PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PENANGANAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PENANGANAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
Tirtawati,Anak Agung Rai Program Studi PPKN FKIP Universitas Dwijendra E-mail : a.a.raitirtawati57@gmail.com
ABSTRACT
Therapeutic communication is one way that can be used to help the healing process of the patient. This research was conducted to see the implementation of therapeutic communication in handling mental disorder patient according to Standard Operational Procedure (SOP) at Bali Provincial Mental Hospital 2017. The formulation of the problem is "How is the application of therapeutic communication in handling mental patients in Mental Hospital of Bali Province"
The study is located in RSJ Bali Province which is a government hospital located in Bangli Regency. This research uses qualitative approach and object approach method using empirical approach. Selection of research subjects using purposive sampling which amounted to 13 nurses and methods of data collection using observation techniques, questionnaires, unstructured interviews and documentation. This study uses descriptive statistical analysis techniques used to examine the percentage of the percentage, which is then deepened with a qualitative study.
The result of the research on the application of therapeutic communication in phase I (orientation phase) between the nurse and the mental disorder patient is 71% of the results in phase II (work phase) is 77%, then the result of research on the application of therapeutic communication in phase III (termination phase) is 67%. In addition to the above three phases, therapeutic attitudes of nurses and communication techniques are also investigated. The results of research on the application of therapeutic attitude of nurses in conducting therapeutic communication in mental disorder patients is 88% and nurse communication technique in applying therapeutic communication is 92%. In general, the results of research on the application of therapeutic communication in the treatment of ganggguan soul patients at RSM Jiwa Bali Province has been implemented optimally
Keywords: Therapeutic Communication, Mental Disorders
ABSTRAK
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan komunikasi terapeutik dalam menangani pasien gangguan jiwa sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2017.Rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana penerapan komunikasi terapiutik dalam menangani pasien gangguan jiwa di Rumah sakit Jiwa Provinsi Bali “
Penelitian berlokasi di RSJ Provinsi Bali yang merupakan rumah sakit pemerintah bertempat di Kabupaten Bangli. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode pendekatan objek menggunakan pendekatan empiris. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling yang berjumlah 13 perawat dan metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif yang digunakan sebatas mengkaji besaran presentase, yang kemudian diperdalam dengan kajian secara kualitatif.
Hasil penelitian terhadap penerapan komunikasi terapeutik pada fase I (fase orientasi) antara perawat dengan pasien gangguan jiwa ialah sebesar 71% hasil pada fase II (fase kerja) ialah sebesar 77%, kemudian hasil penelitian pada penerapan komunikasi terapeutik pada fase
III (fase terminasi) ialah sebesar 67%. Selain ketiga fase di atas, sikap terapeutik perawat dan teknik komunikasi juga diteliti. Hasil penelitian terhadap penerapan sikap terapeutik perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa ialah sebesar 88% dan teknik komunikasi perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik ialah sebesar 92%. Secara umum hasil penelitian terhadap penerapan komunikasi terapeutik dalam penanganan pasien ganggguan jiwa di RSJ Jiwa Provinsi Bali penerapannya telah terlaksana secara optimal
Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Gangguan Jiwa
berorientasi pada teknik pengobatan, tetapi juga
I. PENDAHULUAN
komunikasi yang tentunya sangat membantu Masalah Komunikasi merupakan hal yang
pasien dalam proses penyembuhan atau dapat sangat penting, karena dengan adanya komunikasi
menumbuhkan rasa percaya diri dan harapan kita dapat memperoleh atau bertukar informasi.
sembuh.
Kegunaan dan manfaat dari komunikasi dapat Penanganan pasien berarti segala dirasakan di segala bidang. Dalam dunia kesehatan
tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga salah satu contohnya, komunikasi merupakan inti
medis/kesehatan dengan mutu sebaik- landasan dalam membina hubungan agar proses
baiknya, menggunakan tata cara dan teknik penanganan pasien dapat tercapai, komunikasi
berdasarkan ilmu kedokteran, kode etik yang tersebut ialah komunikasi terapeutik. Komunikasi
berlaku, serta dapat dipertanggungjawabkan terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
yang bertujuan untuk kesembuhan pasien dirancang untuk tujuan terapi. Seorang perawat
(Anireon, 1984).
dapat membantu pasien mengatasi masalah yang Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dihadapinya melalui komunikasi (Suryani,
adalah rumah sakit di Provinsi Bali yang 2006:7). Kegunaan komunikasi terapeutik adalah
memberikan pelayanan kesehatan jiwa. mendorong dan menganjurkan kerja sama melalui
Walaupun prioritas pelayanan Rumah Sakit hubungan tenaga medis dengan pasien. Kualitas
Jiwa adalah pasien dengan gangguan jiwa, hubungan ini akan memberikan dampak terapeutik
tetapi juga dilengkapi pelayanan pendukung yang mempercepat proses kesembuhan pasien.
Rehabilitasi Narkoba, Komunikasi amat erat kaitannya dengan
lain
seperti
Mental, Fisioterapi, prilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
Rehabilitasi
Jumlah Tenaga Kurangnya komunikasi
Laboratorium
dll.
kesehatandi RSJ Provinsi Bali khususnya perkembangan kepribadian dan mental seseorang
akan menghambat
bagian keperawatan terbilang cukup banyak, yang juga dapat berpengaruh pada kemampuan
berdasarkan Bank Data RSJ Provinsi Bali, berkomunikasi seseorang. Dalam dunia kesehatan,
tercatat RSJ Provinsi Bali memiliki 204 penanganan pasien khususnya pasien dengan
orang perawat. Sebagai salah satu bentuk penyakit gangguan jiwa meskipun memerlukan
pelayanan terhadap pasien yang baik obat-obatan sebagai landasan dari pengobatan,
dibutuhkan komunikasi untuk menciptakan pelayanan kesehatan jiwa terhadap pasien haruslah
hubungan antara perawat dengan pasien berlangsung efektif, tenaga medis spesialis jiwa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan haruslah terampil berkomunikasi terapeutik
terciptanya sebuah komunikasi yang baik dengan pasien. Penanganan pasien tidak hanya
yang menumbuhkan rasa percaya pasien yang menumbuhkan rasa percaya pasien
melalui indra manusia yaitu: pendengaran, pasien akan mendapatkan kesembuhan
penglihatan, pengecap, dan perabaan (Atik, 2011:24).
Tujuan Komunikasi
Penerapan komunikasi terapeutik Daryanto (2010:83) menyatakan dalam bukunya merupakan kunci penting guna mewujudkan
yang berjudul “ilmu komunikasi” bahwa ada hal tersebut. Maka dari itu penelitian ini
empat tujuan dari komunikasi, yaitu: penting dilakukan untuk melihat penerapan
salah satu tujuan komunikasi terapeutik dalam penanganan
1) Menemukan:
adalah menyangkut pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
komunikasi
penemuan diri.
