T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah T1 Full text

Perancangan Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Kevin Kurniawan Sutrisno (692011016)
Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017

0

Lembar Persetujuan

Perancangan Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah


Artikel Ilmiah

Peneliti :
Kevin Kurniawan Sutrisno (692011016)

Telah disetujui untuk diuji:
Tanggal ................................

Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.
Pembimbing

1

1. Pendahuluan
Kelenteng adalah tempat beribadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa pada
umumnya yang di dalamnya terdapat tiga agama yaitu Buddha, Kong Hu Cu, dan
Taoisme. Di Indonesia terdapat banyak sekali kelenteng. Dari berbagai banyak kelenteng
yang terdapat di Indonesia, ada satu buah kelenteng yang memiliki keunikan tersendiri
yang tidak didapatkan di kelenteng yang lainnya yaitu kelenteng di Kota Muntilan.

Kelenteng Hok An Kiong atau Kelenteng Muntilan adalah sebuah kelenteng tua yang
aslinya didirikan pada tahun 1878 yang lokasinya berada di Jalan Pemuda No. 100, Kota
Muntilan, Kabupaten Magelang. Adapun arti dari nama Kelenteng Hok An Kiong adalah
Hok artinya rejeki, An berarti selamat, dan Kiong adalah istana. Apabila diperluas secara
harafiah mempunyai arti istana keselamatan dan rejeki. Kelenteng ini memiliki keunikan
dan sudah diakui oleh semua berbagai negara dimana keunikannya adalah kelenteng ini
memiliki koleksi hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar nomor dua di dunia
dimana hiolo ini asli buatan Cina memiliki ornamen sepasang naga sebesar 188 cm,
memiliki tinggi 158 cm, dan beratnya mencapai 3,8 ton dibuat dari bahan kuningan.
Berdasarkan dengan penelitian awal yang telah dilakukan, keunikan akan koleksi
hiolo terbesar tersebut belum diinformasikan dengan baik, karena selama ini hanya
dalam bentuk ulasan di media offline atau ulasan di media online berupa tulisan,
sehingga bentuk atau keunikan dari ornamen yang terdapat di hiolo tidak dapat
tersampaikan dengan mendetail. Salah satunya untuk dapat membuat menginformasikan
dengan lebih detail dan lebih menarik yaitu menggunakan atau melakukan teknologi
multimedia dalam hal ini adalah berupa dalam bentuk film, film yang dapat memberikan
informasi atau memberikan ilmu pengetahuan mengenai kelenteng ini adalah dengan
menggunakan film dokumenter karena genre film dokumenter ini akan menyajikan fakta
yang terjadi di lapangan atau ornamen yang terdapat di kelenteng.
Berdasarkan dengan permasalahannya yang ada maka dilakukan perancangan film

atau video dokumenter Kelenteng Hok An Kiong, sehingga informasi mengenai
keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An Kiong, ini dapat diinformasikan dengan baik
kepada masyarakat luas dan dapat menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang baru bagi
masyarakat.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu mengenai “Seni Penyutradaraan Film Dokumenter (Tayangan
Dokumenter Berjudul : Liukan Barongsai)” bertujuan untuk bagaimana film dokumenter
tersebut merupakan salah satu media yang memiliki banyak kelebihan yang mampu
mengangkat segi kebudayaan Indonesia, dan pelestarian seni. Tayangan di dominasi oleh
para generasi muda sehingga tayangan ini diharapkan dapat membuat para generasi
muda yang melihat tayangan ini tertarik sedari dini untuk ikut menjadi bagian
melestarikan kebudayaan Indonesia [1].
Selain itu hasil Seni Penyutradaraan Film Dokumenter (Tayangan Dokumenter
Berjudul : Liukan Barongsai) bertujuan untuk menjadi sarana dokumenter yang ditujukan
untuk generasi muda harapan bangsa ikut berperan aktif dalam melestarikan budaya yang
ada di Negara Indonesia. Dan sebaiknya menanamkan rasa memupuk rasa cinta akan
budaya Negara Indonesia.
Penelitian kedua yang berjudul “Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku
Kelenteng Di Bangka” Tujuan penelitian adalah membuat publikasi yang dapat
mengajak pembaca untuk tertarik kebudayaan dan sejarah kelenteng-kelenteng yang ada

