
xii

Universitas Sumatera Utara

Teori Receptie Exit :

Ushul

:

Teori ini menyatakan bahwa pemberlakuan hukum Islam
tidak harus didasarkan atau ada ketergantungan dengan
hukum adat
Leluhur (pokok atau asal) yang menyebabkan adanya si mati

xiii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No
TABEL I

Judul

Halaman

TABEL II

: Tabel Penduduk Menurut Agama Thun 2012
Provinsi Riau ..........................................................
: Sampel Desa dan Responden ……………………...

4
24

TABEL III

: Tingkat Pendidikan Responden ……………………

60

TABEL IV

: Perkawinan Antar Suku Yang Dilakukan Oleh
Responden ………………………………………...

62

TABEL V

: Sistem Pewarisan …………………………………..

82

TABEL VI

: Alasan Pemilihan Sistem Pewarisan ......................

82

TABEL VII

: Bagian Ahli Waris …………………………………

83

TABEL VIII

: Jenis Harta Yang Diwariskan ………………………

85

TABEL IX

: Keberadaan Harta Pusako Dalam Warisan ..............

86

TABEL X

: Pemisahan Harta Pusako dan Harta Pencaharian
Dalam Pembagian Waris ........................................

86

TABEL XI

: Sengketa Waris Dalam Pembagian Harta Warisan ..

87

TABEL XII

: Proses Pembagian Waris …………………………..

96

TABEL XIII

: Penyelesaian Sengketa Waris ……………………...

99

xiv

Universitas Sumatera Utara