Provinsi Bali.
2) Berhubungan:
membina dan
II. LANDASAN tEORI
memelihara hubungan dengan orang
Pengertian Komunikasi
lain.
dalam perjumpaan penyampaian pikiran atau perasaan oleh
Pada hakikatnya adalah proses
3) Meyakinkan:
dengan orang lain kita berupaya seseorang
meyakinkan orang lain melalui suatu melibatkan perilaku dan memungkinkan
kepada orang lain
yang
komunikasi yang kita ciptakan. individu untuk berhubungan dengan orang
4) Bermain: kita menggunakan banyak lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi antar
perilaku komunikasi untuk bermain manusia hanya bisa terjadi, jika ada
dan menghibur diri. seseorang yang menyampaikan pesan kepada
Jenis Komunikasi
orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
1) Komunikasi Verbal komunikasi hanya bisa terjadi kalau
Jenis komunikasi yang paling lazim didukung oleh adanya sumber, pesan, media,
dalam pelayanan penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa
digunakan
keperawatan di rumah sakit adalah juga disebut komponen atau elemen
pertukaran informasi secara verbal komunikasi .
terutama pembicaraan dengan tatap Komunikasi menjadikan orang
muka. Komunikasi verbal biasanya dapat saling berbagi informasi, bertukar
lebih akurat dan tepat waktu. Kata- pikiran, berbagi rasa, dan memecahkan
kata adalah alat atau simbol yang permasalahan. Setiap orang baik disadari
dipakai untuk mengekspresikan ide atau tidak melakukan komunikasi secara
atau perasaan, membangkitkan respon verbal maupun non verbal.
emosional, atau menguraikan obyek, Proses komunikasi tersebut tidak lepas dari
observasi dan ingatan. Sering juga unsur-unsur komunikasi menurut Machmud
untuk menyampaikan arti yang (dalam Atik, 2011:8) :
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
1).Pesan-pesan yang disampaikan dengan verbal dalam tatap muka yaitu menggunakan penyandian atau simbol baik memungkinkan tiap individu untuk yang berupa bahasa verbal maupun non verbal.
secara langsung. Sumber proses komunikasi yaitu pengirim dan Komunikasi verbal yang efektif harus: penerima pesan. (1) Jelas dan ringkas 2). Penerima, yaitu orangyang menerima Komunikasi yang efektif harus pengiriman pesan dan membalaspesan yang sederhana, pendek dan langsung. disampaikan oleh sumber, sehingga dapat
berespon
sedikit kata-kata yang diketahui arti sebuah pesan pesan. digunakan makin kecil kemungkinan 3).Lingkungan
kerancuan. Kejelasan berlangsungmeliputi saluran penyampaian dan dapat dicapai dengan berbicara secara penerimaan pesan serta lingkungan alamiah saat
terjadinya terjadinya
ketika menjelaskan tujuan terapi, membuat penjelasan lebih mudah
terapi dan kondisi klien. untuk dipahami. Ulang bagian yang
(4) Selaan dan kesempatan berbicara penting dari pesan yang disampaikan.
Kecepatan dan tempo bicara yang Penerimaan pesan perlu mengetahui
turut menentukan apa, mengapa, bagaimana, kapan,
tepat
keberhasilan komunikasi verbal. siapa dan dimana. Ringkas, dengan
Selaan yang lama dan pengalihan menggunakan
cepat pada pokok mengekspresikan
pembicaraan lain mungkin akan sederhana. Contoh: “Katakan pada
ide
secara
menimbulkan kesan bahwa perawat saya dimana rasa nyeri anda” lebih
sedang menyembunyikan sesuatu baik daripada “saya ingin anda
terhadap klien. Perawat sebaiknya menguraikan kepada saya bagian
tidak berbicara dengan cepat yang anda rasakan tidak enak.”
sehingga kata-kata tidak jelas. (2) Perbendaharaan Kata
Selaan perlu digunakan untuk Komunikasi
menekankan pada hal tertentu, berhasil, jika pengirim pesan tidak
tidak
akan
memberi waktu kepada pendengar mampu menerjemahkan kata dan
mendengarkan dan ucapan. Banyak istilah teknis yang
untuk
memahami arti kata. Selaan yang digunakan dalam keperawatan dan
tepat dapat dilakukan dengan kedokteran, dan jika ini digunakan
apa yang akan oleh perawat, klien dapat menjadi
memikirkan
sebelum bingung dan tidak mampu mengikuti
dikatakan
mengucapkannya, menyimak petunjuk atau mempelajari informasi
isyarat nonverbal dari pendengar penting. Ucapkan pesan dengan
mungkin menunjukkan. istilah yang dimengerti klien.
yang
Perawat juga bisa menanyakan Daripada
kepada pendengar apakah ia sementara saya akan mengauskultasi
mengatakan
“Duduk,
berbicara terlalu lambat atau terlalu paru-paru anda” akan lebih baik jika
cepat dan perlu untuk diulang. dikatakan “Duduklah sementara saya
(5) Waktu dan relevansi mendengarkan paru-paru anda”.
Waktu yang tepat sangat (3) Arti denotatif dan konotatif penting
untuk menangkap Arti
pesan. Bila klien sedang pengertian yang sama terhadap
denotatif
memberikan
kesakitan, tidak kata yang digunakan, sedangkan
menangis
waktunya untuk menjelaskan arti konotatif merupakan pikiran,
resiko operasi. Kendatipun perasaan atau ide yang terdapat
pesan diucapkan secara jelas dalam suatu kata. Kata serius
dan singkat, tetapi waktu tidak dipahami klien sebagai suatu
dapat menghalangi kondisi mendekati kematian,
tepat
penerimaan pesan secara tetapi perawat akan menggunakan
akurat. Oleh karena itu, perawat kata kritis untuk menjelaskan
harus peka terhadap ketepatan keadaan
waktu untuk berkomunikasi. kematian. Ketika berkomunikasi
yang
mendekati
Begitu pula komunikasi verbal dengan klien, perawat harus hati-
akan lebih bermakna jika pesan hati memilih kata-kata sehingga
yang disampaikan berkaitan tidak mudah untuk disalah yang disampaikan berkaitan tidak mudah untuk disalah
adalah
suatu komentar (6) Humor terhadap isi pembicaraan dan
sifat hubungan antara yang mengurangi ketegangan dan
Tertawa
membantu
berbicara, yaitu pesan di rasa sakit yang disebabkan
pesan yang oleh stres, dan meningkatkan
dalam
menyampaikan sikap dan keberhasilan perawat dalam
perasaan pengirim terhadap memberikan
pendengar. Contoh: emosional terhadap klien.
dukungan
tersenyum ketika sedang Humor merangsang produksi
marah.
catecholamines dan hormon (2) Penampilan Personal yang menimbulkan perasaan
Penampilan seseorang sehat, meningkatkan toleransi
merupakan salah satu hal terhadap
pertama yang diperhatikan mengurangi
rasa
sakit,
selama komunikasi. Delapan memfasilitasi
ansietas ,
puluh empat persen dari pernapasan dan menggunakan
relaksasi
kesan terhadap seseorang humor untuk menutupi rasa
berdasarkan penampilannya takut dan tidak enak atau
Bentuk fisik, cara berpakaian menutupi
dan berhias menunjukkan ketidakmampuannya
kepribadian, status sosial, berkomunikasi dengan klien.
untuk
pekerjaan, agama, budaya dan
2) Komunikasi Non-Verbal konsep diri. Perawat yang
memperhatikan penampilan adalah pemindahan pesan tanpa
Komunikasi
non-verbal
dirinya dapat menimbulkan menggunakan
citra diri dan profesional yang Merupakan cara yang paling
kata-kata.
