Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Nusa Putera Tanjung Morawa Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Pada kamus besar Bahasa Indonesia, efektivitas diartikan sebagai sesuatu
yang ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya) dapat diartikan dapat membawa hasil,
berhasil guna serta dapat pula berarti mulai berlaku. Selanjutnya Bahasa Inggris, kata
efektif yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan itu berhasil
dengan baik. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi.
Organisasi biasanya berada dalam lingkungan yang bergejolak dengan sumber
data yang terbatas. Lingkungan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
zaman, perubahan tersebut akan mempengaruhi efektivitas organisasi. Dalam
lingkungan demikian organisasi harus tanggap dan pandai mengantisipasi perubahan
agar organisasi tetap dapat mempertahankan keberadaannya dan dapat berfungsi
maka organisasi itu harus efektif (Thoha, 2007:98).
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas
merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari
organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian teoritis dan
praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan
efektivitas. Berbagai pandangan yang dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda


10
Universitas Sumatera Utara

tentang pengertian dan konsep efektivitas dipengaruhi oleh latar belakang dari
keahlian yang berbeda pula.
Hidayat menyatakan efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telh tercapai. Semakin besar
persentase target yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Gibson juga
berpendapat efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha
bersama (Ibnu, 2009).
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, ada empat hal yang merupakan
unsur-unsur efektifitas yaitu sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Ketepatan waktu, sesuatu yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau
tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Manfaat, sesuatu yang dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan manfaat
bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
4. Hasil, sesuatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberikan hasil.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan efektifitas
adalah tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. Adanya ketentuan waktu dalam
memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan padanya.

11
Universitas Sumatera Utara

Dilihat dari perspektif efektivitas organisasi, Gaertner dan Ramnarayan
mengatakan, efektifitas dalam suatu organisasi bukan suatu benda, atau suatu tujuan,
atau suatu karakteristik dari output atau perilaku organisasi, tetapi cukup suatu
pernyataan dari relasi-relasi di dalam dan di antara jumlah yang relevan dari
organisasi tersebut. Suatu organisasi yang efektif adalah yang dapat membuat laporan
tentang dirinya dan aktivitas-aktivitasnya menurut cara-cara dalam mana jumlahjumlah tersebut dapat diterima. Pandangan efektivitas sebagai suatu proses ini
mencerminkan aspek politik dari pada aspek ekonomi atas bidang produktivitas.
Gerakan produktivitas tidak begitu disebabkan oleh dorongan ekonomi. Menjadi
produktif adalah menjadi tanggap secara politik. (Gomes,2003:163).
Unsur yang penting dalam konsep efektivitas adalah; yang pertama adalah
pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal,
tujuan merupakan harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin

dicapai oleh serangkaian proses. Diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu
konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa
efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasiaktivasi yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada
beberapa literatur ilmiah mengemukakan bahwa efektivitas merupakan pencapaian
tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif
atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas
juga bisa diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan

12
Universitas Sumatera Utara

yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan
pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau
efektif.
Dalam pengukuran efektifitas terdapat kompetensi pengelolaan pembelajaran
yaitu kemampuan agen pemberdayaan dalam memciptakan proses belajar kepada
masyarakat dalam mengubah perilakunya yaitu meningkatkan kemampuan, kualitas
hidup, dan kesejahteraannya. Melalui belajar masyarakat diharapkan mampu

menguasai dan menerapkan inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan
keluarganya.
Ada juga kompetisi pengelolaan pelatihan, dalam organisasi kegiatan
pelatihan merupakan aspek penting sebagai upaya meningkatkan kinerja pegawainya.
Begitupula dalam kehidupan dimasyarakat seperti petani atau nelayan, kegiatan
pelatihan dan kursus lainnya, atau istilah sejenis lainnya merupakan aspek penting
guna meningkatkan kemampuan mereka menuju peningkatan kualitas hidupnya.
Dalam pelaksanaan pelatihan seringkali dihadapkan dalam permasalahan. ada
empat permasalahan dalam pendekatan pelatihan yaitu: 1) kegiatan pelatihan
seringkali tidak fokus terutama berkaitan dengan materi yang diberikan, 2) lemahnya
dukungan manajemen, 3)pelatihan kadang tidak direncanakan dan diselenggarakan
secara sistematis, 4) dan materi pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan ( Sutrisno
2007: 68- 70).

