Strategi Perawatan Mesin Kapal Terhadap Efektivitas Operasional MT. Citra Bintang (Studi Kasus: PT. Citra Bintang Samudra Line, Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri
pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo
dan Sudiyantoro (2004) semakin seringnya mesin bekerja untuk memenuhi target
produksi yang kadang melebihi kapasitas dapat menurunkan kemampuan mesin,
menurunkan umur mesin dan sering membutuhkan pergantian komponen yang
rusak. Apabila mesin atau peralatan yang digunakan mengalami kerusakan maka
proses produksi akan terhambat. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan manufaktur adalah bagaimana melaksanakan proses produksi seefisien
dan seefektif mungkin. Menurut Lazim dan Ramayah (2010) untuk beroperasi
secara efisien dan efektif, perusahaan manufaktur perlu memastikan bahwa tidak
terdapat gangguan produksi yang disebabkan oleh kerusakan, pemberhentian dan
kegagalan mesin.
Pada umumnya penyebab gangguan produksi dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu faktor manusia, mesin dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi
tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah
satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan manufaktur untuk menjaga
kestabilan produksi adalah melakukan pemeliharaan mesin atau peralatan.
Sharma et al. (2011) mendefinisikan pemeliharaan sebagai aktivitas yang

diperlukan untuk menjaga fasilitas pada kondisi yang diinginkan sehingga
memenuhi kapasitas produksinya. Filosofi pemeliharaan yang kemudian
berkembang dan mulai diterapkan dalam perusahaan manufaktur adalah Total
Productive Maintenance (TPM). Penerapan TPM dalam perusahaan manufaktur

Universitas Sumatera Utara

diukur mengunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Pengukuran
OEE didasarkan pada tiga kategori Six Big Losses yaitu availability rate,
performance rate dan quality rate, menurut Stephens dalam Wahjudi et al. (2009).
Perawatan produktif total didefinisikan sebagai konsep perbaikan
berkelanjutan yang melibatkan seluruh karyawan untuk meningkatkan perawatan
mesin, peralatan, dan meningkatkan produktivitas. Efektifitas seluruh peralatan
(OEE) adalah metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE
dikenal sebagai salah satu aplikasi progam perawatan produktif total. Kemampuan
mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya
sehingga membuat usaha perbaikan menjadi terfokus merupakan faktor utama
metode ini diaplikasikan secara menyeluruh oleh banyak perusahaan jepang.
Pengungkapan akar masalah dan faktor penyebabnya diperlukan sebelum
perusahaan melakukan usaha perbaikan. Salah satu indikator kesuksesan

perawatan produktif total di ukur oleh efektifitas seluruh peralatan (OEE) dimana
ukuran kinerja ini mencakup ke berbagai macam kerugian seperti kerugian karena
kerusakan, kerugian karena pemasangan dan penyetelan, kerugian karena operasi
berhenti, kerugian karena penurunan kecepatan, kerugian karena produk cacat,
dan kerugian pada awal produksi.
Salah satu permasalahan yang sering terjadi di kapal MT. Citra Bintang
adalah terhambatnya proses produksi diakibatkan mesin kapal yang tiba-tiba tidak
dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan. Kapal ini memiliki
beberapa mesin utama, yaitu

mesin utama (main engine) sebagai penggerak

utama kapal dalam berlayar juga digunakan dalam aktifitas bongkar muatan
(loading/unloading cargo) dan 2 unit mesin bantu (auxiliary engine)yaitu A/E-1

Universitas Sumatera Utara

dan A/E-2 yang digunakan untuk sumber listrik penerangan di atas kapal dan
keperluan nautica lainnya.
Berdasarkan informasi, perusahaan ini telah menjalankan sistem

perawatan preventive maintenance dan corrective maintenance untuk mendukung
kelancaran operasional kapal (di luar kegiatan survey docking kapal), namun pada
kenyataannya pelayaran sering terhambat akibat terjadinya kerusakan mesin,
khususnya di unit induk (main engine) dan hal ini terjadi pada masa transisi
periode survey docking kapal di periode tahun 2010 s/d 2011 dengan total
downtime 648 jam dan periode tahun 2012 s/d 2014 dengan total downtime 1.992
jam seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1, dimana permasalahan
yang terjadi pada permesinan kapal tersebut, sekitar 74% -86% dari total jumlah
total down time terjadi akibat kerusakan pada mesin utama kapal yang
ditimbulkan oleh berbagai faktor penyebab, yang belum dapat dicegah dengan
sistem perawatan yang dijalankan perusahaan saat ini.
Tabel 1. 1

Periode
Tahun

Data Performance Operasi Kapal MT. Citra Bintang Tahun 2009
s/d Tahun 2014.
Jumlah Down Time (Jam)


Jumlah Biaya Perawatan (Rp.
000)

M/E

A/E1

A/E2

Total

Aktual

2009–2010

134

25

9


168

925,471

2010–2011

531

65

52

648

846,885

2011–2012

190


38

12

240

601,522

2012–2013

710

77

173

960

744,68


2013–2014

888

67

77

1032

584,556

Planning
1.000.000
1.000.000
750.000
1.000.000
1.000.000


Jumlah
Voyage
(Trip)

Jumlah
Muatan yg
Diangkut
(KL)

Keterangan

93%

57

253,646

Docking

85%


49

222,981

80%

58

257,745

74%

44

201,754

58%

36


173,881

%

Intermediate
Survey

Special
Survey

Sumber : PT. Citra Bintang Samudra Line, 2014

Dari Tabel 1.1 di atas dapat terlihat tidak efektifnya sistem perawatan
kapal setelah melaksanakan docking dan menjelang special survey jumlah down
time kapal meningkat, diasumsikan bahwa program perawatan terencana tidak

Universitas Sumatera Utara

dilaksanakan dengan baik, akibatnya sering sekali terjadi engine break down di

luar dari pada jadwal yang telah ditetapkan perusahaan.
Selain itu, dari segi keterserapan biaya perawatan kapal MT. Citra Bintang
yang terlihat pada Tabel 1.1 dapat juga dapat diperhatikan bahwasanya terjadinya
kecenderungan tidak maksimalnya kegiatan perawatan berkala dalam periode 5
(lima) tahun terakhir yang disebabkan tidak optimalnya penggunaan biaya
perawatan yang dialokasikan oleh perusahaan, dimana terjadi penurunan sejak
periode tahun 2009 - 2010 dengan nilai keterserapan biaya perawatan sebesar
93%, menurun menjadi 58% di periode tahun 2013 – 2014, sebagaimana yang
terlihat pada Gambar 1.1.

Jumlah Down Time (Jam)

Jumlah Total Down Time (Jam) Kapal MT. Citra
Bintang Periode 2009 - 2014
1200

960

1000

1032

800
648

600
400
200

168

240

0
2009 - 2010 2010 - 2011 2011 - 2012 2012 - 2013 2013 - 2014
Periode Tahun

Sumber : PT. Citra Bintang Samudra Line, 2014

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Total Downtime Kapal Mt. Citra Bintang Periode
Tahun 2009 s/d Tahun 2014.

Dampak tidak efektifnya pelaksanaan perawatan kapal MT. Citra Bintang
mengakibatkan meningkatnya jumlah perawatan dan perbaikan permesinan di
kapal. Adapun perawatan yang tidak terencana tersebut terkadang mengakibatkan
kapal harus berhenti beroperasi dan menyebabkan jumlah voyage (trip)
operasional kapal menurun, dan secara tidak langsung berakibat pada operasional

Universitas Sumatera Utara

kapal tidak dapat memenuhi target operasi yang ditetapkan perusahaan,
menyebabkan volume angkut yang cenderung menurun, dari total volume angkut
159,890 KL pada periode tahun 2009-2010 turun menjadi

80.125KL pada

Jumlah Biaya Perawatan (Rp. 000)

periode tahun 2013 – 2014 (lihat Tabel 1.1).
Jumlah Biaya Perawatan Kapal MT. Citra Bintang
Periode 2009 - 2014
1.200.000
1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
-

2009 2010

2010 2011

2011 2012

2012 2013

2013 2014

Jumlah Biaya Perawatan (Rp. 000)
Aktual

925.471

846.885

601.522

744.680

584.556

Jumlah Biaya Perawatan (Rp. 000)
Planning

1.000.000

1.000.000

750.000

1.000.000

1.000.000

Sumber : PT. Citra Bintang Samudra Line, 2014

Gambar 1.2. Grafik Jumlah Biaya Perawatan Kapal Mt. Citra Bintang Periode
Tahun 2009 s/d Tahun 2014
Salah satu pendekatan yang dapat untuk digunakan adalah konsep Total
Productive

Maintenance (TPM). Hal ini dikarenakan konsep TPM dengan

delapan pilar dapat mengoptimalkan produktivitas peralatan atau material
pendukung kegiatan kerja, dan memperhatikan bagaimana meningkatkan
produktivitas dari para pekerja atau operator yang nantinya akan memegang
kendali peralatan tersebut. (Nakajima, 1988).
Selain itu digunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness). Hal
ini dikarenakan OEE dapat melakukan pengukuran tingkat efektivitas pemakaian
suatu peralatan atau sistem dengan mengikut sertakan beberapa sudut sesuai
dengan standar JIPM (Stephen, 2004).

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah terjadinya down time
mesin yang tinggi pada mesin kapal, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
menentukan perencanaan perawatan kapal sehingga utilitas penggunaan kapal
dapat optimal.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengevaluasi manajemen perawatan kapal MT. Citra Bintang yang
berlaku sebelumnya.

2.

Menyediakan informasi penunjang/rekomendasi bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan pemilihan jenis perawatan kapaldalam peningkatan
efektivitas operasional kapalnya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Secara teoritis hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pengembangan
teori, khususnya tentang manajemen perawatan kapal pada Industri Pelayaran
di Indonesia.

2.

Secara

praktis

penelitian

ini

bermanfaat

untuk

memberikan

informasi/gambaran yang lebih riil, khususnya tentang bentuk perawatan
kapal. Oleh karena itu, dapat dijadikan sebagai informasi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan tentang manajemen perawatan kapal.
3.

Bagi program Magister Manajemen USU, sebagai referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang perkapalan yang
berkaitan dengan analisa keputusan terhadap perawatan kapal yang efektif
pada industri perkapalan di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

4.

Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan.

5.

Bagi peneliti yang lain, sebagai acuan dalam pengembangan penelitian
selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Sehubungan keterbatasan waktu dan teori-teori, agar penelitian dapat
dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan dapat diteliti, untuk itu penulis memberi ruang lingkup dan
pembatasan masalah pada pengaruh penerapan manajemen rencana perawatan
kapal terhadap downtime dan breakdown pada mesin kapal MT. Citra Bintang.
Batasan dan ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :
1.

Penelitian dilakukan pada Kapal MT. Citra Bintang.

2.

Objek penelitian adalah analisis pengaruh penerapan manajemen rencana
perawatan kapal terhadap downtime dan breakdown pada mesin kapal MT.
Citra Bintang.

3.

Data sekunder yang didapatkan dari perusahaan dianggap mewakili setiap
kebutuhan data waktu dan data biaya yang dibutuhkan dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara