Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462009032 BAB II
BAB II
Tinjauan Teori
2.1 Teori
2.1.1 Keperawatan
Keperawatan
merupakan
salah
satu
bentuk
pelayanan kesehatan professional. Selain itu pelayanan
keperawatan menjadi salah satu faktor penentu mutu dan
citra rumah sakit (Depkes, 1995). Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan dan ditujukan kepada
individu kekuarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (PPNI, 2010). Keperawatan merupakan diagnosis
dan penanganan respon manusia terhadap masalah
kesehatan aktual maupun potensial (Depkes, 2000).
Keperawatan
merupakan
penilaian
klinis
dalam
penyediaan pelayanan perawatan untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan, mengatasi
7
masalah kesehatan, dan untuk meningkatkan kualitas
hidup, apapun penyakit atau kecacatan, sampai mati
(Clark, 2003).
2.1.2 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan
keperawatan
adalah
suatu
bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-psikososio-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat profesional memiliki bertanggung jawab di dalam
masyarakat sebagai profesi yang memiliki pengetahuan
dan
keterampilan
untuk
memberikan
pelayanan
keperawatan yang aman dan menggunakan penilaian yang
tepat dalam penyediaan pelayanan keperawatan (DeLaune
& Ladner, 2002).
2.1.3 Penerapan Praktik Keperawatan
Praktik keperawatan adalah tindakan perawat
melalui
kolaborasi
dengan
klien
dan
atau
tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
pada
berbagai
tatanan
pelayanan
kesehatan
yang
8
dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan
keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi
prinsip-prinsip ilmu biologis, psikolologi, sosial, kultural dan
spiritual (PPNI, 2010). Inti praktek keperawatan ialah
pelaksanaan
dalam
pemberian
asuhan
profesional
yang
bertujuan
mengatasi
keperawatan.
Sebagai
suatu
keperawatan
praktek
masalah
professional,
pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan praktik
keperawatan
tersebut
keperawatan
yang
terorganisasi
untuk
dengan
merupakan
pendekatan
urutan
mengidentifikasi
proses
proses
dan
yang
mengatasi
masalah kesehatan pasien.
Pemberian
pelayanan
asuhan
keperawatan
merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan
untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan
kemampuan
dirinya
memalui
tindakan
pemenuhan
kebutuhan dasar klien secara berkelanjutan sampai klien
mampu
untuk
melakukan kegiatan
rutinitasnya
dan
memenihi kebutuhan tanpa bantuan (Palestin, 2007).
Proses keperawatan adalah tindakan aktivitas yang ilmiah
dan rasional yang dilakukan secara sistematis terdiri dari
lima tahap yaitu pengkajian ,diagnosis keperawatan,
9
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (Depkes, 1997 &
Timbi, 2009).
2.1.4. Model Asuhan Keperawatan
Sistem
pemberian
asuhan
keperawatan
merupakan metode yang digunakan dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang dirancang untuk memberikan
pelayanan yang aman, efektif dan efisien (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001). Di
Indonesia, metode ini dikenal dengan Model Praktik
Keperawatan Professional (MPKP) dan sejak tahun 2006
menjadi Sistem PemberianP Keperawatan Professional
(SP2KP).
SP2KP
merupakan
kegiatan
pengelolaan
asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah
sakit
(Depkes,
2009).
Metode
keperawatan
yang
digunakan adalah metode fungsional, metode kasus,
metode tim, metode keperawatan primer (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001; Huber,
2006).
Metode
fungsional
(bukan
model
asuhan
keperawatan professional) merupakan metode pemberian
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat sesuai satu
10
atau dua jenis intervensi saja (Depkes, 2009; Huber,
2006).
Metode
kasus
merupakan
metode
asuhan
keperawatan dengan menugaskan setiap perawat untuk
memenuhi kebutuhan pasien saat dinas yang diterapkan
satu perawat satu pasien. Metode tim merupakan metode
yang digunakan yang terdiri dari anggota yang berbedabeda dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien. Metode keperawatan primer adalah
metode penugasan dimana satu perawat bertanggung
jawab secara penuh selama 24 jam dari pasien masuk
sampai keluar dari rumah sakit. Metode keperawatan case
managemen
adalah
metode
dengan
koordinasi,
monitoring, dan memperbolehkan pelayanan dengan
memberikan
berbagai
kebutuhan
pasien.
