T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan Menggunakan Metode Pembelajaran St
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab yang keempat ini, hasil penelitian dan pembahasan akan membahas
secara rinci mengenai 3 (tiga) bagian besar, yaitu (1) gambaran umum penelitian, (2)
hasil penelitian, (3) pembahasan hasil penelitian. Berikut ini pembahasan secara
khusus ketiga bagian-bagian besar tersebut.
4.1.
Gambaran Umum Penelitian
4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen Satya Wacana. Sekolah ini
beralamat di Jl. Diponegoro 52–60 Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah,
Telepon (0298)323652, E-mail sekolahlab@gmail.com. SMA Kristen
Satya Wacana mendapat Jenjang Akreditasi DISAMAKAN. Sesuai
dengan
tuntutan
Mutu
Pendidikan,
Badan
Akreditasi
Nasional
memberlakukan sistem akreditasi baru yang diberlakukan bagi sekolah
negeri maupun swasta. Pada tahun pelajaran 2003/2004 dan 2011/2012
SMA Laboraturium mendapat kesempatan untuk diakreditasi dan
memperoleh hasil AMAT BAIK dengan status TERAKREDITASI A dan
status tersebut dapat dipertahankan sampai dengan sekarang. SMA
Kristen Satya Wacana memiliki sarana/fasilitas pendukung yang sangat
memadai dan dikemas sesuai dengan kebutuhan masa kini, dikelola secara
profesional dan selalu dilakukan inovasi. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti memilih SMA Kristen Satya Wacana sebagai tempat penelitian.
52
SMA Kristen Satya Wacana mempunyai 18 kelas yang terdiri dari kelas
X, XI dan XII. Peneliti mengambil kelas XII sebagai populasi penelitian
yang terdiri dari 3 kelas IPA, 2 kelas IPS dan 1 kelas BAHASA.
Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPA 2 sebagai kelas uji validitas dan
reliabilitas instrumen yang berjumlah 27 orang, kelas XII IPA 3 sebagai
kelas eksperimen yang berjumlah 29 orang dan kelas XII IPA 1 sebagai
kelas kontrol yang berjumlah 28 orang. Pemilihan kelas ini tidak dipilih
secara random.
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian
Di SMA Kristen Satya Wacana
Kelas Uji
Kelas
Validitas (XII
Eksperimen (XII
IPA 2)
IPA 3)
13
14
14
15
27
29
Kelas Kontrol
(XII IPA 1)
12
16
28
Kelas XII IPA 3 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan
metode STAD dan kelas XII IPA 1 sebagai kelas kontrol mendapat
perlakuan dengan metode NHT dalam mata pelajaran PPKn dengan
pokok bahasan Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam
Perspektif Pancasila.
4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Sebelum penelitian eksperimen dilaksanakan, peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen terdiri dari dua bentuk yaitu
soal pilihan ganda dan penilaian diri. Pada kegiatan pengujian soal pilihan
ganda ini dilakukan di kelas XII IPA 2 pada Jumat 29 Juli 2016 pukul
53
14.15-15.45 (Jam ke 8-9). Setelah diketahui soal yang valid dengan
mengolah lewat aplikasi SPSS 21.00, peneliti menggunakan soal tersebut
untuk pretes. Sedangkan pengujian penilaian diri dilakukan dengan
mengkonsultasikan instrumen dengan pakar/ahli yang dalam penelitian ini
adalah Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si (dosen), Dra. Nani
Mediatati, M.Pd (dosen) dan Jatmiko Rahayu, S.Pd.,M.Hum (guru
PPKn). Setelah mendapat masukan dari pakar tersebut, maka peneliti
akan menggunakannya dalam menilai sikap.
Selanjutnya, tahap awal penelitian yaitu pretes aspek pengetahuan
dilaksanakan pada Kamis 4 Agustus 2016 di kelas eksperimen dan Jumat
5 Agustus 2016 di kelas kontrol dengan masing-masing alokasi waktunya
2 x 45 menit. Kedua kelas tersebut diberikan pretes untuk mengetahui
pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa sebelum mendapatkan
perlakuan dengan menggunakan metode STAD dan NHT. Sedangkan,
pretes aspek sikap dilaksanakan dengan observasi di kelas. Observasi
dilakukan dengan bantuan guru untuk mengetahui sikap kelas eksperimen
dan kelas kontrol secara klasikal.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan metode
STAD di kelas eksperimen selama 3 kali pertemuan dan metode NHT di
kelas kontrol selama 3 kali pertemuan. Materi yang digunakan dalam
penyampaian metode adalah Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia dalam Perspektif Pancasila.
54
Setelah mendapatkan perlakuan dengan metode STAD dan NHT, kedua
kelas akan diberikan postes. Bentuk soal postes aspek pengetahuan sama
dengan soal pretest yaitu pilihan ganda dengan beberapa perubahan pada
soal. Sedangkan, postes aspek sikap dilakukan dengan mengarahkan
siswa untuk mengisi lembar penilaian diri. Postes ini diberikan dengan
tujuan untuk menganalisis perubahan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa setelah proses pembelajaran dengan pemberian perlakuan metode
STAD dan NHT.
4.1.3. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pembelajaran kelas eksperimen mulai dilaksanakan pada Kamis, 4
Agustus 2016 sampai dengan Kamis, 8 September 2016. Sebelum siswa
mendapatkan perlakuan dengan metode STAD, guru memberikan pretes
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa.
Selanjutnya,
guru
menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode STAD yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Guru membagi siswa menjadi 5 (lima) kelompok secara heterogen
dengan berdasarkan hasil pretes. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang
memiliki nilai tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2012 : 294) bahwa siswa dikelompokkan berdasarkan nilai tes.
Setelah siswa mengetahui kelompoknya, guru mengarahkan siswa untuk
berkumpul dengan kelompoknya. Setiap kelompok dibagikan lembar soal
55
yang isinya yaitu (1) mengidentifikasi contoh perilaku yang menunjukkan
penghormatan terhadap
HAM
di
lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan bernegara, (2) menganalisis kasus pelanggaran HAM di
Indonesia.
Soal
tersebut
harus
dikerjakan
dengan
menganalisis
berdasarkan referensi yang ada (buku siswa kelas XII mapel PPKn,
internet). Di dalam kelompok, setiap anggota dituntut berperan aktif
dalam mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa kembali
duduk tidak berkelompok. Guru melakukan umpan balik (feedback)
mengenai pembelajaran. Setelah itu, siswa diminta mengerjakan kuis di
akhir pembelajaran, kuis ini berguna untuk menentukan siswa yang akan
diberi penghargaan. Kuis dilakukan setiap pertemuan, ada 3 (tiga) kuis
yaitu di pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Di pertemuan
terakhir, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mempunyai
nilai kuis tertinggi dari akumulasi nilai kuis 1, 2 dan 3.
