Perlindungan Hukum Terhadap Wartawan Yang Mengalami Tindak Pidana Kekerasan Dalam Menjalankan Tugas Profesi (Studi Kasus Kota P. Siantar)


 

ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARTAWAN YANG MENGALAMI TINDAK
PIDANA KEKERASAN DALAM MENJALANKAN TUGAS PROFESI
(Studi Kasus Kota P. Siantar)
Hartina Aziziah Hrp (*
Prof. Dr. Ediwarman, SH., M.Hum (**
Alwan, SH., M.Hum (***
Perkembangan media massa saat ini sangat berkembang dengan pesat untuk diterima dan
dikonsumsi oleh masyarakat luas, baik itu berita yang berbau negatif maupun positif. Pers dan
media massa juga sangat beperan sebagai pendukung untuk suksesnya pembangunan dan
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila selain adanya sarana-sarana
yang mendukung pelaksanaan pembangunan lainnya.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penyebab terjadinya tindak
pidana kekerasan terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas dan profesinya. Aturan
hukum mengenai tindak pidana kekerasan yang dilakukan terhadap wartawan yang sedang
menjalankan tugas dan profesinya dan perlindungan hukum terhadap wartawan yang mendapat
perlakuan tindak pidana kekerasan dalam menjalankan tugas menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, mencakup penelitian inventarisasi
hukum positif, asas-asas hukum, penelitian hukum klinis, sistematika peraturan perundangundangan, sinkronisasi suatu perundang-undangan, sejarah hukum dan perbandingan hukum.

Pengaturan hukum terhadap wartawan dari tindak pidana kekerasan dalam
menjalankan tugas profesi: Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945. UndangUndang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang Nomor 39 Tahun
1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Penyebab terjadinya kekerasan terhadap
wartawan yaitu Faktor internal, Lemahnya Regulasi, Perubahan peraturan
perundang-undangan, Ketidakprofesionalan wartawan, Standar kompetensi
wartawan terhadap perubahan undang-undang pers. Faktor eksternal. Pelaku
Penganiayaan Tidak Memahami Jurnalis adalah Profesi yang Dilindungi Hukum
dan Konstitusi. Wartawan yang tidak bekerja sesuai dengan kode etik jurnalistik
dan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999. Perusahaan pers yang belum total dalam
membela wartawan. Kebijakan hukum pidana terhadap wartawan dalam
menjalankan tugas profesi, yaitu :Penal Jalur penal, yaitu dengan menerapkan
hukum pidana (criminal law application). Non Penal Jalur non penal yaitu
dilakukan dengan cara, yaitu :Pencegahan tanpa pidana (prevention without
punisment), termasuk di dalamnya penerapan sanksi administratif dan sanksi
pidana serta perdata.Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan
dan pembinaan lewat media massa (influencing views of society on crime and
punishment).


Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Wartawan Tindak Pidana Kekerasan,
Menjalankan Tugas Profesi

*) Hartina Aziziah Hrp, selaku Mahasiswa Fafultas Hukum USU
**) Prof. Dr. Ediwarman, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I
***) Alwan, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II

 

 
Universitas Sumatera Utara