Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pada PT. Pertamina (Persero) MOR I

BAB II
PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I

2.1 Sejarah Ringkas
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh
Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi
pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada
tahun 1883. Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksinya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri
perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus
bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak
ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan
Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih di bawah pendudukan Belanda
yang dilanjutkan dengan Pendudukan Jepang. Ketika pecah perang Asia Timur
Raya produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang
usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak
akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi
minyak terhenti. Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan
pemerintahan yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang
ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan
sebuah perusahaan minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT

10
Universitas Sumatera Utara

11

Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu
bergabung dengan PERTAMINA menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk
memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, pemerintah menerbitkan UU No.
8 pada 1971, yang menempatkan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas
bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak
menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina. Karena itu
Pertamina memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang
menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah
kerja (WK) Pertamina. Sementara di sisi lain Pertamina juga bertindak sebagai
operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Era 2000: Perubahan Regulasi

Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai
konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT
Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan
ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai
operator murni. Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh
BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator disektor
hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas
bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi
pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini
merupakan wujud implementasi amanat UU No. 22 tahun 2001 yang mewajibkan

Universitas Sumatera Utara

12

PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha
hulunya sebagai konsekuensi pemisahaan usaha hulu dengan hilir.

2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005.
Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September
2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak
Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku
surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh wilayah kuasa Pertambangan Migas
yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT
Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT
Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku
sejak 17 September 2005. Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK
yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola
PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB
EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery). Dengan tingkat
pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki
modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT
Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan
pemerintah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas
nasional.
2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

Universitas Sumatera Utara

13

kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan ke arah tujuan
yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan wadah dari pelaksanaan kegiatan
dan mencerminkan atas pendeklarasian wewenang dan tanggung jawab terhadap
masing-masing bagian dalam perusahaan yang disusun dengan pertimbangan yang
sempurna dengan menempatkan dan menetapkan orang-orang pada setiap unit
perusahaan yang harus sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian
yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
Struktur organisasi ini berguna untuk mencegah adanya kesenjangan
maupun tumpang tindihnya wewenang dan tanggung jawab serta memudahkan
pimpinan perusahaan dalam mengawasi aktifitas yang dilakukan sehari-hari.
Sebaiknya untuk struktur organisasi perusahaan harus disusun sedemikian rupa
serta fleksibel untuk memungkinkan diadakan perubahan sesuai dengan

perkembangan organisasi dan penentuan struktur organisasi ini harus sesuai
dengan sifat dan jenis aktivitas serta kebutuhan perusahaan.
PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya
sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta
pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan dalam usahanya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya struktur organisasi yang dimiliki oleh
perusahaan ini berbentuk garis dan staff (struktur terlampir), artinya disamping
pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang komando, juga diperlukan staff atau
pejabat yang dapat memberikan masukan dan nasehat sesuai dengan bidang
keahliannya. Untuk lebih jelas strukrur organisasi PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan dapat di lihat pada lampiran halaman 54.

Universitas Sumatera Utara

14

2.3 Job Description
Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan, dan setiap bagiannya memiliki tugas:
1. GM Marketing Operation Region I

Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas
bumi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
b. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan,
pengangkutan, penimbunan, penyaluran, dan menjaga mutu produk
yang dijual.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kerja operasi di
wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
d. Mengkoordinasi kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan
Sumber Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan pemasaran
BBM agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif, dan
efisien.
e. Mengkoordinasi hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar
sehubungan dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan.
2. Fuel Retail Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi, dan BBK di wilayah Marketing Operation Region I.


Universitas Sumatera Utara

15

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi, BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke
lembaga penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM subsidi dan BBK.
3. Industrial Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir

perencanaan

dan

pengawasan


pelaksanaan

penjualan BBM Nonsubsidi ke agen BBM Industri, Costumer
Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Nonsubsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan keagen BBM Industri, Costumer Industri, dan
perkapalan termasuk SPBB.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Nonsubsidi dan BBK oleh agen BBM
Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Nonsubsidi dan BBK.
4. Petrochemical Marketing Area Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir

perencanaan


dan

pengawasan

pelaksanaan

penjualan produk-produk Petrochemical.

