Strategi Humas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan)

(1)

STRATEGI HUMAS DAN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: IRMA YANI 080904101

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Strategi Humas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel penelitian yang paling berpengaruh dalam meningkatkan citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia sekaligus menguji hipotesis dari kegiatan penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan dengan menggunakan teori Strategi, teori Public Relations, teori Internal Public Relations, teori Strategi Humas dan teori Citra Perusahaan. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 21 pegawai aktif Kantor Bank Indonesia Medan. Di mana dari jumlah populasinya 105 pegawai dengan menggunakan pendapat Arikunto jika jumlah populasi berkisar 100 ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10% atau 15% atau 20% sampai 25%. Karena keterbatasan tenaga, waktu serta dana maka Peneliti mengambil ukuran sampel 20% dari jumlah total keseluruhan pegawai di perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 18 pertanyaan. Analisa data menggunakan tabel deskriptif lalu dihubungkan menjadi tabel korelasional. Kemudian uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Window version 13.0 dengan cara Analisa Variansi Searah” atau dalam istilah asing dikenal dengan “One Way ANOVA”. Merupakan model analisis korelasional yang menetapkan uji hipotesis secara linear/searah di mana variabel bebas (X) sangat dominan mempengaruhi variabel terikat (Y).

Dari hasil penelitian berdasarkan bentuk uji F-Test diperoleh Karena nilai-nilai F(hitung) 44.143 < dari nilai F tabel (α = 0,05 dan 2,18) = 3,55, maka Ho ditolak, maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara company profile Kantor Bank Indonesia Medan dengan kesan dan pendapat atau penilaian positif responden. Karena nilai-nilai F(hitung) 8.143 < dari nilai F tabel (α =

0,05 dan 2,18) = 3,55, maka Ho ditolak, maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara keputusan pilihan strategi humas Kantor Bank Indonesia Medan dengan kerja sama yang saling menguntungkan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia serta telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini yang tidak sempurna, penulis banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan perhatian dan dukungan serta bantuan dalam penyelesaian skripsi ini hingga akhir. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tersayang, Bapak Hatta Nasution dan Ibu Swastina Pohan dan saudara kandung saya, Dhini Trisna dan Ferry Firmansyah, yang paling mengenal penulis serta mendukung dalam semua usaha penulis dalam kuliah dan skripsi di setiap waktu.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU. 3. PD I Bapak Drs.Zakaria, M.SP.

4. Ketua Departemen Bu Fatma dan Wakil Ketua Departemen Bu Dayana.

5. Bapak Drs. H.R Danan Djaja, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis.

6. Bapak DR.Iskandar Zulkarnain, MSI selaku dosen pembimbing akademik.

7. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

8. Kak Cut selaku sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Maya. 9. Kak Hanim, Kak Puan dan seluruh staf Laboratorium Ilmu Komunikasi.

10.Keluarga besar FISIP USU.

11.Bapak dan Ibu di Kantor Bank Indonesia Medan yang senantiasa membimbing saya sepenuh hati juga saran yang sangat memotivasi penulis untuk lebih baik lagi yaitu Pak Indra, Pak Dikhwan, Ibu Fifi, Ibu Siska, Kak Sofi, Bang Reza dan lain-lain.

12.Seluruh pegawai Kantor Bank Indonesia Medan dari pimpinan hingga petugas keamanan yang telah membantu penulis selama penelitian skripsi di perusahaan.


(4)

14.Seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya Ilmu Komunikasi 2008.

15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik disadarai maupun tidak disadari.

Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang bertujuan membangun penelitian penulis agar lebih baik lagi. Terima kasih.

Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah 1

I.2 Perumusan Masalah 4

I.3 Pembatasan Masalah 4

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

I.5 Kerangka Teori 6

I.5.1 Strategi 7

I.5.2 Public Relations 11

I.5.3 Internal Public Relations 12

I.5.4 Strategi Humas 13

I.5.5 Citra Perusahaan 15

I.6 Kerangka Konsep 16

I.7 Model Teoritis 17

I.8 Operasional Variabel 18

I.9 Definisi Operasional Variabel 19

I.10 Hipotesis 23


(6)

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Strategi 24

II.1.1 Manfaat Strategi 28

II.2 Public Relations 29

II.2.1 Fungsi Public Relations dalam perusahaan 30

II.2.2 Publik dalam Public Relations 31

II.2.3 Tugas Public Relations 32

II.3 Internal Public Relations 33

II.3.1 Tujuan Internal Public Relations 35

II.4 Strategi Humas 36

II.5 Citra Perusahaan 37

II.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 40

III.1.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia 40 III.1.2 Gambaran Umum Kantor Bank Indonesia Medan 41 III.1.3 Struktur Kantor Bank Indonesia Medan 44 III.2 Metodologi Penelitian

III.2.1 Metode Penelitian 60

III.2.2 Lokasi Penelitian 60

III.3 Populasi dan Sampel 60

III.4 Teknik Penarikan Sampel 61

III.5 Teknik Pengumpulan Data 62


(7)

BAB IV ANALISIS DATA

IV.1 Pengumpulan Data 64

IV.2 Pengolahan Data 65

IV.3 Analisis Deskriptif 66

IV.3.1 Karakteristik Responden 66

IV.3.2 Strategi Humas 73

IV.3.3 Citra Perusahaan 90

IV.4 Analisis Korelasional 99

IV.4.1 Korelasi antara company profile Kantor Bank Indonesia Medan 101 dengan kesan dan pendapat atau penilaian positif responden

IV.4.2 Korelasi antara keputusan pilihan strategi humas Kantor Bank 102 Indonesia Medan dengan kerja sama yang saling menguntungkan

IV.5 Uji Hipotesis 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan 104

V.2 Saran 105

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Operasional variabel 18

Tabel 1 Usia 66

Tabel 2 Jenis Kelamin 68

Tabel 3 Jabatan 70

Tabel 4 Lama Bekerja 71

Tabel 5 Tanggapan Terhadap Misi Kantor Bank Indonesia Medan 73 Tabel 6 Tingkat kepuasan pegawai terhadap company profile Kantor Bank 75

Indonesia Medan yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya

Tabel 7 Semangat kompetitif jika dilihat dari lingkungan eksternal 77 Kantor Bank Indonesia Medan

Tabel 8 Tingkat Kesesuaian Terhadap Profil Perusahaan Dengan Lingkungan 79 Eksternal Kantor Bank Indonesia Medan

Tabel 9 Tingkat Keefektifan Strategi Humas Di Kantor Bank Indonesia Medan 80 Dalam Mencapai Misi Perusahaan

Tabel 10 Tingkat Pemenuhan Tujuan Jangka Panjang Untuk Mencapai Hal Yang 82 Dikehendaki Melalui Pemilihan Strategi Humas Kantor Bank Indonesia Tabel 11 Tingkat Kesesuaian Pengembangan Strategi Jangka Pendek Dengan 84

Tujuan Jangka Panjang Dan Strategi Utama Kantor Bank Indonesia Medan

Tabel 12 Tingkat Kepuasan Terhadap Keputusan Pilihan Strategi Humas Kantor 86 Bank Indonesia Medan Dengan Menggunakan Sumber Data Yang

Dianggarkan Dan Menyesuaikan Tugas, Sumber Daya, Struktur, Teknologi Dan Pemberian Sistem Penghargaan


(9)

Dalam Setiap Periode Jangka Pendek Strategi Humas Kantor Bank Indonesia Medan Sebagai Suatu Proses Untuk Pengendalian Bersama

Tabel 14 Peningkatan Kesan Dan Pendapat Atau Penilaian Positif Atas Strategi 90 Humas Kantor Bank Indonesia Medan

Tabel 15 Tingkat Motivasi Hasil Dari Strategi Humas Kantor Bank Indonesia 92 Medan Sebagai Wujud Tanggungjawab Bersama

Tabel 16 Dengan Membangun Citra Perusahaan Melalui Strategi Humas Dapat 94 Membantu Pegawai Menciptakan Kerjasama Yang Saling Menguntungkan Tabel 17 Tingkat Kesadaran Terhadap Segala Sesuatu Yang Berkaitan Dengan 96

Kantor Bank Indonesia Medan Terutama Strategi Humas

Tabel 18 Peranan strategi humas dapat mempengaruhi citra Kantor Bank 98 Indonesia Medan

