Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)
100
Pedoman Wawancara dengan Informan Tambahan (Dokter)
Biodata Dokter Jiwa
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Apakah Anda bekerja selain
dirumah sakit ini?
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Tentang Terapeutik
1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?
2. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
101
3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
12. Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut Anda?
13. Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien?
14. Dengan jumlah perawat dan pasien yang berjmlah sedikit di rumah
sakit ini, mungkinkah berlangsung efektif dalam pemulihan pasien?
15. Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa
pulang?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
102
1. Hasil Wawancara Informan Pertama
Nama
: Marwan
Usia
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Jln. Pales III No.19 Simpang Simalingkar
Pendidikan
: A.M.K
Stambuk
: 2010
Tanggal Wawancara : 10 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Satu tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Mengetahui,
karna
niatnya
memang
kesini.
Sebelumnya
pernah
bekerja di rumah sakit Poso di jalan Ayahanda Medan
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Canggung,
karena
lokasinya
belum
tahu
semuanya,
bingung
melakukan tindakannya, karna tindakannya berbeda
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu
berapa lama?
Bergaul, tiga hari sudah dekat dengan teman-teman perawat lainnya
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Pernah ngantar pasien dan pasiennya menjerit mengaku dirampok dan
kami dikerumunin massa yang membawa boroti,kayu
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ketakutannya sih gak ada, karna sebelumnya sudah pernah bekerja di
rumah sakit jiwa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
103
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kalau disini rata-rata 10 pasien
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-60 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Masalah stress, depresi, narkoba. Masalah jiwa yang sulit dihadapi
pasien dengan rasa curiga tinggi soalnya gak mau makan, gak mau
terbuka karna curiga
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Biasanya penyebabnya itu dirumah sering marah-marah, merusak
barang, bicara sendiri, nangis sendiri, makan tidak mau, tidur negatif(
susah tidur)
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih, disini rumah sakit swasta jadi kalau dia gak punya keluarga
yang bayar biayanya juga pasti gak adakan. Setiap pasien jiwa
seminggu setelah masuk baru bisa dikunjungi. Dalam sebulan 4 kali
dikunjungi oleh keluarganya
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa selama berada dirumah sakit ini
yaitu bersih-bersih ruangan kamarnya sendiri, halaman, bersih diri
sendiri.Disini juga disedikan TV jadi pasien bisa menonton jika bosan
didalam kamar terus
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
104
Kesan negativenya, pernah disiram pasien dengan air karena disuruh
untuk makan dan mandi. Sedangkan untuk kesan positifnya pasien
bisa diajak sebagai teman
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Sebelumnyakan
data
tentang
pasien
sudah
kita dapatkan dari
keluarganya jadi paling persiapan sebelum berinteraksi dengan pasien
pertama cuci tangan terlebih dahulu supaya tidak terkena infeksi dan
menyiapkan diri untuk tidak takut
saat berkomunikasi dengan
pasiennya
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Awal pasien dibawa kerumah sakit ini perawat bertanya kepada
keluarga pasien dulu dan menanyakan tentang identitas dari keluarga
pasien.
Untuk pasien sendiri perawat belum memperkenalkan diri
dengan pasien karena di awal pasien dibawa kerumah sakit masih
gelisah. Satu hari dua hari pasiennya dibiarkan aja dulu. Cuman
tindakan injeksi atau pemberian obat harus ada. Dua tiga hari baru kita
bisa bicara dengan pasien, nanyakin nama dia (kalau namanya
biasanya
pasien
dimasyarakat
suka
bukan
dipanggil
nama
aslinya),
dengan
tempat
nama
tinggal
panggilannya
dia,
apa
pekerjaannya dirumah dan sebagainya. Perawat juga ngasih tau bahwa
ditempat ini para perawat yang akan menemaninya sampai dia pulang.
Menjelaskan pasien dibawa kesini untuk apa, ngasih tau apa yang akan
dilakukan selama disini
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
105
Yang pastinya perawat harus sabar, kalau sekarang dia tidak mau
diajak berkomunikasi akan dilakukan nanti. Soalnya pasien jiwa yang
gak mau bicara ini susah, untuk berkomunikasi lagi datang ke kamar si
pasiennya aja lagi
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kalau fase kerja udah kaitannya di focus, sudah sesuai
dengan tujuan untuk proses penyembuhan pasien. Misalnya
masalah jiwa isolasi sosial kita kasih nasihat atau pandangan
bahwa berbaur itu bagus dapat teman untuk tukar-tukaran
cerita, ada masukan, berbagi jadi tidak kesepian lagi. Dalam
tahap kerja ini dilakukan sesuai dengan strategi pelaksanaan
yaitu strategi pelaksanaan apa yang dilakukan dari awal
sampai akhir dalam proses komunikasi terapeutik dalam
tahap kerja ini. Untuk mempraktekkan hasil komunikasi tadi
pasien bisa berbaur dengan pasien lainnya apalagi saat
olahraga bersama dan saat kebersihan
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Harus dipaksa karena pasien jiwa ini kalau modelnya gak dipaksa
kebanyakan mereka nanti tidak mau minum obat. Jadi SOP (Standard
Operasional Prosedur) nya itu harus dilakukan juga kak, setiap pasien
jiwa yang tidak mau minum obat harus dipaksa
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri pertemuan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Fase terminasi itukan akhir pertemuan
antara perawat dan pasien.
Kalau untuk pasien rawat inap karena mereka masih tetap didalam
kamarnya sesuai lama kontraknya kita hanya menanyakan perasaan
pasien setelah diajarkan. Setelah itu kita simpulkan pembicaraan dari
awal sampai akhir. Kita ulas kembali, dibimbing lagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
106
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi kasar. Pasien tidak suka kalau pasien dibilang sakit.
Kalau bicara sama pasien dia jangan dibilang sakit ataupun sakit jiwa,
dia datang kemari hanya untuk istirahat dan minum-minum vitamin.
Setiap pasien yang datang kesini selalu dibilang begitu
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Ia, supaya melatih pasien berbicara dengan normal. Karena pasien ini
terkadang bicaranya ngawur dan juga pasiennya bisa ditangani dengan
mudah
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Setengah jam
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup masih kurang, harus ada bantuan obat maupun terapi medis
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik itu sendiri bagi saya yaitu bisa lebih
medah dekat dengan pasien dan merekapun mau terbuka dengan kita
kalau kita baik-baik bicara dengan pasien. Intinya dengan komunikasi
membina kepercayaan pasien sama kita, proses komunikasi terapinya
akan mudah
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Menghadapi pasien jiwa itu pasti ada kesulitannya, susah diajak bicara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
107
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Bicaranya ngawur itu yang memperhambat
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kalau disini kalau ada pasiennya bicaranya ngawur. Kita bujuk seperti
kita kasih roti, kalau dia merokok dikasih rokok. Terkadang pasien
sudah mulai bicara sama perawat.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
108
2. Hasil Wawancara Informan Kedua
Nama
: Mariana
Usia
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jln. Camar 15 Tunas Mandala
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 1999
Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
15 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Tidak tahu, pertama tau dari kawan dan juga awal masuk kesini cobacoba, sebelumnya saya bekerja diklinik bersalin
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Perasaan saya senang bekerja disini
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Untuk menyesuaikan diri lebih kurang 2 minggu
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Pengalaman yang saya dapatkan yaitu lebih mengetahui merawat
pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ketakutan itu pertama-tama ada, seperti takut diganggu atau dipukul
pasien
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
109
Pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa ini gak bisa
dipastikan ya.. karena dalam satu minggu terkadang 2 atau 3 orang
juga ada, tapi kalau di rata-ratakan pasien yang berkunjungdi rumah
sakit ini 10 orang perbulan
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-40 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Skizoprenia, Narkoba. Pasien yang sulit saya hadapi yaitu
pasien skizoprenia dan pasien paranoid
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Penyebab pasien yang datang kesini mengalami gangguan jiwa yaitu
karna angan-angan tinggi, narkoba, keluarga berantakan, phk dll
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi satu minggu sekali
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien ditempat ini ada olahraga, kebersihan
dan kebaktian
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatif yaitu kadang-kadang kena pukul pasien. Untuk kesan
positifnya kalau melihat tingkah dan kelucuan pasien terkadang
merasa terhibur
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
110
Sebelum berkomunikasi dengan pasien kita kumpulkan data pasien
dulu melalui rekamedis pada saat dibawa oleh keluarga itu kita lihat
sebagai data awal,setelah itu mempersiapkan diri, waspada dan jaga
jarak
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama berhubungan dengan keluarga dan pasien dimasukkan
kedalam ruangan karna masih gelisah. Setelah pasien satu dua hari
sudah agak tenang kita bisa berkomunikasi dengan pasien awalnya
kita beri salam dulu, lalu memperkenalkan diri sebagai perawat, kita
tanya namanya siapa, tapi pernah pasien saat ditanya namanya dia
mengaku dirinya sebagai presiden ya.. dipanggil aja namanya Jokowi,
terkadang juga pasien yang merasa seorang bos. Kalau saya tidak
memberitahu tugas tanggung jawab perawat dan pasien, karena beda
pasien umum dengan jiwa kalau dikasih taupun tidak ngerti juga.
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Panggil
namanya
berulang-ulang,
dipanggil-panggil
aja
namanya.
Kalau tidak mau juga dilapor ke dokter
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Jadi pada fase kerja intinya ada sesuatu yang kita latih ke pasien, yaitu
memberikan suatu keterampilan kepada pasien untuk membantunya
dalam memecahkan masalah jiwa yang dialaminya
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Kami paksa karna biar bagaimanapun suntikan itu harus masuk.
Pertama- tama dibujuk dulu “disuntik dulu ya biar cepat pulang” karna
kadang-kadang pasien ini rasa kecurigaannya tinggi jadi harus dibujuk
sampai mau dilakukan pengobatan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
111
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Kita tanyakan jelas untuk hari ini? Kalaupun jelas nggaknya ya kita
akhiri dan dilanjutkan di pertemuan berikutnya. Dengan kesepakatan
yang telah dibuat
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi yang kasar yang tidak disukai pasien. Tapi terkadang juga
pasien yang masih belum stabil pasien bisa marah sendiri
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Komunikasinya harus berurutan
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Lima menit gak lama-lama, tapi untuk pasien yang sudah bisa pulang
komunikasinya sudah agak enakan bahkan bisa diajak berkomunikasi
seperti bicara sama teman
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Ya… gak cukup itu saja. Faktor yang pertama kali ya terapi obat, yang
penting obatnya tepat
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik yang saya rasakan yaitu pasiennya
lebih terbuka sama kita dan perawat bisa lebih mengerti pasien
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
112
Sekali-sekali ada kesulitannya ya.., apalagi pasien dengan curiga
tinggi, gak mau makan, gak mau minum dll
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Faktornya itu kalau dia belum stabil terkadang pembicaraannya tidak
nyambung A ditanya terkadang B dijawab
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Dicuekin aja atau dibiarin aja dulu. Kita suruh istirahat setelah tenang
baru kita ajak berbicara lagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
113
3.Hasil Wawancara Informan Ketiga
Nama
: Richard Manurung
Usia
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Tebing tinggi
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 2012
Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
4 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Belum tahu, kemarin rumah sakit ini tahu dari kawan trus awalnya
cuman iseng-iseng, sebelumnya belum kernah kerja
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Pertama-tama ya takutlah dengan pasiennya, masih janggallah kerja
disini
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Bergaul dengan perawat lainnya, ada 3 bulan untuk menyesuaikan diri
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Kita jadi pandai merawat pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, ya takut kena pukul sama pasienlah
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
114
Rata-rata 10 pasien perbulan
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-40 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Narkoba, Waham, Halusinasi dll, yang paling sulit dihadapi
yaitu pasien halusinasi karna susah diajak berkomunikasi terkadang
mukul dan kita harus jaga jaraklah, pasien dengan masalah waham
juga karna dia merasa paling betul
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Banyakan narkoba, depresi dan stress
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya, kalau tidak punya keluarga pastinyapun pasien tidak
mungkin berada disini karena ini adalah rumah sakit jiwa swasta yang
berbayar. Sering dikunjungi keluarganya seminggu sekali
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini paling
olahragalah, menyapu kamar dia sendiri, bersih-bersih halaman. Jam
makan pagi 07:30, siang 12:30, malam jam 18:00 dan setelah selesai
makan para pasien disuruh masuk kembali ke kamar mereka masingmasing
7. Apa kesan negatif dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatifnya tidak ada, kalau kesan positifnya lucu dan senang
melihat tingkah pasien jiwa terkadang ketawa sendiri, nyanyi sendiri
nyanyinyapun ntah macam mana hahaha
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
115
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Awal-awal sebelum berkomunikasi dengan pasien jiwa kita harus jaga
jarak, kita juga menyiapkan data tentang pasien, menyiapkan alat-alat
terapi
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama jaga jarak tapi tetap menghadap lurus pada pasien trus
itu disapa ntah mengucapkan slamat pagi atau slamat malam dan kita
juga terkadang senyum. Kalau misal pasien marah-marah kek mana
mau senyum. Setelah itu kita tanya identitasnya seperti namanya siapa,
berapa umurnya, dan lain-lain kita juga tanya keadaannya “kekmana
kondisinya”. Kita juga menjelaskan tugas perawat dan pasien dirumah
sakit ini. Untuk pasien dijelaskan apa-apa saja kegiatan yang akan
dilakukan di rumah sakit ini. Kita bilang itu meskipun pasien ngerti
tak ngerti yang penting kita sampaikan
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Kalau tidak mau ngomong gimana lagi, di ajak bercanda aja dulu.
Kalau tidak mau bicara juga lapor sama dokter tentang kondisinya
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Pada saat tahap kerja kita bertemu dengan pasien sesuai dengan waktu
yang
kita
sepakati
sebelumnya.
Kita
mendorong
pasien
mengungkapkan perasaan dan pikirannya yang nantinya mengarahkan
pasien untuk
berperilaku adaptif yaitu pasien mampu melakukan
kebebasan pribadi dan juga mampu beradaptasi secara pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
116
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Awalnya dubujuk dulu kalau tidak mau juga baru dipaksa, dipegangi
sama perawat yang lainnya
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Biasanya saya menanyakan perasaan pasien itu (bagaimana perasaan
bapak
setelah
mengaku
menceritakan
senang
jika
semuanya?)
ditanya begitu.
jawaban
pasien sering
Selanjutnya kita perawat
mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dibicarakan selama
komunikasi terapi berlangsung dan membuat kontrak pertemuan
dengan pasien
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Kadang-kadang salah ngomong, dan juga kalau kita ngomong terlalu
lama pasien bisa marah
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Dilaksanakan, supaya pasiennya cepat sembuh
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Lima menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Cukup, faktor lain minum obat dan terapi medis
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik menurut saya bisa membantu pasien
dalam pemulihannya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
117
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Kadang-kadang sulit, ya itulah karna halusinasi susah diajak ngomong
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Terkadang pasiennya yang gak mau diajak bicara , diam aja
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kita bujuk-bujuk dulu misalnya menanyakan apa maunya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
118
4. Hasil Wawancara Informan Keempat
Nama
: Suryadi
Usia
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat
: Jln. Pala 3 No.14 Simalingkar
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 2009
Tanggal Wawancara : 12 Juni 2016
Pertanyaan Umum
7. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Enam tahun lebih jalan tujuh tahun
8. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Ngak tau, taunya karna ada senioran yang kerja disini, sebelumnya
belum pernah kerja, begitu selesai kuliah langsung bekerja disini
9. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Perasaannya…. Takut-takutlah ya…karna jarang menghadapi orang
sakit gangguan jiwa. Pertamanya ya…ragu-ragu takut-takut
10. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Ya.. kurang lebih enam bulan. Ya..belajarlah, belajar dari senioran…
tanya-tanya
11. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Jadi tau gimana menangani atau menanggulangi orang yang gangguan
jiwanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
119
12. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, ya ketakutan itu tadi..karnakan sebelumnya belum tau. Ya,
taupun
waktu praktekkan uda lama sebelum kerja. Jadi takutnya
dipukul pasien
Tentang Pasien Jiwa
8. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Sekarang ini ya…ya 9-10 pasien perbulan
9. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
20-40 tahun
10. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, stress, trus banyak angan-angan atau keinginan, korban
narkoba. Yang paling sulit dihadapi yaitu Depresi maksudnya tertekan
yang mengurung diri, diam itu paling payah. Payahnya dia gak mau
disuruh ngapa-ngapain. Makanpun tak mau, makan obatpun tak mau,
disuruh mandipun tak mau. Jadi kita betul-betul aktif
11. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Ini gangguan jiwa secara umum ya, penyebabnya yaitu banyak
keinginan, masalah ekonomi, masalah keluarga atau masalah rumah
tangga
12. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih, kalau dikunjungi disini rutinnya 1minggu sekali
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Ya..