Dalam proses pembelajaran dengan metode STAD kelas XII IPA 3
diikuti siswa dengan antusias. Siswa dalam kelompok saling bekerja sama
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, ada beberapa
siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran. Guru
mengatasi dengan mengelola pembelajaran (learning manajer) supaya
semua siswa dapat bekerja sama dengan memberikan pengarahan agar
siswa saling membantu dalam kelompoknya. Guru menegur siswa dengan
menanyakan tugas yang dikerjakan siswa di kelompok sudah diselesaikan
atau belum. Guru mengingatkan adanya kuis di akhir pembelajaran untuk
56
membuat siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran. Dari
beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang kurang aktif dan
menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.1.4. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Pembelajaran kelas kontrol mulai dilaksanakan pada Jumat, 5 Agustus
2016 sampai dengan Jumat, 9 September 2016. Sebelum siswa
mendapatkan perlakuan dengan metode NHT, guru memberikan pretes
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa.
Selanjutnya,
guru
menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode NHT yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Guru membagi siswa menjadi 7 (lima) kelompok secara heterogen
dengan berdasarkan hasil pretes. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang
memiliki nilai tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2012 : 294) bahwa siswa dikelompokkan berdasarkan nilai tes.
Setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Setelah siswa mengetahui
kelompoknya, guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan
kelompoknya. Guru menyuruh siswa dalam satu kelompok untuk
berhitung 1,2,3,4 dan memberikan nomor sesuai dengan hitungan siswa.
Setiap siswa dibagikan lembar soal yang berisikan 4 soal mengenai materi
di pertemuan tersebut. Pertemuan 1 membahas mengenai Substansi HAM
dalam Pancasila, dengan soal (1) jelaskan yang dimaksud dengan nilai
57
praksis dalam sila Pancasila! (2) Mengapa memilih agama merupakan hak
asasi? (3) Sebutkan 3 contoh sikap yang menunjukkan penegakan HAM
sesuai dengan sila V Pancasila! dan (4) Hak hidup adalah hak asasi paling
fundamental bagi setiap manusia. Mengapa demikian!. Pertemuan 2
membahas mengenai Pelanggaran HAM di Indonesia, dengan soal (1)
Apa pengertian dari istilah Kejahatan Kemanusiaan dan Agresi, (2)
Bagaimana suatu tindakan dapat dikatakan sebagai kejahatan perang! (3)
Tuliskan 4 jenis kejahatan internasional! dan (4) Ya atau tidak
pembunuhan masal merupakan penyimpangan nilai-nilai Pancasila dalam
HAM? Jelaskan!. Pertemuan 3 membahas mengenai Upaya penegakan
HAM, dengan soal (1) Jelaskan fungsi dari Peradilan HAM! (2)
Menghargai upaya penegakan HAM merupakan kewajiban setiap warga
negara Indonesia. Jelaskan tentang sikap menghargai upaya penegakan
HAM! (3) Jelaskan peran anda sebagai siswa sekolah dalam upaya
penegakan HAM! dan (4) Ada beberapa hambatan dalam penegakan
HAM di Indonesia. Jelaskan hambatan dalam bidang sosial dan ekonomi!.
Soal tersebut harus dikerjakan dengan menganalisis berdasarkan referensi
yang ada (buku siswa kelas XII mapel PPKn, internet). Setelah siswa
selesai
mengerjakan
secara
individu,
guru
mengarahkan
untuk
mendiskusikan dengan kelompok. Di dalam kelompok, setiap anggota
dituntut berperan aktif dalam mengerjakan soal. Selanjutnya, guru mulai
membacakan pertanyaan dan memanggil nomor siswa untuk yang akan
menjawabnya. Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru memanggil
58
nomor lain untuk menanggapi jawaban siswa sebelumnya. Pada saat
siswa menjawab pertanyaan guru memberikan skor untuk kelompok.
Selanjutnya, Guru melakukan umpan balik (feedback) mengenai
pembelajaran. Di pertemuan terakhir, guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang mempunyai skor tertinggi.
Dalam proses pembelajaran dengan metode NHT kelas XII IPA 1
diikuti siswa dengan antusias. Siswa dalam kelompok saling bekerja sama
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Siswa merasa senang pada
saat nomornya ditunjuk untuk menjawab pertanyaan. Akan tetapi, ada
beberapa siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran.
Siswa menganggap bahwa nomornya tidak akan ditunjuk oleh guru, maka
siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Guru
mengalami kesulitan dengan banyaknya kelompok dalam hal memanggil
nomor, karena tidak semua nomor di setiap kelompok dapat dipanggil
oleh guru. Kelompok di kelas kontrol ini berjumlah 7 kelompok yang
masing-masing mempunyai 4 (empat) anggota. Guru mengatasi dengan
mengelola pembelajaran (learning manajer). Guru memanggil salah satu
nomor dengan perintah semua kelompok yang mempunyai nomor yang
dipanggil guru siap untuk menjawab. Selanjutnya, guru mulai bertanya
kepada kelompok satu per satu sampai semua kelompok menjawab
pertanyaan dari guru. Setelah semua kelompok dengan nomor yang
dipanggil guru menjawab, guru meminta tanggapan secara klasikal dari
kelas mengenai jawaban dari kelompok-kelompok tersebut. Hal ini
59
merupakan suatu trik yang digunakan guru untuk membangun keaktifan
siswa di kelas. Guru juga menegur siswa yang menggangu proses
pembelajaran dengan bertanya mengenai pembelajaran pada pertemuan
tersebut. Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang
kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Penilaian Aspek Pengetahuan
4.2.1.1.
Hasil Pretes Aspek Pengetahuan
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Hasil pretes kelas eksperimen diperoleh dari pretes aspek
pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah
tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas
eksperimen :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
pretes_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
45
3
10.3
10.3
10.3
50
6
20.7
20.7
31.0
55
2
6.9
6.9
37.9
60
4
13.8
13.8
51.7
65
4
13.8
13.8
65.5
70
4
13.8
13.8
79.3
75
1
3.4
3.4
82.8
80
2
6.9
6.9
89.7
85
3
10.3
10.3
100.0
29
100.0
100.0
Valid
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
60
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada kelas
eksperimen dapat diketahui bahwa 11 siswa dari 29 siswa atau
37,9 % pada kelas eksperimen mendapat nilai < 60, sedangkan 18
siswa lainnya atau 62,1 % mendapat nilai > 60. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen sebelum perlakuan
metode STAD nilainya sudah banyak yang diatas 60.
