Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan
penelitian cross-sectional yaitu dimana cara pengambilan data variabel
independen dan variabel dependen dilakukan sekali waktu pada saat bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan dan waktu penelitian dilakukan dari bulan Juli 2016
hingga bulan Juni 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa/i kelas
II, III, IV dan V di Sekolah dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
yang berjumlah 823 orang. Peneliti memilih siswa/i kelas II, III, IV dan V dengan
asumsi bahwa populasi sudah dapat berkomunikasi dengan baik, memahami
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan dapat mengerti pengarahan yang
diberikan oleh peneliti. Siswa/i kelas VI tidak dijadikan populasi karena sedang
mempersiapkan diri untuk Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus

cross-sectional sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
N = jumlah populasi
Z = score Z, berdasarkan nilai ฀ yang diinginkan = 1,96
฀ = derajat kepercayaan = 0,5
d = toleransi kesalahan = 0,1
p = proporsi kasus yang diteliti dalam populasi, jika p tidak diketahui maka
gunakan p = 0,5
1-p = q, yaitu proporsi untuk terjadinya suatu kejadian. Jika penelitian ini
menggunakan p, maka q = 1-p = 1=0,5
Tabel 3.1 Jumlah Siswa/i Kelas II, III, IV dan V di SD Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Kelas
Jumlah Siswa/i
Kelas II
207

Kelas III
204
Kelas IV
204
Kelas V
208
Total
823

n=

1,962 x 0,5 x 0,5 x 823
0,12 x 822 + 1,962 x 0,5 x 0,5

n=

790,40
8,22 + 0,9604

n = 87,09 ฀ 88

Besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 88 siswa/i yang berada
di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proportionate stratified random
sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak
homogennya dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Besar sampel
setiap kelasnya adalah sebagai berikut.
1. Kelas II

207

= 823 � 87 = 21,8 = 22 orang

Universitas Sumatera Utara

Untuk jumlah sampel kelas II dengan total 207 siswa maka didapat sampel
sebanyak 22 orang anak.
2. Kelas III

204


= 823 � 87 = 21,5 = 22 orang

Untuk jumlah sampel kelas III dengan total 204 siswa maka didapat sampel
sebanyak 22 orang anak.
3. Kelas IV

204

= 823 � 87 = 21,5 = 22 orang

Untuk jumlah sampel kelas IV dengan total 204 siswa maka didapat sampel
sebanyak 22 orang anak.
4. Kelas V

208

= 823 � 87 = 21,9 = 22 orang

Untuk jumlah sampel kelas II dengan total 208 siswa maka didapat sampel
sebanyak 22 orang anak.

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari objek
yang diteliti (Soewadji, 2012). Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah data karakteristik responden, pola makan, konsumsi susu, dan tinggi badan
responden
1.

Data karakteristik anak (tanggal lahir, usia, jenis kelamin, kelas) diperoleh
melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner penelitian.

2.

Pola makan dan konsumsi susu responden yang diperoleh melalui wawancara
yang meliputi jenis, jumlah, dan frekuensi dengan menggunakan formulir
food recall 24 jam dan formulir food frequency.

Universitas Sumatera Utara

3.


Tinggi badan dilakukan pengukuran langsung oleh peneliti. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tinggi badan yaitu microtoise dan dihitung nilai zscore tinggi badan menurut umur responden sehingga responden dapat
dikategorikan sesuai indikator TB/U berdasarkan standar baku antropometri
WHO 2007 untuk anak umur 5-18 tahun.

3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, publikasi yang
sudah dalam bentuk jadi (Soewadji, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini
adalah mengenai lokasi penelitian dan rapor sekolah semester ganjil T.A.
2016/2017 siswa/i Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
untuk penilaian prestasi belajar responden.
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1 Variabel
Penelitian ini memiliki variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen pada penelitian ini adalah konsumsi susu. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah tinggi badan dan prestasi belajar siswa/i.
3.5.2
a.


Definisi Operasional

Pola makan adalah informasi mengenai jenis, frekuensi dan jumlah makanan
yang dikonsumsi dalam sehari.

b.

Konsumi susu adalah jenis, jumlah dan frekuensi konsumsi susu yang
dikonsumsi dalam sehari.

c.

Tinggi badan adalah ukuran antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan yang diukur dari kepala hingga ujung kaki menggunakan
microtoise dengan ketelitian 0.1 cm.

Universitas Sumatera Utara

d.


Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai seorang siswa berupa
suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah yang
ditulis dalam rapor sekolah semester ganjil T.A 2016/2017.

3.6 Metode Pengukuran
1.

Pola Makan
Data jenis, jumlah, dan frekuensi makanan diperoleh melalui wawancara

menggunakan formulir food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali dan harinya tidak
berturut-turut dan formulir food frequency. Setelah itu, dihitung kecukupan
karbohidrat, protein, lemak, dan kalsium ke dalam energi menggunakan software
nutrisurvey, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi yang
dianjurkan secara manual.
a.

Kategori jenis makanan adalah sebagai berikut:

1) Lengkap yaitu terdiri dari 4 jenis makanan yaitu makanan pokok, lauk-pauk,

sayur-sayuran, dan buah-buahan.
2) Kurang lengkap yaitu terdiri dari 3 jenis makanan yaitu makanan pokok,
lauk-pauk dan sayur-sayuran atau buah-buahan.
3) Tidak lengkap yaitu terdiri dari 2 jenis makanan yaitu makanan pokok dan
lauk-pauk atau sayur-sayuran.
b.

Kategori jumlah makanan yang dikonsumsi dikonversikan menjadi zat gizi
adalah sebagai berikut:
Konsumsi zat gizi (Karbohidrat)
Tingkat konsumsi Karbohidrat=

x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)
Konsumsi zat gizi (Protein)

Tingkat konsumsi Protein

=


x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)

Universitas Sumatera Utara

Konsumsi zat gizi (Lemak)
Tingkat konsumsi Lemak

=

x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)
Konsumsi zat gizi (Kalsium)

Tingkat konsumsi Kalsium

=

x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)


Tabel 3.2

Kebutuhan Zat Gizi Anak Menurut Kelompok Umur
7 – 9 th
10 – 12 th
Kelompok Umur
L/P
L
P
Zat Gizi Makro
Karbohidrat (g)
254
289
275
Protein (g)
49
56
60
Lemak (g)
72
70
67
Zat Gizi Mikro
Kalsium (mg)
1000
1200
1200
Sumber : Angka Kecukupan Gizi Indonesia Tahun 2013
Kategori jumlah makanan (zat makro) setelah didapat dalam bentuk
persen adalah sebagai berikut (WNPG, 2004) :
1) Kurang : Apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi < 80 % AKG
2) Baik

: Apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi 80 - 110 % AKG

3) Lebih

: Apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi > 110 % AKG

Kategori jumlah makanan (zat mikro) setelah didapat dalam bentuk
persen adalah sebagai berikut (WNPG, 2004) :
1) Kurang : Apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi < 80 % AKG
2) Baik
c.

: Apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi 80 - 110 % AKG

Kategori frekuensi makanan adalah sebagai berikut:

1) Sering

: >1x/hari, 1x/hari, 4-6x/minggu

2) Jarang

: 1-3x/minggu, 1x/bulan

3) Tidak pernah
2.

Konsumsi Susu

Universitas Sumatera Utara

Data jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi susu diperoleh melalui
wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali dan
harinya tidak berturut-turut. Setelah itu, dihitung kecukupan protein dan kalsium
ke dalam energi menggunakan software nutrisurvey, kemudian dibandingkan
dengan angka kecukupan energi yang dianjurkan secara manual.
a.