13
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan beberapa pendapat dan teori efektivitas yang telah diuraikan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur efektivitas suatu kegiatan atau
aktifitas perlu diperhatikan beberapa indikator, yaitu:

1. Pemahaman program
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Tercapainya tujuan
5. Perubahan nyata (Sutrisno, 2007: 125-126)

2.1.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda
dari lembaga dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa berbagai
macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal mengubah input
menjadi output atau program yang kemudian dilemparkan kembali kepada
lingkungannya. Pendekatan terhadap efektivitas terdiri dari:
1. Pendekatan Sasaran (Goal approach)
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil
merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam pengukuran
efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan
keberhasilan organisasi dalam sasaran tersebut. Sasaran yang penting diperhatikan
dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis
untuk memberikan hasil maksimal berdasarkan sasaran resmi Official Goal dengan


14
Universitas Sumatera Utara

memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian
terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan program dalam mencapai
tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba
mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang
hendak dicapai.
2. Pendekatan sumber (System Resource Approach)
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga
dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga
harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan
system agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai
keterbukaan system suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga
mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan
diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan output yang
dihasilkan juga dilemparkannya pada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber
yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi.
3. Pendekatan Proses (Internal Proses Approach)
Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi

kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal
berjalan dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
koordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan
perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki
oleh lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga
(Cambel 1989 :115).
15
Universitas Sumatera Utara

2.2 Program
2.2.1 Pengertian Program
Program adalah tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian yang berisi
langkah-langkag yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur
pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Manila (dalam
Jones, 1996: 4) mengemukakan bahwa program akan menunjang implementasi,
program tersebut memuat berbagai aspek antara lain:
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai
b. Adanya kebijaksanaa-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan
c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dalam prosedur yang harus dilalui
d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan

e. Adanya strategi dalam pelaksanaan
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk dioprasionalkan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian program yang
diuraikan.
Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan dari beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu
seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai
pelaku program
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga
diidentifikasi melalui anggaran.

16
Universitas Sumatera Utara

3. Program memiliki identitas sendiri, program yang berjalan efektif dapat diakui
oleh publik.
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis
yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang diatasi dan memulai
melakukan intervensi, sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap

bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (
Jones, 2005: 295).

2.2.2 Program Pelatihan Keterampilan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan
yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus
mencakup pengalaman belajar (learning experience), aktivitas - aktivitas yang
terencana (be a planned organizational activity), dan didesain sebagai jawaban atas
kebutuhan - kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara ideal, pelatihan harus
didesain untuk mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu yang
bersamaan juga mewujudkan tujuan – tujuan dari para pekerja secara perorangan.
(Gomes 2003: 197)
Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat dilihat dan
paling umum dari semua aktivitas. Para penyelenggara menyokong pelatihan karena
melalui pelatihan para peserta akan menjadi lebih terampil, dan karenanya lebih
produktif. Pelatihan lebih sebagai sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih
memberdayakan seseorang yang kurang berdaya dari sebelumnya, mengurangi
17
Universitas Sumatera Utara


dampak-dampak negative yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang
terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari remaja.
Menurut Sudjana (2004: 17), keterampilan adalah pola kegiatan yang
bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
Keterampilan bergerak dari yang sangat sederhana ke yang sangat kompleks.
Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu psikomotor dan intelektual.
Keterampilan psikomotor antara lain adalah menggergaji, mengecat tembok, menari,
mengetik. Sedangkan keterampilan intelektual ialah memecahkan soal hitungan,
melakukan penelitian, membuat kesimpulan dan sebagainya. Namun, sebenarnya
hamper semua keterampilan terdiri atas dua unsur tersebut. Hanya saja ada
keterampilan yang lebih menonjol unsur intelektualnya.
Keterampilan merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan
kepada anak-anak asuh untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun
pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang
bermanfaat langsung bagi kehidupan mereka. Anak-anak asuh melakukan interaksi
dengan benda-benda produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya saat
pelatihan keterampilan, kemudian berkreasi menciptakan berbagai produk kerajinan
maupun produk teknologi, sehingga diperoleh pengalaman konseptual, pengalaman
apresiatif dan pengalaman kreatif. Pembelajaran keterampilan dirancang sebagai

proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku anak asuh cekat, cepat, dan tepat
melalui pembelajaran kerajinan, teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan.
(Sudjana, 2004:17).