di Bangka. Hasil yang dicapai ialah menghasilkan sebuah media publikasi berupa buku
yang diolah secara visual berisi kumpulan foto dan cerita yang dapat memberi gambaran
1

dan pengetahuan sejarah tentang tiap kelenteng pada masyarakat Indonesia. Kesimpulan
dari penelitian ini diharapkan dengan adanya buku ini dapat menjadi paduan wisata religi
dan memberi pengetahuan tentang kelenteng di Bangka serta menghadirkan ketertarikan
kepada pembaca untuk mengunjungi kawasan tersebut [2].
Keunggulan dari media dokumenter kelenteng yang dirancang yaitu dalam hal teknik
pengambilan visual detail gambar hiolo ini dikemas dengan sinematografi yang baik
dengan harapan informasi mengenai keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An Kiong
ini dapat tersampaikan di masyarakat luas.
Kelenteng Hok An Kiong terletak di Jalan Pemuda No. 100 Muntilan, Kabupaten
Magelang. Kelenteng Hok An Kiong sering juga disebut dengan Kelenteng Muntilan
karena letaknya di Pecinan yang merupakan pusat perdagangan kota Muntilan. Nama Hok
An Kiong merupakan gabungan dari kata Hok, An, dan Kiong yang mempunyai arti Hok
berarti Rejeki, An berarti Selamat, dan Kiong berarti Istana. Kelenteng Hok An Kiong
pertama kali didirikan pada tahun 1878 dengan lokasi di sisi selatan Jalan Pemuda. Pada
tahun 1906 bangunan kelenteng dipindahkan ke sisi utara Jalan Pemuda atau di lokasi
sekarang ini. Pada tahun 1929 bentuk bangunannya disempurnakan, ditandai dengan

prasasti di tiang pintu pagar bertuliskan ANNO 11–5–1929. Berdasarkan keterangan dari
pengurus harian Kelenteng Hok An Kiong penyempurnaan ini terutama pada tembok
bangunan utama dan pembuatan pagar kelenteng.
Kelenteng yang terletak di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
ini memiliki koleksi hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar nomor dua di dunia.
Hiolo ini menjadi salah satu peralatan sembahyang yang memiliki panjang 158 cm, dan
diameter 188 cm. Di atas hiolo ini, biasanya umat menancapkan dupa dan bersembahyang
kepada para dewa [3].
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari
kata “medium”. Secara harafiah kata tersebut mempunyai arti “perantara” atau
“pengantar”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Jadi dalam pengertian yang lain media adalah alat atau sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak [4].
Media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan serta
menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi
penerima informasi, adapun penjelasan Sobur media informasi merupakan “alat-alat
grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, serta menyusun kembali
informasi visual”. Sedangkan menurut Degeng media informasi adalah komponen strategi
penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa

berupa alat, bahan, dan orang [5].
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link)
sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi
(Hofstetter 2001). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia
hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game. Multimedia juga dapat diartikan
sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam menyampaikan informasi
berbentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video [6].
Video adalah sebuah media audio visual yang mengandalkan indera pendengaran dan
penglihatan. Video juga menjadi sebuah media untuk menyimak akan apa yang dijelaskan
dalam sebuah video tersebut. Menurut ahli media video menjadi sebuah media audio
visual yang bisa menampilkan segala bentuk dari kehidupan orang-orang yang ada dalam
frame sebuah proyeksi [7].
2

Dokumenter adalah merupakan rekaman audio visual suatu kejadian yang faktual dan
aktual tanpa adanya unsur rekayasa. Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan
apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan [8].
Genre memiliki fungsi untuk memudahkan sebuah klasifikasi sebuah film adapun
jenis dokumenter yaitu video dokumenter Kelenteng Hok An Kiong ini merupakan dalam

genre ilmu pengetahuan karena di dalam video dokumenter ini berisi mengenai informasi
sebuah ilmu pengetahuan yang baru akan keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An
Kiong [9].
Sinematografi adalah sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas
tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga
menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide. (dapat mengembangkan
cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan otografi yakni menangkap
pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena, objeknya sama maka peralatannya pun
mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan
sinematografi menangkap rangkaian gambar [10].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk perancangan video dokumenter Kelenteng
Hok An Kiong ini adalah metode penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif yaitu
melakukan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap
muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian [11]. Sedangkan
untuk strategi penelitian yang digunakan adalah linear strategy, linear strategy atau
disebut dengan strategi lurus, yakni menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan
sederhana yang sudah dipahami komponennya, dan telah berulangkali dilaksanakan [12].
Strategi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
Identifikasi


