Analisis Tokoh Utama Pada Kisah Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Semi (1993:63) metode adalah langkah kerja untuk memperhatikan suatu
pendekatan yang dioperasionalkan setelah menentukan kriteria-kriteria yang menunjang
pendekatan. Untuk melengkapi data yang akan digunakan dalam analisis novel kumpulan
kisah Dong Zhou 2, maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode
yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan
mengumpulkan

data,

menyusun

atau

mengklasifikasinya,

menganalisis,

dan


menginterpretasikannya. Kutha (2010:53) dalam Gindarsyah (2010:30) menjelaskan, metode
deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul
dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman
dan penjelasan secukupnya.Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
yaitumengungkapkan

kepribadian

tokoh

utama

dalam

cerpen

Hana.Selain

itu


jugamengungkapkan faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya aspekpsikologis tokoh
utama.
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan (library research).Studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1999: 111).

23
Universitas Sumatera Utara

3.1 Data dan Sumber Data
3.1.1 Data
Data merupakan bagian yang penting dalam setiap penelitian.Data, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, adalah keterangan atau bahan nyata yang memfokuskan kepada spek
psikologis dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).Dalam penelitian ini, data
dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer pada penelitian ini
adalah teks berupa kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf yang terdapat padaKumpulan Kisah
Dong Zhou.Data kemudian diolah sesuai teknik pengumpulan data. Sedangkan data sekunder
dalam penelitian ini adalah


berupa buku, jurnal, dan makalah yang relevan dengan topik

penelitian.
3.1.2 Sumber data
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber berarti asal. Sehingga, sumber data
adalah asal data. Sumber data primer atau sumber data utama dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Sumber data : kumpulan Kisah Dong Zhou
Penulis

: CC Low (terj) Leo Djunaedi

Cover

: Coklat

Halaman

: 369


Terbitan

: PT. Suara Harapan Bangsa

Tahun Terbit : 2011
Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dan makalah yang
relevan dengan topik penelitian.

24
Universitas Sumatera Utara

3.2

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 :110). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dengan studi kepustakaan (library research), penulis mengumpulkan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam mengumpulkan data berupa :
1. Mengumpulkan data-data berupa novel, jurnal, buku-buku, dan penulisan karya

ilmiah.
2. Membaca serta menggaris bawahi uraian-uraian yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Menyusun secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami.

3.3

Teknik Analisis Data
Teknik

analisis

data

dalam

penelitian

ini

menggunakan


metode

analisisdeskriptif.Metode ini bertujuan untuk mengkaji aspek psikologis tokoh utamadalam
novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 dengan pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud.Selain mengungkap teori kepribadian yang ada dalam psikologi.Pendekatan
psikologi juga digunakan untuk mengungkap Faktor-faktor yangmelatarbelakangi aspek
kejiwaan yang terjadi pada tokoh utama.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam menganalisis data
ialah sebagai berikut :
1. Menguraikan data-data yang telah dikumpulkan serta menggaris bawahi uraian
keterangan yang akan disampaikan.
2. Menganalisis data-data dengan menggunakan teori-teori yang telah ditentukan dalam
landasan teori.
3. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.
25
Universitas Sumatera Utara

Chart Metode Penelitian


Penelitian

Sumber Data :
Cerita, Buku,
Internet

Data :
Kutipan, kata, frasa,
kalimat dari novel.

Kesimpulan

Interpretasi, Deskripsi,
Kesimpulan(Deskriptif)

26
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS TOKOH UTAMA PADA KISAH DONG ZHOU 2


4.1

Tu Anjia
Di dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 peneliti akan mengkaji aspek-aspek

psikologi yang terdapat dalam tokoh utama.Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki
peranan

penting

dalam

suatu

cerita.Tokoh

ini

merupakan


tokoh

yang

paling

banyakdiceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Bahkan pada
novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui
dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan.
Di dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 terdapat 6 kerajaan, dimana setiap kerajaan
mempunyai seorang raja serta pejabat tinggi negara.Raja-raja serta pejabat tinggi negara yang
berkuasa yang disebutkan dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 merupakan tokoh utama
dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.Akan tetapi untuk mempersingkat waktu penelitian,
penulis hanya menggunakan tokoh utama yang dalam penokohannya terlihat jelas kisah yang
menggambarkan perjuangan, serta nilai-nilai yang dapat menjadi pesan moral bagi
pembacanya. Tokoh yang akan diteliti merupakan tokoh yang representatif dari tokoh-tokoh
yang disebutkan dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.
Dalam pemilihan tokoh-tokoh yang representatif dari beberapa tokoh yang ada di
dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, penulis juga menimbang berdasarkan peranannya,

yaitu : Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang kita
kagumi, yang satu jenisnya secara populer disebut hero, yaitu tokoh yang merupakan
perwujudan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd dan Lewis dalam
Nurgiyantoro, 2002 : 178). Sedangkan Tokoh Antagonis merupakan kebalikan dari Tokoh

27
Universitas Sumatera Utara

Protagonis.Dimana tokoh Antagonis adalah tokoh yang menjadi penyebab timbulnya konflik
dan ketegangan yang dialami oleh Tokoh Protagonis.
Selain itu, ada hal lain yang meyakinkan penulis bahwasanya tokoh yang di teliti
memang merupakan tokoh yang representatif dari tokoh-tokoh yang disebutkan dalam
Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, dimana tokoh yang akan disebutkan diambil dari salah satu
kerajaan terkuat yang terdapat dalam kerajaan Zhou Timur yang merupakan kumpulan kisah
yang terdapat dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.
Yan Zi berkata : “ Yang Mulia, diantara negara-negara raja muda dalam Kerajaan
Zhou Timur, Jin dan Chu yang terkuat. Kita dapat menahan kekuatan Jin hanya bila
kita bekerjasama dengan Chu, tetapi Chu selama ini bersikap sombong dan suka
memerintah.Dibawah kondisi yang demikian, aku bersedia pergi ke Negara Chu untuk
menjalin hubungan baik.”Jing Gong menyetujuinya. (Low, C.C. 2011:202)

Dengan beberapa alasan serta kutipan yang terdapat dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2,
penulis merasa yakin bahwasanya tokoh utama yang akan diteliti merupakan tokoh yang
paling representatif dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya yang terdapat dalam
Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.
Adapun tokoh-tokoh utama yang akan diteliti dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2
diambil dari Kerajaan Jin yaitu : Tu Anjia dan Cheng Yin. Tokoh-tokoh yang telah
disebutkan merupakan tokoh utama yang dianggappaling representatif dari tokoh utama
lainnya yang berada dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.
Dalam

menganalisis

aspek

psikologi

tokoh

utama

yang

terdapatdalam

noveltersebutberdasarkan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud, terdapat struktur kepribadian
manusia yang terdiri dari : Id, ego, dan super ego yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Jadi dapat dikatakan dalam analisis penelitian ini terdapat salah satu atau dua, bahkan ketiga
struktur kepribadian yaitu id, ego dan superego.
Tu Anjia merupakan seorang pejabat tinggi kerajaan yang menjadi orang kepecayaan
di masa pemerintahan Jin Ling Gong, seorang raja yang memiliki sifat yang buruk.Semasa
28
Universitas Sumatera Utara

