Analisis Tokoh Utama Pada Kisah Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmund Freud

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang hidup dalammasyarakat dengan
segenap persoalan.Karya sastra merupakan hasil karya salah satu cabang kebudayaan,
yaknikesenian.Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial yang ada ditenga-tengah
kehidupan masyarakat.Sastra yang ditulispada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan
dengan norma-norma danadat istiadat zaman itu (Hartoko, 1989: 23).Oleh karena itu karya
sastra dapat hidup dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat karena banyak
mengandung makna dan pesan yang sangat mendalam bagi pembacanya.Dapat juga
dikatakan bahwakarya sastra dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pedoman dalam
menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Karya

sastra

merupakan

seni

yang dimiliki


oleh

para

sastrawan

untuk

mengekspresikan dirinya, tentunya karya sastra merupakan hasil pengamatan tersendiri yang
dibuat berdasarkan cara pandang para sastrawan. Oleh sebab itu karya sastra memiliki
ruangan tersendiri bagi penikmat karya tersebut.Para satrawan dapat mengekspresikan
tulisannya melalui novel, puisi, cerpen, drama maupun buku-buku roman yang berkaitan
dengan karya sastra yang dapat dipahami, dinikmati dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yangmelengkapi kehidupan
manusia.Permasalahan itu dapat berupa permasalahanyang terjadi dalam dirinya sendiri
maupun dari lingkungan sekitar.Fenomena-fenomena yang dialami masyarakat saat ini
menimbulkan inspirasi dari berbagai kalangan seniman, termasuk sastrawan.Inspirasi yang
timbul dari sastrawan terhadap fenomena-fenomena kejiwaan yang dialami oleh masyarakat
diungkapkan dalam bentuk karya sastra seperti cerpen, drama, dan roman.Sumardjo dalam

Nurgiyantoro, 1986:3 menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang
1
Universitas Sumatera Utara

berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Bahasa dalam sastra
dapat berwujud lisan (sastra lisan) dan berupa tulisan (sastra tulis misalnya cerpen, novel).
Perbedaanutama antara fiksi dan non fiksi terletak dalam tujuan dan sifat.Non
fiksibersifat aktualitas sedangkan fiksi bersifat realitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benarbenar terjadi sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi(tetapi belum terjadi)
(Tarigan, 1984: 122). Fiksi sering pula disebut ceritarekaan hasil pengolahan pengarang
berdasarkan pandangan, tafsiran, danpenilaian tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi
ataupun pengolahantentang peristiwa-peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalan
(Semi,1988: 31).
Melalui sarana cerita fiksi, pembaca secara tidak langsung dapat belajar,merasakan,
dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang secarasengaja ditawarkan oleh
pengarang.Hal itu disebabkan karena cerita fiksitersebut dapat mendorong pembaca untuk
ikut merenungkan masalah hidupdan kehidupan.Oleh karena itu, cerita, fiksi atau kesastraan
pada umumnyasering dianggap dapat membuat manusia menjadi lebih arif dalam
menjalanikehidupan. Dengan kata lain, karya sastra dapat mempengaruhi pembacadalam
memecahkan permasalahan kehidupan. Dalam hal ini, pembaca dapatmenangkap pesan yang

ingin

disampaikan

oleh

pengarang

sehingga

dapatmemperkaya

kehidupan

batin

pembaca.Melalui psikologi, kita dapatmempelajari karakter melalui tokoh dan penokohan
yang terdapat dalamnovel secara mendalam.
Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakanpsikologis.Sastra
dalam pandangan psikologis sastra adalah cermin sikap danperilaku manusia (Endraswara,