18
Universitas Sumatera Utara

Keterampilan mencakup lima jenis:
1. Keterampilan mengenal diri
2. Keterampilan berpikir
3. Keterampilan sosial
4. Keterampilan akademik
5. Keterampilan kejuruan

2.3 Pelayanan Sosial
2.3.1 Pengertian Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk memperbaiki
hubungan dengan lingkungan sosialnya. Pelayanan sosial disebut juga sebagai
pelayanan kesejahteraan sosial. Menurut Walter Friedlander (1961), kesejahteraan
sosial adalah:
“Sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga
yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standard
hidup dan kesehatan yang memuaskan serta relasi-relasi pribadi dan sosial yang
memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan sepenuh mungkin dan
meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat”.

19
Universitas Sumatera Utara

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu system atau “organized system” yang
berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera
dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya.
3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan individu”
baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya.
Sementara Elizabeth Wickenden mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial
termasuk didalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan
yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang
mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.
Dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial Pasal 1, dijelaskan bahwa:
“Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan materiil, spiritual, dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”

Dari berbagai pengertian diatas dapat terlihat luas lingkup pengertian
kesejahteraan sosial yang sebenarnya sangat meluas dan melingkupi berbagai aspek
kehidupan. Dalam kesejahteraan sosial, dimana pelayanan sosial juga termasuk dari
salah satu didalamnya.

20
Universitas Sumatera Utara

Perlu dibedakan dua macam pengertian pelayanan sosial, yaitu:
1. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup fungsi
termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan,
tenaga kerja dan sebagainya.
2. Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan kesejahteraan
sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang
tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin,
cacat, tuna sosial dan sebagainya.
Semakin tersebarnya dan dipraktekkan secara universal pelayanan sosial,
maka pelayanan yang ditujukan kepada golongan masyarakat yang membutuhkan
pertolongan khusus.

2.3.2 Fungsi-fungsi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial telah dan mungkin akan diklasifikasikan dalam berbagai
cara, tergantung dari tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mengemukakan fungsi dari pelayanan sosial adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat
2. Pengembangan sumber-sumber manusiawi
3. Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian
sosial
4. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat dan tujuan pembangunan
5. Penyediaan dan penyelenggaraan struktur kelembagaan untuk tujuan agar
pelayanan-pelayanan yang terorganisasi dapat berfungsi.
21
Universitas Sumatera Utara

Richard M. Titmuss mengemukakan bahwa pelayanan sosial ditinjau dari
perspektif masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk lebih
meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat untuk masa
sekarang dan untuk masa yang akan datang.
2. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk
melindungi masyarakat.
3. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai suatu
investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan nasional.
4. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai
program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat pelayanan sosial
misalnya kompensasi kecelakaan industri dan sebagainya,
Alfred J. Khan menyatakan bahwa fungsi utama pelayanan sosial adalah:
1. Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan
Pelayanan ini dimaksudkan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam
diri anak dan pemuda melalui program-program pemeliharaan, pendidikan (non
formal) dan pengembangan. Tujuannya yaitu untuk menanamkan nilai-nilai
masyarakat dalam usaha pengembangan kepribadian anak. Bentuk-bentuk pelayanan
sosial tersebut adalah:
a. Program penitipan anak
b. Program-program kegiatan remaja/ pemuda
c. Program-program pengisian waktu terluang bagi anak dan remaja dalam
keluarga.
22
Universitas Sumatera Utara

2. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi
Pelayanan ini mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada
seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompok/ keluarga dan
masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya. Bentuk-bentuk pelayanan
sosial tersebut antara lain:
a. Bimbingan sosial bagi keluarga
b. Program asuhan keluarga dan adopsi anak
c. Program bimbingan bagi anak nakal dan bebas hukuman
d. Program-program rehabilitasi bagi penderita cacat
e. Program-program bagi lanjut usia
f. Program-program penyembuhan bagi penderita gangguan mental
g. Program-program bimbingan bagi anak-anak yang mengalami masalah dalam
bidang pendidikan
h. Program-program bimbingan bagi para pasien di rumah sakit.
Pelayanan sosial untuk tujuan menyembuhkan, memberikan bantuan,
rehabilitasi, perlindungan sosial biasanya melalui kegiatan/ program dalam suatu
lembaga misalnya lembaga panti, lembaga rehabilitasi, dan lain-lain. Tujuan dari
pelayanan ini adalah memulihkan kemampuan peranan sosial dan memberi bantuan
guna penyesuaian yang memadai dengan lingkungan sosialnya. Bentuk pelayanan
panti merupakan salah satu pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program
pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti
pelayanan sosial bagi anak-anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial, dan

23
Universitas Sumatera Utara

sebagainya. Pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan misalnya pelayanan di
Panti Asuhan, Panti Jompo, Panti Karya, dan lain-lain.
3. Pelayanan sosial akses
Kebutuhan akan program sosial akses disebabkan oleh karena:
a. Adanya birokrasi modern
b. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal
dan kewajiban/ tanggung jawab
c. Diskriminasi, dan
d. Jarak

geografi

lembaga-lembaga

pelayanan

dari

orang-orang

yang

memerlukan pelayanan sosial
Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial adalah mengaktualkan potensi klien.
Sementara tugas pelayanan sosial adalah memberikan pelayanan (bantuan, santunan,
bekal lain) untuk membangkitkan motivasi klien, dan mengorganisasi lingkungan
yang sesuai atau mungkin disesuaikan.
Anak asuh adalah anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera ataupun yang
sudah tidak memiliki orangtua dan mendapat pengasuhan di luar lingkungan keluarga
yang sah. Lingkungan itu dapat berupa keluarga yang secara langsung mengasuh dan
menyediakan segala keperluan si anak. Dapat juga berupa yayasan ataupun lembaga
yang bergerak di bidang pengasuhan dan perlindungan anak. Anak asuh merupakan
anak terlantar yang mendapat bantuan, perlindungan serta bimbingan dalam Panti
Asuhan dengan sistem pelayanan didalamnya.

24
Universitas Sumatera Utara

Dalam salah satu teori Marxist disebutkan bahwa organisasi atau lembaga
pelayanan sosial cenderung mengutamakan nilai-nilai ekonomi dan menekankan
sistem ekonomi kapitalis, yaitu mengambil keuntungan sehingga seringkali
membawa kerugian pada masyarakat. Pandangan ini banyak dilakukan organisasi
atau lembaga pelayanan sosial.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa lembaga atau organisasi sosial
seringkali tidak mencapai tujuan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena pekerja
sosial sebagai pelaksana pelayanan tidak professional dan tidak bersungguh-sungguh
dalam melakukan pelayanannya kepada masyarakat.

2.3.3 Pelayanan Sosial Anak Remaja
Pelayanan sosial anak remaja merupakan suatu lembaga sosial yang
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
anak terlantar, putus sekolah guna penumbuhan dan pengembangan keterampilan
sosial dan keterampilan kerja sehingga mereka dapat berfungsi sebagai anggota
masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam
pembangunan. (Depsos RI: 2002)
Selanjutnya pelayanan kesejahteraan sosial atau sosial welfare services
menurut Arthur Dunken seperti dikutip T. Sumarnonugroho , pelayanan kesejahteraan
sosial yaitu memberikan perhatian utama terhadap individu-individu, kelompokkelompok, komunitas-komunitas dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas.
Pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan
pencegahan.
25
Universitas Sumatera Utara

