Respon Masyarakat Terhadap Objek Wisata Bukit Gibeon Desa Parsaoran Sibisa Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi pemerintahan
Indonesia. Pemerintah terus berusaha untuk menambah devisa Negara melalui
kegiatan pariwisata, salah satunya dengan cara meningkatkan pariwisata local.
Pariwisata local merupakan potensi wilayah yang dimiliki oleh setiap daerah.
Potensi pariwisata local bisa berupa wisata alam, wisata buatan, maupun wisata
khusus. Setiap daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata local atau daerah
akan dikelola serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,
baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Pengembangan pariwisata bertujuan
untuk meningkatkan PAD (Peningkatan Anggaran Daerah) pada umumnya dan
pendapatan ekonomi masyarakat pada khususnya.
Perkembangan pariwisata diindonesia saat ini sedemikian pesat. Oleh
karena itu pemerintah Indonesia terus berusaha memperhatikan sector pariwisata.
Adanya pengembangan pariwisata ini dapat membantu pemerintah mengurangi
angka pengangguran serta membuka lapangan pekerjaan baru. Pengembangan
pariwisata juga diandalkan sebagai sektor penghasil devisa bagi Negara.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan manca
Negara ke Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kunjungan
wisatawan manca Negara ke Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8,80 juta
kunjungan, yang berarti meningkat 9,42 persen dibandingkan dari tahun
sebelumnya. Penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2013 diperkirakan
mencapai USS 10,1 miliar atau naik 10,99 persen dibanding tahun 2012 yang
1
Universitas Sumatera Utara
sebesar USS 9,1 miliar. Hal itulah yang menjadi dasar pemerintah Indonesia
untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan sector pariwisata sebagai sector
penghasil devisa Negara.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang
ekonomi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian
Negara. Hal ini didukung oleh UU RI No.110 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
bahwa keberadaan obyek wisata di suatu daerah sangat menguntungkan
diantaranya meningkatkan PAD (Peningkatan Anggaran Daerah), meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja. Pembangunan dibidang
pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya
adalah meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan
yang baru bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar obyek wisata.
Pembangunan pariwisata tidak hanya sekedar peningkatan perolehan devia bagi
Negara tetapi lebih jauh diharapkan dapat berperan sebagai agent of development.
Di dalam perkembangan pariwisata tidak hanya membawa dampak positif
tetapi juga dampakk negative bagi masyarakat. Banyaknya kunjungan wisatawan
baik domestic maupun mancca Negara merupakan manfaat dari pariwisata karena
dapat menambah pendapatan daerah maupun pendapatan Negara serta
memperluas kesmpatan kerja. Manfaat tersebut sejalan dengan kerugian yang
ditimbulkan akibat pengembangan parriwisata. Dampak negatifnya adalah
ramainya lalu lintas wisatawan, kumuhnya lingkungan akibat banyaknya
wisatawan baik wisatawan local maupun wisatawan manca Negara, terjadinya
perubahan gaya hidup dll. Adanya pengembangan pariwisata tersebut tentu akan
2
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan respon yang berbeda dari masyarakat, khususnya masyarakat yang
tinggal di dekat obyek wisata.
Kabupaten Tobasa terletak di provinsi Sumatera Utara, berada pada 2°03' 2°40' Lintang Utara dan 98°56′ - 99°40′ Bujur Timur, Kabupaten Tobasa memiliki
luas wilayah 2.012, 80 km2serta berpotensi untuk sektor pariwisata. Kabupaten
tobasa memiliki bermacam-macam obyek wisata. Kabupaten Tobasa merupakan
daerah yang memiliki potensi disektor pariwisata karena letaknya yang strategis.
Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian
antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur
tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur
tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Kabupaten
Tobasa merupakan daerah yang memiliki potensi besar disektor wisata karena
berada pada daerah sekitar obyek wisata manca Negara yaitu obyek wisata Danau
Toba.
Bukit Gibeon merupakan sebuah tempat obyek wisata baru yang ada di
Kabupaten Tobasa Provinsi Sumatera Utara. Nama Bukit Gibeon dibuat karena
letak geografis nya yang berada di bukit yang berlokasi di Desa Parsaoran,
kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa. Selain itu Nama Bukit Gibeon dibuat
karena disana terdapat banyak fasilitas rumah doa, menara doa, gereja, ruang
belajar, ruang terbuka, ruang makan dan ruang penginapan rumah Tempat yang
menjadi obyek wisata dan menarik perhatian masyarakat sehingga banyak
masyarakat datang berkunjung ke Bukit Gibeon yaitu, Air Terjun Gibeon dan
fasilitas gedung mewah serta arsitektur yang mempunyai kemiripan dengan
arsitektur bangunan luar negeri yang disebut sebagai Rumah Doa Segala Bangsa.
3
Universitas Sumatera Utara
Bukit Gibeon merupakan lahan seluas 20 hektar milik Seorang Pengusaha
yang bernama DL Sitorus dimana lahan dibeli dari masyarakat lokal.Pada
awalnya hanya difungsikan sebagai kawasan retreat bagi umat nasrani.
Pengelolaan disini mengubah secara total dari yang dulunya lahan ini sebagai
lahan kosong diolah menjadi sekolah misionaris / sekolah pendeta, sebagian dari
lahan ini diolah Sumber daya alam nya menjadi suatu obyek wisata yang sangat
menarik perhatian pengunjung yaitu Air terjun Bukit Gibeon. Ait terjun ini adalah
air terjun buatan, yang dulunya hanya terdapat mata air yang tiddak diolah
sehingga hal ini dimanfaatkan oleh CEO Bukit Gibeon yaitu DL Sitorus untuk
mengubah mata air tesebut menjadi air terjun yang saat ini disebut sebagai Air
terjun Gibeon.
Lokasi wisata ini memang masih termasuk lokasi wisata yang baru dan
diresmikannya pun pada tanggal 14 Mei 2016 yang lalu, namun dengan cara
pengelolaannya yang tepat dan desainnya yang unik menjadikan lokasi wisata ini
apik sehingga banyak wisatawan yang mendatanginya.
Harus diakui bahwa dalam mengembangkan sektor pariwisata,banyak hal
yang perlu diperhatikan. Hal ini disadari bahwa pariwisata bukanlah suatu sektor
yang beroperasi dalam ruang hampa, akan tetapi pariwisata terkait dengan
masalah social, politik, ekonomi,kebudayaan dan seterusnya termasuk institusi
social yang mengaturnya. Pengembangan sektor pariwisata dapat menimbulkan
perubahan yang merasuk hingga ke sendi-sendi kkehidupan masyarakat. Namun,
perubahan dalam masyarakat itu sendiri tidak dapat sepenuhnya dipandang
sebagai dampak pariwisata semata-mata hal ini karena pariwisata terjalin erat
4
Universitas Sumatera Utara
dengan berbagai aktivitas lain yang mungkin pengaruhnya lebih besar, atau sudah
berpengaruh jauh sebelum pariwisata berkembang.
Untuk mengetahui perkembangan pariwisata di suatu daerah, masalah
respon atau tanggapan masyarakat lokal sangat penting untuk di kaji karena
pengembangan suatu daerah akan dilihat, dirasakan, dan dipahami masyarakat
mengenai hal itu. Secara keseluruhan respon seseorang atau kelompok terhadap
situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan yaitu persepsi, sikap,
dan tindakan. Munculnya ke tiga hal respon tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya, pengetahuan, pengalaman, kepentingan dan harapan. Guna
mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, maka penelitian
lapangan ini sangat perlu dilakukan terutama pada respon masyarakat di daerahdaerah yang belum lama menggiatkan sektor pariwisata.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
a. Sejauh mana faktor-faktor pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan
harapan masyarakat terhadap obyek wisata Bukit Gibeon Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan obyek wisata
Bukit Gibeon Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Tobasa.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, yaitu :
a. Mengetahui tentang pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan
harapan masyarakat terhadap obyek wisata Bukit Gibeon Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan obyek
wisata Bukit Gibeon Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Tobasa.
6
Universitas Sumatera Utara
1.3. 2 Manfaat Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian, maka sekurang-kurangnya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :
a. Memperlihatkan pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan harapan
masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata Bukit Gibeon di Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Dapat menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah
Kabupaten
Tobasa
dalam
menelaah
kembali
upaya
untuk
mengembangkan obyek wisata di Desa Parsaoran Sibisa yang
menekankan pada kesejahteraan masyarakat sebagai tuan rumah.
Sehingga kedepannya manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat Desa Parsaoran Sibisa.
c. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap
keilmuan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai respon
masyarakat terhadap suatu obyek wisata dan juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi keilmuan dalam menambah referensi dan
kajian bagi peneliti atau mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian
yang berkaitan dengan respon masyarakat terhadap obyek wisata di
suatu daerah.
d. Secara
teoritis,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
pengetahuan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi
pemahaman mengenai respon masyarakat terhadap obyek wisata Bukit
Gibeon di Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Tobasa.
7
Universitas Sumatera Utara
e. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam obyek
pariwisata Bukit Gibeon, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
1.4
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I
:
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah/tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
:
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan
masalah objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep
dan defenisi operasional.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel
Penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV :
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum
Lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan
objek yang akan diteliti.
8
Universitas Sumatera Utara
BAB V
:
ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta analisisnya.
BAB VI :
PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaaat
sehubungandengan penelitian yang dilakukan.
