Prosedur Pelaksanaan Penagihan Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematangsiantar Chapter III V
BAB III
GAMBARAN DATA
A. Penagihan Pajak
Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan salah satu kunci
keberhasilan penerimaan pajak, tetapi ketika wajib pajak
tidak membayar pajak
ataupun belum melunasi pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku , akan
diberikann tindakan yang tegas yang diwujudkan dalam bentuk penagihan pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak
dengan surat paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2000. Penagihan pajak adalah merupakan serangkaian Tindakan agar
penanggung pajak melunasi utang pajaknya dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan,melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyandraan dan menjual barang yang telah disita. Tujuan pelaksanaan
penagihan pajak adalah untuk melunasi utang pajak oleh wajib pajak.
B. Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak
Penagihan Pajak disusun secara penjadwalan yaitu :
a. 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo, bila utang pajaknya tidak dilunasi,
makakepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Teguran.
Universitas Sumatera Utara
b. 21 (dua puluh satu) hari setelah diterbitkan surat teguran ternyata masih
belumlunas, kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Paksa.
c. Kewajiban pajak sebagaimana terutang dalam Surat Paksa adalah 2 x 24 jam.
d. Dalam hal masih belum terlunasi utang pajaknya, dapat diterbitkan Surat
Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
e. 14 (empat belas) hari setelah dilakukan tagihan dengan surat paksa, bila
masih belum melunasinya diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan
tentang pelelangan surat umum.
f. 14 (empat belas) hari setelah pengumuman ternyata masih belum melunasi
utang pajaknya, dikenakan sanksi berupa tindakan pelelangan di muka
umum. Berikut adalah skema prosedur pelaksanaan penagihan pajak yang
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang siantar terhadap
WajibPajak yang tidak melunasi utang pajak nya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.1
Pelaksanaan tindakan penagihan
STP, SKPKB,
SKPKBT, SK
7 hari
SURAT
TEGURAN
21 hari
SURAT PAKSA
Pembetulan,
2X24JA
M
PELAKSANAA
N
14 hari
LELANG
PENGUMUM
AN
LELANG
14 hari
SURAT
PERINTAH
MELAKUKAN
C. Pengertian Utang Pajak
1. Defenisi Utang Pajak
Membicarakan utang pajak maka kita harus berpikir secara analitis, yakni harus
mengerti apa pajak dan apa utang. secara yuridis mengenai utang itu harus ada dua
pihak yakni pihak kreditur yang mempunyai hak dan pihak debitur yang mempunyai
kewajiban.
Defenisi utang pajak menurut (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997yang
dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tetang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa): Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termaksud
Universitas Sumatera Utara
sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan
pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2. Timbulnya Utang Pajak
Utang pajak timbul karena undang undang dimana antara negara dan rakyat sama
sekali tidak ada perikatan yang melandasi utang itu. Hak dan kewajiban antara negara
dan rakyat tidak sama, negara dapat memaksakan utang itu untuk dibayar bila seorang
wajib pajak berhutang (pajak) kepada negara . Utang pajak timbulnya karena undang
undang dengan syarat adanya tatsbestandyaitu rangkaian dari pebuatan perbuatan,
keadaan keadaan, dan peristiwa peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak itu
seperti:
a) Perbuatan perbuatan, seperti pengusaha yang mengimpor barang mewah atau
melakukan penyerahan barang didaerah pabean dalam lingkungan perusahaan
dikenakan atau terutang pajak tambahan nilai barang dan jasa dan pajak
penjualan atas barang mewah.
b) Keadaan keadaan seperti: memiliki harta bergerak dan harta tak bergerak,
dikenakan atau terutang pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam undang
undang nomor 7 tahun 1983 yang telah diubah dengan undang undang No.17
tahun 2000
c) Peristiwa seperti meninggal pewaris, sejak saat meninggal si pewaris maka
harta warisan yang belum terbagi merupakan subjek pajak peghasilan dan
dikenakan pajak
Apabila melihat timbulnya utang pajak, ada 2 (dua) ajaran yang mengatur tentang
timbulnya utang pajak tersebut, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a) Ajaran Formil, yaitu utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat
Ketetapan Pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada Official
AssessmentSystem.
b) Ajaran Materil, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya undang undang.
Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini
diterapkan pada Self Assessment System.
3. Hapusnya Utang Pajak
Utang pajak yang dapat dihapuskan adalah utang pajak yang tercantum dalam
surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak, surat ketetapan pajak tambahan yang tidak
dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena
a) Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada Wajib Pajak akan hapus karenapembayanan
yang dilakukan ke Kas Negara.Dalam hukum pajak yang dimaksudkan adalah
pembayaran yang digunakan dengan mata uang dari negara yang memungut pajak ini.
Pembayaran harus disetorkan ke kas negara atau tempat yang lain yang ditetapkan
oleh menteri keuangan. Dalam hal ini tempat lain misalnya bank yang ditunjuk
pemerintah baik bank pemerintah ataupun bank swasta
b) Kompensasi
Keputusan
yang
ditujukan kepada kompensasi utang
pajak
dengan
tagihanseseorang diluar pajak tidak diperkenankan.Oleh karena itu kompensasiterjadi
apabila Wajib Pajak mempunyai tagihan berupa kelebihanpembayaran pajak.Jumlah
Universitas Sumatera Utara
kelebihan pembayaran pajak yang diterimaWajib Pajak sebelumnya harus
dikompensasikan dengan pajak-pajaklainnya yang terutang.
c) Daluwarsa Lewat waktu
Daluwarsa atau lewat waktu adalah sebagai salah satu sebab berakhirnya utang
pajak dan hapusnya perikatan (hak untuk menagih atau kewajiban untuk membayar
hutang) karena lampaunya jangka waktu tetentu, yang ditetapkan dalam undangundang. Hak untuk melakukan penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau waktu
lima tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian
tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini untuk memberikan kepastian
hukum kapan utang pajak tidak dapat ditagih lagi. Namun daluwarsa panagihan pajak
tertangguh antara lain apabila diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa.
d) Pembebasan
Pembebasan pajak merupakan pengakhiran utang pajak yang dilakukan oleh
fiskus tanpa persetujuan pihak wajib pajak.Hal ini dilakukan jika ada permohonan
keadaan ekonomi wajib pajak mengalami kemunduran keuangan.Pembebasan pajak
menurut undang-undang pajak umumnya hanya diberikan terhadap sanksi
administrasi saja.
e) Penghapusan
Dalam hukum pajak dimungkinkan pula berahirnya pajak melalui penghapusan
terhadap kewajiban pajak karena wajib pajak mengalami kebangkrutan sehingga
mengalami kesulitan keuangan.Untuk menentukan apakah seorang wajib pajak pailit
atau tidak diperlukan penyidikan yang seksama oleh fiskus dengan tujuan nantinya
tindakan fiskus dapat dipertanggungjawabkan.