Case
managemen hanya dapat digunakan pada rumah sakit
dengan dasar perawatan pasien secara individual (Huber,
2006).
Metode
asuhan
keperawatan
tim
merupakan
metode pemberian asuhan yang dikoordinasi oleh perawat
yang terintregrasi dengan anggota yang terdiri dari tingkat
pendidikan yang berbeda mulai dari perawat yang
professional
sampai
asisten
perawat.
Anggota
tim
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
11
pasien. Metode keperawatan tim merupakan metode
dengan biaya dan tenaga keperawatan yang efektif
(Huber, 2006). Metode ini membutuhkan kepemimpinan
dan komunikasi yang baik untuk menyatukan kelompok
perawat agar dapat bekerja sama dan kooperatif dalam
memberikan asuhan keperawatan yang
lebih baik
dibandingkan dengan bekerja secara individual (Dobson &
Tranter, 2008). Keefektifan kepemimpinan ketua tim
sangat mempengaruhi kinerja anggota tim.
2.1.5 Komponen dalam metode keperawatan tim.
Komponen dalam metode keperawatan tim dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut.
Table 2.1 Komponen dalampelaksanaan SP2KP metode
keperawatan tim
SDM Keperawatan
Jumlah perawat mempengaruhi kinerja, kurangnya
tenega membuat peningkatan kinerja sehingga
mengganggu proses keperawatan
Nilai professional
Nilai intelektual, nilai moral, serta otonomi, kendali
dan tanggung gugat.
kepemimpinan
Sebagai suport, pengawasan dan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
Hubungan
professional
Hubungan yang terjalin antar profesi perawat dan
praktisi kesehatan, dan hubungan perawat dengan
pasien
Kompensasi dan
penghargaan
Merangsang motivasi dalam melksanakan tugas
12
2.1.5.1 Ketenagaan atau SDM Perawat
Menurut Depkes RI (2009) faktor yang
mendukung
pemberian
pelayakan
keperawatan
professional
SDM.
Pendidikan
profesional
merupakan bagian dari pningkatan mutu SDM di
bidang keperawatan (Swansburg, 2001).
2.1.5.2 Nilai Profesional
Pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional didasarkan pada nilai professional . Nilai
professional merupakan inti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional. Nilai-nilai yang terkait
keperawatan professional (Kusnanto,2003):
a. Nilai intelektual
Nilai intelektual terdiri dari dari body of
knowledge yang melandasi praktik professional,
pendidikan
spesialisasi
untuk
meneruskan
kelompak ilmu pengetahuan, dan pengunaan
pengetahuan den gan berpikir kritis dan kreatif.
13
b. Komitmen moral
Aspek moral meliputi tidak merugikan
pasien, adil tanpa ada diskriminasi, serta caring
terhadap kebutuhan pasien.
c. Otonomi, kendali dan tanggung gugat.
Perawat memiliki kebebasan melakukan
tindakan
mandiri
serta
bertanggung
jawab
terhadap tindakan yang dilakukan.
2.1.5.3 Kepemimpinan
Menurut Tiedman dan Lookinland (2004)
kepemimpinan ketua tim merupakan faktor yang
sangat
penting
dalam
penerapan
metode
keperawatan tim. Tugas ketua tim sebagai support,
pengawas, dan mengevaluasi pemberian asuhan
keperawatan
yang
diberikan
anggota
tim
keperawatan.
Ada beberapa pendapat mengenai sebabsebab timbulnya pemimpin antara lain:
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan:
14
a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat
melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah
ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan
dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu
saja.
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin.
3. Teori Ekologi
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua
teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan
sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah
memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan,
juga
sesuai
dengan
tuntutan
ekologinya/lingkungan.
Kepemimpinan
merupakan
bakat
yang
dimiliki setiap orang yang dimiliki sejak lahir dan
setiap orang memilki karakteristik yang berbeda
15
yang membuat mereka unik (Mrarqis dan Huston,
1998). Gaya kepemimpinan menurut teori x
merupakan gaya dictator yang dijalankan dengan
menimbulkan
ancaman
kepemimpinan
y
dan
merupakan
hukuman.
