Peran Pemerintah Dalam Pengawasan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Kota Medan (Studi Kasus di Panti Rehabilitasi Narkoba Medan Plus, Laucih Kecamatan Medan Tuntungan )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Peran
2.1.1 Pengertian Peran
Para ahli menyatakan bahwa secara umum pengertian Peran adalah aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Menurut teori peranan tercetus pada awalnya
sebagai hasil kerja para ahli sosiologi. Perspektif dasar teori ini adalah bahwa
tingkah laku dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi
individu-individu untuk melaksanakannya. Dengan lain, teori ini mengakui
pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi yang
berbeda. Meskipun masih terdapat kesimpasiuran mengenai konsep role
(peranan), namun peranan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu sekumpulan
tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen,
1968: Biddle & Thomas, 1966).
Implikasi dari teori peran adalah jika kita
memiliki informasi tentang role expectations untuk suatu posisi tertentu, maka
kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna dari orang yang
melaksanakan posisi itu.
Teori peran telah mengarahkan kepada studi tentang proses pengolahan kesan
(impression management), yaitu suatu bidang yang mempelajari cara bagaimana
orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif tentang dirinya
(Schlenker,1970). Meskipun demikian da beberapa keterbatasan dari teori peran
dalam menjelaskan jenis perilaku sosial tertentu khususnya perilaku menyimpang
(devian behaviors), yaitu perilaku yang meyimpang atau berlawanan dengan
norma-norma yang menentukan suatu peran tertentu. Bahkan perilaku meyimpang
6
Universitas Sumatera Utara
7
pada umumnya menolak untuk menampilkan perilaku yang diharapkan orangorang lain. Perilaku menyimpang dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan bahwa
orang kadang-kadang mengabaikan norma, perilaku menyimpang barang kali
merupakan hasil dari seseorang yang menghadapi konflik atau harapan harapan
yang tidak cocok dari orang-orang lain. Hal ini tentunya bertentangan dalam
asumsi teori peran bahwa orang pada dasarnya adalah konformis artinya individu
selalu melaksanakan peran mereka dan menampilkan perilaku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, perilaku menyimpan adalah problem
kekecualian dan tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang teori peran. Selain itu
keterbatasan dari teori peran adalah tidak menerangkan bagaimana proses
terbentuknya role expectations sehingga segitu besar pengaruh dan tidak
menjelaskan kapan dan bagaimana role expectations ini berubah (Michener &
Delamater, 1999).
2.2. Sikap
Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “ attitude “ pertama kali digunakan
oleh Hebbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu
status mental seseorang . beberapa definisi tentang sikap :
1. L.L. Thurstone (1946)
Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini
meliputi : symbol, kata – kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Zimbardo dan Ebbesen
Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap
seseoran, idea tau obyek yang berisi komponen – komponen cognitive,
affective dan behavior.
3. D. Krech and RS. Crutchfield
Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi
atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu.
4. John H. Harvey dan William P. Smith
Kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif
terhadap obyek atau situasi.
5. Gerungan
Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek
tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan,
tetapi sikap mana ditandai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tadi itu.
2.3. Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.Ada beberapa
definisi mengenai sistem pemerintahan.Sama halnya, terdapat bermacam-macam
jenis pemerintahan di dunia.sebagaimana kita ketahui bersama, dalam studi ilmu
politik gejala pemerintahan merupakan bagian yag tak terpisah dari pusaran
kekuasaan. Bahkan menurut Kuper(2000:418), istilah government (pemerintah)
dan segala bentuk implikasinya merupakan jantung dari ilmu politik. Demikian
Universitas Sumatera Utara
9
salah satu alasan mengapa ilmi pemerintahan pada umumnya sulit melepaskan
dirinya dari baying-bayang ilmu politik (Ndraha,1999:7).
Dalam kajian itu pemerintah menurut Finer dalam kuper (2000:418)
setidaknya menunjukan pada empat pengertian pokok, yaitu pertama, pemerintah
merujukan
pada
suatu
proses
pemerintahan,
dimana
kekuasaan
dioperasionalisasikan oleh mereka untuk memegang kekuasaan secara sah.
Keadaan yang mencekam bagi keamanan setiap individu merupakan indikasi
tentang hadir tidaknya sebuah pemerintahan (Thomas Hobbes dalam Rasyid,
1993:3). Kedua, istilah pemerintah menunjukan keberadaan di mana proses
pemerintahan itu tersebut berlangsung. Ketiga, pemerintah menunjukan secara
langsung person (orang) yang menduduki jabatan-jabatan pemerintah sebagai
pelaksanaan kekusaan. Keempat, perbedaan terminologi pemerintah oleh Finer
meyisahkan satu pengertian yang menarik, yaitu hubungan antara yang
memerintah dan diperintah.
2.3.1. Peran Pemerintah
Sebagai badan eksekutif daerah, dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan memiliki tugas umum penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan daerah
tersebut didasarkan azas desentralisasi dan kewenangan otonom yang dimiliki,
dimana secara teknis fungsional dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang ada, baik oleh Badan, Dinas, Kantor, Bagian dan Unit
Kerja lainnya yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Secara
operasional, tugas-tugas umum pemerintahan daerah dijabarkan ke dalam
beberapa kegiatan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
Universitas Sumatera Utara
10
masyarakat, seperti kerjasama antar kota maupun luar negeri, kerjasama daerah
dengan pihak ketiga, koordinasi dengan instansi vertikal, pencegahan dan
penanggulangan bencana, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
serta lain-lain.
2.4. Pengawasan
2.4.1. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan sebuah proses di dalam menetapkan ukuran dari
kinerja dan juga pengambilan tindakan yang dapat mendukung dalam pencapaian
hasil yang diharapkan agar sesuai dengan kinerja yang sudah ditetapkan
Pengawasan menurut para ahli :
1.
Sarwoto , Pengawasan ialah kegiatan dari manajer yang mengusahakan
supaya pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan ataupun hasil yang sudah dikehendaki.Didalam definisi
itu sarwoto menyatakan secara eksplisit subyek yang juga melaksanakan
pengawasan ataupun mempunyai fungsi pengawasan yaitu manajer,
sebagai sebuah standar ataupun sebagai tolak ukur dari sebuah rencana
yang telah ditetapkan dan juga hasil yang telah dikehendaki.
2.
Soekarno K, Pengawasan ialah suatu proses yang menentukan mengenai
apa yang harus dikerjakan, supaya apa yang harus dikerjakan, supaya apa
yang diselenggarakan dapat sejalan sesuai dengan rencana. Disini
Soekarno K lebih menekankan bahwa pengawasan ialah sebagai proses
yang menentukan mengenai apa yang harus dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.5. Rehabilitasi
2.5.1. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para
penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan
pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang
maksimal.
2.5.2. Tahapan Rehabilitasi
Secara umum ada beberapa tahapan yang harus dilewati, masing-masing
tahapan tersebut memakan waktu bervariasi, ada yang seminggu, sebulan, dan
bahkan berbulan-bulan tergantung tingkat ketergantungannya, tekat korban, dan
dukungan berbagai pihak terutama keluarga dalam seluruh proses tersebut.
a.
Tahap transisi
Penekanan tahap ini lebih kepada informasi awal tentang korban, seperti:
1) Latar belakang korban
2) Lama ketergantungan
3) Jenis obat yang dipakai, akibat-akibat ketergantungan dan berbgai
informasi lainnya
b.
Rahbilitasi Intensif
Setelah melewati tahap transisi (pengumpulan informasi tantang
keadaan korban dan latar belakangnya) baru masuk pada fase berikutnya
yakni proses penyembuhan secara psikis.
c.
Tahap Rekonsiliasi
Tahap berikut yang harus diikuti dan sangat vital adalah tahan
rekonsiliasi. Para korban tidak langsung berinteraksi secara bebas dengan
Universitas Sumatera Utara
12
masyarakat, akan tetapi terlebih dahulu ditampung ebuah lingkungan
khusus selama beberapa waktu sampai pasien benar-benar siap secara
mental dan rohani kembali ke lingkungan semula.
d.
Pemeliharaan Lanjut
Pada tahan ini walau secara fisik yang bersangkutan sudah dinyatakan
sehat secara psikis pun sudah pulih, namun masih ada kemungkinan
mereka akan tergelincir kembali, dalam kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan tiga titik yakni:
1) Mengubah, dan menghilangkan hal-hal yang bersifat nostalgia
kesenangan narkoba.
