Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

Lampiran 5

Analisis Tema Berdasarkan Kategori
A. Ada pembagian tanggung jawab menangani pasien
PARTISIPAN

KATEGORI

P1 :“dirauangan dibagi menjadi dua tim, yaitu tim 1 dam tim
2. Tim 1 menangani pasien laki-laki dan tim 2 menangani
pasien perempuan. Dalam tim dibagi tanggung jawab
menengani pasien contohnnya pasien ada sepuluh,
perawat ada lima jadi setiap perawat menangani 2
pasien.
P2 : “ dalam tim untuk pelaksanaan setiap pagi setelah
overran sebelum kerja kita lakukan pembagian pasien oleh
katim. Pembagian diliat dari jumlah pasien dan kasus
yang perlu pengawasan serius dipegang perawat
senior.
P3 : “ di ruang dahlia ini katim ada dua, untuk pasien
perempuan dan pasien laki-laki. Untuk perawat pelaksana

dibagi ada dua orang setiap tim. Untuk pasien sendiri
misalnya ada 10 kita ada dua ya dapat lima orang
setiap perawat, tapi misalnya ada kesulitan kita saling
bantu.”

Pembagian
pasien

P4 : “disini ada dua tim, satu tim untuk pasen laki-laki dan
satu tim untuk pasien perempuan. Didalam tim ada
pembagian pasien, tujuannya untuk mengevaluasi pasien,
memudahkan bekerja, mengoptimalkan bekerja, lebih
efektif juga, pasien juga lebih puas, komunikasi dengan
pasien lebih bagus. Misalnya adatiga perawat dengan
pasien 10 setia perawat dapat 3 atau 4 pasien. Unutk
perawat senior kita beri pasien yang perlu pengawasan
khusus.
P5 : “ disini ada dua tim, satu tim untuk pasien perempuan
dan satu tim untuk pasien laki-laki. Misalnya ada 3
perawat dalam satu tim dan pasien ada sepuluh jadi

setiap perawat dapat 3 atau 4 pasien.

Pembagian
pasien

Katim membagi
tugas perawat

Pembagian
pasien

Pembagian
pasien

62

B. Keterbatasan tenaga perawat menjadi
PARTISIPAN

KATEGORI


P1 : “untuk sesuai kita masih butuh proses, untuk pagi kita
masih bisa. Tugas sore dan malam kita hanya ada dua
orang perawat jadi tidak maksimal apalagi untuk
metode keperawatan timi
P2 : untuk jaga pagi dari tenaga kita tidak ada masalah.
Hanya untuk sore dan malam dari segi tenaga kurang
karena yang jaga hanya dua perawat, kalau mau
menerapkan metode keperawatan tim secara penuh
masih belum bisa.
P3 : “jumlah perawat denganpasien juga mempengaruhi
apalagi untuk siang dan malam kan Cuma ada dua,
kadang sampai kewalahan.
P4 : “ kalau maksimal belum tapi kita berusaha maksimal
karena jumlah pasien sekian coba. Jumlah pasien 29
orang dengan pearawat 5, siang dan malam ada dua
orang perawat yang menjadi kendala tapi kita
berusaha menjadi maksimal dengan tenaga yang ada

terbatas tenaga

perawat

P5 : “ untuk sore dan malam hanya ada dua orang,
kerjanya kita bekerja sama-sama hanya dokumentasi
kita tanggungjawab di tim masing-masing. Jadi hanya
askep saja sedangkan kerja sama-sama.

Kurangnya tenaga
perawat

Tenaga perawat
kurang

Tenaga perawat
masih kurang
Perawat masih
kurang

C. Katim memiliki peran pentinng
PARTISIPAN


KATEGORI

P1 : ketua tim yang memberi dan membagi pasien
yang menjadi tanggungjawab kepada anggota tim.
Perawat anggota nannti melaksanakan tugas yang
sudah dibuat oleh ketua tim, ketua tim sendiri
melakukan pengkajian sampai rencana tindakan jadi
anggota yang bertugas untuk melakukan implementasi.
Peran ketua tim juga penting membagikan pasien
dan memberikan tanggungjawab kepada anggota.
Ada program atau terapi kita anggota yang
melakukan kalau ada kendala kita lapor katim.
P2 : “dalam tim untuk pelaksanaan setiap pagi
setelah overran sebelum kerja kita lakukan
pembagian pasien oleh katim. Pembagian diliat dari
jumlah pasien dan kasus yang perlu pengawasan
serius dipegang perawat senior

katim memiliki peran

dari awal pasien
masuk sampai
pengawasan
implementasi

Katim membagi tugas
kepada anggota

63

P3 : “nanti untuk pengkajian pasien baru perawat
pelaksana boleh tapi untuk spagi itu katim yang
melakukan pengkajian, diagnosa, terus rencana
tindakan apa. Misalnya pasien sesak mengkaji pola
napas, memberikan posisi semi voler. Itu yang
melaksanakan perawat pelaksana, katim yang
membuat rencana nanti juga dibantu oleh katim.
P4 : “untuk pengkajian pasien baru itu
tanggungjawab katim, diagnosa sampai
perencanaan dibuat oleh katim. Nanti untuk