Penampilan fisik meyakinkan
positif.
mempengaruhi menyampaikan pesan kepada
untuk
perawat
persepsi klien terhadap orang
pelayanan/asuhan menyadari pesan verbal dan non-
lain. Perawat perlu
keperawatan yang diterima, verbal yang disampaikan klien
karena tiap klien mempunyai mulai dari saat pengkajian
citra bagaimana seharusnya sampai
penampilan seorang perawat. keperawatan, karena isyarat non-
evaluasi
asuhan
Walaupun penampilan tidak verbal menambah arti terhadap
sepenuhnya mencerminkan pesan verbal. Menurut Purba
kemampuan perawat, tetapi (2003:3)
mungkin akan lebih sulit bagi mendeteksi suatu kondisi dan
Perawat
yang
perawat untuk membina rasa menentukan kebutuhan asuhan
percaya terhadap klien jika keperawatan. Komunikasi non-
perawat tidak memenuhi citra verbal teramati pada :
klien. (1) Meta komunikasi (3) Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara tergantung pada pesan tetapi
Komunikasi tidak hanya
mempunyai dampak yang juga pada hubungan antara
besar terhadap arti pesan pembicara dengan lawan
yang dikirimkan, karena yang dikirimkan, karena
menentukan rencana tindakan serta suaranya. Perawat
dalam memenuhi menyadari emosinya ketika
harus
kerjasama
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu sedang berinteraksi dengan
komunikasi terapeutik memegang klien, karena maksud untuk
penting memecahkan menyamakan rasa tertarik
peranan
masalah yang dihadapi. Pada yang tulus terhadap klien
dasarnya komunikasi terapeutik dapat terhalangi oleh nada
merupakan komunikasi proporsional suara perawat.
yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan
pasien. Pada komunikasi terapeutik terdapat dua (4) Ekspresi wajah komponen penting yaitu proses
dan efek menunjukkan enam keadaan
Hasil suatu penelitian
komunikasinya
komunikasinya (Setianti, 2007:13). emosi utama yang tampak
I.5.5 Tujuan Komunikasi Terapeutik
Menurut Purwanto dan Heri terkejut, takut, marah, jijik,
(1994:45), tujuan dari komunikasi bahagia dan sedih. Ekspresi
terapeutik adalah: wajah
1) Membantu pasien memperjelas sebagai dasar penting dalam
sering
digunakan
dan mengurangi beban perasaan menentukan pedapat
dan pikiran mempertahankan
I.5.4. Pengertian
Komunikasi
kekuatan egonya.
2) Membantu mengambil tindakan Sebagaimana
Terapeutik
yang efektif untuk mengubah pembahasan
3) Menghilangkan keraguan media yang sangat efektif guna
komunikasi merupakan salah satu
membantu dalam pengambilan mempengaruhi sikap seorang tanpa
tindakan yang efektif dan harus melakukan paksaan. Oleh
mempengaruhi orang lain, banyak
lingkungan fisik dan dirinya. dikembangkan
I.5.6. Dasar-Dasar
Komunikasi
kehidupan, termasuk dalam konteks
Terapeutik
komunikasi
Menurut Machmud (dalam melakukan
kesehatan.
Dalam
Atik, 2011:16), bahwa perbedaan pelayanan kepada pasien diawali
atau
memberikan
yang membedakan dengan
mendasar
komunikasi sosial dan komunikasi terlebih dahulu. Komunikasi tersebut
ditujukan guna menjalin hubungan Menurut Machmud (dalam interpersonal antara perawat dengan
Atik, 2011:16), bahwa perbedaan pasien sehingga proses keperawatan
yang membedakan dapat dilakukan secara lancar dan
mendasar
komunikasi sosial dan komunikasi efektif
1) Perawat harus mampu menggali Komunikasi dalam bidang
dirinya sendiri sebelum perawat keperawatan merupakan
tersebut mengenali pasiennya. untuk menciptakan hubungan antara
proses
Kondisi ini diciptakan sendiri tenaga kesehatan dan pasien untuk
oleh perawat sehingga pasien oleh perawat sehingga pasien
perasaan sedih, marah, dan keperawatan.
7) Mampu mempertahankan batas dengan sikap saling menerima,
harus
ditandai
waktu yang sesuai dan dapat percaya,
mempertahankan konsistensi. Perawat dan pasien harus saling
dan
menghargai.
8) Memahami dengan baik arti menghargai, perawat tidak boleh
simpati sebagai sifat tindakan menganggap pasien rendah, dan
terapeutik dan yang bukan bodoh. Pasien harus dihargai dan
terapeutik.
dimanusiakan sebagai pasien
dan keterbukaan yang terhormat.
9) Kejujuran
komunikasi merupakan dasar
hubungan terapeutik. menghayati nilai yang dianut
10) Perawat sebagai individu yang oleh pasien. Perawat harus
pasien diharapkan mengerti
merawat
mampu memerankan model agar mempunyai adat, nilai budaya
bahwa
pasien
menunjukkan dan yang berbeda-beda, sehingga
dapat
meyakinkan orang lain tentang perawat
kesehatan sehingga perawat perlu tindakan keperawatan sesuai
bisa
memberikan
mempertahankan suatu kondisi dengan adat dan nilai luhur yang
sehat secara fisik, mental sosial, dianut oleh pasien.
spiritual dan gaya hidup.
harus mampu pentingnya kebutuhan pasien
menciptakan suasana yang baik fisik maupun mental. Pasien
memungkinkan bagi pasien untuk yang dirawat di rumah sakit tidak
berkembang tanpa rasa takut. hanya sakit secara fisik tetapi
diharapkan dalam juga mental dan emosional.
12) Perawat
memberikan sesuatu tindakan Perawat harus bisa memahami
apapun tidak mengharapkan pemenuhan kebutuhan tersebut
balasan apapun dari pasien. sampai kebutuhan fisiologis
Setiap atau segala jenis tindakan pasien benar-benar terpenuhi.
yang dilakukan oleh perawat
5) Perawat harus dapat menciptakan
dapat suasana yang aman dan nyaman
harus
dipertanggungjawabkan secara bagi pasien. Pasien yang dirawat
lisan maupun tulisan. di rumah sakit merasakan
13) Memperhatikan etika dengan suasana yang asing, terlebih bagi
berusaha agar setiap pengambilan pasien yang baru pertama kali
keputusan didasarkan atas prinsip merasakan perawatan di rumah
kesejahteraan manusia. sakit. Perawat diharapkan mampu
I.5.7.Karakteristik
nyaman dan aman bagi pasien, Tiga hal mendasar yang memberi misalnya dengan mengurangi
ciri-ciri komunikasi terapeutik kegaduhan,
menurut Arwani (dalam Atik, kunjung,
mengatur
jam
2011:28), yaitu sebagai berikut: perawatan dan pengobatan.
mengatur
jam
1) Ikhlas (Genuiness)
6) Perawat harus mampu menguasai Perawat yang mempunyai perasaannya secara bertahap
sikap yang tulus dan ikhlas dapat sikap yang tulus dan ikhlas dapat
(1) Aspek Mental keterbukaan,
dengan
Aspek mental berarti memahami keikhlasan dan peran aktif dalam
kejujuran,
seseorang secara emosional dan berkomunikasi dengan pasien.
intelektual. Kemampuan untuk Respon
melihat dunia orang lain dengan mencerminkan
menggunakan cara pandang dan diungkapkan secara spontan
kepura-puraan
orang lain tersebut. sesuai dengan tanggung jawab
(2) Aspek Verbal dan wewenangnya. Keuntungan
Kemampuan mengungkapkan bagi
verbal suatu keikhlasan dan ketulusan perawat
pemahaman terhadap adalah:
perasaan dan alasan reaksi (1) Pasien merasa bebas untuk emosi pasien. Aspek verbal
mengekspresikan pikiran dan memerlukan keakuratan dan emosi sesungguhnya.
ketepatan, kejelasan dan
kealamiahan. percaya kepada perawat.
(2) Mengembangkan perasaan
(3) Aspek Non Verbal (3) Menyediakan informasi yang Aspek non verbal yang dapat dipergunakan.
diperlukan adalah (4) Merasakan suasana rileks. kemampuan
untuk
menunjukkan empati dengan ketulusan.
(5) Menikmati suasana
kehangatan dan kesejatian.
2) Empati (Empathy) Tahap dalam melakukan
empati terdiri atas beberapa kemampuan untuk menempatkan
Empati
adalah
tahap penting, yaitu: diri pada posisi orang lain, serta
a) Membersihkan pikiran memahami bagaimana perasaan
seseorang dari suatu orang lain dan hal yang
pikiran yang menyebabkan reaksi tanpa emosi
mengganggu. seseorang terbawa dalam situasi
b) Mendengarkan. emosi orang lain. Keuntungan
c) Mengkonsentrasikan empati bagi pasien adalah:
pesan verbal dan non
verbal untuk mengerti perasaan
(1) Empati meningkatkan
perasaan dan alasan dengan orang lain.
berhubungan
reaksi pasien.
d) Mengatakan pada diri harga diri yang menerima
(2) Memberikan peningkatan
sendiri “orang ini ingin empati.
mendengarkan apa (3) Respon empati meningkatkan darinya” kesadaran diri dan wawasan
e) Menyampaikan respon serta
empatik yang mencakup; pasienmemutuskan
membantu
keakuratan, natural, bagaimana mengatasi sebuah
kejelasan, kehangatan, situasi.
kesejatian.
f) Meneliti apakah respon aspekyangberhubungandengan
Empati memiliki beberapa
empatik yang dilakukan sikap positif pasien terhadap
seseorang tersebut perawat :
berjalan efektif.
3) Hangat (Warmth)
3) Memberikan pengertian
mengenai gangguan kesehatan permisif
Kehangatan
dansikap
yang dihadapi oleh pasien diharapkan
yangdiberikan,
membantu memberikan dan mewujudkan
mengatasinya ide-ide nyata parasaan takut,
tindakan negatif sehingga
4) Mencegah
pasien akibat gangguan kesehatan mengekspresikan
pasien
bisa
yang dideritanya. lebih mendalam. Posisi tubuh
perasaannya
I.5.9 Proses Komunikasi Terapeutik
yang
Sumber komunikasi yaitu kehangatan adalah:
dapat
menurunkan
pengirim pesan atau sering disebut (1) Mengangkat bahu tanda tidak komunikator yaitu orang yang
peduli atau tidak tahu. menyampaikan atau menyiapkan (2) Menyilangkan tangan. pesan. Komunikator dalam hal ini (3) Menyilangkan kaki adalah para perawat yang tugas (4) Mengepalkan tinju. utamanya ialah membantu pasien
dalam mengatasi masalah sakit akut, merusak
sakit kronis, dan memberikan seseorang antara lain :
kehangatan
sikap
pertolongan pertama pada pasien (1) Melihat sekeliling pada saat dalam keadaan gawat darurat.
berkomunikasi dengan orang (Setianti, 2007). lain.
Komunikator memiliki
peranan penting untuk menentukan jari.
(2) Mengetuk-ngetuk dengan
keberhasilan dalam membentuk (3) Mundur tiba-tiba. kesamaan persepsi dengan pihak lain (4) Tidak tersenyum. yakni
pasien. Kemampuan
komunikator mencakup keahlian atau untuk
Hambatan-hambatan
daya tarik dan kehangatan antara lain:
keterpercayaan merupakan faktor (1) Terburu-buru yang sangat berpengaruh dan (2) Emosi berlebihan menentukan keberhasilan dalam (3) Terkejut melakukan
komunikasi. Unsur
terapeutik selain sehingga membuat seseorang
(4) Penilaian tentang orang lain komunikasi
komunikator, yaitu pesan merupakan mengalihkan perhatian pada
salah satu unsur penting yang harus suatu masalah.
ada dalam proses komunikasi. Tanpa
I.5.8.Manfaat
Komunikasi
kehadiran pesan, proses komunikasi
Terapeutik
tidak terjadi. Komunikasi akan Berikut adalah beberapa manfaat dari
berhasil bila pesan yang disampaikan komunikasi terapeutik.