Pembinaan melalui pelayanan sosial anak remaja pada hakikatnya adalah
suatu pembinaan bagi remaja putus sekolah terutama bagi mereka yang putus sekolah
ditingkat SMP/ SMA (Umur 16-21 tahun) dan dalam keadaan terlantar melaui
penampungan atau asrama dalam panti. Dengan demikian, diharapkan anak
mempunyai tujuan yang jelas dan bersemangat dalam mengikuti program kegiatannya
untuk kehidupannya di masa depan. Sebagai gelombang sosial, fungsi panti sosial
bina remaja adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu sumber pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak putus sekolah
yang terlantar.
2. Sebagai salah satu sumber informasi dan konsultasi kesejahteraan sosial terutama
yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, kemampuankemampuan, dan peranan-peranan sarana layanan
3. Sebagai salah satu sumber pengembangan usaha kesejahteraan sosial dalam arti
melaksanakan fungsi-fungsi pengembangan, penyembuhan dan pencegahan
masalah dengan penciptaan kondisi sosial dan kemampuan menghindarkan
timbulnya sikap tingkah laku, sasaran pelayanan yang menyimpang dari nilainilai sosial (Jurnal PKS Vol. V No. 16 Juni 2006: 68).

26
Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Pemikiran
Pendidikan yang baik dan bermakna pada hakikatnya adalah pendidikan yang
mampu mengantarkan dan memberdayakan potensi anak didik sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan yang dimilikinya dan pada akhirnya akan menjadi bekal
dimasa depan. Pendidikan bukan semata-mata untuk mengejar target lulus ujian tetapi
pendidikan juga harus mampu membekali anak-anak dalam menghadapi problema
kehidupan dan juga dunia kerja.
Kenyataannya masih banyak remaja yang belum mendapatkan pendidikan
secara formal, anak tersebut tidak mendaprkan pendidikan secara formal dikarenakan
sosial ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk biayai anaknya dan juga
ketidakseriusan dari si anaknya untuk bisa mendapatkan pendidikan. Masih banyak
remaja yang turun kejalanan untuk mencari tambahan untuk dapat memenuhi
kebutuhan keluarga dan ada juga karena keinginan di dalam diirinya untuk mencari
uang dengan cara mengamen dijalanan. Inilah yang membuat banyak remaja tidak
mempunyai kesempatan untuk bisa mendapatkan pendidikan secara baik maupun
keterampilan untuk dapat meningkatkan pemahaman mereka yang berguna untuk
mendapatkan pekerjaan dengan baik.
Guna meningkatkan pendidikan dan keterampilan khususnya baik remaja
yang putus sekolah dibutuhkan tempat atau wadah bagi remaja untuk bisa
mendapatkan pendidikan dan keterampilan agar tidak tertinggal dari yang lainnya.
Cara yang digunakan dengan membuat tempat bimbingan belajar khususnya anak
putus sekolah dan juga panti yang menyediakan keterampilan dan pendidikan bagi
anak yang putus sekolah.
27
Universitas Sumatera Utara

Begitu pula dengan kehadiran Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung
Morawa, panti sosial ini adalah salah satu panti sosial yang memberikan program
pelatihan keterampilan dalam usaha untuk menggali potensi dan

bakat siswi

binaannya baik salon/ tata rias, menjahit, border untuk yang wanita dan pendidikan
automotif untuk yang pria, Panti sosial ini juga memberikan beberapa kegiatan lain
untuk mendidik remaja binaannya, antara lain adalah bimbingan sosial seperti,
bimbingan motivasi, dinamika kelompok, olahraga, seni tari, dan pembinaan rohani.
Semuanya itu dilakukan dengan tujuan untuk mendukung penguasaan keterampilan
baik salon/ tata rias, menjahit border dan automotif, sehingga mereka bukan hanya
menjadi remaja yang terampil, akan tetapi juga menjadi remaja yang berakhlak,
berbudi, dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
Melihat keefektivan program pelatihan keterampilan bagi klien di Pelayanan
Sosial Anak Remaja (PSAR) dapat dilihat dari indikator menurut (Sustrisno, 2007:
125- 126) yang sesuai untuk dapat mencapai keberhasilan dalam mencapai sasaran
dan tujuan kegiatan, yaitu:
1. Pemahaman program, yaitu dilihat dari sejauh mana klien dapat memahami
kegiatan program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh UPT Pelayanan
Sosial Anak Remaja (PSAR).
2. Tepat sasaran, yaitu dilihat dari apakah klien sudah diberikan pemahaman
pengetahuan dan pelatihan keterampilan adalah sasaran yang sesuai dengan
program pelatihan keterampilan.