pelaksanaannya sesuai rencana yang dibuat oleh
katim. Katim sebenarnya bisa diroling dan juga untuk
overran harusnya antar katim. Itu juga yang menjadi
kendala dari penerapan, seharusnya setiap ahif ada
katim
P5 :”kalau metode keperawatan tim seharusnya setiap
shif ada ketua tim. Setiap perawat dibagi tugas dan
tanggung jawab kepada pasien sehingga perlu
pengawasan juga dari katim apalagi perawat baru

Katim membuat
askep dan
mengawasi
implementasi

Proses keperawaatn
dibuat katim

harus ada ketua tim
yang membagi tugas

dan melakukan
pengawasan

D. Pemberian asukan keperawatan lebih fokus
PARTISIPAN

KATEGORI

P1 : “ lebih cepat dan fokus dalam melayani
pasien . kalau ada masalah lebih tertangani misalnya
ada program untuk pasien.
P2 : “ memang dengan metode keperawatan tim
ini kita menjadi lebih fokus dengan pasien yang
kita pegang. Proses perubahan yang kita dulu
bekerja bersama-sama sekarang punya tanggung
jawab. Dengan metode
keperawatan tim pekerjaan lebih ringan karena
kita bisa lebih fokus dengan pasien kita sendiri,
lebih bertanggung jawab. Unutk metode
keperawatan tim lebih fokus disbanding kalau kita

kerja bersama-sama, kita kurang tahu perkembangan
pasien seperti apa
P3 : “ Pelaksanaan metode keperawatan tim
penanaganannnya dalam melaksanakan metode
keperawatan tim jadi lebih fokus. Beban kerja kita
sebenarnya berkurang karena kita hanya fokus
dengan pasien kita, jika kesuliatan ada yang
membantu dari perawat pelaksana atau katim sendiri.
Bekerja lebih mudah karena kita menguasai pasien
kita sendiri.
P4 : Kita komunikasi semakin baik, lebih efektif,
kepuasan pasien, kerjasama kelompok semakin
bagus. Kita fokus dengan pasien sendiri tapi
jangan lupa kerja sama tim.

Melayani pasien lebih
cepat dan fokus
Dalam pelaksanaan
lebih fokus dengan
pasien


Lebih fokus dengan
pasien sendiri

Fokus dengan pasien
sendiri

64

P5 : “Kita Cuma tau dengan pasien kita sendiri
karena kita fokus menangani pasien yang menjadi
tanggung jawab kita sendiri

Fokus menangani
pasien sendiri

E. Perlunya pelatihan
PARTISIPAN

KATEGORI


P1:Pelatihan ada tapi tidak semua kebagian. Pelatihan
yang diutamakan itu perawat senior, terutama katim
dan kepala ruang. Jadi kita tidak kebagian pelatihan
dan hanya ikut yang disampaikan katim temtang
metode keperawatan tim.
P2 : “ Masih perlu perbaikan, setelah kita bagi pasien
perawat kurang bisa fokus kepada pasien karena
sistem baru dan perlu banyak belajar. Untuk pelatihan
ada, materinya banyak waktu Cuma satu minggu
jadi pemahaman kurang temtang SP2KP. Pelatihan
juga ada beberapa tahap tapi ada yang tidak ikut
semua. Untuk peserta sendiri itu dari kepala ruang dan
katim. Diawal-awal kita bingun dengan berjalam waktu
ada perubahan. Dulu karena masih baru tanggung
jawab tugas katim dengan perawat asosiet.
P3 : “Untuk pelatihan untuk perawat pelaksana
hanya sosialisasi daari katim. Untuk pelatihan itu
diikuti oleh kepala ruang dan katim, yah masih
penyesuaian.
P4 : “Pelatihan sudah diatur oleh bagian diklat.
Sebelum ada pelatihan penerapan belum
terintegrasi tapi sekarang sudah lebih baik.
P5 : “Pelatihanuntuk pelatihan hanya sebagian saja
dan dari pelatihan pun output pun tidak sama.
Persepsi setiap orang tidak sama jadi perlu
persamaan persepsi. Perlu sering pertemuan dan
tidak orang yang sama dikirim berulang-ulang.
Kalau perlu dibuat beberapa gelombang, paling tidak
pokok-pokoknya saja.

Pelatihan hanya
untuk katim dan
kepala ruang

Kurangnya pelatihan
membuat bingung
dalam pelaksanaan

Anggota tim tidak
pernah ikut pelatihan

Pelatihan belum
maksimal
Perlu pelatihan dan
persamaan persepsi
kepada semua
perawat

65

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462009032 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462009032 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462009032 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462009032 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pelaksanaan Metode Keperawatan Tim Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 2