bantu
membersihkan
bersih-bersih
sampah
lingkungan,
dihalaman,
menyapu,
membersihkan
kamar
mengepel,
mereka
sendiri, olahraga sekali-sekali mau dia, melipat pakaian, dan untuk
sesama pasien bisa saling bantu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
120
14. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatifnya pas berkomunikasi dengan pasien pernah kena
pukul. Kalau kesan positifnya jadi mewaswas diri karna orang ini
banyak yang mengalami gangguan jiwa, jadi belajar dari yang aku
lihat. Orang ini sakit karna apa, jadi saya bisa menghindari hal tersebut
terjadi sama saya
Tentang Terapeutik
12. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Menganalisa
pasien
dulu,
keadaannya
masih
gelisahkah
masih
tenangkah, trus jaga jarak sewaktu berkomunikasi
13. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama mengucapkan salam kepada pasien dengan senyum
ramah yang kita tunjukkan, tapi terkadang juga tidak mengucapkan
salam sama pasien yang masih gelisah dan marah-marah. Setelah itu
memperkenalkan diri dengan pasien. Menanyakan nama kesukaan
pasien
biasanya
nama
panggilannya
sehari-sehari di lingkungan
tempat tinggalnya. Dan menjelaskan tanggung jawab perawat dan
pasien selama dirumah sakit ini. Contoh percakapannya
“Siapa namamu? Dimana kau tinggal? Siapa bisa dipanggil namamu?
Berapa bersaudara sekeluarga?anak ke? Kenapa Hemson dibawa
kesini?jadi disini Hemson gak usah takut, disini Hemson dirawat,
disini Hemson berobat bukan dikurung. Jadi ikutin aturan disini
makan, istirahat, makan obat sesuai anjuran dokter. Abang disini
perawat. Perawat disini ada dua shift ada kawan-kawan abang juga.
Jadi kamilah yang merawat Hemson selama berobat disini”
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
121
14. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Pertama kali dibujuk, dicoba dipanggil namanya sekali dua kali. Kalau
tidak mau juga disuruh istirahat. Kalau tidak mau dia dengarin kita
capek kita ngomong
15. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Pada fase ini perawat harus berperan aktif, harus sering-sering bertatap
muka dengan pasien. Harus ada kontak mata dengan pasien dan
perawat harus aktif berinteraksi dengan pasien sehingga pasien akan
lebih terbuka dengan perawat.
bagaimana
kalau
seandainya
Misalnya (pak
kita
bertukar
Anton,
pikiran
hari ini
apa
yang
menyebabkan bapak meyakini yang demikian. Silahkan pak Anton,
cerita tentang apa yang pak Anton yakini
16. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Dibujuk lagi trus kita jelaskan apa tujuannya, apa gunanya. Kalau
tidak
mau
juga
terpaksa
dilakukan
paksaan
karna
ini demi
kesembuhan pasien juga. Tapi pemaksaannya sebatas wajar ya. “kalau
kau gak mau makan obat terpaksa kami paksa” misal kita pegang
tangannya, kita pegang kakinya trus kita kasih obat kalau disuntik kita
suntiklah dia
17. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Pada fase ini pasien harus bisa mempraktekkan dan mengulangi apa
yang sudah kita ajarkan, nah nantinya kita tanyakan sama pasien apa
saja yang sudah diajarkan oleh perawat. Kemudian kita buat juga
perjanjian dengan pasien untuk pertemuan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
122
18. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi kasar. Kan ada tahap-tahapnya gak langsung kasar. Kalau
ada pasien gak mau bicara trus kita bujuk atau pasien yang susah
diatur
terkadang kita terbawa suasana bisa langsung emosi. Kalau
diungkapkan dengan kata-kata contohnya gini “mau gak kau makan
obat?” nah gitu termasuk kata kasar apalagi dengan nada suara yang
sedikit keras. Tapi marah kita setengah-setengah marahlah kitapun ada
jugalah perasaan
19. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Iya, berurutan
20. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Kalau aku sih gak suka lama-lama memang. Mau sampe 15-20 menit
21. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, harus didukung faktor obat dan kegiatan-kegiatan yang
lain
22. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Jadi tau apa penyebab dia sakit, gimana awal mulanya dia mengalami
gangguan jiwa dan bisa mendekatkan diri dengan pasien agar pasien
terbuka sama kita
Tentang Hambatan
4. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Ada kadang-kadang yang tidak mau makan, tidak mau minum obat,
dan ada yang gundah gelisah, ngamuk-ngamuk hancurin barang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
123
5. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Hambatannya dari pasien yang tidak kooperatif
6. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kita buat pasiennya merasa tenang atau membujuk pasien
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
124
5. Hasil Wawancara Informan Kelima
Nama
: Teresia Manullang Skm
Usia
: 29 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jalan. Pales III No.26
Pendidikan
: S1
Stambuk
: 2013
Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
9 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Belum tahu, awalnya diajak kawan, sebelumnya belum pernah kerja
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Pertama kali merasa takut karna menghadapi orang gila
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Dijalani ajalah dengan bergaul selama 1 bulan sudah akrab dengan
perawat yang lainnya
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Lebih mengetahui obat-obatan untuk pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, takut kena ganggu oleh pasien jiwa
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Rata-rata 10 orang perbulan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
125
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
25-50 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Narkoba. Untuk masalah kejiwaan yang sulit dihadapi pasien
narkoba karna lebih susah diatur
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Karna menggunakan narkoba, Karena masalah pikiran
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi dua kali sebulan
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Main bulu tangkis, membersihkan ruangan dll
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Pernah dipukul, dimaki pas lagi ngomong atau pasien yang baru-baru
masuk. Untuk positifnya lebih mengerti tentang pasien jiwa
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Cuci tangan, mengumpulkan data pasien, mempersiapkan diri agar
tidak takut dengan pasien
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Kita liat kondisinya dulu kalau pasien sudah tenang atau tidak gelisah
lagi. Baru kita memulai anamise yaitu menanyakan tentang riwayat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
126
pasien. Kita kasih salam, kita kasih senyum. “siapa namanya dek?
Kenapa kok bisa kemari?” biasanya kalau pasien ditanya kenapa
dibawa kemari jawaban pasiennya “gak tau kenapa saya dibawa
kemari, katanya saya marah-marah”. Kita tanya nama panggilannya “
namanya siapa biasa dipanggil?” . Barulah kita jelaskan apa tugas
perawat yang akan mengobati dia dan juga menjelaskan tujuan pasien
kesini untuk apa serta menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan
pasien selama di rumah sakit ini.
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Kalau pasien itu tidak mau ngomongkan itu sebagai penyakit jadi kita
kasih obat ataupun terapi. Biar dia mau berinteraksi dengan kawannya
dan perawat
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kita periksa dulu tekanan darahnya, nadinya “ sebentar ya buk, kita
periksa sebentar biar cepat sembuh” kalau normal kita lapor ke dokter
baru kita kasih terapinya. Terapi yang saya lakukan dengan mengajari
pasien berinteraksi kepada orang lain dan kita dukung aktivitasnya.