Universitas Sumatera Utara
f) Penundaan Penagihan
Dengan cara ini penagihan pajak terutang dapat ditunda dalam jangka waktu
tertentu. Jika kemudian ternyata wajib pajak mampu lagi melunasi utang pajaknya,
maka barulah ditagih. Jika tidak juga ditagih maka barulah dihapuskan pajaknya
D. Pengertian Pejabat Dan Jurusita Pajak
1. Pengertian Pejabat
Pengertian pejabat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 19
tahun 1997 sebagaimana telah dirubah deengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2000. Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan
jurusita pajak, menerbitkan surat perintah seketika dan sekaligus, surat paksa, surat
perintah melaksanakan penyitaan, surat pencabutan sita, pengumuman lelang, surat
penentuan harga limit, pembatalan lelang, surat perintah penyandraan dan surat lain
yang diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak tidak
melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurut Undang-Undang dan peraturan
daerah.
2. Pengertian Jurusita Pajak
Undang-Undang PPDSP pasal 1 ayat 6 menyebutkan pengertian jurusita pajak
adalah jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi
penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan
Universitas Sumatera Utara
penyandraan.Untuk diangkat menjadi jurusita pajak harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a)
Berijazah serendah-rendahnya SMU atau yang setingkat dengan itu.
b)
Berpangkat serendah-rendahnya pengatur muda atau golongan II/a.
c)
Berbadan sehat dan tidak cacat pisik
d) Lulus pendidikan jurusita pajak
e)
Sebelum melaksanakan tugasnya diangat dan disumpah oleh pejabat
f)
Jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian
Sebelum memangku jabatanya jurusita diambil sumpah atau janji menurut agama dan
kepercayaan yang dianutnya
Tugas jurusita pajak adalah :
1. Melaksankan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus
2. memberitahukan surat paksa
3.melaksanakan penyitaan atas barang penaggung pajak berdasarkan surat perintah
melaksanakan penyitaan dan melaksanakan penyandreaan berdasarkan surat
perintah penyandraan
E. Dasar Hukum Penagihan Pajak
1. Undang-undang No. 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No.
19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU. PPDSP)
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP)
Universitas Sumatera Utara
3. Keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Seketika dan sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
4. Keputusan Menteri Keuangan No. 563/KMK.04/2000 tentang Pemblokiran
danPenyitaan Harta Kekayaan Penaggung Pajak yang Tersimpan pada Bank
dalamrangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
5.
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
564/KMK.04/2000
tentang
Tata
CaraPelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di luar Wilayah Kerja Pejabat
yangMenerbitkan Surat Paksa
6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 135 tahun 2000 tentang Tata Cara
Penyitaandalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
7. PP Nomor 136 tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan
yangdikecualikan dari Penjualan secara Lelang dalam rangka Penagihan Pajak
denganSurat Paksa.
E. Dasar Tindakan Penagihan Pajak
Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) menetukan dasar
penagihan yang menajadi landasan tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh
fiskus terhadap wajib pajak Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang Mewah tersebut adalah Surat Ketetapan Pajak
Yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak menurut Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 15 adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat
Universitas Sumatera Utara
Ketetapan Pajak dapat diterbitkan karena berdasarkan pemeriksaan atau penelitan atas
data Wajib Pajak, bahwa pajak yang dihitung atau dilaporkan dalm SPT tidak benar,
sehingga masih terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar dan pajak yang tidak
atau kurang dipotong atau dipungut.
Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 15 UU No. 17 tahun
2000 Surat Ketetapan Pajak baru dapat diterbitkan bila wajib pajka tidak membayar
pajak sebagaimana mestinya menurut peraturan perundang undangan perpajakan.
Surat ketetapan pajak terbagi atas:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang , jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan
jumlah pajak yang masih harus dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
Surat
Ketetapan
Pajak
Nihil
adalah
surat
ketetapan
pajak
yang
menentukanbesarnya jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak ataupajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Universitas Sumatera Utara
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
Surat Keputusan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak sampai dengan jangka
waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau Tahunan Pajak, yang disebabkan oleh:
1. Pemeriksaan atau Keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar.
2. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan
setelahditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya.
3. Kewajiban pembukuan dan meminjam buku pada saat diperiksa tidak
dipenuhi,sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
G.Tahap pelaksanakan Penagihan Pajak
Dalam pelaksanaan tindak penagihan ada tahap tahap yang harus dilakukan
oleh jurusita pajak adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.2
Tabel waktu Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
No
Jenis Tindakan
Alasan Penerbitan
Waktu
Pelaksanaan
1.
Penerbitan
Surat Wajib pajak/ Penanggung Setelah
Teguran,
surat pajak tidak melunasi utang sejak jatuh tempo
peringatan atau surat pajaknya
lain
sejenis
(psl
sampai
7
hari
dengan pembayaran
5 jatuh tempo pembayaran
keputusan
menteri
keuangan
No.
561/MK.04/2000)
2
Penerbitan Surat Paksa Penanggung
pajak
tidak Setelah
21
hari
pasal 7 UU No.19/2000 melunasi utang pajaknya dan setelah diterbitkan
dan pasal 9 keputusan kepadnya telah diterbitkan surat teguran atau
tamenteri keuangan No. surat
561/KMK.04/2000
teguran
atau
surat surat
peringatan
peringatan atau surat yang atau
surat
lain
lain yang sejenis (dalam yang sejenis
rangka penagihan seketika
dan sekaligus)
3.
Surat
Melaksanakan
Penyitaan
Perintah Penanggung
pajak
tidak Setelah
melunasi utang pajaknya dan x24
(SPMP) kepadanya
telah surat
lewat
2
jam setelah
paksa
Universitas Sumatera Utara
(Pasal 12 UU No.19 diberitahukan surat paksa
diberitahukan
/2000)
kepada
penanggung pajak
4.
Pengumuman
(Pasal
26
No.19/2000)
Lelang Selah pelaksanaan penyitaan Paling singkat 14
UU ternyata penanggung pajak hari
tidak
melunasi
sejak
utang penyitaan
pajaknya
5.
Penjualan / Pelaksanan Setelah pengumuman lelang Paling singkat 14
barang sitaan (pasal 26 ternyata penanggung pajak hari
UU PPSP)
tidak
melunasi
pajakanya
setelah
utang pengumuman
lelang
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini tabel penagihan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar adalah:
Tabel III.3
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
No
Tahun Jenis
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Wajib
Surat
Ketetapan
Ketetapan
ketetapan
ketetapan
Pajak
Ketetapan
Lunas
setelah
lunas
yang
dan Tanpa
dikirim
setelah
belum
lunas
Terbit
Belum
Tindakan
surat
dikirim
Lunas
Penagihan
teguran
surat
paksa
1.