Gaya
kepemimpinan
demokrasi dengan melakukan penentuan dan
pengambilan
keputusan
dengan
cara
musyawarah.
2.1.5.4 Hubungan professional
MPKP memungkinkan terjadinya hubungan
professional di antar perawat dan praktisi kesehatan
lainnya
serta
pasien
.
Hubungan
professional
perawat terjalin dalam dua bidang yaitu dalam
lembaga internal sendiri dan hubungan dengan
lembaga lain dan individu di masyarakat (Picket &
Hanlon, 1990). Hubungan antar perawat terjadi
dalam hal dokumentasi keperawatan, operan tugas
jaga, konferensi awal dan akhir, dan pembahasan
kasus. Hubugan perawat dengan pasen mengacu
pada sistem interaksi yang positif atau hubungan
16
terapeutik yang berarti interaksi yang memberikan
dampak terapeutik bagi pasien (Kusnanto, 2003).
2.1.5.5 Kompensasi dan penghargaan
Kompensasi dan penghargaan berhubungan
dengan penilaian kinerja pegawai sesuai standar
tertentu
yang
sudah
ditetapkan
manajemen.
Tujuannya adalah merangsang motivasi pegawai
untuk melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan
dan organisasi. Bentuknya dapat berupa promosi,
penghargaan,adanya kompensasi, kesempatan untuk
mengikuti pendidikan, dan kenaikan upah (Rusel,
2000).
2.4 Penelitian Terkait
2.4.1 Ketenagaan atau SDM
Hasil penelitain Neni Lya Wati, Juniar Ernawaty&
Nurju'ah
(2011)
mengatakan
bahwa
jumlah
SDM
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Penelitian
ini
melihat
kekurangan
peningkatan
beban
kerja
pelaksanaan
proses
keperawatan.
tenaga
sehingga
membuat
mengganggu
Menurut
Kurnia,
17
Damayanti & Nursalam (2011) yang melakukan penelitian
perhitungan
tenaga
keperawatan
bahwa
cara
penghitungan tenaga keperawatan sesuai dengan metode
keperawatan
keperawatan
tim.
Jadi
terutama
dalam
pelaksanaan
praktik
dalam
penerapan
SP2KP
diperlukan tenaga perawat yang memadai juga perlu
mengetahui metode penghitungan tenaga keperawatan
yang sesuai untuk penerapan SP2KP keperawatan tim.
2.4.2 Kepemimpinan
Pentingnya
kepemimpinan
dalam
metode
keperawatan tim yaitu pada menejemen keperawatan. Hal
yang paling disoroti yaitu dimana adanya pengawasan dan
dukungan dari supervisi.
Dampak
positifnya
adalah
peningkatan kualitas dari perawat junior yang memberikan
asuhan keperawaran karena adanya pengawasan juga
penigkatan keamanan bagi pasien. Secara keseluruhan
juga memberikan penigkatan kualitas pelayanan dengan
adanya perencanaan dan konsultasi dengan staf yang lain
(Ferguson dan Cioffi, 2009; Nagi, Davies, Williams,
Roberts & Lewis, 2011).
18
Dalam hal ini bukan hanya kepemimpinan menajer
keperawatan tapi staf perawat lain juga dapat belajar
tentang kepemimpinan klinis. Staf perawat senior diberikan
tanggung jawab memimpin anggota tim sebagai ketua tim
(Ferguson dan Cioffi, 2009).
Hasil penelitian Hyrkas & Kaiji (2003) keperawatan
tim memberikan aspek pada kebersamaan, komunikasi
dan ekspresi berpendapat, hubungan antar tim, kinerja
serta motivasi kera dalam tim tersebut. Keperawatan tim
dapat meningkatkan pengetahuan perawat dengan adanya
kerja sama antar disiplin ilmu dan juga kerja sama dengan
perawat spesialis atau perawat senior yang berperan
sebagai ketua tim (Nagi, Davis, Marie, Catherine & Roger,
2011). Model keperawatan ini juga membantu perawat
baru beradaptasi, terlibat dalam kegiatan keperawatan dan
meningkatkan kepuasan kerja (Greg, Jones & Ketty, 2010).