Kategori jumlah konsumsi susu yang dikonsumsi dikonversikan menjadi zat
gizi adalah sebagai berikut:
Konsumsi zat gizi (Protein)
Tingkat konsumsi Protein

=

x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)
Konsumsi zat gizi (Kalsium)

Tingkat konsumsi Kalsium

=

x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG)

Pedoman Gizi Seimbang 2013 menganjurkan mengonsumsi susu 2 gelas
sehari dan kebutuhan akan protein dan kalsium per hari akan dapat dipenuhi 2544% hanya dengan mengonsumsi susu 2 gelas sehari. Kategori tingkat kecukupan
gizi dari konsumsi susu yaitu sebagai berikut.
1) Kurang : Apabila jumlah protein dan kalsium yang dikonsumsi < 25% AKG.
2) Baik
b.

: Apabila jumlah protein dan kalsium yang dikonsumsi 25–44% AKG.

Kategori frekuensi konsumsi susu adalah sebagai berikut:

1) Sering

: >1x/hari, 1x/hari

2) Jarang

: 4-6x/minggu 1-3x/minggu, 1x/bulan

3) Tidak pernah
3.

Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan responden dilakukan dengan mengukur tinggi

badan yang diukur dengan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Setelah hasil

Universitas Sumatera Utara

pengukuran diketahui, maka TB/U dapat dihitung dengan WHO Anthroplus. Hasil
z-score akan menentukan pada kategori status gizi apa responden berada. Data
status gizi responden dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu:
Tabel 3.3 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan Indeks
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Kategori Status Gizi
Z-Score
Sangat Pendek
< -3 SD
Pendek
-3 s/d < -2 SD
Normal
-2 s/d 2 SD
Tinggi
> 2 SD
Sumber : Depkes RI, 2011
4.

Prestasi Belajar
Pengukuran prestasi belajar akan dilihat dari rata-rata nilai rapor sekolah

semester ganjil T.A. 2016/2017 responden. Semua nilai akademik akan
dijumlahkan dan dihitung nilai rata-ratanya berdasarkan mata pelajaran yang ada.
Prestasi belajar akan dikategorikan menjadi 2 kategori adalah sebagai berikut.
a.

Kategori baik bila nilai rata-rata rapor ฀ 70

b.

Kategori kurang bila nilai rata-rata rapor < 70.
Peneliti memilih nilai 70 sebagai batas antar kategori karena nilai rata-rata

kriteria ketuntasan minimal (KKM) di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02,
Kampung Dadap, Medan adalah 70.
3.7 Metode Analisis Data
Dalam pengolahan data, ada empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
1.

Editing (Penyuntingan Data)
Editing atau penyuntingan data dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan kelengkapan isian pada kuesioner dan ketepatan data hasil
pengukuran sebelum dimasukkan ke dalam pengolah data.

Universitas Sumatera Utara

2.

Coding (Pemberian Kode)
Setelah semua data selesai diperiksa kebenaran dan kelengkapannya,
selanjutnya akan dilakukan coding, yaitu mengubah data yang berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Langkah ini akan
memudahkan dalam pengentrian data.

3.

Data Entry (Memasukkan Data)
Data yang telah diubah menjadi bentuk kode angka atau bilangan
dimasukkan ke dalam program komputer.

4.

Tabulasi
Setelah data dimasukkan ke dalam software SPSS, langkah selanjutnya
adalah menganalisis hasil penelitian dengan metode cross-sectional. Hasil
dari analisis tersebut akan ditampilkan pada software SPSS dalam bentuk
tabel.

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu:
a.

Analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel
penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari tiap
variabel.

b.

Analisis bivariat, ialah analisis yang digunakan untuk menguji hubungan
antara dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan dependen.
Pada analisis ini peneliti akan menggunakan uji chi-square. Interpretasi
atau penarikan simpulan dari analisis penelitian akan dilihat dari tabel hasil
yang ditampilkan oleh SPSS. Hipotesis akan diterima apabila nilai p <
0,05 dan sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila nilai p > 0,05.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 terletak di Jalan Mustafa No.1
Kampung Dadap, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sekolah ini didirikan pada tahun 1942. Sekolah
Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan dipimpin Kepala Sekolah dan
dibantu oleh 40 guru pengajar dan 10 pegawai. Fasilitas sekolah cukup lengkap
yang terdiri dari 30 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, toilet,
lapangan olahraga, pendopo, dan tempat parkir.
Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan ini memiliki 6
kelas (kelas I sampai dengan kelas VI). Pada tahun ajaran 2016/2017, jumlah
siswa/i keseluruhan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap
Medan adalah 1197 siswa/i.
Tabel 4.1 Distribusi Siswa/i Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung
Dadap Medan Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin
Siswa/i
Kelas
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
184
I
109
75
II
92
115
207
III
125
79
204
IV
113
91
204
V
102
106
208
VI
108
82
190
Jumlah
1197
Sumber: SD Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

Program pembelajaran di sekolah ini menganut program pembelajaran full
day school. Siswa/i masuk sekolah pagi sekitar pukul 7.15 WIB dan pulang
sekolah hingga sore sampai pukul 16.30 WIB yang menyebabkan makanan yang
dimakan siswa/i tidak bisa dipantau sepenuhnya oleh orang tua. Makanan yang

Universitas Sumatera Utara

tidak lengkap dapat mempengaruhi kecukupan gizi seharian siswa/i sehingga
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gizi kurang pada siswa/i.
Status ekonomi orang tua siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan bervariasi. Dapat dilihat dari pekerjaan orang tua yang
memungkinkan pendapatan orang tua siswa/i yang berbeda-beda, sehingga adanya
status ekonomi yang berjenjang mulai dari pendapatan yang tinggi hingga yang
rendah. Hal ini yang menyebabkan tidak semua siswa/i yang mengonsumsi susu
setiap harinya, karena harga susu yang mahal menyebabkan orang tua siswa/i
tidak sanggup untuk membeli susu untuk dikonsumsi anaknya.
4.2 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah siswa/i kelas II, III, IV dan V
Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan berjumlah 88 orang.
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari jenis kelamin dan usia.
Pada kategori jenis kelamin, siswa/i dibagi menjadi laki-laki dan perempuan.
Jumlah siswa/i terbanyak pada penelitian ini adalah perempuan, yaitu sebanyak 48
orang (54,5%), sedangkan untuk siswa/i laki-laki berjumlah 40 orang (45,5%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah
Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki
40
45,5
Perempuan
48
54,5
Jumlah
88
100,0
Pada kategori usia, rentang usia dimulai dari usia 7 tahun hingga 12 tahun.
Pada penelitian ini siswa/i terbanyak berada pada rentang usia 10 hingga 11 tahun,
yaitu sebanyak 23 orang (26,1%). Siswa/i yang paling sedikit ada pada usia 7
hingga 8 tahun, yaitu sebanyak 12 orang (13,6%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Usia di Sekolah Dasar
Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
Usia (Tahun)
n
%
7–8
12
13,6
8–9
21
23,9
9 – 10
18
20,5
10 – 11
23
26,1
11 – 12
14
15,9
Jumlah
88
100,0
4.3 Karakteristik Orang Tua Responden
Pada penelitian ini, karakteristik orang tua siswa yang diteliti yaitu
pekerjaan orang tua. Dapat dilihat pada Tabel 4.4, pekerjaan ayah siswa/i yang
paling banyak adalah sebagai pegawai swasta, yaitu sebanyak 36 orang (40,9%),
sedangkan untuk ibu siswa/i, sebanyak 54 orang (61,4%) ibu rumah tangga atau
tidak bekerja.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Siswa/i di Sekolah
Dasar Muhammdiyah 02 Kampung Dadap Medan
Ayah
Ibu
Pekerjaan Orangtua
n
%
n
%
PNS
19
21,6
10
11,4
Pegawai Swasta
36
40,9
13
14,8
Wiraswasta
33
37,5
11
12,5
Tidak Bekerja
0
0,0
54
61,4
Jumlah
88
100,0
88
100,0
4.4 Status Gizi Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan tinggi
badan siswa/i dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sangat pendek, pendek, normal.
Pada penelitian yang dilakukan tidak terdapat siswa/i yang berada pada kategori
tinggi. Dapat dilihat pada Tabel 4.5, tinggi badan siswa/i lebih banyak berada
pada kategori normal 49 orang (55,7%), sedangkan tinggi badan siswa/i yang di

Universitas Sumatera Utara

bawah normal yaitu kategori pendek dan sangat pendek, yaitu sebanyak 36 orang
(40,9%) dan 3 orang (3,4%).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Berdasarkan Tinggi Badan
Menurut Umur Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Status Gizi Menurut TB/U
n
%
Sangat Pendek
3
3,4
Pendek
36
40,9
Normal
49
55,7
Jumlah
100,0
88
4.5 Prestasi Belajar Responden
Pada penelitian yang telah dilakukan, prestasi belajar siswa/i terbagi atas 2
kelompok, yaitu baik (nilai berada di atas rata-rata ฀70) dan kurang (nilai berada
di bawah rata-rata 1x/hari

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 65 orang (73,9%) dan frekuensi 1x/hari sebanyak 23 orang (26,1%).
Selanjutnya, makanan pokok yang paling dikonsumsi yaitu mie dengan frekuensi
4-6x/minggu sekitar 49 orang (55,7%). Selain nasi dan mie, siswa/i juga sering
mengonsumsi roti dan kentang dengan frekuensi 4-6x/minggu sebanyak 40 orang
(45,5%) dan 22 orang (25,0%). Makanan pokok yang jarang dikonsumsi siswa/i
yaitu jagung dengan frekuensi 1x/bulan sebanyak 51 orang (58,0%).
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Makanan Berdasarkan Bahan Makanan
Pokok yang Dikonsumsi Siswa/i di Sekolah Dasar
Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
Bahan
Makana
n Pokok

Frekuensi Makanan
Jarang

Sering
>1x/
Hari

1x/
Hari

4-6x/
Minggu

1-3x/
Minggu

1x/
Bulan

Tidak
Pernah

Jumlah

n

%

n

%

n

%

n

%

n

%

n

%

N

%

Nasi

65

73,9

23

26,1

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

88

100,0

Roti

0

0,0

20

22,7

40

45,5

28

31,8

0

0,0

0

0,0

88

100,0

Jagung

0

0,0

0

0,0

0

0,0

37

42,0

51

58,0

0

0,0

88

100,0

Kentang

0

0,0

0

0,0

22

25,0

66

75,0

0

0,0

0

0,0

88

100,0

Mie

0

0,0

0

0,0

49

55,7

33

37,5

6

6,8

0

0,0

88

100,0

Berdasarkan lauk pauk yang dikonsumsi siswa/i yang paling banyak
berasal dari protein hewani yaitu telur dengan frekuensi 4-6x/minggu sebanyak 72
orang (81,8%), kemudian lauk pauk lain yang digemari ialah daging ayam dan
ikan dengan frekuensi 4-6x/minggu sebesar 58 orang (65,9%) dan 24 orang
(27,3%). Selain itu jenis lauk pauk yang jarang dikonsumsi siswa/i yaitu daging
sapi dan udang dengan frekuensi 1x/bulan sebanyak 72 orang (81,8%) dan 56
orang (63,6%).
Pada penelitian ini, lauk pauk yang berasal dari protein nabati yang paling
banyak dikonsumsi yaitu tahu dengan frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 51 orang
(58,0%), sedangkan tempe dengan frekuensi 1-3x/minggu sekitar 37 orang

Universitas Sumatera Utara

(42,0%). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan lauk pauk yang dikonsumsi
siswa/i tidak ada frekuensinya >1x/hari atau 1x/hari, dikarenakan lauk pauk yang
dikonsumsi oleh siswa/i setiap harinya berbeda-beda. Frekuensi lauk pauk siswa/i
dijelaskan selengkapnya pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Makanan Berdasarkan Lauk Pauk yang
Dikonsumsi Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Frekuensi Makanan
Sering
Jarang
Lauk
Tidak
Jumlah
4-6x/
1-3x/
1x/
Pauk
Pernah
Minggu
Minggu
bulan
D. Sapi
D. Ayam
Telur
Ikan
Udang
Tahu
Tempe

n
0
58
72
24
2
17
10

%
0,0
65,9
81,8
27,3
2,3
19,3
11,4

n
16
30
16
45
30
51
37

%
18,2
34,1
18,2
51,1
34,1
58,0
42,0

n
72
0
0
19
56
20
41

%
81,8
0,0
0,0
21,6
63,6
22,7
46,6

n
0
0
0
0
0
0
0

%
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0

N
88
88
88
88
88
88
88

%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0

Hasil wawancara yang telah dilakukan, jenis sayuran yang paling bnayak
dikonsumsi siswa/i yaitu wortel dan bayam dengan frekuensi 4-6x/minggu
sebanyak 30 orang (34,1%) dan 24 orang (27,3%). Namun, masih ada sejumlah
siswa/i yang jarang mengonsumsi sayuran seperti labu, sawi, kangkung, dan
brokoli dengan frekuensi antara 1-3x/minggu dan 1x/bulan. Bahkan ada siswa/i
yang tidak mengonsumsi sayuran seperti sawi sebanyak 19 orang (21,6%), brokoli
sekitar 11 orang (12,5%) dan kangkung sebanyak 10 orang (11,4%).
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sayuran yang dikonsumsi siswa/i
tidak ada frekuensinya >1x/hari atau 1x/hari, dikarenakan sayuran yang
dikonsumsi oleh siswa/i setiap harinya berbeda-beda. Selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.11 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Makanan Berdasarkan Sayur-sayuran yang
Dikonsumsi Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Frekuensi Makanan
Sering
Jarang
SayurTidak
Jumlah
4-6x/
1-3x/
1x/
sayuran
Pernah
Minggu
Minggu
Bulan
n
%
n
%
n
%
n
%
N
%
Bayam
24 27,3
43 48,9
17 19,3
4
4,5 88 100,0
Wortel
30 34,1
40 45,5
13 14,8
5
5,7 88 100,0
Sawi
14 15,9
30 34,1
25 28,4 19 21,6 88 100,0
Labu
18 20,5
41 46,6
23 26,1
6
6,8 88 100,0
Kangkung
22 25,0
35 39,8
21 23,9 10 11,4 88 100,0
Brokoli
14 15,9
39 44,3
24 27,3 11 12,5 88 100,0
Hasil wawancara menunjukkan bahwa buah-buahan jarang dikonsumsi
oleh siswa/i. Dapat dilihat pada Tabel 4.12, buah-buahan yang dikonsumsi siswa/i
yang paling banyak dan jarang dikonsumsi dengan frekuensi 1-3x/minggu adalah
jeruk (61,4%), pisang (60,2%) dan semangka (53,4%).
Jenis buah-buahan yang sangat jarang dikonsumsi siswa/i dengan
frekuensi 1x/bulan adalah apel (25,0% dan mangga (25,0%). Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Makanan Berdasarkan Buah-buahan yang
Dikonsumsi Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Frekuensi Makanan
Sering
Jarang
BuahTidak
Jumlah
4-6x/
1-3x/
1x/
buahan
Pernah
Minggu
Minggu
bulan
n
%
n
%
n
%
n
%
N
%
Mangga
15 17,0 42 47,7 22 25,0
9 10,2 88 100,0
Pepaya
19 21,6 46 52,3 20 22,7
3
3,4 88 100,0
Semangka
20 22,7 47 53,4 20 22,7
1
1,1 88 100,0
Pisang
26 29,5 53 60,2
9 10,2
0
0,0 88 100,0
Jeruk
23 26,1 54 61,4 11 12,5
0
0,0 88 100,0
Apel
15 17,0 37 42,0 22 25,0 14 15,9 88 100,0

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.13, makanan jajanan yang sangat diminati siswa/i
adalah makanan ringan (chiki) dengan frekuensi 4-6x/minggu sekitar 50 orang
(56,8%) dan biskuit dengan frekuensi yang sama sebanyak 42 orang (47,7%).
Makanan jajajan seperti bakso (54,5%), mie ayam (43,2%) dan gorengan (37,5%)
juga banyak dikonsumsi siswa/i tetapi berada dalam kategori jarang dengan
frekuensi 1-3x/minggu.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Makanan Berdasarkan Makanan Jajanan
yang Dikonsumsi Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02
Kampung Dadap Medan
Frekuensi Makanan
Sering
Jarang
Makanan
Tidak
Jumlah
4-6x/
1-3x/
1x/
Jajanan
Pernah
Minggu
Minggu
bulan
Gorengan
Biskuit
Bakso
Mie ayam
Chiki

n
35
42
19
32
50

%
39,8
47,7
21,6
36,4
56,8

n
33
34
48
38
22

%
37,5
38,6
54,5
43,2
25,0

n
11
8
15
12
11

%
12,5
9,1
17,0
13,6
12,5

n
9
4
6
6
5

%
10,2
4,5
6,8
6,8
5,7

N
88
88
88
88
88

%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0

4.7 Konsumsi Susu Responden
Pada penelitian ini, untuk mengetahui konsumsi susu responden, peneliti
melakukan wawancara dengan responden menggunakan formulir food recall 24
jam dan food frequency. Konsumsi susu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
kecukupan zat gizi dari konsumsi susu dan frekuensi konsumsi susu berdasarkan
jenis susu. Hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar
siswa/i masih mengonsumsi susu setiap harinya yaitu sebanyak 66 orang (75%),
sedangkan siswa/i yang tidak mengonsumsi susu sekitar 22 orang (25%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Susu Siswa/i di
Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan
Konsumsi Susu
n
%
Ya
66
75,0
Tidak
22
25,0
Jumlah
88
100,0
4.7.1 Konsumsi susu berdasarkan kecukupan zat gizi konsumsi susu responden
Pada penelitian ini terdapat siswa/i yang masih mengonsumsi susu setiap
harinya dan tidak lagi mengonsumsi susu sehingga responden yang diteliti untuk
kecukupan protein dan kalsium dari susu hanya siswa/i yang mengonsumsi susu
setiap harinya sebanyak 66 orang. Penelitian ini menggunakan formulir food
recall 24 jam.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dari 66 siswa/i yang
mengonsumsi susu setiap harinya terdapat frekuensi minum susu siswa/i yang
berbeda yaitu 2 gelas per hari dan 1 gelas per hari. Jumlah susu diperoleh dari
banyaknya siswa/i mengonsumsi susu satu gelas (±240 ml) per hari. Jumlah susu
dikategorikan menjadi 2 kategori. Kategori baik yaitu mengonsumsi susu 2 gelas
(240-480 ml) per hari dan kategori kurang yaitu mengonsumsi susu 1 gelas (

Dokumen yang terkait

Hubungan Konsumsi Susu dengan Tinggi Badan Anak Sekolah TK

0 3 46

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI I Hubungan Kadar Hemoglobin Siswa Dengan Prestasi Belajar Di Sekolah Dasar Negeri I Bentangan Wonosari Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI I Hubungan Kadar Hemoglobin Siswa Dengan Prestasi Belajar Di Sekolah Dasar Negeri I Bentangan Wonosari Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kecerdasan Linguistik Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar.

1 3 18

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 0 19

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 0 2

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 0 8

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 4 18

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 1 4

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

0 0 29