Tabel 4.3
Statistik Pretes Kelas Eksperimen
Statistics
pretes_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
62.59
Std. Error of Mean
2.362
Median
60.00
Mode
50
Std. Deviation
12.721
Range
40
Minimum
45
Maximum
85
Sum
Percentiles
1815
25
50.00
50
60.00
75
70.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 62.59. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah > 60. Sedangkan median
atau nilai tengah adalah sebesar 60.00 dengan modus atau nilai
yang sering muncul adalah 50. Banyak siswa yang mendapat
nilai 50 dikarenakan siswa belum mendapat materi sebelumnya.
Nilai terendah adalah 45, sedangkan nilai tertinggi adalah 85.
Nilai selisih antara nilai terendah dan nilai tertinggi atau sering
61
disebut range adalah 40 dengan simpangan baku atau standart
deviation sebesar 12.721. Walaupun siswa belum mendapat
perlakuan dengan metode STAD, tetapi nilai tertinggi mencapai
85. Hal itu menunjukkan kelas eksperimen datanya tersebar
secara merata.
b. Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil pretes kelas kontrol diperoleh dari pretes aspek
pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah
tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas
kontrol :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Kontrol
pretes_kontrol
Frequency
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
50
3
10.7
10.7
10.7
55
5
17.9
17.9
28.6
60
4
14.3
14.3
42.9
65
3
10.7
10.7
53.6
Valid 70
4
14.3
14.3
67.9
75
3
10.7
10.7
78.6
80
4
14.3
14.3
92.9
85
2
7.1
7.1
100.0
28
100.0
100.0
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada kelas
eksperimen dapat diketahui bahwa 8 siswa dari 28 siswa atau 28,5
% pada kelas eksperimen mendapat nilai < 60, sedangkan 20
siswa lainnya atau 71,5 % mendapat nilai > 60. Jika dibandingkan
dengan hasil pretes kelas eksperimen, hasil pretes kelas kontrol
62
lebih banyak siswa yang mendapat nilai > 60 yaitu 71,5 %. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol sebelum perlakuan
metode NHT nilainya sudah banyak yang diatas 60 dan lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Tabel 4.5
Statistik Pretes Kelas Kontrol
Statistics
pretes_kontrol
Valid
28
N
Missing
0
Mean
66.25
Std. Error of Mean
2.099
Median
65.00
Mode
55
Std. Deviation
11.108
Variance
123.380
Skewness
.141
Std. Error of Skewness
.441
Kurtosis
-1.225
Std. Error of Kurtosis
.858
Range
35
Minimum
50
Maximum
85
Sum
Percentiles
1855
25
55.00
50
65.00
75
75.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 66.25. Sedangkan median atau nilai tengah adalah
sebesar 65.00 dengan modus atau nilai yang sering muncul
adalah 55. Nilai terendah adalah 50, sedangkan nilai tertinggi
adalah 85. Nilai terendah kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan
kelas eksperimen yaitu berselisih 5. Nilai selisih antara nilai
63
terendah dan nilai tertinggi atau sering disebut range adalah 35.
Jika dibandingkan dengan hasil pretes kelas eksperimen, hasil
pretes kelas kontrol lebih tinggi dilihat dari rata-rata hitung atau
mean.
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Pretest Kelas Eksprimen
dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif
diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS
21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
pretes_ekperimen
29
45
85
62.59
12.721
pretes_kontrol
28
50
85
66.25
11.108
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif nilai pretes
kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 29 dan nilai
pretes kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 28, dapat
dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 45 dan pada
kelas kontrol adalah 55. Jika dibandingkan nilai terendah lebih
tinggi kelas kontrol berselisih 5. Sedangkan, nilai tertinggi siswa
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol adalah 85. Rata-rata
nilai pretes kelas eksperimen 62.59, sedangkan rata-rata nilai
pretes kelas kontrol 66.25. Jika dibandingkan rata-rata hasil
pretes lebih tinggi kelas kontrol. Jadi, berdasarkan data diatas
64
dapat disimpulkan hasil pretes lebih tinggi kelas kontrol
dibandingkan dengan kelas eksperimen.
d. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji normalitas untuk mengetahui populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
pretes_ekperimen
.152
28
.096
.921
28
.037
pretes_kontrol
.142
28
.158
.933
28
.072
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi
data populasi berdistribusi normal dapat diterima.
Sehingga Ha yang berbunyi data populasi tidak
berdistribusi normal ditolak dan sebaliknya. Berdasarkan
output hasil analisis normalitas data diatas, dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi untuk pretes kelas
eksperimen adalah 0.096 dan pretes kelas kontrol 0.158.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
65
Berikut ini Histogram data hasil pretes kelas eksperimen
dan kelas kontrol :
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.2
Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
66
e. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.8
Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
pretes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
df1
1.143
df2
7
Sig.
20
.377
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,377 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Independent Sample T-test
Independent
Sample
T-test
ini
digunakan
untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikatakan baik jika tidak berbeda
secara signifikan. Berdasarkan uji homogenitas dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dimana signifikansi diperoleh
67
sebesar 0,377 yang lebih besar dari signifikansi pengujian yaitu
sebesar 0,005. Hal ini dapat disimpulkan bahwa varian dari
kedua kelompok data adalah sama atau homogen. Karena kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen maka uji
Independent Sample T-test dapat dilihat pada kolom Equal
Variance
Assumed
(diasumsikan
varian
sama).
Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut:
Ho :
Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
Ha :
Ada
perbedaan
kemampuan
awal
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
68
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.9
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Differe
nce
Equal variances
.425
.517
-1.157
55
.252
-3.664
-1.159 54.462
.251
-3.664
pretes_eksperimen assumed
_kontrol
Equal variances
not assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test)
dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,252 > 0,05 artinya
Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan
Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada
perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered
Head Together (NHT).
69
4.2.1.2. Hasil Postes Aspek Pengetahuan
a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang
telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode
STAD. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik
nilai postes di kelas eksperimen :
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Postes Eksperimen
postes_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
70
2
6.9
6.9
6.9
75
5
17.2
17.2
24.1
80
7
24.1
24.1
48.3
85
6
20.7
20.7
69.0
90
4
13.8
13.8
82.8
95
3
10.3
10.3
93.1
100
2
6.9
6.9
100.0
Total
29
100.0
100.0
Valid
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai postes pada
kelas eksperimen dapat diketahui bahwa tidak ada yang
mendapat nilai < 60. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai
setelah diberikan perlakuan dengan metode STAD. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen setelah mendapat
perlakuan metode STAD nilainya meningkat dibandingkan
dengan hasil pretes.
