Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Dan Praktek Kerja Lapangan terhadap Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta | Hikmah, | Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran 7396 15536 1
PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN DAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
SISWA KELAS XII JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
SMK NEGERI 1 SURAKARTA
Mamluatul Hikmah, Djoko Santosa, Anton Subarno*
*Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
mamluatulhikmah71@gmail.com
Abstract
The objectives of this research are to investigate: (1) the significant effect of learning
activeness on the personal communication ability of the students in Grade XII of Office
Administration Department of State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic
Year 2014/2014; (2) the significant effect of field work practice on the personal
communication ability of the students in Grade XII of Office Administration Department of
State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014; and (3) the
simultaneous effect of learning activeness and field work practice on the personal
communication ability of the students in Grade XII of Office Administration Department of
State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014.
This research used the descriptive quantitative research method. Its population was
all of the students as many as 77 in Grade XII of Office Administration of State Vocational
High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2015. The samples of research
consisted of 44 students. They were taken by using the proportional random sampling
technique. The data of research were collected through questionnaire and documentation.
They were analyzed by using the multiple linear regression analysis aided with the
computer program of SPSS17.
The results of research are as follows: (1) the learning activeness has a significant
effect on the personal communication ability of the students in Grade XII of Office
Administration Department of State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic
Year 2014/2014 as indicated by the value of tcount = 2.045 > that ttable = 1.682; (2) the
field work practice has a significant effect on the personal communication ability of the
students in Grade XII of Office Administration Department of State Vocational High School
1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014 as shown by the value of tcount = 3.737 > that
of ttable = 1.682; and (c) the learning activeness and field work practice have s
simultaneously significant effect on the personal communication ability of the students in
Grade XII of Office Administration Department of State Vocational High School 1 of
Surakarta in Academic Year 2014/2014 as specified by the value of Fcount = 11.537 > that
of Ftable = 3.230. The regression equation is Ŷ = 6.064 + 0.216 X1 + 0.257 X2. The
relative contribution of the learning activeness (X1) is 72.5%, and its effective contribution
is 9.9%. Meanwhile, the relative contribution of the field work practice (X2) is 27.5%, and
its effective contribution is 26.1%.
Keywords: Learning activeness, field work practice, and interpersonal communication
ability
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh yang signifikan
keaktifan siswa dalam pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa
kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
2014/2015; (2) pengaruh yang signifikan praktek kerja lapangan terhadap kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Surakarta tahun ajaran 2014/2015; (3) pengaruh yang signifikan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan praktek kerja lapangan secara bersama-sama terhadap kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran
SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 77 siswa. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan sebanyak 44 siswa diambil dengan menggunakan teknik
proporsional random sampling. Data penelitian didapat dengan menggunakan angket/
kuesioner dan dokumentasi. Serta dianalisis menggunakan analisis regresi linier ganda
dengan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini sebagai berikut : (1) ada pengaruh yang signifikan keaktifan
siswa dalam pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XII
Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015
(
>
atau 2,045 > 1,682); (2) ada pengaruh yang signifikan praktek kerja
lapangan terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 (
>
atau 3,737 > 1,682); (3) pengaruh yang signifikan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan praktek kerja lapangan terhadap kemampuan komunikasi interpersonal
siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
2014/2015 (
>
atau 11,537 > 3,230). Persamaan regresi Ŷ= 6,064 + 0,216 X1
+ 0,257 X2. Sumbangan relatif keaktifan siswa dalam pembelajaran (X1) sebesar 72,5%.
Sumbangan relatif praktek kerja lapangan (X2) sebesar 27,5%. Sumbangan efektif keaktifan
siswa dalam pembelajaran (X1) sebesar 9,9%. Sumbangan efektif praktek kerja lapangan
(X2) sebesar 26,1%.
Kata kunci : Keaktifan Siswa, Praktek Kerja Lapangan dan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal
PENDAHULUAN
yang saling menunjang agar hasil belajar
Pendidikan bagi manusia merupakan suatu
siswa juga dapat tercapai secara optimal.
hal
Sekolah
yang
sangat
penting
dan
perlu
Menengah
Kejuruan
(SMK)
dilaksanakan. Dengan proses pendidikan
merupakan salah satu lembaga pendidikan
manusia akan dapat mengembangkan semua
formal yang berorientasi pada lulusan siap
potensi
kerja.
dalam
rangka
mencapai
tujuan
Oleh
karenanya,
lulusan
SMK
pendidikan yaitu tercapai tingkat kedewasaan.
disiapkan untuk kebutuhan dunia kerja yang
Pendidikan merupakan ujung tombak dari
mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan
suatu pembangunan nasional. Di dalamnya
sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan di
terdapat suatu proses pembinaan untuk
dunia kerja. Proses pembelajaran di SMK
menciptakan sumber daya manusia yang
membekali para siswanya untuk bekerja
berkualitas.
secara mandiri agar bersaing dengan dunia
tenaga
Oleh
diperlukan
yang
global. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
yang merupakan salah satu
maka di sekolah perlu mengadakan program
pendidik
profesional
karenanya,
khususnya
guru
penentu keberhasilan pendidikan.
untuk mendukung proses pembelajaran yang
Dalam pendidikan terdapat suatu proses
mengarahkan siswa untuk bekerja mandiri
pembelajaran
dan melatih kemampuan yang mereka miliki
yang
merupakan
sebuah
perubahan pada aspek pengetahuan (kognitif),
seperti berkomunikasi dengan orang lain.
sikap
Pemerintah telah mencanangkan program
(afektif),
(psikomotorik).
dan
keterampilan
Pembelajaran
merupakan
Pendidikan
Sistem
Ganda
dilaksanakan
dan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
berlangsung dalam situasi edukatif untuk
Republik
Indonesia
nomor
323/U/1997
mencapai
tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem
tujuan
timbal
belajar.
balik
Antara
yang
kedua
komponen harus terjalin suatu komunikasi
Ganda
pada
SMK.
pada
yang
kegiatan interaksi antara guru dengan siswa
komunikasi
mengacu
(PSG)
Keputusan
Dalam
rangka
merealisasikan program PSG ini, salah satu
siswa
upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
pembelajaran di kelas terdapat beberapa
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
komponen, antara lain guru, siswa, materi,
Praktek
kerja
lapangan
berkomunikasi.
Dalam
bagian
metode
penting dari sistem pendidikan kejuruan
Dengan
untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia
pembelajaran, siswa menjadi lebih paham
kerja. Siswa diberikan bekal teori-teori dan
akan teori-teori
praktek
kelas,
diberikan oleh guru di kelas. Keterampilan
sehingga siswa memiliki bekal pengalaman
yang diberikan pada siswa diterapkan melalui
yang
pengembangan kemampuan berkomunikasi
selama
nantinya
sebagai
dalam
pembelajaran
dijadikan
di
tumpuan
saat
pembelajaran
siswa
terlibat
dan
aktif
dalam
keterampilan
ini memberikan manfaat yang besar bagi
kemampuan bekerja secara mandiri atau tim,
siswa karena program yang dilakukan pada
kemampuan
dunia usaha atau dunia industri dapat
menganalisis.
memberikan bekal pengalaman yang dapat
Dalam
membentuk pribadi siswa khususnya untuk
mengandung unsur belajar sambil bekerja,
mengasah keterampilan komunikasi para
dimana
siswa.
mengikuti proses pekerjaan yang dilakukan
Mengingat pentingnya kegiatan PKL ini, para
oleh sumber belajar dan fasilitator. Menurut
siswa hendaknya dengan sungguh-sungguh
Maryanti (2012) dalam proses pembelajaran
mengikuti seluruh program PKL. Beberapa
siswa hendaknya tidak sekedar menerima
penelitian mengatakan bahwa kepuasan kerja
informasi, mengingat dan menghafal, tetapi
dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi
siswa dituntut untuk terampil berbicara,
interpersonal
terampil bertanya, melibatkan diri secara
Salah
satunya
maupun
yang
baik
baik.
tulisan
sebagainya.
memasuki kerja nanti. Praktek kerja lapangan
yang
lisan,
dan
berlogika
pembelajaran
siswa
dan
di
kemampuan
SMK
membiasakan
gambar,
diri
harus
untuk
menurut Gusliza (2013) yang mengemukakan
aktif.
bahwa pegawai di tempat kerja hendaknya
Komunikasi
menciptakan komunikasi yang baik, perlu
menyampaikan
menciptakan kerja sama yang baik dalam
tentunya melibatkan interaksi bersama serta
melaksanakan pekerjaan.
melibatkan suatu kelompok. Dalam proses
Selain kegiatan PKL, keaktifan siswa dalam
pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif
kelas juga akan mempengaruhi keterampilan
apabila materi pelajaran dapat diterima dan
merupakan
informasi.
suatu
proses
Komunikasi
dipahami serta memberikan umpan balik
PKL diharapkan siswa menjadi lulusan yang
positif
proses
mempunyai soft skills yang tinggi khususnya
pembelajaran yang baik, akan meningkatkan
communication skill. Siswa hendaknya sadar
aktivitas belajar siswa dan keterampilan
bahwa terampil berkomunikasi merupakan
komunikasi yang baik dalam kegiatan belajar.
hal yang diperlukan dalam mendampingi
Unsur soft skills yang perlu dikuasai oleh
hard skill yang mereka miliki. Mengingat
siswa antara lain kecerdasan emosional,
pentingnya
kemampuan
kemampuan
membentuk karakter siswa SMK, maka dalam
sebagainya.
pembelajaran
langkah
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dikembangkan
adalah
akan berpengaruh pada sikap siswa saat
interaksi antara guru dan siswa, siswa dan
melakukan praktek kerja lapangan. Siswa
siswa, serta interaksi banyak arah.
yang aktif akan memanfaatkan kegiatan
SMK Negeri 1 Surakarta merupakan salah
praktek kerja lapangan sebagai sarana untuk
satu lembaga pendidikan kejuruan yang
mengasah
berupaya
oleh
memecahkan
siswa.
Dengan
berkomunikasi,
masalah,
dan
kemampuan
berkomunikasi
soft
skills
meningkatkan
dalam
yang
upaya
bisa
mengoptimalkan
kualitas
lulusan
mereka dengan orang-orang di lingkungan
siswa yang berkompeten tinggi. Berdasarkan
kerja.
pengamatan
Pemahaman
komunikasi
di
lapangan,
peneliti
kurang
melihat kemampuan praktek berbicara siswa
dipahami sebagian orang. Tak kecuali ketika
masih kurang, karena siswa tidak maksimal
pembelajaran
Dalam
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di
pembelajaran, siswa memang dituntut untuk
kelas maupun kegiatan PKL. Pengembangan
berpartisipasi di dalamnya. Siswa banyak
komunikasi siswa masih rendah. Hal ini
bertanya kepada guru dalam kegiatan belajar
terlihat pada siswa yang belum terlibat aktif
mengajar (KBM) berarti telah berkomunikasi
dalam pembelajaran. Mereka masih terlihat
dengan baik. Namun, siswa tidak melihat
ragu ketika diberikan kesempatan untuk
bobot dari pertanyaan yang diajukan. Siswa
mengungkapkan pendapat mereka ketika
bertanya
berdiskusi.
hanya
masih
awal
berlangsung.
sebatas
agar
mereka
SMK
Negeri
1
Sudah
berpartisipasi di dalam pembelajaran bukan
melaksanakan program PKL selama 3 (tiga)
sebagai mencari jawaban dari rasa ingin tahu
bulan. Namun banyak siswa yang tidak
yang mereka miliki. Dari keaktifan siswa di
maksimal dalam menerapkan pengetahuan
kelas dan pengalaman siswa dalam kegiatan
yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di
sekolah ke dalam praktek kerja lapangan.