2
3
2014
2015
2016
Orang
Rp.
Rp.
Rp.
Pribadi
9.763.243.8
1.467.218.0
220.260.071 449.397.0
52
85
Orang
Rp.
Rp.
Rp.
Pribadi
13.774.589.
2.768.872.2
894.081.479 1.584.914.
330
37.
Orang
Rp.
Rp.
Pribadi
13.293.703.
525.446.581 285.614.848 498.011.2
864
Rp.
Rp.
Rp.
7.626.368.
89
607
Rp.
Rp.
8.526.721.
318
296
Rp.
Rp.
87
11.984.61
1.512
Sumber : KPP Pratama Pematang Siantar 2017
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.4
Untuk Wajib Pajak Badan
N
Tahu
Jenis
Jumlah Surat Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
o
n
Wajib
Ketetapan
Ketetapan
ketetapan
ketetapan
Pajak
Terbit
setelah
lunas
yang belum
Tanpa
dikirim
setelah
lunas
Tindakan
surat
dikirim
Penagihan
teguran
surat paksa
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
14.726.437.0
4.959.440.1
1.982.576.9
2.094.336.1
5.690.083.7
33
61
86
56.
30
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
18.427.903.5
4.286.447.2
1.253.657.8
2.161.101.1
10.726.697.
46
63
37
53
293
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.30.182.0
34.253.612.7
1.925.679.2
676.786.62
1.469.160.0
04.847
53
09
3.
74
Ketetapan
dan Lunas
Belum Lunas
1.
2.
3.
2014
2015
2016
Badan
Badan
Badan
Sumber : KPP Pratama Pematang Siantar2017
Universitas Sumatera Utara
TABEL III.5
Jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa yang Terbit untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi
No.
Tahun
Jenis Wajib Pajak
Jumlah
Teguran
Surat Jumlah Surat Paksa
Terbit Disampaikan
(Lembar)
(Lembar)
1.
2014
Orang Pribadi
234
589
2.
2015
Orang Pribadi
847
716
3.
2016
Orang Pribadi
1.907
829
Sumber KPP Pratama Pematang Siantar 2017
TABEL III.6
Jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa yang Terbit untuk Wajib Pajak Badan
No
Tahun
Jenis Wajib Pajak
Jumlah
Teguran
Surat Jumlah Surat Paksa
Terbit Disampaikan
(Lembar)
(Lembar)
1.
2014
Badan
1.027
565
2.
2015
Badan
1.963
1.214
3.
2016
Badan
1.825
1`329
Sumber KPP Pratama Pematang Siantar 2017
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
A.Analisa Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran dan
Surat Paksa
Berdasarkan data dari tabel III.3 dapat dilihat bahwa jumlah Surat Ketetapan
Terbit dan Belum Lunas Rp. 9.763.243.852 sementara Ketetapan lunas tanpa
tindakan penagihan adalah Rp. Rp.1.467.218.085. Ketetapan lunas setelah dikirim
Surat Teguran adalah senilai Rp 220.260.071. Ketetapan lunas setelah disampaikan
Surat Paksa adalah senilai Rp449.397.089.Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun
2014 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp2.136.875.245.Sementara
jumlah ketetapan belum lunas adalah 7.626.368.607. Jadi persentasi pencapaian yang
lunas atas Orang Pribadi Sampai tahun 2014 adalah 21,88%
Pada tahun 2015 jenis wajib pajak Orang Pribadi terdapat Jumlah Ketetapan
Terbit dan Belum Lunas nya adalah Rp.13.774.589.330 Sementara jumlah ketetapan
lunas tanpa tindakan penagihan adalah Rp.2.768.872.237. Jumlah ketetapan lunas
setelah dikirim Surat Teguran adalah Rp.894.081.479 dan Jumlah Ketetapan Lunas
setelah dikirim Surat Paksa adalah Rp.1.584.914.318. Jadi jumlah realisasi yang
tertagih di tahun 2015 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp 5.247.868.029
Sementara jumlah Ketetapan yang Belum Lunas Adalah Rp.8.526.721.296. Jadi
persentasi pencapaian sampai tahun 2015 atas orang pribadi adalah 38.09 %
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2016 jenis wajib pajak orang pribadi dengan jumlah ketetapan
terbit dan belum lunas adalah 13.293.703.864 Sementara ketetapan lunas tanpa
tindakan penagihan adalah Rp 525.466.581. Ketetapan lunas setelah dikirim surat
teguran adalah Rp 285.614.484. Ketetapan lunas setelah disampaikan surat paksa
adalah Rp 498.011.287 Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun 2016 atas
kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp.1.309.092.352 Sementara jumlah
ketetapan belum lunas adalah Rp 11.984.611.512 jadi. Persentase pencapaian sampai
tahun 2016 adalah 9,84%
Dari data persentase diatas dapat Dilihat bahwa Pencapaian Target realisasi
sampai tahun 2014 hingga 2015 mengalami kenaikan dari 21.88% hingga 38,09%
dengan jumlah surat teguran 234 lembar, surat paksa 589 lembar sampai tahun 2014
dan surat teguran 847 lembar dan 716 lembar sampai tahun 2015 . Sementara di tahun
2016 pencapaian target realisasi menurun menjadi 9,84% Dengan Jumlah surat
teguran 1907 lembar, surat paksa 829 lembar hal ini terjadi akibat kurang nya
kesadaran masyarakat untuk membayar tunggakan pajak . dalam hal ini petugas
penagihan pajak sudah mengluarkan lebih banyak surat teguran dan surat paksa dari
tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Analisa Untuk Jenis Wajib Pajak Badan
Berdasarkan data dari tabel III.4 dapat dilihat bahwa wajib pajak Badan
jumlah Surat Ketetapan Terbit dan Belum Lunas Rp.14.726.437.033 sementara
Ketetapan lunas tanpa tindakan penagihan adalah Rp. Rp.4.959.440.161. Ketetapan
lunas setelah dikirim Surat Teguran adalah senilai Rp1.982.576.986. Ketetapan lunas
setelah disampaikan Surat Paksa adalah senilai Rp.2.094.336156
Jadi jumlah
realisasi yang tertagih ditahun 2014 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah
Rp.9.036.353.303. Sementara jumlah ketetapan belun lunas adalah Rp.5.690.083.730.
