Penerapan Diversi Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dalam Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

BAB II
PENGATURAN MENGENAI KECELAKAAN LALU LINTAS
DI DALAM UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU
LINTAS ANGKUTAN JALAN

A. Tinjauan Umum Kecelakaan Lalu Lintas dalam UU NO. 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas
Banyaknya jumlah korban mati dan luka-luka menyebabkan permasalahan
kecelakaan berkendara di jalan tidak dapat begitu saja diabaikan. Penelitian yang
dilakuakan oleh Badan Kesehatan Dunia (Word Health Organization) pada tahun
1990 menyimpulkan bahwa kecelakaan berkendara dijalan raya merupakan
penyebab kematian peringkat kesembilan dunia. Pada tahun 2020 kematian akibat
kecelakaan berkendara dijalan raya diprediksi akan menyadi penyebab kematian
ketiga tertinggi di dunia pada tahun 2020 setelah kematian akibat serangan
jantung dan depresi.80
Lalu lintas (Traffic) adalah kegiatan lalu lalang atau gerak kendaraan orang,
atau hewan di jalanan. Masalah yang dihadapi dalam perlalu lintasan adalah
keseimbagan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya kendaraan dan
orang yang berlalu lalang menggunakan jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan


Tri Tjahyano dan Indrayati Subagio, “ Analisis Keselamatan Lalu Lintas Jalan”, Lubuk
Agung, Bandung, 2011. Hal.1
80

32
Universitas Sumatera Utara

33

jalan sudah hampir jenuh apalagi terlampaui, maka yang terjadi kemacetan lalu
lintas81 dan bahkan dapat terjadi kecelakaan lalu lintas.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam
mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lalu lintas merupakan bagian dari
sistem transportasi nasional, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus dikembangkan
potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban
berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan
ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah,
serta akuntabilitas penyelenggaraan negara.82 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

diselenggarakan dengan tujuan :
a.) Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan angkutan jalan yang aman,
selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum,
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangasa, serta mampu menjunjung
tinggi martabat bangsa.
b.) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa.
c.) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.83
Menurut D. A. Colling dalam bukunya Suwardjoko P. Warpanai tentang
Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan dapat diartikan sebagai
tiap kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh

Suwardjoko P. Warpani, “Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”, ITB, Bandung,
2002. Hal.1
82
Penjelasan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
83
Direktorat Lalu Lintas Polri, Ditlantas Polri, Paduan Praktis Berlalu Lintas,2009. Hal.12
81


Universitas Sumatera Utara

34

manusia, situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal
tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun
tidak,kesakitan, kematian, kerusakaan property ataupun kejadian yang tidak
diinginkan lainnya.84
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan menjelaskan di dalam Pasal 1 Angka 2 lalu lintas adalah gerak Kendaraan
dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan. Pada pasal 1 Angka 24 dijelaskan bahwa
Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.85 Kecelakaan
lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai sutau kejadian
yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi (Random Multy

Factor Event). Pengertian secara sederhana, bahwa suatu kecelakaan lalau lintas
terjadi apabila semua faktor keadaan tersebut secara bersamaan pada satu titik
waktu tertentu bertepatan terjadi, hal ini menunjukkan betapa sulitnya
meramalkan secara pasti dimana dan kapan suatu kecelakaan akan terjadi. WHO
menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah “A road traffic injury is a fatal
or non-fatal injury incurred as a result of a collision on a public road involving at

84
85

Suwardjoko P. Warpani,Op.Cit. Hal.2
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Universitas Sumatera Utara

35

least one moving vehicle. Children, pedestrians, cyclists and the elderly are
among the most vulnerable of road users.”86
Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan bahwa

kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak
diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya,
sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau kerugian harta benda
pada pemiliknya (korban).
Indonesia untuk kasus kecelakaan lalu lintas masih sangat tinggi terlihat
dari tabel 2.1 angka kecelakaan lalu lintas mengalami kenaikan dari tahun 2015
hingga tahun 2016.
Tabel 1.
Data Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas dari tahun 2015-2016

Sumber : KORLATAS POLRI (http://korlantas.polri.go.id/statistik-2/ diakses 30-11-2016 20:48)