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
Siswa juga kurang memahami tentang mata
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
pelajaran produktif yaitu mata pelajaran yang
yang saling mempengaruhi dalam mencapai
membekali siswa agar memiliki soft skills
tujuan pembelajaran.” Berikut dijelaskan
yang tinggi dan komunikasi yang baik yang
berbagai aktivitas belajar menurut Hamalik
dibutuhkan dalam dunia kerja. Oleh karena
(2008: 90) yaitu sebagai berikut: 1) Kegiatan
itu, diperlukan peran serta guru dan siswa
visual:
dalam proses pembelajaran maupun pada
mengamati eksperimen, demonstrasi, dan
mata diklat praktek kerja lapangan sehingga
lain-lain;
nantinya
mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
siswa
menjadi
lulusan
yang
mempunyai soft skills yang tinggi.
meliputi
2)
membaca,
Kegiatan
lisan:
melihat,
meliputi
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, diskusi, dan lain-lain; 3) Kegiatan
KAJIAN LITERATUR
mendengarkan:
I.
percakapan
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
meliputi
atau
diskusi
mendengar
kelompok,
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya
mendengar saran, dan lain-lain; 4) Kegiatan
giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi
menulis: meliputi menulis cerita, memulis
dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan
berita, mengisi angket, dan lain-lain; 5)
adalah kesibukan atau kegiatan. Dalam
Kegiatan menggambar: meliputi menggambar
mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau
grafik, peta, pola, dan lain-lain; 6) Kegiatan
dari
dapat
metric: antara lain melakukan percobaan,
digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan
memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun
membuat model, dan lain-lain; 7) Kegiatan
rohani meliputi (1)
mental:
dua
hal
yaitu
keaktifan
keaktifan indera yaitu
meliputi
merenung,
mengingat,
pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-
memecahkan masalah, dan lain-lain; 8)
lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
Kegiatan emosional: meliputi minat, berani,
ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam
tenang, dan lain-lain.
sumber
pembelajaran
yang
merupakan
kombinasi antara suatu teknik dengan sumber
II. Praktek Kerja Lapangan
lain. (Mulyasa, 2008: 158).
Praktek kerja lapangan merupakan program
Menurut Hamalik (2008: 57), “Pembelajaran
persiapan kerja yang spesifik memberikan
adalah merupakan suatu kombinasi yang
bekal yang sudah mengarah kepada jenis
pekerjaan tertentu, meskipun belum bekerja
lainnya atau biasanya diantara dua orang yang
penuh pada suatu perusahaan tertentu.
dapat langsung diketahui timbal baliknya.
Terkait dengan pendidikan praktek kerja
Sedangkan menurut Mulyana (2005: 73)
lapangan, Daryanto (2009) menyatakan:
bahwa
Pendidikan praktek kerja lapngan merupakan
komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
antara orang-orang secara tatap muka, yang
professional
antara
memungkinkan setiap pesertanya menangkap
program pendidikan di sekolah dan program
reaksi orang lain secara langsung, baik secara
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
verbal ataupun nonverbal.
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam
secara terarah untuk mencapai suatu tingkat
komunikasi interpersonal antara lain menurut
keahlian professional tertentu (hlm. 109).
Purwanto
Penilaian
informasi;
yang
pada
memadukan
kegiatan
praktek
kerja
komunikasi
(2006)
interpersonal
yaitu
Berbagi
atau
Menyampaikan
pengalaman;
lapangan yaitu untuk mengetahui sejauh
Menumbuhkan simpati; Melakukan kerja
mana siswa mencapai tujuan praktek kerja
sama;
lapangan. Sasaran dalam kegiatan penilaian
kekesalan; Menumbuhkan motivasi (hlm. 22).
yaitu
tingkat
keterampilan
penguasaan
siswa
dalam
Menceritakan
kekecewaan
atau
pengetahuan
menjalankan
METODE PENELITIAN
pekerjaan dan sikap serta perilaku siswa.
Penelitian menggunakan metode penelitian
Dalam kegiatan PKL, perlunya keseimbangan
deskriptif kuantitatif, Iskandar (2008: 61)
antara nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan
menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif
aspek psikomotorik.
merupakan penelitian untuk memberi uraian
mengenai fenomena atau gejala sosial yang
III. Kemampuan Komunikasi Interpersonal
diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai
Menurut Sawiji (2012) mendefinisikan arti
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
komunikasi adalah aktivitas menyampaikan
berdasarkan indikator-indikator dari variabel
pesan dari seseorang kepada orang lain
yang diteliti tanpa membuat perbandingan
dengan
atau menghubungkan antar variabel”.
menggunakan
berbagai
media.
Menurut Muhammad (2002: 12) komunikasi
Populasi yang menjadi objek adalah seluruh
interpersonal
pertukaran
siswa kelas XII Administrasi Perkantoran
informasi di antara seseorang dengan seorang
(AP) SMK Negeri 1 Surakarta terdiri dari 2
adalah
proses
kelas yang berjumlah 77 orang. Teknik
tertinggi sebesar 4 x 25 x 44 = 4400. Skor
pengambilan sampel yaitu teknik proposional
hasil pengumpulan data yaitu
random sampling yaitu pengambilan sampel
Dengan demikian tingkat keakifan siswa
yang dilakukan dengan menetapkan besarnya
dalam
sampel yang akan diteliti dari masing-masing
administrasi perkantoran sebesar 3576 : 4400
kelas secara proposional. Jadi sampel yang
= 0,8127 atau 81,27%. Sedangkan hasil
digunakan
Metode
penyebaran angket tentang praktek kerja
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
lapangan yang terdiri dari 24 pernyataan
menggunakan metode angket atau kuesioner
kepada 44 responden. . Apabila dihitung
dan metode dokumentasi.
dengan presentasi maka diperoleh jumlah
Uji validitas menggunakan rumus korelasi
skor tertinggi sebesar 4 x 24 x 44 = 4224.
Product Moment dari Pearson dan untuk uji
Skor hasil pengumpulan data yaitu
reliabilitas
Alpha.
3046. Dengan demikian tingkat praktek kerja
Selanjutnya uji asumsi klasik terdiri dari uji
lapangan kelas XII administrasi perkantoran
normalitas,
sebesar 3046 : 4224 = 0,7211 atau 72,11%.
sebanyak
44
orang.
menggunakan
uji
rumus
linearitas,
uji
pembelajaran
siswa
= 3576.
kelas
XII
=
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
Dan
heterokedastisitas menggunakan SPSS 17.0.
kemampuan komunikasi interpersonal siswa
Dalam penelitian ini juga menggunakan
yang terdiri dari 13 pernyataan kepada 44
analisis regresi berganda, uji parsial (uji t)
reponden. Apabila dihitung dengan presentasi
untuk hipotesis 1 dan 2 serta uji simultan (uji
maka diperoleh jumlah sekor tertinggi sebesar
F) untuk hipotesis 3
4 x 13 x 44 = 2288. Skor hasil pengumpulan
juga menggunakan
hasil
penyebaran
angket
tentang
SPSS 17.0 kecuali untuk sumbangan relatif
data yaitu
dan sumbangan efektif.
tingkat kemampuan komunikasi interpersonal
= 1824. Dengan demikian
kelas XII administrasi perkantoran sebesar
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1824 : 2288 = 0,7972 atau 79,72%.
Uji Normalitas
tentang
Hasil perhitungan data dengan menggunakan
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang
SPSS 17.0 menunjukkan bahwa data berdistribusi
terdiri
normal karena data menyebar di sekitar garis
Dari
hasil
penyebaran
dari
responden.
presentasi
25
pernyataan
Apabila
maka
angket
kepada
dihitung
diperoleh
44
dengan
jumlah
skor
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
sehingga data dapat dikatakan berdistribusi
normal
Uji Linearitas
diperoleh hasil ttabel sebesar 1,682, thitung >
Hasil uji linearitas keaktifan siswa dalam
ttabel atau 2,045 > 1,682. Berarti dapat
pembelajaran
untuk
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
praktek kerja lapangan sebesar 0,783 dimana
antara keaktifan siswa terhadap kemampuan
nilai keduanya lebih besar dari 0,05 sehingga
komunikasi interpersonal.
kedua variabel bebas mempunyai hubungan
Hasil uji t untuk hipotesis 2 menunjukkan
yang linear terhadap variabel terikat.
nilai thitung variabel praktek kerja lapangan
Uji Multikolinearitas
menunjukkan nilai sebesar 3,737. Untuk ttabel
Hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa
taraf kesalahan sebesar 5% dengan dk=41,
nilai VIF kedua variabel sebesar 1,060 yaitu
diperoleh hasil ttabel sebesar 1,682, thitung >
kurang
dapat
ttabel atau 3,737 > 1,682. Berarti dapat
disimpulkan bahwa antar variabel independen
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
tidak terjadi persoalan multikolineritas.
antara
Uji Autokorelasi
kemampuan komunikasi interpersonal.
Berdasarkan uji auto korelasi menunjukkan
Uji F (simultan)
bahwa hasil angka D-W sebesar 1.609, nilai
Kemudian uji F untuk hipotesis 3 diperoleh
D-W tersebut terletak diantara -2 sampai 2 (-2
hasil yaitu signifikansi Fhitung sebesar 0,000
< 1.609 < 2) yang berarti model regresi
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05
tersebut tidak terjadi autokorelasi.
karena 0,000 < 0,05. Nilai Fhitung sebesar
Uji Heterokedastisitas
11,537 dibandingkan dengan nilai Ftabel pada
Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan
taraf α = 0,05 dengan df1= 2 dan df2= 41,
bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-
diperoleh nilai Ftabel 3,230. Dengan demikian,
titiknya menyebar di atas dan di bawah angka
nilai Fhitung 11,537 > Ftabel 3,230 sehingga
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
heterokedastisitas.
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan
Uji T (parsial)
praktek kerja lapangan terhadap kemampuan
Selanjutnya hasil uji t untuk uji hipotesis 1
komunikasi interpersonal siswa.
menunjukkan bahwa nilai thitung variabel
Persamaan regresi linear ganda
keaktifan
pembelajaran
Persamaan regresi linear ganda adalah Ŷ=
menunjukkan nilai sebesar 2,045. Untuk ttabel
6,064 + 0,216 X1 + 0,257 X2. Konstanta
taraf kesalahan sebesar 5% dengan dk=41,
sebesar 6,064 menyatakan bahwa jika nilai
sebesar
dari
10
siswa
0,112
( ttabel
akan
meningkatkan
setiap
atau
terjadi
peningkatan
atau
sebesar
0,001.
Bila
ttabel
dengan
df=41
penurunan satu unit praktek kerja lapangan
atau
maka akan meningkatkan atau menurunkaan
dikonsultasikan dengan taraf signifikansi
kemampuan komunikasi interpersonal sebesar
sebesar 5% maka diperoleh 0,001< 0,05
0,257.
sehingga
dapat
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
terdapat
pengaruh
Besarnya sumbangan relatif keaktifan siswa
praktek kerja lapangan (X2)
dalam pembelajaran (X1) sebesar 27,5% dan
kemampuan komunikasi interpersonal
praktek kerja lapangan (X2) sebesar 72,5%.
siswa (Y).
Sedangkan
besarnya
sumbangan
efektif
3,737
>
1,682.
Dan
disimpulkan
yang
jika
bahwa
signifikan
terhadap
c. Hipotesis 3
keaktifan siswa (X1) sebesar 9,9% dan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung
praktek kerja lapangan (X2) sebesar 26,1%
sebesar
Kesimpulan Pengujian Hipotesis
sebesar 0.000. bila Fhitung dikonsultasikan
a. Hipotesis 1
dengan Ftabel df1=2 dan df2=41 sebesar
11,537
daengan
signifikansi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
3,230 maka diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu
hasil thitung sebesar 2,045 dan signifikansi
11,537 > 3,230 dan bila dikonsultasikan
sebesar 0,047. Bila dikonsultasikan ttabel
dengan taraf signifikans 5% diperoleh
dengan
0,000
df=41
sebesar
1,682
maka
<
0,005
sehingga
dapat
diperoleh thitung > ttabel atau 2,045 > 1,682.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Dan jika dikonsultasikan dengan taraf
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan
signifikansi sebesar 5% maka diperoleh
praktek kerja lapangan secara bersama-
0,047
KERJA LAPANGAN TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
SISWA KELAS XII JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
SMK NEGERI 1 SURAKARTA
Mamluatul Hikmah, Djoko Santosa, Anton Subarno*
*Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
mamluatulhikmah71@gmail.com
Abstract
The objectives of this research are to investigate: (1) the significant effect of learning
activeness on the personal communication ability of the students in Grade XII of Office
Administration Department of State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic
Year 2014/2014; (2) the significant effect of field work practice on the personal
communication ability of the students in Grade XII of Office Administration Department of
State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014; and (3) the
simultaneous effect of learning activeness and field work practice on the personal
communication ability of the students in Grade XII of Office Administration Department of
State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014.
This research used the descriptive quantitative research method. Its population was
all of the students as many as 77 in Grade XII of Office Administration of State Vocational
High School 1 of Surakarta in Academic Year 2014/2015. The samples of research
consisted of 44 students. They were taken by using the proportional random sampling
technique. The data of research were collected through questionnaire and documentation.
They were analyzed by using the multiple linear regression analysis aided with the
computer program of SPSS17.
The results of research are as follows: (1) the learning activeness has a significant
effect on the personal communication ability of the students in Grade XII of Office
Administration Department of State Vocational High School 1 of Surakarta in Academic
Year 2014/2014 as indicated by the value of tcount = 2.045 > that ttable = 1.682; (2) the
field work practice has a significant effect on the personal communication ability of the
students in Grade XII of Office Administration Department of State Vocational High School
1 of Surakarta in Academic Year 2014/2014 as shown by the value of tcount = 3.737 > that
of ttable = 1.682; and (c) the learning activeness and field work practice have s
simultaneously significant effect on the personal communication ability of the students in
Grade XII of Office Administration Department of State Vocational High School 1 of
Surakarta in Academic Year 2014/2014 as specified by the value of Fcount = 11.537 > that
of Ftable = 3.230. The regression equation is Ŷ = 6.064 + 0.216 X1 + 0.257 X2. The
relative contribution of the learning activeness (X1) is 72.5%, and its effective contribution
is 9.9%. Meanwhile, the relative contribution of the field work practice (X2) is 27.5%, and
its effective contribution is 26.1%.
Keywords: Learning activeness, field work practice, and interpersonal communication
ability
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh yang signifikan
keaktifan siswa dalam pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa
kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
2014/2015; (2) pengaruh yang signifikan praktek kerja lapangan terhadap kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Surakarta tahun ajaran 2014/2015; (3) pengaruh yang signifikan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan praktek kerja lapangan secara bersama-sama terhadap kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran
SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 77 siswa. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan sebanyak 44 siswa diambil dengan menggunakan teknik
proporsional random sampling. Data penelitian didapat dengan menggunakan angket/
kuesioner dan dokumentasi. Serta dianalisis menggunakan analisis regresi linier ganda
dengan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini sebagai berikut : (1) ada pengaruh yang signifikan keaktifan
siswa dalam pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XII
Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015
(
>
atau 2,045 > 1,682); (2) ada pengaruh yang signifikan praktek kerja
lapangan terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XII Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 (
>
atau 3,737 > 1,682); (3) pengaruh yang signifikan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan praktek kerja lapangan terhadap kemampuan komunikasi interpersonal
siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
2014/2015 (
>
atau 11,537 > 3,230). Persamaan regresi Ŷ= 6,064 + 0,216 X1
+ 0,257 X2. Sumbangan relatif keaktifan siswa dalam pembelajaran (X1) sebesar 72,5%.
Sumbangan relatif praktek kerja lapangan (X2) sebesar 27,5%. Sumbangan efektif keaktifan
siswa dalam pembelajaran (X1) sebesar 9,9%. Sumbangan efektif praktek kerja lapangan
(X2) sebesar 26,1%.
Kata kunci : Keaktifan Siswa, Praktek Kerja Lapangan dan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal
PENDAHULUAN
yang saling menunjang agar hasil belajar
Pendidikan bagi manusia merupakan suatu
siswa juga dapat tercapai secara optimal.
hal
Sekolah
yang
sangat
penting
dan
perlu
Menengah
Kejuruan
(SMK)
dilaksanakan. Dengan proses pendidikan
merupakan salah satu lembaga pendidikan
manusia akan dapat mengembangkan semua
formal yang berorientasi pada lulusan siap
potensi
kerja.
dalam
rangka
mencapai
tujuan
Oleh
karenanya,
lulusan
SMK
pendidikan yaitu tercapai tingkat kedewasaan.
disiapkan untuk kebutuhan dunia kerja yang
Pendidikan merupakan ujung tombak dari
mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan
suatu pembangunan nasional. Di dalamnya
sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan di
terdapat suatu proses pembinaan untuk
dunia kerja. Proses pembelajaran di SMK
menciptakan sumber daya manusia yang
membekali para siswanya untuk bekerja
berkualitas.
secara mandiri agar bersaing dengan dunia
tenaga
Oleh
diperlukan
yang
global. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
yang merupakan salah satu
maka di sekolah perlu mengadakan program
pendidik
profesional
karenanya,
khususnya
guru
penentu keberhasilan pendidikan.
untuk mendukung proses pembelajaran yang
Dalam pendidikan terdapat suatu proses
mengarahkan siswa untuk bekerja mandiri
pembelajaran
dan melatih kemampuan yang mereka miliki
yang
merupakan
sebuah
perubahan pada aspek pengetahuan (kognitif),
seperti berkomunikasi dengan orang lain.
sikap
Pemerintah telah mencanangkan program
(afektif),
(psikomotorik).
dan
keterampilan
Pembelajaran
merupakan
Pendidikan
Sistem
Ganda
dilaksanakan
dan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
berlangsung dalam situasi edukatif untuk
Republik
Indonesia
nomor
323/U/1997
mencapai
tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem
tujuan
timbal
belajar.
balik
Antara
yang
kedua
komponen harus terjalin suatu komunikasi
Ganda
pada
SMK.
pada
yang
kegiatan interaksi antara guru dengan siswa
komunikasi
mengacu
(PSG)
Keputusan
Dalam
rangka
merealisasikan program PSG ini, salah satu
siswa
upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
pembelajaran di kelas terdapat beberapa
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
komponen, antara lain guru, siswa, materi,
Praktek
kerja
lapangan
berkomunikasi.