Universitas Sumatera Utara

16

b. Mengkoordinasi

perencanaan

dan

pengawasan


pelaksanaan

penjualan produk-produk Petrochemical.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
produk-produk Petrochemical.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
produk-produk Petrochemical.
5. Domestic Gas Region Manager I
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir

perencanaan

dan

pengawasan

pelaksanaan


pengawasan

pelaksanaan

penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
b.

Mengkoordinasi

perencanaan

dan

penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.
c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

6. Aviation Area Manager
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir

perencanaan

dan

pengawasan

pelaksanaan

pengawasan

pelaksanaan

penjualan produk Avtur dan Avigas.
b.

Mengkoordinasi

perencanaan

dan

penjualan produk Avtur dan Avigas.
c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
produk Avtur dan Avigas.

Universitas Sumatera Utara

17

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
produk Avtur dan Avigas.

7. Technical Services Region Manager I
Memiliki tugas antara lain:
a.

Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru
dan pemeliharaan seluruh sarana distribusi dan pemasaran di
Pertamina Marketing Operation Region I.

b.

Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan
pembangunan baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di
Pertamina Marketing Operation Region I.

c.

Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis.

d.

Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan
pemeliharaan dan pembangunan di wilayah Marketing Operation
Region I.

8. HSSE Area Manager Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a.

Menyelenggarakan

perencanaan,

pengawasan,

evaluasi,

dan

penyuluhan dalam bidang pencemaran lingkungan kerja.
b.

Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
sarana dan fasilitas di Terminal BBM, depot filling plant LPG, dan
DPPU yang berkaitan dengan HSSE.

c.

Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

d.

Menyelenggarakan

pengarahan

dan penyuluhan

pencegahan

terhadap bahaya kecelakaan kerja

Universitas Sumatera Utara

18

9. Marketing Branch Manager NAD
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir

perencanaan

dan

pengawasan

pelaksanaan

penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Nangroe Aceh
Darusalam.
b.

Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM subsidi dan BBK.

10. Marketing Branch Manager Sumbar
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir

perencanaan

dan

pengawasan

pelaksanaan

penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Sumatera Barat.
b.

Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.

Universitas Sumatera Utara

19

11. Marketing Branch Manager Riau
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Riau.

b.

Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.

12. Marketing Branch Manager Kepri
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi
b. dan BBK di wilayah Kepulauan Riau.
c. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang
disalurkan ke lembaga penyalur.
d. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
e. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
BBM Subsidi dan BBK.

Universitas Sumatera Utara

20

13. Finance Marketion Operation Region I
Memiliki tugas antara lain:
a.

Menyelenggarakan

penyusunan

dan

pengawasan

pemakaian

anggaran PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.
b.

Menyelenggarakan

kegiatan

perbendaharaan

PT

Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I.
c.

Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region I.

d.

Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region I.

14. Unit Manager Human Resources Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a.

Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan Sumber Daya
Manusia, penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syaratsyarat kerja serta mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan
rumah tangga.

b.

Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan
pekerja dan pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.

c.

Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain
mengenai sistem dan tata kerja organisasi dan evaluasi jabatan
maupun tatalaksananya.

15. IT RegionSumatera Region
Memiliki tugas antara lain:

Universitas Sumatera Utara

21

a. Menerima, memprioritaskan, dan menyelesaikan permintaan bantuan
IT.
b. Instalasi, perawatan, dan penyediaan dukungan harian baik untuk
hardware dan software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta,
dan lain-lain.
c. Maintain dan perawatan jaringan LAN.
d. Maintain dan perawatan komputer.
e. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan
konektivitas, termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi
komponen.
f. Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang
menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
16. S&D Region Manager I
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan, dan
pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi.
b. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan
NBBM untuk penyaluran ke depot dan konsumen.
c. Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBM dan
NBBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR
I.

Universitas Sumatera Utara