9
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi pemerintahan
Indonesia. Pemerintah terus berusaha untuk menambah devisa Negara melalui
kegiatan pariwisata, salah satunya dengan cara meningkatkan pariwisata local.
Pariwisata local merupakan potensi wilayah yang dimiliki oleh setiap daerah.
Potensi pariwisata local bisa berupa wisata alam, wisata buatan, maupun wisata
khusus. Setiap daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata local atau daerah
akan dikelola serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,
baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Pengembangan pariwisata bertujuan
untuk meningkatkan PAD (Peningkatan Anggaran Daerah) pada umumnya dan
pendapatan ekonomi masyarakat pada khususnya.
Perkembangan pariwisata diindonesia saat ini sedemikian pesat. Oleh
karena itu pemerintah Indonesia terus berusaha memperhatikan sector pariwisata.
Adanya pengembangan pariwisata ini dapat membantu pemerintah mengurangi
angka pengangguran serta membuka lapangan pekerjaan baru. Pengembangan
pariwisata juga diandalkan sebagai sektor penghasil devisa bagi Negara.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan manca
Negara ke Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kunjungan
wisatawan manca Negara ke Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8,80 juta
kunjungan, yang berarti meningkat 9,42 persen dibandingkan dari tahun
sebelumnya. Penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2013 diperkirakan
mencapai USS 10,1 miliar atau naik 10,99 persen dibanding tahun 2012 yang
1
Universitas Sumatera Utara
sebesar USS 9,1 miliar. Hal itulah yang menjadi dasar pemerintah Indonesia
untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan sector pariwisata sebagai sector
penghasil devisa Negara.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang
ekonomi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian
Negara. Hal ini didukung oleh UU RI No.110 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
bahwa keberadaan obyek wisata di suatu daerah sangat menguntungkan
diantaranya meningkatkan PAD (Peningkatan Anggaran Daerah), meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja. Pembangunan dibidang
pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya
adalah meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan
yang baru bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar obyek wisata.
Pembangunan pariwisata tidak hanya sekedar peningkatan perolehan devia bagi
Negara tetapi lebih jauh diharapkan dapat berperan sebagai agent of development.
Di dalam perkembangan pariwisata tidak hanya membawa dampak positif
tetapi juga dampakk negative bagi masyarakat. Banyaknya kunjungan wisatawan
baik domestic maupun mancca Negara merupakan manfaat dari pariwisata karena
dapat menambah pendapatan daerah maupun pendapatan Negara serta
memperluas kesmpatan kerja. Manfaat tersebut sejalan dengan kerugian yang
ditimbulkan akibat pengembangan parriwisata. Dampak negatifnya adalah
ramainya lalu lintas wisatawan, kumuhnya lingkungan akibat banyaknya
wisatawan baik wisatawan local maupun wisatawan manca Negara, terjadinya
perubahan gaya hidup dll. Adanya pengembangan pariwisata tersebut tentu akan
2
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan respon yang berbeda dari masyarakat, khususnya masyarakat yang
tinggal di dekat obyek wisata.
Kabupaten Tobasa terletak di provinsi Sumatera Utara, berada pada 2°03' 2°40' Lintang Utara dan 98°56′ - 99°40′ Bujur Timur, Kabupaten Tobasa memiliki
luas wilayah 2.012, 80 km2serta berpotensi untuk sektor pariwisata. Kabupaten
tobasa memiliki bermacam-macam obyek wisata. Kabupaten Tobasa merupakan
daerah yang memiliki potensi disektor pariwisata karena letaknya yang strategis.
Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian
antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur
tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur
tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Kabupaten
Tobasa merupakan daerah yang memiliki potensi besar disektor wisata karena
berada pada daerah sekitar obyek wisata manca Negara yaitu obyek wisata Danau
Toba.
Bukit Gibeon merupakan sebuah tempat obyek wisata baru yang ada di
Kabupaten Tobasa Provinsi Sumatera Utara. Nama Bukit Gibeon dibuat karena
letak geografis nya yang berada di bukit yang berlokasi di Desa Parsaoran,
kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa. Selain itu Nama Bukit Gibeon dibuat
karena disana terdapat banyak fasilitas rumah doa, menara doa, gereja, ruang
belajar, ruang terbuka, ruang makan dan ruang penginapan rumah Tempat yang
menjadi obyek wisata dan menarik perhatian masyarakat sehingga banyak
masyarakat datang berkunjung ke Bukit Gibeon yaitu, Air Terjun Gibeon dan
fasilitas gedung mewah serta arsitektur yang mempunyai kemiripan dengan
arsitektur bangunan luar negeri yang disebut sebagai Rumah Doa Segala Bangsa.