tepat, dapat dimengerti, dan dapat
1) Mendorong
komunikan. Menurut menganjurkan kerja sama antara
sekaligus
diterima
Effendy dan Onong (2000:16) perawat dengan pasien
mengatakan bahwa komunikasi akan
2) Melakukan identifikasi guna berhasil bila pesan yang disampaikan mengungkapkan perasaan pasien
memenuhi syarat sebagai berikut: sekaligus mengevaluasi tindakan
(Effendy and Onong, 2000) yang dilakukan
1) Pesan harus direncanakan
2) Pesan menggunakan bahasa yang (3) Mengkaji informasi dapat dimengerti kedua belah
mengenai pasien baik dari pihak
catatan rekam medis
3) Pesan itu harus menarik minat maupun dari petugas dan kebutuhan pribadi penerima
kesehatan lainnya yang
4) Pesan harus berisi hal-hal yang meliputi identitas pasien, mudah dipahami
diagnosis medis, kondisi
5) Pesan yang disampaikan tidak pasien saat ini, kondisi samar-samar.
psikologi pasien dan
I.5.10 Tahap interaksi pada komunikasi
informasi lainnya sehingga
terapeutik
perawat dapat Menurut
memperkirakan persoalan Setianti, 2007:17), bahwa pada
Wood
(dalam
yang akan timbul pada saat umumnya hubungan antar pribadi
melakukan hubungan berkembang melalui tahap-tahap
terapeutik dan perkiraan yaitu: (Setianti, 2007)
pemecahan masalah yang
1) Tahap Prainteraksi akan diambil.
(4) Merencanakan fase/waktu
lokasi/tempat yang nyaman untuk merencanakan
saat
perawat
berinteraksi, waktu yang tepat, sebelum memasuki hubungan
pendekatan
materi yang akan dengan pasien. Fase ini penting
dan
dikomunikasikan dalam bagi
terapeutik antara mempersiapkan diri agar tercapai
perawat dan pasien. hubungan terapeutik dengan
2) Tahap Orientasi. pasien. Hal-hal yang harus
Pada tahap ini antara dilakukan perawat pada fase ini
petugas dan pasien terjadi kontak adalah sebagai berikut :
dan pada tahap ini penampilan (1) Menggali/mengenali
fisik begitu penting karena
perasaan sendiri (soliter
dimensi fisik paling terbuka
attitude =
solitude ).
untuk diamati. Kualitas-kualitas
Apakah perawat merasa
lain seperti sifat bersahabat
cemas/gelisah/resah, sedih
kehangatan, keterbukaan dan
atau ada perasaan lain pada
dinamisme juga terungkap. Dapat
dilakukan pada terapi ini ialah
hubungan terapeutik atau
pengenalan, mengidentifikasi
tidak. Apabila perasaan
masalah dan mengukur tingkat
cemas berlebihan, maka
kecemasan diri pasien.
perlu teknik-teknik untuk
3) Tahap kerja
ini merupakan
pengenalan lebih jauh. Menurut
(dalam Setianti, (2) Menggali/mengukur
perawatan lain.
Purwanto
tahap ini untuk
kemampuan teknik dan
meningkatkan sikap penerimaan
pengetahuan diri perawat
satu sama lain untuk mengatasi
keberhasilan komunikasi
pengkajian dan evaluasi masalah
terapeutik.
yang ada. De Vito (dalam
Setianti, 2007:17) mengatakan, pertemuan antara petugas dengan komunikasi pada tahap ini
klien.
mengikatkan pada diri kita untuk Menurut Uripni (dalam lebih mengenal orang lain dan
Setianti, 2007:18), menyebutkan juga mengungkapkan diri kita.
bahwa tahap terminasi dibagi Pada tahap ini termasuk pada
dua, yaitu terminasi sementara tahap
dan terminasi akhir. Terminasi menghendaki agar kedua pihak
persahabatan
yang
sementara adalah akhir dari harus
setiap pertemuan, pada terminasi kedudukan yang sama, dalam
merasa
mempunyai
ini klien akan bertemu kembali artian ada keseimbangan dan
waktu yang telah kesejajaran kedudukan. Liliweri
pada
ditentukan, sedangkan terminasi (dalam
akhir terjadi jika klien selesai mengemukakan,
Setianti,
pengobatan. mempunyai beberapa fungsi,
persahabatan
menjalani
Penjelasan Perawat-Klien Baru yaitu :
datang, yang perlu dijelaskan (1) Membagi pengalaman agar
oleh perawat kepada klien yang kedua pihak merasa sama-
baru datang adalah meliputi: sama puas dan sukses
(1) Peraturan-peraturan rumah (2) Menunjukkan
hubungan
sakit
emosional. (2) Peraturan jam berkunjung (3) Membuat pihak lain menjadi senang.
(3) Peraturan makan sehari 3 (4) Membantu sesama kalau dia
kali
berhalangan untuk suatu (4) Makanan yang perlu urusan.
dimakan (dietnya) atau bila ada
keluarga yang
4) Tahapan terminasi membawa makanan sendiri
(5) Bel di meja bila keperluan Purwanto
Pada tahap ini menurut
memanggil perawat 2007:18), terjadi pengikatan antar
(dalam
Setianti,
(6) Jam kunjungan dokter pribadi
(7) Bagi klien yang bisa jalan, merupakan fase persiapan mental
perlu diberitahu tempat untuk membuat perencanaan
kamar mandi, WC dan tentang kesimpulan perawatan
sebagainya. yang
(8) Waktu jam mandi mempertahankan batas hubungan
didapat
dan
(9) Memperkenalkan teman yang ditentukan, yang diukur
sekamar pasien antara
lain
mengantisipasi
I.5.11.Prinsip-Prinsip Komunikasi
masalah yang akan timbul karena
Terapeutik
pada tahap ini merupakan tahap
harus mengenal persiapan mental atas rencana
Perawat
sendiri yang berarti pengobatan,
dirinya
menghayati, memahami dirinya peningkatan komunikasi untuk
melakukan
sendiri serta nilai-nilai yang dianut. mengurangi
Komunikasi harus ditandai dengan pasien pada petugas. Terminasi
ketergantungan
sikap saling menerima, saling merupakan akhir dari setiap
percaya dan saling menghargai. Menurut Machfoedz dan Machmud
(2009:9), prinsip-prinsip komunikasi
10) Altruisme mendapatkan yang harus dilakukan oleh seorang
kepuasan dengan menolong perawat
orang lain secara manusiawi. berikut: (Machfoedz and Machmud,
adalah
sebagai
11) Berpegang pada etika dengan 2009)
cara berusaha sedapat mungkin
keputusan pentingnya kebutuhan pasien
berdasarkan prinsip baik fisik maupun mental.
kesejahteraan manusia.
2) Perawat harus menciptakan
12) Bertanggung jawab dalam dua suasana yang memungkinkan
dimensi yaitu tanggung jawab pasien bebas berkembang tanpa
terhadap diri sendiri atas rasa takut.
tindakan yang dilakukan dan
3) Perawat
tanggung jawab terhadap orang menciptakan
memungkinkan pasien memiliki Komunikasi merupakan motivasi
proses yang melibatkan orang lain, dirinya baik sikap, tingkah
untuk
mengubah
maka perlu menerapkan teknik- lakunya sehingga tumbuh makin
teknik terapeutik supaya komunikasi matang dan dapat menyelesaikan
dapat berjalan lancar dan tepat. masalah-masalah yang dihadapi.