19
Tinjauan Teori
2.1 Teori
2.1.1 Keperawatan
Keperawatan
merupakan
salah
satu
bentuk
pelayanan kesehatan professional. Selain itu pelayanan
keperawatan menjadi salah satu faktor penentu mutu dan
citra rumah sakit (Depkes, 1995). Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan dan ditujukan kepada
individu kekuarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (PPNI, 2010). Keperawatan merupakan diagnosis
dan penanganan respon manusia terhadap masalah
kesehatan aktual maupun potensial (Depkes, 2000).
Keperawatan
merupakan
penilaian
klinis
dalam
penyediaan pelayanan perawatan untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan, mengatasi
7
masalah kesehatan, dan untuk meningkatkan kualitas
hidup, apapun penyakit atau kecacatan, sampai mati
(Clark, 2003).
2.1.2 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan
keperawatan
adalah
suatu
bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-psikososio-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat profesional memiliki bertanggung jawab di dalam
masyarakat sebagai profesi yang memiliki pengetahuan
dan
keterampilan
untuk
memberikan
pelayanan
keperawatan yang aman dan menggunakan penilaian yang
tepat dalam penyediaan pelayanan keperawatan (DeLaune
& Ladner, 2002).
2.1.3 Penerapan Praktik Keperawatan
Praktik keperawatan adalah tindakan perawat
melalui
kolaborasi
dengan
klien
dan
atau
tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
pada
berbagai
tatanan
pelayanan
kesehatan
yang
8
dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan
keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi
prinsip-prinsip ilmu biologis, psikolologi, sosial, kultural dan
spiritual (PPNI, 2010). Inti praktek keperawatan ialah
pelaksanaan
dalam
pemberian
asuhan
profesional
yang
bertujuan
mengatasi
keperawatan.
Sebagai
suatu
keperawatan
praktek
masalah
professional,
pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan praktik
keperawatan
tersebut
keperawatan
yang
terorganisasi
untuk
dengan
merupakan
pendekatan
urutan
mengidentifikasi
proses
proses
dan
yang
mengatasi
masalah kesehatan pasien.
Pemberian
pelayanan
asuhan
keperawatan
merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan
untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan
kemampuan
dirinya
memalui
tindakan
pemenuhan
kebutuhan dasar klien secara berkelanjutan sampai klien
mampu
untuk
melakukan kegiatan
rutinitasnya
dan
memenihi kebutuhan tanpa bantuan (Palestin, 2007).
Proses keperawatan adalah tindakan aktivitas yang ilmiah
dan rasional yang dilakukan secara sistematis terdiri dari
lima tahap yaitu pengkajian ,diagnosis keperawatan,
9
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (Depkes, 1997 &
Timbi, 2009).
2.1.4. Model Asuhan Keperawatan
Sistem
pemberian
asuhan
keperawatan
merupakan metode yang digunakan dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang dirancang untuk memberikan
pelayanan yang aman, efektif dan efisien (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001). Di
Indonesia, metode ini dikenal dengan Model Praktik
Keperawatan Professional (MPKP) dan sejak tahun 2006
menjadi Sistem PemberianP Keperawatan Professional
(SP2KP).
SP2KP
merupakan
kegiatan
pengelolaan
asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah
sakit
(Depkes,
2009).
Metode
keperawatan
yang
digunakan adalah metode fungsional, metode kasus,
metode tim, metode keperawatan primer (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001; Huber,
2006).
Metode
fungsional
(bukan
model
asuhan
keperawatan professional) merupakan metode pemberian
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat sesuai satu
10
atau dua jenis intervensi saja (Depkes, 2009; Huber,
2006).
Metode
kasus
merupakan
metode
asuhan
keperawatan dengan menugaskan setiap perawat untuk
memenuhi kebutuhan pasien saat dinas yang diterapkan
satu perawat satu pasien. Metode tim merupakan metode
yang digunakan yang terdiri dari anggota yang berbedabeda dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien. Metode keperawatan primer adalah
metode penugasan dimana satu perawat bertanggung
jawab secara penuh selama 24 jam dari pasien masuk
sampai keluar dari rumah sakit. Metode keperawatan case
managemen
adalah
metode
dengan
koordinasi,
monitoring, dan memperbolehkan pelayanan dengan
memberikan
berbagai
kebutuhan
pasien.