70
Tabel 4.11
Statistik Postes Kelas Eksperimen
Statistics
postes_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
83.79
Std. Error of Mean
1.543
Median
85.00
Mode
80
Std. Deviation
8.308
Variance
69.027
Skewness
.313
Std. Error of Skewness
.434
Kurtosis
-.610
Std. Error of Kurtosis
.845
Range
30
Minimum
70
Maximum
100
Sum
2430
Percentiles
25
77.50
50
85.00
75
90.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 83.79. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah meningkat dibandingkan
dengan rata-rata hasil pretes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, nilai terendah yang semula 45 menjadi 70 dan nilai
tertinggi yang semula 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
adanya
peningkatan
disimpulkan
hasil
nilai
postes
di
kelas
kelas
eksperimen.
eksperimen
Dapat
mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil pretes kelas eksperimen.
71
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang
telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode
NHT. Soal yang digunakan dalam postes hampir sama dengan
pretes. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai
pretes di kelas kontrol :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Postes Kontrol
postes_kontrol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
65
3
10.7
10.7
10.7
70
2
7.1
7.1
17.9
75
5
17.9
17.9
35.7
80
2
7.1
7.1
42.9
85
5
17.9
17.9
60.7
90
3
10.7
10.7
71.4
95
3
10.7
10.7
82.1
100
5
17.9
17.9
100.0
Total
28
100.0
100.0
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai postes pada kelas
kontrol dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat
nilai < 65. Nilai maksimal 100 diraih oleh 5 siswa. Hal ini
menunjukkan
bahwa
perlakuan
metode
NHT
sangat
mempengaruhi hasil postes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, hasil postes menunjukkan peningkatan nilai. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol setelah mendapat
perlakuan metode NHT nilainya meningkat dibandingkan
dengan hasil pretes.
72
Tabel 4.13
Statistik Postes Kelas Kontrol
Statistics
postes_kontrol
Valid
28
N
Missing
0
Mean
83.93
Std. Error of Mean
2.203
Median
85.00
Mode
75
Std. Deviation
a
11.655
Variance
135.847
Skewness
-.099
Std. Error of Skewness
Kurtosis
.441
-1.170
Std. Error of Kurtosis
.858
Range
35
Minimum
65
Maximum
100
Sum
2350
Percentiles
25
75.00
50
85.00
75
95.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 83.93. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
kontrol rata-rata kelasnya sudah meningkat dibandingkan
dengan rata-rata hasil pretes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, nilai terendah yang semula 50 menjadi 65 dan nilai
tertinggi yang semula 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan nilai di kelas kontrol. Dapat disimpulkan
hasil postes kelas kontrol mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil pretes kelas kontrol.
73
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Postest Kelas Eksprimen
dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil
analisis
deskriptif diperoleh melalui pengolahan data menggunakan
IBM SPSS 21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
postes_eksperimen
29
70
100
83.79
8.308
postes_kontrol
28
65
100
83.93
11.655
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif dapat dilihat
nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 70 dan pada kelas
kontrol adalah 65. Jika dibandingkan nilai terendah lebih tinggi
kelas eksperimen berselisih 5. Sedangkan, nilai tertinggi siswa
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol adalah 100. Rata-rata
nilai pretes kelas eksperimen 83.79, sedangkan rata-rata nilai
pretes kelas kontrol 83.93. Jika dibandingkan rata-rata hasil
postes lebih tinggi kelas kontrol. Jadi, berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan hasil postes lebih tinggi kelas kontrol
dibandingkan dengan kelas eksperimen dan hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil pretes.
74
d. Uji Normalitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Statistic
df
.154
28
.086
.952
28
.221
28
*
.925
28
.047
postes_eksperimen
postes_kontrol
.135
Sig.
.200
Statistic
df
Sig.
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak dan
sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk postes
kelas eksperimen adalah 0.086 dan pretes kelas kontrol 0.200.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Berikut ini Histogram data hasil postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol :
75
Grafik 4.3
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.4
Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
76
e. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
postes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
1.677
df1
df2
7
Sig.
20
.172
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,172 ( > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil postes setelah mendapat perlakuan di
kelas eksperimen dan kontrol, data dianalisis menggunakan Ttes. T-tes digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode STAD
pada kelas eksperimen dan metode NHT pada kelas kontrol
terhadap hasil
belajar
77
siswa kelas XII SMA. Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Kemudian hipotesis yang diuji dalam Independent
Sample T-tes adalah sebagai berikut :
Ho:
Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha:
Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
78
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.17
Uji Independent Sample T-test Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Equal
4.535
.038
-.051
55
.960
-.050 48.690
.960
variance
s
postes_eksper assumed
imen_kontrol
Equal
variance
s not
assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Sampel Test)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata (mean)
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 83,79 sedangkan hasil belajar
kelas kontrol 83,93. Dapat dilihat hasil t sebesar -0,051 dengan df =
55. Pada kolom equal variances assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu
0,96 yang berarti Ho yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan hasil
belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan
79
Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa
kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) ditolak.
Walaupun hasil postes menunjukkan rata-rata kelas kontrol lebih
tinggi dari kelas eksperimen, tetapi berdasarkan uji hipotesis tidak
menunjukkan adanya perbedaan. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan
siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester
1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
4.2.2. Hasil Penilaian Aspek Sikap
4.2.2.1. Hasil Pretes Aspek Sikap
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
observasi oleh guru. Berikut adalah tabel lembar observasi
sikap di kelas eksperimen.
80
Tabel 4.18 Lembar Observasi Sikap Kelas Eksperimen
Sikap Tanggung jawab
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Penyajian materi
Siswa mendengarkan penjelasan
64
materi
Siswa menanggapi perintah dari
68
guru
Siswa
mengerjakan
tugas
67
individu
Sikap Gotong Royong
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi
67
Siswa membantu teman yang
63
belum memahami materi
Sikap Toleransi
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan
72
bersama
Siswa bersedia berkelompok
70
dengan teman yang berbeda suku,
budaya dan agama
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko (2012 : 116) :
Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan
Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kelas eksperimen sikap
tanggung jawab berada pada kriteria Cukup, sikap gotong royong
berada pada kriteria Cukup dan sikap toleransi berada pada
kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal sikap
masih berada pada kriteria Cukup dan Baik.
b. Hasil Pretes Kelas Kontrol
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
observasi oleh guru. Berikut adalah tabel lembar observasi
sikap di kelas kontrol.