Contohnya kita berikan nasihat berupa apalah pokoknya yang diyakini
selama ini
salah yang nantinya pasien akan berfikir sendiri terhadap
anggapan yang nyata (sehari-hari)
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Kita panggil perawat yang laki-laki kalau memang pasiennya laki-laki
begitu juga sebaliknya . disuruh pegang , dipaksa atau kita rantai
kakinya dulu. Baru dilakukan pengobatannya
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
127
Pada fase terminasi, kita tanyakan misalnya bu Ratna pertemuan kita
pada kesempatan ini sudah habis waktunya, bagaimana perasaan bu
Ratna setelah berdiskusi mengenai manfaat
kalau seandainya kita
punya kawan. Bagaimana perasaan bu Ratna? Bagus sekali bu Ratna
sudah mengatakan perasaan berarti bu Ratna sudah bekerja sama
dengan baik sama saya. Coba sebutkan apa manfaat punya kawan?.
Setelah itu kita buat perjanjian waktu dan tempat pertemuan. Besok
kita bahas yang lain ya? Selain itu kita juga harus memberitahu pada
keluarga
pasien
bagaimana
cara
berkomunikasi dengan
pasien.
Memberikan penjelasan agar pasien jangan dibiarkan melamun atau
sendirian, untuk menghindari pasien kambuh lagi
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Kalau kita maki-maki, marah, kasar pasien tidak suka. Karna
mayoritas pasien jiwa itu harus dilembutin
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Kadang ia kadang ngak
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
10 menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, faktor rohani seperti kebaktian tergantung agamanya.
Kalau islam di panggil ustad kalau Kristen dipanggil pendeta yang
memimpin kebaktiannya. Obat-obatan juga, suntikan. Dan tambahan
terapi ECT (electro compulsi theraphy) untuk mengendorkan syaraf
otak yang tegang. Ini berlaku bagi pasien yang tidak mau makan,
minum obat dan berlaku untuk pasien dengan masalah resiko bunuh
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
128
diri. ECT ini tidak sembarang digunakan harus ada criteria pasien
yang akan digunakan terapi ini
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Membuat pasien terbuka sama kita tentang masalah dan keluhan si
pasien dan kita juga lebih mudah mengerti dan memahami apa maunya
si pasien
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Gak merasa kesulitan makanya betah selama Sembilan tahun
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Faktor penghambatnya terkadang pasien ngamuk jadi kita gak bisa
melakukan komunikasi, dan terkadang juga kalau mood saya tidak
baik
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kalau mood saya tidak baik saya tidak melakukan komunikasi dengan
pasien saat itu takutnya terbawa suasana hati yang bisa menyebabkan
marah pada pasien paling kalau ngobrol nanya yang penting-penting
aja. Kalau mengatasi pasien yang gak mau bicara ditanya aja “ kenapa
kok diam-diam aja”
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
129
6.Hasil Wawancara Informan Keenam
Nama
: Dr. Donald F. Sitompul, Sp.
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat
: Jln. Sei Putih No.86
Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Uda lama ada 20 tahun
2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Ya kerjasama dengan pemilik rumah sakit ini, selain bekerja disini
saya bjuga bekerja di fakultas kedokteran Metodhist
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Gak ada apa-apa
4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Ya periksa pasien, obati pasien, sembuh dia , puas kita
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Rata-rata 10 orang pasien
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
Usia produktif dari 20-50 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Gangguan jiwa berat, yang paling sulit juga ya gangguan jiwa berat ini
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Faktor ekonomi sama faktor keluarga
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
130
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi keluarga tiap minggu
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Olahraga, bimbingan dari sudut agama
Tentang Terapeutik
1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?
Ya macam mana kita berkomunikasi dengan dia supaya dia menjadi
lebih bagus, untuk sembuh ngak, tapi untuk lebih bagus
2. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Gak ada persiapan apa-apa uda rutin saja
3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Kalau dia bagus, komunikatif ya biasa-biasa saja, kalau dia gundah
gelisah meribut kita intervensi dia dengan obat-obatan, suntikan
4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Banyak
caranya bisa dengan obat-obatan,
injeksi bisa dengan
menggunakan alat-alat yang lain
5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kita adakan psikoterapi, kita kasih penguatan sama dia biar kalau dia
pulang ke masyarakat jadi bagus
6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Semua pasien jiwa umumnya mengalami penolakan, ya kita lakukan
pendekatanlah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
131
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi yang terlampau kasar, pasien jiwa itu orang yang butuh
kasih sayang. Kalau kita kasar sama dia akan nolak kita
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Ya ada asistenlah bukan saya sendiri. Tapi tetap harus dilakukan
secara berurutan
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Paling lama 15 menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, ngomong-gomong aja sama pasien jiwa itu gak cukup
harus dibantu dengan obat-obatan
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat buat saya biasa saja, buat pasiennya banyak mereka merasa
dihargai dan mereka merasa diperhatikan
12. Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut anda?
Perawat jiwa itu harus tau tentang semua aspek-aspek kejiwaan kalau
perawat umum tidak perlu dia tau itu. Sekolahnya lebih lanjut daripada
perawat biasa. Untuk perawat jiwa tambah setahun lagi
13. Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien?
Terus
14. Dengan jumlah perawat dan pasien yang berjumlah sedikit di rumah
sakit ini, mungkinkah berlangsung efektif dalam pemulihan pasien?
Bisa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
132
15. Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa
pulang?
Gak ada pasien jiwa sembuh tetapi pasien yang sudah tenang,
komunikasinya bagus, dia kooperatif, itu kita katakan dia tenang baru
boleh pulang. Kesembuhannya itu nanti bisa dirumahnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
133
BIODATA PENELITI
Nama
: Rusna Falentina Simangunsong
Tempat/Tanggal Lahir
: Balige/10 Maret 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat:
: Jln. Berdikari No. 2, Pasar 1, Padang Bulan
Medan
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Batak Toba
Riwayat Pendidikan
: SD Negeri No.174550
SMP Negeri 2 Balige
SMA Swasta RK Bintang Timur Rantauprapat
Riwayat Organisasi
: 1. Anggota Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi (Imajinasi) FISIP USU (2012-saat ini)
2. Pernah mengikuti organisasi Fotografi Komunikasi USU
( FOKUS)
3.Pernah mengikuti UKM KMK USU
Nama Orangtua
: 1. Ayah : H. Simangunsong
2. Ibu
Pekerjaan Orang tua
: T. Panjaitan
: 1. Ayah : Petani
2. Ibu
: Petani
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
134
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1. Telp. (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA
: Rusna Falentina Simangunsong
NIM
:120904131
PEMBIMBING :Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si
No
TGL.
PEMBAHASAN
PARAF
PERTEMUAN
PEMBIMBING
1.
8 April 2016
ACC Seminar Proposal
2.
11 April 2016
Seminar Proposal
3.
18 April 2016
Revisi Bab I-III
4.
26 April 2016
Revisi beberapa bagian dari Bab II
mengenai kajian pustaka dan
Model Teoritik
5.
5 Mei 2016
Menyusun daftar pertanyaan
6.
13 Mei 2016
Revisi daftar pertanyaan dan revisi
beberapa bagian Bab II-III
7.
11 Mei 2016
Revisi urutan teori, revisi Bab III
mengenai metode penelitian dan
teknik pengumpulan data
8
18 Mei 2016
Revisi daftar pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
135
wawancara dan diijinkan turun
kelapangan
9
1 Juni 2016
Diskusi persiapan wawancara
lapangan
10
21 Juni 2016
Diskusi hasil wawancara dan
ditugaskan untuk melanjutkan ke
bab IV
11
26 Juli 2016
Revisi Bab IV dan ditugaskan
menyusun Bab V
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Wawancara dengan Informan Tambahan (Dokter)
Biodata Dokter Jiwa
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Apakah Anda bekerja selain
dirumah sakit ini?
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Tentang Terapeutik
1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?
2. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
101
3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
12. Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut Anda?
13. Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien?
14. Dengan jumlah perawat dan pasien yang berjmlah sedikit di rumah
sakit ini, mungkinkah berlangsung efektif dalam pemulihan pasien?
15. Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa
pulang?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
102
1. Hasil Wawancara Informan Pertama
Nama
: Marwan
Usia
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Jln. Pales III No.19 Simpang Simalingkar
Pendidikan
: A.M.K
Stambuk
: 2010
Tanggal Wawancara : 10 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Satu tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Mengetahui,
karna
niatnya
memang
kesini.
Sebelumnya
pernah
bekerja di rumah sakit Poso di jalan Ayahanda Medan
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Canggung,
karena
lokasinya
belum
tahu
semuanya,
bingung
melakukan tindakannya, karna tindakannya berbeda
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu
berapa lama?
Bergaul, tiga hari sudah dekat dengan teman-teman perawat lainnya
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Pernah ngantar pasien dan pasiennya menjerit mengaku dirampok dan
kami dikerumunin massa yang membawa boroti,kayu
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ketakutannya sih gak ada, karna sebelumnya sudah pernah bekerja di
rumah sakit jiwa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
103
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kalau disini rata-rata 10 pasien
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-60 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Masalah stress, depresi, narkoba. Masalah jiwa yang sulit dihadapi
pasien dengan rasa curiga tinggi soalnya gak mau makan, gak mau
terbuka karna curiga
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Biasanya penyebabnya itu dirumah sering marah-marah, merusak
barang, bicara sendiri, nangis sendiri, makan tidak mau, tidur negatif(
susah tidur)
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih, disini rumah sakit swasta jadi kalau dia gak punya keluarga
yang bayar biayanya juga pasti gak adakan. Setiap pasien jiwa
seminggu setelah masuk baru bisa dikunjungi. Dalam sebulan 4 kali
dikunjungi oleh keluarganya
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa selama berada dirumah sakit ini
yaitu bersih-bersih ruangan kamarnya sendiri, halaman, bersih diri
sendiri.Disini juga disedikan TV jadi pasien bisa menonton jika bosan
didalam kamar terus
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
104
Kesan negativenya, pernah disiram pasien dengan air karena disuruh
untuk makan dan mandi. Sedangkan untuk kesan positifnya pasien
bisa diajak sebagai teman
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Sebelumnyakan
data
tentang
pasien
sudah
kita dapatkan dari
keluarganya jadi paling persiapan sebelum berinteraksi dengan pasien
pertama cuci tangan terlebih dahulu supaya tidak terkena infeksi dan
menyiapkan diri untuk tidak takut
saat berkomunikasi dengan
pasiennya
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Awal pasien dibawa kerumah sakit ini perawat bertanya kepada
keluarga pasien dulu dan menanyakan tentang identitas dari keluarga
pasien.
Untuk pasien sendiri perawat belum memperkenalkan diri
dengan pasien karena di awal pasien dibawa kerumah sakit masih
gelisah. Satu hari dua hari pasiennya dibiarkan aja dulu. Cuman
tindakan injeksi atau pemberian obat harus ada. Dua tiga hari baru kita
bisa bicara dengan pasien, nanyakin nama dia (kalau namanya
biasanya
pasien
dimasyarakat
suka
bukan
dipanggil
nama
aslinya),
dengan
tempat
nama
tinggal
panggilannya
dia,
apa
pekerjaannya dirumah dan sebagainya. Perawat juga ngasih tau bahwa
ditempat ini para perawat yang akan menemaninya sampai dia pulang.
Menjelaskan pasien dibawa kesini untuk apa, ngasih tau apa yang akan
dilakukan selama disini
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
105
Yang pastinya perawat harus sabar, kalau sekarang dia tidak mau
diajak berkomunikasi akan dilakukan nanti. Soalnya pasien jiwa yang
gak mau bicara ini susah, untuk berkomunikasi lagi datang ke kamar si
pasiennya aja lagi
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kalau fase kerja udah kaitannya di focus, sudah sesuai
dengan tujuan untuk proses penyembuhan pasien. Misalnya
masalah jiwa isolasi sosial kita kasih nasihat atau pandangan
bahwa berbaur itu bagus dapat teman untuk tukar-tukaran
cerita, ada masukan, berbagi jadi tidak kesepian lagi. Dalam
tahap kerja ini dilakukan sesuai dengan strategi pelaksanaan
yaitu strategi pelaksanaan apa yang dilakukan dari awal
sampai akhir dalam proses komunikasi terapeutik dalam
tahap kerja ini. Untuk mempraktekkan hasil komunikasi tadi
pasien bisa berbaur dengan pasien lainnya apalagi saat
olahraga bersama dan saat kebersihan
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Harus dipaksa karena pasien jiwa ini kalau modelnya gak dipaksa
kebanyakan mereka nanti tidak mau minum obat. Jadi SOP (Standard
Operasional Prosedur) nya itu harus dilakukan juga kak, setiap pasien
jiwa yang tidak mau minum obat harus dipaksa
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri pertemuan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Fase terminasi itukan akhir pertemuan
antara perawat dan pasien.
Kalau untuk pasien rawat inap karena mereka masih tetap didalam
kamarnya sesuai lama kontraknya kita hanya menanyakan perasaan
pasien setelah diajarkan. Setelah itu kita simpulkan pembicaraan dari
awal sampai akhir. Kita ulas kembali, dibimbing lagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
106
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi kasar. Pasien tidak suka kalau pasien dibilang sakit.
Kalau bicara sama pasien dia jangan dibilang sakit ataupun sakit jiwa,
dia datang kemari hanya untuk istirahat dan minum-minum vitamin.
Setiap pasien yang datang kesini selalu dibilang begitu
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Ia, supaya melatih pasien berbicara dengan normal. Karena pasien ini
terkadang bicaranya ngawur dan juga pasiennya bisa ditangani dengan
mudah
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Setengah jam
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup masih kurang, harus ada bantuan obat maupun terapi medis
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik itu sendiri bagi saya yaitu bisa lebih
medah dekat dengan pasien dan merekapun mau terbuka dengan kita
kalau kita baik-baik bicara dengan pasien. Intinya dengan komunikasi
membina kepercayaan pasien sama kita, proses komunikasi terapinya
akan mudah
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Menghadapi pasien jiwa itu pasti ada kesulitannya, susah diajak bicara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
107
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Bicaranya ngawur itu yang memperhambat
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kalau disini kalau ada pasiennya bicaranya ngawur. Kita bujuk seperti
kita kasih roti, kalau dia merokok dikasih rokok. Terkadang pasien
sudah mulai bicara sama perawat.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
108
2. Hasil Wawancara Informan Kedua
Nama
: Mariana
Usia
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jln. Camar 15 Tunas Mandala
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 1999
Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
15 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Tidak tahu, pertama tau dari kawan dan juga awal masuk kesini cobacoba, sebelumnya saya bekerja diklinik bersalin
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Perasaan saya senang bekerja disini
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Untuk menyesuaikan diri lebih kurang 2 minggu
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Pengalaman yang saya dapatkan yaitu lebih mengetahui merawat
pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ketakutan itu pertama-tama ada, seperti takut diganggu atau dipukul
pasien
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
109
Pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa ini gak bisa
dipastikan ya.. karena dalam satu minggu terkadang 2 atau 3 orang
juga ada, tapi kalau di rata-ratakan pasien yang berkunjungdi rumah
sakit ini 10 orang perbulan
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-40 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Skizoprenia, Narkoba. Pasien yang sulit saya hadapi yaitu
pasien skizoprenia dan pasien paranoid
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Penyebab pasien yang datang kesini mengalami gangguan jiwa yaitu
karna angan-angan tinggi, narkoba, keluarga berantakan, phk dll
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi satu minggu sekali
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien ditempat ini ada olahraga, kebersihan
dan kebaktian
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatif yaitu kadang-kadang kena pukul pasien. Untuk kesan
positifnya kalau melihat tingkah dan kelucuan pasien terkadang
merasa terhibur
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
110
Sebelum berkomunikasi dengan pasien kita kumpulkan data pasien
dulu melalui rekamedis pada saat dibawa oleh keluarga itu kita lihat
sebagai data awal,setelah itu mempersiapkan diri, waspada dan jaga
jarak
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama berhubungan dengan keluarga dan pasien dimasukkan
kedalam ruangan karna masih gelisah. Setelah pasien satu dua hari
sudah agak tenang kita bisa berkomunikasi dengan pasien awalnya
kita beri salam dulu, lalu memperkenalkan diri sebagai perawat, kita
tanya namanya siapa, tapi pernah pasien saat ditanya namanya dia
mengaku dirinya sebagai presiden ya.. dipanggil aja namanya Jokowi,
terkadang juga pasien yang merasa seorang bos. Kalau saya tidak
memberitahu tugas tanggung jawab perawat dan pasien, karena beda
pasien umum dengan jiwa kalau dikasih taupun tidak ngerti juga.
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Panggil
namanya
berulang-ulang,
dipanggil-panggil
aja
namanya.
Kalau tidak mau juga dilapor ke dokter
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Jadi pada fase kerja intinya ada sesuatu yang kita latih ke pasien, yaitu
memberikan suatu keterampilan kepada pasien untuk membantunya
dalam memecahkan masalah jiwa yang dialaminya
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Kami paksa karna biar bagaimanapun suntikan itu harus masuk.
Pertama- tama dibujuk dulu “disuntik dulu ya biar cepat pulang” karna
kadang-kadang pasien ini rasa kecurigaannya tinggi jadi harus dibujuk
sampai mau dilakukan pengobatan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
111
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Kita tanyakan jelas untuk hari ini? Kalaupun jelas nggaknya ya kita
akhiri dan dilanjutkan di pertemuan berikutnya. Dengan kesepakatan
yang telah dibuat
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi yang kasar yang tidak disukai pasien. Tapi terkadang juga
pasien yang masih belum stabil pasien bisa marah sendiri
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Komunikasinya harus berurutan
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Lima menit gak lama-lama, tapi untuk pasien yang sudah bisa pulang
komunikasinya sudah agak enakan bahkan bisa diajak berkomunikasi
seperti bicara sama teman
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Ya… gak cukup itu saja. Faktor yang pertama kali ya terapi obat, yang
penting obatnya tepat
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik yang saya rasakan yaitu pasiennya
lebih terbuka sama kita dan perawat bisa lebih mengerti pasien
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
112
Sekali-sekali ada kesulitannya ya.., apalagi pasien dengan curiga
tinggi, gak mau makan, gak mau minum dll
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Faktornya itu kalau dia belum stabil terkadang pembicaraannya tidak
nyambung A ditanya terkadang B dijawab
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Dicuekin aja atau dibiarin aja dulu. Kita suruh istirahat setelah tenang
baru kita ajak berbicara lagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
113
3.Hasil Wawancara Informan Ketiga
Nama
: Richard Manurung
Usia
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Tebing tinggi
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 2012
Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
4 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Belum tahu, kemarin rumah sakit ini tahu dari kawan trus awalnya
cuman iseng-iseng, sebelumnya belum kernah kerja
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Pertama-tama ya takutlah dengan pasiennya, masih janggallah kerja
disini
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Bergaul dengan perawat lainnya, ada 3 bulan untuk menyesuaikan diri
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Kita jadi pandai merawat pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, ya takut kena pukul sama pasienlah
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
114
Rata-rata 10 pasien perbulan
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
30-40 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Narkoba, Waham, Halusinasi dll, yang paling sulit dihadapi
yaitu pasien halusinasi karna susah diajak berkomunikasi terkadang
mukul dan kita harus jaga jaraklah, pasien dengan masalah waham
juga karna dia merasa paling betul
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Banyakan narkoba, depresi dan stress
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya, kalau tidak punya keluarga pastinyapun pasien tidak
mungkin berada disini karena ini adalah rumah sakit jiwa swasta yang
berbayar. Sering dikunjungi keluarganya seminggu sekali
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini paling
olahragalah, menyapu kamar dia sendiri, bersih-bersih halaman. Jam
makan pagi 07:30, siang 12:30, malam jam 18:00 dan setelah selesai
makan para pasien disuruh masuk kembali ke kamar mereka masingmasing
7. Apa kesan negatif dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatifnya tidak ada, kalau kesan positifnya lucu dan senang
melihat tingkah pasien jiwa terkadang ketawa sendiri, nyanyi sendiri
nyanyinyapun ntah macam mana hahaha
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
115
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Awal-awal sebelum berkomunikasi dengan pasien jiwa kita harus jaga
jarak, kita juga menyiapkan data tentang pasien, menyiapkan alat-alat
terapi
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama jaga jarak tapi tetap menghadap lurus pada pasien trus
itu disapa ntah mengucapkan slamat pagi atau slamat malam dan kita
juga terkadang senyum. Kalau misal pasien marah-marah kek mana
mau senyum. Setelah itu kita tanya identitasnya seperti namanya siapa,
berapa umurnya, dan lain-lain kita juga tanya keadaannya “kekmana
kondisinya”. Kita juga menjelaskan tugas perawat dan pasien dirumah
sakit ini. Untuk pasien dijelaskan apa-apa saja kegiatan yang akan
dilakukan di rumah sakit ini. Kita bilang itu meskipun pasien ngerti
tak ngerti yang penting kita sampaikan
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Kalau tidak mau ngomong gimana lagi, di ajak bercanda aja dulu.
Kalau tidak mau bicara juga lapor sama dokter tentang kondisinya
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Pada saat tahap kerja kita bertemu dengan pasien sesuai dengan waktu
yang
kita
sepakati
sebelumnya.
Kita
mendorong
pasien
mengungkapkan perasaan dan pikirannya yang nantinya mengarahkan
pasien untuk
berperilaku adaptif yaitu pasien mampu melakukan
kebebasan pribadi dan juga mampu beradaptasi secara pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
116
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Awalnya dubujuk dulu kalau tidak mau juga baru dipaksa, dipegangi
sama perawat yang lainnya
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Biasanya saya menanyakan perasaan pasien itu (bagaimana perasaan
bapak
setelah
mengaku
menceritakan
senang
jika
semuanya?)
ditanya begitu.
jawaban
pasien sering
Selanjutnya kita perawat
mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dibicarakan selama
komunikasi terapi berlangsung dan membuat kontrak pertemuan
dengan pasien
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Kadang-kadang salah ngomong, dan juga kalau kita ngomong terlalu
lama pasien bisa marah
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Dilaksanakan, supaya pasiennya cepat sembuh
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Lima menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Cukup, faktor lain minum obat dan terapi medis
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat komunikasi terapeutik menurut saya bisa membantu pasien
dalam pemulihannya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
117
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Kadang-kadang sulit, ya itulah karna halusinasi susah diajak ngomong
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Terkadang pasiennya yang gak mau diajak bicara , diam aja
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kita bujuk-bujuk dulu misalnya menanyakan apa maunya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
118
4. Hasil Wawancara Informan Keempat
Nama
: Suryadi
Usia
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat
: Jln. Pala 3 No.14 Simalingkar
Pendidikan
: D3
Stambuk
: 2009
Tanggal Wawancara : 12 Juni 2016
Pertanyaan Umum
7. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Enam tahun lebih jalan tujuh tahun
8. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Ngak tau, taunya karna ada senioran yang kerja disini, sebelumnya
belum pernah kerja, begitu selesai kuliah langsung bekerja disini
9. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Perasaannya…. Takut-takutlah ya…karna jarang menghadapi orang
sakit gangguan jiwa. Pertamanya ya…ragu-ragu takut-takut
10. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Ya.. kurang lebih enam bulan. Ya..belajarlah, belajar dari senioran…
tanya-tanya
11. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Jadi tau gimana menangani atau menanggulangi orang yang gangguan
jiwanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
119
12. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, ya ketakutan itu tadi..karnakan sebelumnya belum tau. Ya,
taupun
waktu praktekkan uda lama sebelum kerja. Jadi takutnya
dipukul pasien
Tentang Pasien Jiwa
8. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Sekarang ini ya…ya 9-10 pasien perbulan
9. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
20-40 tahun
10. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, stress, trus banyak angan-angan atau keinginan, korban
narkoba. Yang paling sulit dihadapi yaitu Depresi maksudnya tertekan
yang mengurung diri, diam itu paling payah. Payahnya dia gak mau
disuruh ngapa-ngapain. Makanpun tak mau, makan obatpun tak mau,
disuruh mandipun tak mau. Jadi kita betul-betul aktif
11. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Ini gangguan jiwa secara umum ya, penyebabnya yaitu banyak
keinginan, masalah ekonomi, masalah keluarga atau masalah rumah
tangga
12. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih, kalau dikunjungi disini rutinnya 1minggu sekali
13. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Ya..
bantu
membersihkan
bersih-bersih
sampah
lingkungan,
dihalaman,
menyapu,
membersihkan
kamar
mengepel,
mereka
sendiri, olahraga sekali-sekali mau dia, melipat pakaian, dan untuk
sesama pasien bisa saling bantu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
120
14. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Kesan negatifnya pas berkomunikasi dengan pasien pernah kena
pukul. Kalau kesan positifnya jadi mewaswas diri karna orang ini
banyak yang mengalami gangguan jiwa, jadi belajar dari yang aku
lihat. Orang ini sakit karna apa, jadi saya bisa menghindari hal tersebut
terjadi sama saya
Tentang Terapeutik
12. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Menganalisa
pasien
dulu,
keadaannya
masih
gelisahkah
masih
tenangkah, trus jaga jarak sewaktu berkomunikasi
13. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Pertama-tama mengucapkan salam kepada pasien dengan senyum
ramah yang kita tunjukkan, tapi terkadang juga tidak mengucapkan
salam sama pasien yang masih gelisah dan marah-marah. Setelah itu
memperkenalkan diri dengan pasien. Menanyakan nama kesukaan
pasien
biasanya
nama
panggilannya
sehari-sehari di lingkungan
tempat tinggalnya. Dan menjelaskan tanggung jawab perawat dan
pasien selama dirumah sakit ini. Contoh percakapannya
“Siapa namamu? Dimana kau tinggal? Siapa bisa dipanggil namamu?
Berapa bersaudara sekeluarga?anak ke? Kenapa Hemson dibawa
kesini?jadi disini Hemson gak usah takut, disini Hemson dirawat,
disini Hemson berobat bukan dikurung. Jadi ikutin aturan disini
makan, istirahat, makan obat sesuai anjuran dokter. Abang disini
perawat. Perawat disini ada dua shift ada kawan-kawan abang juga.
Jadi kamilah yang merawat Hemson selama berobat disini”
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
121
14. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Pertama kali dibujuk, dicoba dipanggil namanya sekali dua kali. Kalau
tidak mau juga disuruh istirahat. Kalau tidak mau dia dengarin kita
capek kita ngomong
15. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Pada fase ini perawat harus berperan aktif, harus sering-sering bertatap
muka dengan pasien. Harus ada kontak mata dengan pasien dan
perawat harus aktif berinteraksi dengan pasien sehingga pasien akan
lebih terbuka dengan perawat.
bagaimana
kalau
seandainya
Misalnya (pak
kita
bertukar
Anton,
pikiran
hari ini
apa
yang
menyebabkan bapak meyakini yang demikian. Silahkan pak Anton,
cerita tentang apa yang pak Anton yakini
16. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Dibujuk lagi trus kita jelaskan apa tujuannya, apa gunanya. Kalau
tidak
mau
juga
terpaksa
dilakukan
paksaan
karna
ini demi
kesembuhan pasien juga. Tapi pemaksaannya sebatas wajar ya. “kalau
kau gak mau makan obat terpaksa kami paksa” misal kita pegang
tangannya, kita pegang kakinya trus kita kasih obat kalau disuntik kita
suntiklah dia
17. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Pada fase ini pasien harus bisa mempraktekkan dan mengulangi apa
yang sudah kita ajarkan, nah nantinya kita tanyakan sama pasien apa
saja yang sudah diajarkan oleh perawat. Kemudian kita buat juga
perjanjian dengan pasien untuk pertemuan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
122
18. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi kasar. Kan ada tahap-tahapnya gak langsung kasar. Kalau
ada pasien gak mau bicara trus kita bujuk atau pasien yang susah
diatur
terkadang kita terbawa suasana bisa langsung emosi. Kalau
diungkapkan dengan kata-kata contohnya gini “mau gak kau makan
obat?” nah gitu termasuk kata kasar apalagi dengan nada suara yang
sedikit keras. Tapi marah kita setengah-setengah marahlah kitapun ada
jugalah perasaan
19. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Iya, berurutan
20. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Kalau aku sih gak suka lama-lama memang. Mau sampe 15-20 menit
21. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, harus didukung faktor obat dan kegiatan-kegiatan yang
lain
22. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Jadi tau apa penyebab dia sakit, gimana awal mulanya dia mengalami
gangguan jiwa dan bisa mendekatkan diri dengan pasien agar pasien
terbuka sama kita
Tentang Hambatan
4. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Ada kadang-kadang yang tidak mau makan, tidak mau minum obat,
dan ada yang gundah gelisah, ngamuk-ngamuk hancurin barang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
123
5. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Hambatannya dari pasien yang tidak kooperatif
6. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kita buat pasiennya merasa tenang atau membujuk pasien
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
124
5. Hasil Wawancara Informan Kelima
Nama
: Teresia Manullang Skm
Usia
: 29 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jalan. Pales III No.26
Pendidikan
: S1
Stambuk
: 2013
Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
9 tahun
2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa
Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Belum tahu, awalnya diajak kawan, sebelumnya belum pernah kerja
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Pertama kali merasa takut karna menghadapi orang gila
4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh
waktu berapa lama?
Dijalani ajalah dengan bergaul selama 1 bulan sudah akrab dengan
perawat yang lainnya
5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Lebih mengetahui obat-obatan untuk pasien jiwa
6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?
Ada, takut kena ganggu oleh pasien jiwa
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Rata-rata 10 orang perbulan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
125
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
25-50 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Depresi, Narkoba. Untuk masalah kejiwaan yang sulit dihadapi pasien
narkoba karna lebih susah diatur
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Karna menggunakan narkoba, Karena masalah pikiran
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi dua kali sebulan
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Main bulu tangkis, membersihkan ruangan dll
7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama
bekerja disini?
Pernah dipukul, dimaki pas lagi ngomong atau pasien yang baru-baru
masuk. Untuk positifnya lebih mengerti tentang pasien jiwa
Tentang Terapeutik
1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Cuci tangan, mengumpulkan data pasien, mempersiapkan diri agar
tidak takut dengan pasien
2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Kita liat kondisinya dulu kalau pasien sudah tenang atau tidak gelisah
lagi. Baru kita memulai anamise yaitu menanyakan tentang riwayat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
126
pasien. Kita kasih salam, kita kasih senyum. “siapa namanya dek?
Kenapa kok bisa kemari?” biasanya kalau pasien ditanya kenapa
dibawa kemari jawaban pasiennya “gak tau kenapa saya dibawa
kemari, katanya saya marah-marah”. Kita tanya nama panggilannya “
namanya siapa biasa dipanggil?” . Barulah kita jelaskan apa tugas
perawat yang akan mengobati dia dan juga menjelaskan tujuan pasien
kesini untuk apa serta menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan
pasien selama di rumah sakit ini.
3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Kalau pasien itu tidak mau ngomongkan itu sebagai penyakit jadi kita
kasih obat ataupun terapi. Biar dia mau berinteraksi dengan kawannya
dan perawat
4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kita periksa dulu tekanan darahnya, nadinya “ sebentar ya buk, kita
periksa sebentar biar cepat sembuh” kalau normal kita lapor ke dokter
baru kita kasih terapinya. Terapi yang saya lakukan dengan mengajari
pasien berinteraksi kepada orang lain dan kita dukung aktivitasnya.