Pengumpulan

Perancangan

Pengujian

Masalah

Data

Film

&
Kesimpulan

Gambar 1. Strategi Perancangan Video Dokumenter [12]

Dalam pelaksanaan dan perancangan linear strategy ini terdapat empat buah tahap
diantaranya yaitu: Langkah pertama kali yang dilakukan adalah mengidentifikasi

masalah, dengan wawancara kepada Bapak Vincent sebagai ahli sejarah dan salah satu
pengurus Kelenteng Hok An Kiong dari hasil wawancara yang didapatkan adalah
kelenteng ini memiliki koleksi hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar nomor dua di
dunia, tapi belum ada media yang menyampaikan secara audio dan visual untuk
menjelaskan detail seperti apa itu filosofi, ukiran, sejarah, dan ornamen terdapat di hiolo,
selain itu masyarakat luas dan umat kelenteng tidak mengetahui sejarah kelenteng karena
selama ini hanya tersaji dalam website dengan berupa tulisan. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi masalah, kepada Bapak Budi sebagai pengurus sekretaris Kelenteng
Hok An Kiong dari hasil wawancara yang didapatkan adalah bahwa hiolo tidak diketahui
yang terdapat di Kelenteng Hok An Kiong merupakan hiolo terbesar se-Asia Tenggara
dan terbesar nomor dua di dunia, banyak masyarakat luas mengetahui hiolo tapi tidak
tahu filosofi yang terdapat di hiolo, dan menjelaskan bagaimana cara perawatan hiolo
yang tidak diketahui oleh masyarakat luas dan umat kelenteng.
3

Observasi pengamatan langsung pada Tempat Ibadat Tri Dharma Kelenteng Hok An
Kiong yang akan digunakan dalam perancangan video dokumenter, diantaranya ada profil
kelenteng dalam bentuk brosur, tidak ada penjelasan mengenai hiolo terbesar se-Asia
Tenggara dan terbesar nomor dua di dunia, di dalam sejarah kelenteng, dan sejarah hiolo
belum pernah ada media informasi dalam bentuk audio dan visual. Selama ini sejarah

kelenteng dan sejarah hiolo hanya tersaji dalam bentuk tulisan, tapi belum ada dalam
bentuk audio dan visual dan tidak ada medianya.
Pengumpulan data primer ini diperoleh dari wawancara kepada Bapak Vincent
sebagai ahli sejarah dan salah satu pengurus Kelenteng Hok An Kiong. Hasil dari
wawancara ahli sejarah dan salah satu pengurus Kelenteng Hok An Kiong adalah
mendapatkan informasi sejarah kelenteng, sejarah hiolo, filosofi kelenteng, dan filosofi
hiolo, tapi belum ada media berupa multimedia karena selama ini hanya tersaji dalam
bentuk website dengan berupa tulisan. Adapun diperoleh dari wawancara kepada Bapak
Budi sebagai pengurus sekretaris Kelenteng Hok An Kiong. Hasil dari wawancara
pengurus sekretaris Kelenteng Hok An Kiong adalah data mengenai hiolo, bagaimana
cara perawatan hiolo, dan cara perawatan alat-alat sembahyang serta patung-patung dewa
di Kelenteng Hok An Kiong.
Pengumpulan data sekunder merupakan data tambahan untuk melengkapi data primer
yang ada, data sekunder akan diperoleh melalui media perantara yaitu brosur kelenteng,
proposal kelenteng yang berjudul “Pembangunan dan Pengembangan Tempat Ibadat Tri
Dharma Hok An Kiong Muntilan”, dan berupa artikel mengenai latar belakang kelenteng,
serta terdiri dari website dari Tempat Ibadat Tri Dharma di Kota Muntilan, melalui
website dari Tempat Ibadat Tri Dharma Kota Muntilan.
Dalam proses perancangan video dokumenter terdiri dari perancangan film pada
umumnya yaitu pra produksi kemudian produksi dan pasca produksi. Di dalam proses pra