Tabel IV.4.1 Korelasi antara company profile Kantor Bank Indonesia Medan 101 dengan kesan dan pendapat atau penilaian positif responden

Tabel IV.4.2 Korelasi antara keputusan pilihan strategi humas Kantor Bank 102 Indonesia Medan dengan kerja sama yang saling menguntungkan


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Strategic Planning Process 10

Gambar Model Teoritis 17

Gambar Strategic Planning Process 27

Gambar Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Medan 58 Gambar Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Medan Kantor 59

Koordinator Bank Indonesia Wilayah Sumut dan Nanggroe Aceh Darussalam

Gambar 1 Usia 68

Gambar 2 Jenis Kelamin 69

Gambar 3 Jabatan 71

Gambar 4 Lama Bekerja 72

Gambar 5 Tanggapan Terhadap Misi Kantor Bank Indonesia Medan 74 Gambar 6 Tingkat kepuasan pegawai terhadap company profile Kantor Bank 76

Indonesia Medan yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya

Gambar 7 Semangat kompetitif jika dilihat dari lingkungan eksternal 78 Kantor Bank Indonesia Medan

Gambar 8 Tingkat Kesesuaian Terhadap Profil Perusahaan Dengan Lingkungan 80 Eksternal Kantor Bank Indonesia Medan

Gambar 9 Tingkat Keefektifan Strategi Humas Di Kantor Bank Indonesia Medan 82 Dalam Mencapai Misi Perusahaan

Gambar 10 Tingkat Pemenuhan Tujuan Jangka Panjang Untuk Mencapai Hal Yang 84 Dikehendaki Melalui Pemilihan Strategi Humas Kantor Bank Indonesia Gambar 11 Tingkat Kesesuaian Pengembangan Strategi Jangka Pendek Dengan 86


(11)

Tujuan Jangka Panjang Dan Strategi Utama Kantor Bank Indonesia Medan

Gambar 12 Tingkat Kepuasan Terhadap Keputusan Pilihan Strategi Humas Kantor 88 Bank Indonesia Medan Dengan Menggunakan Sumber Data Yang

Dianggarkan Dan Menyesuaikan Tugas, Sumber Daya, Struktur, Teknologi Dan Pemberian Sistem Penghargaan

Gambar 13 Tingkat Keefektifan Evaluasi Atas Hal-Hal Yang Telah Dicapai 90 Dalam Setiap Periode Jangka Pendek Strategi Humas Kantor

Bank Indonesia Medan Sebagai Suatu Proses Untuk Pengendalian Bersama

Gambar 14 Peningkatan Kesan Dan Pendapat Atau Penilaian Positif Atas Strategi 92 Humas Kantor Bank Indonesia Medan

Gambar15 Tingkat Motivasi Hasil Dari Strategi Humas Kantor Bank Indonesia 93 Medan Sebagai Wujud Tanggungjawab Bersama

Gambar 16 Dengan Membangun Citra Perusahaan Melalui Strategi Humas Dapat 95 Membantu Pegawai Menciptakan Kerjasama Yang Saling Menguntungkan Gambar 17 Tingkat Kesadaran Terhadap Segala Sesuatu Yang Berkaitan Dengan 97

Kantor Bank Indonesia Medan Terutama Strategi Humas

Gambar 18 Peranan strategi humas dapat mempengaruhi citra Kantor Bank 99 Indonesia Medan


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Kuesioner Penelitian

Lampiran II Tabel pengolahan data

Lampiran III Surat permohonan penlitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Lampiran IV Surat balasan untuk memberikan izin penelitian dari Kantor Bank Indonesia Medan

Lampiran V Lembar catatan bimbingan skripsi Lampiran VI Biodata penulis


(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Strategi Humas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel penelitian yang paling berpengaruh dalam meningkatkan citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia sekaligus menguji hipotesis dari kegiatan penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan dengan menggunakan teori Strategi, teori Public Relations, teori Internal Public Relations, teori Strategi Humas dan teori Citra Perusahaan. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 21 pegawai aktif Kantor Bank Indonesia Medan. Di mana dari jumlah populasinya 105 pegawai dengan menggunakan pendapat Arikunto jika jumlah populasi berkisar 100 ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10% atau 15% atau 20% sampai 25%. Karena keterbatasan tenaga, waktu serta dana maka Peneliti mengambil ukuran sampel 20% dari jumlah total keseluruhan pegawai di perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 18 pertanyaan. Analisa data menggunakan tabel deskriptif lalu dihubungkan menjadi tabel korelasional. Kemudian uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Window version 13.0 dengan cara Analisa Variansi Searah” atau dalam istilah asing dikenal dengan “One Way ANOVA”. Merupakan model analisis korelasional yang menetapkan uji hipotesis secara linear/searah di mana variabel bebas (X) sangat dominan mempengaruhi variabel terikat (Y).

Dari hasil penelitian berdasarkan bentuk uji F-Test diperoleh Karena nilai-nilai F(hitung) 44.143 < dari nilai F tabel (α = 0,05 dan 2,18) = 3,55, maka Ho ditolak, maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara company profile Kantor Bank Indonesia Medan dengan kesan dan pendapat atau penilaian positif responden. Karena nilai-nilai F(hitung) 8.143 < dari nilai F tabel (α =

0,05 dan 2,18) = 3,55, maka Ho ditolak, maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara keputusan pilihan strategi humas Kantor Bank Indonesia Medan dengan kerja sama yang saling menguntungkan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berbicara tentang pengertian “Strategi Humas dan Citra Perusahaan” sebagai objek yang diteliti, perlu diperhatikan lebih dahulu mengenai pemahaman istilah strategi. Harold Koontz menjelaskan kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani “strategos” memiliki makna cara yang berbeda untuk digunakan. Selanjutnya Harold Koontz menjelaskan strategi adalah menganalisa situasi yang terjadi pada saat sekarang ini untuk menetapkan sasaran (Koontz Harold, Cyril O’Donnel, 1959:88).

Strategi komunikasi antara berbagai tingkat dalam organisasi harus konsisten. Seringkali terjadi keputusan strategis yang dibuat pada tingkat-tingkat yang berbeda kurang dipahami. Oleh karena itu, peran spesialis public relations adalah untuk memastikan bahwa konsistensi diterapkan secara menyeluruh. Penerapan menyeluruh ini tidak berarti ‘umum’ atau ‘sama’.

Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu, para personelnya kini jauh lebih dituntut untuk mampu menjadikan orang-orang lain memahami sesuatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya.


(15)

Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan tidak hanya dengan melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik negatif. Dengan kata lain, citra perusahaan adalah fragile commodity (komoditas yang rapuh/mudak pecah). Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Seitel, 1992:193).

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi). Jadi, citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu asset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi (Soemirat, Soleh & Ardianto, Elvinaro, 2004:111-112).

PR adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Citra perusahaan dalam hal ini adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan yang positif dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan (Anggoro, M. Linggar, 2000:67).


(16)

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam kaitannya dengan sejarah perjalanan bangsa telah mengalami berbagai perubahan. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1953 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953, maka Bank Indonesia tidak hanya bertindak sebagai Bank Sentral yang dengan tugasnya sebagai Bank Sirkulasi tetapi juga sebagai Bank Komersil sampai dengan akhir tahun 1965. Dalam rangka upaya penataan perekonomian dan perbankan nasional maka secara murni sebagai Bank Sentral yang tugas utamanya mendorong kelancaran pembangunan. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menetapkan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara yang Independen di bidang tugasnya berada di luar pemerintahan dan lembaga lainnya.

Kantor Bank Indonesia Medan yang dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 merupakan Kantor Cabang De Javasche Bank yang ke-11. Pembukaan Kantor Bank Indonesia Medan dibutuhkan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan “Guldenisasi” bagi “Residentie Oostkust van Sumatera” atau Keresidenan Pantai Timur Sumatera.

Pemimpin Bank Indonesia Medan yang pertama adalah L. Von Helmert. Pada tahun 1951 saat nasionalisasi mulai diberlakukan, Kantor Bank Indonesia Medan dipimpin oleh S.F. Van Musschenbroek. Ketika Undang-Undang tentang Bank Indonesia 1953 diberlakukan, Pemimpin Bank Indonesia Medan adalah M.Plantema dan putera Indonesia pertama yang mengendalikan Kantor Bank Indonesia Medan adalah M. Rifai.

Pada perkembangannya, Kantor Bank Indonesia Medan mengalami perubahan yang cukup baik dan ditetapkan sebagai Kantor Bank Indonesia kelas I sebagai Kantor Koordinator


(17)

Bank Indonesia (KKBI) yang membawahi membawahi 4 (empat) KBI yaitu KBI Banda Aceh, KBI Lhokseumawe, KBI Pematang Siantar, dan KBI Sibolga.

Tidak semua karya gemilang yang dapat dihasilkan oleh PRO/humas merupakan pembangunan citra perusahaan di mata khalayak sasaran maupun masyarakat luas. Bahkan sebaliknya ditangan Public Relations yang buruk dan lemah visinya, hasilnya bisa nol dan bahkan juga terjadi minus. Bukannya akan membentuk citra baik bagi perusahaan malah sebaliknya kehilangan citra karena merosotnya kepercayaan. Banyak dibuktikan di lapangan, kalau sudah kehilangan kepercayaan masyarakat, akan sulit untuk meraihnya kembali dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa berhasil kembali.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah strategi humas berpengaruh terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk mempertajam lingkup masalah yang diteliti, ada beberapa asumsi yang dianjurkan dalam pembatasan masalah, yaitu:


(18)

1. Studi tentang Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan cukup aktual untuk dipecahkan pada saat sekarang ini melalui tahapan pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisis data.

2. Studi tentang Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk melakukan analisis hubungan tentang pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan. 3. Unit analisis dalam penelitian adalah pegawai Kantor Bank Indonesia Medan.

4. Dilihat dari letak geografis antara lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis cukup ideal untuk menjamin keberlangsungan penelitian.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Karena penelitian ini ditetapkan sebagai penelitian korelasional, maka tujuannya adalah : 1. Untuk mengetahui variabel penelitian yang paling berpengaruh dalam meningkatkan citra

perusahaan di Kantor Bank Indonesia sekaligus menguji hipotesis dari kegiatan penelitian ini.

2. Untuk mengetahui pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan.


(19)

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara khususnya terhadap Departemen Ilmu Komunikasi mengenai dunia Public Relations.

2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, terutama pada Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

I.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari mana sudut pandang penelitian akan disoroti (Nawawi,2001:39).

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2004:6), teori merupakan sekumpulan konstruk (konsep) yang saling terkait menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan di antara beberapa variabel (menjelaskan dan meramalkan fenomena).

Fungsi dan teori itu sendiri adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya (Kriyantono, 2008:43). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah:


(20)

1.5.1 Strategi

Harold Koontz menjelaskan kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani “strategos” memiliki makna cara yang berbeda untuk digunakan. Selanjutnya Harold Koontz menjelaskan strategi adalah menganalisa situasi yang terjadi pada saat sekarang ini untuk menetapkan sasaran.

Dan dalam studi manajemen strategi adalah salah satu bentuk proses perencanaan strategis “Strategic Planning Proccess” terdiri dari:

- Input

Merupakan masukan dari berbagai organisasi. - Profil Perusahaan

Manajer puncak menentukan tujuan dasar dari perusahaan dan kejelasan orientasi geografis perusahaan, seperti apakah harus beroperasi di wilayah tertentu. Selain itu manajer menilai situasi kompetitif perusahaan mereka.

- Orientasi Manajer Puncak

Profil perusahaan dibentuk oleh orang, khususnya manajer puncak, dan berorientasi untuk merumuskan strategi. Mereka mengatur iklim organisasi dan menentukan arah perusahaan.

- Maksud dan Tujuan

Tujuan dan tujuan utama adalah titik akhir ke arah mana kegiatan perusahaan diarahkan. - Lingkungan Eksternal


(21)

Lingkungan eksternal saat ini dan masa depan harus dinilai dalam hal ancaman dan peluang. Evaluasi berfokus pada bidang ekonomi, sosial, politik, demografi dan faktor geografis.

- Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan harus diaudit dan dievaluasi dalam hal sumber daya dan kelemahan serta kekuatan dalam penelitian dan pengembangan, produksi, operasi, pengadaan, pemasaran, dan produk jasa. Faktor internal lain yang penting untuk merumuskan strategi yaitu penilaian sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan faktor – faktor lain seperti citra perusahaan, struktur organisasi dan iklim, sistem perencanaan dan pengawasan dan hubungan dengan pelanggan.

- Strategi Alternatif

Strategi alternatif dikembangkan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal. Suatu organisasi dapat menjalankan berbagai macam strategi. Atau, sebuah perusahaan dapat membuat variasi dengan memperluas operasi ke pasar baru yang menguntungkan. Strategi lain adalah untuk go international dan memperluas operasi ke negara – negara lain.

Dalam keadaan tertentu, perusahaan mungkin harus mengadopsi strategi likuidasi dengan mengakhiri suatu lini produk yang tidak menguntungkan. Namun dalam beberapa kasus likuidasi mungkin tidak diperlukan dan strategi penghematan mungkin tepat. Dalam situasi seperti ini perusahaan dapat membatasi operasi sementara.


(22)

Ini hanya beberapa contoh dari strategi yang mungkin. Dalam prakteknya, perusahaan – perusahaan, terutama yang besar, mengejar kombinasi strategi.

- Evaluasi dan Pilihan Strategi

Berbagai strategi harus benar – benar dievaluasi sebelum pilihan diambil. Pilihan strategis harus dipertimbangkan dengan berbagai resiko. Beberapa peluang yang tidak menguntungkan tidak mungkin dilakukan karena dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Elemen lain yang penting dalam memilih sebuah strategi adalah waktu. Bahkan produk terbaik mungkin gagal jika diperkenalkan ke pasar pada waktu yang tidak tepat. Selain itu, reaksi dari pesaing harus dipertimbangkan.

- Perencanaan Jangka Menengah dan Pendek, Implementasi dan Pengendalian

Meskipun bukan bagian dari proses perencanaan strategis, perencanaan jangka menengah dan pendek serta pelaksanaan rencana harus dipertimbangkan selama tahap proses. Pengawasan juga harus dilakukan untuk memantau kinerja terhadap rencana.


(23)

(24)

I.5.2 Public Relations

Public Relations bila dilihat dari studi ilmu komunikasi adalah salah satu teknik komunikasi yang menitikberatkan kepada usaha untuk menumbuhkan suatu suasana kerja sama (goodwill) dan menciptakan saling pengertian (mutual understanding) antara publik yang berkepentingan untuk mencapai tujuan bersama dalam iklim yang saling menguntungkan (favourable) (Danandjaja, 2011:44).

Pandangan bahwa Public Relations merupakan kegiatan persuasi satu arah terus bertahan hingga usai Perang Dunia II. Definisi Public Relations yang muncul banyak sekali dikaitkan dengan kegiatan “membujuk” ini. Bahkan salah seorang tokoh PR saat itu, Edward.L. Berney dalam bukunya The Engineering Of Consent (1955) mendefinisikan Public Relations sebagai inducing the public in have understanding for and goodwill (membujuk publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik (Morison, 2006:6). Sampai saat ini masih banyak praktisi PR yang berpandangan bahwa Public Relations sebagai subjek komunikasi satu arah yang bertujuan untuk membujuk orang lain.

Beberapa dekade kemudian, pandangan mengenai pengertian Public Relations mulai mengalami perubahan. Definisi mengenai Public Relations mulai memasukkan aspek komunikasi atau Two-ways communication (hubungan dua arah). Definisi-definisi tersebut kemudian memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling), dan between (antara). Dengan demikian pengertian Public Relations sudah mengandung pengertian interaktif (aksi timbal balik).

Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relations) mendefinisikan public relations is the art social science of analyzing trends, predicting their consequence, coceling


(25)

organization leaders and implementing planned programs of action which serve both of organization’s and the public interest (public relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pemimpin perusahaan seta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya (Morissan, 2006:7).

I.5.3 Internal Public Relations

Dalam internal PR yang menjadi aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi/perusahaan adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor dan pihak lain di luar organisasi, manajemen harus lebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja di dalamnya yakni para karyawan. Karena itu, di dalam perusahaan harus memandang karyawan mereka sebagai “publik nomor satu” atau “asset organisasi paling penting” dan mereka berusaha menciptakan “kultur organisasi” yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif (Cutlip & Center, 2000:11).

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target internal Public Relations, terutama suasana di antara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan organisasi atau perusahaannya. Kegiatan PR ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan. Dengan adanya kesadaran akan rasa tanggung jawab tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dari para pegawainya. Karena perusahaan memerlukan pegawai yang memiliki sifat-sifat


(26)

disiplin, penuh tanggung jawab, dan sopan terhadap atasan atau sesamanya. Keserasian hubungan di antara para pegawai, baik vertikal maupun horizontal diharapkan akan memperkuat tim kerja dalam perusahaan itu (Suhandang, 2004:74).

Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level atau disebut hubungan internal. Menurut Alive Smith, mantan direktur komunikasi internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari fungsi PR ini:

1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif di seluruh perusahaan.

2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekedar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan (Cutlip & Center, 2000:254).

I.5.4 Strategi Humas

Istilah strategi sering disebut rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke depan. Lama waktu yang akan dicakup tentu sangat bervariasi.

Pearce dan Robinson (1982), mengembangkan langkah-langkah strategic management sebagai berikut:


(27)

1. Menentukan mission perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi, dan sasaran (goals).

2. Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi internal perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.

3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisis terhadap peluang yang tersedia dari pilihan-pilihan yang mungkin mengungkapkan kesesuaian profil perusahaan dengan lingkungan eksternal.

5. Identifikasi atas pilihan yang diinginkan yang terungkap ketika serangkaian kemungkinan ditinjau dari misi perusahaan.

6. Pilihan strategis dari serangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama yang diperlukan untuk mencapai pilihan yang dikehendaki.

7. Pengembangan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.

8. Penerapan keputusan pilihan strategis dengan menggunakan sumber daya yang dianggarkan dan menyesuaikan tugas, orang-orang, struktur, teknologi dan sistem penghargaan.

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan (Oliver, Sandra, 2001:8).


(28)

I.5.5 Citra Perusahaan

Citra positif merupakan harta yang sangat tinggi nilainya bagi perusahaan manapun. Citra mendukung daya saing perusahaan dalam jangka menengah dan panjang. Citra positif dapat menjadi perisai saat berada dalam masa krisis. Oleh karena itu, setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk membangun citra positif perusahaan.

Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh banyak orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995). Citra adalah tujuan utama dansekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas (Roeslan, 1998:62).

Untuk mengetahui citra perusahaan, baik citra positif maupiun negatif diperlukan alat ukur pembentuk citra perusahaanAda empat hal (Roeslan, 1998:25), yaitu :

1. Kepercayaan

Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan. 2. Realitas

Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan


(29)

4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep akan menuntut penelitian dalam menentukan hipotesis (Nawawi, 2001:40).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau muculnya atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Humas.


(30)

Variabel Terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi: 1995:57)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Citra Perusahaan.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1 Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dapat dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Strategi Humas

Variabel Terikat (Y) Citra Perusahaan


(31)

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Karakteristik Responden

Strategi Humas

1. Usia

2. Jenis Kelamin 3. Jabatan 4. Lama Bekerja

1. Menentukan mission perusahaan. 2. Mengembangkan company profile. 3. Penilaian terhadap lingkungan

eksternal perusahaan.

4. Analisis terhadap peluang yang tersedia.

5. Identifikasi atas pilihan yang

diinginkan.

6. Pilihan strategis dari serangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama.


(32)

7. Pengembangan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek.

8. Penerapan keputusan pilihan strategis. 9. Review dan evaluasi.

Variabel Terikat (Y) Citra Perusahaan

Citra Perusahaan: 1. Kepercayaan 2. Realitas

3. Kerjasama yang saling menguntungkan 4. Kesadaran

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Strategi Humas)


(33)

i. Karakteristik Resonden

a. Usia adalah umur pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan ketika mengisi kuesioner

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan yang mengisi kuesioner

c. Jabatan adalah kedudukan/posisi pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan saat mengisi kuesioner

d. Lama bekerja adalah lama bekerja pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan ketika mengisi kuesioner.

ii. Strategi Humas

1. Menentukan mission Kantor Bank Indonesia Medan. Termasuk di dalamnya adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi, dan sasaran (goals).

2. Mengembangkan company profile Kantor Bank Indonesia Medan yang mencerminkan kondisi internal perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya. 3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal Kantor Bank Indonesia Medan, baik dari

segi semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisis terhadap peluang yang tersedia dari pilihan-pilihan yang mungkin mengungkapkan kesesuaian profil Kantor Bank Indonesia Medan dengan lingkungan eksternal.


(34)

5. Identifikasi atas pilihan yang diinginkan yang terungkap ketika serangkaian kemungkinan ditinjau dari misi Kantor Bank Indonesia Medan.

6. Pilihan strategis dari serangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama Kantor Bank Indonesia Medan yang diperlukan untuk mencapai pilihan yang dikehendaki.

7. Pengembangan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.

8. Penerapan keputusan pilihan strategis Kantor Bank Indonesia Medan dengan menggunakan sumber daya yang dianggarkan dan menyesuaikan tugas, orang-orang, struktur, teknologi dan sistem penghargaan.

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai Kantor Bank Indonesia Medan dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan (Oliver, Sandra, 2001:8).

2. Variabel Terikat (Citra Perusahaan) Citra Perusahaan

Citra Perusahaan adalah gambaran mengenai perasaan dan kesan yang dimiliki oleh pegawai Kantor Bank Indonesia Medan.


(35)

Kesan dan pendapat atau penilaian pegawai Kantor Bank Indonesia terhadap perusahaan Kantor Bank Indonesia Medan.

b. Realitas

Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.

c. Kerjasama yang saling menguntungkan

Yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak.

d. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan Kantor Bank Indonesia Medan.

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin: 2005:75).

Salah satu kegunaan hipotesis adalah menjadikan peneliti mampu menetapkan kemampuan teorinya sebagai salah satu alat penerang.


(36)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Strategi Humas dalam meningkatkan Citra Perusahaan Ha : Terdapat hubungan antara Strategi Humas dalam meningkatkan Citra Perusahaan.

1.11. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah dalam bentuk uji F-Test. Melalui uji F-Test dapat diketahui:


(37)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Strategi

Harold Koontz menjelaskan kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani “strategos” memiliki makna cara yang berbeda untuk digunakan. Selanjutnya Harold Koontz menjelaskan strategi adalah menganalisa situasi yang terjadi pada saat sekarang ini untuk menetapkan sasaran.

Dan dalam studi manajemen strategi adalah salah satu bentuk proses perencanaan strategis “Strategic Planning Proccess” terdiri dari:

1. Input

Merupakan masukan dari berbagai organisasi. 2. Profil Perusahaan

Manajer puncak menentukan tujuan dasar dari perusahaan dan kejelasan orientasi geografis perusahaan, seperti apakah harus beroperasi di wilayah tertentu. Selain itu manajer menilai situasi kompetitif perusahaan mereka.

3. Orientasi Manajer Puncak

Profil perusahaan dibentuk oleh orang, khususnya manajer puncak, dan berorientasi untuk merumuskan strategi. Mereka mengatur iklim organisasi dan menentukan arah perusahaan.


(38)

4. Maksud dan Tujuan

Tujuan dan tujuan utama adalah titik akhir kea rah mana kegiatan perusahaan diarahkan. 5. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal saat ini dan masa depan harus dinilai dalam hal ancaman dan peluang. Evaluasi berfokus pada bidang ekonomi, sosial, politik, demografi dan faktor geografis.

6. Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan harus diaudit dan dievaluasi dalam hal sumber daya dan kelemahan serta kekuatan dalam penelitian dan pengembangan, produksi, operasi, pengadaan, pemasaran, dan produk jasa. Faktor internal lain yang penting untuk merumuskan strategi yaitu penilaian sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan faktor – faktor lain seperti citra perusahaan, struktur organisasi dan iklim, sistem perencanaan dan pengawasan dan hubungan dengan pelanggan.

7. Strategi Alternatif

Strategi alternatif dikembangkan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal. Suatu organisasi dapat menjalankan berbagai macam strategi. Atau, sebuah perusahaan dapat membuat variasi dengan memperluas operasi ke pasar baru yang menguntungkan. Strategi lain adalah untuk go international dan memperluas operasi ke negara – negara lain.


(39)

likuidasi mungkin tidak diperlukan dan strategi penghematan mungkin tepat. Dalam situasi seperti ini perusahaan dapat membatasi operasi sementara.

Ini hanya beberapa contoh dari strategi yang mungkin. Dalam prakteknya, perusahaan – perusahaan, terutama yang besar, mengejar kombinasi strategi.

8. Evaluasi dan Pilihan Strategi

Berbagai strategi harus benar – benar dievaluasi sebelum pilihan diambil. Pilihan strategis harus dipertimbangkan dengan berbagai resiko. Beberapa peluang yang tidak menguntungkan tidak mungkin dilakukan karena dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Elemen lain yang penting dalam memilih sebuah strategi adalah waktu. Bahkan produk terbaik mungkin gagal jika diperkenalkan ke pasar pada waktu yang tidak tepat. Selain itu, reaksi dari pesaing harus dipertimbangkan.

9. Perencanaan Jangka Menengah dan Pendek, Implementasi dan Pengendalian

Meskipun bukan bagian dari proses perencanaan strategis, perencanaan jangka menengah dan pendek serta pelaksanaan rencana harus dipertimbangkan selama tahap proses. Pengawasan juga harus dilakukan untuk memantau kinerja terhadap rencana.


(40)

(41)

II.1.1 Manfaat Strategi

Mintzberg menawarkan lima kegunaan dari kata strategi, yaitu:

1. Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar;

2. Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor;

3. Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan;

4. Sebuah posisi – suatu cara menmpatkan organisasi dalam sebuah lingkungan; 5. Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia.

Mintzberg melihat hubungan di antara kelima kegunaan yang dia ajukan dan dalam tulisannya selalu menekankan bahwa sangat penting untuk menggali bergbagai perspektif yang berbeda dari sebuah organisasi dan aktivitasnya yang diberikan oleh tiap-tiap kegunaan. Praktisi yang reflektif yang bekerja pada sebuah organisasi selalu melakukan ini setiap hari sebagai aktivitas pengendalian professional dan akan menyadari bahwa:

- Keputusan public relations yang penting akan mempengaruhi sasaran organisasi dalam beberapa tahun mendatang;

- Keputusan public relations melibatkan komitmen penting dari sumber daya;

- Keputusan public relations melibatkan situasi yang kompleks pada tingkat korporasi, unit bisnis, atau tingkat stakeholders lainnya yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh banyak pihak dalam organisasi.


(42)

Strategi komunikasi antara berbagai tingkat dalam organisasi harus konsisten. Seringkali terjadi keputusan strategis yang dibuat pada tingkat-tingkat yang berbeda kurang dipahami. Oleh karena itu, peran spesialis public relations adalah untuk memastikan bahwa konsistensi diterapkan secara menyeluruh. Penerapan menyeluruh ini tidak berarti ‘umum’ atau ‘sama’ (Oliver, Sandra, 2001:2-3).

II.2 Public Relations

Public Relations bila dilihat dari studi ilmu komunikasi adalah salah satu teknik komunikasi yang menitikberatkan kepada usaha untuk menumbuhkan suatu suasana kerja sama (goodwill) dan menciptakan saling pengertian (mutual understanding) antara publik yang berkepentingan untuk mencapai tujuan bersama dalam iklim yang saling menguntungkan (favourable) (Danandjaja, 2011:44).

Pandangan bahwa Public Relations merupakan kegiatan persuasi satu arah terus bertahan hingga usai Perang Dunia II. Definisi Public Relations yang muncul banyak sekali dikaitkan dengan kegiatan “membujuk” ini. Bahkan salah seorang tokoh PR saat itu, Edward.L. Berney dalam bukunya The Engineering Of Consent (1955) mendefinisikan Public Relations sebgai inducing the public in have understanding for and goodwill (membujuk publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik (Morison, 2006:6). Sampai saat ini masih banyak praktisi PR yang berpandangan bahwa Public Relations sebagai subjek komunikasi satu arah yang bertujuan untuk membujuk orang lain.

Beberapa dekade kemudian, pandangan mengenai pengertian Public Relations mulai mengalami perubahan. Definisi mengenai Public Relations mulai memasukkan aspek


(43)

komunikasi atau Two-ways communication (hubungan dua arah). Definisi-definisi tersebut kemudian memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling), dan between (antara). Dengan demikian pengertian Public Relations sudah mengandung pengertian interaktif (aksi timbal balik).

Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relations) mendefinisikan public relations is the art social science of analyzing trends, predicting their consequence, coceling organization leaders and implementing planned programs of action which serve both of organization’s and the public interest (public relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pemimpin perusahaan seta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya (Morissan, 2006:7).

II.2.1 Fungsi Public Relations dalam perusahaan

Fungsi public relations sebenarnya dapatlah dijelaskan secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar suatu instansi.

Strategi suatu perusahaan (yang menentukan arah jangka panjang serta lingkup kerja) ditentukan melalui proses analisis dan pengambilan keputusan yang mendalam. Banyak pihak yang terlibat dalam proses ini, baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Setelah strategi ditetapkan, strategi ini perlu untuk dikomunikasikan sehingga mendapat dukungan serta dapat diimplementasikan dengan baik. PR memiliki peran yang penting dalam proses ini, baik dalam proses pengembangan strategi maupun dalam mengkomunikasikannya (Gregory, Anne. 2001:5-6).


(44)

II.2.2 Publik dalam Pubic Relations

Dari awal praktisi PR perlu menyadari pentingnya berbagai jenis publik yang menjadi sasaran komunikasi. Ini merupakan faktor utama yang harus diperhatikan ketika hendak menentukan tugas PR. Tiap jenis publik memiliki kebutuhan komunikasi yang berbeda, meskipun informasi yang diberikan adalah sama. Tujuan dari aktivitas PR adalah untuk menggalang dukungan dari publik – publik ini. Publik dalam Public Relations dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu:

1. Publik internal dan publik eksternal: Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/persahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organic tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal: Publik primer bisa sangat membantu atau

merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu pentingdan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting.

3. Publik tradisional dan publik masa depan: Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponents, opponent, dan uncommitted: Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) da nada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar daoat dengan jernih melihat permasalahan (Seitel, 1992:13-14).


(45)

5. Silent majority dan vocal minority: Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya dalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.

II.2.3 Tugas Public Relations

Pada dasarnya ruang lingkup tugas dan fungsi public relations di dalam aktivitas manajemen perusahaan atau organisasi akan berhadapan dengan dua situasi yang betentangan. Yang pertama adalah kegiatan public relations dalam situasi perusahaan “normal”. Kemudian yang kedua adalah berhadapan dengan masalah crucial point (genting) atau saat perusahaan dalam situasi “krisis”. Dalam situasi perusahaan normal tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat maupun praktisi PR, fungsi dan tugas public relations yang sebenarnya yaitu untuk menggiring persepsi atau opini publik terhadap perusahaan yang diwakilinya untuk memperoleh citra (corporate image) yang baik.

Sebaliknya, dalam situasi dan kondisi manajemen krisis, merupakan hal yang paling sulit dan crucial point, yaitu perusahaan ata PRO (public relations officer) tengah berhadapan dengan suatu “musibah” yang bakal merugikan perusahaan, sebagai akibat kesalahan yang bersumber dari dalam maupun luar, baik yang disengaja maupun tidak. Di pihak lain, perusahaan akan berhadapan dengan sorotan yang bernada negatif dari masyarakat, ditambah lagi dengan tekanan “liputan” dari pihak pers atau wartawan yang menampilkan atau menyoroti berita-berita sisi


(46)

sensasional dari media bersangkutan, yang tidak lagi menampilkan “fakta” tetapi menampilkan “pendapat” secara subjektif.

Sebuah citra bagi suatu perusahaan atau organisasi yang sesungguhnya adalah “titipan” dari masyarakat, dan titipan inilah yang akan “direbut” oleh seorang praktisi public relations. Artinya, di sini terlihat menitikberatkan tugas dan fungsi PRO dalam upaya meraih kepercayaan, yaitu melalui “bagaimana pelayanan” yang telah mereka berikan. Sebaliknya, bagi masyarakat terlihat pada “manfaat apa” yang telah mereka terima, setelah titipan kepercayaan tersebut diberikan (take and give) (Muslimin, 2004:26-27).

II.3 Internal Public Relations

Dalam internal PR yang menjadi aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi/perusahaan adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor dan pihak lain di luar organisasi, manajemen harus lebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja di dalamnya yakni para karyawan. Karena itu, di dalam perusahaan harus memandang karyawan mereka sebagai “publik nomor satu” atau “asset organisasi paling penting” dan mereka berusaha menciptakan “kultur organisasi” yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif (Cutlip & Center, 2000:11).

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target internal Public Relations, terutama suasana di antara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan organisasi atau perusahaannya. Kegiatan PR ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab


(47)

dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan. Dengan adanya kesadaran akan rasa tanggung jawab tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dari para pegawainya. Karena perusahaan memerlukan pegawai yang memiliki sifat-sifat disiplin, penuh tanggung jawab, dan sopan terhadap atasan atau sesamanya. Keserasian hubungan di antara para pegawai, baik vertikal maupun horizontal diharapkan akan memperkuat tim kerja dalam perusahaan itu (Suhandang, 2004:74).

Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level atau disebut hubungan internal. Menurut Alive Smith, mantan direktur komunikasi internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari fungsi PR ini:

3. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif di seluruh perusahaan.

4. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekedar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan (Cutlip & Center, 2000:254).

II.3.1 Tujuan Internal Public Relations

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini dapat mencakup ke dalam beberapa hal yaitu:


(48)

1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.

3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Di mana pada tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap well inform.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dalam prakteknya untuk mencapai target yang dinginkan, seorang top manager harus selalu berorientasi kepada kepentingan publik (public interest).

II.4 Strategi Humas

Istilah strategi sering disebut rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke depan. Lama waktu yang akan dicakup tentu sangat bervariasi.


(49)

Pearce dan Robinson (1982), mengembangkan langkah-langkah strategic management sebagai berikut:

1. Menentukan mission perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi, dan sasaran (goals).

2. Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi internal perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.

3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisis terhadap peluang yang tersedia dari pilihan-pilihan yang mungkin mengungkapkan kesesuaian profil perusahaan dengan lingkungan eksternal.

5. Identifikasi atas pilihan yang diinginkan yang terungkap ketika serangkaian kemungkinan ditinjau dari misi perusahaan.

6. Pilihan strategis dari serangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama yang diperlukan untuk mencapai pilihan yang dikehendaki.

7. Pengembangan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.

8. Penerapan keputusan pilihan strategis dengan menggunakan sumber daya yang dianggarkan dan menyesuaikan tugas, orang-orang, struktur, teknologi dan sistem penghargaan.


(50)

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan (Oliver, Sandra, 2001:8).

II.5 Citra Perusahaan

Citra positif merupakan harta yang sangat tinggi nilainya bagi perusahaan manapun. Citra mendukung daya saing perusahaan dalam jangka menengah dan panjang. Citra positif dapat menjadi perisai saat berada dalam masa krisis. Oleh karena itu, setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk membangun citra positif perusahaan.

Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh banyak orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995). Citra adalah tujuan utama dansekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas (Roeslan, 1998:62).

Untuk mengetahui citra perusahaan, baik citra positif maupiun negatif diperlukan alat ukur pembentuk citra perusahaanAda empat hal (Roeslan, 1998:25), yaitu:

1. Kepercayaan

Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan. 2. Realitas


(51)

Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan

Yaitu saling memberikan keuntungan sesame pihak bagi perusahaan maupun khalayak. 4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

II.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan

Kegiatan PR sebagai mediator yang menjembatani kepentingan perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan PR itu sendiri. Berbagai aktivitas senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra yang positif.

o Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain: - Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang.

- Keberhasilan-keberhasilan/prestasi yang pernah diraih. - Hubungan yang baik.

- Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar. - Kesediaan melakukan tanggung jawab sosial.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam kaitannya dengan sejarah perjalanan bangsa telah mengalami berbagai perubahan. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1953 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953, maka Bank Indonesia tidak hanya bertindak sebagai Bank Sentral yang dengan tugasnya sebagai Bank Sirkulasi tetapi juga sebagai Bank Komersil sampai dengan akhir tahun 1965. Dalam rangka upaya penataan perekonomian dan perbankan nasional maka secara murni sebagai Bank Sentral yang tugas utamanya mendorong kelancaran pembangunan. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menetapkan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara yang Independen di bidang tugasnya berada di luar pemerintahan dan lembaga lainnya.

Bank Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik bahkan telah memiliki Kantor Perwakilan di luar negeri guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Bank Indonesia secara maksimal. Bank Indonesia telah memiliki peran yang sangat besar dalam usaha memelihara kestabilan nilai rupiah serta keadaan ekonomi dan moneter Indonesia.


(53)

III.1..2 Gambaran Umum Kantor Bank Indonesia Medan

Kantor Bank Indonesia Medan yang dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 merupakan Kantor Cabang De Javasche Bank yang ke-11. Pembukaan Kantor Bank Indonesia Medan dibutuhkan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan “Guldenisasi” bagi “Residentie Oostkust van Sumatera” atau Keresidenan Pantai Timur Sumatera.

Pemimpin Bank Indonesia Medan yang pertama adalah L. Von Helmert. Pada tahun 1951 saat nasionalisasi mulai diberlakukan, Kantor Bank Indonesia Medan dipimpin oleh S.F. Van Musschenbroek. Ketika Undang-Undang tentang Bank Indonesia 1953 diberlakukan, Pemimpin Bank Indonesia Medan adalah M.Plantema dan putera Indonesia pertama yang mengendalikan Kantor Bank Indonesia Medan adalah M. Rifai.

Pada perkembangannya, Kantor Bank Indonesia Medan mengalami perubahan yang cukup baik dan ditetapkan sebagai Kantor Bank Indonesia kelas I sebagai Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI) yang membawahi membawahi 4 (empat) KBI yaitu KBI Banda Aceh, KBI Lhokseumawe, KBI Pematang Siantar, dan KBI Sibolga.

a. Dasar Hukum Pendirian KBI Medan

Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.3 tahun 2004 yaitu pasal 5 ayat (2): “Bank Indonesia dapat mempunyai kantor-kantor dalam dan luar wilayah Negara Republik Indonesia”.


(54)

b. Visi, Misi, dan Sasaran Strategis KBI Medan 1) Visi KBI Medan

Visi KBI Medan adalah menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.

2) Misi KBI Medan

KBI Medan mempunyai misi yaitu berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan tugas di bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, pengawasan bank serta memberikan saran kepada Pemerintah Daerah dan lembaga terkait lainnya.

3) Sasaran Strategis KBI Medan

a) Informasi berkualitas dalam rangka mendukung kebijakan Kantor Pusat dan Pengembangan Ekonomi di wilayah kerja.

b) Peningkatan sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung ekonomi daerah.

c) Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran di wilayah kerja. d) Pengelolaan keuangan satuan kerja secara efektif dan efisien. e) Mengoptimalkan kajian dan penyediaan informasi di wilayah kerja.


(55)

c. Nilai-Nilai dan Sasaran Strategis Bank Indonesia Medan

Nilai-nilai yang menjadi dasar bagi manajemen dan pegawai Bank Indonesia untuk bertindak atau berperilaku adalah terdiri dari:

1. Kompetensi 2. Integritas 3. Transparansi 4. Akuntabilitas 5. Kebersamaan

Atau disimbolkan dengan KITA-Kompak.

Untuk mewujudkan visi dan misi serta nilai-nilai strategis tersebut maka Bank Indonesia menetapkan sasaran strategi jangka menengah dan panjang, yaitu:

1. Memelihara kestabilan moneter.

2. Memelihara kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel. 3. Meningkatkan efektivitas manajemen moneter.

4. Meningkatkan sistem perbankan yang sehat dan efektif serta sistem keuangan yang stabil.

5. Memelihara keamanan, kehandalan, efisiensi sistem pembayaran. 6. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan Good Governance.


(56)

7. Memperkuat Institusi Bank Indonesia melalui penciptaan sinergi SDM (Sumber Daya Manusia), informasi pengetahuan, rancangan organisasi dengan strategi Bank Indonesia.

8. Mengarahkan dan memantau efektifitas perubahan strategis Bank Indonesia. III.1.3 Struktur Kantor Bank Indonesia Medan

Kantor Bank Indonesia Medan dipimpin oleh Pemimpin yang dibantu oleh Deputi Pemimpin. Dalam menjalankan tugasnya Pimpinan dan Deputi Pemimpin dibantu oleh 4 (empat) orang Kepala Bidang/Tim yang setiap Bidang/Tim memimpin dan mengkoordinator masing-masing seksi kelompok di bawahnya adalah:

1. Tim Ekonomi Moneter

a. Kelompok Pemberdayaan Sektor Rill dan UMKM Tugas pokok meliputi:

• Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian atau kesepakatan program yang potensial dalam pengembangan sektor rill dan atau melaksanakan identifikasi permasalahan secara, spesifik yang terjadi pada komoditi/industry/bidang usaha tertentu.

• Menyusun program pemberdayaan sektor rill (korporasi, BUMN, dan UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.


(57)

• Melakukan koordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada perbankan dan BDSP (Business Development Service/ Penyedia Layanan Jasa) dalam rangka pemberdayaan sektor rill/UMKM. • Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian

serta memfasilitasi proses intermediasi perbankan dalam rangka pemberdayaan sektor rill/UMKM.

• Mengkomunikasikan hasil penelitian dalam rangka mendorong perbankan dalam pembiayaan UMKM.

• Menyediakan data profit UMKM yang potensial dibiayai oleh Lembaga Keuangan yang disajikan melalui website.

• Melaksanakan pembebanan rekening khusus dalam rangka bantuan luar negeri.

• Menatausahakan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) termasuk perhitungan bunga dan laporan-laporan lainnya.

• Membantu melakukan pengawasan atas pengelolaan KLBI dan TSL (Two Step Loan) terhadap bank yang berada di wilayah kerja.

• Melaksanakan pemberian izin, pengawasan dan pembinaan serta pengelolaan data informasi Pedagang Valuta Asing (PVA) di daerah.

• Melakukan koordinasi dengan KBI-KBI di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan sektor rill (Korporasi, BUMN dan UMKM).


(58)

b. Kelompok Kajian Ekonomi

• Menyusun kajian ekonomi regional yang mencakup, assesmen makro ekonomi daerah dan perkiraan pengembangan ekonomi dan harga.

• Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan dan studi kepustakaan.

• Melakukan kajian Ad Hoc atas inisiatif KBI ataupun kerjasama dengan Kantor Pusat atau stakeholders daerah.

• Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada pemda dan stakeholders lainnya yang didasari oleh hasil penelitian.

• Menyusun dan melaksanakan program komunikasi atas hasil-hasil kajian ekonomi dan penelitian daerah.

• Melakukan diseminasi atas kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. • Melaksanakan kegiatan kehumasan.

• Monitoring pinjaman Luar Negeri (Pinjaman Daerah, Swasta, TSL, dan pinjaman syariah).

• Melakukan kegiatan fungsi investor relation program.

• Melakukan koordinasi dengan KBI-KBI di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kajian ekonomi.


(59)

c. Kelompok Statistik dan Survei Tugas pokok meliputi:

• Menerima, menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.

• Mengumpulkan dan menyusun data informasi ekonomi, keuangan perbankan dan informasi di wilayah kerja.

• Melakukan kegiatan survey untuk kepentingan kantor pusat dan KBI.

• Melakukan kegiatan liaision dalam rangka pengumpulan data dan informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi). • Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah. • Melaksanakan sebagai pusat informasi.

• Melakukan koordinasi dengan KBI-KBI di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas statistic dan survey.

2. Tim Pengawasan Bank a. Kelompok Pengawas Bank Tugas pokok meliputi:


(60)

• Melakukan pengawasan terhadap bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.

• Menyelesaikan permohonan izin yang berkaitan dengan kelembagaan dan kegiatan operasional bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.

• Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.

• Menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.

• Menyelesaikan proses pencabutan izin usaha bank umum dan BPR serta tindak lanjutnya.

• Membantu pemeriksaan dan pengawasan terhadap bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja.

• Melakukan peran aktif dalam menciptakan perkembangan perbankan yang sehat di wilayah Medan (dedicated dan non dedicated bank’s).

• Melakukan evaluasi kesesuaian antara Komposisi Tim/Kelompok pengawasan dengan beban tugasnya.

• Melakukan mediasi perbankan.


(61)

b. Seksi Informasi dan Administrasi Bank Tugas pokok meliputi:

• Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan bank.

• Membuat data yang lengkap tentang profil bank umum dan BPR (dedicated bank’s) secara individu dan gabungan di wilayah kerjanya.

• Menyampaikan laporan yang terkait dengan database perbankan nasional secara berkala ke kantor pusat.

• Memenuhi permintaan bank-bank tentang informasi ketentuan perbankan. • Melakukan pendendaan atas kelambatan dan kesalahan laporan.

• Melakukan monitoring ketentuan perbankan. • Mengelola anggaran.

c. Perizinan dan Investigasi Tugas pokok meliputi:

• Melakukan proses perizinan untuk kantor bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KBI.

• Melakukan penelitian Laporan Bank Umum (LBU).

• Menjadi Liaison Officer dalam penanganan tindak pidana perbankan (SKB, Jaksa Agung, Kapolri dan GBI).


(62)

• Melakukan tugas-tugas kesekretariatan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BPMD). Melakukan koordinasi dalam hal pelaksanaan pengawasan bank nagi KBI-KBI antara lain bantuan tenaga pengawasan bank untuk KBI-KBI di wilayah koordinasinya.

3. Bidang Sistem Pembayaran

a. Seksi Distribusi Uang dan Layanan Kas Tugas pokok meliputi:

• Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan uang untuk kebutuhan KBI setempat dan KBI lain yang berada di wilayah kerjanya (dalam hal KBI berperan sebagai kantor Depot Kas).

• Melakukan pengelolaan khazanah yaitu penyiapan dan pengambilan modal kerja, pengelolaan persediaan kas (Termasuk Kas Besar Titipan DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta penguncian dan pengamanan khazanah.

• Melakukan tindak lanjut atas:

- Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.

- Laporan temuan uang palsu dari stakeholders.


(63)

• Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang.

• Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir dan anggaran operasional kas.

• Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pihak ketiga pelaksana jasa kas seperti POSINDO/cash center atau jasa lainnya seperti peleburan uang.

• Memantau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/sarana lainnya.

• Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional kas.

• Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di wilayah kerjanya sesuai dengan yang ditetapkan KP.

• Melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Setoran Bank dan Non Bank.

• Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban bayaran Bank dan Non Bank.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban penukaran.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Kegiatan Layanan Kas di Luar Kantor yaitu Kas Keliling dan Kas Titipan.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).


(64)

b. Seksi Pengolahan Uang Tugas pokok meliputi:

• Mempersiapkan Modal Kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang-MSUK.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban Pemusnahan UK dan MRUK.

• Mempersiapkan Modal Kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban Peleburan UL.

c. Seksi Layanan Nasabah Tugas pokok meliputi:

• Settlement transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran Pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

• Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan lembaga lain terkait tugas BI).


(65)

• Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke rekening Pemerintah dan rekening lainnya.

• Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.

• Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran Pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

• Menganalisa Perilaku dan Perkembangan SP Non Tunai di KBI: - Tata usaha Money Remittance.

- Kajian Perilaku SP Non Tunai.

• Pelaksanaan BCP bank yang dikoordinir DASP maupun KBI. • Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS. • Melaksanakan survey atas layanan SP Non Tunai.

• Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA dan BI-RTGS (RTGS Terminal).

• Pengelolaan transaksi (akunting dan anggaran) BI-SOSA. • Pengelolaan anggaran.

• Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka diseminasi ketentuan SP kepada stakeholders di daerah.


(66)

d. Seksi Penyelenggaraan Kliring Tugas pokok meliputi:

• Penyelenggaraan-penyelenggaraan local (warkat debet).

• Pengelolaan dan penatausahaan data penarikan cek/BG kosong. • Penerbitan daftar hutang lokal.

• Monitoring penyelenggaraan kliring lokal non BI. • Perhitungan dan pembebanan biaya proses.

• Pelakasanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun KBI. • Pengelolaan anggaran.

• Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta kliring sehubungan dengan SKN-BI.

4. Bidang Manajemen Intern Terdiri dari:

a. Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) Tugas pokok meliputi:

• Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan, penempatan, pengembangan, pembinaan dan pemutusan hubungan kerja dengan pegawai termasuk THOS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(67)

• Mengelola data kepegawaian.

• Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan kewenangan. • Melakukan kegiatan yang terkait dengan system pemeliharaan pegawai (gaji,

insentif, manfaat, dan fasilitas lainnya).

• Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan kepegawaian kepada satker di KP. • Melaksanakan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap KBI-KBI di

wilayah kerjanya. b. Seksi Logistik

Tugas pokok meliputi:

• Melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi terhadap realisasi program kerja anggaran KBI.

• Menatausahakan pemeliharaan gedung, inventaris, kantor, rumah sewa, rumah istirahat dan perabotannya serta sarana lainnya.

• Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.

• Menyelesaikan tagihan sumber daya energy, jasa dan lainnya kepada pihak ketiga. • Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan kegiatan kelogistikan.

• Melakukan pemeliharaan perangkat lunak dan keras terkait dengan teknologi informasi.


(68)

• Melakukan koordinasi pengadaan barang dan jasa tertentu yang dibutuhkan bersama oleh KBI di wilayah kerjanya yang hanya dapat dipenuhi oleh rekanan di tempat kedudukan KBBI.

c. Seksi Sekretariat Pengamanan dan Protokol Tugas pokok meliputi:

• Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proses hukum. • Menatausahakan surat, warkat masuk maupun warkat keluar dan dokumen lainnya

termasuk mengelola sentral khazanah arsip.

• Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor, tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas keliling, rumah dinas dan rumah peristirahatan serta sarana lainnya.

• Melaksanakan pengaman dan tindakan penanggulangan ancaman dan gangguan kamtib terhadap personil, materill, acara kedinasan, sosial kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak bencana alam.

• Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan tugas pengaman. • Melaksanakan kegiatan protokoler sesuai dengan keprotokolan yang berlaku. • Mengoperasikan alat komunikasi untuk keperluan Bank Indonesia.

• Membuat laporan berkala mengenai keskretariatan, komunikasi dan pengamanan. • Melakukan koordinasi dalam hal pelaksanaan tugas kesekretariatan.


(69)

(70)

III.2 Metodologi Penelitian III.2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara pengaruh strategi humas terhadap citra perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan.

III.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Bank Indonesia Medan yang beralamat di Jalan Balai Kota No.4 Medan.

I11.3 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995:141).

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai tetap dan masih aktif bekerja di Kantor Bank Indonesia Medan yang berjumlah 105 orang.


(71)

b. Sampel

Menurut Arikunto (Sutrisno, 2004:183), menentukan jumlah sampel dapat diambil dengan membuat presentase yang dapat mewakili jumlah populasi. Di mana dalam penelitian ini, presentase yang diambil adalah 20%.

Sampel= 20%×105 = 21 orang

I11.4 Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik:

• Purposive Sampling

Pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2008:154). Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pegawai tetap dan masih aktif bekerja di Kantor Bank Indonesia Medan. Sampel merupakan sampel homogen (keseluruhan).


(72)

I11.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Riset Perpustakaan (Library Research)

Riset perpustakaan ini dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2006:31).

2. Riset Lapangan (Field Research)

Riset lapangan (Field Research) adalah salah satu model riset lapangan yang penulis gunakan adalah “wawancara terstruktur”, merupakan model wawancara yang menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data. Model kuesioner yang digunakan dalam bentuk-bentuk “Projective Quesioner”. Merupakan model pertanyaan yang memberikan pilihan kepada responden dalam bentuk pertanyaan terbuka atau tertutup. Contoh:

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Jenis Kelamin 1. Pria


(1)

Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Trihendradi, Cornelius. 2004. Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametis dan Non – Parametik dengan SPSS 12. Penerbit ANDI Yogyakarta

Sumber Lain:

Company Profile Kantor Bank Indonesia Medan


(2)

Kuesioner Penelitian

STRATEGI HUMAS DAN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan)

PETUNJUK PENGISIAN:

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawabannya.

2. Pilihlah alternatif jawaban yang palin sesuai menurut Anda dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.

3. Jawablah dengan jujur dan benar, sesuai dengan pengetahuan Anda.

4. Mohon untuk tidak mengisi kotak yang berada di sebelah kanan pertanyaan. 5. Kuesioner ini dipergunakan hanya untuk penelitian akademis.

Nomor Responden :

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Usia (US) : 1. 20-30 tahun 2. 31-40 tahun 3. 41-50 tahun 4. >50 tahun

2. Jenis Kelamin (JK) : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Jabatan (JB) : 1. Golongan - I 2. Golongan - II 3. Golongan - III 4. Golongan - IV 5. Golongan – V 6. Golongan – VI 7. Golongan – VII


(3)

4. Lama Bekerja (LB) : 1. 1-5 tahun 2. 6-10 tahun 3. 11-15 tahun 4. 16 tahun ke atas

II. STRATEGI HUMAS

5. Bagaimana tanggapan Anda terhadap misi Kantor Bank Indonesia Medan, apakah mencerminkan maksud pendirian, filosofi dan sasaran perusahaan? 1. Sangat Komunikatif 3. Kurang Komunikatif

2. Komunikatif 4. Tidak Komunikatif

6. Apakah Anda puas dengan company profile Kantor Bank Indonesia Medan yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimiliki- nya?

1. Sangat Puas 3. Kurang Puas

2. Puas 4. Tidak Puas

7. Dilihat dari lingkungan eksternal Kantor Bank Indonesia Medan, apakah mendorong semangat kompetitif Anda?

1. Sangat Mendorong 3. Kurang Mendorong 2. Mendorong 4. Tidak Mendorong

8. Bagaimana profil perusahaan dengan lingkungan eksternal, apakah sudah sesuai?

1.Sangat Sesuai 3. Kurang Sesuai

2.Sesuai 4. Tidak Sesuai

9. Apakah strategi humas di Kantor Bank Indonesia Medan sudah efektif dalam mencapai misi perusahaan?

1. Sangat Efektif 3. Kurang Efektif 2. Efektif 4. Tidak Efektif

10.Bagaimana pemilihan strategi humas, apakah telah memenuhi tujuan jangka panjang untuk mencapai hal yang dikehendaki Kantor Bank


(4)

11.Bagaimana pengembangan strategi jangka pendek, apakah sudah sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama Kantor Bank Indonesia Medan?

1. Sangat Sesuai 3. Kurang Sesuai

2. Sesuai 4. Tidak Sesuai

12.Apakah Anda puas terhadap keputusan pilihan strategi humas Kantor Bank Indonesia Medan dengan menggunakan sumber data yang dianggarkan dan menyesuaikan tugas, sumber daya, struktur, teknologi dan pemberian sistem penghargaan?

1. Sangat Puas 3. Kurang Puas

2. Puas 4.Tidak Puas

13.Apakah evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek strategi humas Kantor Bank Indonesia sudah efektif sebagai suatu proses untuk pengendalian bersama?

1. Sangat Efektif 3.Kurang Efektif

2.Efektif 4. Tidak Efektif

III. CITRA PERUSAHAAN

14.Sejauhmana strategi humas Kantor Bank Indonesia Medan dapat meningkatkan kesan dan pendapat atau penilaian positif Anda? 1. Sangat Meningkatkan 3. Kurang Meningkatkan

2. Meningkatkan 4. Tidak Meningkatkan

15.Apakah hasil dari strategi humas Kantor Bank Indonesia Medan dapat memotivasi Anda sebagai wujud tanggungjawab bersama? 1. Sangat Memotivasi 3. Kurang Memotivasi

2. Memotivasi 4. Tidak Memotivasi

16.Dengan membangun citra perusahaan melalui strategi humas, apakah membantu Anda menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan?

1. Sangat Membantu 3.Kurang Membantu 2.Membantu 4. Tidak Membantu


(5)

17.Bagaimana kesadaran Anda terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan Kantor Bank Indonesia Medan terutama strategi humas?

1. Sangat Tahu 3. Kurang Tahu

2.Tahu 4. Tidak Tahu

18.Menurut Anda sejauhmana strategi humas di Kantor Bank Indonesia Medan dapat mempengaruhi citra perusahaan?

1. Sangat Mempengaruhi 3. Kurang Mempengaruhi 2. Mempengaruhi 4. Tidak Mempengaruhi


(6)

Biodata Penulis

Nama : Irma Yani

NIM : 080904101

Departemen : Ilmu Komunikasi Tempat/ Tgl.Lahir : Medan/1 Januari 1990

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Status Pribadi : Belum Menikah

Alamat : Jl. Ampera II Komplek Bank Indonesia No.2 Medan

Pendidikan :

- SD : SD IKAL Medan

- SMP : SMP Negeri 7 Medan

- SMA : SMA Negeri 1 Medan

- Kuliah : FISIP USU

Nama Orang Tua :

- Ayah : Hatta Nasution

- Ibu : Swastina Pohan