I.5.12 Teknik Komunikasi Terapeutik
Tiap klien tidak sama oleh karena itu secara
menguasai perasaan
sendiri
penerapan tehnik mengetahui
berkomunikasi yang berbeda pula. perasaan gembira, sedih, marah,
dan
mengatasi
Teknik komunikasi menurut Stuart & keberhasilan maupun frustasi.
Sundeen (1950) dan Wilson &
5) Mampu menentukan batas waktu Kneisl (1920), sebagaimana dikutip yang
oleh Purba (2003:4) bahwa teknik mempertahankan konsistensinya.
komunikasi terapeutik adalah sebagai
6) Memahami benar arti empati
berikut: 1.
sebagai tindakan yang terapeutik
1) Pandang klien ketika sedang dan sebaliknya simpati bukan
bicara:
tindakan yang terapeutik. (1) Pertahankan kontak mata
7) Kejujuran
yang memancarkan keinginan terbuka merupakan dasar dari
dan
komunikasi
untuk mendengarkan. hubungan terapeutik.
(2) Sikap tubuh yang
8) Mampu berperan sebagai role menunjukkan perhatian model agar dapat menunjukkan
dengan tidak menyilangkan dan meyakinkan orang lain
kaki atau tangan. tentang kesehatan, maka perawat
(3) Hindarkan gerakan yang perlu mempertahankan suatu
tidak perlu. keadaan sehat fisik, mental,
(4) Anggukan kepala jika klien spiritual dan gaya hidup.
membicarakan hal penting
9) Disarankan
atau memerlukan umpan mengekspresikan perasaan bila
untuk
balik.
dianggap mengganggu. (5) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
2) Menunjukkan penerimaan
4) Mengulang ucapan klien dengan menyetujui. Menerima berarti
Menerima tidak berarti
menggunakan kata-kata sendiri. bersedia untuk mendengarkan
Dengan mengulang kembali orang lain tanpa menunjukkan
klien, perawat keraguan atau tidak setuju. Tentu
ucapan
memberikan umpan balik saja sebagai perawat kita tidak
klien mengetahui harus menerima semua prilaku
sehingga
bahwa pesannya dimengerti dan klien.
mengharapkan komunikasi menghindarkan ekspresi wajah
Perawat
sebaiknya
berlanjut. Namun perawat harus dan
berhati-hati ketika menggunakan menunjukkan tidak setuju, seperti
metode ini, karena pengertian mengerutkan
bisa rancu jika pengucapan ulang menggelengkan kepala seakan
kening
atau
mempunyai arti yang berbeda. tidak
percaya. Berikut ini
Contoh:
menunjukkan sikap perawat yang - K : “saya tidak dapat tidur, menggelengkan kepala seakan
sepanjang malam saya tidak
terjaga” menunjukkan sikap perawat yang
percaya. Berikut ini
-P
: “ Saudara mengalami
kesulitan untuk tidur...” memutuskan pembicaraan.
(1) Mendengarkan tanpa
5) Klarifikasi
(2) Memberikan umpan balik Apabila terjadi verbal yang menapakkan
kesalahpahaman, perawat perlu pengertian.
menghentikan pembicaraan untuk (3) Memastikan bahwa isyarat mengklarifikasi
dengan non-verbal cocok dengan
menyamakan pengertian, karena komunikasi verbal.
informasi sangat penting dalam
memberikan pelayanan berdebat,
(4) Menghindarkan untuk
keperawatan. Agar pesan dapat keraguan,
mengekspresikan
sampai dengan benar, perawat untuk
atau mencoba
perlu memberikan contoh yang klien.
mengubah pikiran
konkrit dan mudah dimengerti
menganggukkan kepalanya atau
Contoh:
berkata “ya”, “saya mengikuti - “Saya tidak yakin saya apa yang anda ucapkan.”
mengikuti apa
3) Menanyakan pertanyaan yang yang anda berkaitan.
katakan”
6) Memfokuskan adalah
Tujuan perawat bertanya
Metode ini dilakukan informasi yang spesifik mengenai
untuk
mendapatkan
dengan tujuan membatasi bahan klien. Paling baik jika pertanyaan
pembicaraan sehingga lebih dikaitkan dengan topik yang
spesifik dan dimengerti. Perawat dibicarakan dan gunakan kata-
seharusnya memutus kata dalam konteks sosial budaya
tidak
pembicaraan klien ketika klien. Selama pengkajian ajukan
menyampaikan masalah yang pertanyaan secara berurutan.
penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
Contoh:
akan menimbulkan “Hal ini nampaknya penting,
maka
perasaan tidak enak. Diam nanti kita bicarakan lebih dalam
memungkinkan klien untuk lagi”.
berkomunikasi terhadap dirinya
7) Menyampaikan hasil observasi
sendiri,
mengorganisir
dan memproses memberikan umpan balik kepada
informasi. Diam memungkinkan klien dengan menyatakan hasil
untuk berkomunikasi pengamatannya, sehingga dapat
klien
dirinya sendiri, diketahui apakah pesan diterima
terhadap
mengorganisir pikirannya, dan dengan
memproses informasi. Diam menguraikan
benar.Perawat
terutama berguna pada saat klien ditimbulkan oleh syarat non-
kesan
yang
harus mengambil keputusan. verbal klien. Menyampaikan
10) Meringkas
hasil pengamatan perawat sering Meringkas adalah membuat klien berkomunikasi
pengulangan ide utama yang lebih jelas tanpa harus bertambah
telah dikomunikasikan secara memfokuskan
singkat. Metode ini bermanfaat mengklarifikasi pesan.
atau
untuk membantu topik yang telah Contoh:
dibahas sebelum meneruskan - “ Anda tampak cemas”.
pada pembicaraan berikutnya. - “ Apakah anda merasa tidak tenang
pembicaraan apabila anda…”
Meringkas
membantu perawat mengulang
8) Menawarkan informasi
aspek
penting dalam
interaksinya, sehingga dapat memungkinkan
Tambahan informasi ini
melanjutkan pembicaraan dengan yang lebih baik bagi klien
penghayatan
topik yang berkaitan. terhadap
keadaannya.