Jadi persentasi pencapaian yang lunas atas Orang Pribadi sampai tahun 2014 adalah
61.36%
Pada tahun 2015 jenis wajib pajak Badan terdapat Jumlah Ketetapan Terbit
dan Belum Lunas nya adalah Rp.18.427.903.546 Sementara jumlah ketetapan lunas
tanpa tindakan penagihan adalah Rp.4.286.447.263 Jumlah ketetapan lunas setelah
dikirim Surat Teguran adalah Rp.1.253.657.837 dan Jumlah Ketetapan Lunas setelah
dikirim Surat Paksa adalah Rp.2.161.101.153. Jadi jumlah realisasi yang tertagih
sampai
tahun
2015
atas
Rp.7.701.206.253Sementara
kumulatif
jumlah
dari
Ketetapan
tahun
yang
sebelumnya
Belum
Lunas
adalah
Adalah
Rp.10.726.697.293. Jadi persentasi pencapaian sampai tahun 2015 atas orang pribadi
adalah 41.79
Pada tahun 2016 jenis wajib pajak Badan dengan jumlah ketetapan terbit dan belum
lunas adalah Rp.34.253.612.753.Sementara ketetapan lunas tanpa tindakan penagihan
Universitas Sumatera Utara
adalah Rp 1.925.679.209 Ketetapan lunas setelah dikirim surat teguran adalah Rp
676.768.623.
Ketetapan
lunas
setelah
disampaikan
surat
paksa
adalah
Rp.1.469.160.074Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun 2016 atas kumulatif dari
tahun sebelumnya adalah Rp.4.701.625.906 Sementara jumlah ketetapan belum
lunas adalah Rp30.182.004.847. Persentase pencapaian sampai tahun 2016 adalah
11.88%
Dari data persentase diatas dapat Dilihat bahwa Pencapaian Target realisasi
wajib pajak badan dari tahun 2014, 2015,2016 mengalami penurunan dari 61,36%
ditahun 2014 menjadi 41,79% ditahun 2015 dan 11,88% ditahun 2016, Sementara
Petugas penagihan pajak sudah mengeluarkan surat teguran 1.027 lembar, surat
paksa 565 lembar sampai tahun 2014, surat teguran menjadi 1.963 lembar, surat
paksa menjadi 1.214 lembar sampai tahun 2015 dan surat teguran menjadi 1825
lembar, surat paksa menjadi 1329 lembar sampai tahun 2016. Dalam hal ini kurang
nya kesadaran masyarakat dalam membayar tunggakan pajak masih terlihat ditahun
2014 dan 2015 karena dalam hal ini petugas penagihan pajak menerbitkan lebih
banyak surat teguran dan surat paksa di tahun 2014 dan 2015, sementara ditahun
2016 petugas pajak mengeluarkan lebih sedikit surat teguran dibanding tahun
sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
B. Kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak dalam melaksanakan Realisasi
Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan (KPP)
Pratama Pematang Siantar
Di dalam proses pelaksanaan penagihan tunggakan pajak ada beberapa kendala
yang dihadapi oleh jurusita pajak yaitu:
1. Banyaknya Surat Teguran dan Surat Paksa yang tidak sampai kepada wajib pajak
Kendala ini merupakan penyebab yang paling sering ditemui oleh pihak
jurusitapajak di lapangan. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor diantaranya
alamat wajib pajak tidak jelas/tidak ditemukan, rumah kosong, wajib pajak sudah
pindah,
1. Minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang Perpajakan.
Banyak wajib pajak yang beranggapan bahwa apabila tidak ada kegiatan usaha,
maka wajib pajak tersebut tidak perlu melapokan kewajiban perpajakannya setiap
bulan ke KPP, akibatnya wajib pajak dikenai sanksi administrasi karena tidak
melaporkan kewajiban perpajakannya tersebut dan akhirnya menjadi tunggakan
pajak bagi KPP Pratama Pematang Siantar.
2. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak kurang kooperatif
Jurusita pajak juga dihadapkan pada penanggung pajak yang tidak mau bekerja
sama ketika akan dilakukan penyitaan harta penanggung pajak. Misalnya saja
seperti menghalang-halangi kegiatan penyitaan yang akan dilakukan oleh jurusita
Universitas Sumatera Utara
pajak karena tidak mau barang-barangnya disita, tetapi di lain pihak penanggung
pajak tidak juga melunasi tunggakan pajaknya
3. Data Aset Wajib Pajak yang Kurang Lengkap
Banyak nya wajib pajak yang sering menyembunyikan aset nya sehinngga
membuat jursita harus lebih banyak mencaritahu tentang
aset wajib pajak ,
misalnya dengan mencaritahu ke kantor samsat dan badan pertanahan
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulisan dapat membuat
kesimpulan sebagai berikut ;
1. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa pada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar telah sesuai dengan UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
2. Realisai Pencapaian Pelunasan Tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Pematang Siantar adalah
a) Pada Tahun 2014, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 21,88%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 61,36%
b) Pada Tahun 2015, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 38,09%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 41,79%
Universitas Sumatera Utara
c) Pada Tahun 2016, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 9,84%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 11,88%
Dari kesimpulan diatas dapat kita ketahui bahwa tidak semua wajib pajak sadar
akan pentingnya membayar utang pajak untuk pembangunan negara maka dari itu
kinerja seksi penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama harus lebih ditingkatkan
guna mencapai target pencapaian pelunasan tunggakan pajak di KPP Pratama
Pematang Siantar
3. Kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak
dalam melaksanan Realisasi
pencapaian pelunasan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan (KPP) Pratama
Pematang Siantar
a) Banyaknya Surat Teguran dan Surat Paksa yang tidak sampai kepada
wajibpajak
b) Minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang perpajakan
c) Wajib Pajak/ Penanggung Pajak kurang kooperatif
d) Data Aset Wajib Pajak yang Kurang Lengkap
B. SARAN
1.
Sebaiknya Tindakan Penagihan dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa di KPP
Pratama Pematang Siantar agar Lebih ditingkatkan Setiap Tahunnya agar
mencapai target yang lebih Bagus dari pencapaian tahun sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
2.
Sebaiknya KPP Pratama Pematang Siantar Meningkatkan penyuluhan kepada
wajib pajak mengenai hak dan kewajiban
dalam bidang perpajakan, khususnya mengenai pelunasan tunggakan pajak
mungkin dengan cara persuasif atau mengajak melalui pendekatan-pendekatan
terhadap Wajib Pajak, akan membuat Wajib Pajak/Penanggung Pajak menjadi
jauh lebih sadar akan kewajibannya sehingga dapat mencapai target dalam
pencairan tunggakan-tunggakan pajaknya, sehingga dapat memperkecil
kesempatan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk menghindar pelunasan utang
pajak yang dimilikinya.
3. Perlunya peningkatan fungsi Pengawasan terhadap Penagihan Pajak dan
koordinasi serta kerjasama dalam pelaksanaan tugas pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar yang bertujuan untuk mengoptimalkan
penerimaan Negara.