86

http://www.who.int/topics/injuries_traffic/en/. Diakses 05-11-2016 15:52

Universitas Sumatera Utara

36


Data dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa angka fatalitas kecelakaan
lalu lintas dari tahun 2015 hingga 2016 mengalami kenaikan dan penurunan yang
signifikan terlihat pada bulan Januari hingga Oktober pada tahun 2015 terjadi
kenaikan dari bulan ke bulan dari total kecelakaan pada bulan Januari hingga Mei
2015 sebanyak 21.924 kasus dan korban meninggal dunia sebanyak 4,772 kasus,
pada bulan Mei hingga Juli 2015 sebanyak 23,208 kasus dan korban meninggal
dunia sebanyak 4,986 kasus, pada bulan Mei hingga Oktober 2015 sebanyak
26.368 kasus dan korban meninggal dunia sebanyak 5,578. Selanjutnya pada
bulan Oktober hingga Desember 2015 terdapat penurunan jumlah kecelakaan lalu
lintas yaitu sebanyak 24,208 kasus dan jumlah korban meninggal dunia 5,277
kasus, namun pada bulan Januari 2016 hingga Maret 2016 meningkat kembali
yaitu sebanyak 25,050 kasus dan korban meninggal dunia sebanyak 5,269 kasus
dan terus meningkat hingga bulan Juni 2016 sebanyak 26,866 kasus serta untuk
korban meninggal dunia sebanyak 5,611 kasus. Data diatas juga menunjukkan
bahwa pada tahun 2016 angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia meningkat dari
tahun 2015.
2. Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya
Pada hakikatnya sistem kecelakaan lalu lintas jalan terdiri dari 3 (tiga)
subsistem, yaitu subsistem pengguna jalan (manusia), subsistem kendaraan dan

subsistem lingkungan. Ketiga subsistem ini bergabung menjadi suatu sistem yang
kompleks.87 Kecelakaan lalu lintas pada umumnya terjadi karena berbagai faktor
penyebab yang bekerja secara serempak, seperti pelanggaran atau sikap tak hatihati dari para pengguna jalan (pengemudi dan pejalan), kondisi jalan, kondisi

87

Tri Tjahyano dan Indrayati Subagio., op.cit. Hal 19

Universitas Sumatera Utara

37

kendaraan, cuaca, serta pandangan yang terhalang. Kesalahan pengemudi
merupakan faktor utama dalam banyak kecelakaan lalu lintas antara lain kareana
kelelahan, kelengahan, kekurang hati-hatian,dan kejemuan. Amerika Serikat, di
temukan pula bahwa faktor usia berperan dalam kecelakaan. Penemudi di bawah
usia 25 tahun lebih banyak terlibat dalam kecelakaan dibandingkan dengan
pengemudi yang umurnya lebih tua.88 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan lali lintas antara lain :
1.) Faktor Manusia

Faktor manusia, yakni pengguna jalan, dapat dipilah dalam dua golongan,
yakni Pengemudi termasuk pengemudi kendaraan tidak bermotor, dan pejalan,
yakni para pejalan pada umunya, termasuk para pedangan asongan, pedagang kaki
lima, dan lain-lain.89 Faktor manusia menjadi faktor penting terhadap terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan raya sebab, kendali terhadap kendaraan tersebut
berada dalam kekuasaan pengemudinya.
Hakikatnya faktor manusia merupakan penyebab utama kecelakaan lalu
lintas. Barbara Sabey dalam bukunya Tri Tjahyano dalam tulisannya mengatakan
bahwa faktor manusia memegang peranan penting dalam kecelakaan lalu lintas.
Kemampuan pengemudi dalam upaya menghindari kecelakaan begantung pada
tingkat kemahirannya, ketepatan mengambil keputusan dalam melakukan
antisipasi terhadap konflik lalu lintas yang akan dihadapi, alur berfikir yang
runtut, dan kesehatan jasmani.90 Walaupun demikian, secara konsisten pada
tahun-tahun terakhir ini, faktor utama ( dalam kecelakaan) yang di sebabkan oleh

88

Suwardjoko P. Warpani., op.cit. Hal. 108
Ibid, Hal.108
90

Tri Tjahyano dan Indrayati Subagio., op.cit. Hal 22
89

Universitas Sumatera Utara

38

kesalahan manusia adalah pengemudi kendaraan dengan kecepatan tinggi serta
kesulitan mengambil tindakan yang tepat, dan pengaruh alkohol.
Data dari Amerika Serikat melaporkan bahwa 50% penyebab terjadinya
kecelakaan fatal adalah alkohol. Kesalahan pengemudi merupakan faktor utama
dalam hampir semua kejadiaan kecelakaan. Data yang dihimpun oleh jasa marga
dalam setiap kecelakaan di jalan raya menunjukkan hal yang sama, bahwa faktor
utama terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah pengemudi.91
Terjadinya kecelakaan lalu lintas dijalan juga dipengaruhi oleh faktor usia
pengemudi. Analisis data yang dilakuakn oleh direktorat Jendaral Perhubungan
Darat menunjukkan bahwa pengemudi berusia 16-30 tahun adalah penyebab
terbesar kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan kelompok usia lainnya,
sedangkan pada kelompok usia 26-30 tahun, terdapat penurunan yang cukup
tajam. Kelompok usia 40 tahun menjadi penyebab kecelakaan yang relatif paling

kecil seiring dengan kematanangan dan tingkat disiplin yang lebih baik
dibandingkan dengan mereka yang berusia muda.92 Usia korban kecelakaan lalu
lintas hampir sama dengan usia yang menjadi pelaku. Data dari KORLANTAS
POLRI menyebutkan bahwa faktor usia yang menjadi korban kecelakaan lalu
lintas dapat di lihat dalam tabel berikut :

91
92

Suwardjoko P. Warpani., op.cit. Hal. 109
Ibid, Hal. 110

Universitas Sumatera Utara

39

Tabel 2.
Usia korban yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 2015

Sumber: KORLANTAS POLRI (http://korlantas.polri.go.id/statistik-2/ diakses 30-11-2016)


Data Tabel 2 diatas dapat lihat bahwa umur mempengaruhi terjadinya
kecelakaan lalu lintas, jumlah korban tertinggi terdapat dalam rentang usia 15-19
tahun lalu di susul dengan rentang usia 20-24 tahun dan kelompok umur korban
terendah berada dalam rentang usia 75-84 tahun.
Putranto, Pramana dan Kurniawan menemukan adanya hubungan
signifikan antara usia dan tingkat pendidikan terhadap prilaku membahayakan
dalam penggunaan sepeda motor. Makin muda usia dan makin rendah tingkat
pendidikan pengemudi sepeda motor makin tinggi kecenderungan untuk
berprilaku membahayakan dalam pengguna sepeda motor. Hal ini diperoleh dari
analisis terhadap jawaban 75 responden mahsiswa, dosen dan karyawan sebuah
perguruan tinggi swasta yang diterima oleh peneliti.93

93

Leksmono Suryo Putranto, “ Rekayasa Lalu Lintas”, Indeks, Jakarta , 2008. Hal.135

Universitas Sumatera Utara

40

Faktor lain yang mempengaruhi adalah penglihatan, dari berbagai indera
manusia, hal yang paling penting dan terkait di dalam mengemudi adalah
kemampuan penglihatan. Beberapa hal terkait dengan penglihatan dapat
dijabarkan sebagai berikut : mata merupakan organ sensoris utama bagi pengguna
jalan. Lingkup penglihatan normal manusia secara horizontal hingga 180 0 dan
secara vertikal hingga 1450. Walaupun demikian, informasi yang terlihat paling
jelas tentunya yang berada dipusat orientasi penglihatan, objek pada kerucut
penglihatan dapat terlihat apabila terjadi simulasi yang memadai.94
Kesimpulannya

adalah

peningkatan kecepatan akan meningkatkan

konsentrasi pengemudi dan detail yang ditangkap oleh sensor penglihatan juga
berkuran. Faktor cuaca juga menurunkan kemampuan penglihatan (hal ini
dinyatakan dengan kontras objek penglihatan). Penglihatan pada malam hari
tentunya sangat bergantung pada kerucut sinar lampu mobil dan objek visual
berkurang sedemikian rupa dan dapat mendekati bentuk bayangan. 95 dari
penjelasan diatas menyatakan bahwa faktor penglihatan menjadi hal yang penting
bagi seseorang yang sedang membawa kendaraan bermotor, kelelahan sebagai
contoh akan menurunkan tingkat konsentrasi seseorang sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas.96

94

Tri Tjahyano dan Indrayati Subagio., op.cit. Hal 24
Ibid, Hal.24
96
Ibid, Hal.24
95

Universitas Sumatera Utara