kepemimpinan Jin Ling Gong, Tu Anjia banyak dipercayai untuk mengerjakan urusan-urusan
penting kenegaraan, baik untuk mengerjakan urusan dalam negeri maupun yang menyangkut
hubungan kerjasama dengan beberapa negara tetangga.Oleh karena kepiawaian Tu Anjia
yang dapat merebut perhatian Raja Jin Ling Gong, tidak heran kalau Tu Anjia mendapat
tempat sebagai pejabat tinggi di kerajaan yang dipimpin oleh Jin Ling Gong.
Tu Anjia sebagai pejabat tinggi negara sekaligus menjadi orang kepercayaan Raja Jin
Ling Gong tentunya memiliki iktatan emotional yang cukup tinggi terhadap raja. Tu Anjia
sangat setia serta patuh terhadap perintah raja, sehingga selain Tu Anjia tidak ada orang
lainyang dapat diandalkan untuk dapat memberikan masukan kepada raja. Namun itulah
kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Raja Jin Ling Gong, dia sangat mempercayai Tu
Anjia sehingga menghiraukan nasihat Zhao Dun yang menjabat sebagai Perdana Mentri yang
sebenarnya lebih bijaksana dari Tu Anjia.
Oleh karena tidak menghiraukan nasihat Zhao Dun, Raja Jin Ling Gong yang lalim
tersebut dibunuh oleh Zhao Chuan adik dari Zhao Dun.Setelah Jin Ling Gong meninggal, Jin
Cheng Gong naik tahta, lantas Tu Anjia tidak mendapatkan tempat sebagai pejabat tinggi
negara pada saat itu.Dapat dikatakan pada saat kepemimpinan Jin Cheng Gong, Tu Anjia
mengalami kekosongan kekuasaan. Sehingga pada saat itu Tu Anjia sangat terpukul oleh
keaadaan yang sama sekali tidak memihak kepadanya. Oleh karena keadaan yang menimpa
Tu Anjia sangat buruk, Tu Anjia berfikir tidak ada orang yang paling bertanggung jawab
selain keluarga Zhao.Akibat dari ulah Zhao Chuan yang membunuh Raja Jin Ling Gong, Tu
Anjia menyalahkan seluruh keluarga Zhao.Dari sinilah awal mengapa Tu Anjia sangat
mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh Zhao Zhuan dan menyalahkan seluruh keluarga
Zhao.
Semasa pemerintahan Jin Cheng Gong, tidak banyak kisah yang diambil dari Tu
Anjia karena Tu Anjia juga tidak memiliki kuasa pada saat itu.Setelah pemerintahan Jin
29
Universitas Sumatera Utara

Cheng Gong berakhir kemudian diteruskan oleh Jin Jing Gong.Di masa kekuasaan Jin Jing
Gongbarulah Tu anjia diangkat kembali menjadi pejabat tinggi negara.Disinilah awal Tu
Anjia memainkan peranannya untuk membalaskan dendamnya kepada keluarga Zhao.

4.1.1 Id Tu Anjia
Setelah Tu Anjia mendapatkan perintah raja Jin Jing Gong untuk menyelesaikan
perkara tersebut, sampailah berita tersebut ketelinga Zhao Shuo yang disampaikan oleh Han
Jue orang yang setia kepada keluarga Zhao.Zhao Shuo beserta seluruh keturunan Zhao
disuruh untuk meninggalkan kediamannya agar kelarga Zhao dapat selamat dari maut, tetapi
Zhao Shuo tidak mengindahkan perkataan tersebut.Zhao Shuo tetap pada pendiriannya dia
tidak meninggalkan tempat kediamannya.
Disitu terlihat kesetiaan keluarga Zhao kepada raja serta ketaatan dalam menjalankan
nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya.Zhao Shuo dan keluarganya tidak takut walaupun
maut yang menjadi pilihannya.Dalam hal ini Zhao Shuo dapat dikatakan sebagai kesatria
yang tidak takut pada kematian.Disini juga sangatlah terlihat identitas dari keluarga Zhao
yang sangat setia kepada raja dan sekaligus mementahkan fitnah Tu Anjia kepada keluarga
Zhao. Ada beberapa id yang diperlihatkan oleh Tu Anjia didalam novel Kumpulan Kisah
Dong Zhou 2 tersebut, diantaranya adalah :
4.1.1.1 Membunuh Keturunan Zhao
Tidak menunggu waktu yang lama malam itu juga Tu Anjia mempersiapkan
pasukan untuk mendatangi kediaman seluruh keturunan Zhao. Pada keesokan harinya,
di pagi hari, Tu Anjia memimpin sekelompok prajurit, mengepung kediaman Zhao
Shuo dan menggantung plat (di mana tertulis jelas kejahatan Zhao di masa lalu) di
gerbang, Tu mengklaim bahwa di bawah perintah raja muda untuk menghukum

30
Universitas Sumatera Utara

penghianat.Para prajurit masuk ke kediaman Zhao Shuo dan membunuh seluruh
keluarga Zhao, laki-laki dan perempuan, tua dan muda.
Pada keesokan harinya, di pagi hari, Tu Anjia memimpin sekelompok prajurit,
mengepung kediaman Zhao Shuo dan menggantung plat (di mana tertulis jelas
kejahatan Zhao di masa lalu) di gerbang, Tu mengklaim bahwa di bawah
perintah raja muda untuk menghukum penghianat. Para prajurit masuk ke
kediaman Zhao Shuo dan membunuh seluruh keluarga Zhao, laki-laki dan
perempuan, tua dan muda. (Low, C.C. 2011:131)
Didalam kutipan tersebut terlihat jelas id yang terdapat dalam tubuh Tu Anjia ketika
membunuh seluruh keturunan Zhao.Tu Anjia membunuh seluruh keluarga Zhao, tua dan
muda, laki-laki dan perempuan.Tu Anjia merupakan seorang pejabat tinggi yang tidak
memiliki moral. Tu anjia merupakan sosok orang yang bejat, kotor dan kejam. Tu Anjia tega
membunuh serta membabat habis keluarga Zhao, sungguh tindakan yang tidak terpuji dan
sangat terkutuk.
4.1.1.2 Membunuh Anak Cheng Ying
Oleh karena pengumuman yang disampaikan oleh Tu Anjia kepada seluruh
masyarakat yang berada di Negara Jin.Cheng Ying mengorbankan anaknya untuk
digantikan dengan bayi Putri Zhuang agar keturunan Zhao bisa diselamatkan.
Tu Anjia mengambil bayi itu, melihat sebentar, sambil menyerigai dan tertawa
dingin, dia mengangkat bayi malang itu, dengan sekuat tenaganya dia
mencampakkan ke tanah. Cheng Ying merasa kepalanya dipukul dengan
godam.Dengan tubuhnya berayun, dia hampir saja pingsan. “Wuuuaaa…..!”
Bayi malang itu menjerit. Seorang bayi yang baru lahir belasan hari langsung
menjadi segumpal daging yang berlumuran darah! Air mata mengalir di wajah
Cheng Ying, tetapi dengan cepat ia membalikkan badannya dan
menghapusnya dengan jubah lengannya. (Low, C.C. 2011:161)
Tu Anjia dengan tidak memiliki rasa kemanusiaan menyampakkan bayi
malang itu ke tanah dengan sekuat tenaga. Bayi malang tersebut menjerit, seorang
bayi yang baru lahir belasan hari langsung menjadi segumpal daging yang berlumuran
darah! Sungguh perbuatan yang sangat biadab yang dilakukan oleh Tu Anjia.