produksi terdapat beberapa proses lagi yaitu perancangan ide, konsep, storyline,
treatment, dan storyboard. Di dalam proses produksi terdapat beberapa proses lagi yaitu
pengambilan gambar atau foto yang sesuai dengan storyboard, setelah itu diseleksi sesuai
dengan apa yang menjadi kebutuhan untuk digabungkan menjadi satu video dokumenter.
Kemudian pada tahap dubbing yaitu penambahan dan pelengkap narasi untuk
menjelaskan isi di dalam video dokumenter tersebut. Di dalam proses pasca produksi
yaitu melihat hasil dari tahap produksi, proses editing dan melakukan cut to cut untuk
pada bagian isi dari video yang tidak diperlukan atau disertakan. Lalu setelah itu pada
tahap terakhir dalam strategi perancangan adalah pengujian dan membuat kesimpulan dari
hasil perancangan video dokumenter yang telah dibuat dan dilakukan. Perancangan video
dokumenter dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Perancangan Video Dokumenter

4

Pada bagian Pra produksi dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Konsep yang digunakan adalah video yang bersifat dokumenter dengan
membangun suatu alur cerita berdasarkan kenyataan yang ada. Konsep video
dokumenter ini adalah memberikan informasi suatu ilmu pengetahuan yang baru
mengenai Kelenteng Hok An Kiong yaitu seperti filosofi kelenteng, sejarah kelenteng,
filosofi hiolo dan sejarah hiolo, dimana kelenteng ini memiliki keunikan dan
kelebihan yaitu terdapat koleksi hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar nomor
dua di dunia asli buatan Cina dibuat dari bahan kuningan yaitu berada di Kelenteng
Hok An Kiong Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
Storyline adalah sebuah naskah cerita dalam bentuk teks. Merancang naskah
merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. Dalam
merancang naskah, analisis menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci
[13].
Video Dokumenter ini dimulai dari pengenalan latar belakang dan letak geografis
di Kota Muntilan. Berikutnya menceritakan letak geografis Kelenteng Hok An Kiong.
Selanjutnya menceritakan mengenai fungsi dan sejarah kelenteng. Fungsi kelenteng
yaitu kelenteng memiliki fungsi umat Tionghoa untuk bersembahyang. Sedangkan
untuk sejarah kelenteng yaitu mengetahui, mengerti, dan menjelaskan sejarah
kelenteng. Selanjutnya menceritakan filosofi pada setiap rnament di kelenteng
bahwa setiap ornamen yang berada di Kelenteng Hok An Kiong memiliki arti dan
makna masing-masing. Selanjutnya menceritakan keistimewaan dan keunikan di
Kelenteng Hok An Kiong Muntilan yaitu memiliki koleksi hiolo terbesar Se-Asia
Tenggara dan terbesar nomor dua di dunia. Selanjutnya menceritakan fungsi hiolo
Kelenteng Hok An Kiong Muntilan yaitu sebagai salah satu peralatan sembahyang
untuk menancapkan dupa dan bersembahyang kepada para dewa. Selanjutnya
menceritakan sejarah dan filosofi hiolo Kelenteng Hok An Kiong Muntilan bahwa
hiolo Kelenteng Hok An Kiong memiliki sejarah dan filosofi yang memiliki berbagai
arti dan makna. Sebagai akhir cerita atau penutup menceritakan penjelasan hiolo
Kelenteng Hok An Kiong.
Treatment adalah seluruh rencana, pembagian sequence, dan scene dilakukan pada
tahap ini. Merencanakan shot atau gambar yang dibutuhkan untuk mendukung tema
[14].
Berikut treatment dalam video dokumenter Kelenteng Hok An Kiong:
Scene 1
: Opening dengan mengenai latar belakang Kota Muntilan beserta letak
geografisnya
Long shoot (LS)
Exp
: Menampilkan suasana di Kota Muntilan
Scene 2
: Letak geografis Kelenteng Hok An Kiong Muntilan
Long shoot (LS), Medium shoot (MS)
Exp
: Penjelasan letak geografis Kelenteng Hok An Kiong Muntilan
Scene 3
: Sejarah dan Fungsi Kelenteng Hok An Kiong Muntilan
Medium shoot (MS), Close up (CU)
Exp
: Menampilkan sejarah ornamen dan fungsi Kelenteng Hok
An Kiong
Scene 4
: Filosofi pada setiap rnament di Kelenteng Hok An Kiong Muntilan
Medium shoot (MS), Close up (CU)
Exp : Memperlihatkan keindahan ornamen Kelenteng Hok An
Kiong
Scene 5
: Keistimewaan atau keunikan di Kelenteng Hok An Kiong Muntilan
5