81
Tabel 4.19 Lembar Observasi Sikap Kelas Kontrol
Sikap Tanggung jawab
Langkah metode
Aspek sikap
Penyajian materi
Siswa mendengarkan penjelasan
materi
Siswa menanggapi perintah dari
guru
Siswa
mengerjakan
tugas
individu
Sikap Gotong Royong
Langkah metode
Aspek sikap
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi
Siswa membantu teman yang
belum memahami materi
Sikap Toleransi
Langkah metode
Aspek sikap
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan
bersama
Siswa bersedia berkelompok
dengan teman yang berbeda suku,
budaya dan agama
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko
Nilai
62
65
64
Nilai
66
68
Nilai
71
73
(2012 :
116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69)
dan Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan
tabel
diatas,
dapat
diketahui
kelas
eksperimen sikap tanggung jawab berada pada kriteria Cukup,
sikap gotong royong berada pada kriteria Cukup dan sikap
toleransi berada pada kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa
kemampuan awal sikap masih berada pada kriteria Cukup dan
Baik.
c. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
82
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.20
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
pretes_kontrol
.172
pretes_eksperimen
.178
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
7 .200
*
Sig.
.960
7
.820
7 .200
*
.964
7
.849
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha
yang berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak
dan sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas
data diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
penilaian sikap kelas eksperimen adalah 0.200 dan kelas
kontrol 0.110. Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil
penilaian
sikap
kelas
berdistribusi normal.
83
eksperimen
dan
kelas
kontrol
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.5
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.6
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
84
d. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data
adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas
hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.21
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
2.205
df1
df2
8
Sig.
16
.065
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,065 (> 0,05) maka dapat dikatakan
bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau
homogen.
e. Independent Sample T-test
Independent
Sample
T-test
ini
digunakan
untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kriteria penngujian
berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
85
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut:
Ho :
Tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
menggunakan metode pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ada perbedaan kemampuan awal sikap antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
Ha :
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.22
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
f.
Independent Samples Test
g.
Levene's
h.
Test for
i.
Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
j.
F
Sig.
t
df
k.
Sig. (2-
Mean
tailed)
Differe
l.
m.
nce
Equal variances
.465
.512
-1.137
53
.152
-3.674
-1.129 52.462
.151
-3.674
pretes_eksperimen assumed
n.
_kontrol
Equal variances
o.
not assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test)
dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,152 > 0,05
artinya Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap
antara
kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
sebelum
menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT diterima
dan Ha yaitu ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode
86
pembelajaran STAD dan NHT ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal
antara
kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
sebelum
menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT.
4.2.2.2. Hasil Postes Aspek Sikap
a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai sikap di kelas eksperimen.
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Postes Sikap Eksperimen
sikap_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
74
1
3.4
3.4
3.4
75
2
6.9
6.9
10.3
79
1
3.4
3.4
13.8
81
2
6.9
6.9
20.7
82
2
6.9
6.9
27.6
83
3
10.3
10.3
37.9
84
1
3.4
3.4
41.4
85
1
3.4
3.4
44.8
86
3
10.3
10.3
55.2
87
3
10.3
10.3
65.5
88
1
3.4
3.4
69.0
89
1
3.4
3.4
72.4
91
2
6.9
6.9
79.3
93
1
3.4
3.4
82.8
94
2
6.9
6.9
89.7
95
2
6.9
6.9
96.6
96
1
3.4
3.4
100.0
29
100.0
100.0
Valid
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
87
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua siswa
pada kelas eksperimen mendapat nilai > 70. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sikap kelas eksperimen rata-rata baik jika
dibandingkan dengan hasil observasi, seperti yang dikemukakan
oleh Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 –
79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari 60%).
Tabel 4.24
Statistik Penilaian Sikap Kelas Eksperimen
Statistics
sikap_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
85.93
Std. Error of Mean
1.139
Median
86.00
Mode
83
Std. Deviation
a
6.135
Variance
37.638
Range
22
Minimum
74
Maximum
96
Sum
Percentiles
2492
25
82.00
50
86.00
75
91.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 85.93. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah baik. Sedangkan median
atau nilai tengah adalah sebesar 86.00 dengan modus atau nilai
yang sering muncul adalah 83. Nilai terendah adalah 74,
sedangkan nilai tertinggi adalah 96. Hasil penilaian sikap kelas
eksperimen sudah baik karena sudah lebih dari 70. Hal itu
menunjukkan kelas eksperimen datanya tersebar secara merata.
88
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil penilaian sikap kelas kontrol diperoleh lembar
penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai sikap di kelas eksperimen :
Tabel 4.25
Distribusi Frekuensi Penilaian Sikap Kontrol
sikap_kontrol
Frequency
Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
73
1
3.6
3.6
3.6
77
3
10.7
10.7
14.3
79
1
3.6
3.6
17.9
80
3
10.7
10.7
28.6
81
3
10.7
10.7
39.3
82
2
7.1
7.1
46.4
83
6
21.4
21.4
67.9
85
2
7.1
7.1
75.0
86
2
7.1
7.1
82.1
90
1
3.6
3.6
85.7
91
2
7.1
7.1
92.9
93
2
7.1
7.1
100.0
28
100.0
100.0
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel tersebut pada kelas kontrol dapat
diketahui bahwa semua siswa pada kelas kontrol mendapat nilai
> 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap kelas kontrol ratarata baik jika dibandingkan dengan hasil observasi, seperti yang
dikemukakan oleh Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 –
100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari
60%).
89
Tabel 4.26
Statistik Penilaian Sikap Kelas Kontrol
Statistics
sikap_kontrol
Valid
28
N
Missing
Mean
0
83.14
Std. Error of Mean
.940
Median
83.00
Mode
83
Std. Deviation
4.972
Variance
24.720
Range
20
Minimum
73
Maximum
93
Sum
Percentiles
2328
25
80.00
50
83.00
75
85.75
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata
hitung
atau
mean
adalah
83.14.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa kelas kontrol rata-rata kelasnya
sudah baik. Sedangkan median atau nilai tengah adalah
sebesar 83.00 dengan modus atau nilai yang sering
muncul adalah 83. Nilai terendah adalah 73, sedangkan
nilai tertinggi adalah 93. Hasil penilaian sikap kelas
kontrol sudah baik karena sudah lebih dari 70. Hal itu
menunjukkan kelas kontrol datanya tersebar secara
merata.
90
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Penilaian Sikap Kelas
Eksprimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif
diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS
21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27
Deskriptif Nilai Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
sikap_eksperimen
29
74
96
85.93
6.135
sikap_kontrol
28
73
93
83.14
4.972
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif hasil penilaian
sikap kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 29 dan
hasil penilaian sikap kelas kontrol dengan jumlah data (N)
sebanyak 28, dapat dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen
adalah 74 dan pada kelas kontrol adalah 73. Jika dibandingkan
nilai terendah lebih tinggi kelas eksperimen berselisih 1.