Case
managemen hanya dapat digunakan pada rumah sakit
dengan dasar perawatan pasien secara individual (Huber,
2006).
Metode
asuhan
keperawatan
tim
merupakan
metode pemberian asuhan yang dikoordinasi oleh perawat
yang terintregrasi dengan anggota yang terdiri dari tingkat
pendidikan yang berbeda mulai dari perawat yang
professional
sampai
asisten
perawat.
Anggota
tim
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
11
pasien. Metode keperawatan tim merupakan metode
dengan biaya dan tenaga keperawatan yang efektif
(Huber, 2006). Metode ini membutuhkan kepemimpinan
dan komunikasi yang baik untuk menyatukan kelompok
perawat agar dapat bekerja sama dan kooperatif dalam
memberikan asuhan keperawatan yang
lebih baik
dibandingkan dengan bekerja secara individual (Dobson &
Tranter, 2008). Keefektifan kepemimpinan ketua tim
sangat mempengaruhi kinerja anggota tim.
2.1.5 Komponen dalam metode keperawatan tim.
Komponen dalam metode keperawatan tim dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut.
Table 2.1 Komponen dalampelaksanaan SP2KP metode
keperawatan tim
SDM Keperawatan
Jumlah perawat mempengaruhi kinerja, kurangnya
tenega membuat peningkatan kinerja sehingga
mengganggu proses keperawatan
Nilai professional
Nilai intelektual, nilai moral, serta otonomi, kendali
dan tanggung gugat.
kepemimpinan
Sebagai suport, pengawasan dan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
Hubungan
professional
Hubungan yang terjalin antar profesi perawat dan
praktisi kesehatan, dan hubungan perawat dengan
pasien
Kompensasi dan
penghargaan
Merangsang motivasi dalam melksanakan tugas
12
2.1.5.1 Ketenagaan atau SDM Perawat
Menurut Depkes RI (2009) faktor yang
mendukung
pemberian
pelayakan
keperawatan
professional
SDM.
Pendidikan
profesional
merupakan bagian dari pningkatan mutu SDM di
bidang keperawatan (Swansburg, 2001).
2.1.5.2 Nilai Profesional
Pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional didasarkan pada nilai professional . Nilai
professional merupakan inti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional. Nilai-nilai yang terkait
keperawatan professional (Kusnanto,2003):
a. Nilai intelektual
Nilai intelektual terdiri dari dari body of
knowledge yang melandasi praktik professional,
pendidikan
spesialisasi
untuk
meneruskan
kelompak ilmu pengetahuan, dan pengunaan
pengetahuan den gan berpikir kritis dan kreatif.
13
b. Komitmen moral
Aspek moral meliputi tidak merugikan
pasien, adil tanpa ada diskriminasi, serta caring
terhadap kebutuhan pasien.
c. Otonomi, kendali dan tanggung gugat.
Perawat memiliki kebebasan melakukan
tindakan
mandiri
serta
bertanggung
jawab
terhadap tindakan yang dilakukan.
2.1.5.3 Kepemimpinan
Menurut Tiedman dan Lookinland (2004)
kepemimpinan ketua tim merupakan faktor yang
sangat
penting
dalam
penerapan
metode
keperawatan tim. Tugas ketua tim sebagai support,
pengawas, dan mengevaluasi pemberian asuhan
keperawatan
yang
diberikan
anggota
tim
keperawatan.
Ada beberapa pendapat mengenai sebabsebab timbulnya pemimpin antara lain:
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan:
14
a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat
melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah
ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan
dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu
saja.
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin.
3. Teori Ekologi
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua
teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan
sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah
memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan,
juga
sesuai
dengan
tuntutan
ekologinya/lingkungan.
Kepemimpinan
merupakan
bakat
yang
dimiliki setiap orang yang dimiliki sejak lahir dan
setiap orang memilki karakteristik yang berbeda
15
yang membuat mereka unik (Mrarqis dan Huston,
1998). Gaya kepemimpinan menurut teori x
merupakan gaya dictator yang dijalankan dengan
menimbulkan
ancaman
kepemimpinan
y
dan
merupakan
hukuman.