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN DATA
A. Penagihan Pajak
Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan salah satu kunci
keberhasilan penerimaan pajak, tetapi ketika wajib pajak
tidak membayar pajak
ataupun belum melunasi pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku , akan
diberikann tindakan yang tegas yang diwujudkan dalam bentuk penagihan pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak
dengan surat paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2000. Penagihan pajak adalah merupakan serangkaian Tindakan agar
penanggung pajak melunasi utang pajaknya dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan,melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyandraan dan menjual barang yang telah disita. Tujuan pelaksanaan
penagihan pajak adalah untuk melunasi utang pajak oleh wajib pajak.
B. Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak
Penagihan Pajak disusun secara penjadwalan yaitu :
a. 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo, bila utang pajaknya tidak dilunasi,
makakepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Teguran.
Universitas Sumatera Utara
b. 21 (dua puluh satu) hari setelah diterbitkan surat teguran ternyata masih
belumlunas, kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Paksa.
c. Kewajiban pajak sebagaimana terutang dalam Surat Paksa adalah 2 x 24 jam.
d. Dalam hal masih belum terlunasi utang pajaknya, dapat diterbitkan Surat
Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
e. 14 (empat belas) hari setelah dilakukan tagihan dengan surat paksa, bila
masih belum melunasinya diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan
tentang pelelangan surat umum.
f. 14 (empat belas) hari setelah pengumuman ternyata masih belum melunasi
utang pajaknya, dikenakan sanksi berupa tindakan pelelangan di muka
umum. Berikut adalah skema prosedur pelaksanaan penagihan pajak yang
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang siantar terhadap
WajibPajak yang tidak melunasi utang pajak nya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.1
Pelaksanaan tindakan penagihan
STP, SKPKB,
SKPKBT, SK
7 hari
SURAT
TEGURAN
21 hari
SURAT PAKSA
Pembetulan,
2X24JA
M
PELAKSANAA
N
14 hari
LELANG
PENGUMUM
AN
LELANG
14 hari
SURAT
PERINTAH
MELAKUKAN
C. Pengertian Utang Pajak
1. Defenisi Utang Pajak
Membicarakan utang pajak maka kita harus berpikir secara analitis, yakni harus
mengerti apa pajak dan apa utang. secara yuridis mengenai utang itu harus ada dua
pihak yakni pihak kreditur yang mempunyai hak dan pihak debitur yang mempunyai
kewajiban.
Defenisi utang pajak menurut (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997yang
dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tetang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa): Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termaksud
Universitas Sumatera Utara
sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan
pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2. Timbulnya Utang Pajak
Utang pajak timbul karena undang undang dimana antara negara dan rakyat sama
sekali tidak ada perikatan yang melandasi utang itu. Hak dan kewajiban antara negara
dan rakyat tidak sama, negara dapat memaksakan utang itu untuk dibayar bila seorang
wajib pajak berhutang (pajak) kepada negara . Utang pajak timbulnya karena undang
undang dengan syarat adanya tatsbestandyaitu rangkaian dari pebuatan perbuatan,
keadaan keadaan, dan peristiwa peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak itu
seperti:
a) Perbuatan perbuatan, seperti pengusaha yang mengimpor barang mewah atau
melakukan penyerahan barang didaerah pabean dalam lingkungan perusahaan
dikenakan atau terutang pajak tambahan nilai barang dan jasa dan pajak
penjualan atas barang mewah.
b) Keadaan keadaan seperti: memiliki harta bergerak dan harta tak bergerak,
dikenakan atau terutang pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam undang
undang nomor 7 tahun 1983 yang telah diubah dengan undang undang No.17
tahun 2000
c) Peristiwa seperti meninggal pewaris, sejak saat meninggal si pewaris maka
harta warisan yang belum terbagi merupakan subjek pajak peghasilan dan
dikenakan pajak
Apabila melihat timbulnya utang pajak, ada 2 (dua) ajaran yang mengatur tentang
timbulnya utang pajak tersebut, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a) Ajaran Formil, yaitu utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat
Ketetapan Pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada Official
AssessmentSystem.
b) Ajaran Materil, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya undang undang.
Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini
diterapkan pada Self Assessment System.
3. Hapusnya Utang Pajak
Utang pajak yang dapat dihapuskan adalah utang pajak yang tercantum dalam
surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak, surat ketetapan pajak tambahan yang tidak
dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena
a) Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada Wajib Pajak akan hapus karenapembayanan
yang dilakukan ke Kas Negara.Dalam hukum pajak yang dimaksudkan adalah
pembayaran yang digunakan dengan mata uang dari negara yang memungut pajak ini.
Pembayaran harus disetorkan ke kas negara atau tempat yang lain yang ditetapkan
oleh menteri keuangan. Dalam hal ini tempat lain misalnya bank yang ditunjuk
pemerintah baik bank pemerintah ataupun bank swasta
b) Kompensasi
Keputusan
yang
ditujukan kepada kompensasi utang
pajak
dengan
tagihanseseorang diluar pajak tidak diperkenankan.Oleh karena itu kompensasiterjadi
apabila Wajib Pajak mempunyai tagihan berupa kelebihanpembayaran pajak.Jumlah
Universitas Sumatera Utara
kelebihan pembayaran pajak yang diterimaWajib Pajak sebelumnya harus
dikompensasikan dengan pajak-pajaklainnya yang terutang.
c) Daluwarsa Lewat waktu
Daluwarsa atau lewat waktu adalah sebagai salah satu sebab berakhirnya utang
pajak dan hapusnya perikatan (hak untuk menagih atau kewajiban untuk membayar
hutang) karena lampaunya jangka waktu tetentu, yang ditetapkan dalam undangundang. Hak untuk melakukan penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau waktu
lima tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian
tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini untuk memberikan kepastian
hukum kapan utang pajak tidak dapat ditagih lagi. Namun daluwarsa panagihan pajak
tertangguh antara lain apabila diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa.
d) Pembebasan
Pembebasan pajak merupakan pengakhiran utang pajak yang dilakukan oleh
fiskus tanpa persetujuan pihak wajib pajak.Hal ini dilakukan jika ada permohonan
keadaan ekonomi wajib pajak mengalami kemunduran keuangan.Pembebasan pajak
menurut undang-undang pajak umumnya hanya diberikan terhadap sanksi
administrasi saja.
e) Penghapusan
Dalam hukum pajak dimungkinkan pula berahirnya pajak melalui penghapusan
terhadap kewajiban pajak karena wajib pajak mengalami kebangkrutan sehingga
mengalami kesulitan keuangan.Untuk menentukan apakah seorang wajib pajak pailit
atau tidak diperlukan penyidikan yang seksama oleh fiskus dengan tujuan nantinya
tindakan fiskus dapat dipertanggungjawabkan.
Universitas Sumatera Utara
f) Penundaan Penagihan
Dengan cara ini penagihan pajak terutang dapat ditunda dalam jangka waktu
tertentu. Jika kemudian ternyata wajib pajak mampu lagi melunasi utang pajaknya,
maka barulah ditagih. Jika tidak juga ditagih maka barulah dihapuskan pajaknya
D. Pengertian Pejabat Dan Jurusita Pajak
1. Pengertian Pejabat
Pengertian pejabat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 19
tahun 1997 sebagaimana telah dirubah deengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2000. Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan
jurusita pajak, menerbitkan surat perintah seketika dan sekaligus, surat paksa, surat
perintah melaksanakan penyitaan, surat pencabutan sita, pengumuman lelang, surat
penentuan harga limit, pembatalan lelang, surat perintah penyandraan dan surat lain
yang diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak tidak
melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurut Undang-Undang dan peraturan
daerah.
2. Pengertian Jurusita Pajak
Undang-Undang PPDSP pasal 1 ayat 6 menyebutkan pengertian jurusita pajak
adalah jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi
penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan
Universitas Sumatera Utara
penyandraan.Untuk diangkat menjadi jurusita pajak harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a)
Berijazah serendah-rendahnya SMU atau yang setingkat dengan itu.
b)
Berpangkat serendah-rendahnya pengatur muda atau golongan II/a.
c)
Berbadan sehat dan tidak cacat pisik
d) Lulus pendidikan jurusita pajak
e)
Sebelum melaksanakan tugasnya diangat dan disumpah oleh pejabat
f)
Jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian
Sebelum memangku jabatanya jurusita diambil sumpah atau janji menurut agama dan
kepercayaan yang dianutnya
Tugas jurusita pajak adalah :
1. Melaksankan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus
2. memberitahukan surat paksa
3.melaksanakan penyitaan atas barang penaggung pajak berdasarkan surat perintah
melaksanakan penyitaan dan melaksanakan penyandreaan berdasarkan surat
perintah penyandraan
E. Dasar Hukum Penagihan Pajak
1. Undang-undang No. 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No.
19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU. PPDSP)
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP)
Universitas Sumatera Utara
3. Keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Seketika dan sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
4. Keputusan Menteri Keuangan No. 563/KMK.04/2000 tentang Pemblokiran
danPenyitaan Harta Kekayaan Penaggung Pajak yang Tersimpan pada Bank
dalamrangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
5.
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
564/KMK.04/2000
tentang
Tata
CaraPelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di luar Wilayah Kerja Pejabat
yangMenerbitkan Surat Paksa
6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 135 tahun 2000 tentang Tata Cara
Penyitaandalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
7. PP Nomor 136 tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan
yangdikecualikan dari Penjualan secara Lelang dalam rangka Penagihan Pajak
denganSurat Paksa.
E. Dasar Tindakan Penagihan Pajak
Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) menetukan dasar
penagihan yang menajadi landasan tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh
fiskus terhadap wajib pajak Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang Mewah tersebut adalah Surat Ketetapan Pajak
Yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak menurut Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 15 adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat
Universitas Sumatera Utara
Ketetapan Pajak dapat diterbitkan karena berdasarkan pemeriksaan atau penelitan atas
data Wajib Pajak, bahwa pajak yang dihitung atau dilaporkan dalm SPT tidak benar,
sehingga masih terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar dan pajak yang tidak
atau kurang dipotong atau dipungut.
Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 15 UU No. 17 tahun
2000 Surat Ketetapan Pajak baru dapat diterbitkan bila wajib pajka tidak membayar
pajak sebagaimana mestinya menurut peraturan perundang undangan perpajakan.
Surat ketetapan pajak terbagi atas:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang , jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan
jumlah pajak yang masih harus dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
Surat
Ketetapan
Pajak
Nihil
adalah
surat
ketetapan
pajak
yang
menentukanbesarnya jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak ataupajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Universitas Sumatera Utara
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
Surat Keputusan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak sampai dengan jangka
waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau Tahunan Pajak, yang disebabkan oleh:
1. Pemeriksaan atau Keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar.
2. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan
setelahditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya.
3. Kewajiban pembukuan dan meminjam buku pada saat diperiksa tidak
dipenuhi,sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
G.Tahap pelaksanakan Penagihan Pajak
Dalam pelaksanaan tindak penagihan ada tahap tahap yang harus dilakukan
oleh jurusita pajak adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.2
Tabel waktu Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
No
Jenis Tindakan
Alasan Penerbitan
Waktu
Pelaksanaan
1.
Penerbitan
Surat Wajib pajak/ Penanggung Setelah
Teguran,
surat pajak tidak melunasi utang sejak jatuh tempo
peringatan atau surat pajaknya
lain
sejenis
(psl
sampai
7
hari
dengan pembayaran
5 jatuh tempo pembayaran
keputusan
menteri
keuangan
No.
561/MK.04/2000)
2
Penerbitan Surat Paksa Penanggung
pajak
tidak Setelah
21
hari
pasal 7 UU No.19/2000 melunasi utang pajaknya dan setelah diterbitkan
dan pasal 9 keputusan kepadnya telah diterbitkan surat teguran atau
tamenteri keuangan No. surat
561/KMK.04/2000
teguran
atau
surat surat
peringatan
peringatan atau surat yang atau
surat
lain
lain yang sejenis (dalam yang sejenis
rangka penagihan seketika
dan sekaligus)
3.
Surat
Melaksanakan
Penyitaan
Perintah Penanggung
pajak
tidak Setelah
melunasi utang pajaknya dan x24
(SPMP) kepadanya
telah surat
lewat
2
jam setelah
paksa
Universitas Sumatera Utara
(Pasal 12 UU No.19 diberitahukan surat paksa
diberitahukan
/2000)
kepada
penanggung pajak
4.
Pengumuman
(Pasal
26
No.19/2000)
Lelang Selah pelaksanaan penyitaan Paling singkat 14
UU ternyata penanggung pajak hari
tidak
melunasi
sejak
utang penyitaan
pajaknya
5.
Penjualan / Pelaksanan Setelah pengumuman lelang Paling singkat 14
barang sitaan (pasal 26 ternyata penanggung pajak hari
UU PPSP)
tidak
melunasi
pajakanya
setelah
utang pengumuman
lelang
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini tabel penagihan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar adalah:
Tabel III.3
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
No
Tahun Jenis
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Wajib
Surat
Ketetapan
Ketetapan
ketetapan
ketetapan
Pajak
Ketetapan
Lunas
setelah
lunas
yang
dan Tanpa
dikirim
setelah
belum
lunas
Terbit
Belum
Tindakan
surat
dikirim
Lunas
Penagihan
teguran
surat
paksa
1.
2
3
2014
2015
2016
Orang
Rp.
Rp.
Rp.
Pribadi
9.763.243.8
1.467.218.0
220.260.071 449.397.0
52
85
Orang
Rp.
Rp.
Rp.
Pribadi
13.774.589.
2.768.872.2
894.081.479 1.584.914.
330
37.
Orang
Rp.
Rp.
Pribadi
13.293.703.
525.446.581 285.614.848 498.011.2
864
Rp.
Rp.
Rp.
7.626.368.
89
607
Rp.
Rp.
8.526.721.
318
296
Rp.
Rp.
87
11.984.61
1.512
Sumber : KPP Pratama Pematang Siantar 2017
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.4
Untuk Wajib Pajak Badan
N
Tahu
Jenis
Jumlah Surat Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
o
n
Wajib
Ketetapan
Ketetapan
ketetapan
ketetapan
Pajak
Terbit
setelah
lunas
yang belum
Tanpa
dikirim
setelah
lunas
Tindakan
surat
dikirim
Penagihan
teguran
surat paksa
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
14.726.437.0
4.959.440.1
1.982.576.9
2.094.336.1
5.690.083.7
33
61
86
56.
30
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
18.427.903.5
4.286.447.2
1.253.657.8
2.161.101.1
10.726.697.
46
63
37
53
293
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.30.182.0
34.253.612.7
1.925.679.2
676.786.62
1.469.160.0
04.847
53
09
3.
74
Ketetapan
dan Lunas
Belum Lunas
1.
2.
3.
2014
2015
2016
Badan
Badan
Badan
Sumber : KPP Pratama Pematang Siantar2017
Universitas Sumatera Utara
TABEL III.5
Jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa yang Terbit untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi
No.
Tahun
Jenis Wajib Pajak
Jumlah
Teguran
Surat Jumlah Surat Paksa
Terbit Disampaikan
(Lembar)
(Lembar)
1.
2014
Orang Pribadi
234
589
2.
2015
Orang Pribadi
847
716
3.
2016
Orang Pribadi
1.907
829
Sumber KPP Pratama Pematang Siantar 2017
TABEL III.6
Jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa yang Terbit untuk Wajib Pajak Badan
No
Tahun
Jenis Wajib Pajak
Jumlah
Teguran
Surat Jumlah Surat Paksa
Terbit Disampaikan
(Lembar)
(Lembar)
1.
2014
Badan
1.027
565
2.
2015
Badan
1.963
1.214
3.
2016
Badan
1.825
1`329
Sumber KPP Pratama Pematang Siantar 2017
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
A.Analisa Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran dan
Surat Paksa
Berdasarkan data dari tabel III.3 dapat dilihat bahwa jumlah Surat Ketetapan
Terbit dan Belum Lunas Rp. 9.763.243.852 sementara Ketetapan lunas tanpa
tindakan penagihan adalah Rp. Rp.1.467.218.085. Ketetapan lunas setelah dikirim
Surat Teguran adalah senilai Rp 220.260.071. Ketetapan lunas setelah disampaikan
Surat Paksa adalah senilai Rp449.397.089.Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun
2014 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp2.136.875.245.Sementara
jumlah ketetapan belum lunas adalah 7.626.368.607. Jadi persentasi pencapaian yang
lunas atas Orang Pribadi Sampai tahun 2014 adalah 21,88%
Pada tahun 2015 jenis wajib pajak Orang Pribadi terdapat Jumlah Ketetapan
Terbit dan Belum Lunas nya adalah Rp.13.774.589.330 Sementara jumlah ketetapan
lunas tanpa tindakan penagihan adalah Rp.2.768.872.237. Jumlah ketetapan lunas
setelah dikirim Surat Teguran adalah Rp.894.081.479 dan Jumlah Ketetapan Lunas
setelah dikirim Surat Paksa adalah Rp.1.584.914.318. Jadi jumlah realisasi yang
tertagih di tahun 2015 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp 5.247.868.029
Sementara jumlah Ketetapan yang Belum Lunas Adalah Rp.8.526.721.296. Jadi
persentasi pencapaian sampai tahun 2015 atas orang pribadi adalah 38.09 %
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2016 jenis wajib pajak orang pribadi dengan jumlah ketetapan
terbit dan belum lunas adalah 13.293.703.864 Sementara ketetapan lunas tanpa
tindakan penagihan adalah Rp 525.466.581. Ketetapan lunas setelah dikirim surat
teguran adalah Rp 285.614.484. Ketetapan lunas setelah disampaikan surat paksa
adalah Rp 498.011.287 Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun 2016 atas
kumulatif dari tahun sebelumnya adalah Rp.1.309.092.352 Sementara jumlah
ketetapan belum lunas adalah Rp 11.984.611.512 jadi. Persentase pencapaian sampai
tahun 2016 adalah 9,84%
Dari data persentase diatas dapat Dilihat bahwa Pencapaian Target realisasi
sampai tahun 2014 hingga 2015 mengalami kenaikan dari 21.88% hingga 38,09%
dengan jumlah surat teguran 234 lembar, surat paksa 589 lembar sampai tahun 2014
dan surat teguran 847 lembar dan 716 lembar sampai tahun 2015 . Sementara di tahun
2016 pencapaian target realisasi menurun menjadi 9,84% Dengan Jumlah surat
teguran 1907 lembar, surat paksa 829 lembar hal ini terjadi akibat kurang nya
kesadaran masyarakat untuk membayar tunggakan pajak . dalam hal ini petugas
penagihan pajak sudah mengluarkan lebih banyak surat teguran dan surat paksa dari
tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Analisa Untuk Jenis Wajib Pajak Badan
Berdasarkan data dari tabel III.4 dapat dilihat bahwa wajib pajak Badan
jumlah Surat Ketetapan Terbit dan Belum Lunas Rp.14.726.437.033 sementara
Ketetapan lunas tanpa tindakan penagihan adalah Rp. Rp.4.959.440.161. Ketetapan
lunas setelah dikirim Surat Teguran adalah senilai Rp1.982.576.986. Ketetapan lunas
setelah disampaikan Surat Paksa adalah senilai Rp.2.094.336156
Jadi jumlah
realisasi yang tertagih ditahun 2014 atas kumulatif dari tahun sebelumnya adalah
Rp.9.036.353.303. Sementara jumlah ketetapan belun lunas adalah Rp.5.690.083.730.
Jadi persentasi pencapaian yang lunas atas Orang Pribadi sampai tahun 2014 adalah
61.36%
Pada tahun 2015 jenis wajib pajak Badan terdapat Jumlah Ketetapan Terbit
dan Belum Lunas nya adalah Rp.18.427.903.546 Sementara jumlah ketetapan lunas
tanpa tindakan penagihan adalah Rp.4.286.447.263 Jumlah ketetapan lunas setelah
dikirim Surat Teguran adalah Rp.1.253.657.837 dan Jumlah Ketetapan Lunas setelah
dikirim Surat Paksa adalah Rp.2.161.101.153. Jadi jumlah realisasi yang tertagih
sampai
tahun
2015
atas
Rp.7.701.206.253Sementara
kumulatif
jumlah
dari
Ketetapan
tahun
yang
sebelumnya
Belum
Lunas
adalah
Adalah
Rp.10.726.697.293. Jadi persentasi pencapaian sampai tahun 2015 atas orang pribadi
adalah 41.79
Pada tahun 2016 jenis wajib pajak Badan dengan jumlah ketetapan terbit dan belum
lunas adalah Rp.34.253.612.753.Sementara ketetapan lunas tanpa tindakan penagihan
Universitas Sumatera Utara
adalah Rp 1.925.679.209 Ketetapan lunas setelah dikirim surat teguran adalah Rp
676.768.623.
Ketetapan
lunas
setelah
disampaikan
surat
paksa
adalah
Rp.1.469.160.074Jadi jumlah realisasi yang tertagih ditahun 2016 atas kumulatif dari
tahun sebelumnya adalah Rp.4.701.625.906 Sementara jumlah ketetapan belum
lunas adalah Rp30.182.004.847. Persentase pencapaian sampai tahun 2016 adalah
11.88%
Dari data persentase diatas dapat Dilihat bahwa Pencapaian Target realisasi
wajib pajak badan dari tahun 2014, 2015,2016 mengalami penurunan dari 61,36%
ditahun 2014 menjadi 41,79% ditahun 2015 dan 11,88% ditahun 2016, Sementara
Petugas penagihan pajak sudah mengeluarkan surat teguran 1.027 lembar, surat
paksa 565 lembar sampai tahun 2014, surat teguran menjadi 1.963 lembar, surat
paksa menjadi 1.214 lembar sampai tahun 2015 dan surat teguran menjadi 1825
lembar, surat paksa menjadi 1329 lembar sampai tahun 2016. Dalam hal ini kurang
nya kesadaran masyarakat dalam membayar tunggakan pajak masih terlihat ditahun
2014 dan 2015 karena dalam hal ini petugas penagihan pajak menerbitkan lebih
banyak surat teguran dan surat paksa di tahun 2014 dan 2015, sementara ditahun
2016 petugas pajak mengeluarkan lebih sedikit surat teguran dibanding tahun
sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
B. Kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak dalam melaksanakan Realisasi
Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan (KPP)
Pratama Pematang Siantar
Di dalam proses pelaksanaan penagihan tunggakan pajak ada beberapa kendala
yang dihadapi oleh jurusita pajak yaitu:
1. Banyaknya Surat Teguran dan Surat Paksa yang tidak sampai kepada wajib pajak
Kendala ini merupakan penyebab yang paling sering ditemui oleh pihak
jurusitapajak di lapangan. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor diantaranya
alamat wajib pajak tidak jelas/tidak ditemukan, rumah kosong, wajib pajak sudah
pindah,
1. Minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang Perpajakan.
Banyak wajib pajak yang beranggapan bahwa apabila tidak ada kegiatan usaha,
maka wajib pajak tersebut tidak perlu melapokan kewajiban perpajakannya setiap
bulan ke KPP, akibatnya wajib pajak dikenai sanksi administrasi karena tidak
melaporkan kewajiban perpajakannya tersebut dan akhirnya menjadi tunggakan
pajak bagi KPP Pratama Pematang Siantar.
2. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak kurang kooperatif
Jurusita pajak juga dihadapkan pada penanggung pajak yang tidak mau bekerja
sama ketika akan dilakukan penyitaan harta penanggung pajak. Misalnya saja
seperti menghalang-halangi kegiatan penyitaan yang akan dilakukan oleh jurusita
Universitas Sumatera Utara
pajak karena tidak mau barang-barangnya disita, tetapi di lain pihak penanggung
pajak tidak juga melunasi tunggakan pajaknya
3. Data Aset Wajib Pajak yang Kurang Lengkap
Banyak nya wajib pajak yang sering menyembunyikan aset nya sehinngga
membuat jursita harus lebih banyak mencaritahu tentang
aset wajib pajak ,
misalnya dengan mencaritahu ke kantor samsat dan badan pertanahan
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulisan dapat membuat
kesimpulan sebagai berikut ;
1. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa pada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar telah sesuai dengan UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
2. Realisai Pencapaian Pelunasan Tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Pematang Siantar adalah
a) Pada Tahun 2014, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 21,88%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 61,36%
b) Pada Tahun 2015, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 38,09%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 41,79%
Universitas Sumatera Utara
c) Pada Tahun 2016, Persentase Pencapaian Target Realisasi yang tertagih
dengan
Surat Teguran dan Surat Paksa Orang Pribadi adalah 9,84%
sedangkan untuk Wajib Pajak Badan adalah 11,88%
Dari kesimpulan diatas dapat kita ketahui bahwa tidak semua wajib pajak sadar
akan pentingnya membayar utang pajak untuk pembangunan negara maka dari itu
kinerja seksi penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama harus lebih ditingkatkan
guna mencapai target pencapaian pelunasan tunggakan pajak di KPP Pratama
Pematang Siantar
3. Kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak
dalam melaksanan Realisasi
pencapaian pelunasan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan (KPP) Pratama
Pematang Siantar
a) Banyaknya Surat Teguran dan Surat Paksa yang tidak sampai kepada
wajibpajak
b) Minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang perpajakan
c) Wajib Pajak/ Penanggung Pajak kurang kooperatif
d) Data Aset Wajib Pajak yang Kurang Lengkap
B. SARAN
1.
Sebaiknya Tindakan Penagihan dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa di KPP
Pratama Pematang Siantar agar Lebih ditingkatkan Setiap Tahunnya agar
mencapai target yang lebih Bagus dari pencapaian tahun sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
2.
Sebaiknya KPP Pratama Pematang Siantar Meningkatkan penyuluhan kepada
wajib pajak mengenai hak dan kewajiban
dalam bidang perpajakan, khususnya mengenai pelunasan tunggakan pajak
mungkin dengan cara persuasif atau mengajak melalui pendekatan-pendekatan
terhadap Wajib Pajak, akan membuat Wajib Pajak/Penanggung Pajak menjadi
jauh lebih sadar akan kewajibannya sehingga dapat mencapai target dalam
pencairan tunggakan-tunggakan pajaknya, sehingga dapat memperkecil
kesempatan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk menghindar pelunasan utang
pajak yang dimilikinya.
3. Perlunya peningkatan fungsi Pengawasan terhadap Penagihan Pajak dan
koordinasi serta kerjasama dalam pelaksanaan tugas pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar yang bertujuan untuk mengoptimalkan
penerimaan Negara.
Universitas Sumatera Utara