Contoh:
Memberikan tambahan informasi - “Selama beberapa jam, anda merupakan pendidikan kesehatan
dan saya telah membicarakan…” bagi klien. Selain ini akan menambah rasa percaya klien
11) Memberikan penghargaan terhadap perawat. Apabila ada
Memberi salam pada klien informasi yang ditutupi oleh
menyebut namanya, dokter,
dengan
menunjukkan kesadaran tentang mengklarifikasi
perawat
perlu
yang terjadi Perawat tidak boleh memberikan
alasannya.
perubahan
klien sebagai nasehat kepada klien ketika
menghargai
seutuhnya yang memberikan informasi, tetapi
manusia
mempunyai hak dan tanggung memfasilitasi
jawab atas dirinya sendiri sebagai membuat keputusan.
klien
untuk
individu. Penghargaan tersebut
9) Diam jangan sampai menjadi beban
baginya, dalam arti kata jangan kesempatan kepada perawat dan
Diam
memberikan
sampai klien berusaha keras dan klien
segalanya demi pikirannya. Penggunaan metode
mendapatkan pujian atau diam memerlukan keterampilan
persetujuan atas perbuatannya. dan ketetapan waktu, jika tidak
Dan tidak pula dimaksudkan Dan tidak pula dimaksudkan
klien untuk mengarahkan hampir “buruk”.Perlu
pembicaraan yang “Apabila klien mencapai sesuatu
mengatakan
seluruh
mengindikasikan bahwa klien yang nyata, maka perawatdapat
sedang mengikuti apa yang mengatakan demikian.”
sedang dibicarakan dan tertarik Contoh:
apa yang akan - “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau
dengan
dibicarakan selanjutnya. Perawat “Assalamualaikum”
lebih berusaha untuk menafsirkan - “Saya perhatikan Ibu sudah
pada mengarahkan menyisir rambut ibu”.
dari
diskusi/pembicaraan
12) Menawarkan diri
Contoh:
- “…teruskan…!” untuk
Klien mungkin belum siap
- “…dan kemudian…? verbal dengan orang lain atau
berkomunikasi secara
- “Ceritakan kepada saya tentang klien
tidak
mampu untuk
itu…”
membuat dirinya dimengerti. Seringkali
15) Menempatkan kejadian secara menawarkan kehadirannya, rasa
perawat
hanya
teratur akan menolong perawat tertarik, tehnik komunikasi ini
dan klien untuk melihatnya harus dilakukan tanpa pamrih.
dalam suatu perspektif. Contoh:
Kelanjutan dari suatu - “Saya ingin anda merasa tenang
kejadian secara teratur akan dan nyaman”
menolong perawat dan klien
13) Memberi kesempatan kepada untuk melihatnya dalam suatu klien
perspektif . Kelanjutan dari suatu pembicaraan.
untuk
memulai
kejadian secara teratur akan
menolong perawat dan klien pada klien untuk berinisiatif
Memberi
kesempatan
melihat kejadian dalam
untuk
sebagai akibat pembicaraan. Biarkan klien yang
kejadian yang pertama. Perawat merasa ragu-ragu dan tidak pasti
akan dapat menentukan pola tentang
kesukaran interpersonal dan interaksi ini perawat dapat
peranannya
dalam
memberikan data tentang menstimulasinya
pengalaman yang memuaskan mengambil
untuk
dan berarti bagi klien dalam merasakan bahwa ia diharapkan
inisiatif
dan
memenuhi kebutuhannya. untuk membuka pembicaraan. Contoh:
Contoh :
- “ Adakah sesuatu yang ingin - “Apakah yang terjadi sebelum anda bicarakan?”
dan sesudahnya”. - “ Apakah yang sedang saudara
- “Kapan kejadian tersebut pikirkan?”
terjadi”.
- “ Darimana anda ingin mulai
16) Menganjurkan klien untuk pembicaraan ini?”
menguraikan persepsinya
14) Menganjurkan untuk meneruskan Apabila perawat ingin pembicaraan
mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesungguhnya dari mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesungguhnya dari
marah”. persepsinya kepada perawat.
I.5.13.Faktor-Faktor Penghambat
Ketika
menceritakan
Komunikasi Terapeutik
pengalamannya, perawat harus Terdapat beberapa kondisi waspada akan timbulnya gejala
yang terjadi sehingga mempengaruhi ansietas.
proses komunikasi perawat dan Contoh:
sehingga dalam - “Ceritakan kepada saya
pasien,
pelaksanaannya tidak tercapai tujuan bagaimana perasaan saudara
yang direncanakan. Menurut Anita ketika akan dioperasi”
(dalam Atik, 2011:24), bahwa - “Apa yang sedang terjadi”.
kondisi ataupun faktor yang bisa
17) Refleksi mempengaruhi isi pesan dan sikap
penyampaian pesan klien untuk mengemukakan dan
Refleksi menganjurkan
dalam
komunikasi terapeutik antara perawat menerima ide dan perasaanya
dan pasien dapat dikelompokkan sebagai bagian dari dirinya
sebagai berikut: sendiri. Apabila klien bertanya
1) Perkembangan apa yang harus ia pikirkan dan
Penyampaian isi pesan kerjakan atau rasakan maka
dan sikap dalam berkomunikasi perawat
disesuaikan dengan “Bagaimana menurutmu?” atau
penerima pesan, apakah penerima “Bagaimana
pesan adalah anak-anak, remaja, Dengan
perasaanmu?”.
dewasa ataupun lanjut usia. mengindikasikan bahwa pendapat
klien adalah berharga dan klien Merupakan pandangan mempunyai hak untuk mampu
terhadap suatu melakukan hal tersebut, maka
seseorang
kejadian, yang dibentuk oleh iapun akan berpikir bahwa
dan pengalaman. dirinya adalah manusia yang
harapan
penyerapan mempunyai
Mekanisme
pandangan seseorang sangat kemampuan sebagai individu
kapasitas
dan
terkait dengan fungsi panca yang terintegrasi dan bukan
Proses penyerapan sebagai bagian dari orang lain.
indera.
stimulan yang dihimpun dan Contoh:
ditafsirkan oleh otak membentuk K : “Apakah menurutmu saya
sebuah
persepsi. Persepsi
harus
mengatakannya
berpengaruh pada proses
karena persepsi P : “Apakah menurut anda,
kepada dokter?”
komunikasi
merupakan
dasar terjadinya
anda
harus
komunikasi. Kesamaan persepsi
komunikator dan K : “Suami saya sudah lama
mengatakannya?”
antara
komunikan sangat dibutuhkan
tidak datang mengunjungi
sehingga
pesan dapat
saya, tidak menelpon
tersampaikan sesuai dengan yang
saya, kalau dia datang saya
Merupakan standar yangmempengaruhi
perilaku perilaku
perawat dan pasien. Orang awam untuk menyadari nilai seseorang.
membutuhkan penjelasan tentang Komunikasi
penyakit yang diderita dengan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
keperawatan
keterangan yang lebih sederhana dimiliki oleh perawat dan pasien.
bahasa yang mudah Nilai yang dianut oleh perawat
dan
Dibutuhkan dalam komunikasi kesehatan
dimengerti.
kecakapan dalam menempatkan berbeda dengan nilai yang
diri sesuai dengan tingkat dimiliki oleh pasien. Perawat
pengetahuan dan mumpuni dalam harus berpegang pada nilai-nilai
memahami tingkat pengetahuan profesionalisme
dalam
pasien.
berkomunikasi. Perawat tidak
7) Peran dan hubungan perlu marah kepada pasien yang
Gaya komunikasi harus tidak kooperatif terhadap suatu
disesuaikan dengan peran yang rencana tindakan yang akan
sedang dilakukan oleh seorang dilakukan, namun harus lebih
perawat. Seorang perawat akan memotivasi pasien untuk lebih
merasa nyaman dan bersikap cepat sembuh melalui nilai-nilai
terbuka ketika berkomunikasi yang dianut oleh pasien.
dengan sesama perawat. Berbeda
4) Latar belakang sosial budaya
ketika
seorang perawat
berkomunikasi dengan dokter budaya
Latar belakang sosial dan
atau orang yang memegang berkomunikasi. Sosial budaya
menciptakan
gaya
jabatan lebih tinggi. Komunikasi merupakan
akan berjalan lancar apabila membatasi cara bertindak dan
faktor
yang
kedua pihak saling mengenal, berkomunikasi.
sehingga lawan komunikasi akan
5) Emosi leluasa mengemukakan perasaan
atau sesuatu yang dialami dan subyektif tentang suatu peristiwa
Emosi dalah perasaan
dirasakan.
di kekelilingnya. Kekuatan emosi
8) Lingkungan. dipengaruhi oleh cara seorang
Komunikasi akan berjalan mengendalikan
lebih efektif jika dilakukan dalam menunjukkan kesanggupan atau
diri
dalam
lingkungan yang menunjang. kemampuannya
lingkungan yang dengan orang lain. Perawat
berhubungan
Kondisi
merupakan faktor dalam melakukan komunikasi
kondusif
pendukung yang positif bagi harus
berlangsungnya komunikasi. dalam
bersikap
professional
berwenang mengetahui
mengendalikan suasana pada melibatkan emosi dan merasakan
perasaan
atau
waktu pasien berkumpul di suatu apa yang dirasakan oleh pasien,
ruangan untuk menunggu giliran sehingga
pelayanan kesehatan. Bersikap perawat dan pasien dapat berjalan
komunikasi antara
tenang dan berbicara denganjelas dengan baik dan efektif.
ketika menyampaikan informasi
6) Pengetahuan kepada pasien dan keluarganya.
I.5.14 Pengertian Gangguan Jiwa I.5.14 Pengertian Gangguan Jiwa
stroke. Belum ada patologi otak dialami oleh
yang berhasil dikenali pada memengaruhi emosi, pikiran dan
seseorang
yang
banyak kasus gangguan jiwa. tingkah
Meskipun ada bukti yang kepercayaan budaya dan kepribadian
menunjukkan bahwa banyak mereka serta menimbulkan hendak
disertai dengan berdaya bagi kehidupan mereka dan
gangguan
perubahan kimiawi otak seperti keluarga.Gangguan
neurotransmitter. dialami oleh
jiwa
dapat
4) Hereditas atau genetic berbagai kalangan dan tingkat usia
masyarakat dari
Merupakan faktor yang baik anak-anak, remaja,dewasa dan
penting pada gangguan jiwa lanjut usia.
berat. Tetapi jika salah satu orang
I.5.15 . Penyebab Gangguan Jiwa
tua mengalami gangguan jiwa, risiko terhadap anak akan
1) Peristiwa yang sangat menekan mengalami gangguan jiwa sangat Hidup ini dengan berbagai
kecil. Hal ini karena gangguan macam
jiwa ini juga di pengaruhi oleh peristiwa. Beberapa diantaranya
pengalaman
dan
factor-faktor lingkungan seperti dapat membuat orang sangat
halnya penyakit fisik seperti khawatir dan tertekan. Hampir
diabetes atau penyakit jantung. semua orang akan belajar
5) Gangguan medis atau penyakit bagaimana cara menghadapi
fisik
Seperti gagal ginjal, melanjutkan
penyakit hati, kadang-kadang kadang-kadang peristiwa tersebut
hidup.
Tetapi
dapat menyebabkan gangguan dapat menyebabkan timbulnya
jiwa. Beberapa jenis obat-obat gangguan
ada yang dapat peristiwa hidup yang dapat
menimbulkan depresi. menyebabkan stress hebat yaitu
I.5.16.Tanda dan Gejala Gangguan
pengangguran, kematian orang
Jiwa
yang dicintai, masalah ekonomi Berikut adalah beberapa seperti terlilit hutang, kesepian,
tanda dan gejala dari gangguan jiwa konflik rumah tangga, kekerasan,
menurut Ade Herman (2011:18) : trauma dan lain-lain.
1) Gangguan Kognitif
2) Latar belakang keluarga yang Kognitif adalah suatu proses sulit
mental dimana seorang individu Orang yang masa kecilnya
dan tidak
menyadari
mempertahankanhubungan kekerasan atau penelantaran
berbahagia
karena
lingkungan baik secara emosional lebih rentan
dengan
dalam maupun menderita gangguan jiwa seperti
lingkungan
luar (fungsi depresi dan kecemasan saat ia
lingkungan
Proses kognitif dewasa.
mengenal).
meliputi :
3) Penyakit otak (1) Sensasi dan persepsi Retardasi mental, demensia
(2) Perhatian dan gangguan emosional yang
(3) Ingatan disebabkan infeksi otak, AIDS,
(4) Asosiasi
(5) Pertimbangan diputuskan sampai mencapai (6) Pikiran
tujuan.
(7) Kesadaran
9) Gangguan Emosi dan Afek
2) Gangguan perhatian Emosi adalah pengalaman Perhatian adalah pemusatan
yang sadar dan memberikan konsentrasi energi, menilai dalam
pengaruh pada aktivitas seluruh suatu proses kognitif yang timbul
tubuh serta menghasilkan sensasi dari luar akibat suatu rangsangan.
organik dan kinetis. Afek adalah
3) Gangguan Ingatan kehidupan perasaan atau nada Ingatan (kenangan, memori)
perasaan emosional seseorang, adalah kesanggupan mencatat,
menyenangkan atau tidak, yang menyimpan, memproduksi isi
menyertai suatu pikiran, biasa dan tanda-tanda kesadaran.
berlangsung lama dan jarang
4) Gangguan Asosiasi disertai komponen fisologis. Asosiasi
10) Gangguan Psikomotor mental yang dengannya suatu
adalah
proses
Psikomotor adalah gerakan perasaan, kesan atau gambaran
tubuh yang dipengaruhi oleh ingatan cenderung menimbulkan
keadaan jiwa. Bentuk-bentuk kesan atau gambaran ingatan
gangguan psikomotor adalah respon
sebagai berikut : sebelumnya berkaitan.