Medium shoot (MS)
Exp : Menampilkan hiolo Kelenteng Hok An Kiong
Scene 6
: Fungsi hiolo Hok An Kiong Muntilan
Medium shoot (MS)
Exp : Menampilkan umat kelenteng menancapkan dupa di hiolo
Scene 7
: Sejarah hiolo dan filosofi di setiap rnament hiolo Kelenteng Hok
An
Kiong Muntilan
Medium shoot (MS), Close up (CU)
Exp : Memperlihatkan ornamen di hiolo
Scene 8
: Closing
Long shoot (LS), Medium shoot(MS)
Exp : Menampilkan keseluruhan hiolo dan gapura Kelenteng Hok An
Kiong
Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingga
dapat memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard dapat
dikatakan juga visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek,
ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene [15].
Berikut storyboard video dokumenter Kelenteng Hok An Kiong dapat dilihat pada
tabel 1:
Tabel 1. Perancangan Storyboard
No

Gambar

Jenis Shoot

Durasi

Keterangan

1

Long Shoot
(LS)

00:05

Menampilkan suasana di Kota
Muntilan

2

Long Shoot
(LS), Medium
Shoot (MS)

00:05

Penjelasan letak geografis Tempat
Ibadat Tri Dharma Kelenteng Hok
An Kiong Muntilan

00:05

Menampilkan fungsi Kelenteng
Hok An Kiong Muntilan

3

4

Medium Shoot
(MS)

Close Up (CU)

6

00:05

Menampilkan sejarah ornamen
Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan

5

Medium Shoot
(MS), Close Up
(CU)

00:05

Memperlihatkan keindahan
ornamen Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan

6

Medium Shoot
(MS), Close Up
(CU)

00:05

Memperlihatkan keindahan
ornamen Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan

7

Medium Shoot (MS)

00:05

Menampilkan hiolo terbesar se-Asia
Tenggara dan terbesar nomor dua di
dunia

Medium
Shoot (MS)

00:05

Menampilkan umat kelenteng
bersembahyang sedang
menancapkan dupa di hiolo

9

Medium
Shoot (MS)

00:05

10

Close Up
(CU)

00:05

11

Long Shoot
(LS), Medium
Shoot (MS)

00:05

8

Memperlihatkan ornamen yang
terdapat di hiolo

.Memperlihatkan ornamen yang
terdapat di hiolo

Menampilkan keseluruhan hiolo
dan gapura Kelenteng Hok An
Kiong Muntilan

Setelah proses pra produksi dilakukan, maka langkah berikutnya adalah tahap
produksi, yaitu pengambilan gambar yang berupa video dan audio dengan
menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect), dan alat bantu dalam
pengambilan gambar yaitu tripod dan slider . Seluruh proses pengambilan gambar
dilakukan dengan menggunakan bantuan cahaya yang ada. Tahap selanjutnya stok
video yang ada diseleksi dan dimasukkan ke dalam software video editing untuk
proses selanjutnya yaitu penggabungan video sesuai dengan alur yang telah dibuat.
Hasil seleksi video yang merupakan stok video dapat dilihat pada gambar 3.

7

Gambar 3. Stok Video

Setelah melakukan proses pengambilan gambar dan dubbing audio maka
berikutnya dilakukan adalah tahap pasca produksi, dalam tahap ini adalah dilakukan
proses editing dan mixing atau penggabungan video, pemberian transisi serta
pengolahan audio dengan menggunakan software editing video dalam
menggabungkan tiap video footage. Dalam pengerjaannya dilakukan cut to cut untuk
bagian yang tidak diperlukan. Agar gambar sesuai dengan mood yang hendak dibawa,
maka dilakukan proses colour grading pada video. Proses grading adalah proses
pewarnaan pada gambar yang disesuaikan dengan suasana yang hendak ditampilkan
sehingga dapat menimbulkan kesan tersendiri. Jenis grading yang digunakan pada
video dokumenter memakai jenis warm (warna hangat), hal ini dipakai agar gambar
terlihat lebih cerah sehingga diharapkan detail dari ornamen hiolo dapat terlihat
dengan jelas. Proses grading dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Grading Editing

Proses selanjutnya adalah editing narasi dan pemilihan audio backsound yang
disesuaikan dengan konsep video yang telah dirancang sebelumnya. Langkah terakhir
dari proses pasca produksi adalah rendering, dimana untuk video dokumenter ini
dirender dengan format DVD MPEG-2 dengan resolusi 720P, proses ini dilakukan
agar memiliki kualitas gambar dan audio yang jernih, serta memiliki ukuran file yang
tidak terlalu besar sehingga dapat diaplikasikan ke berbagai media dokumenter baik
secara offline maupun online.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dalam perancangan video dokumenter ini adalah video dokumenter yang dapat
digunakan untuk sebagai media informasi sebuah ilmu pengetahuan yang baru akan
keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An Kiong. Berikut hasil dari perancangan video
dokumenter:
8

Scene 1 adalah opening pengenalan latar belakang dan letak geografis menceritakan
bagaimana suasana di Kota Muntilan yang terdapat gapura bertuliskan Selamat Datang
Di Jawa Tengah dan terdapat ikon Kota Muntilan yaitu Taman Bambu Runcing. Jenis
Shoot yang digunakan adalah Long Shoot dengan maksud agar dapat memvisualisasikan
secara jelas bagaimana suasana di Kota Muntilan. Scene 1 dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Scene 1

Scene 2 adalah scene yang menceritakan letak geografis Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan. Shoot yang digunakan. Jenis Shoot yang digunakan adalah Long Shoot dan
Medium Shoot dengan maksud agar dapat memvisualisasikan gapura Kelenteng Hok An
Kiong dapat terlihat menyeluruh dan begitu juga dengan tempat kelenteng terlihat secara
jelas, hal ini bertujuan untuk detail dari kelenteng terlihat dengan jelas. Scene 2 dapat
dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Scene 2

Scene 3 adalah scene yang menjelaskan mengenai fungsi dan sejarah Kelenteng Hok
An Kiong Muntilan. Fungsi kelenteng yaitu kelenteng memiliki fungsi untuk umat
Tionghoa sembahyang. Sedangkan untuk sejarah kelenteng yaitu menjelaskan sejarah
Kelenteng Hok An Kiong Muntilan. Jenis Shoot yang digunakan adalah Medium Shoot
dan Close Up, agar detail dari fungsi dan sejarah Kelenteng Hok An Kiong dapat terlihat
dengan jelas. Scene 3 dapat dilihat pada gambar 7.

9

Gambar 7. Scene 3

Scene 4 adalah scene yang menceritakan filosofi pada setiap ornamen di Kelenteng
Hok An Kiong Muntilan bahwa setiap ornamen yang berada di Kelenteng Hok An Kiong
memiliki arti dan makna masing-masing. Jenis Shoot yang digunakan adalah Medium
Shoot dan Close Up dengan maksud agar dapat memvisualisasikan detail ornamen secara
jelas yang terdapat di kelenteng. Scene 4 dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Scene 4

Scene 5 adalah keistimewaan dan keunikan Kelenteng Hok An Kiong Muntilan yaitu
kelenteng ini memiliki koleksi hiolo terbesar Se-Asia Tenggara dan terbesar nomor dua
di dunia. Jenis Shoot yang digunakan adalah Medium Shoot dengan maksud agar dapat
memvisualisasikan detail pada hiolo berupa dupa dan dua ekor naga terlihat secara jelas.
Scene 5 dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Scene 5

Scene 6 adalah scene yang menceritakan fungsi hiolo Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan yaitu sebagai salah satu peralatan sembahyang umat untuk menancapkan dupa
dan bersembahyang kepada para dewa. Jenis Shoot yang digunakan adalah Medium
Shoot dengan maksud agar dapat memvisualisasikan umat Tionghoa sedang
menancapkan dupa terlihat secara jelas. Scene 6 dapat dilihat pada gambar 10.

10

Gambar 10. Scene 6

Scene 7 adalah menjelaskan sejarah dan filosofi hiolo Kelenteng Hok An Kiong
Muntilan bahwa hiolo ini memiliki riwayat sejarah dan filosofi yang memiliki berbagai
arti dan makna. Jenis Shoot yang digunakan adalah Medium Shoot dan Close Up dengan
maksud agar detail ornamen pada hiolo terlihat secara jelas. Scene 7 dapat dilihat pada
gambar 11.

Gambar 11. Scene 7

Scene 8 adalah Closing Scene yang menceritakan penjelasan hiolo Kelenteng Hok An
Kiong dan kata penutup. Jenis Shoot yang digunakan adalah Long Shoot dan Medium
Shoot dengan maksud detail pada hiolo dan gapura terlihat secara jelas. Scene 8 dapat
dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Scene 8

Hasil dari perancangan video dokumenter ini dapat diaplikasikan pada media
offline dan media online. Pada media offline video dokumenter tersebut dapat
diaplikasikan pada televisi yang terdapat di Kota Muntilan khususnya di Tempat
Ibadat Tri Dharma Kota Muntilan. Video dokumenter ini juga dapat
11

diimplementasikan secara online pada website resmi Ibadat Tri Dharma kelenteng
Kabupaten Magelang Jawa Tengah Indonesia, yang kemudian akan di share di media
youtube, facebook, dan lainnya agar video dokumenter ini dapat memberikan
informasi sebuah ilmu pengetahuan yang baru disampaikan kepada masyarakat luas.
Perancangan implementasi bagi kelenteng ini dapat dilihat pada gambar 13, 14, 15,
dan 16.

Gambar 13. Implementasi pada website daftar alamat kelenteng Kabupaten Magelang Jawa Tengah
Indonesia

Gambar 14. Implementasi pada media youtube

12

Gambar 15. Implementasi pada media sosial facebook

Gambar 16. Implementasi pada cover CD

Pengujian Perancangan Video
Pada bagian ini, video dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dilakukan secara kualitatif
melalui wawancara dilakukan kepada Ketua Kepala Sesi Upacara Kelenteng Hok An
Kiong Muntilan dan salah satu ahli sinematografi. Pengujian dilakukan dengan Bapak
Budiono Raharjo selaku Ketua Kepala Sesi Upacara Kelenteng Hok An Kiong
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah hasil pengujian
yang dilakukan membahas dua hal yakni apakah video dokumenter yang telah
dirancang sudah sesuai berdasarkan penelitian awal mengenai media dokumenter
13

yang lebih menarik untuk kelenteng di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang
Provinsi Jawa Tengah dan hal yang kedua adalah apakah muatan isi video sudah
sesuai dengan objek kelenteng yang nantinya akan dikembangkan. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan menurut Ketua Kepala Sesi Upacara Kelenteng Hok An
Kiong Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah menjelaskan
secara keseluruhan video dokumenter yang dibuat layak untuk dijadikan sarana
dokumenter yang lebih baik dan menarik Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah terutama mengenai pada detail
dan filosofi hiolo, alur cerita sudah baik, detail kelenteng sudah terlihat jelas dan baik,
dan video dokumenter yang telah dirancang sangat berguna yaitu menjadi media
informasi kelenteng dan menjadi media profil kelenteng. Dengan adanya video
dokumenter ini maka diharapkan dapat sebagai sumber informasi suatu ilmu
pengetahuan yang baru akan keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An Kiong yaitu
terdapat hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar nomor dua di dunia ini dapat
tersampaikan di masyarakat luas.
Selanjutnya dilakukan oleh ahli sinematografi melalui wawancara kepada
Bapak Martin Setyawan sebagai staff pengajar di Program Studi Desain Komunikasi
Visual-UKSW. Wawancara tersebut membahas mengenai kualitas sinematografi yang
diaplikasikan dalam video dokumenter tersebut serta keseluruhan teknis dalam video
tersebut. Hasil yang dilakukan mengenai teknik sinematografi yang digunakan dalam
video ini secara keseluruhan sudah bagus dan jelas karena bisa terlihat detail dari
objek yang didokumenterkan. Transisi sudah terlihat bagus dan baik, backsound
sudah balance dengan suara narator, colour correction menggunakan jenis warm
colour (warna hangat) sudah sesuai, karena hal ini dipakai agar gambar terlihat lebih
cerah sehingga detail dari ornamen hiolo dapat terlihat dengan jelas. Untuk statement,
narasi video, dan pada bagian closing sudah terlihat bagus dan baik.
5. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan maka Perancangan
Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan Muntilan Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk dapat dijadikan sebagai media
informasi kelenteng, sebagai media profil kelenteng, dan sebagai media informasi
suatu ilmu pengetahuan yang baru akan keunikan dan kelebihan Kelenteng Hok An
Kiong Muntilan yaitu terdapat koleksi hiolo terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar
nomor dua di dunia asli buatan Cina yang dibuat dari bahan kuningan. Karena selama
ini hanya dalam bentuk ulasan di media offline atau ulasan di media online berupa
tulisan, sehingga bentuk atau keunikan dari ornamen yang terdapat di kelenteng tidak
tersampaikan dengan mendetail. Informasi yang terdapat dalam video dokumenter
Kelenteng Hok An Kiong telah ditampilkan sesuai dengan beberapa kriteria kelenteng
yaitu seperti fungsi kelenteng, sejarah kelenteng, fungsi hiolo, sejarah hiolo, dan
keistimewaan atau keunikan kelenteng yang menjadikan media dokumenter ini
bertujuan untuk dapat dijadikan sebagai media informasi kelenteng, media profil
kelenteng, dan sebagai media informasi suatu ilmu pengetahuan yang baru ini dapat
tersampaikan di masyarakat luas.
6. Daftar Pustaka
[1] Sulastri, Romaria. 2014. Seni Penyutradaraan Film Dokumenter (Tayangan
Dokumenter Berjudul : Liukan Barongsai. Juli 2014. Diambil dari:
http://repository.mercubuana.ac.id/12174/1/Abstrak.pdf. (29 Mei 2017)
14