Sedangkan, nilai tertinggi siswa kelas eksperimen adalah 96 dan
pada kelas kontrol adalah 93. Jika dibandingkan nilai terendah
lebih tinggi kelas eksperimen berselisih 3. Rata-rata nilai pretes
kelas eksperimen 85.93, sedangkan rata-rata nilai pretes kelas
kontrol 83.14. Jika dibandingkan rata-rata hasil penilaian sikap
lebih tinggi kelas eksperimen. Jadi, berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan hasil penilaian sikap lebih tinggi kelas
eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.
91
d. Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.28
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
sikap_eksperimen
.085
28
.200
*
.960
28
.345
sikap_kontrol
.190
28
.110
.946
28
.153
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak dan
sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk penilaian
sikap kelas eksperimen adalah 0.200 dan kelas kontrol 0.110.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
92
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.7
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.8
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
93
e. Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.29
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
2.205
df1
df2
8
Sig.
16
.085
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,085 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil penilaian sikap yang dilaksanakan di
akhir pembelajaran setelah mendapat perlakuan di kelas
eksperimen dan kontrol, data dianalisis menggunakan T-tes. Ttes digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan ratarata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode STAD
94
pada kelas eksperimen dan metode NHT pada kelas kontrol
terhadap hasil
belajar
siswa kelas XII SMA. Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil penilaian sikap adalah sebagai
berikut:
Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar
aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha
: Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana
Kota
Salatiga
Semester
1
Tahun
Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
95
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.30
Uji Independent Sample T-test Penilaian Sikap Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of
Test for
Means
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Equal
1.542
.220 1.881
55
.065
1.888
53.4
.064
penilaian variances
sikap_ek assumed
sperimen Equal
_kontrol
variances not
17
assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Sampel Test)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata
(mean) hasil penilaian sikap kelas eksperimen sebesar 85,93
sedangkan hasil belajar kelas kontrol 83,14. Dapat dilihat hasil t
sebesar 1.881 dengan df = 55. Pada kolom equal variances
assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu 0,65 yang berarti Ho yaitu
tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap
siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga
Semester 1 Tahun Pelajaran 20
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab yang keempat ini, hasil penelitian dan pembahasan akan membahas
secara rinci mengenai 3 (tiga) bagian besar, yaitu (1) gambaran umum penelitian, (2)
hasil penelitian, (3) pembahasan hasil penelitian. Berikut ini pembahasan secara
khusus ketiga bagian-bagian besar tersebut.
4.1.
Gambaran Umum Penelitian
4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen Satya Wacana. Sekolah ini
beralamat di Jl. Diponegoro 52–60 Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah,
Telepon (0298)323652, E-mail sekolahlab@gmail.com. SMA Kristen
Satya Wacana mendapat Jenjang Akreditasi DISAMAKAN. Sesuai
dengan
tuntutan
Mutu
Pendidikan,
Badan
Akreditasi
Nasional
memberlakukan sistem akreditasi baru yang diberlakukan bagi sekolah
negeri maupun swasta. Pada tahun pelajaran 2003/2004 dan 2011/2012
SMA Laboraturium mendapat kesempatan untuk diakreditasi dan
memperoleh hasil AMAT BAIK dengan status TERAKREDITASI A dan
status tersebut dapat dipertahankan sampai dengan sekarang. SMA
Kristen Satya Wacana memiliki sarana/fasilitas pendukung yang sangat
memadai dan dikemas sesuai dengan kebutuhan masa kini, dikelola secara
profesional dan selalu dilakukan inovasi. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti memilih SMA Kristen Satya Wacana sebagai tempat penelitian.
52
SMA Kristen Satya Wacana mempunyai 18 kelas yang terdiri dari kelas
X, XI dan XII. Peneliti mengambil kelas XII sebagai populasi penelitian
yang terdiri dari 3 kelas IPA, 2 kelas IPS dan 1 kelas BAHASA.
Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPA 2 sebagai kelas uji validitas dan
reliabilitas instrumen yang berjumlah 27 orang, kelas XII IPA 3 sebagai
kelas eksperimen yang berjumlah 29 orang dan kelas XII IPA 1 sebagai
kelas kontrol yang berjumlah 28 orang. Pemilihan kelas ini tidak dipilih
secara random.
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian
Di SMA Kristen Satya Wacana
Kelas Uji
Kelas
Validitas (XII
Eksperimen (XII
IPA 2)
IPA 3)
13
14
14
15
27
29
Kelas Kontrol
(XII IPA 1)
12
16
28
Kelas XII IPA 3 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan
metode STAD dan kelas XII IPA 1 sebagai kelas kontrol mendapat
perlakuan dengan metode NHT dalam mata pelajaran PPKn dengan
pokok bahasan Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam
Perspektif Pancasila.
4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Sebelum penelitian eksperimen dilaksanakan, peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen terdiri dari dua bentuk yaitu
soal pilihan ganda dan penilaian diri. Pada kegiatan pengujian soal pilihan
ganda ini dilakukan di kelas XII IPA 2 pada Jumat 29 Juli 2016 pukul
53
14.15-15.45 (Jam ke 8-9). Setelah diketahui soal yang valid dengan
mengolah lewat aplikasi SPSS 21.00, peneliti menggunakan soal tersebut
untuk pretes. Sedangkan pengujian penilaian diri dilakukan dengan
mengkonsultasikan instrumen dengan pakar/ahli yang dalam penelitian ini
adalah Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si (dosen), Dra. Nani
Mediatati, M.Pd (dosen) dan Jatmiko Rahayu, S.Pd.,M.Hum (guru
PPKn). Setelah mendapat masukan dari pakar tersebut, maka peneliti
akan menggunakannya dalam menilai sikap.
Selanjutnya, tahap awal penelitian yaitu pretes aspek pengetahuan
dilaksanakan pada Kamis 4 Agustus 2016 di kelas eksperimen dan Jumat
5 Agustus 2016 di kelas kontrol dengan masing-masing alokasi waktunya
2 x 45 menit. Kedua kelas tersebut diberikan pretes untuk mengetahui
pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa sebelum mendapatkan
perlakuan dengan menggunakan metode STAD dan NHT. Sedangkan,
pretes aspek sikap dilaksanakan dengan observasi di kelas. Observasi
dilakukan dengan bantuan guru untuk mengetahui sikap kelas eksperimen
dan kelas kontrol secara klasikal.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan metode
STAD di kelas eksperimen selama 3 kali pertemuan dan metode NHT di
kelas kontrol selama 3 kali pertemuan. Materi yang digunakan dalam
penyampaian metode adalah Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia dalam Perspektif Pancasila.
