Peran Pemerintah Dalam Pengawasan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Kota Medan (Studi Kasus di Panti Rehabilitasi Narkoba Medan Plus, Laucih Kecamatan Medan Tuntungan ) Chapter III VI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termaksuk penelitian
Kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan objek dan fenomena yang sedang diteliti. Termaksud di
dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada di dalam variable penelitian itu
berinteraksi
satu
sama
lain
dan
apa
pula
produk
interaksi
yang
berlangsung(Siagian,2011:52).
Melalui penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu
membuat gambar keadaan atau fenomena secara sistematis dan akurat mengenai
peran pemerintah dalam pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan atau
yang dikenal dengan PSPP "Insyaf" Medan merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dar Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Departemen Sosial RI yang berdasarkan Berdasarkan KEPMENSOS RI No.
59/HUK/2003, mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
bagi korban penyalahgunaan NAPZA yang meliputi : Bimbingan mental, sosial,
fisik, dan pelatihan keterampilan praktis agar mereka mampu berperan aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, rujukan regional, pengkajian, dan penyiapan standart
34
Universitas Sumatera Utara
35
pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.3. Informan
Pada penelitian kualitatif tidak mengenal adanya sample dan populasi. Dalam
penelitian subjek penelitiannya. Adalah informan. Informan adalah orang-orang
yang dipilih untuk diwawancarai atau diobsevasi sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu guna memberi informasi, data, maupun fakta dari fenomena yang ada.
Informan yang dipilih adalah memiliki pengalaman dan merasakan langsung
dampak dari objek diteliti. Ada pun informan dalam penelitian ini dibagi atas tiga
bagian, yaitu :
3.3.1. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian adalah Kepala panti
Pamardi Putra "Insyaf" Medan atau yang dikenal dengan PSPP "Insyaf" Medan
3.3.2. informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dengan masalah
atau objek yang diteliti. Adapun informan utama dalam penelitian ini adalah
pengawas, staff pekerja di Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan.
3.3.3. informan Tambahan
Informan tambahan adalah orang yang mendapat informasi walaupun tidak
terlibat secara langsung dengan objek yang diteliti, Adapun informan tambahan
dalam penelitian ini adalah korban narkoba di pusat rehabilitasi narkoba di Panti
Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan.
Universitas Sumatera Utara
36
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian dalam
penelitian guna mengumpulkan data secara akurat adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan studi studi kepustakaan adalah proses dalam memproleh
data atau informasi yang mengangkut masalah yang akan diteliti melalui
penelaahan buku, jurnal, dan sumber tulisan lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti (Siagian,2011:206)
2. Studi lapangan studi lapangan adalah pengumpulan data atau inormasi
melalui kegiatan penelitian secara langsung turun ke lokasi penelitian
untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah penelitian tang
diteliti (Siagian,2011:206)
a.
Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati dan
mencatat segala informasi yang diproleh.
b.
Wawancara, yaitu percakapan atau Tanya jawab yang dilakukan oleh
penelitian kepada informan secara langsung atau bertatap muka muka
sehingga informan memberikan informasi yang diperlukan kepada
peneliti (Siagian,2011:207).
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelah seluruh data yang ada
dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal, serta media tulis lainnya kemudian
menelah, mempelajarinya, dan menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian
dikatagorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta
Universitas Sumatera Utara
37
membuat analisis sesuai dengan kemampuan peneliti untuk membuat suatu
kesimpulan penelitian (Meleong,2004).
Setiap data atau informasi yang diproleh dikumpulkan dalam penelitian
berupa catatan lapangan, data utama dari hasil wawancara, maupun data
penunjang lainnya dilakukan analisis data. Sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan suatu analisis data yang ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah berdirinya panti rehabilitasi Medan plus
Medan Plus adalah sebuah yayasan non pemerintah yang didirikan pada
tanggal 23 September 2003 di kota Medan. Berawal dari sebuah panti rehabilitsi
ketergantungan NAPZA, dimana 4 orang pengguna narkoba yang 3 orang
menderita HIV+ dan yang 1 HIV- berkumpul membentuk wadah untuk bisa
mendukung teman teman yang terinfeksi diluar sana agar mendapat ketenangan
dan kenyamanan serta kerahasiaan untuk saling berbagi dan saling memberi
dukungan.
Medan Plus berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih bermakna bagi
komunitas tersebut melalui program dan kegiatan pelayanan yang mudah diakses,
bermutu dan bersahabat. Pelayanan yang dimaksud antara lain adalah jasa
konsultasi layanan psikologi, kesehatan dasar dan spiritual, layanan rumah
singgah dan pendampingan, kegiatan pendidikan dan pelatihan, panti rehabilitasi
ketergantungan narkoba serta pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi.
Di tengah banyaknya persoalan kesehatan yang ada di bangsa ini, persoalan
narkoba dan HIV/ AIDS memiliki ciri khusus yang unik dan spesifik. Salah satu
diantaranya adalah isu akan cap buruk (stigma) dari masyarakat terhadap orangorang yang terlanjur terkena masalah ini. Hal ini menjadikan penanganannya
membutuhkan upaya yang kreatif, konsisten dan juga eksklusif. Kehadiran
Yayasan Medan Plus pada kehidupan seseorang yang bermasalah dengan HIV
maupun narkoba bisa dimulai dari adanya pertemuan di tempat layanan kesehatan
38
Universitas Sumatera Utara
39
(Rumah Sakit atau klinik dokter), di rumah tahanan/ penjara, dalam tempat
ibadah, di rumah dari klien itu sendiri dan bahkan di tempat khusus dimana staff
Medan Plus membuat janji pertemuan dengan calon kliennya. Upaya
pemberdayaan komunitas tersebut terus berlanjut dengan berbagai kegiatan yang
telah dirancang oleh Yayasan sendiri.
Dalam proses pemberdayaan komunitas. Medan Plus melibatkan berbagai
pihak untuk beperan serta sehingga hasil kerjanya dapat diukur dan dicapai. Peran
multi pihak sangatlah penting mengingat isu utama yang ditangani adalah
berkaitan dengan kesehatan, baik itu kesehatan secara fisik, mental, sosial dan
juga spiritual. Untuk upaya meningkatkan kesehatan fisik dilibatkan tenaga
kesehatan seperti : dokter, perawat, ahli gizi dan instruktur olah raga. Untuk
kesehatan jiwa, menggunakan tenaga konselor, baik itu konselor sebaya (orang
yang berasal dari komunitas terinfeksi HIV ataupun korban narkoba, tetapi yang
telah dilatih ketrampilan konseling dan diseleksi) serta konselor profesional
(psikolog).
Sedangkan untuk mewujudkan peningkatan kesehatan spiritual-nya Medan
Plus melibatkan peran pemuka agama untuk membuat kegiatan religi sesuai
dengan agama dari masing-masing klien. Di dalam organisasi ini peran komunitas
sangatlah penting, dimana keteladanan hidup sebagai orang yang hidup dengan
HIV/ AIDS (ODHA) dan mantan pecandu narkoba yang telah berubah serta
menjadi berdaya ditampilkan dengan sangat transparan. Kehidupan yang
bermanfaat dan perilaku positif dari komunitas kami menjadi nilai tambah dalam
upaya penanggulangan masalah HIV/ AIDS dan narkoba.
Universitas Sumatera Utara
40
Pada tahun 2006 Medan Plus membuat unit khusus yang bekerja untuk
membantu pemulihan korban penyalahguna narkoba dari masalah kecanduannya
dengan nama KLINIK PEMULIHAN ADIKSI NARKOBA MEDAN PLUS.
Dan Sejak awal berdirinya unit layanan ini. Medan Plus telah memiliki 5 buah
rumah panti rehabilitasi yang tersebar di provinsi sumatera utara dan telah
melayani lebih dari 800 korban penyalahguna narkoba baik yang mengikuti
program rawat inap maupun yang rawat jalan dengan metode metode yang telah
dijelaskan di atas.
Medan Plus adalah salah satu Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
korban penyalahguna narkoba yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kementrian
Sosial Republik Indonesia sejak tahun 2014 sampai dengan 2017. Khusus pada
Program pemulihan adiksi yang dilaksanakan Medan Plus adalah perpaduan
antara Metode Theurapeutic Community (TC) dengan Metode 12 Steps ( 12
Langkah) dengan durasi rawatan untuk rawat jalan minimal 3 bulan dan untuk
rawat inap minimal 6 bulan.
Adapun Pedoman pelayanan yang kami terapkan mendorong adanya peran
serta banyak pihak dalam menangani para kliennya. Selama ini Medan Plus terus
berperan dalam upaya penanggulangan narkoba dan HIV/ AIDS di Sumatera
Utara, maka dari itu kerja sama yang baik dengan berbagai pihak pun terus
ditingkatkan.
Mengembangkan layanan pemulihan adiksi yang professional untuk korban
narkoba menuntut perhatian dengan seksama di setiap kegiatannya. Serta Menjadi
komitmen bersama bagi seluruh staff dan relawan yang terlibat dalam yayasan
untuk mengembangkan Yayasan ini dengan tujuan agar dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
41
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya korban penyalahguna
narkoba.
Sampai dengan awal pertengahan tahun 2017, Medan Plus mengelola 5 (lima)
panti rehabilitasi narkoba yang berada di Sumatera Utara antara lain sebagai
berikut :
1. Medan Plus I di Jl. Jamin Ginting Pasar VII no.45 Kelurahan Beringin
Kecamatan Medan Selayang Kotamadya Medan, Prov. Sumatera Utara
2. Medan Plus II di Jl. Jenderal Sudirman Lorong Murni Kelurahan Perdamaian
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, Prov. Sumatera Utara
3. Medan Plus III di Jl. Nabung Surbakti No. 88 Kecamatan Kaban Jahe.
Kabupaten Karo, Prov. Sumatera Utara
4. Medan Plus IV di Jl. Jamin Ginting Km. 13 Kelurahan Laucih Kecamatan
Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Prov. Sumatera Utara
5. Medan Plus V di Jl. Teratai No. 99 Kecamatan. Binjai Utara Kotamadya
Binjai. Prov. Sumatera Utara
Dengan adanya beberapa tempat tersebut maka Medan Plus memiliki
kapasitas pelayanan kepada klien program rawat inap sebanyak 300 klien dan
untuk program rawat jalan sebanyak 250 Klien. Kemampuan ini juga didukung
dengan adanya bantuan dari Kementrian Sosial berupa pendanaan dan penyediaan
sumber daya manusia yang terdiri dari Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS),
Pekerja Sosial (Peksos) dan Konselor Adiksi (KA).
Universitas Sumatera Utara
42
4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Yayasan
4.2.1 Visi Panti Rehabilitasi Medan plus
Menghapuskan
stigma
dan
diskriminasi
terhadap
ODHA
dan
Korban
Penyalahguna Narkoba
4.5.2
Misi Panti Rehabilitasi Medan plus
1. Meningkatkan mutu hidup ODHA dan Korban Penyalahguna Narkoba
2. Mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi ODHA dan
Korban
Penyalahguna narkoba dengan adanya masyarakat yang peduli
terhadap persoalan mereka
4.2.3 Tujuan Panti Rehabilitasi Medan plus
1. Memberikan pelayanan, kepada Klien ODHA dan Korban Penyalahguna
Narkoba.
2. Memberikan pelatihan ketrampilan bagi klien sebagai bekal ketika kembali ke
masyarakat
3. Membekali klien dengan pembinaan biopsikososial spiritual sehingga menjadi
insan yang beriman dan bermanfaat bagi keluarga dan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Struktur Organisasi
DIREKTUR
MANAGER KEUANGAN
DAN ADMINITRASI
MEDIS
EBAN TOTONTA KABAN, SE
KONSULTAN
Dr.Nurfitri
Amafia
PROGRAM MANAGER
ASISTEN PSIKOLOG
SYLVIA PUTRI
M.KHALISSUL SURYA . S.Pd
HADIYANTO
RISA INDRI BARUS S.Psi
ADMINITRASI
ASISTEN MANAGER
RELIGION
KEUANGAN
MUSLIM
Usatzd.MHD.AB
ICHA DECORY. S.S
DOUDIE SETIAWAN
TEAM A
FITRA ANUGRAH
TEAM B
AHMAD LUTHFI
SYAPUTRA
NASRANI
Pdt.Tulus
Marbun
PENUNJANG PROGRAM
AHMAD GANDHI BATUBARA
ABDUL MUIS SIREGAR
MHD.EDDY DIANTORO
43
MANASE SEMBIRING
MHD. FAISAL
Sumber data primer Medan Plus Laucih
Universitas Sumatera Utara
44
4.4 Bentuk pelayanan Panti Rehabilitasi Medan plus
Gambaran (skema) umum layanan yang diberikan terhadap para
korban penyalahguna narkoba baik dalam metode rawat inap dan rawat
jalan.
Program intensif (Rawat Inap) :
A. Penerimaan
B. Screening
C. Asessment
D. Pelaksanaan individual konseling
E. Group theraphy
F. Kurikulum group bertema :
a. Pengenalan Adiksi dan permasalahannya
b. Pemahaman apa itu pemulihan dan rehabilitasi
c. Pencegahan kekambuhan
d. Kesehatan spiritual
Program Non Intensif (Rawat Jalan) :
a. Penjangkauan
b. Penerimaan
c. Screening
d. Asessment
e. Pelaksanaan Individual Konseling
f. Group Therapy
g. Kurikulum group bertema
e. Social skill
Universitas Sumatera Utara
45
f. Relapse prevention
Medan Plus menggunakan berbagai perangkat seperti pengisian form
Addiction Severity Index (ASI) form WHOQoL, BBQV-TRACK dan
perangkat – perangkat lain yang dipergunakan untuk melihat kemajuan klien
dalam menjalani program pemulihannya.
4.5 SDM dan Fasilitas
Berdiri Sejak tahun 2017 dan ini fasilitas ke – 5 yang kita miliki Adapun
fasilitasi ini Memiliki kapasitas untuk 30 klien rawat inap dan rawat
jalan. Rumah ini dilengkapi dengan berbagai sarana, antara
A. Ruangan untuk staf dan kerja terdiri dari :
a. Ruangan Admin/ Kantor
b. Ruangan
untuk
Asesmen,
Konseling
dan
Spotcheck/
Pemeriksaan
c. Ruangan Aula/ Serbaguna/ Kebaktian
d. Ruangan Tamu
e. Ruangan Data dan Arsip
f. Musholla
g. Kamar Mandi
h. Dapur
B. Kamar untuk klien dan layanan :
a. Kamar ukuran besar (kapasitas untuk … orang),
b. Kamar ukuran kecil (kapasitas per kamar … orang),
c. Kamar mandi,
Universitas Sumatera Utara
46
d. Ruang makan,
e. Ruang Perpustakaan / Computer, Ruang santai
C. Tipe klien yang dilayani untuk rawat inap dan rawat jalan adalah
anak/ remaja dengan usia dibawah 20 tahun
Kapasitas layanan untuk rawat inap
: 30 klien
Kapasitas layanan untuk rawat jalan
: 10 klien
\
Universitas Sumatera Utara
47
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini membahas mengenai data-data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan di lapangan melalui observasi dan wawancara
mendalam dengan informan. Penelitian berhasil mengumpulkan berbagai
data informasi mengenai peran pemerintah dalam pengawasan pusat
rehabilitasi di kota medan terkhususnya di pusat rehabilitasi narkoba di
Medab Plus laucih. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut :
1. Melakukan wawancara dengan informan dalam proses penelitian.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Informan kunci, yaitu: Kepala panti rehabilitasi narkoba Medan
Plus, laucih.
b. Informan utama, yaitu: pengawas, staf pekerja di Panti
rehabilitasi narkoba Medan Plus, laucih.
c. Informan tambahan,yaitu: korban narkoba di panti rehabilitasi
narkoba Medan Plus, laucih.
2. Melakukan pengamatan atau observasi partisipasi di pusat
rehabilitasi narkoba Medan Plus, laucih.
3. Mengumpulkan dokumentasi berupa gambar di lokasi penelitian.
47
Universitas Sumatera Utara
48
5.2 Hasil temuan
5.2.1 informan kunci
1. Nama
: Hadiyanto
2. Usia
: 33 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: Kristen
5. Suku
: Makasar
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: Program manager
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother Hadiyanto di Medan
Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
kecamatan medan tuntungan. Beliau sedang duduk santai dengan rekanrekannya di tempat biasa mereka berkumpul. Penelitian membuka
percakapan dengan brother hadiyanto membahas mengenai panti rehabilitasi
narkoba di medan plus, laucih. Penelitian terlebih dahulu bertanyak tentang
apa yang melatar belakangi untuk mendirikan panti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ Yang melatar belakangi awalnya ada rasa kepedulian
terhadap korban yang berhak berkesempatan untuk berubah
menjadi lebih baik dari sebelumnya, pengguna yang semakin
banyak tiap tahunnya yang dikarenakan masalah narkoba, yang
sudah merajalela di Negara kita ini, dari hal tersebut saya
berminat membangun panti rehabilitasi narkoba medan plus,
awalnya medan plus berada di jalan pasar Vii, padang bulan
dan saat ini medan plus sudah membuka cabang-cabang antara
lain cabang medan plus laucih, cabang medan plus cabang
binjai, medan plus cabang kabanjahe, dan medan plus cabang
stabat”.
Universitas Sumatera Utara
49
Penelitian kemudian lagi menanyakkan tentang bagaimana sejarah panti
rehabilitasi narkoba medan plus, laucih dalam menangani masalah
penyalahgunaan narkoba.
“ Medan plus, laucih baru berdiri tahun 2017 yang bercabang
dari medan plus pasar Vii, padang bulan medan, pada tanggal
23 September 2003 di kota Medan. Berawal dari sebuah panti
rehabilitsi ketergantungan NAPZA, dimana 4 orang pengguna
narkoba yang 3 orang menderita HIV+ dan yang 1 HIVberkumpul membentuk wadah untuk bisa mendukung teman
teman yang terinfeksi diluar sana agar mendapat ketenangan
dan kenyamanan serta kerahasiaan untuk saling berbagi dan
saling memberi dukungan.
Medan Plus berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih
bermakna bagi komunitas tersebut melalui program dan kegiatan
pelayanan yang mudah diakses, bermutu dan bersahabat.
Pelayanan yang dimaksud antara lain adalah jasa konsultasi
layanan psikologi, kesehatan dasar dan spiritual, layanan rumah
singgah dan pendampingan, kegiatan pendidikan dan pelatihan,
panti rehabilitasi ketergantungan narkoba serta pemberian
bantuan pemberdayaan ekonomi”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apakah panti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih yang anda bangun ini memiliki izin layak beroperasi dari
dinas sosial kota medan.
“ Semua medan plus memiliki izin dari dinas sosial kota medan, izin
itu sangat diutamakan itu syarat mendirikan pusat – pusat
rehabilitasi sosial”.
Kemudian peneliti menayakan dari mana saja izin medan plus mendirikan
pusat rehabilitasi narkoba.
“ izin medan plus laucih ada izin dari Dinas sosial kota medan, izin
BNN kota medan, izin kelurahan medan tuntungan, izin camat
medan tuntungan:.
Penelitian kemudian menayakan tentang dari mana dana untuk mendirikan
panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
Universitas Sumatera Utara
50
“ Dana yang medan plus dapatkan dari hasil swadaya yang
dilakukan medan plus dan dari bantuan individu yang peduli dengan
medan plus, maupun dari lembaga – lembaga yang peduli terhadap
medan plus”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang kalau boleh saya tahu berkisar
berapa bantuan dari lembaga – lembaga yang peduli dengan medan plus,
laucih dan lembaga – lembaga mana saja yang peduli dengan medan plus.
“ Kalau masalah berapa besar bantuan dari lembaga – lembaga
yang peduli dengan medan plus berkisar Rp 1000.000 itu pun
bantuannya dulu kalau sekarang bantuan itu sudah jarang datang,
lembaga – lembaga yang peduli dengan medan plus ada lembaga
yang berasal dari instansi – instansi pemerintah yang dibidang
sosial”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang bagaimana peran pemerintah
dinas sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih.
“ menurut saya peran pemerintah dinas sosial masih kurang
efektif terhadap medan plus, mungkin juga dengan panti - panti
rehabilitasi sosial yang lainnya”. Pemerintah kurang dalam
pengawasan pusat- pusat rehabilitasi karena pemerintah jarang
turun ke lapangan melihat langsung bagaimana pusat- pusat
rehabilitasi sosial”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apakah pemerintah dinas sosial
berperan aktif dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di medan plus,
laucih.
“ gimana saya menjelasinya ke kamu, dulunya si aktif pemerintah
dinas sosal berperan itu pun disaat merintisnya medan plus tapi
yang sekarang ini kurang aktif, bagaimana aktif kalau pemerintah
jarang turun ke lapangan melihat pusat rehabilitasi narkoba secala
langsung”.
kemudian saya menayakan tentang yang anda bilang barusan dulunya aktif,
kalau saya boleh tahu dulunya apa saja peran pemerintah dinas sosial di
medan plus
Universitas Sumatera Utara
51
“ peran pemerintah dinas sosial dulu di medan plus, pemerintah
setiap sebulan sekali berkunjung ke medan plus, pemerintah
menayakan masalah – masalah yang ada di medan plus dan
pemerintah dinas sosial memberi bantuan berupa barang ke medan
plus”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang bagaimana sikap pemerintah
dinas sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di medan plus,
laucih.
“ sikap pemerintah dinas sosial biasa saja saya lihat dalam
pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di medan plus bagaimana
sikap kalau pemerintah jarang turun ke lapangan melihat pusat
rehabilitasi narkoba”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apa saja aktivitas sehari - hari
klien dalam panti rehabilitasi medan plus, laucih.
“ Aktivitas disini banyak mulai dari bangun pagi sampai malam
kegiatan klien padat jadwal yang sudah tersusun dalam jadwal
sesi kegiatan antara lain sesi yang dilakukan setiap pagi sampai
malam sesi ibadah, sesi olahraga, makan, istirahat, sesi
seminar, kebersihan diri dan kebersihan lingkungan setiap
aktivitas itu dilakukan sampai klen bias menjadi berubah seperti
orang lain”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apabila ada orang yang mau
direhabilitasi dipanti rehabilitasi medan plus, laucih, namun orang tersebut
tidak memiliki dana untuk pembayaran rehabilitasi, bagaimana kebijakan
brother dalam hal tersebut.
“ kami tidak mempermasalahkan dana untuk di rehab , medan
plus tetap menerima klien tersebut, dengan biaya semampu
pihak bersangkutan, tetapi bukan dikatakan gratis melainkan
tetap membayar semampu dan sebisa pihak yang
bersangkutan”.
Universitas Sumatera Utara
52
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apakah pernah ada bantuan
berupa barang maupun materi dari dinas sosial kota medan kepada panti
rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ masalah bantuan si ada tapi dulu kalau sekarang ini bantuan dari
pemerintah dinas sosial sampai saat ini belum ada mendapat
bantuan dari pemerintah dinas sosial kota medan”.
Kemudian peneliti menayakan kenapa bantuan sekarang ini dari pemerintah
dinas sosial ke panti rehabilitasi medan plus tidak mendapat bantuan lagi.
“ kalau masalah itu saya kurang tahu kepastiannya mungkin
apakah pemerintahnya tidak pedulikah atau mungkinada masalah
pengelapan dana( korupsi ) kan kita tidak tahu hanya mereka yang
tahu dek”.
Penelitian kemudian menayakan tentang bagaimana model penanganan
sosial bagi pengguna narkoba dipanti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih
“ Melalui model kegiatan konseling, model terapi sosial komunitas,
model peningkatan ilmu pengetahuan dan model keterampilan
hidup, serta model pendalaman agama”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang banyak kita ketahui kejadian
kekerasan dan penyiksaan hingga memakan korban dalam panti – panti
rehabilitasi narkoba, menurut bagaimana respon brother dalam kejadian
tersebut, selaku kepala panti di medan plus, laucih.
“ saya sangat prihatin dalam kejadian tersebut pembunuh tidak
memiliki nilai kemanusiaan, seenaknya aja menyiksa sampai
meninggal dunia, orang di rehabilitasi tujuannya untuk
merubah hidupnya menjadi lebih baik bukan untuk disiksa
seperti binatang”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apakah ada mantan rehabilitasi
narkoba medan plus, laucih sekarang ini menjadi orang sukses.
Universitas Sumatera Utara
53
“ Ada, mantan dari sini kebanyakan menjadi pengusaha yang
sudah sukses itulah sekarang banyak masyarakat beranggapan
orang pengguna narkoba sampah, tidak ada lagi masa
depannya semua itu salah tidak semua manusia itu sama, kami
dari medan plus ingin merubah semua stigma – stigma
masyarakat terhadap pengguna narkoba”.
Penelitian kemudian menayakan tentang bagaimana respon masyarakat
sekitar terhadap panti rehabilitasi narkkoba medan plus, laucih.
“ Sampai saat ini medan plus cukup baik di mata masyarakat”.
5.3 Hasil temuan
5.3.1 informan Utama
1. Nama
: Dodie Setiawan
2. Usia
: 31 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: Muslim
5. Suku
: Jawa
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: Asisten manager
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother Dodie Setiawan di
Medan Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
kecamatan medan tuntungan. Brother dodie setiawan adalah seorang asisten
manager yang dipercayai oleh brother Hadiyanto dalam setiap tugas dan
tanggung jawab dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih. Beliau
sedang duduk santai dengan brother hadiyanto di tempat biasa mereka
berkumpul. Peneliti menghampiri brother dodie setiawan dan brother dodie
pun mengajak peneliti untuk pindah tempat ke sebuah ruangan dimana
Universitas Sumatera Utara
54
ruangan tersebut tempat bro dodie
istirahat setelah di dalam ruangan
Penelitian membuka percakapan dengan brother Dodie Setiawan dan
menayakan tentang berapa lama anda bekerja dipanti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ saya bekerja di medan plus awalnya di medan plus di pasar
VII padang bulan medan, saya bekerja sudah 2 tahun lebih,
dan saya diutus oleh brother EBAN TOTONTA KABAN, beliau
selaku direktur medan plus meminta saya pindah ke medan plus
cabang laucih sebagai asisten manager sampai saat ini”.
Peneliti kemudian menayakan tentang apa kendala dalam panti rehabilitasi
narkoba di medan plus, laucih.
“ semenjak saya pindah dari medan plus pasar VII, padang
bulan medan ke cabang medan plus, laucih tidak ada kendala,
karena di medan plus dengan semampu dan sebisa mungkin
melaksanakan segala tugas – tugas yang sudah diterapkan”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang apa saja aktivitas sehari – hari
klien di dalam panti rehanilitasi narkoba medan plus, laucih.
“Aktivitas disini banyak mulai dari bangun pagi sampai malam
kegiatan klien padat jadwal yang sudah tersusun dalam jadwal
sesi kegiatan antara lain sesi yang dilakukan setiap pagi
sampai malam sesi ibadah, sesi olahraga, makan, istirahat,
sesi seminar, kebersihan diri dan kebersihan lingkungan,
mengikuti program sesuai daily schedule yang sudah ada”.
Peneliti juga menayakan tentang banyak kita ketahui kejadian kekerasan dan
penyiksaan hingga memakan korban dalam panti – panti rehabilitasi
narkoba, menurut bagaimana respon brother dalam kejadian tersebut, selaku
kepala panti di medan plus, laucih.
“ saya sangat disayangkan karena terapi rehabilitasi tidak
harus menggunakan fisik/kekerasan apa lagi sempat ada
korban meninggal maupun cidera, orang di rehabilitasi
tujuannya untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik bukan
untuk disiksa seperti binatang, semogah dari kejadian ini tidak
ada lagi kasus – kasus kekerasan dalam panti rehabilitasi
dimana pun berada”.
Universitas Sumatera Utara
55
Peneliti kemudian menayakan tentang bagaimana peran pemerintah dinas
sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ menurut saya peran pemerintah dinas sosial masih kurang
efektif terhadap medan plus, mungkin juga dengan panti - panti
rehabilitasi sosial yang lainnya”. Pemerintah kurang dalam
pengawasan dan pembinaan pusat- pusat rehabilitasi karena
pemerintah jarang turun/ meninjau langsung ke lapangan
bagaimana pusat- pusat rehabilitasi sosial apah pusat
rehabilitasi berjalan dengan aturan atau melanggar hukum”.
Peneliti juga menayakan tentang apakah pernah ada kejadian klien kabur
dari panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ kalau masalah kabur dari sini pernah ada tapi itu waktu klien
rindu keluarganya dan kekasihnya”.
Penelitian menayakan lagi tentang klien kabur, apa tindakan pihak medan
plus dalam penanganan klien kabur.
“ tindakan kami selaku penanggung jawab di tempat ini , kami
akan segera menghubungi pihak keluarga yang bersangkutan
dengan klien, setelah kami menghubungi kami akan
menjemput kembali klien dan membawa klien ke medan plus
kembali, kami akan konseling dengan klien apa yang melatar
belakangi klien tersebut kabur meninggalkan panti rehabilitasi
, setelah klien menjelaskannya kami akan memberi solusi
terhadap klien , dan kami memberi saksi akibat prilaku klien
tersebut , saksi kami beri yaitu klien membersikan lingkungan
dipanti rehabilitasi , dan membuat perjanjian ke klien agar
tidak terulang kejadian tersebut”.
Peneliti kemudian menayakan tentang bagaimana cara anda menangani
klien yang statusnya terjangkit penyakit HIV/AIDS.
“ cara kami pertama kali kami akan merujuk klien untuk berobat ke
rumah sakit agar dapat di obati dan diberi obat demi kesembuhan
klien”.
“ cara kami kedua kami akan meninjau bagaimana
perkembangan klien, kondisi klien apakah klien kondisinya
membaik atau klien makin parah sakinya”.
Universitas Sumatera Utara
56
“ cara kami ketiga kami akan menjaga jam obat, agar klien tidak lupa
dengan jam obatnya”.
“cara kempat kami akan menyuruh klien berolaraga agar tubuh klien
sehat bugar dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan
penyakit yang dideritanya”.
Peneliti juga menayakan tentang bagaimana tindakan anda menangani jika
ada klien yang sedang sakaw dipanti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih.
“ masalah sakaw kami akan memisahkan klien dari klien – klien
lainnya agar klien yang sedang sakaw akan cepat sadar, dan
kami akan memberi klien minum air dingin agar klien cepat
sadar, apabila klien tidak kunjung sadar kami terpaksa
membawa klien referral ke dokteragar klien dapat sadar ,
masalah sakaw sekarang ini sakaw tidak ada lagi, stigma –
stigma masyarakat dalam hal sakaw itu hanya omongan yang
membuat citra klien dipandang sebelah mata, ini zaman
modern canggih , hal seperti sakaw,dan sebagainya itu tidak
ada lagi”.
5.4 Hasil temuan
5.4.1
informan tambahan
1. Nama
: Andreas Aritonang
2. Usia
: 18 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: kristen
7. Pekerjaan
: belum ada
8. pendidikan
: SMA
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother andreas aritonang di
Medan Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
Universitas Sumatera Utara
57
kecamatan medan tuntungan. Brother andreas aritonang adalag seorang
klien pecandu narkoba yang di rehabilitasi di medan plus, laucih.
Peneliti melihat brother andreas aritonang sedang berolahraga dengan
klien – klien lainnya, peneliti menghampiri brother andreas aritonang
sesampai di lapangan olahraga peneliti langsung memberi salam manis
kepada brother andreas dan disambut dengan seyuman, peneliti langsung
mengajak brother andreas aritonang ke ruangan santai( serba guna ), peneliti
langsung membuka percakapan dan bertanyak ke brother andreas aritonang
tentang berapa lama anda dipanti narkoba medan plus, lauci.
“ saya masuk di rehab tanggal 25 febuari 2017 sampai
sekarang, kalau masalah berapa lama ssaya belum tahu itu
tergantung pihak keluarga saya, pihak keluarga yang
memasukan saya di tempat ini”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang apa penyebab anda bisa sampai
dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ penyebab saya disini karna saya punya kasus pemakai
narkoba bro dan dorongan orang tua saya bro saya di rehab
di medan plus , saya pernah direhab di medan plus pasar VII
padang bulan, medan saya lama direhab saya kemarin itu 7
bulan bro, dan saya dipindai dari sana ke sini”.
Peneliti juga menayakan kepada bro andreas aritonang jenis obat/barang apa
yang anda konsumsi dan darimana anda mendapatkannya.
“ saya mengkonsumsi narkoba jenis shabu, ganja, tramadol,
distro
Saya mendapat barang tersebut awalnya dari kawan sepermainan
yang mengajak saya memakai narkoba itu bersama kawan – kawan
yang lain”.
Peneliti kemudian menayakan tentang berapa lama anda mengkonsumsi
obat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
58
“ saya mengkonsumsi narkoba sudah 5 tahun dari saya masih
SMP hingga SMA dari tingkah laku saya itu sampai saya di
rehab disini”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang darimana anda mendapatkan
obat/ barang tersebut.
“ saya mendapatkan itu dari kawan dan dari lingkungn bro,
lingkungan saya disana masalah mengkonsumsi narkkoba itu
hal yang biasa bro karna dsana anak – anak muda/i
kebanyakan sudah mengkonsumsi narkoba jangan heran bro
disana”.
Peneliti langsung menaayakan lagi tentang Bagaimana krinologi anda bisa
terjerumus kedalam narkoba.
“ saya pertama kali menggunakan dan mengkonsumsi narkoba
karna melihat kawan – kawan sepermainan saya semua
memakai narkoba dan saya di tawari oleh kawan saya untuk
memakai narkoba bersama mereka, awalnya pertama gratis
sampai saya ingin memakainya lagi dan saya kecandu ke
barang tersebut bro saya berpikir dan mencari cara
bagaimana mendapatkan barang tersebut harga shabu saya
beli dengan paket ukuran ada yang paket 50 -100 dan ada
juga paket besar hingga 250 sampai jutaan, distro saya beli
per butir dengan harga 1000 per butir, hanya tramadol 1
papan dengan harga 7000”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang bagaimana respon orang – orang
disekitar anda.
“ biasa saja, di sana bro hal – hal seperti memakai narkoba
itu di lingkungan saya sudah dianggap biasa saja seperti
tidak terjadi apa – apa karna keluarga saya seorang pendeta
di gereja jadi saya di mata masyarakat tidak dilihat seperti
pecandu atau pemakai narkoba”.
Peneliti juga menayakan tentang bagaimana respon keluarga anda
terhadap anda.
“ respon keluarga saya ke saya mereka mulai risih dengan
keberadaan saya di lingkungan keluarga karna tingkah laku
Universitas Sumatera Utara
59
saya yang sudah keluar dari jalur atau mencuri barang –
barang yang berada di rumah saya”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang menurut anda bagaimana peran
pemerintah dinas sosial terhadap pengawasan dipanti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ saya tidak tahu apa saja peran pemerintah bro karna saya
disini hanya sebagai klien yang di rehabilitas, pemerintah
dinas sosial semenjak saya disini tidak pernah datang
berkunjung, mungkin karena saya di medan plus, laucih ini
baru pindah”.
5.5 Analisa Data Informan
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin
banyak saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari
- hari dalam masyarakat. Diantara fenomena tersebut seperti fenomena
dibidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang politik, dan bidang hukum.
peranan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu sekumpulan
tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin &
Allen, 1968: Biddle & Thomas, 1966). Implikasi dari teori peran adalah
jika kita memiliki informasi tentang role expectations untuk suatu posisi
tertentu, maka kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna
dari orang yang melaksanakan posisi itu.
Teori peran telah mengarahkan kepada studi tentang proses pengolahan
kesan (impression management), yaitu suatu bidang yang mempelajari cara
bagaimana orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif
tentang dirinya (Schlenker,1970).
Universitas Sumatera Utara
60
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama
dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih peneliti mendapat informasi
dari ke 3 informan, yakni informan kunci, informan utama, dan informan.
Dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
kepada
informan kunci Brother Hadiyanto, bahwasannya beliau
mengatakan peran pemerintah dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba
di kota medan, terutama di medan plus, laucih masih kurang efektif untuk
saat ini pemerintah dinas sosial tidak melihat melihat secara langsung turun
ke lapangan bagaimana situasi dan tempat rehabilitasi narkoba.
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan oleh
peneliti kepada informan utama Brother Dodie Setiawan, beliau juga sama
seperti brother hadiyanto bahwasannya beliau mengatakan peran pemerintah
dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di kota medan, terutama di
medan plus, laucih masih kurang efektif, kurang melihat langsung secara
turun ke lapangan bagaimana situasi dan tempat rehabilitasi narkoba.
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan oleh
peneliti kepada informan tanbahan Brother Andreas Aritonang, brother
Andreas mengatakan bahwasannya dirinya tidak mengetahui peran
pemerintah dalam pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan,
terkhususnya di medan plus, laucih beliau hanya seorang klien yang di
rehab di panti rehabilitasi medan plus, lacih. Dari ke 3 hasil observasi
lapangan
Universitas Sumatera Utara
61
Peneliti mengatagorikan peran pemerintah tersebut ke dalam proses
pengolahan kesan (impression management), yaitu suatu bidang yang
mempelajari cara bagaimana orang-orang mencoba membentuk kesan
spesifik dan positif tentang dirinya (Schlenker,1970).
Universitas Sumatera Utara
62
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia
pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat
membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkotika adalah zat
yang
dipergunakan
untuk
kepentingan
pelayanan
kesehatan
dan
pengembangan ilmu kesehatan.
Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu
para penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang
memerlukan pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik
psikologis, dan sosial yang maksimal. pusat – pusat rehabilitasi narkoba di
kota medan saat ini masih ada yang tidak memiliki izin beroperasi dari
pemerintah dinas sosial yang tetap beroperasi walau tidak memiliki izin
tersebut. Pemerintah dinas sosial masih kurang berperan dalam pengawasan
pusat rehabilitasi di kota medan terutama dipanti rehabilitasi narkoba medan
plus, laucih. Pemerintah dinas sosial kurang efektif turun dan meninjau
pusat – pusat rehabilitasi narkoba di kota medan , sehingga banyak orang
seenaknya menndirikan panti rehabilitasi tanpa ada izin kelayakan
beroperasi dari dinas sosial kota medan. Dari hal tersebut sekrang ini banyak
pusat – pusat rehabilitasi melakukan kriminalitas terhadap klien – klien
yang di pusat rehabilitasi tersebut sehingga memakaan jiwa korban, contoh
62
Universitas Sumatera Utara
63
garis besarnya dipanti rehabilitasi narkoba kasih anugrah bangsa yang
sekarang ini ditutup secara paksa oleh pihak berwajib, yang dikarenakan
oleh panti tersebut tidak memiliki izin beroperasi, system di dalam panti
tersebut masih menggunakan kekerasan secara fisik maupun mental yang
dianggap tidak manusiawi oleh orang lain.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang di paparkan diatas, maka terdapat
beberapa saran penulis sebagai berikut :
1. Sebagai kebaikan agar ada perubahan dan tidak ada lagi permasalah
mengenai tempat rehabilitasi yang tidak memiliki izin dari
pemerintah pemerintah Dinas Sosial harus turun dan meninjau
kembali pusat – pusat rehabilitasi narkoba dikota medan, apabila
pusat rehabilitasi tidak memiliki izin atau tidak layak beroperasi
pemerintah dinas sosial harus memberi kebijakan berupa sanksi
kepada pusat rehabilitasi yang ada di kota medan.
2. Begitu juga kepada pusat rehabilitasi narkoba di kota medan yang
tidak atau belum memiliki izin dari pemerintah segera agar di urus ,
dan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan melakukan segala
aktivitas atau kegiatan menurut ketentuan yang sudah diterapkan di
masing – masing tempat rehabilitasi narkoba, jangan seenaknya
menghakimidan melakukan kekerasan terhadap klien karna klien
juga manusia sama seperti kita dan pusat rehabilitasi bukan tempat
untuk penyiksaan, kekerasan fisik maupun mental melainkan tempat
pemulihan menjadi kembali semula.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termaksuk penelitian
Kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan objek dan fenomena yang sedang diteliti. Termaksud di
dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada di dalam variable penelitian itu
berinteraksi
satu
sama
lain
dan
apa
pula
produk
interaksi
yang
berlangsung(Siagian,2011:52).
Melalui penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu
membuat gambar keadaan atau fenomena secara sistematis dan akurat mengenai
peran pemerintah dalam pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan atau
yang dikenal dengan PSPP "Insyaf" Medan merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dar Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Departemen Sosial RI yang berdasarkan Berdasarkan KEPMENSOS RI No.
59/HUK/2003, mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
bagi korban penyalahgunaan NAPZA yang meliputi : Bimbingan mental, sosial,
fisik, dan pelatihan keterampilan praktis agar mereka mampu berperan aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, rujukan regional, pengkajian, dan penyiapan standart
34
Universitas Sumatera Utara
35
pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.3. Informan
Pada penelitian kualitatif tidak mengenal adanya sample dan populasi. Dalam
penelitian subjek penelitiannya. Adalah informan. Informan adalah orang-orang
yang dipilih untuk diwawancarai atau diobsevasi sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu guna memberi informasi, data, maupun fakta dari fenomena yang ada.
Informan yang dipilih adalah memiliki pengalaman dan merasakan langsung
dampak dari objek diteliti. Ada pun informan dalam penelitian ini dibagi atas tiga
bagian, yaitu :
3.3.1. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian adalah Kepala panti
Pamardi Putra "Insyaf" Medan atau yang dikenal dengan PSPP "Insyaf" Medan
3.3.2. informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dengan masalah
atau objek yang diteliti. Adapun informan utama dalam penelitian ini adalah
pengawas, staff pekerja di Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan.
3.3.3. informan Tambahan
Informan tambahan adalah orang yang mendapat informasi walaupun tidak
terlibat secara langsung dengan objek yang diteliti, Adapun informan tambahan
dalam penelitian ini adalah korban narkoba di pusat rehabilitasi narkoba di Panti
Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan.
Universitas Sumatera Utara
36
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian dalam
penelitian guna mengumpulkan data secara akurat adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan studi studi kepustakaan adalah proses dalam memproleh
data atau informasi yang mengangkut masalah yang akan diteliti melalui
penelaahan buku, jurnal, dan sumber tulisan lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti (Siagian,2011:206)
2. Studi lapangan studi lapangan adalah pengumpulan data atau inormasi
melalui kegiatan penelitian secara langsung turun ke lokasi penelitian
untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah penelitian tang
diteliti (Siagian,2011:206)
a.
Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati dan
mencatat segala informasi yang diproleh.
b.
Wawancara, yaitu percakapan atau Tanya jawab yang dilakukan oleh
penelitian kepada informan secara langsung atau bertatap muka muka
sehingga informan memberikan informasi yang diperlukan kepada
peneliti (Siagian,2011:207).
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelah seluruh data yang ada
dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal, serta media tulis lainnya kemudian
menelah, mempelajarinya, dan menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian
dikatagorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta
Universitas Sumatera Utara
37
membuat analisis sesuai dengan kemampuan peneliti untuk membuat suatu
kesimpulan penelitian (Meleong,2004).
Setiap data atau informasi yang diproleh dikumpulkan dalam penelitian
berupa catatan lapangan, data utama dari hasil wawancara, maupun data
penunjang lainnya dilakukan analisis data. Sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan suatu analisis data yang ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah berdirinya panti rehabilitasi Medan plus
Medan Plus adalah sebuah yayasan non pemerintah yang didirikan pada
tanggal 23 September 2003 di kota Medan. Berawal dari sebuah panti rehabilitsi
ketergantungan NAPZA, dimana 4 orang pengguna narkoba yang 3 orang
menderita HIV+ dan yang 1 HIV- berkumpul membentuk wadah untuk bisa
mendukung teman teman yang terinfeksi diluar sana agar mendapat ketenangan
dan kenyamanan serta kerahasiaan untuk saling berbagi dan saling memberi
dukungan.
Medan Plus berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih bermakna bagi
komunitas tersebut melalui program dan kegiatan pelayanan yang mudah diakses,
bermutu dan bersahabat. Pelayanan yang dimaksud antara lain adalah jasa
konsultasi layanan psikologi, kesehatan dasar dan spiritual, layanan rumah
singgah dan pendampingan, kegiatan pendidikan dan pelatihan, panti rehabilitasi
ketergantungan narkoba serta pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi.
Di tengah banyaknya persoalan kesehatan yang ada di bangsa ini, persoalan
narkoba dan HIV/ AIDS memiliki ciri khusus yang unik dan spesifik. Salah satu
diantaranya adalah isu akan cap buruk (stigma) dari masyarakat terhadap orangorang yang terlanjur terkena masalah ini. Hal ini menjadikan penanganannya
membutuhkan upaya yang kreatif, konsisten dan juga eksklusif. Kehadiran
Yayasan Medan Plus pada kehidupan seseorang yang bermasalah dengan HIV
maupun narkoba bisa dimulai dari adanya pertemuan di tempat layanan kesehatan
38
Universitas Sumatera Utara
39
(Rumah Sakit atau klinik dokter), di rumah tahanan/ penjara, dalam tempat
ibadah, di rumah dari klien itu sendiri dan bahkan di tempat khusus dimana staff
Medan Plus membuat janji pertemuan dengan calon kliennya. Upaya
pemberdayaan komunitas tersebut terus berlanjut dengan berbagai kegiatan yang
telah dirancang oleh Yayasan sendiri.
Dalam proses pemberdayaan komunitas. Medan Plus melibatkan berbagai
pihak untuk beperan serta sehingga hasil kerjanya dapat diukur dan dicapai. Peran
multi pihak sangatlah penting mengingat isu utama yang ditangani adalah
berkaitan dengan kesehatan, baik itu kesehatan secara fisik, mental, sosial dan
juga spiritual. Untuk upaya meningkatkan kesehatan fisik dilibatkan tenaga
kesehatan seperti : dokter, perawat, ahli gizi dan instruktur olah raga. Untuk
kesehatan jiwa, menggunakan tenaga konselor, baik itu konselor sebaya (orang
yang berasal dari komunitas terinfeksi HIV ataupun korban narkoba, tetapi yang
telah dilatih ketrampilan konseling dan diseleksi) serta konselor profesional
(psikolog).
Sedangkan untuk mewujudkan peningkatan kesehatan spiritual-nya Medan
Plus melibatkan peran pemuka agama untuk membuat kegiatan religi sesuai
dengan agama dari masing-masing klien. Di dalam organisasi ini peran komunitas
sangatlah penting, dimana keteladanan hidup sebagai orang yang hidup dengan
HIV/ AIDS (ODHA) dan mantan pecandu narkoba yang telah berubah serta
menjadi berdaya ditampilkan dengan sangat transparan. Kehidupan yang
bermanfaat dan perilaku positif dari komunitas kami menjadi nilai tambah dalam
upaya penanggulangan masalah HIV/ AIDS dan narkoba.
Universitas Sumatera Utara
40
Pada tahun 2006 Medan Plus membuat unit khusus yang bekerja untuk
membantu pemulihan korban penyalahguna narkoba dari masalah kecanduannya
dengan nama KLINIK PEMULIHAN ADIKSI NARKOBA MEDAN PLUS.
Dan Sejak awal berdirinya unit layanan ini. Medan Plus telah memiliki 5 buah
rumah panti rehabilitasi yang tersebar di provinsi sumatera utara dan telah
melayani lebih dari 800 korban penyalahguna narkoba baik yang mengikuti
program rawat inap maupun yang rawat jalan dengan metode metode yang telah
dijelaskan di atas.
Medan Plus adalah salah satu Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
korban penyalahguna narkoba yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kementrian
Sosial Republik Indonesia sejak tahun 2014 sampai dengan 2017. Khusus pada
Program pemulihan adiksi yang dilaksanakan Medan Plus adalah perpaduan
antara Metode Theurapeutic Community (TC) dengan Metode 12 Steps ( 12
Langkah) dengan durasi rawatan untuk rawat jalan minimal 3 bulan dan untuk
rawat inap minimal 6 bulan.
Adapun Pedoman pelayanan yang kami terapkan mendorong adanya peran
serta banyak pihak dalam menangani para kliennya. Selama ini Medan Plus terus
berperan dalam upaya penanggulangan narkoba dan HIV/ AIDS di Sumatera
Utara, maka dari itu kerja sama yang baik dengan berbagai pihak pun terus
ditingkatkan.
Mengembangkan layanan pemulihan adiksi yang professional untuk korban
narkoba menuntut perhatian dengan seksama di setiap kegiatannya. Serta Menjadi
komitmen bersama bagi seluruh staff dan relawan yang terlibat dalam yayasan
untuk mengembangkan Yayasan ini dengan tujuan agar dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
41
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya korban penyalahguna
narkoba.
Sampai dengan awal pertengahan tahun 2017, Medan Plus mengelola 5 (lima)
panti rehabilitasi narkoba yang berada di Sumatera Utara antara lain sebagai
berikut :
1. Medan Plus I di Jl. Jamin Ginting Pasar VII no.45 Kelurahan Beringin
Kecamatan Medan Selayang Kotamadya Medan, Prov. Sumatera Utara
2. Medan Plus II di Jl. Jenderal Sudirman Lorong Murni Kelurahan Perdamaian
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, Prov. Sumatera Utara
3. Medan Plus III di Jl. Nabung Surbakti No. 88 Kecamatan Kaban Jahe.
Kabupaten Karo, Prov. Sumatera Utara
4. Medan Plus IV di Jl. Jamin Ginting Km. 13 Kelurahan Laucih Kecamatan
Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Prov. Sumatera Utara
5. Medan Plus V di Jl. Teratai No. 99 Kecamatan. Binjai Utara Kotamadya
Binjai. Prov. Sumatera Utara
Dengan adanya beberapa tempat tersebut maka Medan Plus memiliki
kapasitas pelayanan kepada klien program rawat inap sebanyak 300 klien dan
untuk program rawat jalan sebanyak 250 Klien. Kemampuan ini juga didukung
dengan adanya bantuan dari Kementrian Sosial berupa pendanaan dan penyediaan
sumber daya manusia yang terdiri dari Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS),
Pekerja Sosial (Peksos) dan Konselor Adiksi (KA).
Universitas Sumatera Utara
42
4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Yayasan
4.2.1 Visi Panti Rehabilitasi Medan plus
Menghapuskan
stigma
dan
diskriminasi
terhadap
ODHA
dan
Korban
Penyalahguna Narkoba
4.5.2
Misi Panti Rehabilitasi Medan plus
1. Meningkatkan mutu hidup ODHA dan Korban Penyalahguna Narkoba
2. Mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi ODHA dan
Korban
Penyalahguna narkoba dengan adanya masyarakat yang peduli
terhadap persoalan mereka
4.2.3 Tujuan Panti Rehabilitasi Medan plus
1. Memberikan pelayanan, kepada Klien ODHA dan Korban Penyalahguna
Narkoba.
2. Memberikan pelatihan ketrampilan bagi klien sebagai bekal ketika kembali ke
masyarakat
3. Membekali klien dengan pembinaan biopsikososial spiritual sehingga menjadi
insan yang beriman dan bermanfaat bagi keluarga dan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Struktur Organisasi
DIREKTUR
MANAGER KEUANGAN
DAN ADMINITRASI
MEDIS
EBAN TOTONTA KABAN, SE
KONSULTAN
Dr.Nurfitri
Amafia
PROGRAM MANAGER
ASISTEN PSIKOLOG
SYLVIA PUTRI
M.KHALISSUL SURYA . S.Pd
HADIYANTO
RISA INDRI BARUS S.Psi
ADMINITRASI
ASISTEN MANAGER
RELIGION
KEUANGAN
MUSLIM
Usatzd.MHD.AB
ICHA DECORY. S.S
DOUDIE SETIAWAN
TEAM A
FITRA ANUGRAH
TEAM B
AHMAD LUTHFI
SYAPUTRA
NASRANI
Pdt.Tulus
Marbun
PENUNJANG PROGRAM
AHMAD GANDHI BATUBARA
ABDUL MUIS SIREGAR
MHD.EDDY DIANTORO
43
MANASE SEMBIRING
MHD. FAISAL
Sumber data primer Medan Plus Laucih
Universitas Sumatera Utara
44
4.4 Bentuk pelayanan Panti Rehabilitasi Medan plus
Gambaran (skema) umum layanan yang diberikan terhadap para
korban penyalahguna narkoba baik dalam metode rawat inap dan rawat
jalan.
Program intensif (Rawat Inap) :
A. Penerimaan
B. Screening
C. Asessment
D. Pelaksanaan individual konseling
E. Group theraphy
F. Kurikulum group bertema :
a. Pengenalan Adiksi dan permasalahannya
b. Pemahaman apa itu pemulihan dan rehabilitasi
c. Pencegahan kekambuhan
d. Kesehatan spiritual
Program Non Intensif (Rawat Jalan) :
a. Penjangkauan
b. Penerimaan
c. Screening
d. Asessment
e. Pelaksanaan Individual Konseling
f. Group Therapy
g. Kurikulum group bertema
e. Social skill
Universitas Sumatera Utara
45
f. Relapse prevention
Medan Plus menggunakan berbagai perangkat seperti pengisian form
Addiction Severity Index (ASI) form WHOQoL, BBQV-TRACK dan
perangkat – perangkat lain yang dipergunakan untuk melihat kemajuan klien
dalam menjalani program pemulihannya.
4.5 SDM dan Fasilitas
Berdiri Sejak tahun 2017 dan ini fasilitas ke – 5 yang kita miliki Adapun
fasilitasi ini Memiliki kapasitas untuk 30 klien rawat inap dan rawat
jalan. Rumah ini dilengkapi dengan berbagai sarana, antara
A. Ruangan untuk staf dan kerja terdiri dari :
a. Ruangan Admin/ Kantor
b. Ruangan
untuk
Asesmen,
Konseling
dan
Spotcheck/
Pemeriksaan
c. Ruangan Aula/ Serbaguna/ Kebaktian
d. Ruangan Tamu
e. Ruangan Data dan Arsip
f. Musholla
g. Kamar Mandi
h. Dapur
B. Kamar untuk klien dan layanan :
a. Kamar ukuran besar (kapasitas untuk … orang),
b. Kamar ukuran kecil (kapasitas per kamar … orang),
c. Kamar mandi,
Universitas Sumatera Utara
46
d. Ruang makan,
e. Ruang Perpustakaan / Computer, Ruang santai
C. Tipe klien yang dilayani untuk rawat inap dan rawat jalan adalah
anak/ remaja dengan usia dibawah 20 tahun
Kapasitas layanan untuk rawat inap
: 30 klien
Kapasitas layanan untuk rawat jalan
: 10 klien
\
Universitas Sumatera Utara
47
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini membahas mengenai data-data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan di lapangan melalui observasi dan wawancara
mendalam dengan informan. Penelitian berhasil mengumpulkan berbagai
data informasi mengenai peran pemerintah dalam pengawasan pusat
rehabilitasi di kota medan terkhususnya di pusat rehabilitasi narkoba di
Medab Plus laucih. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut :
1. Melakukan wawancara dengan informan dalam proses penelitian.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Informan kunci, yaitu: Kepala panti rehabilitasi narkoba Medan
Plus, laucih.
b. Informan utama, yaitu: pengawas, staf pekerja di Panti
rehabilitasi narkoba Medan Plus, laucih.
c. Informan tambahan,yaitu: korban narkoba di panti rehabilitasi
narkoba Medan Plus, laucih.
2. Melakukan pengamatan atau observasi partisipasi di pusat
rehabilitasi narkoba Medan Plus, laucih.
3. Mengumpulkan dokumentasi berupa gambar di lokasi penelitian.
47
Universitas Sumatera Utara
48
5.2 Hasil temuan
5.2.1 informan kunci
1. Nama
: Hadiyanto
2. Usia
: 33 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: Kristen
5. Suku
: Makasar
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: Program manager
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother Hadiyanto di Medan
Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
kecamatan medan tuntungan. Beliau sedang duduk santai dengan rekanrekannya di tempat biasa mereka berkumpul. Penelitian membuka
percakapan dengan brother hadiyanto membahas mengenai panti rehabilitasi
narkoba di medan plus, laucih. Penelitian terlebih dahulu bertanyak tentang
apa yang melatar belakangi untuk mendirikan panti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ Yang melatar belakangi awalnya ada rasa kepedulian
terhadap korban yang berhak berkesempatan untuk berubah
menjadi lebih baik dari sebelumnya, pengguna yang semakin
banyak tiap tahunnya yang dikarenakan masalah narkoba, yang
sudah merajalela di Negara kita ini, dari hal tersebut saya
berminat membangun panti rehabilitasi narkoba medan plus,
awalnya medan plus berada di jalan pasar Vii, padang bulan
dan saat ini medan plus sudah membuka cabang-cabang antara
lain cabang medan plus laucih, cabang medan plus cabang
binjai, medan plus cabang kabanjahe, dan medan plus cabang
stabat”.
Universitas Sumatera Utara
49
Penelitian kemudian lagi menanyakkan tentang bagaimana sejarah panti
rehabilitasi narkoba medan plus, laucih dalam menangani masalah
penyalahgunaan narkoba.
“ Medan plus, laucih baru berdiri tahun 2017 yang bercabang
dari medan plus pasar Vii, padang bulan medan, pada tanggal
23 September 2003 di kota Medan. Berawal dari sebuah panti
rehabilitsi ketergantungan NAPZA, dimana 4 orang pengguna
narkoba yang 3 orang menderita HIV+ dan yang 1 HIVberkumpul membentuk wadah untuk bisa mendukung teman
teman yang terinfeksi diluar sana agar mendapat ketenangan
dan kenyamanan serta kerahasiaan untuk saling berbagi dan
saling memberi dukungan.
Medan Plus berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih
bermakna bagi komunitas tersebut melalui program dan kegiatan
pelayanan yang mudah diakses, bermutu dan bersahabat.
Pelayanan yang dimaksud antara lain adalah jasa konsultasi
layanan psikologi, kesehatan dasar dan spiritual, layanan rumah
singgah dan pendampingan, kegiatan pendidikan dan pelatihan,
panti rehabilitasi ketergantungan narkoba serta pemberian
bantuan pemberdayaan ekonomi”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apakah panti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih yang anda bangun ini memiliki izin layak beroperasi dari
dinas sosial kota medan.
“ Semua medan plus memiliki izin dari dinas sosial kota medan, izin
itu sangat diutamakan itu syarat mendirikan pusat – pusat
rehabilitasi sosial”.
Kemudian peneliti menayakan dari mana saja izin medan plus mendirikan
pusat rehabilitasi narkoba.
“ izin medan plus laucih ada izin dari Dinas sosial kota medan, izin
BNN kota medan, izin kelurahan medan tuntungan, izin camat
medan tuntungan:.
Penelitian kemudian menayakan tentang dari mana dana untuk mendirikan
panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
Universitas Sumatera Utara
50
“ Dana yang medan plus dapatkan dari hasil swadaya yang
dilakukan medan plus dan dari bantuan individu yang peduli dengan
medan plus, maupun dari lembaga – lembaga yang peduli terhadap
medan plus”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang kalau boleh saya tahu berkisar
berapa bantuan dari lembaga – lembaga yang peduli dengan medan plus,
laucih dan lembaga – lembaga mana saja yang peduli dengan medan plus.
“ Kalau masalah berapa besar bantuan dari lembaga – lembaga
yang peduli dengan medan plus berkisar Rp 1000.000 itu pun
bantuannya dulu kalau sekarang bantuan itu sudah jarang datang,
lembaga – lembaga yang peduli dengan medan plus ada lembaga
yang berasal dari instansi – instansi pemerintah yang dibidang
sosial”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang bagaimana peran pemerintah
dinas sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih.
“ menurut saya peran pemerintah dinas sosial masih kurang
efektif terhadap medan plus, mungkin juga dengan panti - panti
rehabilitasi sosial yang lainnya”. Pemerintah kurang dalam
pengawasan pusat- pusat rehabilitasi karena pemerintah jarang
turun ke lapangan melihat langsung bagaimana pusat- pusat
rehabilitasi sosial”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apakah pemerintah dinas sosial
berperan aktif dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di medan plus,
laucih.
“ gimana saya menjelasinya ke kamu, dulunya si aktif pemerintah
dinas sosal berperan itu pun disaat merintisnya medan plus tapi
yang sekarang ini kurang aktif, bagaimana aktif kalau pemerintah
jarang turun ke lapangan melihat pusat rehabilitasi narkoba secala
langsung”.
kemudian saya menayakan tentang yang anda bilang barusan dulunya aktif,
kalau saya boleh tahu dulunya apa saja peran pemerintah dinas sosial di
medan plus
Universitas Sumatera Utara
51
“ peran pemerintah dinas sosial dulu di medan plus, pemerintah
setiap sebulan sekali berkunjung ke medan plus, pemerintah
menayakan masalah – masalah yang ada di medan plus dan
pemerintah dinas sosial memberi bantuan berupa barang ke medan
plus”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang bagaimana sikap pemerintah
dinas sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di medan plus,
laucih.
“ sikap pemerintah dinas sosial biasa saja saya lihat dalam
pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di medan plus bagaimana
sikap kalau pemerintah jarang turun ke lapangan melihat pusat
rehabilitasi narkoba”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apa saja aktivitas sehari - hari
klien dalam panti rehabilitasi medan plus, laucih.
“ Aktivitas disini banyak mulai dari bangun pagi sampai malam
kegiatan klien padat jadwal yang sudah tersusun dalam jadwal
sesi kegiatan antara lain sesi yang dilakukan setiap pagi sampai
malam sesi ibadah, sesi olahraga, makan, istirahat, sesi
seminar, kebersihan diri dan kebersihan lingkungan setiap
aktivitas itu dilakukan sampai klen bias menjadi berubah seperti
orang lain”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apabila ada orang yang mau
direhabilitasi dipanti rehabilitasi medan plus, laucih, namun orang tersebut
tidak memiliki dana untuk pembayaran rehabilitasi, bagaimana kebijakan
brother dalam hal tersebut.
“ kami tidak mempermasalahkan dana untuk di rehab , medan
plus tetap menerima klien tersebut, dengan biaya semampu
pihak bersangkutan, tetapi bukan dikatakan gratis melainkan
tetap membayar semampu dan sebisa pihak yang
bersangkutan”.
Universitas Sumatera Utara
52
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang apakah pernah ada bantuan
berupa barang maupun materi dari dinas sosial kota medan kepada panti
rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ masalah bantuan si ada tapi dulu kalau sekarang ini bantuan dari
pemerintah dinas sosial sampai saat ini belum ada mendapat
bantuan dari pemerintah dinas sosial kota medan”.
Kemudian peneliti menayakan kenapa bantuan sekarang ini dari pemerintah
dinas sosial ke panti rehabilitasi medan plus tidak mendapat bantuan lagi.
“ kalau masalah itu saya kurang tahu kepastiannya mungkin
apakah pemerintahnya tidak pedulikah atau mungkinada masalah
pengelapan dana( korupsi ) kan kita tidak tahu hanya mereka yang
tahu dek”.
Penelitian kemudian menayakan tentang bagaimana model penanganan
sosial bagi pengguna narkoba dipanti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih
“ Melalui model kegiatan konseling, model terapi sosial komunitas,
model peningkatan ilmu pengetahuan dan model keterampilan
hidup, serta model pendalaman agama”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang banyak kita ketahui kejadian
kekerasan dan penyiksaan hingga memakan korban dalam panti – panti
rehabilitasi narkoba, menurut bagaimana respon brother dalam kejadian
tersebut, selaku kepala panti di medan plus, laucih.
“ saya sangat prihatin dalam kejadian tersebut pembunuh tidak
memiliki nilai kemanusiaan, seenaknya aja menyiksa sampai
meninggal dunia, orang di rehabilitasi tujuannya untuk
merubah hidupnya menjadi lebih baik bukan untuk disiksa
seperti binatang”.
Penelitian kemudian menayakan tentang apakah ada mantan rehabilitasi
narkoba medan plus, laucih sekarang ini menjadi orang sukses.
Universitas Sumatera Utara
53
“ Ada, mantan dari sini kebanyakan menjadi pengusaha yang
sudah sukses itulah sekarang banyak masyarakat beranggapan
orang pengguna narkoba sampah, tidak ada lagi masa
depannya semua itu salah tidak semua manusia itu sama, kami
dari medan plus ingin merubah semua stigma – stigma
masyarakat terhadap pengguna narkoba”.
Penelitian kemudian menayakan tentang bagaimana respon masyarakat
sekitar terhadap panti rehabilitasi narkkoba medan plus, laucih.
“ Sampai saat ini medan plus cukup baik di mata masyarakat”.
5.3 Hasil temuan
5.3.1 informan Utama
1. Nama
: Dodie Setiawan
2. Usia
: 31 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: Muslim
5. Suku
: Jawa
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: Asisten manager
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother Dodie Setiawan di
Medan Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
kecamatan medan tuntungan. Brother dodie setiawan adalah seorang asisten
manager yang dipercayai oleh brother Hadiyanto dalam setiap tugas dan
tanggung jawab dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih. Beliau
sedang duduk santai dengan brother hadiyanto di tempat biasa mereka
berkumpul. Peneliti menghampiri brother dodie setiawan dan brother dodie
pun mengajak peneliti untuk pindah tempat ke sebuah ruangan dimana
Universitas Sumatera Utara
54
ruangan tersebut tempat bro dodie
istirahat setelah di dalam ruangan
Penelitian membuka percakapan dengan brother Dodie Setiawan dan
menayakan tentang berapa lama anda bekerja dipanti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ saya bekerja di medan plus awalnya di medan plus di pasar
VII padang bulan medan, saya bekerja sudah 2 tahun lebih,
dan saya diutus oleh brother EBAN TOTONTA KABAN, beliau
selaku direktur medan plus meminta saya pindah ke medan plus
cabang laucih sebagai asisten manager sampai saat ini”.
Peneliti kemudian menayakan tentang apa kendala dalam panti rehabilitasi
narkoba di medan plus, laucih.
“ semenjak saya pindah dari medan plus pasar VII, padang
bulan medan ke cabang medan plus, laucih tidak ada kendala,
karena di medan plus dengan semampu dan sebisa mungkin
melaksanakan segala tugas – tugas yang sudah diterapkan”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang apa saja aktivitas sehari – hari
klien di dalam panti rehanilitasi narkoba medan plus, laucih.
“Aktivitas disini banyak mulai dari bangun pagi sampai malam
kegiatan klien padat jadwal yang sudah tersusun dalam jadwal
sesi kegiatan antara lain sesi yang dilakukan setiap pagi
sampai malam sesi ibadah, sesi olahraga, makan, istirahat,
sesi seminar, kebersihan diri dan kebersihan lingkungan,
mengikuti program sesuai daily schedule yang sudah ada”.
Peneliti juga menayakan tentang banyak kita ketahui kejadian kekerasan dan
penyiksaan hingga memakan korban dalam panti – panti rehabilitasi
narkoba, menurut bagaimana respon brother dalam kejadian tersebut, selaku
kepala panti di medan plus, laucih.
“ saya sangat disayangkan karena terapi rehabilitasi tidak
harus menggunakan fisik/kekerasan apa lagi sempat ada
korban meninggal maupun cidera, orang di rehabilitasi
tujuannya untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik bukan
untuk disiksa seperti binatang, semogah dari kejadian ini tidak
ada lagi kasus – kasus kekerasan dalam panti rehabilitasi
dimana pun berada”.
Universitas Sumatera Utara
55
Peneliti kemudian menayakan tentang bagaimana peran pemerintah dinas
sosial dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ menurut saya peran pemerintah dinas sosial masih kurang
efektif terhadap medan plus, mungkin juga dengan panti - panti
rehabilitasi sosial yang lainnya”. Pemerintah kurang dalam
pengawasan dan pembinaan pusat- pusat rehabilitasi karena
pemerintah jarang turun/ meninjau langsung ke lapangan
bagaimana pusat- pusat rehabilitasi sosial apah pusat
rehabilitasi berjalan dengan aturan atau melanggar hukum”.
Peneliti juga menayakan tentang apakah pernah ada kejadian klien kabur
dari panti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ kalau masalah kabur dari sini pernah ada tapi itu waktu klien
rindu keluarganya dan kekasihnya”.
Penelitian menayakan lagi tentang klien kabur, apa tindakan pihak medan
plus dalam penanganan klien kabur.
“ tindakan kami selaku penanggung jawab di tempat ini , kami
akan segera menghubungi pihak keluarga yang bersangkutan
dengan klien, setelah kami menghubungi kami akan
menjemput kembali klien dan membawa klien ke medan plus
kembali, kami akan konseling dengan klien apa yang melatar
belakangi klien tersebut kabur meninggalkan panti rehabilitasi
, setelah klien menjelaskannya kami akan memberi solusi
terhadap klien , dan kami memberi saksi akibat prilaku klien
tersebut , saksi kami beri yaitu klien membersikan lingkungan
dipanti rehabilitasi , dan membuat perjanjian ke klien agar
tidak terulang kejadian tersebut”.
Peneliti kemudian menayakan tentang bagaimana cara anda menangani
klien yang statusnya terjangkit penyakit HIV/AIDS.
“ cara kami pertama kali kami akan merujuk klien untuk berobat ke
rumah sakit agar dapat di obati dan diberi obat demi kesembuhan
klien”.
“ cara kami kedua kami akan meninjau bagaimana
perkembangan klien, kondisi klien apakah klien kondisinya
membaik atau klien makin parah sakinya”.
Universitas Sumatera Utara
56
“ cara kami ketiga kami akan menjaga jam obat, agar klien tidak lupa
dengan jam obatnya”.
“cara kempat kami akan menyuruh klien berolaraga agar tubuh klien
sehat bugar dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan
penyakit yang dideritanya”.
Peneliti juga menayakan tentang bagaimana tindakan anda menangani jika
ada klien yang sedang sakaw dipanti rehabilitasi narkoba medan plus,
laucih.
“ masalah sakaw kami akan memisahkan klien dari klien – klien
lainnya agar klien yang sedang sakaw akan cepat sadar, dan
kami akan memberi klien minum air dingin agar klien cepat
sadar, apabila klien tidak kunjung sadar kami terpaksa
membawa klien referral ke dokteragar klien dapat sadar ,
masalah sakaw sekarang ini sakaw tidak ada lagi, stigma –
stigma masyarakat dalam hal sakaw itu hanya omongan yang
membuat citra klien dipandang sebelah mata, ini zaman
modern canggih , hal seperti sakaw,dan sebagainya itu tidak
ada lagi”.
5.4 Hasil temuan
5.4.1
informan tambahan
1. Nama
: Andreas Aritonang
2. Usia
: 18 Tahun
3. Alamat
: Jl. Jamin ginting Km.13 Medan tuntungan
4. Agama
: kristen
7. Pekerjaan
: belum ada
8. pendidikan
: SMA
8. Status Menikah
: Belum menikah
Penelitian melakukan wawancara dengan brother andreas aritonang di
Medan Plus, laucih yang beralamat di jl. Jamin ginting km.13, kel. laucih,
Universitas Sumatera Utara
57
kecamatan medan tuntungan. Brother andreas aritonang adalag seorang
klien pecandu narkoba yang di rehabilitasi di medan plus, laucih.
Peneliti melihat brother andreas aritonang sedang berolahraga dengan
klien – klien lainnya, peneliti menghampiri brother andreas aritonang
sesampai di lapangan olahraga peneliti langsung memberi salam manis
kepada brother andreas dan disambut dengan seyuman, peneliti langsung
mengajak brother andreas aritonang ke ruangan santai( serba guna ), peneliti
langsung membuka percakapan dan bertanyak ke brother andreas aritonang
tentang berapa lama anda dipanti narkoba medan plus, lauci.
“ saya masuk di rehab tanggal 25 febuari 2017 sampai
sekarang, kalau masalah berapa lama ssaya belum tahu itu
tergantung pihak keluarga saya, pihak keluarga yang
memasukan saya di tempat ini”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang apa penyebab anda bisa sampai
dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih.
“ penyebab saya disini karna saya punya kasus pemakai
narkoba bro dan dorongan orang tua saya bro saya di rehab
di medan plus , saya pernah direhab di medan plus pasar VII
padang bulan, medan saya lama direhab saya kemarin itu 7
bulan bro, dan saya dipindai dari sana ke sini”.
Peneliti juga menayakan kepada bro andreas aritonang jenis obat/barang apa
yang anda konsumsi dan darimana anda mendapatkannya.
“ saya mengkonsumsi narkoba jenis shabu, ganja, tramadol,
distro
Saya mendapat barang tersebut awalnya dari kawan sepermainan
yang mengajak saya memakai narkoba itu bersama kawan – kawan
yang lain”.
Peneliti kemudian menayakan tentang berapa lama anda mengkonsumsi
obat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
58
“ saya mengkonsumsi narkoba sudah 5 tahun dari saya masih
SMP hingga SMA dari tingkah laku saya itu sampai saya di
rehab disini”.
Penelitian kemudian menayakan lagi tentang darimana anda mendapatkan
obat/ barang tersebut.
“ saya mendapatkan itu dari kawan dan dari lingkungn bro,
lingkungan saya disana masalah mengkonsumsi narkkoba itu
hal yang biasa bro karna dsana anak – anak muda/i
kebanyakan sudah mengkonsumsi narkoba jangan heran bro
disana”.
Peneliti langsung menaayakan lagi tentang Bagaimana krinologi anda bisa
terjerumus kedalam narkoba.
“ saya pertama kali menggunakan dan mengkonsumsi narkoba
karna melihat kawan – kawan sepermainan saya semua
memakai narkoba dan saya di tawari oleh kawan saya untuk
memakai narkoba bersama mereka, awalnya pertama gratis
sampai saya ingin memakainya lagi dan saya kecandu ke
barang tersebut bro saya berpikir dan mencari cara
bagaimana mendapatkan barang tersebut harga shabu saya
beli dengan paket ukuran ada yang paket 50 -100 dan ada
juga paket besar hingga 250 sampai jutaan, distro saya beli
per butir dengan harga 1000 per butir, hanya tramadol 1
papan dengan harga 7000”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang bagaimana respon orang – orang
disekitar anda.
“ biasa saja, di sana bro hal – hal seperti memakai narkoba
itu di lingkungan saya sudah dianggap biasa saja seperti
tidak terjadi apa – apa karna keluarga saya seorang pendeta
di gereja jadi saya di mata masyarakat tidak dilihat seperti
pecandu atau pemakai narkoba”.
Peneliti juga menayakan tentang bagaimana respon keluarga anda
terhadap anda.
“ respon keluarga saya ke saya mereka mulai risih dengan
keberadaan saya di lingkungan keluarga karna tingkah laku
Universitas Sumatera Utara
59
saya yang sudah keluar dari jalur atau mencuri barang –
barang yang berada di rumah saya”.
Peneliti kemudian menayakan lagi tentang menurut anda bagaimana peran
pemerintah dinas sosial terhadap pengawasan dipanti rehabilitasi narkoba
medan plus, laucih.
“ saya tidak tahu apa saja peran pemerintah bro karna saya
disini hanya sebagai klien yang di rehabilitas, pemerintah
dinas sosial semenjak saya disini tidak pernah datang
berkunjung, mungkin karena saya di medan plus, laucih ini
baru pindah”.
5.5 Analisa Data Informan
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin
banyak saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari
- hari dalam masyarakat. Diantara fenomena tersebut seperti fenomena
dibidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang politik, dan bidang hukum.
peranan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu sekumpulan
tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin &
Allen, 1968: Biddle & Thomas, 1966). Implikasi dari teori peran adalah
jika kita memiliki informasi tentang role expectations untuk suatu posisi
tertentu, maka kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna
dari orang yang melaksanakan posisi itu.
Teori peran telah mengarahkan kepada studi tentang proses pengolahan
kesan (impression management), yaitu suatu bidang yang mempelajari cara
bagaimana orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif
tentang dirinya (Schlenker,1970).
Universitas Sumatera Utara
60
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama
dipanti rehabilitasi narkoba medan plus, laucih peneliti mendapat informasi
dari ke 3 informan, yakni informan kunci, informan utama, dan informan.
Dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
kepada
informan kunci Brother Hadiyanto, bahwasannya beliau
mengatakan peran pemerintah dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba
di kota medan, terutama di medan plus, laucih masih kurang efektif untuk
saat ini pemerintah dinas sosial tidak melihat melihat secara langsung turun
ke lapangan bagaimana situasi dan tempat rehabilitasi narkoba.
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan oleh
peneliti kepada informan utama Brother Dodie Setiawan, beliau juga sama
seperti brother hadiyanto bahwasannya beliau mengatakan peran pemerintah
dalam pengawasan panti rehabilitasi narkoba di kota medan, terutama di
medan plus, laucih masih kurang efektif, kurang melihat langsung secara
turun ke lapangan bagaimana situasi dan tempat rehabilitasi narkoba.
Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan oleh
peneliti kepada informan tanbahan Brother Andreas Aritonang, brother
Andreas mengatakan bahwasannya dirinya tidak mengetahui peran
pemerintah dalam pengawasan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan,
terkhususnya di medan plus, laucih beliau hanya seorang klien yang di
rehab di panti rehabilitasi medan plus, lacih. Dari ke 3 hasil observasi
lapangan
Universitas Sumatera Utara
61
Peneliti mengatagorikan peran pemerintah tersebut ke dalam proses
pengolahan kesan (impression management), yaitu suatu bidang yang
mempelajari cara bagaimana orang-orang mencoba membentuk kesan
spesifik dan positif tentang dirinya (Schlenker,1970).
Universitas Sumatera Utara
62
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia
pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat
membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkotika adalah zat
yang
dipergunakan
untuk
kepentingan
pelayanan
kesehatan
dan
pengembangan ilmu kesehatan.
Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu
para penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang
memerlukan pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik
psikologis, dan sosial yang maksimal. pusat – pusat rehabilitasi narkoba di
kota medan saat ini masih ada yang tidak memiliki izin beroperasi dari
pemerintah dinas sosial yang tetap beroperasi walau tidak memiliki izin
tersebut. Pemerintah dinas sosial masih kurang berperan dalam pengawasan
pusat rehabilitasi di kota medan terutama dipanti rehabilitasi narkoba medan
plus, laucih. Pemerintah dinas sosial kurang efektif turun dan meninjau
pusat – pusat rehabilitasi narkoba di kota medan , sehingga banyak orang
seenaknya menndirikan panti rehabilitasi tanpa ada izin kelayakan
beroperasi dari dinas sosial kota medan. Dari hal tersebut sekrang ini banyak
pusat – pusat rehabilitasi melakukan kriminalitas terhadap klien – klien
yang di pusat rehabilitasi tersebut sehingga memakaan jiwa korban, contoh
62
Universitas Sumatera Utara
63
garis besarnya dipanti rehabilitasi narkoba kasih anugrah bangsa yang
sekarang ini ditutup secara paksa oleh pihak berwajib, yang dikarenakan
oleh panti tersebut tidak memiliki izin beroperasi, system di dalam panti
tersebut masih menggunakan kekerasan secara fisik maupun mental yang
dianggap tidak manusiawi oleh orang lain.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang di paparkan diatas, maka terdapat
beberapa saran penulis sebagai berikut :
1. Sebagai kebaikan agar ada perubahan dan tidak ada lagi permasalah
mengenai tempat rehabilitasi yang tidak memiliki izin dari
pemerintah pemerintah Dinas Sosial harus turun dan meninjau
kembali pusat – pusat rehabilitasi narkoba dikota medan, apabila
pusat rehabilitasi tidak memiliki izin atau tidak layak beroperasi
pemerintah dinas sosial harus memberi kebijakan berupa sanksi
kepada pusat rehabilitasi yang ada di kota medan.
2. Begitu juga kepada pusat rehabilitasi narkoba di kota medan yang
tidak atau belum memiliki izin dari pemerintah segera agar di urus ,
dan pusat rehabilitasi narkoba di kota medan melakukan segala
aktivitas atau kegiatan menurut ketentuan yang sudah diterapkan di
masing – masing tempat rehabilitasi narkoba, jangan seenaknya
menghakimidan melakukan kekerasan terhadap klien karna klien
juga manusia sama seperti kita dan pusat rehabilitasi bukan tempat
untuk penyiksaan, kekerasan fisik maupun mental melainkan tempat
pemulihan menjadi kembali semula.
Universitas Sumatera Utara