2) Setia mengikuti program-program acara aftercare (pemeliharaan
lanjut).
3) Dapat juga melibatkan diri dalam gerakan atau kelompok bersih
narkoba dan peduli penanggulangannya.
2.5.3. Metode terapi Rehabilitasi
1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan
penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua,
dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan
obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan
diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini
banyak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan
keagamaan dalam fase detoksifikasinya.
2. Metode alternative
Universitas Sumatera Utara
13
3. Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien
ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core
addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan
opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis
sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan.
2.6. Narkoba
2.6.1. Sejarah Narkoba
Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau
kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh
subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia
lainnya. Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran
candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri).Memasuki abad ke
XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad
XIX terjadi perang candu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus
merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim
sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian
dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama
Morphius).
Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer
dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanantahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"
Universitas Sumatera Utara
14
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur)
Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing
tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898
pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai
obat resmi penghilang sakit (pain killer).
Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah
"Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu
ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan
Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika. Selain morphin &
heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan
coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan
Asma dan TBC.
2.6.2. Jenis-Jenis dan Cara pemakaian Narkoba
2.6.3. Narkotika
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid
analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja
langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.
Cara Penggunaan :
Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh
darah.
Universitas Sumatera Utara
15
2. Heroin / putaw
Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi.Akan tetapi,
reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke
otak.
Cara Penggunaan :
Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh
ataupun bisa juga dengan cara dihisap.
3. Ganja / Kanabis / mariyuana
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan
budidaya yang menghasilkan serat, kandungan zat narkotika terdapat
pada bijinya.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok lalu dihisap.
4. Kokain
Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di
Amerika Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk
mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat
memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Cara Pemakaian
Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan
campuran rokok.
Universitas Sumatera Utara
16
5. LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
Adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen.Biasanya
berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil. Cara pemakaiannya
adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30 s/d 60
menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.
6. Opiat / opium
Adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang
bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini
biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Cara Penggunaan : Penggunaan opiat adalah dengan cara dihisap.
7. Kodein
Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh
dokter, namun obat ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
Cara Penggunaan : Kodein merupakan hasil proses dari metilasi
morfin. Cara penggunaannya dengan jalan dihisap.
8. Barbiturat
Biasa digunakan sebagai obat tidur.Cara kerjanya mempengaruhi
sistem syaraf. Efek dari mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3
hingga 6 jam.
2.6.4. Psikontropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang
memiliki Khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat
yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku penggunanya.
Universitas Sumatera Utara
17
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang
dapat mengakibatkan penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat
berbentuk tablet, pil, serta serbuk. Nama Lain dari psikontropika jenis
ini adalah inex, Metamphetamines.
2. Sabu-sabu
Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit
yang
parah,
seperti
gangguan
hiperaktivitas
kekurangan
perhatian atau narkolepsi.
Cara Penggunaan : Cara penggunaan sabu-sabu adalah dengan jalan
dihisap.
3. Sedatif – hipnotik
Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ,
BK, Lexo, MG, Rohip, Dum.
Cara Penggunaan:
Cara pemakaiannya adalah dengan jalan diminum atau bisa juga
disuntikkan intravena atau anus. Biasanya dokter memberikan obat ini
untuk mengatasi kecemasan atau panik yang membuat insomnia.
4. Nipam
Adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi
anseitas.Biasanya digunakan secara bersamaan dengan minuman
beralkohol yang sebenarnya dapat beresiko bahaya bagi penggunanya.
Universitas Sumatera Utara
18
5. Angel Dust (PCP/ phencyclidine)
Angel dust termasuk halusinogen.Zat ini dikonsumsi sebagai
sampingan oleh pengguna narkoba terutama di Amerika Serikat. Obat
ini diproduksi dalam bentuk bubuk dan bentuk cair , biasanya
disemprotkan ke bahan berdaun seperti ganja, mint, oregano, peterseli
atau Jahe Daun, dan rokok.
6. Speed
Speed atau biasa disebut methamphetamine merupakan stimulan
sistem saraf pusat yang kuat dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan
berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit.Cara kerja obat ini
adalah dengan merangsang sel-sel otak, meningkatkan mood dan
gerakan tubuh.Methamphetamine merupakan stimulan yang kuat dan
tahan lama karena mampu menembus sistem saraf pusat lebih mudah
daripada amfetamin. Cara pemakaiannya bisa dicampurkan pada rokok,
dihisap, ataupun disuntikkan
7. Demerol
Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa
sakit dan nyeri. Jika over dosis, bbat ini dapat berakibat kematian bagi
penggunanya.Bagi
penderita
asma
dilarang
keras
mengkonsumsinya.Obat ini juga memberikan efek kecanduan.
2.6.5. Zat Adiktif
Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahanbahan alamiah baik semi sintetis maupun sintetis.Zat ini dipakai sebagai
pengganti morfin atau kokain yang bekerja mengganggu sistem syaraf
Universitas Sumatera Utara
19
pusat. Contoh zat adiktif : lem, aceton, ether dan sebagainya. Yang
tergolong dalam jenis narkoba ini antara lain :
1. Alkohol / etanol
alkohol adalah
senyawa
organik
yang
memiliki gugus
hidroksil yang terikat pada atom karbon. Alkohol biasanya digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan obat.Ia juga bisa berfungsi sebagai zat
pengawet.
Dalam dunia otomotif, alkohol / etanol digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan,
dimana
Alkohol
dapat
digunakan
sebagai antibeku pada radiator.
Alkohol mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing berupa karbon yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik yang dihisap.
2. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh
tumbuh-tumbuhan
sejenis
suku
terung-terungan
seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan salah satu racun saraf.
Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan
insektisida.
Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru
paru untuk selanjutnya diserap oleh aliran darah, dan dalam waktu
kurang lebih 8 detik, zat ini akan sampai ke otak untuk selanjutnya
merubah kerja otak. Proses penyebaran racun ini berlangsung cepat
Universitas Sumatera Utara
20
dikarenakan bentuknya mirip dengan acetylcholine yang normal
terdapat di dalam otak.
3. Kafein
Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem
metabolisme dan saraf pusat.Kafein digunakan sebagai pengurang rasa
lelah serta untuk mencegah / mengurangi rasa kantuk. Bagi para atlet,
kafein biasanya dapat meningkatkan daya tahan agar kuat dalam
berlari.Namun zat ini adalah penyebab asma dan makanan untuk
penderita asam lambung yang harus di hindari.
4. Zat desainer
Merupakan zat yang dibuat secara ilegal.Zat ini sangat dilarang
pemerintah untuk dikonsumsi. Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan
nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket fuel.Adapun efek
penggunaan zat ini hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh
penggunaan narkoba jenis yang lainnya.Kebanyakan jenis jenis narkoba
yang beredar di pasaran internasional adalah berbentuk seperti sagu.
Serbuk putih, kuning, atau kecoklat-coklatan.
2.6.6. Efek Samping Narkoba
Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian,
pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk
mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih
membaik” yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis.Efek ini
dapat mengakibatkan ketergantungan.tanda tanda fisik, dapat dilihat dari tanda –
tanda fisik si pengguna, seperti :
Universitas Sumatera Utara
21
1. Mata merah
2. Mulut kering
3. Bibir bewarna kecoklatan
4. Perilakunya tidak wajar
5. Bicaranya kacau
6. Daya ingatannya menurun
Ada pun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain :
1. Anak menjadi pemurung dan penyendiri
2. Wajah anak pucat dan kuyu
3. Terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
4. Matanya berair dan tangannya gemetar
5. Nafasnya tersengal dan susuh tidur
6. Badannya lesu dan selalu gelisah
7. Anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua
2.6.7. Dampak Narkoba
1.
Merusak Sistem Pernapasan
Asap dari narkoba seperti ganja terdiri dari berbagai macam
bahan kimia beracun yang bisa mengiritasi saluran paru-paru. Jika
sering menghirup asap dari narkoba, risikonya adalah menjadi sesak
napas, batuk, bronchitis dan infeksi paru-paru lebih tinggi tingkat
kronisnya. Asap tersebut mengandung karsinogen yang berpotensi
meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Universitas Sumatera Utara
22
2.
Merusak sistem peredaran darah
Senyawa kimia berbahaya dalam narkoba dapat bergerak dari
paru-paru ke aliran darah dan seluruh tubuh. Dalam beberapa menit
saja, detak jantung akan naik drastis. Bahaya narkoba ini bisa
menambah
risiko
terjadinya
serangan
jantung
dengan
signifikan.Selain itu, mereka yang menggunakan narkoba biasanya
juga identik dengan mata merah.Ini dikarenakan pembuluh darah di
mata melebar.
3.
Menyebabkan gangguan sistem saraf pusat
Tidak butuh waktu lama untuk senyawa kimia dibawa oleh aliran
darah menuju otak dan organ lainnya. Jika masuk dalam otak, THC
atau senyawa kimia narkoba ini akan melepaskan dopamin dalam
jumlah yang besar. Ini yang menyebabkan pengguna merasa lebih
tenang, lebih nyaman atau biasa disebut dengan ‘high’ atau ‘fly’.Pada
fase ini, pengguna tidak bisa berpikir dengan jernih karena
terganggunya proses pencernaan informasi. Selain itu, pengguna akan
sulit juga untuk membentuk atau mengingat sesuatu ketika sedang
‘high’. Bahaya narkoba dalam mengganggu saraf juga bisa
menyebabkan pengguna mengalami kejang, halusinasi hingga hilang
kesadaran.
4.
Menyebabkan disfungsi hati
Menggunakan narkoba jenis ganja juga bisa menyebabkan
perasaan tersengat atau terbakar di mulut dan tenggorokan. Apalagi
jika narkoba dikonsumsi melalui mulut, hati atau liver akan
Universitas Sumatera Utara
23
memprosesnya dengan cepat. Bahaya narkoba ini akan menyebabkan
fungsi hati menjadi rusak jika narkoba dikonsumsi berlebihan. Risiko
seperti disfungsi atau gagal fungsi hati bisa terjadi pada mereka yang
menggunakan narkoba dalam jangka waktu panjang.
5.
Merusak sistem imun dalam tubuh
Beberapa penelitian menyebutkan efek dari senyawa kimia
berbahaya narkoba yang berbahaya untuk sistem imun tubuh. Dengan
mengkonsumsi narkoba, pengguna akan lebih mudah sakit. Nggak
jarang kalau para pengguna narkoba tubuhnya jadi makin kutilang,
kurus tinggi langsing seperti kekurangan gizi.
6.
Gangguan Pada Kulit
Untuk pengguna narkoba jenis suntik umumnya akan mengalami
gangguan yang berhubungan dengan kulit. Yang paling sering terjadi
adalah gangguan kulit layaknya infeksi pada kulit.Biasanya gangguan
pada kulit terjadi pada mereka yang menggunakan narkoba dan bisa
dilihat dari bekas lebam di tangan akibat suntikan dari narkoba
tersebut.
7.
Gangguan Sistem Reproduksi
Penggunaan narkoba ternyata juga berdampak buruk pada sistem
reproduksi.Sama
halnya
seperti
bahaya
kebiasaan
merokok,
penggunaan narkoba yang berlebihan dan terus menerus bisa membuat
pengguna berisiko mengalami penurunan hormon reproduksi dan juga
fungsi seksual pada wanita atau pria.
Universitas Sumatera Utara
24
8.
Perubahan fungsi otak
Pengguna yang sudah kecanduan narkoba akan mengalami
perubahan fungsi otak yang cukup membahayakan. Bahaya narkoba
ini akan membuat beberapa bagian otak manusia menjadi rusak
sehingga kinerjanya tidak lagi optimal. Sebuah eksperimen pernah
dilakukan yaitu dengan percobaan narkoba jenis ekstasi pada
binatang.Hasilnya, zat berbahaya pada ekstasi tersebut merusak sel
yang ada di dalam otak.Jika terjadi pada manusia, ini akan
mengakibatkan berubahnya proses patologis biologis. Hal ini akan
membuat kamu langsung tidak peduli pada orang lain di sekitar kamu,
karena setiap kali ia akan berpikir tentang narkoba.
9.
Merusak mental
Penggunaan narkoba jangka panjang telah banyak dihubungkan
dengan berbagai penyakit mental.Beberapa efek bahaya narkoba untuk
mental di antaranya adalah merasakan halusinasi sementara, biasanya
berupa sensasi atau gambaran yang terlihat nyata padahal tidak terjadi
atau hanya khayalan saja.Ada pula yang menghubungkan penggunaan
narkoba dengan penyakit mental skizofrenia.Disebutkan bahwa
beberapa obat diyakini bertanggung jawab atas munculnya gejala
skizofrenia, termasuk di dalamnya adalah kanabis dan kokain.
10. Rasa paranoid
Paranoid atau yang lebih sering disebut dengan parno juga
sering terjadi pada mereka yang sudah kecanduan narkoba. Pengguna
akan sering merasa takut secara berlebihan, sensitif dan mudah sekali
Universitas Sumatera Utara
25
tersinggung.Akibat lain dari rasa paranoid yang muncul karena bahaya
narkoba ini juga bisa membuat pengguna jadi tidak percaya dengan
ucapan atau saran orang lain. Selain itu, bahaya narkoba seperti ganja
juga bisa menyebabkan gangguan mental seperti misalnya depresi,
gelisah dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri pada kalangan
remaja.
2.6.8. Korban Narkoba
Dalam proses rehabilitasi, korban narkoba bukanlah obyek tetapi subyek
dia termaksuk subyek karena berhasil tidaknya proses rehabilitasi sangat
ditentukan oleh dia sendiri. Bentuk keterlibatan dia dalam proses rehabilitasi
adalah komitmennya untuk sembuh dan meninggalkan narkoba di dalam
dirinya harus muncul sikap berikut ;
a. Menyadari bahwa dirinya telah menyimpang dari kehidupan yang normal.
Dia telah menggantungkan hidupnya pada narkoba. Tanpa kesadaran ini
sulit untuk sembuh.
b. Terbangun kesadaran (kerinduan) dalam dirinya untuk sembuh dari
ketergantungan narkoba.
c. Optimis bahwa dia bias pulih dari ketergantungan narkoba. Banyak korban
gagal dalam rehabilitasi karna dia sendiri tidak yakin bahwa dia tidak bias
pulih dari ketergantungan narkoba.
d. Mengubah paradigm baru tentang narkoba. Awal kesembuhan korban
terjadi saat paradigm tentang narkoba berubah dari sumber kenikmatan
berubah menjadi sumber bencana dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
26
2.7. Penyakit
2.7. 1. Penyakit Menular pada korban Narkoba
Narkoba yang digunakan tidak hanya berdampak buruk bagi penampilan si
pecandu saja, karena penyakit-penyakit tertentu diketahui kerap mengintai para
pemadat ini. Apa saja itu? "Untuk narkoba suntik karena biasanya menggunakan
jarum bersama-sama memicu penyakit hepatitis B dan HIV, untuk narkoba yang
lain risikonya lebih besar ke otak
1.
HIV AIDS
Pengguna narkoba suntik diketahui turut menyumbang peningkatan
jumlah orang yang terinfeksi HIV AIDS, hal ini karena sebagian besar
pengguna narkoba menggunakan jarum suntik secara bergantian dan juga
melakukan hubungan seksual yang tidak aman serta berganti-ganti
pasangan.
Umumnya seseorang tidak menyadari jika dirinya terinfeksi HIV
karena sebagian besar tidak bergejala, sehingga rentan menularkan pada
orang lain. Namun saat sistem kekebalan tubuhnya makin menurun maka
mulai muncul gejala dan terkadang sudah masuk ke tahap AIDS.
2.
Hepatitis B dan C
Selain HIV, penyakit hepatitis B dan C juga banyak dialami oleh
pengguna narkoba suntik. Virus hepatitis B dan C ditularkan lewat darah
yang bisa berasal dari saling tukar jarum suntik oleh IDU (Injection drug
user), serta alat tato yang tidak disteril. Umumnya seseorang tidak
menyadari jika ia terinfeksi penyakit ini hingga kondisinya semakin
parah bahkan bisa menjadi sirosis serta kanker hati.
Universitas Sumatera Utara
27
3.
Kemampuan Kognitif Menurun
"Beberapa narkoba risikonya lebih ke otak seperti kemampuan
berpikir dan mengingat atau kognitifnya jadi menurun, untuk remaja
biasanya prestasi di sekolahnya menurun," ujar Prof Samsuridjal
Hampir semua narkoba bisa berdampak buruk bagi otak dan kemampuan
kognitifnya, seperti ekstasi yang membuat orang kehilangan ingatan
dalam jangka waktu lama, tidak mampu berpikir, ekstasi membuat sulit
konsentrasi, ganja menyebabkan gangguan persepsi dan berpikir, serta
shabu yang menyebabkan gangguan saraf.
4.
Gangguan pada hati (liver) dan ginjal
Seperti diketahui kedua organ ini berfungsi menyaring dan
mengeluarkan racun-racun yang ada di dalam tubuh. Namun pada
pengguna narkoba proses penetralan dan pengeluaran racun dari dalam
tubuh ini menjadi terganggu, sehingga hati dan ginjal harus bekerja lebih
keras yang membuatnya berisiko mengalami gangguan atau rusak.
Risiko ini bisa dialami oleh semua pengguna narkoba terutama pemakai
ekstasi, heroin, kokain yang memicu gagal ginjal, serta shabu-shabu.
5.
Gangguan Paru-Paru Dan Pernapasan
"Untuk yang dihirup bisa mengganggu paru-paru karena umumnya
barang yang dijual di pasaran merupakan hasil oplosan dalam barang
oplosan itu seringkali ditemukan zat tertentu yang sebenarnya tidak boleh
masuk atau terhirup ke dalam tubuh sehingga dapat mengganggu paruparu serta pernapasan.
Universitas Sumatera Utara
28
6.
Infeksi Menular Seksual
Pengguna narkoba lebih rentan terkena infeksi menular seksual (IMS)
akibat sering bergonta ganti pasangan serta cenderung melakukan
hubungan seks yang tidak aman.
7.
Gangguan Jiwa
Pecandu atau pengguna narkoba jangka panjang akan membuat zatzat kimia dalam barang haram tersebut membuat sistem sarafnya rusak
dan merangsang kelainan perilaku seperi berhalusinasi, ilusi dan
gangguan cara berpikir yang memicu gangguan kejiwaan.
2.7.2
Pencegahan Penyakit Menular Pada Korban Narkoba
1. Membuat penelitian
Departemen kesehatan bekerja sama dengan departemen terkait
lainnya menghimpun data tentang frekuensi penyakit menular pada
para pemakai narkoba. Caranya, dengan mengadakan penelitian
ilmiah yang tujuannya antara lain untuk mengetahi:
2. Berbagai penyakit yang terdapat di masyarakat pemakai narkoba,
jumlah korban yang telah terkena dan jumlah korban yang rentan
terkena penyakit (atrisk),
3. Jalr penularan serta hubungan yang mungkin ada dengan kebiasaan
pemakaian narkoba.
4. alat atau sarana yang ada guna untuk menghentikan penularan
penyakit tersebut.
Pemerintah juga perlu melibatkan para ahli membantu membuat
rekomendasi yang sesuai. Selain itu secara luas diinformasikan
Universitas Sumatera Utara
29
masyarakat tentang adanya bahaya tersebut kepada kelompok pemakai
narkotika maupun kepada masyarakat seluruhnya. kapasitas perawatan
korban perlu ditingkatkan dan memasukan program perawatan yang
menjangkau
pemakai
narkotika
sebagai
suatu
cara
untuk
menghentikan penularan penyakit menular.
5. Prosess Pengobatan Pecandu
Tahapan-tahapan perawatan setiap panti rehabilitasi pecandu
narkoba yang ada di indonesia tidak sama, Ada yang menekan
pengobatan pada aspek medis, Ada pula yang menekankan pada
pengobatan aspek rohani. Atau memadukan kedua pendekatan
tersebut dengan komposisi yang seimbang. yang ideal rehabilitasi
seorang korban narkoba harus dilakukan secara holistik baik secara
fisik, psikis maupun kerohaniannya.
2.8. Undang-Undang
2.8.1
Undang-Undang Narkotika
UNDANG-UNDANG
NOMOR
35
TAHUN
2009
TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA ,
Menimbang
a.
b.
Bahwa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, kualitas sumber daya manusia
Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan nasional perlu dipelihara
dan ditingkatkan secara terus-menerus, termasuk derajat kesehatannya;
bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya
peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain
dengan mengusahakan ketersediaan Narkotika jenis tertentu yang sangat
dibutuhkan sebagai obat serta melakukan pencegahan dan pemberantasan
Universitas Sumatera Utara
30
c.
d.
e.
f.
bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
bahwa Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian
dan pengawasan yang ketat dan saksama;
bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,
mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan seksama serta bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat
merugikan dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara serta ketahanan nasional Indonesia;
bahwa tindak pidana Narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan
dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak menimbulkan
korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang sangat
membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga UndangUndang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang untuk
menanggulangi dan memberantas tindak pidana tersebut
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Narkotika; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 UndangUndang Dasar Negara Tahun 1945;
2.9 Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin banyak
saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam
masyarakat. Diantara fenomena tersebut seperti fenomena dibidang ekonomi,
bidang sosial budaya, bidang politik, dan bidang hukum. Diantara fenomena
tersebut yang menjadi sorotan utama adalah fenomena dibidang hukum.
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut
narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan.
Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang
seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan
kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkotika adalah zat yang dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
31
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu kesehatan.
Pengguna narkotika ini harus sepengetahuan dari dokter sebab efek setelah
mengkonsumsinya bisa membuat orang ketagihan. rehabilitasi ditujukan kepada
korban dari penyalahgunaan narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan
kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang bersangkutan. Selain untuk
memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan bagi para
pecandu narkotika, agar para pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap
narkotika.
Melihat
data
dalam
kurun
waktu
kebelakangan
ini
sungguh
memperhatinkan. Ternyata banyak pusat Pada awalnya pusat rehabilitasi narkoba
merupakan sarana suatu pengobatan, terutama terhadap proses tindakan represif
yang dilakukan bagi pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi narkoba di sumatera
utara khususnya di kota medan yang tidak layak beroperasi yang dikarenakan
oleh tidak memenuhi syarat - syarat yang sudah ditetapkan oleh instansi
pemerintah dalam bidang rehabilitasi narkoba di Kota Medan. Jumlah pusat
rehabilitasi narkoba yang terdaftar di dinas sosial kota medan berjumlah 2
lembaga rehabilitasi narkoba yang kelayakannya layak beroperasi, sedangkan
daftar nama lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dan instansi pemerintah
di sumut yang terdaftar di BNN berjumlah 25 lembaga rehabilitasi narkoba dari
25 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dan instansi pemerintah di sumut
ada 8 lembaga rehabilitasi narkoba yang tidak layak beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 2.9.1 Bagan Alur Pikiran
Undang – Undang
Narkotika
Pemerintah
Pengawasan
Peran
( Dinas Sosial )
kota Medan
Sikap
Pusat Rehabilitasi
Narkoba
Tahap Rehabilitasi Medis
(Detoksifikasi)
Tahap Rehabilitasi Non Medis
Tahap Bina Lanjut (After
Care)
Korban Narkoba
2.10 Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan upaya dan penegasan dan pembatasan makna
konsep dalam suatu penelitian, untuk menghindari salah satu pengertian atas
makna konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang penelitian harus
menegaskan dan membatasi makna konsep yang akan diteliti, dengan kata lain,
penelitian berupaya mengiring para pembaca hasil peneliti untuk memaknai
Universitas Sumatera Utara
33
konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksud oleh peneliti.
definisi
konsep adalah pengertian yang terbatas sari suatu konsep yang dianut dalam suatu
penelitian (Siagian, 2011 : 138).
Untuk lebih memahami konsep yang digunakan, maka peneliti membatasi
konsep yang digunakan berikut :
1. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status.
2. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat
dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada
beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat
bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
3. Pengawasan merupakan sebuah proses di dalam menetapkan ukuran dari
kinerja dan juga pengambilan tindakan yang dapat mendukung dalam
pencapaian hasil yang diharapkan agar sesuai dengan kinerja yang sudah
ditetapkan
4. Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para
penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan
pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial
yang maksimal.
5. Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan
tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan
ketergantungan pada pengguna.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Peran
2.1.1 Pengertian Peran
Para ahli menyatakan bahwa secara umum pengertian Peran adalah aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Menurut teori peranan tercetus pada awalnya
sebagai hasil kerja para ahli sosiologi. Perspektif dasar teori ini adalah bahwa
tingkah laku dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi
individu-individu untuk melaksanakannya. Dengan lain, teori ini mengakui
pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi yang
berbeda. Meskipun masih terdapat kesimpasiuran mengenai konsep role
(peranan), namun peranan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu sekumpulan
tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen,
1968: Biddle & Thomas, 1966).
Implikasi dari teori peran adalah jika kita
memiliki informasi tentang role expectations untuk suatu posisi tertentu, maka
kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna dari orang yang
melaksanakan posisi itu.
Teori peran telah mengarahkan kepada studi tentang proses pengolahan kesan
(impression management), yaitu suatu bidang yang mempelajari cara bagaimana
orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif tentang dirinya
(Schlenker,1970). Meskipun demikian da beberapa keterbatasan dari teori peran
dalam menjelaskan jenis perilaku sosial tertentu khususnya perilaku menyimpang
(devian behaviors), yaitu perilaku yang meyimpang atau berlawanan dengan
norma-norma yang menentukan suatu peran tertentu. Bahkan perilaku meyimpang
6
Universitas Sumatera Utara
7
pada umumnya menolak untuk menampilkan perilaku yang diharapkan orangorang lain. Perilaku menyimpang dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan bahwa
orang kadang-kadang mengabaikan norma, perilaku menyimpang barang kali
merupakan hasil dari seseorang yang menghadapi konflik atau harapan harapan
yang tidak cocok dari orang-orang lain. Hal ini tentunya bertentangan dalam
asumsi teori peran bahwa orang pada dasarnya adalah konformis artinya individu
selalu melaksanakan peran mereka dan menampilkan perilaku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, perilaku menyimpan adalah problem
kekecualian dan tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang teori peran. Selain itu
keterbatasan dari teori peran adalah tidak menerangkan bagaimana proses
terbentuknya role expectations sehingga segitu besar pengaruh dan tidak
menjelaskan kapan dan bagaimana role expectations ini berubah (Michener &
Delamater, 1999).
2.2. Sikap
Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “ attitude “ pertama kali digunakan
oleh Hebbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu
status mental seseorang . beberapa definisi tentang sikap :
1. L.L. Thurstone (1946)
Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini
meliputi : symbol, kata – kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Zimbardo dan Ebbesen
Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap
seseoran, idea tau obyek yang berisi komponen – komponen cognitive,
affective dan behavior.
3. D. Krech and RS. Crutchfield
Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi
atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu.
4. John H. Harvey dan William P. Smith
Kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif
terhadap obyek atau situasi.
5. Gerungan
Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek
tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan,
tetapi sikap mana ditandai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tadi itu.
2.3. Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.Ada beberapa
definisi mengenai sistem pemerintahan.Sama halnya, terdapat bermacam-macam
jenis pemerintahan di dunia.sebagaimana kita ketahui bersama, dalam studi ilmu
politik gejala pemerintahan merupakan bagian yag tak terpisah dari pusaran
kekuasaan. Bahkan menurut Kuper(2000:418), istilah government (pemerintah)
dan segala bentuk implikasinya merupakan jantung dari ilmu politik. Demikian
Universitas Sumatera Utara
9
salah satu alasan mengapa ilmi pemerintahan pada umumnya sulit melepaskan
dirinya dari baying-bayang ilmu politik (Ndraha,1999:7).
Dalam kajian itu pemerintah menurut Finer dalam kuper (2000:418)
setidaknya menunjukan pada empat pengertian pokok, yaitu pertama, pemerintah
merujukan
pada
suatu
proses
pemerintahan,
dimana
kekuasaan
dioperasionalisasikan oleh mereka untuk memegang kekuasaan secara sah.
Keadaan yang mencekam bagi keamanan setiap individu merupakan indikasi
tentang hadir tidaknya sebuah pemerintahan (Thomas Hobbes dalam Rasyid,
1993:3). Kedua, istilah pemerintah menunjukan keberadaan di mana proses
pemerintahan itu tersebut berlangsung. Ketiga, pemerintah menunjukan secara
langsung person (orang) yang menduduki jabatan-jabatan pemerintah sebagai
pelaksanaan kekusaan. Keempat, perbedaan terminologi pemerintah oleh Finer
meyisahkan satu pengertian yang menarik, yaitu hubungan antara yang
memerintah dan diperintah.
2.3.1. Peran Pemerintah
Sebagai badan eksekutif daerah, dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan memiliki tugas umum penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan daerah
tersebut didasarkan azas desentralisasi dan kewenangan otonom yang dimiliki,
dimana secara teknis fungsional dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang ada, baik oleh Badan, Dinas, Kantor, Bagian dan Unit
Kerja lainnya yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Secara
operasional, tugas-tugas umum pemerintahan daerah dijabarkan ke dalam
beberapa kegiatan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
Universitas Sumatera Utara
10
masyarakat, seperti kerjasama antar kota maupun luar negeri, kerjasama daerah
dengan pihak ketiga, koordinasi dengan instansi vertikal, pencegahan dan
penanggulangan bencana, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
serta lain-lain.
2.4. Pengawasan
2.4.1. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan sebuah proses di dalam menetapkan ukuran dari
kinerja dan juga pengambilan tindakan yang dapat mendukung dalam pencapaian
hasil yang diharapkan agar sesuai dengan kinerja yang sudah ditetapkan
Pengawasan menurut para ahli :
1.
Sarwoto , Pengawasan ialah kegiatan dari manajer yang mengusahakan
supaya pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan ataupun hasil yang sudah dikehendaki.Didalam definisi
itu sarwoto menyatakan secara eksplisit subyek yang juga melaksanakan
pengawasan ataupun mempunyai fungsi pengawasan yaitu manajer,
sebagai sebuah standar ataupun sebagai tolak ukur dari sebuah rencana
yang telah ditetapkan dan juga hasil yang telah dikehendaki.
2.
Soekarno K, Pengawasan ialah suatu proses yang menentukan mengenai
apa yang harus dikerjakan, supaya apa yang harus dikerjakan, supaya apa
yang diselenggarakan dapat sejalan sesuai dengan rencana. Disini
Soekarno K lebih menekankan bahwa pengawasan ialah sebagai proses
yang menentukan mengenai apa yang harus dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.5. Rehabilitasi
2.5.1. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para
penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan
pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang
maksimal.
2.5.2. Tahapan Rehabilitasi
Secara umum ada beberapa tahapan yang harus dilewati, masing-masing
tahapan tersebut memakan waktu bervariasi, ada yang seminggu, sebulan, dan
bahkan berbulan-bulan tergantung tingkat ketergantungannya, tekat korban, dan
dukungan berbagai pihak terutama keluarga dalam seluruh proses tersebut.
a.
Tahap transisi
Penekanan tahap ini lebih kepada informasi awal tentang korban, seperti:
1) Latar belakang korban
2) Lama ketergantungan
3) Jenis obat yang dipakai, akibat-akibat ketergantungan dan berbgai
informasi lainnya
b.
Rahbilitasi Intensif
Setelah melewati tahap transisi (pengumpulan informasi tantang
keadaan korban dan latar belakangnya) baru masuk pada fase berikutnya
yakni proses penyembuhan secara psikis.
c.
Tahap Rekonsiliasi
Tahap berikut yang harus diikuti dan sangat vital adalah tahan
rekonsiliasi. Para korban tidak langsung berinteraksi secara bebas dengan
Universitas Sumatera Utara
12
masyarakat, akan tetapi terlebih dahulu ditampung ebuah lingkungan
khusus selama beberapa waktu sampai pasien benar-benar siap secara
mental dan rohani kembali ke lingkungan semula.
d.
Pemeliharaan Lanjut
Pada tahan ini walau secara fisik yang bersangkutan sudah dinyatakan
sehat secara psikis pun sudah pulih, namun masih ada kemungkinan
mereka akan tergelincir kembali, dalam kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan tiga titik yakni:
1) Mengubah, dan menghilangkan hal-hal yang bersifat nostalgia
kesenangan narkoba.
2) Setia mengikuti program-program acara aftercare (pemeliharaan
lanjut).
3) Dapat juga melibatkan diri dalam gerakan atau kelompok bersih
narkoba dan peduli penanggulangannya.
2.5.3. Metode terapi Rehabilitasi
1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan
penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua,
dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan
obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan
diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini
banyak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan
keagamaan dalam fase detoksifikasinya.
2. Metode alternative
Universitas Sumatera Utara
13
3. Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien
ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core
addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan
opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis
sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan.
2.6. Narkoba
2.6.1. Sejarah Narkoba
Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau
kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh
subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia
lainnya. Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran
candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri).Memasuki abad ke
XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad
XIX terjadi perang candu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus
merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim
sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian
dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama
Morphius).
Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer
dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanantahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"
Universitas Sumatera Utara
14
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur)
Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing
tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898
pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai
obat resmi penghilang sakit (pain killer).
Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah
"Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu
ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan
Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika. Selain morphin &
heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan
coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan
Asma dan TBC.
2.6.2. Jenis-Jenis dan Cara pemakaian Narkoba
2.6.3. Narkotika
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid
analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja
langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.
Cara Penggunaan :
Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh
darah.
Universitas Sumatera Utara
15
2. Heroin / putaw
Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi.Akan tetapi,
reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke
otak.
Cara Penggunaan :
Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh
ataupun bisa juga dengan cara dihisap.
3. Ganja / Kanabis / mariyuana
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan
budidaya yang menghasilkan serat, kandungan zat narkotika terdapat
pada bijinya.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok lalu dihisap.
4. Kokain
Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di
Amerika Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk
mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat
memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Cara Pemakaian
Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan
campuran rokok.
Universitas Sumatera Utara
16
5. LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
Adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen.Biasanya
berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil. Cara pemakaiannya
adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30 s/d 60
menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.
6. Opiat / opium
Adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang
bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini
biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Cara Penggunaan : Penggunaan opiat adalah dengan cara dihisap.
7. Kodein
Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh
dokter, namun obat ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
Cara Penggunaan : Kodein merupakan hasil proses dari metilasi
morfin. Cara penggunaannya dengan jalan dihisap.
8. Barbiturat
Biasa digunakan sebagai obat tidur.Cara kerjanya mempengaruhi
sistem syaraf. Efek dari mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3
hingga 6 jam.
2.6.4. Psikontropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang
memiliki Khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat
yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku penggunanya.
Universitas Sumatera Utara
17
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang
dapat mengakibatkan penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat
berbentuk tablet, pil, serta serbuk. Nama Lain dari psikontropika jenis
ini adalah inex, Metamphetamines.
2. Sabu-sabu
Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit
yang
parah,
seperti
gangguan
hiperaktivitas
kekurangan
perhatian atau narkolepsi.
Cara Penggunaan : Cara penggunaan sabu-sabu adalah dengan jalan
dihisap.
3. Sedatif – hipnotik
Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ,
BK, Lexo, MG, Rohip, Dum.
Cara Penggunaan:
Cara pemakaiannya adalah dengan jalan diminum atau bisa juga
disuntikkan intravena atau anus. Biasanya dokter memberikan obat ini
untuk mengatasi kecemasan atau panik yang membuat insomnia.
4. Nipam
Adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi
anseitas.Biasanya digunakan secara bersamaan dengan minuman
beralkohol yang sebenarnya dapat beresiko bahaya bagi penggunanya.
Universitas Sumatera Utara
18
5. Angel Dust (PCP/ phencyclidine)
Angel dust termasuk halusinogen.Zat ini dikonsumsi sebagai
sampingan oleh pengguna narkoba terutama di Amerika Serikat. Obat
ini diproduksi dalam bentuk bubuk dan bentuk cair , biasanya
disemprotkan ke bahan berdaun seperti ganja, mint, oregano, peterseli
atau Jahe Daun, dan rokok.
6. Speed
Speed atau biasa disebut methamphetamine merupakan stimulan
sistem saraf pusat yang kuat dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan
berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit.Cara kerja obat ini
adalah dengan merangsang sel-sel otak, meningkatkan mood dan
gerakan tubuh.Methamphetamine merupakan stimulan yang kuat dan
tahan lama karena mampu menembus sistem saraf pusat lebih mudah
daripada amfetamin. Cara pemakaiannya bisa dicampurkan pada rokok,
dihisap, ataupun disuntikkan
7. Demerol
Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa
sakit dan nyeri. Jika over dosis, bbat ini dapat berakibat kematian bagi
penggunanya.Bagi
penderita
asma
dilarang
keras
mengkonsumsinya.Obat ini juga memberikan efek kecanduan.
2.6.5. Zat Adiktif
Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahanbahan alamiah baik semi sintetis maupun sintetis.Zat ini dipakai sebagai
pengganti morfin atau kokain yang bekerja mengganggu sistem syaraf
Universitas Sumatera Utara
19
pusat. Contoh zat adiktif : lem, aceton, ether dan sebagainya. Yang
tergolong dalam jenis narkoba ini antara lain :
1. Alkohol / etanol
alkohol adalah
senyawa
organik
yang
memiliki gugus
hidroksil yang terikat pada atom karbon. Alkohol biasanya digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan obat.Ia juga bisa berfungsi sebagai zat
pengawet.
Dalam dunia otomotif, alkohol / etanol digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan,
dimana
Alkohol
dapat
digunakan
sebagai antibeku pada radiator.
Alkohol mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing berupa karbon yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik yang dihisap.
2. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh
tumbuh-tumbuhan
sejenis
suku
terung-terungan
seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan salah satu racun saraf.
Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan
insektisida.
Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru
paru untuk selanjutnya diserap oleh aliran darah, dan dalam waktu
kurang lebih 8 detik, zat ini akan sampai ke otak untuk selanjutnya
merubah kerja otak. Proses penyebaran racun ini berlangsung cepat
Universitas Sumatera Utara
20
dikarenakan bentuknya mirip dengan acetylcholine yang normal
terdapat di dalam otak.
3. Kafein
Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem
metabolisme dan saraf pusat.Kafein digunakan sebagai pengurang rasa
lelah serta untuk mencegah / mengurangi rasa kantuk. Bagi para atlet,
kafein biasanya dapat meningkatkan daya tahan agar kuat dalam
berlari.Namun zat ini adalah penyebab asma dan makanan untuk
penderita asam lambung yang harus di hindari.
4. Zat desainer
Merupakan zat yang dibuat secara ilegal.Zat ini sangat dilarang
pemerintah untuk dikonsumsi. Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan
nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket fuel.Adapun efek
penggunaan zat ini hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh
penggunaan narkoba jenis yang lainnya.Kebanyakan jenis jenis narkoba
yang beredar di pasaran internasional adalah berbentuk seperti sagu.
Serbuk putih, kuning, atau kecoklat-coklatan.
2.6.6. Efek Samping Narkoba
Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian,
pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk
mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih
membaik” yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis.Efek ini
dapat mengakibatkan ketergantungan.tanda tanda fisik, dapat dilihat dari tanda –
tanda fisik si pengguna, seperti :
Universitas Sumatera Utara
21
1. Mata merah
2. Mulut kering
3. Bibir bewarna kecoklatan
4. Perilakunya tidak wajar
5. Bicaranya kacau
6. Daya ingatannya menurun
Ada pun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain :
1. Anak menjadi pemurung dan penyendiri
2. Wajah anak pucat dan kuyu
3. Terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
4. Matanya berair dan tangannya gemetar
5. Nafasnya tersengal dan susuh tidur
6. Badannya lesu dan selalu gelisah
7. Anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua
2.6.7. Dampak Narkoba
1.
Merusak Sistem Pernapasan
Asap dari narkoba seperti ganja terdiri dari berbagai macam
bahan kimia beracun yang bisa mengiritasi saluran paru-paru. Jika
sering menghirup asap dari narkoba, risikonya adalah menjadi sesak
napas, batuk, bronchitis dan infeksi paru-paru lebih tinggi tingkat
kronisnya. Asap tersebut mengandung karsinogen yang berpotensi
meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Universitas Sumatera Utara
22
2.
Merusak sistem peredaran darah
Senyawa kimia berbahaya dalam narkoba dapat bergerak dari
paru-paru ke aliran darah dan seluruh tubuh. Dalam beberapa menit
saja, detak jantung akan naik drastis. Bahaya narkoba ini bisa
menambah
risiko
terjadinya
serangan
jantung
dengan
signifikan.Selain itu, mereka yang menggunakan narkoba biasanya
juga identik dengan mata merah.Ini dikarenakan pembuluh darah di
mata melebar.
3.
Menyebabkan gangguan sistem saraf pusat
Tidak butuh waktu lama untuk senyawa kimia dibawa oleh aliran
darah menuju otak dan organ lainnya. Jika masuk dalam otak, THC
atau senyawa kimia narkoba ini akan melepaskan dopamin dalam
jumlah yang besar. Ini yang menyebabkan pengguna merasa lebih
tenang, lebih nyaman atau biasa disebut dengan ‘high’ atau ‘fly’.Pada
fase ini, pengguna tidak bisa berpikir dengan jernih karena
terganggunya proses pencernaan informasi. Selain itu, pengguna akan
sulit juga untuk membentuk atau mengingat sesuatu ketika sedang
‘high’. Bahaya narkoba dalam mengganggu saraf juga bisa
menyebabkan pengguna mengalami kejang, halusinasi hingga hilang
kesadaran.
4.
Menyebabkan disfungsi hati
Menggunakan narkoba jenis ganja juga bisa menyebabkan
perasaan tersengat atau terbakar di mulut dan tenggorokan. Apalagi
jika narkoba dikonsumsi melalui mulut, hati atau liver akan
Universitas Sumatera Utara
23
memprosesnya dengan cepat. Bahaya narkoba ini akan menyebabkan
fungsi hati menjadi rusak jika narkoba dikonsumsi berlebihan. Risiko
seperti disfungsi atau gagal fungsi hati bisa terjadi pada mereka yang
menggunakan narkoba dalam jangka waktu panjang.
5.
Merusak sistem imun dalam tubuh
Beberapa penelitian menyebutkan efek dari senyawa kimia
berbahaya narkoba yang berbahaya untuk sistem imun tubuh. Dengan
mengkonsumsi narkoba, pengguna akan lebih mudah sakit. Nggak
jarang kalau para pengguna narkoba tubuhnya jadi makin kutilang,
kurus tinggi langsing seperti kekurangan gizi.
6.
Gangguan Pada Kulit
Untuk pengguna narkoba jenis suntik umumnya akan mengalami
gangguan yang berhubungan dengan kulit. Yang paling sering terjadi
adalah gangguan kulit layaknya infeksi pada kulit.Biasanya gangguan
pada kulit terjadi pada mereka yang menggunakan narkoba dan bisa
dilihat dari bekas lebam di tangan akibat suntikan dari narkoba
tersebut.
7.
Gangguan Sistem Reproduksi
Penggunaan narkoba ternyata juga berdampak buruk pada sistem
reproduksi.Sama
halnya
seperti
bahaya
kebiasaan
merokok,
penggunaan narkoba yang berlebihan dan terus menerus bisa membuat
pengguna berisiko mengalami penurunan hormon reproduksi dan juga
fungsi seksual pada wanita atau pria.
Universitas Sumatera Utara
24
8.
Perubahan fungsi otak
Pengguna yang sudah kecanduan narkoba akan mengalami
perubahan fungsi otak yang cukup membahayakan. Bahaya narkoba
ini akan membuat beberapa bagian otak manusia menjadi rusak
sehingga kinerjanya tidak lagi optimal. Sebuah eksperimen pernah
dilakukan yaitu dengan percobaan narkoba jenis ekstasi pada
binatang.Hasilnya, zat berbahaya pada ekstasi tersebut merusak sel
yang ada di dalam otak.Jika terjadi pada manusia, ini akan
mengakibatkan berubahnya proses patologis biologis. Hal ini akan
membuat kamu langsung tidak peduli pada orang lain di sekitar kamu,
karena setiap kali ia akan berpikir tentang narkoba.
9.
Merusak mental
Penggunaan narkoba jangka panjang telah banyak dihubungkan
dengan berbagai penyakit mental.Beberapa efek bahaya narkoba untuk
mental di antaranya adalah merasakan halusinasi sementara, biasanya
berupa sensasi atau gambaran yang terlihat nyata padahal tidak terjadi
atau hanya khayalan saja.Ada pula yang menghubungkan penggunaan
narkoba dengan penyakit mental skizofrenia.Disebutkan bahwa
beberapa obat diyakini bertanggung jawab atas munculnya gejala
skizofrenia, termasuk di dalamnya adalah kanabis dan kokain.
10. Rasa paranoid
Paranoid atau yang lebih sering disebut dengan parno juga
sering terjadi pada mereka yang sudah kecanduan narkoba. Pengguna
akan sering merasa takut secara berlebihan, sensitif dan mudah sekali
Universitas Sumatera Utara
25
tersinggung.Akibat lain dari rasa paranoid yang muncul karena bahaya
narkoba ini juga bisa membuat pengguna jadi tidak percaya dengan
ucapan atau saran orang lain. Selain itu, bahaya narkoba seperti ganja
juga bisa menyebabkan gangguan mental seperti misalnya depresi,
gelisah dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri pada kalangan
remaja.
2.6.8. Korban Narkoba
Dalam proses rehabilitasi, korban narkoba bukanlah obyek tetapi subyek
dia termaksuk subyek karena berhasil tidaknya proses rehabilitasi sangat
ditentukan oleh dia sendiri. Bentuk keterlibatan dia dalam proses rehabilitasi
adalah komitmennya untuk sembuh dan meninggalkan narkoba di dalam
dirinya harus muncul sikap berikut ;
a. Menyadari bahwa dirinya telah menyimpang dari kehidupan yang normal.
Dia telah menggantungkan hidupnya pada narkoba. Tanpa kesadaran ini
sulit untuk sembuh.
b. Terbangun kesadaran (kerinduan) dalam dirinya untuk sembuh dari
ketergantungan narkoba.
c. Optimis bahwa dia bias pulih dari ketergantungan narkoba. Banyak korban
gagal dalam rehabilitasi karna dia sendiri tidak yakin bahwa dia tidak bias
pulih dari ketergantungan narkoba.
d. Mengubah paradigm baru tentang narkoba. Awal kesembuhan korban
terjadi saat paradigm tentang narkoba berubah dari sumber kenikmatan
berubah menjadi sumber bencana dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
26
2.7. Penyakit
2.7. 1. Penyakit Menular pada korban Narkoba
Narkoba yang digunakan tidak hanya berdampak buruk bagi penampilan si
pecandu saja, karena penyakit-penyakit tertentu diketahui kerap mengintai para
pemadat ini. Apa saja itu? "Untuk narkoba suntik karena biasanya menggunakan
jarum bersama-sama memicu penyakit hepatitis B dan HIV, untuk narkoba yang
lain risikonya lebih besar ke otak
1.
HIV AIDS
Pengguna narkoba suntik diketahui turut menyumbang peningkatan
jumlah orang yang terinfeksi HIV AIDS, hal ini karena sebagian besar
pengguna narkoba menggunakan jarum suntik secara bergantian dan juga
melakukan hubungan seksual yang tidak aman serta berganti-ganti
pasangan.
Umumnya seseorang tidak menyadari jika dirinya terinfeksi HIV
karena sebagian besar tidak bergejala, sehingga rentan menularkan pada
orang lain. Namun saat sistem kekebalan tubuhnya makin menurun maka
mulai muncul gejala dan terkadang sudah masuk ke tahap AIDS.
2.
Hepatitis B dan C
Selain HIV, penyakit hepatitis B dan C juga banyak dialami oleh
pengguna narkoba suntik. Virus hepatitis B dan C ditularkan lewat darah
yang bisa berasal dari saling tukar jarum suntik oleh IDU (Injection drug
user), serta alat tato yang tidak disteril. Umumnya seseorang tidak
menyadari jika ia terinfeksi penyakit ini hingga kondisinya semakin
parah bahkan bisa menjadi sirosis serta kanker hati.
Universitas Sumatera Utara
27
3.
Kemampuan Kognitif Menurun
"Beberapa narkoba risikonya lebih ke otak seperti kemampuan
berpikir dan mengingat atau kognitifnya jadi menurun, untuk remaja
biasanya prestasi di sekolahnya menurun," ujar Prof Samsuridjal
Hampir semua narkoba bisa berdampak buruk bagi otak dan kemampuan
kognitifnya, seperti ekstasi yang membuat orang kehilangan ingatan
dalam jangka waktu lama, tidak mampu berpikir, ekstasi membuat sulit
konsentrasi, ganja menyebabkan gangguan persepsi dan berpikir, serta
shabu yang menyebabkan gangguan saraf.
4.
Gangguan pada hati (liver) dan ginjal
Seperti diketahui kedua organ ini berfungsi menyaring dan
mengeluarkan racun-racun yang ada di dalam tubuh. Namun pada
pengguna narkoba proses penetralan dan pengeluaran racun dari dalam
tubuh ini menjadi terganggu, sehingga hati dan ginjal harus bekerja lebih
keras yang membuatnya berisiko mengalami gangguan atau rusak.
Risiko ini bisa dialami oleh semua pengguna narkoba terutama pemakai
ekstasi, heroin, kokain yang memicu gagal ginjal, serta shabu-shabu.
5.
Gangguan Paru-Paru Dan Pernapasan
"Untuk yang dihirup bisa mengganggu paru-paru karena umumnya
barang yang dijual di pasaran merupakan hasil oplosan dalam barang
oplosan itu seringkali ditemukan zat tertentu yang sebenarnya tidak boleh
masuk atau terhirup ke dalam tubuh sehingga dapat mengganggu paruparu serta pernapasan.
Universitas Sumatera Utara
28
6.
Infeksi Menular Seksual
Pengguna narkoba lebih rentan terkena infeksi menular seksual (IMS)
akibat sering bergonta ganti pasangan serta cenderung melakukan
hubungan seks yang tidak aman.
7.
Gangguan Jiwa
Pecandu atau pengguna narkoba jangka panjang akan membuat zatzat kimia dalam barang haram tersebut membuat sistem sarafnya rusak
dan merangsang kelainan perilaku seperi berhalusinasi, ilusi dan
gangguan cara berpikir yang memicu gangguan kejiwaan.
2.7.2
Pencegahan Penyakit Menular Pada Korban Narkoba
1. Membuat penelitian
Departemen kesehatan bekerja sama dengan departemen terkait
lainnya menghimpun data tentang frekuensi penyakit menular pada
para pemakai narkoba. Caranya, dengan mengadakan penelitian
ilmiah yang tujuannya antara lain untuk mengetahi:
2. Berbagai penyakit yang terdapat di masyarakat pemakai narkoba,
jumlah korban yang telah terkena dan jumlah korban yang rentan
terkena penyakit (atrisk),
3. Jalr penularan serta hubungan yang mungkin ada dengan kebiasaan
pemakaian narkoba.
4. alat atau sarana yang ada guna untuk menghentikan penularan
penyakit tersebut.
Pemerintah juga perlu melibatkan para ahli membantu membuat
rekomendasi yang sesuai. Selain itu secara luas diinformasikan
Universitas Sumatera Utara
29
masyarakat tentang adanya bahaya tersebut kepada kelompok pemakai
narkotika maupun kepada masyarakat seluruhnya. kapasitas perawatan
korban perlu ditingkatkan dan memasukan program perawatan yang
menjangkau
pemakai
narkotika
sebagai
suatu
cara
untuk
menghentikan penularan penyakit menular.
5. Prosess Pengobatan Pecandu
Tahapan-tahapan perawatan setiap panti rehabilitasi pecandu
narkoba yang ada di indonesia tidak sama, Ada yang menekan
pengobatan pada aspek medis, Ada pula yang menekankan pada
pengobatan aspek rohani. Atau memadukan kedua pendekatan
tersebut dengan komposisi yang seimbang. yang ideal rehabilitasi
seorang korban narkoba harus dilakukan secara holistik baik secara
fisik, psikis maupun kerohaniannya.
2.8. Undang-Undang
2.8.1
Undang-Undang Narkotika
UNDANG-UNDANG
NOMOR
35
TAHUN
2009
TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA ,
Menimbang
a.
b.
Bahwa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, kualitas sumber daya manusia
Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan nasional perlu dipelihara
dan ditingkatkan secara terus-menerus, termasuk derajat kesehatannya;
bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya
peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain
dengan mengusahakan ketersediaan Narkotika jenis tertentu yang sangat
dibutuhkan sebagai obat serta melakukan pencegahan dan pemberantasan
Universitas Sumatera Utara
30
c.
d.
e.
f.
bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
bahwa Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian
dan pengawasan yang ketat dan saksama;
bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,
mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan seksama serta bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat
merugikan dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara serta ketahanan nasional Indonesia;
bahwa tindak pidana Narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan
dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak menimbulkan
korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang sangat
membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga UndangUndang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang untuk
menanggulangi dan memberantas tindak pidana tersebut
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Narkotika; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 UndangUndang Dasar Negara Tahun 1945;
2.9 Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin banyak
saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam
masyarakat. Diantara fenomena tersebut seperti fenomena dibidang ekonomi,
bidang sosial budaya, bidang politik, dan bidang hukum. Diantara fenomena
tersebut yang menjadi sorotan utama adalah fenomena dibidang hukum.
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut
narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan.
Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang
seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan
kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkotika adalah zat yang dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
31
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu kesehatan.
Pengguna narkotika ini harus sepengetahuan dari dokter sebab efek setelah
mengkonsumsinya bisa membuat orang ketagihan. rehabilitasi ditujukan kepada
korban dari penyalahgunaan narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan
kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang bersangkutan. Selain untuk
memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan bagi para
pecandu narkotika, agar para pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap
narkotika.
Melihat
data
dalam
kurun
waktu
kebelakangan
ini
sungguh
memperhatinkan. Ternyata banyak pusat Pada awalnya pusat rehabilitasi narkoba
merupakan sarana suatu pengobatan, terutama terhadap proses tindakan represif
yang dilakukan bagi pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi narkoba di sumatera
utara khususnya di kota medan yang tidak layak beroperasi yang dikarenakan
oleh tidak memenuhi syarat - syarat yang sudah ditetapkan oleh instansi
pemerintah dalam bidang rehabilitasi narkoba di Kota Medan. Jumlah pusat
rehabilitasi narkoba yang terdaftar di dinas sosial kota medan berjumlah 2
lembaga rehabilitasi narkoba yang kelayakannya layak beroperasi, sedangkan
daftar nama lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dan instansi pemerintah
di sumut yang terdaftar di BNN berjumlah 25 lembaga rehabilitasi narkoba dari
25 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dan instansi pemerintah di sumut
ada 8 lembaga rehabilitasi narkoba yang tidak layak beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 2.9.1 Bagan Alur Pikiran
Undang – Undang
Narkotika
Pemerintah
Pengawasan
Peran
( Dinas Sosial )
kota Medan
Sikap
Pusat Rehabilitasi
Narkoba
Tahap Rehabilitasi Medis
(Detoksifikasi)
Tahap Rehabilitasi Non Medis
Tahap Bina Lanjut (After
Care)
Korban Narkoba
2.10 Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan upaya dan penegasan dan pembatasan makna
konsep dalam suatu penelitian, untuk menghindari salah satu pengertian atas
makna konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang penelitian harus
menegaskan dan membatasi makna konsep yang akan diteliti, dengan kata lain,
penelitian berupaya mengiring para pembaca hasil peneliti untuk memaknai
Universitas Sumatera Utara
33
konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksud oleh peneliti.
definisi
konsep adalah pengertian yang terbatas sari suatu konsep yang dianut dalam suatu
penelitian (Siagian, 2011 : 138).
Untuk lebih memahami konsep yang digunakan, maka peneliti membatasi
konsep yang digunakan berikut :
1. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status.
2. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat
dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada
beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat
bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
3. Pengawasan merupakan sebuah proses di dalam menetapkan ukuran dari
kinerja dan juga pengambilan tindakan yang dapat mendukung dalam
pencapaian hasil yang diharapkan agar sesuai dengan kinerja yang sudah
ditetapkan
4. Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para
penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan
pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial
yang maksimal.
5. Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan
tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan
ketergantungan pada pengguna.
Universitas Sumatera Utara