54
Setelah mendapatkan perlakuan dengan metode STAD dan NHT, kedua
kelas akan diberikan postes. Bentuk soal postes aspek pengetahuan sama
dengan soal pretest yaitu pilihan ganda dengan beberapa perubahan pada
soal. Sedangkan, postes aspek sikap dilakukan dengan mengarahkan
siswa untuk mengisi lembar penilaian diri. Postes ini diberikan dengan
tujuan untuk menganalisis perubahan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa setelah proses pembelajaran dengan pemberian perlakuan metode
STAD dan NHT.
4.1.3. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pembelajaran kelas eksperimen mulai dilaksanakan pada Kamis, 4
Agustus 2016 sampai dengan Kamis, 8 September 2016. Sebelum siswa
mendapatkan perlakuan dengan metode STAD, guru memberikan pretes
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa.
Selanjutnya,
guru
menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode STAD yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Guru membagi siswa menjadi 5 (lima) kelompok secara heterogen
dengan berdasarkan hasil pretes. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang
memiliki nilai tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2012 : 294) bahwa siswa dikelompokkan berdasarkan nilai tes.
Setelah siswa mengetahui kelompoknya, guru mengarahkan siswa untuk
berkumpul dengan kelompoknya. Setiap kelompok dibagikan lembar soal
55
yang isinya yaitu (1) mengidentifikasi contoh perilaku yang menunjukkan
penghormatan terhadap
HAM
di
lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan bernegara, (2) menganalisis kasus pelanggaran HAM di
Indonesia.
Soal
tersebut
harus
dikerjakan
dengan
menganalisis
berdasarkan referensi yang ada (buku siswa kelas XII mapel PPKn,
internet). Di dalam kelompok, setiap anggota dituntut berperan aktif
dalam mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa kembali
duduk tidak berkelompok. Guru melakukan umpan balik (feedback)
mengenai pembelajaran. Setelah itu, siswa diminta mengerjakan kuis di
akhir pembelajaran, kuis ini berguna untuk menentukan siswa yang akan
diberi penghargaan. Kuis dilakukan setiap pertemuan, ada 3 (tiga) kuis
yaitu di pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Di pertemuan
terakhir, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mempunyai
nilai kuis tertinggi dari akumulasi nilai kuis 1, 2 dan 3.
Dalam proses pembelajaran dengan metode STAD kelas XII IPA 3
diikuti siswa dengan antusias. Siswa dalam kelompok saling bekerja sama
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, ada beberapa
siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran. Guru
mengatasi dengan mengelola pembelajaran (learning manajer) supaya
semua siswa dapat bekerja sama dengan memberikan pengarahan agar
siswa saling membantu dalam kelompoknya. Guru menegur siswa dengan
menanyakan tugas yang dikerjakan siswa di kelompok sudah diselesaikan
atau belum. Guru mengingatkan adanya kuis di akhir pembelajaran untuk
56
membuat siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran. Dari
beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang kurang aktif dan
menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.1.4. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Pembelajaran kelas kontrol mulai dilaksanakan pada Jumat, 5 Agustus
2016 sampai dengan Jumat, 9 September 2016. Sebelum siswa
mendapatkan perlakuan dengan metode NHT, guru memberikan pretes
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa.
Selanjutnya,
guru
menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode NHT yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Guru membagi siswa menjadi 7 (lima) kelompok secara heterogen
dengan berdasarkan hasil pretes. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang
memiliki nilai tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2012 : 294) bahwa siswa dikelompokkan berdasarkan nilai tes.
Setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Setelah siswa mengetahui
kelompoknya, guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan
kelompoknya. Guru menyuruh siswa dalam satu kelompok untuk
berhitung 1,2,3,4 dan memberikan nomor sesuai dengan hitungan siswa.
Setiap siswa dibagikan lembar soal yang berisikan 4 soal mengenai materi
di pertemuan tersebut. Pertemuan 1 membahas mengenai Substansi HAM
dalam Pancasila, dengan soal (1) jelaskan yang dimaksud dengan nilai
57
praksis dalam sila Pancasila! (2) Mengapa memilih agama merupakan hak
asasi? (3) Sebutkan 3 contoh sikap yang menunjukkan penegakan HAM
sesuai dengan sila V Pancasila! dan (4) Hak hidup adalah hak asasi paling
fundamental bagi setiap manusia. Mengapa demikian!. Pertemuan 2
membahas mengenai Pelanggaran HAM di Indonesia, dengan soal (1)
Apa pengertian dari istilah Kejahatan Kemanusiaan dan Agresi, (2)
Bagaimana suatu tindakan dapat dikatakan sebagai kejahatan perang! (3)
Tuliskan 4 jenis kejahatan internasional! dan (4) Ya atau tidak
pembunuhan masal merupakan penyimpangan nilai-nilai Pancasila dalam
HAM? Jelaskan!. Pertemuan 3 membahas mengenai Upaya penegakan
HAM, dengan soal (1) Jelaskan fungsi dari Peradilan HAM! (2)
Menghargai upaya penegakan HAM merupakan kewajiban setiap warga
negara Indonesia. Jelaskan tentang sikap menghargai upaya penegakan
HAM! (3) Jelaskan peran anda sebagai siswa sekolah dalam upaya
penegakan HAM! dan (4) Ada beberapa hambatan dalam penegakan
HAM di Indonesia. Jelaskan hambatan dalam bidang sosial dan ekonomi!.
Soal tersebut harus dikerjakan dengan menganalisis berdasarkan referensi
yang ada (buku siswa kelas XII mapel PPKn, internet). Setelah siswa
selesai
mengerjakan
secara
individu,
guru
mengarahkan
untuk
mendiskusikan dengan kelompok. Di dalam kelompok, setiap anggota
dituntut berperan aktif dalam mengerjakan soal. Selanjutnya, guru mulai
membacakan pertanyaan dan memanggil nomor siswa untuk yang akan
menjawabnya. Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru memanggil
58
nomor lain untuk menanggapi jawaban siswa sebelumnya. Pada saat
siswa menjawab pertanyaan guru memberikan skor untuk kelompok.
Selanjutnya, Guru melakukan umpan balik (feedback) mengenai
pembelajaran. Di pertemuan terakhir, guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang mempunyai skor tertinggi.
Dalam proses pembelajaran dengan metode NHT kelas XII IPA 1
diikuti siswa dengan antusias. Siswa dalam kelompok saling bekerja sama
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Siswa merasa senang pada
saat nomornya ditunjuk untuk menjawab pertanyaan. Akan tetapi, ada
beberapa siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran.