Dalam
bagian
metode
penting dari sistem pendidikan kejuruan
Dengan
untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia
pembelajaran, siswa menjadi lebih paham
kerja. Siswa diberikan bekal teori-teori dan
akan teori-teori
praktek
kelas,
diberikan oleh guru di kelas. Keterampilan
sehingga siswa memiliki bekal pengalaman
yang diberikan pada siswa diterapkan melalui
yang
pengembangan kemampuan berkomunikasi
selama
nantinya
sebagai
dalam
pembelajaran
dijadikan
di
tumpuan
saat
pembelajaran
siswa
terlibat
dan
aktif
dalam
keterampilan
ini memberikan manfaat yang besar bagi
kemampuan bekerja secara mandiri atau tim,
siswa karena program yang dilakukan pada
kemampuan
dunia usaha atau dunia industri dapat
menganalisis.
memberikan bekal pengalaman yang dapat
Dalam
membentuk pribadi siswa khususnya untuk
mengandung unsur belajar sambil bekerja,
mengasah keterampilan komunikasi para
dimana
siswa.
mengikuti proses pekerjaan yang dilakukan
Mengingat pentingnya kegiatan PKL ini, para
oleh sumber belajar dan fasilitator. Menurut
siswa hendaknya dengan sungguh-sungguh
Maryanti (2012) dalam proses pembelajaran
mengikuti seluruh program PKL. Beberapa
siswa hendaknya tidak sekedar menerima
penelitian mengatakan bahwa kepuasan kerja
informasi, mengingat dan menghafal, tetapi
dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi
siswa dituntut untuk terampil berbicara,
interpersonal
terampil bertanya, melibatkan diri secara
Salah
satunya
maupun
yang
baik
baik.
tulisan
sebagainya.
memasuki kerja nanti. Praktek kerja lapangan
yang
lisan,
dan
berlogika
pembelajaran
siswa
dan
di
kemampuan
SMK
membiasakan
gambar,
diri
harus
untuk
menurut Gusliza (2013) yang mengemukakan
aktif.
bahwa pegawai di tempat kerja hendaknya
Komunikasi
menciptakan komunikasi yang baik, perlu
menyampaikan
menciptakan kerja sama yang baik dalam
tentunya melibatkan interaksi bersama serta
melaksanakan pekerjaan.
melibatkan suatu kelompok. Dalam proses
Selain kegiatan PKL, keaktifan siswa dalam
pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif
kelas juga akan mempengaruhi keterampilan
apabila materi pelajaran dapat diterima dan
merupakan
informasi.
suatu
proses
Komunikasi
dipahami serta memberikan umpan balik
PKL diharapkan siswa menjadi lulusan yang
positif
proses
mempunyai soft skills yang tinggi khususnya
pembelajaran yang baik, akan meningkatkan
communication skill. Siswa hendaknya sadar
aktivitas belajar siswa dan keterampilan
bahwa terampil berkomunikasi merupakan
komunikasi yang baik dalam kegiatan belajar.
hal yang diperlukan dalam mendampingi
Unsur soft skills yang perlu dikuasai oleh
hard skill yang mereka miliki. Mengingat
siswa antara lain kecerdasan emosional,
pentingnya
kemampuan
kemampuan
membentuk karakter siswa SMK, maka dalam
sebagainya.
pembelajaran
langkah
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dikembangkan
adalah
akan berpengaruh pada sikap siswa saat
interaksi antara guru dan siswa, siswa dan
melakukan praktek kerja lapangan. Siswa
siswa, serta interaksi banyak arah.
yang aktif akan memanfaatkan kegiatan
SMK Negeri 1 Surakarta merupakan salah
praktek kerja lapangan sebagai sarana untuk
satu lembaga pendidikan kejuruan yang
mengasah
berupaya
oleh
memecahkan
siswa.
Dengan
berkomunikasi,
masalah,
dan
kemampuan
berkomunikasi
soft
skills
meningkatkan
dalam
yang
upaya
bisa
mengoptimalkan
kualitas
lulusan
mereka dengan orang-orang di lingkungan
siswa yang berkompeten tinggi. Berdasarkan
kerja.
pengamatan
Pemahaman
komunikasi
di
lapangan,
peneliti
kurang
melihat kemampuan praktek berbicara siswa
dipahami sebagian orang. Tak kecuali ketika
masih kurang, karena siswa tidak maksimal
pembelajaran
Dalam
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di
pembelajaran, siswa memang dituntut untuk
kelas maupun kegiatan PKL. Pengembangan
berpartisipasi di dalamnya. Siswa banyak
komunikasi siswa masih rendah. Hal ini
bertanya kepada guru dalam kegiatan belajar
terlihat pada siswa yang belum terlibat aktif
mengajar (KBM) berarti telah berkomunikasi
dalam pembelajaran. Mereka masih terlihat
dengan baik. Namun, siswa tidak melihat
ragu ketika diberikan kesempatan untuk
bobot dari pertanyaan yang diajukan. Siswa
mengungkapkan pendapat mereka ketika
bertanya
berdiskusi.
hanya
masih
awal
berlangsung.
sebatas
agar
mereka
SMK
Negeri
1
Sudah
berpartisipasi di dalam pembelajaran bukan
melaksanakan program PKL selama 3 (tiga)
sebagai mencari jawaban dari rasa ingin tahu
bulan. Namun banyak siswa yang tidak
yang mereka miliki. Dari keaktifan siswa di
maksimal dalam menerapkan pengetahuan
kelas dan pengalaman siswa dalam kegiatan
yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di
sekolah ke dalam praktek kerja lapangan.
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
Siswa juga kurang memahami tentang mata
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
pelajaran produktif yaitu mata pelajaran yang
yang saling mempengaruhi dalam mencapai
membekali siswa agar memiliki soft skills
tujuan pembelajaran.” Berikut dijelaskan
yang tinggi dan komunikasi yang baik yang
berbagai aktivitas belajar menurut Hamalik
dibutuhkan dalam dunia kerja. Oleh karena
(2008: 90) yaitu sebagai berikut: 1) Kegiatan
itu, diperlukan peran serta guru dan siswa
visual:
dalam proses pembelajaran maupun pada
mengamati eksperimen, demonstrasi, dan
mata diklat praktek kerja lapangan sehingga
lain-lain;
nantinya
mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
siswa
menjadi
lulusan
yang
mempunyai soft skills yang tinggi.
meliputi
2)
membaca,
Kegiatan
lisan:
melihat,
meliputi
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, diskusi, dan lain-lain; 3) Kegiatan
KAJIAN LITERATUR
mendengarkan:
I.
percakapan
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
meliputi
atau
diskusi
mendengar
kelompok,
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya
mendengar saran, dan lain-lain; 4) Kegiatan
giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi
menulis: meliputi menulis cerita, memulis
dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan
berita, mengisi angket, dan lain-lain; 5)
adalah kesibukan atau kegiatan. Dalam
Kegiatan menggambar: meliputi menggambar
mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau
grafik, peta, pola, dan lain-lain; 6) Kegiatan
dari
dapat
metric: antara lain melakukan percobaan,
digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan
memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun
membuat model, dan lain-lain; 7) Kegiatan
rohani meliputi (1)
mental:
dua
hal
yaitu
keaktifan
keaktifan indera yaitu
meliputi
merenung,
mengingat,
pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-
memecahkan masalah, dan lain-lain; 8)
lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
Kegiatan emosional: meliputi minat, berani,
ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam
tenang, dan lain-lain.
sumber
pembelajaran
yang
merupakan
kombinasi antara suatu teknik dengan sumber
II. Praktek Kerja Lapangan
lain. (Mulyasa, 2008: 158).
Praktek kerja lapangan merupakan program
Menurut Hamalik (2008: 57), “Pembelajaran
persiapan kerja yang spesifik memberikan
adalah merupakan suatu kombinasi yang
bekal yang sudah mengarah kepada jenis
pekerjaan tertentu, meskipun belum bekerja
lainnya atau biasanya diantara dua orang yang
penuh pada suatu perusahaan tertentu.
dapat langsung diketahui timbal baliknya.
Terkait dengan pendidikan praktek kerja
Sedangkan menurut Mulyana (2005: 73)
lapangan, Daryanto (2009) menyatakan:
bahwa
Pendidikan praktek kerja lapngan merupakan
komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
antara orang-orang secara tatap muka, yang
professional
antara
memungkinkan setiap pesertanya menangkap
program pendidikan di sekolah dan program
reaksi orang lain secara langsung, baik secara
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
verbal ataupun nonverbal.
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam
secara terarah untuk mencapai suatu tingkat
komunikasi interpersonal antara lain menurut
keahlian professional tertentu (hlm. 109).
Purwanto
Penilaian
informasi;
yang
pada
memadukan
kegiatan
praktek
kerja
komunikasi
(2006)
interpersonal
yaitu
Berbagi
atau
Menyampaikan
pengalaman;
lapangan yaitu untuk mengetahui sejauh
Menumbuhkan simpati; Melakukan kerja
mana siswa mencapai tujuan praktek kerja
sama;
lapangan. Sasaran dalam kegiatan penilaian
kekesalan; Menumbuhkan motivasi (hlm. 22).
yaitu
tingkat
keterampilan
penguasaan
siswa
dalam
Menceritakan
kekecewaan
atau
pengetahuan
menjalankan
METODE PENELITIAN
pekerjaan dan sikap serta perilaku siswa.
Penelitian menggunakan metode penelitian
Dalam kegiatan PKL, perlunya keseimbangan
deskriptif kuantitatif, Iskandar (2008: 61)
antara nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan
menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif
aspek psikomotorik.
merupakan penelitian untuk memberi uraian
mengenai fenomena atau gejala sosial yang
III. Kemampuan Komunikasi Interpersonal
diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai
Menurut Sawiji (2012) mendefinisikan arti
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
komunikasi adalah aktivitas menyampaikan
berdasarkan indikator-indikator dari variabel
pesan dari seseorang kepada orang lain
yang diteliti tanpa membuat perbandingan
dengan
atau menghubungkan antar variabel”.
menggunakan
berbagai
media.
Menurut Muhammad (2002: 12) komunikasi
Populasi yang menjadi objek adalah seluruh
interpersonal
pertukaran
siswa kelas XII Administrasi Perkantoran
informasi di antara seseorang dengan seorang
(AP) SMK Negeri 1 Surakarta terdiri dari 2
adalah
proses
kelas yang berjumlah 77 orang. Teknik
tertinggi sebesar 4 x 25 x 44 = 4400. Skor
pengambilan sampel yaitu teknik proposional
hasil pengumpulan data yaitu
random sampling yaitu pengambilan sampel
Dengan demikian tingkat keakifan siswa
yang dilakukan dengan menetapkan besarnya
dalam
sampel yang akan diteliti dari masing-masing
administrasi perkantoran sebesar 3576 : 4400
kelas secara proposional. Jadi sampel yang
= 0,8127 atau 81,27%. Sedangkan hasil
digunakan
Metode
penyebaran angket tentang praktek kerja
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
lapangan yang terdiri dari 24 pernyataan
menggunakan metode angket atau kuesioner
kepada 44 responden. . Apabila dihitung
dan metode dokumentasi.
dengan presentasi maka diperoleh jumlah
Uji validitas menggunakan rumus korelasi
skor tertinggi sebesar 4 x 24 x 44 = 4224.
Product Moment dari Pearson dan untuk uji
Skor hasil pengumpulan data yaitu
reliabilitas
Alpha.
3046. Dengan demikian tingkat praktek kerja
Selanjutnya uji asumsi klasik terdiri dari uji
lapangan kelas XII administrasi perkantoran
normalitas,
sebesar 3046 : 4224 = 0,7211 atau 72,11%.
sebanyak
44
orang.
menggunakan
uji
rumus
linearitas,
uji
pembelajaran
siswa
= 3576.
kelas
XII
=
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
Dan
heterokedastisitas menggunakan SPSS 17.0.
kemampuan komunikasi interpersonal siswa
Dalam penelitian ini juga menggunakan
yang terdiri dari 13 pernyataan kepada 44
analisis regresi berganda, uji parsial (uji t)
reponden. Apabila dihitung dengan presentasi
untuk hipotesis 1 dan 2 serta uji simultan (uji
maka diperoleh jumlah sekor tertinggi sebesar
F) untuk hipotesis 3
4 x 13 x 44 = 2288. Skor hasil pengumpulan
juga menggunakan
hasil
penyebaran
angket
tentang
SPSS 17.0 kecuali untuk sumbangan relatif
data yaitu
dan sumbangan efektif.
tingkat kemampuan komunikasi interpersonal
= 1824. Dengan demikian
kelas XII administrasi perkantoran sebesar
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1824 : 2288 = 0,7972 atau 79,72%.
Uji Normalitas
tentang
Hasil perhitungan data dengan menggunakan
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang
SPSS 17.0 menunjukkan bahwa data berdistribusi
terdiri
normal karena data menyebar di sekitar garis
Dari
hasil
penyebaran
dari
responden.
presentasi
25
pernyataan
Apabila
maka
angket
kepada
dihitung
diperoleh
44
dengan
jumlah
skor
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
sehingga data dapat dikatakan berdistribusi
normal
Uji Linearitas
diperoleh hasil ttabel sebesar 1,682, thitung >
Hasil uji linearitas keaktifan siswa dalam
ttabel atau 2,045 > 1,682. Berarti dapat
pembelajaran
untuk
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
praktek kerja lapangan sebesar 0,783 dimana
antara keaktifan siswa terhadap kemampuan
nilai keduanya lebih besar dari 0,05 sehingga
komunikasi interpersonal.
kedua variabel bebas mempunyai hubungan
Hasil uji t untuk hipotesis 2 menunjukkan
yang linear terhadap variabel terikat.
nilai thitung variabel praktek kerja lapangan
Uji Multikolinearitas
menunjukkan nilai sebesar 3,737. Untuk ttabel
Hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa
taraf kesalahan sebesar 5% dengan dk=41,
nilai VIF kedua variabel sebesar 1,060 yaitu
diperoleh hasil ttabel sebesar 1,682, thitung >
kurang
dapat
ttabel atau 3,737 > 1,682. Berarti dapat
disimpulkan bahwa antar variabel independen
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
tidak terjadi persoalan multikolineritas.
antara
Uji Autokorelasi
kemampuan komunikasi interpersonal.
Berdasarkan uji auto korelasi menunjukkan
Uji F (simultan)
bahwa hasil angka D-W sebesar 1.609, nilai
Kemudian uji F untuk hipotesis 3 diperoleh
D-W tersebut terletak diantara -2 sampai 2 (-2
hasil yaitu signifikansi Fhitung sebesar 0,000
< 1.609 < 2) yang berarti model regresi
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05
tersebut tidak terjadi autokorelasi.
karena 0,000 < 0,05. Nilai Fhitung sebesar
Uji Heterokedastisitas
11,537 dibandingkan dengan nilai Ftabel pada
Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan
taraf α = 0,05 dengan df1= 2 dan df2= 41,
bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-
diperoleh nilai Ftabel 3,230. Dengan demikian,
titiknya menyebar di atas dan di bawah angka
nilai Fhitung 11,537 > Ftabel 3,230 sehingga
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
heterokedastisitas.
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan
Uji T (parsial)
praktek kerja lapangan terhadap kemampuan
Selanjutnya hasil uji t untuk uji hipotesis 1
komunikasi interpersonal siswa.
menunjukkan bahwa nilai thitung variabel
Persamaan regresi linear ganda
keaktifan
pembelajaran
Persamaan regresi linear ganda adalah Ŷ=
menunjukkan nilai sebesar 2,045. Untuk ttabel
6,064 + 0,216 X1 + 0,257 X2. Konstanta
taraf kesalahan sebesar 5% dengan dk=41,
sebesar 6,064 menyatakan bahwa jika nilai
sebesar
dari
10
siswa
0,112
( ttabel
akan
meningkatkan
setiap
atau
terjadi
peningkatan
atau
sebesar
0,001.
Bila
ttabel
dengan
df=41
penurunan satu unit praktek kerja lapangan
atau
maka akan meningkatkan atau menurunkaan
dikonsultasikan dengan taraf signifikansi
kemampuan komunikasi interpersonal sebesar
sebesar 5% maka diperoleh 0,001< 0,05
0,257.
sehingga
dapat
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
terdapat
pengaruh
Besarnya sumbangan relatif keaktifan siswa
praktek kerja lapangan (X2)
dalam pembelajaran (X1) sebesar 27,5% dan
kemampuan komunikasi interpersonal
praktek kerja lapangan (X2) sebesar 72,5%.
siswa (Y).
Sedangkan
besarnya
sumbangan
efektif
3,737
>
1,682.
Dan
disimpulkan
yang
jika
bahwa
signifikan
terhadap
c. Hipotesis 3
keaktifan siswa (X1) sebesar 9,9% dan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung
praktek kerja lapangan (X2) sebesar 26,1%
sebesar
Kesimpulan Pengujian Hipotesis
sebesar 0.000. bila Fhitung dikonsultasikan
a. Hipotesis 1
dengan Ftabel df1=2 dan df2=41 sebesar
11,537
daengan
signifikansi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
3,230 maka diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu
hasil thitung sebesar 2,045 dan signifikansi
11,537 > 3,230 dan bila dikonsultasikan
sebesar 0,047. Bila dikonsultasikan ttabel
dengan taraf signifikans 5% diperoleh
dengan
0,000
df=41
sebesar
1,682
maka
<
0,005
sehingga
dapat
diperoleh thitung > ttabel atau 2,045 > 1,682.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Dan jika dikonsultasikan dengan taraf
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan
signifikansi sebesar 5% maka diperoleh
praktek kerja lapangan secara bersama-
0,047