28
Universitas Sumatera Utara

3. Tepat waktu, yaitu dilihat dari apakah penggunaan waktu untuk program pelatihan
keterampilan bagi klien di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) sudah
dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
4. Tercapainya tujuan, yaitu dilihat dari cara pencapaian tujuan yang ditetapkan
melalui kegiatan program pelatihan keterampilan.
5. Perubahan nyata, yaitu dilihat dari bagaimana kegiatan tersebut memberikan efek
atau dampak yang baik maupun adanya perubahan nyata bagi klien .

29
Universitas Sumatera Utara

Bagan Alir Pikir
UPT. Pelayanan Sosial Anak
Remaja Tanjung Morawa

Program yang diberikan:
a. Keterampilan menjahit
b. Keterampilan border
c. Keterampilan salon
d. Keterampilan automotif

Indikator Efektivitas
Pelaksanaan Program dilihat
dari:
1.
2.
3.
4.
5.

Pemahaman Program
Tepat sasaran
Tepat waktu
Tujuan dan Manfaat
Perubahan Nyata

Efektif

Tidak Efektif

30
Universitas Sumatera Utara

2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional
2.5.1 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah batasan arti dan gambaran hubungan dari antara unurunsur yang ada didalamnya. (Siagian 2011: 56)
Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenis. Konsep
diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan
istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi
dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian
(Silalahi, 2009: 112), maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan
sebagai berikut:
1. Efektivitas adalah suatu pencapaian tujuan secara maksimal dengan sarana yang
dimiliki melalui program-program tertentu. Dengan demikian, suatu kegiatan atau
usaha dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran dapat dicapai sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat memberikan manfaat yang
nyata sesuai dengan kebutuhannya.
2. Program Pelatihan Keterampilan adalah suatu program atau kumpulan proyekproyek yang berhubungan dengan keterampilan telah dirancang untuk
mengembangkan keterampilan anak putus sekolah agar bisa lebih mandiri dengan
keterampilan yang telah dimilikinya.

31
Universitas Sumatera Utara

3. Anak putus sekolah adalah anak yang sebelumnya sudah pernah mengecap
pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal (sekolah), akan tetapi
dikarenakan sesuatu hal, anak tersebut keluar/ dikeluarkan dari lembaga
pendidikan formal tersebut dan tidak bisa melanjutkan pendidikannya.
4. Pelayanan Sosial disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program
pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti
pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial, dan
sebagainya.

2.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah proses operasionalisasi konsep yaitu upaya
transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat
diobservasi (Siagian 2011:141). Dengan definisi operasional dapat diketahui
indikator-indikator apa saja yang akan diukur dan dianalisis dalam variable yang ada.
Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variable dalam penelitian
ini, maka diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1. Pemahaman program, meliputi:
a. Sumber informasi responden tentang program pelatihan keterampilan.
b. Tingkat pemahaman dan ketertarikan responden setelah mendapatkan informasi
tentang program pelatihan keterampilan.
c. Pengetahuan responden mengenai tujuan program pelatihan keterampilan.

32
Universitas Sumatera Utara

2. Tepat sasaran, meliputi:
a. Pihak yang diutamakan
b. Anak atau remaja responden termasuk kedalam sasaran program pelatihan
keterampilan.
3. Tepat waktu, meliputi:
a. Mulai kapan saudara mendapat bantuan program pelatihan keterampilan
b. Ketepatan waktu mendapatkan program pelatihan keterampilan
c. Frekuensi mendapat program pelatihan keterampilan.
4. Tujuan dan Manfaat, meliputi:
a. Meningkatkan pengetahuan
b. Meningkatkan kemandirian dan keterampilan
c. Perlu tidaknya program pelatihan keterampilan.
5. Perubahan nyata, meliputi:
a. Sikap
b. Perilaku
c. Pengetahuan
d. Keterampilan

33
Universitas Sumatera Utara