3
Universitas Sumatera Utara
Bukit Gibeon merupakan lahan seluas 20 hektar milik Seorang Pengusaha
yang bernama DL Sitorus dimana lahan dibeli dari masyarakat lokal.Pada
awalnya hanya difungsikan sebagai kawasan retreat bagi umat nasrani.
Pengelolaan disini mengubah secara total dari yang dulunya lahan ini sebagai
lahan kosong diolah menjadi sekolah misionaris / sekolah pendeta, sebagian dari
lahan ini diolah Sumber daya alam nya menjadi suatu obyek wisata yang sangat
menarik perhatian pengunjung yaitu Air terjun Bukit Gibeon. Ait terjun ini adalah
air terjun buatan, yang dulunya hanya terdapat mata air yang tiddak diolah
sehingga hal ini dimanfaatkan oleh CEO Bukit Gibeon yaitu DL Sitorus untuk
mengubah mata air tesebut menjadi air terjun yang saat ini disebut sebagai Air
terjun Gibeon.
Lokasi wisata ini memang masih termasuk lokasi wisata yang baru dan
diresmikannya pun pada tanggal 14 Mei 2016 yang lalu, namun dengan cara
pengelolaannya yang tepat dan desainnya yang unik menjadikan lokasi wisata ini
apik sehingga banyak wisatawan yang mendatanginya.
Harus diakui bahwa dalam mengembangkan sektor pariwisata,banyak hal
yang perlu diperhatikan. Hal ini disadari bahwa pariwisata bukanlah suatu sektor
yang beroperasi dalam ruang hampa, akan tetapi pariwisata terkait dengan
masalah social, politik, ekonomi,kebudayaan dan seterusnya termasuk institusi
social yang mengaturnya. Pengembangan sektor pariwisata dapat menimbulkan
perubahan yang merasuk hingga ke sendi-sendi kkehidupan masyarakat. Namun,
perubahan dalam masyarakat itu sendiri tidak dapat sepenuhnya dipandang
sebagai dampak pariwisata semata-mata hal ini karena pariwisata terjalin erat
4
Universitas Sumatera Utara
dengan berbagai aktivitas lain yang mungkin pengaruhnya lebih besar, atau sudah
berpengaruh jauh sebelum pariwisata berkembang.
Untuk mengetahui perkembangan pariwisata di suatu daerah, masalah
respon atau tanggapan masyarakat lokal sangat penting untuk di kaji karena
pengembangan suatu daerah akan dilihat, dirasakan, dan dipahami masyarakat
mengenai hal itu. Secara keseluruhan respon seseorang atau kelompok terhadap
situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan yaitu persepsi, sikap,
dan tindakan. Munculnya ke tiga hal respon tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya, pengetahuan, pengalaman, kepentingan dan harapan. Guna
mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, maka penelitian
lapangan ini sangat perlu dilakukan terutama pada respon masyarakat di daerahdaerah yang belum lama menggiatkan sektor pariwisata.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
a. Sejauh mana faktor-faktor pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan
harapan masyarakat terhadap obyek wisata Bukit Gibeon Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan obyek wisata
Bukit Gibeon Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Tobasa.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, yaitu :
a. Mengetahui tentang pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan
harapan masyarakat terhadap obyek wisata Bukit Gibeon Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan obyek
wisata Bukit Gibeon Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Tobasa.
6
Universitas Sumatera Utara
1.3. 2 Manfaat Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian, maka sekurang-kurangnya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :
a. Memperlihatkan pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan harapan
masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata Bukit Gibeon di Desa
Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
b. Dapat menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah
Kabupaten
Tobasa
dalam
menelaah
kembali
upaya
untuk
mengembangkan obyek wisata di Desa Parsaoran Sibisa yang
menekankan pada kesejahteraan masyarakat sebagai tuan rumah.
Sehingga kedepannya manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat Desa Parsaoran Sibisa.
c. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap
keilmuan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai respon
masyarakat terhadap suatu obyek wisata dan juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi keilmuan dalam menambah referensi dan
kajian bagi peneliti atau mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian
yang berkaitan dengan respon masyarakat terhadap obyek wisata di
suatu daerah.
d. Secara
teoritis,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
pengetahuan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi
pemahaman mengenai respon masyarakat terhadap obyek wisata Bukit
Gibeon di Desa Parsaoran Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Tobasa.
7
Universitas Sumatera Utara
e. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam obyek
pariwisata Bukit Gibeon, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
1.4
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I
:
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah/tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
:
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan
masalah objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep
dan defenisi operasional.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel
Penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV :
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum
Lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan
objek yang akan diteliti.
8
Universitas Sumatera Utara
BAB V
:
ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta analisisnya.
BAB VI :
PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaaat
sehubungandengan penelitian yang dilakukan.
9
Universitas Sumatera Utara