[2] Estiana, Ida. 2014. Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku Kelenteng Di
Bangka. Diambil dari: http://thesis.binus.ac.id/Doc/WorkingPaper/2014-2-02010DS%20WorkingPaper001.pdf. (29 Mei 2017)
[3] Resa, Adnan. 2014. Kelenteng Hok An Kiong Tertua di Muntilan. Diambil dari:
http://www.magelangonline.com/klenteng-hok-an-kiong-tertua-di-muntilan/. (13
Desember 2016)
[4] Susilana, Rudi, dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
[5] Ubay. 2016. Pengertian Media Informasi Menurut Para Ahli. Diambil dari:
http://www.seputarpendidikan.com/2016/04/pengertian-media-informasi-menurutpara-ahli.html. (7 Maret 2017)
[6] Khurriyatur, R. 2013. Multimedia . Diambil dari: http://sir.stikom.edu/302/5/BAB
II.pdf. (13 Desember 2016)
[7] Pengertian. 2016. Pengertian Video Menurut Para Ahli. Diambil dari:
http://www.pengertianmu.com/2016/10/pengertian-video-menurut-para-ahli.html. (13
Desember 2016)
[8] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), hal 214.
[9] Putri, dityatama. 2013. Mengenal Genre Film Dari Isinya . Diambil dari:
http://www.idseducation.com/articles/mengenal-genre-film-dari-isinya/. (13
Desember 2016)
[10] Video, quipper. 2016. Suka Film? Yuk Belajar Sinematografi. Diambil dari:
https://video.quipper.com/id/blog/suka-film-yuk-belajar-sinematografi/. (13
Desember 2016)
[11] Apipah. 2012. Pengertian Penelitian Kualitatif. Diambil dari:
http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html. (14
Desember 2016)
[12] Sasongko, aditya. 2012. Strategi Desain. Diambil dari:
https://www.slideshare.net/AdityaSasongko/12-metodologi-desain-strategi-desain. (8
Maret 2017)
[13] Pratama, afif. 2013. Storyboard Dan Storyline. Diambil dari:
https://www.slideshare.net/afifWoDota/storyboard-dan-storyline. (4 Mei 2017)
[14] Citra, sanggit. 2013. Standard Operating Procedure Dalam Film Dokumenter .
Diambil dari: http://www.sanggitcitrafilms.com/2013/07/standard-operatingprocedure-dalam-film.html. (6 April 2017)
[15] Prasetyo, david. 2015. Pengertian Storyboard. Diambil dari:
http://www.davidprasetyo.com/2015/11/pengertian-storyboard.html. (8 Maret 2017)

15

Pernyataan
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
NIM
:
Program Studi :
Fakultas
:

Kevin Kurniawan
692011016
Desain Komunikasi Visual
Teknologi Informasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul :

Perancangan Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah
yang dibimbing oleh :
1. Anthony Y.M Tumimomor, S.Kom., M.Cs.
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya.

Di dalam tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang
lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya tanpa memberikan
pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 12 Mei 2017
Yang memberi pernyataan,

Kevin Kurniawan

16

17

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4