Contohnya kita berikan nasihat berupa apalah pokoknya yang diyakini
selama ini
salah yang nantinya pasien akan berfikir sendiri terhadap
anggapan yang nyata (sehari-hari)
5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Kita panggil perawat yang laki-laki kalau memang pasiennya laki-laki
begitu juga sebaliknya . disuruh pegang , dipaksa atau kita rantai
kakinya dulu. Baru dilakukan pengobatannya
6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai
dalam tahap kerja?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
127
Pada fase terminasi, kita tanyakan misalnya bu Ratna pertemuan kita
pada kesempatan ini sudah habis waktunya, bagaimana perasaan bu
Ratna setelah berdiskusi mengenai manfaat
kalau seandainya kita
punya kawan. Bagaimana perasaan bu Ratna? Bagus sekali bu Ratna
sudah mengatakan perasaan berarti bu Ratna sudah bekerja sama
dengan baik sama saya. Coba sebutkan apa manfaat punya kawan?.
Setelah itu kita buat perjanjian waktu dan tempat pertemuan. Besok
kita bahas yang lain ya? Selain itu kita juga harus memberitahu pada
keluarga
pasien
bagaimana
cara
berkomunikasi dengan
pasien.
Memberikan penjelasan agar pasien jangan dibiarkan melamun atau
sendirian, untuk menghindari pasien kambuh lagi
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Kalau kita maki-maki, marah, kasar pasien tidak suka. Karna
mayoritas pasien jiwa itu harus dilembutin
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Kadang ia kadang ngak
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
10 menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, faktor rohani seperti kebaktian tergantung agamanya.
Kalau islam di panggil ustad kalau Kristen dipanggil pendeta yang
memimpin kebaktiannya. Obat-obatan juga, suntikan. Dan tambahan
terapi ECT (electro compulsi theraphy) untuk mengendorkan syaraf
otak yang tegang. Ini berlaku bagi pasien yang tidak mau makan,
minum obat dan berlaku untuk pasien dengan masalah resiko bunuh
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
128
diri. ECT ini tidak sembarang digunakan harus ada criteria pasien
yang akan digunakan terapi ini
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Membuat pasien terbuka sama kita tentang masalah dan keluhan si
pasien dan kita juga lebih mudah mengerti dan memahami apa maunya
si pasien
Tentang Hambatan
1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi
pasien jiwa?
Gak merasa kesulitan makanya betah selama Sembilan tahun
2. Faktor
apa
yang
menjadi penghambat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik?
Faktor penghambatnya terkadang pasien ngamuk jadi kita gak bisa
melakukan komunikasi, dan terkadang juga kalau mood saya tidak
baik
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Kalau mood saya tidak baik saya tidak melakukan komunikasi dengan
pasien saat itu takutnya terbawa suasana hati yang bisa menyebabkan
marah pada pasien paling kalau ngobrol nanya yang penting-penting
aja. Kalau mengatasi pasien yang gak mau bicara ditanya aja “ kenapa
kok diam-diam aja”
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
129
6.Hasil Wawancara Informan Keenam
Nama
: Dr. Donald F. Sitompul, Sp.
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat
: Jln. Sei Putih No.86
Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016
Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?
Uda lama ada 20 tahun
2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?
Ya kerjasama dengan pemilik rumah sakit ini, selain bekerja disini
saya bjuga bekerja di fakultas kedokteran Metodhist
3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?
Gak ada apa-apa
4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?
Ya periksa pasien, obati pasien, sembuh dia , puas kita
Tentang Pasien Jiwa
1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?
Rata-rata 10 orang pasien
2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini?
Usia produktif dari 20-50 tahun
3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan
masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?
Gangguan jiwa berat, yang paling sulit juga ya gangguan jiwa berat ini
4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami
gangguan jiwa?
Faktor ekonomi sama faktor keluarga
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
130
5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi
keluarga? berapa kali?
Masih punya keluarga, dikunjungi keluarga tiap minggu
6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?
Olahraga, bimbingan dari sudut agama
Tentang Terapeutik
1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?
Ya macam mana kita berkomunikasi dengan dia supaya dia menjadi
lebih bagus, untuk sembuh ngak, tapi untuk lebih bagus
2. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun
komunikasi dengan pasien jiwa?
Gak ada persiapan apa-apa uda rutin saja
3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan
pertama?
Kalau dia bagus, komunikatif ya biasa-biasa saja, kalau dia gundah
gelisah meribut kita intervensi dia dengan obat-obatan, suntikan
4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau
berbicara ketika diajak berkomunikasi?
Banyak
caranya bisa dengan obat-obatan,
injeksi bisa dengan
menggunakan alat-alat yang lain
5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien
jiwa tersebut?
Kita adakan psikoterapi, kita kasih penguatan sama dia biar kalau dia
pulang ke masyarakat jadi bagus
6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa
terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?
Semua pasien jiwa umumnya mengalami penolakan, ya kita lakukan
pendekatanlah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
131
7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak
senang?
Komunikasi yang terlampau kasar, pasien jiwa itu orang yang butuh
kasih sayang. Kalau kita kasar sama dia akan nolak kita
8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara
berurutan?
Ya ada asistenlah bukan saya sendiri. Tapi tetap harus dilakukan
secara berurutan
9. Berapa
lama
frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik
terhadap pasien?
Paling lama 15 menit
10. Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?
Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung
kesembuhan pasien?
Gak cukup, ngomong-gomong aja sama pasien jiwa itu gak cukup
harus dibantu dengan obat-obatan
11. Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan?
Manfaat buat saya biasa saja, buat pasiennya banyak mereka merasa
dihargai dan mereka merasa diperhatikan
12. Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut anda?
Perawat jiwa itu harus tau tentang semua aspek-aspek kejiwaan kalau
perawat umum tidak perlu dia tau itu. Sekolahnya lebih lanjut daripada
perawat biasa. Untuk perawat jiwa tambah setahun lagi
13. Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien?
Terus
14. Dengan jumlah perawat dan pasien yang berjumlah sedikit di rumah
sakit ini, mungkinkah berlangsung efektif dalam pemulihan pasien?
Bisa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
132
15. Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa
pulang?
Gak ada pasien jiwa sembuh tetapi pasien yang sudah tenang,
komunikasinya bagus, dia kooperatif, itu kita katakan dia tenang baru
boleh pulang. Kesembuhannya itu nanti bisa dirumahnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
133
BIODATA PENELITI
Nama
: Rusna Falentina Simangunsong
Tempat/Tanggal Lahir
: Balige/10 Maret 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat:
: Jln. Berdikari No. 2, Pasar 1, Padang Bulan
Medan
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Batak Toba
Riwayat Pendidikan
: SD Negeri No.174550
SMP Negeri 2 Balige
SMA Swasta RK Bintang Timur Rantauprapat
Riwayat Organisasi
: 1. Anggota Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi (Imajinasi) FISIP USU (2012-saat ini)
2. Pernah mengikuti organisasi Fotografi Komunikasi USU
( FOKUS)
3.Pernah mengikuti UKM KMK USU
Nama Orangtua
: 1. Ayah : H. Simangunsong
2. Ibu
Pekerjaan Orang tua
: T. Panjaitan
: 1. Ayah : Petani
2. Ibu
: Petani
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
134
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1. Telp. (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA
: Rusna Falentina Simangunsong
NIM
:120904131
PEMBIMBING :Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si
No
TGL.
PEMBAHASAN
PARAF
PERTEMUAN
PEMBIMBING
1.
8 April 2016
ACC Seminar Proposal
2.
11 April 2016
Seminar Proposal
3.
18 April 2016
Revisi Bab I-III
4.
26 April 2016
Revisi beberapa bagian dari Bab II
mengenai kajian pustaka dan
Model Teoritik
5.
5 Mei 2016
Menyusun daftar pertanyaan
6.
13 Mei 2016
Revisi daftar pertanyaan dan revisi
beberapa bagian Bab II-III
7.
11 Mei 2016
Revisi urutan teori, revisi Bab III
mengenai metode penelitian dan
teknik pengumpulan data
8
18 Mei 2016
Revisi daftar pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
135
wawancara dan diijinkan turun
kelapangan
9
1 Juni 2016
Diskusi persiapan wawancara
lapangan
10
21 Juni 2016
Diskusi hasil wawancara dan
ditugaskan untuk melanjutkan ke
bab IV
11
26 Juli 2016
Revisi Bab IV dan ditugaskan
menyusun Bab V
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara