Hubungan antara paparan bising dan lipid profile serta terjadinya gangguan pendengaran pada pekerja pabrik minyak goreng

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Paparan kebisingan pekerja seringkali terjadi di lingkungan kerja dan
merupakan bahaya kesehatan global pada pekerja dengan pertimbangan
sosial

dan

pengaruh

fisiologis.

Gangguan

pendengaran

dapat


mempengaruhi kesehatan (Suadicani, Hein & Gyntelberg, 2012). Paparan
bising

kontinu

>85

dB

terutama

paparan

bising

industri

dapat


menyebabkan gangguan pendengaran dengan peningkatan sensitivitas
ambang dengar. Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) selalu tuli
sensorineural dan bilateral. Tanda pertama kali dijumpai takik pada
audiogram frekuensi 3000, 4000 atau 6000 Hz dengan recovery pada
8000 Hz (Gok, et al, 2005; Mirmohammadi, et al, 2012; Trivedi & Pingle,
2013).
Di Eropa, survey terhadap pekerja tahun 2000 menunjukkan 28%
pekerja terpapar kebisingan 85-90 dB (Suadicani, Hein & Gyntelberg,
2012). GPAB merupakan permasalahan global, dimana 10 juta orang
dewasa dan 5,2 juta anak-anak terpapar bising di Amerika Serikat, dan
250 juta manusia di seluruh dunia memiliki potensi menderita GPAB lebih
besar dari 25 dB yang secara klinis signifikan menderita gangguan
pendengaran (Seidman & Standring, 2010).
Lemak adalah substansi yang esensial bagi kehidupan manusia.
Secara kimia, lemak (lipid) adalah senyawa yang menghasilkan asam
lemak setelah hidrolisis yang bergabung dengan asam lemak untuk
membentuk ester. Karena lipid bersifat tidak larut pada lingkungan air,
maka transport lipid dalam plasma terjadi melalui suatu bentuk kompleks
makromolekul yang disebut lipoprotein (Immanuel, 2014).
Terdapat 3 kelas lipoprotein utama: chylomicrons (CM), low-density

lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL) (Evans, et al, 2006;
Hilbert & Lifshitz, 2007; Rader & Hobbs, 2010). CM adalah esensial dalam
1

2

transport lipid eksogen. CM terutama terdiri dari trigliserida (TG)
sedangkan komponen lain adalah kolesterol, fosfolipid dan apolipoprotein
spesifik (Hilbert & Lifshitz, 2007; Immanuel, 2014).
Abnormalitas kadar lipid plasma disebut dislipidemia. Peningkatan
kolesterol total atau kolesterol LDL tanpa peningkatan TG disebut
hiperkolesterolemia

sedangkan

peningkatan

TG

disebut


hipertrigliseridemia. Peningkatan kolesterol dan TG disebut hiperlipidemia
kombinasi (Immanuel, 2014)
Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan GPAB termasuk
tekanan darah, kadar gula darah dan lipid profile (Trivedi & Pingle, 2013).
Telinga dalam sangat sensitif terhadap perubahan patologis vaskuler. Hal
ini juga diketahui bahwa hiperkolesterolemia menyebabkan arteriosklerotik
pada dinding pembuluh darah, yang menyebabkan obstruksi vaskuler
parsial dan end organ mengalami hipoksia. Perubahan arteriosklerotik di
dalam pembuluh darah koklea menyebabkan gangguan pendengaran.
Peningkatan viskositas darah, mikrotrombosis dan atau perubahan kaliber
pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan pendengaran (Thakur, et
al, 2011).
Aterosklerosis digambarkan sebagai “pembuluh darah arteri yang
kaku”.

Merupakan

suatu


proses

inflamasi

kronik

yang

dalam

patofisiologinya melibatkan lipid, trombosis dinding vaskular dan sel-sel
imun. Sejalan dengan bertambahnya usia, dan dengan adanya faktorfaktor risiko proses akan semakin berkembang dan memunculkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan aterosklerosis beserta
komplikasinya (Adi, 2014)
Sebagai

faktor

risiko,


kolesterol

plasma

terutama

lipoprotein

aterogenik yaitu LDL berperan berperan sangat khusus. Faktor-faktor
risiko lain mempercepat munculnya aterosklerosis. Secara patofisiologi
aterosklerosis disebabkan karena disfungsi endotel dan inflamasi. Endotel
vaskuler akan mengatur homeostasis vaskular dengan menghasilkan zatzat

yang

bisa

menyebabkan

penggumpalan


(clotting)

atau

anti

3

penggumpalan

(anti clotting). Nitrogen monoksida (NO) adalah bahan

antiaterogenik utama yang dihasilkan endotel sebagai sebagai faktor
protektif. Adanya faktor inflamasi dan faktor-faktor risiko lain akan
menyebabkan hilangnya efek proteksi endotel tersebut (Adi, 2014)
Paparan bising kronis pada lingkungan dan industri menjadi faktor
risiko penyakit kardiovaskular dan menyebabkan terjadinya hubungan
antara paparan bising dan penyakit kardiovaskular terhadap peningkatan
kadar lipid profile (Mahmoud, Ahmed & Ahmed, 2008; Sanad, et al, 2011).

Paparan bising jangka lama dapat menghasilkan radikal bebas yang
berlebihan seperti superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT) dan
glutathione peroxidase (GSH-Px). Radikal oksigen bebas dapat merusak
protein, asam nukleat dan membran lipid dengan cara mengganggu fungsi
dan integritas seluler normal (Sanad, et al, 2011)
Bukti efek bising terhadap faktor risiko penyakit jantung koroner
terutama: pengaruh bising terhadap tekanan darah sistol (tidak tekanan
darah diastol), total kolesterol, trigliserida, viskositas darah dan platelet
count (Stansfeld & Matheson, 2003). Menurut penelitian beberapa individu
memiliki faktor-faktor yang memperburuk GPAB. Telah dijumpai hubungan
antara GPAB dan peningkatan tekanan darah (faktor risiko), jenis kelamin,
usia (presbiakusis) dan kadar kolesterol (Kowalska, et al, 2006; Martin &
Martin, 2010).
Hiperlipoproteinemia adalah faktor etiologi penting dalam gangguan
pendengaran sensorineural. Didalam tubuh, aterosklerosis menyebabkan
kerusakan organ perfusi terutama pada sistem end-arterial. Koklea juga
diperfusi dari sistem end-arterial, sehingga labirintin mengalami disfungsi
yang disebabkan oleh aterosklerosis (Gok, et al, 2005).
Toppila et al (2000) menemukan hubungan signifikan antara serum
kolesterol dan gangguan pendengaran (Toppila, et al, 2000). Chang et al

(2007) menjumpai hubungan antara GPAB dengan hipertrigliseridemia
tetapi

tidak

dijumpai

hubungan

terhadap

hiperkolesterolemia

(Mirmohammadi, et al, 2012). Penelitian Prabhakaran et al (1988) pada

4

tikus menunjukkan hubungan antara paparan bising dan total kolesterol
(tidak trigliserida). Marth et al (1988) menjumpai bahwa individu yang
terpapar bising di bandara udara >105 dB didapati kenaikan kadar total

kolesterol tetapi kadar trigliserida menurun (Mehrdad, Bahabad &
Moghaddam, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan antara paparan bising dan kadar lipid profile pada
pekerja pabrik minyak goreng di Kawasan Industri Medan (KIM) bagian
Power plant (98 dB), Production (98 dB), Logistic (72 dB), Engineering (84
dB), General admin (72 dB), Quality control (46 dB), dalam hal ini akan
diteliti tentang gambaran pendengaran tenaga kerja pada bagian Power
plant, Production, Logistic, Engineering, General admin dan Quality
control. Tempat yang diambil sebagai lokasi penelitian adalah salah satu
perusahaan yang bergerak di pabrik minyak goreng di KIM.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu: Bagaimanakah hubungan antara paparan bising
dan kadar lipid profile pada pekerja pabrik minyak goreng di KIM ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan

bising dan kadar lipid profile pada pekerja pabrik minyak goreng di KIM.

1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengetahui distribusi karakteristik responden berdasarkan usia,
nilai BMI (Body mass index), tempat kerja dan masa kerja pada
pekerja pabrik minyak goreng di KIM.
b. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan intensitas bising pada
pekerja pabrik minyak goreng di KIM.

5

c. Mengetahui distribusi GPAB pada pekerja pabrik minyak goreng di
KIM.
d. Mengetahui distribusi kadar lipid profile pada pekerja pabrik minyak
goreng di KIM.
e. Mengetahui distribusi paparan bising berdasarkan usia, BMI dan
masa kerja dengan tabel silang deskriptif pada pekerja pabrik
minyak goreng di KIM.
f. Mengetahui hubungan paparan bising dengan kadar trigliserida
(TG), total kolesterol (TC), low density lipoprotein (LDL) dan high
density lipoprotein (HDL) pada pekerja pabrik minyak goreng di
KIM.
g. Mengetahui efek paparan bising >85 dB dengan terjadinya GPAB
dan hubungannya dengan kadar lipid profile (TG, TC, LDL, HDL)
pada pekerja pabrik minyak goreng di KIM.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1 Bidang akademik
a. Memberikan data mengenai hubungan antara paparan bising dan
kadar lipid profile pada pekerja pabrik minyak goreng di KIM.
b. Menambah wawasan tentang program konservasi pendengaran
dan melakukan tindakan pencegahan terhadap GPAB secara lebih
lanjut.
1.4.2 Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
dapat dimanfaatkan dalam evaluasi dan perbaikan program konservasi
pendengaran pada pekerja pabrik minyak goreng di KIM pada lingkungan
kerja dalam rangka pelaksanaan program Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3).

6

1.4.3 Pekerja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada
pekerja pabrik minyak goreng di KIM tentang pengaruh paparan bising
dengan kadar lipid profile terhadap fungsi pendengaran dan tindakan yang
dapat dilakukan secara perorangan sebagai tindakan pencegahan.