Gaya
kepemimpinan
demokrasi dengan melakukan penentuan dan
pengambilan
keputusan
dengan
cara
musyawarah.
2.1.5.4 Hubungan professional
MPKP memungkinkan terjadinya hubungan
professional di antar perawat dan praktisi kesehatan
lainnya
serta
pasien
.
Hubungan
professional
perawat terjalin dalam dua bidang yaitu dalam
lembaga internal sendiri dan hubungan dengan
lembaga lain dan individu di masyarakat (Picket &
Hanlon, 1990). Hubungan antar perawat terjadi
dalam hal dokumentasi keperawatan, operan tugas
jaga, konferensi awal dan akhir, dan pembahasan
kasus. Hubugan perawat dengan pasen mengacu
pada sistem interaksi yang positif atau hubungan
16
terapeutik yang berarti interaksi yang memberikan
dampak terapeutik bagi pasien (Kusnanto, 2003).
2.1.5.5 Kompensasi dan penghargaan
Kompensasi dan penghargaan berhubungan
dengan penilaian kinerja pegawai sesuai standar
tertentu
yang
sudah
ditetapkan
manajemen.
Tujuannya adalah merangsang motivasi pegawai
untuk melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan
dan organisasi. Bentuknya dapat berupa promosi,
penghargaan,adanya kompensasi, kesempatan untuk
mengikuti pendidikan, dan kenaikan upah (Rusel,
2000).
2.4 Penelitian Terkait
2.4.1 Ketenagaan atau SDM
Hasil penelitain Neni Lya Wati, Juniar Ernawaty&
Nurju'ah
(2011)
mengatakan
bahwa
jumlah
SDM
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Penelitian
ini
melihat
kekurangan
peningkatan
beban
kerja
pelaksanaan
proses
keperawatan.
tenaga
sehingga
membuat
mengganggu
Menurut
Kurnia,
17
Damayanti & Nursalam (2011) yang melakukan penelitian
perhitungan
tenaga
keperawatan
bahwa
cara
penghitungan tenaga keperawatan sesuai dengan metode
keperawatan
keperawatan
tim.
Jadi
terutama
dalam
pelaksanaan
praktik
dalam
penerapan
SP2KP
diperlukan tenaga perawat yang memadai juga perlu
mengetahui metode penghitungan tenaga keperawatan
yang sesuai untuk penerapan SP2KP keperawatan tim.
2.4.2 Kepemimpinan
Pentingnya
kepemimpinan
dalam
metode
keperawatan tim yaitu pada menejemen keperawatan. Hal
yang paling disoroti yaitu dimana adanya pengawasan dan
dukungan dari supervisi.
Dampak
positifnya
adalah
peningkatan kualitas dari perawat junior yang memberikan
asuhan keperawaran karena adanya pengawasan juga
penigkatan keamanan bagi pasien. Secara keseluruhan
juga memberikan penigkatan kualitas pelayanan dengan
adanya perencanaan dan konsultasi dengan staf yang lain
(Ferguson dan Cioffi, 2009; Nagi, Davies, Williams,
Roberts & Lewis, 2011).
18
Dalam hal ini bukan hanya kepemimpinan menajer
keperawatan tapi staf perawat lain juga dapat belajar
tentang kepemimpinan klinis. Staf perawat senior diberikan
tanggung jawab memimpin anggota tim sebagai ketua tim
(Ferguson dan Cioffi, 2009).
Hasil penelitian Hyrkas & Kaiji (2003) keperawatan
tim memberikan aspek pada kebersamaan, komunikasi
dan ekspresi berpendapat, hubungan antar tim, kinerja
serta motivasi kera dalam tim tersebut. Keperawatan tim
dapat meningkatkan pengetahuan perawat dengan adanya
kerja sama antar disiplin ilmu dan juga kerja sama dengan
perawat spesialis atau perawat senior yang berperan
sebagai ketua tim (Nagi, Davis, Marie, Catherine & Roger,
2011). Model keperawatan ini juga membantu perawat
baru beradaptasi, terlibat dalam kegiatan keperawatan dan
meningkatkan kepuasan kerja (Greg, Jones & Ketty, 2010).
19