31
Universitas Sumatera Utara

4.1.13 Membunuh Gongsun Chiqiu
Kebiadapan itu juga ditunjukkan Tu Anjia ketika id Tu Anjia membunuh
Gongsun, yang di eksekusi di depan masyarakat ramai. Serta mengakibatkan Cheng
Ying mendapat makian dan cacian dari seluruh pendududuk di Negara Jin, padahal
Cheng Ying dan Gongsun merupakan seorang pahlawan yang akan menyelamatkan
pewaris tunggal silsilah keluarga Zhao.
Saat pelaksanaan eksekusi, tempat eksekusi telah dipadati penduduk kota.
Mereka semua tahu kekejaman Tu Anjia.Melihat si terhukum hanya seorang
pria tua berambut putih, mereka semua menghela nafas dengan
sedih.Sejumlah besar dari penonton menunjuk-nunjuk Cheng Ying mencacimakinya:”Cheng Ying, kamu orang yang kejam dan tidak mempunyai hati
nurani!”Hati Cheng Ying seperti tertusuk pisau. Putranya sendiri tewas
mengenaskan, teman lamanya akan di bunuh dan dia sendiri disebut sebagai
orang kejam tidak berperikemanusiaan. Tetapi dia menahan semua kesedihan,
dia menuangkan semangkuk arak dan menawarkannya pada temannya
sebelum dieksekusi. (Low, C.C. 2011:163)

4.1.2

Ego Tu Anjia
Setelah Jin Jing Gong mengangkat Tu Anjia sebagai pejabat tinggi negara, disinilah

terlihat peranan yang dilakukan oleh Tu Anjia.Tugas yang diberikan kepadanya sangat
dimanfaatkannya dengan baik untuk memberikan pelajaran kepada keluarga Zhao. Tu Anjia
di awal kekuasaannya langsung membuat pendekatan yang baik kepada raja, Tu Anjia
melakukan apa saja untuk membuat Raja Jin Jing Gong senang dan tertarik kepadannya.
Sama seperti yang dilakukan Tu Anjia kepada Raja Jin Ling Gong.
Setelah apa yang dilakukan Tu Anjia kepada Raja Jin Jing Gong, raja kemudian puas
dengan apa yang dilakukannya, tetapi raja tidak mengetahui keburukan apa saja yang
dilakukan Tu Anjia dibelakang raja. Raja Jin Jing Gong juga tidak mengetahui maksud buruk
yang ada dikepala Tu Anjia. Adapun beberapa ego yang terlihat dari Tu Anjia adalah sebagai
berikut :

32
Universitas Sumatera Utara

4.1.2.1 Balas Dendam
Setelah raja cukup percaya kepada Tu Anjia, barulah Tu Anjia melancarkan
niatnya untuk membalaskan dendam kepada keluarga Zhao.Tu Anjia langsung
membuat skenario singkat untuk menghabisi seluruh keluarga Zhao yang langsung
disampaikannya kepada raja Jin Jing Gong.Tu Anjia membuat skenario yang sangat
tidak bermoral karena Tu Anjia sangat iri melihat kehadiran keluarga Zhao yang
masih berada ditengah-tengah lingkungan istana dan mendapat tempat yang baik di
hati raja yang berkuasa pada saat itu.Padahal pada saat itu Tu Anjia terbuang dan
tidak dipakai dilingkungan istana.
Setelah meraih kekuasaan, Tu Anjia bertekad melenyapkan keluarga Zhao.
Walaupun Zhao Dun, Zhao Chuan dan yang lainnya telah meninggal, putra
Zhao Dun, Zhao Shuo dan sepupunya Zhao Shuo masih tetap menjabat pejabat
tinggi Negara Jin. Tu Anjia selalu berfikir dan merencanakan pembunuhan
keluarga Zhao.Pada saat itu, Gunung Liangshan (letaknya di bagian timur laut
Kabupaten Lishe Provinsi Shanxi sekarang) tiba-tiba longsor dan menutup
arus sungai.Ada rumor di negara Jin bahwa itu pertanda buruk.Mendengar
kejadian ini, Tu Anjia mulai memutar otak untuk melaksanakan rencana
jahatnya. (Low, C.C. 2011:122)

4.1.2.2 Menyogok Taishi
Tu Anjia sangat memahami langkah yang akan diambil oleh Raja Jin Jing
Gong, sehingga Tu Anjia tidak membuang waktu dan menyia-nyiakan kesempatan
yang ada untuk melancarkan skenario buruk yang akan ditimpahkan kepada keturunan
Zhao. Seolah mengetahui langkah Raja Jin Jing Gong, Tu Anjia mendatangi taishiyg
dikenal dengan peramal.Tu Anjia lalu menyogok peramal tersebut untuk melakukan
apa saja sesuai dengan perintah Tu Anjia yang dapat merugikan keluarga Zhao. Lalu
seperti apa yang diinginkan oleh Tu Anjia, peramal tersebut mengatakan bahwa
gunung dan sungai mengalami perubahan mendadak karena hukum di Negara Jin
tidak dijalankan secara adil.

33
Universitas Sumatera Utara

Dia tahu Jin Jing Gong akan mencari peramal dari pejabat „taishi‟ (pejabat
yang meramal fenomena alam). Tu Anjia menyogok „taishi‟ dan memintanya
untuk mengarang cerita yang dapat merugikan keluarga Zhao.Seperti yang
diharapkan, Jin Jing Gong memanggil „taishi‟ tersebut dan meminta untuk
meramalkan kejadian Gunung Liangshang. Setelah meramal dengan Delapan
Diagram (Pat-Kwa), „taishi‟(peramal) itu berkata : “ Ramalan berkata bahwa
gunung dan sungai mengalami perubahan mendadak karena hukum di Negara
Jin tidak dijalankan secara adil.” (Low, C.C. 2011:123)

4.1.2.3 Memfitnah Keluarga Zhao
Agar dapat melancarkan niatnya dan mendapatkan restu dari Raja Jin Jing
Gong untuk menghabisi seluruh keluarga Zhao. Tu Anjia menghalalkan segara cara,
termasuk memfitnah Zhao Dun terlibat dalam pembunuhan Raja Jin Ling Gong.
Jin Jing Gong bertanya dengan terkejut:“Aku belum pernah menghukum
seseorang. Bagaimana aku disebut tidak adil?” Tu Anjia berkata:“ Di masa
lalu, Zhao Dun membunuh Jin Ling Gong. Hal ini tertulis dengan jelas dibuku
sejarah.Jin Cheng Gong bukan hanya tidak menghukumnya, malah
menyerahkan urusan negara pada keluarga Zhao.Dapatkah ini disebut adil?”
(Low, C.C. 2011:124).
4.1.2.4 Memperalat Menteri Luan Shu dan Xi Qi
Tu Anjia terlihat sudah sangat menguasai skenario yang telah dibuatnya, dan
seolah-olah Tu Anjia juga mengetahui langkah yang akan dibuat oleh Raja Jin Jing
Gong. Untuk menguatkan pendapatnya, Tu Anjia menjumpai Menteri Luan Shu dan
Xi Qi agar mereka menguatkan apa yang disampaikan Tu Anjia kepada Raja Jin Jing
Gong. Tu Anjia memperalat kedua menteri tersebut untuk menguatkan statement nya
agar Raja Jin Jing Gong mempercayai apa yang disampaikan oleh Tu Anjia tentang
dosa masa lalu keluarga Zhao.
Tu Anjia menebak apa yang ada dalam fikiran Jing Gong. Lalu dia pergi
menemui Menteri Luan Shu dan Xi Qi. Dia berkata : “ Jika raja menanyakan
padamu tentang pembantaian Ling Gong oleh Zhao Dun, kalian harus
menjawab bahwa Ling Gong memang dibunuh oleh Zhao Dun dan Zhao
Chuan.” Karena Luan Shu dan Xi Qi dendam pada keluarga Zhao, mereka
setuju untuk melakukan apa yang dikatakan Tu Anjia. Saat di istana diadakan
pertemuan esok harinya, Jin Jing Gong, menanyakan kejadian tentang Zhao
34
Universitas Sumatera Utara

Dun pada Han Jue.“Zhao Dun tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Jin
Ling Gong di Taman Persik.Terlebih lagi, keluarga Zhao sangat berjasa pada
negara secara turun-temurun.Mengapa Paduka mau mempercayai gosip dan
mencurigai keturunan keluarga yang setia ini?” (Low, C.C. 2011:125)
Jin Jing Gong menanyakan kepada Luan Shu dan Xi Qi. Mereka
berkata:“Jelas tertulis di buku sejarah. Jin Ling Gong di bunuh oleh Zhao
Chuan di Taman Persik.Rasanya Zhao Dun juga ikut terlibat.”Dengan
demikian Jin Jing Gong mempercayai apa yang Tu Anjia telah katakan. Dia
menulis kejahatan Zhao Dun dan menyerahkannya pada Tu Anjia dan
memberinya kuasa untuk mengurus perkara tersebut. (Low, C.C. 2011:126)
4.1.2.5 Mengeluarkan Pengumuman Yang Tidak Bermoral
Untuk menumpas habis seluruh keluarga Zhao, ternyata masih ada keturunan
Zhao yang masih hidup yang berada di kandungan Putri Zhuang. Oleh karena Putri
Zhuang lolos dari pembantaian tersebut, agar tidak menimbulkan masalah dikemudian
hari, Tu Anjia mengeluarkan pengumuman yang tidak bermoral.Isi dari pengumuman
tersebut adalah membunuh seluruh anak yatim yang seusia dengan anak Putri Zhuang
Jika tidak ada respon terhadap pengumuman dalam 15 hari.
Sesaat sebelum dia pergi, Tu memerintah pada penjaga istana:”Periksa secara
seksama mereka yang masuk dan yang keluar istana.” Dia mengeluarkan
pengumuman yang berbunyi:”Barang siapa yang menyerahkan bayi Putri
Zhuang pada aparat pemerintah akan menerima 1000 tael emas sebagai
hadiah. Siapapun yang mengetahui keberadaan bayi itu dan tidak melapor,
seluruh keluarganya akan dieksekusi. Jika tidak ada respon terhadap
pengumuman dalam 15 hari, semua anak yatim di Negara Jin yang berusia
sama dengan bayi Putri Zhuang Ji akan dibantai habis. (Low, C.C. 2011:139)

Semua ego Tu Anjia mulai terlihat ketika dia memperoleh kembali kekuasaannya.Ego
yang keluar dari seorang Tu Anjia adalah balas dendam, menyogok taishi, memfitnah
keluarga Zhao, memperalat Mentri Luan Shu dan Xi Qi dan mengeluarkan pengumuman
yang tidak bermoral. Ego Tu Anjia keluar setelah cukup lama menyimpannya, seperti bola
salju yang semakin lama semakin besar, begitu juga dendam yang ditanamnya kepada
keluarga Zhao.Sehingga ketika Tu Anja diberi kesempatan untuk membalaskan dendamnya.
Tu Anjia menghalalkan segala cara untuk membalaskan dendamnya.
35
Universitas Sumatera Utara

4.1.3

Super Ego Tu Anjia
Setelah semua keinginan Tu Anjia terpenuhi, Tu Anjia merasa sangat senang, sebab

Tu Anjia merasa tidak akan ada lagi batu sandungan di kemudian hari. Semua keturunan
Zhao sudah dibabat habis.Tu Anjia merasa tidak meninggalkan jejak, padahal masih ada satu
lagi keturunan Zhao yang masih hidup yaitu Zhao Wu.Oleh karena pengorbanan yang
dilakukan oleh Cheng Ying, Zhao Wu masih tetap hidup.Cheng Ying membesarkan Zhao Wu
jauh dari istana agar menjamin keselamatan Zhao Wu dikemudian hari.Tu Anjia pun dengan
leluasa berkeliaran di istana, dia tidak mengira bahwasannya masih ada ancaman dikemudian
hari. Selama 15 tahun berlalu, ketidakadilan selalu melingkupi Negara Jin, oleh karena Tu
Anjia yang kejam dan tidak bermoral masih hidup dan tetap berkeliaran di istana. Maka
dengan itu, sesuai dengan perjanjian yang dilakukan oleh Cheng Ying dan Gongsun
sahabatnya, Tu Anjia harus menerima hukuman dari semua yang dilakukannya. Oleh karena
itu, setelah 15 tahun Cheng Ying merawat Zhao Wu, Cheng Ying membawa Zhao Wu ke
istana agar keadilan ditegakkan di Negara Jin.Disinilah terlihat super ego dari Tu Anjia.

4.1.3.1 Tu Anjia Meminta Maaf
Setelah 15 tahun berlalu Putri Zhuang Ji dan Nyonya Wang (Istri Cheng Ying)
telah meninggal dunia. Rambut Cheng Ying juga sudah memutih karena kejadian
tragis yang menimpanya dan juga karena ia harus mengasuh seorang anak yatim.
Selama 15 tahun juga, perubahan besar juga terjadi di Negara Jin.Jin Jing Gong yang
bejat telah meninggal, tahta diteruskan kepada Jin Ling Gong dan kemudian Jin Tao
Gong.Jin Dao Gong yang cukup muda lebih bijaksana.Jin Dao Gong tahu bahwa Han
Jue orang yang cakap dan baik, lalu mengangkatnya menjadi panglima.

36
Universitas Sumatera Utara

Oleh karena kebijaksanaan Jin Dao Gong dan setelah mendengar cerita dari
Han Jue tentang keluarga Zhao, maka atas dasar pertimbangan Raja Jin Dao Gong dan
mempertimbangkannya atas dasar keadilan.Maka Jin Dao Gong mempersilahkan Han
Jue untuk mengundang Cheng Ying dan Zhao Wu untuk datang ke istana.Han Jue pun
dengan senang hati menuruti perintah raja.
Waktu untuk menegakkan keadilan di Negara Jin pun telah tiba, setelah 15
tahun berlalu waktu yang ditunggu-tunggu pun telah tiba karena pada saat itu juga Tu
Anjia masih menjadi pejabat tinggi yang berkuasa. Selang beberapa waktu, Han Jue,
Cheng Ying dan Zhao Wu sampai ke istana dan pertemuan pun dilakukan.Disanalah
terlihat Super Ego Tu Anjia.
Oleh karena Tu Anjia melihat Zhao Wu, Tu Anjia merasa sangat bersalah. Tu
Anjia meminta maaf, berlutut dan menyembah Zhao Wu agar dapat pengampunan
dari apa yang telah dilakukannya.
Tu Anjia merasa sangat ketakutan.Dia berlutut dan menyembah. Cheng Ying
dengan sangat geram mengumpatnya,”Kau keparat kejam! Seluruh keluarga
Zhao- tua dan muda-dibunuh olehmu.Sunggu tidak terpikirkan olehmu bukan,
kau juga masih hidup hari ini?”
Tetapi atas nama keadilan, walaupun Tu Anjia meminta maaf, Tu Anjia tetap
mendapatkan hukuman yang setimpal dari apa yang telah dilakukannya. Dengan
kejadian tersebut maka keadilan telah ditegakkan dan pengorbanan yang dilakukan
tidak si-sia.Cheng Ying membayar lunas semua kepercayaan yang diterimanya dari
sahabatnya Gongsun Chiqiu dan seluruh keluarga Zhao.

37
Universitas Sumatera Utara

4.2

Cheng Ying
Cheng Ying merupakan seorang Pengikut setia keluarga Zhao, yang mendapat

perintah dari Zhao Shou untuk menjaga keturunan Zhao di masa mendatang. Permintaan dari
Zhao Shuo bukan tanpa alasan, Zhao Shuo sudah dapat menggambarkan bagaimana dan apa
yang akan menimpa keluarga Zhao akibat dari fitnah yang disampaikan oleh Tu Anjia kepada
raja Jin Jing Gong. Akibat dari ulah Tu Anjia yang sangat ingin menyingkirkan keluarga
Zhao dari Negara Jin, Tu Anjia menghalalkan segara cara, dari cara yang licik, kejam sampai
cara yang sadis dilakukan Tu Anjia untuk menyingkirkan keluarga Zhou dari Negara Jin.
Oleh karena permintaan Zhao Sho, Cheng Ying mendapatkan misi penyelamatan bagi
keluarga Zhao. Cheng Ying menyanggupi hal tersebut karena Cheng Ying sangat mengenal
dan sangat memahami tentang apa yang terjadi. Cheng Ying juga sangat mengetahui rekam
jejak dari keluarga Zhao yang telah banyak mengabdi dan berjasa kepada Negara Jin, dengan
rasa iba serta kesetiaannya tanpa berfikir panjang lebar misi penyelamatan dilakukan
olehCheng Ying yang dibantu oleh sahabatnya Gongsun Chuqiu. Banyak pengorbanan serta
perbuatan-perbuatan yang sangat menyentuh tentang apa yang dilakaukan oleh mereka untuk
menyelamatkan penerus keluarga Zhao. Untuk meneliti dan menganalisis apa yang telah
terjadi, kita akan melihat Ego, Id dan Super Ego yang terlihat dalam karakter Cheng Ying.
4.2.1

Id Cheng Ying
Setelah Cheng Ying selesai berbincang kepada Gongsun Chiqiu, Cheng Ying yang

dibantu Gongsun sahabatnya menjalankan misi penyelamatan keturunan keluarga
Zhao.Walaupun menjalani jalan yang sangat terjal dan penuh dengan lika-liku, mereka
berdua menyanggupi dan tetap berkomitmen untuk menyelamatkan keluarga Zhao dari
kepunahan. Dalam kisah ini ada beberapa id Cheng Ying yang terlihat, antara lain :
4.2.2.1 Mengorbankan Anaknya Untuk Dibunuh

38
Universitas Sumatera Utara

Strategi yang mereka susun untuk misi penyelamatan keturunan Zhao dari niat
jahat Tu Anjia merupakan strategi gila, yang sangat sulit untuk diaplikasikan.
Bagaimana tidak, dalam strategi mereka, Cheng Ying akan mengorbankan
bayi laki-lakinya yang didapatkan setelah istrinya berumur 50 tahun. Kondisi
yang diciptakan oleh Tu Anjia merupakan suasana yang mencekam bagi
Cheng Ying.Cheng Ying memang berada dalam keadaan yang sangat sulit.Dia
diperhadapkan dengan situasi yang serba salah seperti memakan buah
simalakama. Ketika mereka tidak menjalankan strategi tersebut, mereka akan
kehilangan keturunan Zhao. Seluruh keturunan Zhao akan gugur yang artinya
tidak akan ada lagi pewaris tahta kerajaan yang sah, yang benar-benar dari
keturunan raja, serta keadilan dalam Negara Jin tidak akan pernah ditegakkan
oleh karena Tu Anjia masih berkeliaran di lingkungan istana sedangkan orangorang yang mengabdi serta setia kepada negara dihukum mati.
Strategi yang dibuat oleh Cheng Ying mau tidak mau dan dengan berat
hati memang harus dijalankan demi menyelamatkan keturunan Zhao dari
kekejaman Tu Anjia.Disinilah terlihat id dari Cheng Ying.Id yang keluar dari
Cheng Ying adalah mengorbankan anak laki-lakinya untuk ditukar dengan
anak dari keturunan Zhao. Artinya, anak dari Cheng Ying akan dibunuh oleh
Tu Anjia, dimana hal tersebut dilakukan agar melenyapkan seluruh keturunan
Zhao, agar tidak ada permasalahan dikemudian hari. Itu merupakan siasat dan
strategi untuk mengelabui Tu Anjia sehingga Keturunan Zhao terselamatkan.
Dengan demikian keturunan Zhao dapat terselamatkan dan nantinya
akan membalaskan dendam terhadap Tu Anjia. Dengan demikian terciptalah
keadilan di Negara Jin.Tu Anjia yang memang bersalah harus mendapatkan

39
Universitas Sumatera Utara

hukuman yang setimpal karena menghabisi seluruh keturunan Zhao yang telah
banyak berbakti kepada Negara Jin.
Setelah berjalan 10 li di jalan kecil yang berkelok-kelok, Cheng Ying
menunjuk beberapa gubuk di dekat aliran sungai di kaki Gunung
Shouyang dan berkata pada Tu Anjia:”Itu tempat di mana Gongsun
menyembunyikan bayi tersebut” Tu memerintahkan anak buahnya
masuk ke salah satu gubuk dan melakukan pencarian. (Low, C.C.
2011:158)
Saat bayi tersebut dibawa keluar dari ruangan, memang benar, bayi itu
memakai pakaian seperti berasal dari keluarga bangsawan. Sambil
menunjuk pada Gongsun, Tu Anjia berkata:”Anjing tua bangka, kau
mengatakan bahwa bayi tersebut tidak di rumahmu. Darimana bayi ini
berasal?”Gongsun membentak balik.Gongsun dengan sekuat tenaga
menggeliat dan melangkah maju berusaha merebut kembali bayi itu,
tetapi Tu Anjia menendangnya sampai terjatuh. (Low, C.C. 2011:160)

Tu Anjia mengambil bayi itu, melihat sebentar, sambil menyerigai dan
tertawa dingin, dia mengangkat bayi malang itu, dengan sekuat tenaganya dia
mencampakkannya ke tanah. Cheng Ying merasa seakan kepalanya dipukul
dengan godam.Dengan tubuhnya berayun, sia hampir saja pingsan.
“wuuuaaa….!” Bayi malang itu menjerit. Seorang bayi yang baru lahir
belasan hari langsung menjadi segumpal daging yang berlumuran
darah! Airmata mengalir di wajah Cheng Ying, tetapi dengan cepat ia
membalikkan badanya dan menghapusnya dengan jubah lengannya.
(Low, C.C. 2011:161)

4.2.2.2 Mengorbankan Sahabatnya Gongsun Chiqiu
Pengorbanan serta kesetiaannya untuk menyelamatkan Zhao Wu untuk
menyelamatkan keturunan Zhao sungguh besar.Itu terlihat dari kondisi serta
perasaan Cheng Ying yang begitu sangat hancur dan tersayat-sayat tetapi
Cheng Ying masih tetap bertahan.Dia melihat dengan mata kepalanya,
putranya dibunuh dengan keji oleh Tu Anjia.Tu Anjia mencampakkan
putranya dengan sekuat tenaga dengan begitu sangat sadis, begitu hancur dan
40
Universitas Sumatera Utara

perih yang dirasakan oleh Cheng Ying pada saat itu.Belum lagi keesokan
harinya dia melihat sahabatnya Gongsun Chiqiu yang berusia 70 tahun di
eksekusi di hadapan banyak orang.
Oleh karena Gongsun Chiqiu sudah tua, orang-orang menaruh rasa iba
kepadanya dan meluapkannya rasa emosi mereka kepada Cheng Ying.Orangorang yang melihat kejadian itu lalu mencaci-maki Cheng Ying dengan
sebutan penghianat dan tidak berperikemanusiaan.Itu semua dirasakan dan di
hadapi oleh Cheng Ying dengan tabah dan tegar.Dia telah mengorbankan
putranya dan sahabatnya tetapi dia juga dicaci maki oleh banyak
orang.Sungguh situasi yang sangat perih dan sangat memprihatinkan melihat
ketabahan serta ketegaran yang dilakukan oleh Cheng Ying.Itu semua adalah
konsekuensi yang didapatkan karena menolong anak dari keluarga Zhao.
Saat pelaksanaan eksekusi, tempat eksekusi telah dipadati penduduk
kota. Mereka semua tahu kekejaman Tu Anjia.Melihat si terhukum hanya
seorang pria tua berambut putih, mereka semua menghela nafas dengan
sedih.Sejumlah besar dari penonton menunjuk-nunjuk Cheng Ying mencacimakinya.”Cheng Ying, kamu orang yang kejam dan tidak mempunyai hati
nurani!” hati Cheng Ying seperti tertusuk pisau.
Putranya sendiri tewas mengenaskan, teman lamanya akan dibunuh
dan dia sendiri disebut sebagai orang kejam tidak berperikemanusiaan.
Tetapi dia menahan semua kepedihan, dia menungkan sebuah
mangkuk arak dan menawarkannya pada temannya sebelum
dieksekusi. (Low, C.C. 2011:163)

4.2.2

Ego Cheng Ying
Cheng Ying mengangap apa yang diterima oleh keluarga Zhao tidak sepantasnya

terjadi, mengingat keluarga Zhao yang turun-temurun dengan setia mengabdi pada negara
namun nasibnya begitu tragis. Seluruh keturunan Keluarga Zhao ditumpas habis kecuali anak
41
Universitas Sumatera Utara

yang dikandung oleh Putri Zhuang.Oleh karena itu Cheng Ying berniat melakukan misi
penyelamatan kepada anak Putri Zhuang yang menjadi satu-satunya penerus keluarga Zhao.
Adapun ego yang terlihat dari Cheng Ying adalah sebagai berikut :
4.2.2.1 Membujuk Isrinya Untuk Mengorbankan anaknya
Cheng Ying sangat paham tentang apa yang akan dilakukannya, tetapi untuk
melancarkan niatnya untuk menyelamatkan keturunan Zhao dari kepunahan haruslah
dengan pengorbanan. Dia harus mengorbankan anaknya satu-satunya untuk ditukar
dengan putra dari keturunan Zhao yang telah dilahirkan oleh Putri Zhuang.Itu
merupakan hal yang sangat berat, mengingat anak itu buah dari cintanya dengan
istrinya yang baru didapatkan mereka ketika mereka sudah hampir berusia 50 tahun.
Istrinya (Nyonya Wang), melihat suaminya gelisah, tanyanya:”Apa yang
membuatmu cemas Ying?”“Untuk menemukan bayi itu Tu mencari di istana.
Karena gagal, dia menaruh pengumuman yang berbunyi:”Siapapun yang
menyerahkan bayi putri dalam 15 hari akan menerima 1000 tael emas, jika
tidak semua bayi yang berumur sama akan dibunuh habis!” (Low, C.C.
2011:145)
Istri Cheng Ying berkata:”Harus cepat memikirkan cara menyelamatkan bayi
Zhao.” Lalu Cheng mengungkapkan rencanannya dengan Gongsun Chuiqiu,
sambil menambahkan:”Aku bermaksud menukar anak kita dengan bayi Zhao
agar keluarga Zhao mempunyai keturunan. Menurutmu rencana ini baik apa
tidak?” Nyonya Wang ngeri, sambil menggelengkan kepalanya dia
berkata:”Kita berdua hampir mendekati 50 tahun. Kita mempunyai seorang
putra.Aku tak setuju rencanamu itu.”Cheng Ying mencoba membujuk tetapi
istrinya tidak setuju. Tak ada pilihan lain, ia berlutut.” “Demi keluarga Zhao,
kau jangan khawatir, kita akan mempunyai anak lagi.”Cheng Ying memohon
terus. (Low, C.C. 2011:146)
4.2.2.2 Cheng Ying Menguburkan Keluarga Zhao Dengan Layak
Cheng Ying merasa sangat iba melihat kondisi seluruh keturunan Zhao yang
ditumpas habis tetapi dibiarkan begitu saja.Oleh karena rasa iba dan pengormatan
yang diberikan oleh Cheng Ying kepada keluarga Zhao.Cheng Ying meminta kepada
Tu Anjia untuk membelikan 300 peti mati dan menguburkan seluruh keturunan Zhao

42
Universitas Sumatera Utara

yang dibunuh secara massal oleh Tu Anjia.Lalu keluarga Zhao pun dikubur dengan
layak disamping kuburan Zhao Dun.
Cheng Ying menjawab:”Aku sudah lama menjadi pengikut keluarga Zhao.
Tujuanku memberitahu tentang Gongsun Chiqiu agar aku tidak terlibat
masalah ini.Aku tidak seharusnya melakukannya.Jika Tuan menganggap aku
telah berjasa, aku ingin mengubur sisa keluarga Zhao dengan uang yang akan
Tuan berikan padaku, hal ini akan menunjukkan rasa terimakasihku pada
keluarga Zhao.”Tu Anjia meluluskan permintaannya.Cheng Ying membeli
lebih dari 300 peti mati dan menguburkan keluarga Zhao di samping kuburan
Zhao Dun. (Low, C.C. 2011:165)
4.2.2.3 Cheng Ying Menolak Tawaran Tu Anjia Sebagai Pejabat
Tu Anjia menganggap Cheng Ying sangat membantunya untuk menumpas
habis seluruh keturunan Zhao dan Tu Anjia juga merasa bahwa Cheng Ying sangat
berjasa kepada Negara Jin. Oleh karena itu Tu Anjia menawarkan Cheng Ying untuk
menjadi pejabat di Negara Jin, namun Cheng Ying menolak permintaan Tu Anjia.
Dia pergi mengucapkan terima kasihnya pada Tu. Tu Anjia menawarkan
padanya menjadi pejabat. Cheng Ying berkata sambil menangis:”Aku
melakukan sesuatu untuk melawan kebenaran karena aku tidak peduli pada
apapun selain menyelamatkan diriku sendiri. Aku sangat malu untuk bertemu
dengan masyarakat Negara Jin.Mulai sekarang, aku akan pergi jauh dari sini.”
(Low, C.C. 2011:166)
.
4.2.2.4 Cheng Ying Menolak Tawaran Jin Dao Gong
Setelah misi penyelamatan telah selesai dilaksanakan oleh Cheng Ying, maka
selesailah tugas dan amanah yang diberikan oleh keluarga Zhao kepadanya.Misi
penyelamatan telah dilakukan, keadilan sudah ditegakkan dan Zhao Wu diangkat oleh
Jin Dao Gong menjadi pejabat tinggi sikou menggantikan posisi Tu Anjia.Oleh karena
jasa yang telah diberikan oleh Chneg Ying kepada Negara Jin cukup besar lalu Jin
Dao Gong memberikan jabatan kepada Cheng Ying sebagai Administrator Urusan
Negara dan Militer.

43
Universitas Sumatera Utara

Setelah Tu Anjia sekeluarga dieksekusi, Cheng Ying dan Zhao Wu
mengadakan upacara di depan makan Gongsun Chiqiu. Karena memikirkan
kawan lamanya yang meninggal dengan mengenaskan dan mengorbankan diri
untuk menyelamatkan orang lain, Cheng Ying menangis. Dia
berkata:”Kawanku, dendam keluarga Zhao telah dibalaskan. Susah payahmu
ternyata tidak sia-sia!”Sekembalinya ke Balairung, Jin Dao Gong mengangkat
Zhao Wu sebagai pejabat tinggi „sikou‟ menggantikan kedudukan Tu
Anjia.Dia juga menunjuk Cheng Ying sebagai Administrator Urusan Negara
dan Militer. (Low, C.C. 2011:181)
Akan tetapi Cheng Ying menolak jabatan yang telah diberikan oleh Jin Dao
Gong. Cheng Ying sama sekali tidak mengambil keuntungan dari apa yang telah
dikerjakannya. Cheng Ying mengerjakan semuanya dengan iklas tanpa mengharapkan
imbalan sedikitpun.
Cheng Ying menolak penunjukan tersebut dan berkata:”Alasanku kenapa aku
belum mati, karena Zhao Wu belum dewasa dan tidak seorangpun bisa
membalas dendam keluarganya. Sekarang jabatan keluarga Zhao telah pulih
kembali dan pihak berwenang telah membalaskan dendam keluarga Zhao,
bagaimana aku bisa meraup harta dan membiarkan saudaraku Gongsun Chiqiu
mati sendiri?”(Low, C.C. 2011:182)
4.2.2.5 Cheng Ying Bunuh Diri
Setelah Cheng Ying menyelesaikan misinya untuk penyelamatan keturunan
Zhao, Cheng Ying merasa hidupnya tidak berguna lagi dan berniat menyusul
sahabatnya Gongsun Chiqiu.Karena alasannya hidup sampai saat ini adalah untuk
menyelamatkan keturunan Zhao dari kepunahan, setelah misinya selesai Cheng Ying
bunuh diri.
Selesai bicara, Cheng Ying menarik pedangnya dan menggorok
tenggorokannya sendiri.Dia terjatuh seketika, Zhao Wu memeluk mayat
Cheng Ying menangis keras-keras dengan sedihnya.Karena tidak dapat
menahan rasa sedih, Jin Dao Gong dan Han Jue juga menangis. (Low, C.C.
2011:182)

4.2.3

Super Ego Cheng Ying
Ketika semua skenario dijalankan, maka keturunan Zhao terselamatkan, Zhao Wu

kemudian bisa hidup dengan bebas dengan pengorbanan yang sangat pahit.Pil pahit yang
44
Universitas Sumatera Utara

ditelan oleh Cheng Ying hanya semata-mata untuk menyelamatkan keluarga Zhao dari
kepunahan serta untuk membuka jalan keadilan di Negeri Jin.Dengan terselamatkannya Zhao
Wu mereka berharap, Tu Anjia dapat dihukum dengan setimpal, agar keadilan dapat
ditegakkan di Negeri Jin.
4.2.3.1 Cheng Ying Merawat dan membesarkan Zhao Wu
Disinilah terlihatsuper ego dari Cheng Ying ketika Cheng Ying sudah
menyelamatkan Zhao Wu, serta mengorbankan anaknya, lantas Cheng Ying tidak
membiarkan anak itu hidup begitu saja tanpa bimbingan dan kasih sayang orang
tua.Super ego yang terlihat dalam diri Cheng Ying adalah ketika Cheng Ying merawat
serta membesarkan Zhao Wu selama 15 tahun.Setelah 15 tahun membesarkan Zhao
Wu, kemudian Zhao Wu dibawa kembali ke istana, untuk menegakkan keadilan di
Negeri Jin.Sungguh sangat mengharukan, mereka menyelamatkan keluarga Zhao dari
kepunahan serta meneggakan keadilan di Negeri Jin dengan pengorbanan yang cukup
besar.Keadilan di Negeri Jin terlihat ketika Tu Anjia mendapatkan hukuman dari raja
yang memerintah pada saat itu.
Sesampainya di rumah, Cheng Ying segera berkemas dan membawa serta isterinya,
sang inang dan Zhao Wu, kabur ke Yushan malam itu juga. Disana mereka
menemukan sebuah gubuk dan menetap disitu.Waktu berlalu 15 tahun telah
lewat.Putri Zhuang Ji dan Nyonya Wang (Istri Cheng Ying) telah meninggal dunia.
Rambut Cheng Ying telah memutih karena kejadian tragis yang menimpanya dan juga
karena ia harus mengasuh seorang anak yatim. (Low, C.C. 2011:170)

Sebagai penghargaan dan penghormatan atas jasa Cheng Ying dan Gongsun
Chiqiu.Zhao Wu menguburkan Cheng Ying dan sisa tulang belulang Gongsun
bersama-sama di Yushan dan mendirikan sebuah nisan dengan tulisan „Makam Dua
Martir‟. Banyak yang datang saat penguburan tersebut.Dengan perasaan duka
mendalam dan kekaguman, mereka memuji kedua martir tersebut yang mengorbankan
nyawanya untuk menyelamatkan yang lainnya. Dengan nyawa mereka, kedua martir
45
Universitas Sumatera Utara

ini mampu membuat „kebaikan‟ mengakahkan „kejahatan‟, „kebenaran‟ mengalahkan
„kesalahan‟ dan „kesetiaan‟ mengalahkan „penghianatan‟. Kelakuan mereka telah
menjadi buah bibir masyarakat selama berabad-abad di Zhongquo, dari generasi ke
generasi hingga sekarang orang memuja Cheng dan Gongsun dan mengutuk Tu Anjia
yang bejat dan kejam.

5.1

Faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya aspek psikologis tokoh
Utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2
Munculnya gejala psikologis pada tokoh utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2

ini dipengaruhi oleh banyak faktor.Secara garis besar, faktor yang mempengaruhiyaitu faktor
personal dan faktor situasional.Faktor personal adalah faktor yangberasal dari dalam individu
itu sendiri.Adapun faktor situasional adalah faktoryang berasal dari luar individu.Berikut ini
adalah faktor-faktor yangmempengaruhi psikologis tokoh utama dalam Novel Kumpulan
Kisah Dong Zhou 2.

5.1.1

Faktor- Faktor Yang Melatarbelakangi Psikologis Tu Anjia
Dalam penelitian ini penulis sudah memaparkan bagaimana kondisi id, ego dan super

ego yang dimiliki oleh Tu Anjia.Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kondisi psikologi
Tu Anjia,yang mempengaruhi tindakan Tu Anjia dalam mengaplikasikan ego yang
dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi psikologi Tu Anjia yaitu :
a. Tu Anjia sakit hati kepada keluarga Zhao
Oleh karena Zhao Chuan telah membunuh Jin Ling Gong, Tu Anjia
kehilangan jabatannya selama Jin Cheng Gong berkuasa di Negara Jin.Dengan
demikian Tu Anjia tidak memiliki kekuatan sediktipun.Semasa pemerintahan Jin
Cheng Gong, Tu Anjia tidak sedikitpun dapat berurusan kembali dengan
46
Universitas Sumatera Utara

istana.Padahal semasa pemerintahan Jin Ling Gong, Tu Anjia menjabat sebagai
pejabat tinggi negara.Bukan hanya sekedar pejabat tinggi Negara, Tu Anjia juga
merupakan orang kepercayaan raja.
Dengan tidak adanya memegang jabatan untuk berkuasa, lantas Tu Anjia
hidup seadanya sama seperti rakyat pada umumnya. Hal inilah yang tidak langsung
memacu persilisihan antara Tu Anjia dengan keluarga Zhao. Tu Anjia selalu
mengingat apa yang telah dirasakannya oleh karena perbuatan Zhao Zhuan yang
membunuh Raja Jin Ling Gong.
Sakit hati yang dipendam oleh Tu Anjia lama kelamaan seperti bola salju,
yang semakin lama semakin membesar.Yang tadinya Tu Anjia hanya dendam kepada
Zhao Zhuan, kini merembes kepada seluruh keturunan Zhao.Tu Anjia merasa akar
permasalahannya ada pada keluarga Zhao, itulah sebabnya Tu Anjia dengan segenap
kemampuannya ingin membuat seluruh keluarga Zhao sengsara dan menderita bahkan
sampai ingin memunahkan seluruh keturunan Zhao.
b. Tu Anjia Iri Kepada Keluarga Zhao
Rasa sakit hati yang dimiliki oleh Tu Anjia kepada keluarga Zhao yang belum
sembuh malah semakin mendalam oleh karena Tu Anjia melihat seluruh keluarga
Zhao mendapatkan tempat yang spesial di istana. Berbanding terbalik dengan apa
yang dirasakan oleh Tu Anjia yang saat ini tidak dapat berbuat apa-apa Seluruh
urusan kenegaraan Jin seluruhnya diserahkan kepada keluarga Jin.
Semasa pemerintahan Jin Cheng Gong, keluarga Zhao dipenuhi dengan
kelimpahan.Pada saat itu keluarga Zhao hidup dengan damai dan tentram, itu
didapatkan oleh keluarga Zhao oleh karena keluarga Zhao memang sangat berbakti
kepada Negara Jin.Keluarga Zhao merupakan pengikut setia dari Negara Jin. Tu Anjia

47
Universitas Sumatera Utara

menganggap berbeda oleh karena pada saat itu Tu Anjia hidup sengsara berbanding
terbalik dengan apa yang pernah didapatkannya yang menjadi orang kepercayaan raja.
Oleh karena rasa iri hati yang begitu mendalam, Tu Anjia lantas menggunakan
berbagai cara untuk membalaskan semuanya. Tu Anjia ingin, apa yang telah
dirasakan oleh Tu Anjia dapat dirasakan oleh keluarga Zhao. Malah harus melebihi
apa yang telah dirasakan oleh Tu Anjia saat ini.
c. Tu Anjia Emosi
Oleh karena keadaan yang sangat mencekam yang dirasakan Tu Anjia begitu
sangat mendalam.Tu Anjia Emosi dan gelap mata oleh karena keadaan tidak memihak
kepadanya.Lantas waktu-waktu yang ditunggu oleh Tu Anjia telah didepan mata, Jin
Jing Gong mengangkat Tu Anjia menjadi pejabat tinggi negara kembali.
Saat Jin Jing Gong naik tahta, Tu Anjia tidak ingin melewatkan saat-saat yang
dinantikannya. Setelah beberapa saat menjadi pejabat tinggi negara, Tu Anjia selalu
menarik perhatian raja, sehingga Raja Jin Jing Gong tertarik kepadanya dan Tu Anjia
kembali menjadi orang kepercayaan di masa itu.
Oleh karena emosi, Tu Anjia merencakan pembunuhan kepada seluruh
keturunan Zhao.Tu Anjia menginginkan seluruh keluarga Zhao musnah tanpa
terkecuali.Tu Anjia yang sudah gelap mata tidak memperdulikan jalan yang
ditempuhnya. Tu Anjia menghalalkan segala cara untuk menumpas habis keluarga
Zhao. Mulai dari memfitnah, menyogok serta memperalat orang-orang agar niatnya
berjalan dengan lancar.Semua yang diinginkan Tu Anjia oleh karena pengaruh emosi
yang sangat kuat berjalan, Tu Anjia berhasil membunuh seluruh keluarga Zhao tuamuda kecuali Zhao Wu.

48
Universitas Sumatera Utara

5.1.2

Faktor- Faktor Yang Melatarbelakangi Psikologis Cheng Ying
Dalam penelitian ini penulis sudah memaparkan bagaimana kondisi id, ego dan super

ego yang dimiliki oleh Cheng Ying.Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kondisi
psikologi

Cheng

Yingyang

dapat

mempengaruhi

tindakan

Cheng

Ying

dalam

mengaplikasikan ego yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi
psikologi Cheng Yingyaitu :
a. Cheng Ying ingin menegakkan keadilan
Cheng Ying merupakan orang yang sangat jujur dan memiliki pendirian,
Cheng Ying tidak tega melihat keadaan keluarga Zhao yang dibabat habis oleh Tu
Anjia padahal Cheng Ying sangat mengetahui dan memahami karakter keluarga
Zhao yang sangat berbakti kepada Negara Jin. Oleh karena Cheng Ying ingin
menegakkan keadilan di Negara Jin, lantas Cheng Ying berbuat sesuatu agar
keadilan di tegakkan di Negara Jin.
Cheng Ying yang dibantu oleh Gongsun Chiqiu sahabatnya merencanakan
sesuatu untuk menyelamatkan keturunan Zhao yang masih berada di kandungan
Putri Zhuang Ji.Cheng Ying berharap, suatu saat nanti anak yang dikandungan
Putri Zhuang Ji dapat menegakkan keadilan di Negara Jin. Kejahatan akan kalah
dengan kebenaran, dan keadilan akan ditegakkan di Negara Jin.

b. Cheng Ying Menjunjung Tinggi Kebajikan
Cheng Ying sangat menjunjung tinggi kebajikan, oleh karena itu tidak
salah Cheng Ying begitu terpukul melihat kondisi keluarga Zhao yang dibabat
habis oleh Tu Anjia, apalagi mengingat Cheng Ying merupakan salah satu orang
kepercayaan dari keluarga Zhao.

49
Universitas Sumatera Utara

Kebajikan yang ditunjukan oleh Cheng Ying merupakan pengorbanan
yang sangat memilukan hati. Untuk menyelamatkan keturunan Zhao, Cheng Ying
rela mengorbankan anak tunggalnya untuk ditukar dengan Zhao Wu, agar Zhao
Wu dapat hidup dan meneruskan generasi Zhao dan nantinya dapat menegakkan
keadilan di Negara Jin.

50
Universitas Sumatera Utara

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan
1. Setelah dilakukan penelitian pada novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2,
ditemukan beberapa simpulan. Melalui teori psikoanalisisyang dikembangkan
oleh Sigmund Freud yangmembagi sistem kepribadian menjadi 3 yaitu id, ego,
dan superego, dapatdisimpulkan bahwa aspek psikologis dari Tu Anjia dan
Cheng Ying sangat kuat. Berdasarkandaridata yang diperoleh dari Aspek
Psikologi Tu Anjia, Ego Tu Anjia berjumlah 5 data, Id Tu Anjia berjumlah 3
data, sedangkan Super Ego Tu Anjia berjumlah 1 data. Hal ini menunjukkan
bahwa Ego dari Tu Anjia sangat kuat dan dapat memenuhi id Tu Anjia
sebanyak 3 data. Namun Super Ego yang dimiliki oleh Tu Anjia tidak berjalan
sempurna untuk mengendalikan Id yang dimiliki Tu Anjia.
2. Munculnya gejala psikologis pada tokoh Tu Anjia dan Cheng Ying dalam
Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
garis besar,gejolak psikologisdari tokoh Tu Anjia dan Cheng Ying dibagi
menjadi 2, yaitu :
a. Faktor-faktor yang melatar belakangi psikologis Tu Anjia :
1. Tu Anjia sakit hati kepada keluarga Zhao
2. Tu Anjia Iri Kepada Keluarga Zhao
3. Tu Anjia Emosi
b. Faktor-faktor yang melatar belakangi psikologis Tu Anjia :
1. Cheng Ying ingin menegakkan keadilan
2. Cheng Ying Menjunjung Tinggi Kebajikan
3.
51
Universitas Sumatera Utara

5.2

Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat penulis rekomendasikan olehadalah

sebagai berikut :
1. Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 tersebut masih perlu ditelitilebih lanjut. Novel
ini mengandung nilai moral yang tinggi, karena penelitian dalam skripsi ini hanya
terbatas pada aspek psikologis. Olehkarena itu, aspek moral dari novel ini sangat
menarik untuk diteliti.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada
masyara