2003:179).Psikologi sastra adalah kajiansastra yang memandang karya sebagai aktivitas
kejiwaan.Sebuah novel dapat dimanfaatkan untuk memahami karakter manusia dalam dunia
nyata karenacerita dan tokoh-tokoh dalam novel ditulis baik berdasarkan pengalamanyang
2
Universitas Sumatera Utara

telah didapat oleh pengarang maupun dari imajinasi pengarang.Pengalaman itu sendiri
didapat baik secara langsung maupun tidak langsungdalam realitas kehidupan yang terjadi di
masyarakat.
Salah satu karya sastra tulis yaitu novel yang merupakan salah satu bentuk dari
sebuah karya sastra.Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan
mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik.Sebuah novel biasanya menceritakan tentang
kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.Hal ini mengacu
pada pendapat Ajip Rosidi (1969:128) yang menjelaskan bahwa novel adalah bentuk karya
sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan. Novel juga
diartikan sebagai sebuah cerita yang menceritakan pelaku-pelaku atau tokoh-tokoh mulai dari
cara penokohan serta penguatan karakter dari sebuah karya sastra. Cerita tersebut bergerak
dari satu adegan ke adegan lain, dan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan waktu yang
cukup panjang.
Dalam novel terdapat tokoh yang membangun dalam suatu cerita.Tokoh tersebut

biasanya ditampilkan secara lengkap, misalnya yangberhubungan secara fisik, keadaan sosial,
tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain-lain.Penggambaran tokoh tersebut berhubungan
dengan penokohan.Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yangditampilkan dalam sebuah cerita (Jones dalam Nurgiyantoro, 1968:33).
Manusia sebagai tumpuan sastra selalu terkait dengan gejolak jiwanya.Manusia
memiliki derajat istimewa, memiliki budi bahasa, watak, dan dayajuang kejiwaan
berekspresi. Gejala-gejala kejiwaan yang dapat ditangkap olehsang pengarang dari manusiamanusia lain tersebut, kemudian diolah dalambatinnya, dipadukan dengan kejiwaannya
sendiri lalu disusunlah menjadisuatu pengetahuan baru dan diendapkan dalam batin. Jika
endapanpengalaman ini telah cukup kuat sehingga memberikan dorongan pada batinsang
pengarang untuk melakukan proses kreatif, maka dilahirkannya endapanpengalaman tersebut
3
Universitas Sumatera Utara

dalam wahana bahasa simbol yang dipilihnya dandiekspresikan, menjadi sebuah karya sastra.
Dengan demikian, pengalamankejiwaan sang pengarang yang semula terendap dalam jiwa,
telah beralih kedalam karya sastra yang diciptakannya, yang terproyeksi lewat ciricirikejiwaan para tokoh imajinernya.
Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akanmenampilkan aspekaspek psikologis melalui tokoh-tokohnya. Dengandemikian, karya sastra dapat didekati
dengan menggunakan pendekatanpsikologis.Sastra dan psikologi terlalu dekat hubungannya.
Meskipunsastrawan jarang berpikir secara psikologis, tetapi karyanya tetap biasbernuansakan
kejiwaan. Hal ini dapat diterima karena antara sastra danpsikologi memiliki hubungan lintas

yang bersifat tak langsung, dan fungsional(Roekhan dalam Endraswara, 1987:144).
Pengarang dan psikolog mereka mampu menangkap keadaan kejiwaan manusia
secaramendalam.

Hasil

penangkapan

itu

setelah

mengalami

proses

pengolahan

dandiungkapkan dalam bentuk sebuah karya. Hanya perbedaannya, sangpengarang
mengemukakannya dalam bentuk karya sastra, sedangkan psikologsesuai dengan

keahliannya, ia mengemukakannya dalam bentuk formulasiteori-teori psikologi (Endraswara,
2003:88).
Dalam hal ini penulis mengkaji aspek psikologis tokoh utama dalam kumpulan kisah
Dong Zhuo 2.Dinasti Dong Zhou (东周) merupakan salah satu dinasti terpenting dalam
sejarah China, salah satu alasannya adalah pada era Chun Qiu (春秋时

) Kong Zi menulis

buku sejarah China yang pertama yang hidup dalam dinasi tersebut.
Dinasti Xia, Shang dan Zhou merupakan saksi sejarah pembangunan sebuah
peradaban baru di Negeri China. Diantara ketiga kerajaan besar ini, Negeri Zhou terutama
Zhou Timur dianggap sebagai negara terbesar yang membangun peradaban negeri tengah
(Zhong Guo).Negeri Zhou berdiri hampir 800 tahun, dengan Ibukota Gaojing, bagian barat
Negeri China.Konon dinasti ini ada sejak abad sebelas sebelum masehi (1066 SM-771SM),
4
Universitas Sumatera Utara

Kaisar Zhou Ping memindahkan Ibukota ke kawasan Louyi yang berada disebelah
timur.Hingga kemudian masa itu disebut sebagai masa kekuasaan Zhou Timur, sampai kaisar
Qin berhasil menaklukkan seluruh negeri pada tahun 221 SM.

Zhou Timur dapat dibagi dalam beberapa periode, periode dalam musim semi dan
musim gugur serta periodezaman negara-negara berperang.Periode musim semi dan musim
gugur selama 24 tahun.Periode negara-negara berperang selama 255 tahun.Zaman tersebut
dinyatakan demikian karena negara-negara selalu berperang untuk saling merebut tahta
maupun daerah kekuasaan.
Pada periode-periode yang telah disebutkan, penulis melihat sebuah transisi dalam
bidang pengetahuan.Dari penganut sistem kuno sampai kepada masa yang lebih
modern.Sebagian ahli berpendapat bahwa sebelum penyatuan China terjadi serangkaian perang yang
disebut sebagai periode musim semi dan musim gugur serta periode negara berperang.Periode tersebut
tampaknya memiliki kesamaan historis dengan trend dengan penyatuan dunia internasional setelah
perang dunia, perang dingin dan konflik lainnya.

Penulis tidak akan membicarakan semua kejadian yang terjadi selama dinasti ini ada,
namun penulis hanya meneliti tentang kisah yang ada didalam novel kumpulan kisah Dong
Zhou 2. Pada era Dong Zhou, tidak hanya muncul pahlawan perang namun juga pemikipemikir yang memiliki pengaruh kuat hampir di semua bidang kehidupan masyarakat pada
zaman itu (dan tetap bertahan hingga zaman ini), seperti Kong Zi (孔子), Meng Zi (孟子),
Zhuang Zi (庄子), dll.Disamping itu masyarakat juga mengenal nama seperti Sun Zi yang
juga hidup di era Dong Zhou.
Didalam novel kumpulan kisah Dong Zhou 2 terdapat beberapa negara yang saling
berperang. Negara Song yang di pimpin oleh Raja Song Xiang Gong, Negara Chu yang

dipimpin oleh Raja Chu Cheng Wang, Negara Jin yang dipimpin oleh Raja Jin Cheng Gong
dengan pejabat tinggi Tu Anjia dan Cheng Ying, Negara Qi yang dipimpin oleh Raja Qi Jing
5
Universitas Sumatera Utara

Gong, Negara Chu yang dipimpin oleh Raja Chu Ping Wang, dan terakhir Negara Wu yang
dipimpin oleh Raja Helu.Raja-raja yang telah disebutkan maupun pejabat tinggi yang berada
di negara-negara tersebut yang tidak disebutkan ada juga yang merupakan tokoh utama dalam
Kumpulan Kisah Dong Zhuo 2.
Untuk mengkaji aspek psikologis dari tokoh utama, penulismenggunakan teori
psikoanalisa.Psikoanalisis adalah istilah khusus dalampenelitian psikologi sastra. Ada
beberapa tokoh psikoanalisis dunia yangterkemuka antara lain Jung, Adler, Freud. Akan
tetapi, Sigmund Freudyang secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai
akibattekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudiandisublimasi ke
dalam bentuk penciptaan karya seni.
Pendekatan psikologisbanyak bersandar kepada psikoanalisis yang dikembangkan
Freud

setelahmelakukan


batinnyasendiri.Terdapat

penelitian,

bahwa

id,

dan

ego,

manusia
superego

banyak
dalam

dikuasai
diri


oleh

manusia

alam
yang

menyebabkanmanusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah,
gelisah,tertekan, dan lain-lain. Namun bila ketiganya bekerja dengan seimbang,
akanmemperlihatkan watak yang wajar (Endraswara, 2003:196-197).
Aspek psikologi adalah aspek yang berkenaan dengan tingkah lakumanusia dan
gejala-gejala kejiwaan manusia (Abu Ahmadi, 2003:3).Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teori psikoanalisa dariSigmund Freud, yaitu Id, Ego, dan Superego.Jadi aspek
psikologi yang dimaksud dalam skripsi ini yaitu id,ego, dansuperego yang terdapat pada
tokoh utama dalam NovelKumpulan Kisah Dong Zhou 2.
Id merupakan sistem kepribadian yang paling dasar.Id berada di dalam
naluribawaan.Id berisi unsur-unsur biologis termasuk di dalamnya instink-instink.Id
berfungsi sebagai pusat dari ketidaksadaran pikiran manusia.

6
Universitas Sumatera Utara

Egomerupakan bagian dari ketidaksadaran pikiran manusia.Ego mempunyaifungsi
sebagai penyalur keinginan dari Id yang berisi keinginan dan dorongan.
Superego merupakan sistem kepribadian yang berisikan nilai atau aturan bersifat
evaluatif(menyangkut baik dan buruk).Untuk melihat Id, Ego dan Super ego dapat dilihat
melalui petikan yang terdapat dalam Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.
“Qi Huan Gong yang menjadi ketua aliansi para raja muda, meninggal awal periode
musim semi dan musim gugur (chunqiu).Setelah kematiannya, pergulatan kekuasaan
timbul diantara putranya.Putra Mahkota Zhao terpaksa melarikan diri ke Negara Song
yang cukup kuat.Raja Muda Song Xiang Gong berambisi menjadi ketua aliansi,
beliau menggunakan kesempatan ini dan mengerahkan pasukan membantu Putra
Mahkota Zhao kembali ke Negara Qi.Sekembalinya, Putra Mahkota Zhao pun naik
tahta.
Setelah menolong Putra Mahkota Zhao, Song Xiang Gong takabur dan merasa telah
melakukan hal yang besar.Dia bermaksud meminta pada raja muda memilihnya
sebagai Ketua Aliansi menggantikan kedudukan Qi Huan Gong. Tetapi raja muda lain
tidak mengubrisnya. Karena hal itu dia memanfaatkan kekuatan Negara Chu untuk
memenuhi maksudnya.Namun, usahanya gagal total; Song Xiang Gong dan Raja Chu
Cheng dari Negara Chu bertengkar memperebutkan posisi Ketua Aliansi.Song Xiang
Gong kalah total.
Kemudian, sebuah pertikaian timbul antara Chu dan Song.Song Xiang Gong
menyanjung kata “kebajikan” dimana-mana saat pertempuran dan melewatkan
kesempatan untuk meraih kemenangan, sehingga dia dikalahkan pasukan Chu.
Bahkan Song Xiang Gong sendiri terluka cukup parah” ( Low C.C. 2011 : 10).
Dari kutipan diatas menggambarkan Id Song Xiang Gong yang sangat berambisi,Song
Xiang Gong sangat menginginkan posisi sebagai ketua aliansi.Id Song Xiang Gong yang
sangat kuat untuk mendapatkan posisi ketua aliansi mempengaruhi egonya.Ego yg tercipta
dari id song Xiang Gong adalah membantu Putra Mahkota Zhao kembali ke Negeri Chi. Hal
itu terfikirkan oleh Song Xiang Gong mengingat bahwa Putra Mahkota Zhao merupakan
mantan ketua aliansi. Ego Song Xiang Gong juga tidak sampai disitu, oleh karena jalan pintas
yang difikirkan Song Xiang Gong tidak mendapatkan simpatik dari negara-negara kawasan
yang tergabung dalam aliansi tersebut, untuk memenuhi ego yang ada dalam dirinya, Song
Xiang Gong melakukan perang terhadap negara-negara yang tidak mendukungnya untuk
7
Universitas Sumatera Utara

menjadi ketua aliansi.Perang tersebut juga mengalami jalan buntu karena Song Xiang Gong
mengalami kekalahan dalam perang tersebut karena memakai strategi yang salah dalam
berperang.Song Xiang Gong Song Xiang Gong menjunjung kata kebajikan dalam perang
yang dilaluinya, sehingga saat pertempuran selalu melewatkan kesempatan untuk meraih
kemenangan, sehingga dia dikalahkan pasukan Chu. Bahkan Song Xiang Gong sendiri
terluka cukup parah”
Tetapi id dan ego yang dimiliki Song Xiang Gong dikendalikan oleh super egonya, itu
terlihat dari kutipan yang menggambarkan bahwa Song Xiang Gong ternyata masih
menghormati nilai-nilai yang diturunkan oleh leluhurnya untuk tidak membunuh musuhnya
yang terluka dan tidak akan menangkap pasukan yang tua dan lemah.
Song Xiang Gong berkata sambil menarik nafas,:”Para leluhur berkata bahwa mereka
yang mengerti kebajikan tidak akan membunuh musuhnya yang terluka dan tidak
akan menangkap pasukan yang tua dan lemah. Karena aku memiliki kebajikan di
hatiku dalam berperang, bagaimana aku bisa menyerang mereka saat mereka dalam
bahaya?”Saat perkataan ini menyebar, rakyat Song mencemohnya sebagai manusia
tolol yang kebablasan.(Low, C.C. 2011:64)

Dari cuplikan petikan diatas terlihat sangat jelas bahwa id dan ego dari Song Xiang
Gong masih dapat dikendalikan oleh super ego Song Xiang Gong.Ditengah-tengah egonya
yang cukup kuat untuk mendapatkan kedudukan sebagai ketua aliansi, sampai berperang
mengorbankan banyak tentaranya. Ternyata Song Xiang Gong masih menghormati
leluhurnya dengan cara menerapkan sistem nilai dalam setiap peperangannya, walaupun Song
Xiang Gong memperoleh kekalahan dan mendapat cemooh dari rakyat Song. Disinilah
terlihat super ego dari Song Xiang Gong yang masih sangat menjunjung tinggi kebajikan.
Dengan melihat aspek psikologi dengan

menggunakan teori psikoanalisa

dariSigmund Freud, yaitu Id, Ego, dan Superego. Penulis sangat tertarik oleh karena itu
penulis ingin meneliti tentang penokohan yang tentunya akan berbeda diantara para raja
tersebut.
8
Universitas Sumatera Utara

1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sistematis, penulis merasa perlu untuk
memberikan batasan masalah.Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada
kajian aspek psikologi tokoh utama, serta faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya
aspek psikologis tokoh utama pada Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2. Aspek psikologi
yang dimaksud dalam skripsi ini yaitu id,ego, dan superego yang terdapat pada tokoh utama
dalam Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan penelitian
ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aspek psikologi tokoh utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2
berdasarkan teori psikoanalisa Sigmund Freud?
2. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi munculnya aspek psikologis tokoh
utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2?

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1. Memaparkan aspek psikologi tokoh utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2
berdasarkan teori psikoanalisa Sigmund Freud.
2. Mendeskripsikanfaktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya aspek psikologis
tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan kisah Dong Zhou 2.

9
Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dipaparkan sebelumnya, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat secara teoritis yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah
dapat menambah pengetahuan dan masukan untuk melakukan pengembangan penelitian
selanjutnya dalam studi sastra.Selain itu, memberikan pemahaman dan pengetahuan baru bagi
pembaca guna mengetahui perkembangan penulisan karya sastra.

1.5.2 Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti
lain untuk mengembangkan penulisan mengenai aspek psikologi tokoh utama

serta

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam kisah tersebut.

10
Universitas Sumatera Utara