Siswa menganggap bahwa nomornya tidak akan ditunjuk oleh guru, maka
siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Guru
mengalami kesulitan dengan banyaknya kelompok dalam hal memanggil
nomor, karena tidak semua nomor di setiap kelompok dapat dipanggil
oleh guru. Kelompok di kelas kontrol ini berjumlah 7 kelompok yang
masing-masing mempunyai 4 (empat) anggota. Guru mengatasi dengan
mengelola pembelajaran (learning manajer). Guru memanggil salah satu
nomor dengan perintah semua kelompok yang mempunyai nomor yang
dipanggil guru siap untuk menjawab. Selanjutnya, guru mulai bertanya
kepada kelompok satu per satu sampai semua kelompok menjawab
pertanyaan dari guru. Setelah semua kelompok dengan nomor yang
dipanggil guru menjawab, guru meminta tanggapan secara klasikal dari
kelas mengenai jawaban dari kelompok-kelompok tersebut. Hal ini
59
merupakan suatu trik yang digunakan guru untuk membangun keaktifan
siswa di kelas. Guru juga menegur siswa yang menggangu proses
pembelajaran dengan bertanya mengenai pembelajaran pada pertemuan
tersebut. Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang
kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Penilaian Aspek Pengetahuan
4.2.1.1.
Hasil Pretes Aspek Pengetahuan
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Hasil pretes kelas eksperimen diperoleh dari pretes aspek
pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah
tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas
eksperimen :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
pretes_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
45
3
10.3
10.3
10.3
50
6
20.7
20.7
31.0
55
2
6.9
6.9
37.9
60
4
13.8
13.8
51.7
65
4
13.8
13.8
65.5
70
4
13.8
13.8
79.3
75
1
3.4
3.4
82.8
80
2
6.9
6.9
89.7
85
3
10.3
10.3
100.0
29
100.0
100.0
Valid
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
60
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada kelas
eksperimen dapat diketahui bahwa 11 siswa dari 29 siswa atau
37,9 % pada kelas eksperimen mendapat nilai < 60, sedangkan 18
siswa lainnya atau 62,1 % mendapat nilai > 60. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen sebelum perlakuan
metode STAD nilainya sudah banyak yang diatas 60.
Tabel 4.3
Statistik Pretes Kelas Eksperimen
Statistics
pretes_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
62.59
Std. Error of Mean
2.362
Median
60.00
Mode
50
Std. Deviation
12.721
Range
40
Minimum
45
Maximum
85
Sum
Percentiles
1815
25
50.00
50
60.00
75
70.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 62.59. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah > 60. Sedangkan median
atau nilai tengah adalah sebesar 60.00 dengan modus atau nilai
yang sering muncul adalah 50. Banyak siswa yang mendapat
nilai 50 dikarenakan siswa belum mendapat materi sebelumnya.
Nilai terendah adalah 45, sedangkan nilai tertinggi adalah 85.
Nilai selisih antara nilai terendah dan nilai tertinggi atau sering
61
disebut range adalah 40 dengan simpangan baku atau standart
deviation sebesar 12.721. Walaupun siswa belum mendapat
perlakuan dengan metode STAD, tetapi nilai tertinggi mencapai
85. Hal itu menunjukkan kelas eksperimen datanya tersebar
secara merata.
b. Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil pretes kelas kontrol diperoleh dari pretes aspek
pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah
tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas
kontrol :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Kontrol
pretes_kontrol
Frequency
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
50
3
10.7
10.7
10.7
55
5
17.9
17.9
28.6
60
4
14.3
14.3
42.9
65
3
10.7
10.7
53.6
Valid 70
4
14.3
14.3
67.9
75
3
10.7
10.7
78.6
80
4
14.3
14.3
92.9
85
2
7.1
7.1
100.0
28
100.0
100.0
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada kelas
eksperimen dapat diketahui bahwa 8 siswa dari 28 siswa atau 28,5
% pada kelas eksperimen mendapat nilai < 60, sedangkan 20
siswa lainnya atau 71,5 % mendapat nilai > 60. Jika dibandingkan
dengan hasil pretes kelas eksperimen, hasil pretes kelas kontrol
62
lebih banyak siswa yang mendapat nilai > 60 yaitu 71,5 %. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol sebelum perlakuan
metode NHT nilainya sudah banyak yang diatas 60 dan lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Tabel 4.5
Statistik Pretes Kelas Kontrol
Statistics
pretes_kontrol
Valid
28
N
Missing
0
Mean
66.25
Std. Error of Mean
2.099
Median
65.00
Mode
55
Std. Deviation
11.108
Variance
123.380
Skewness
.141
Std. Error of Skewness
.441
Kurtosis
-1.225
Std. Error of Kurtosis
.858
Range
35
Minimum
50
Maximum
85
Sum
Percentiles
1855
25
55.00
50
65.00
75
75.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 66.25. Sedangkan median atau nilai tengah adalah
sebesar 65.00 dengan modus atau nilai yang sering muncul
adalah 55. Nilai terendah adalah 50, sedangkan nilai tertinggi
adalah 85. Nilai terendah kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan
kelas eksperimen yaitu berselisih 5. Nilai selisih antara nilai
63
terendah dan nilai tertinggi atau sering disebut range adalah 35.
Jika dibandingkan dengan hasil pretes kelas eksperimen, hasil
pretes kelas kontrol lebih tinggi dilihat dari rata-rata hitung atau
mean.
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Pretest Kelas Eksprimen
dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif
diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS
21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
pretes_ekperimen
29
45
85
62.59
12.721
pretes_kontrol
28
50
85
66.25
11.108
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif nilai pretes
kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 29 dan nilai
pretes kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 28, dapat
dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 45 dan pada
kelas kontrol adalah 55. Jika dibandingkan nilai terendah lebih
tinggi kelas kontrol berselisih 5. Sedangkan, nilai tertinggi siswa
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol adalah 85. Rata-rata
nilai pretes kelas eksperimen 62.59, sedangkan rata-rata nilai
pretes kelas kontrol 66.25. Jika dibandingkan rata-rata hasil
pretes lebih tinggi kelas kontrol. Jadi, berdasarkan data diatas
64
dapat disimpulkan hasil pretes lebih tinggi kelas kontrol
dibandingkan dengan kelas eksperimen.
d. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji normalitas untuk mengetahui populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
pretes_ekperimen
.152
28
.096
.921
28
.037
pretes_kontrol
.142
28
.158
.933
28
.072
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi
data populasi berdistribusi normal dapat diterima.
Sehingga Ha yang berbunyi data populasi tidak
berdistribusi normal ditolak dan sebaliknya. Berdasarkan
output hasil analisis normalitas data diatas, dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi untuk pretes kelas
eksperimen adalah 0.096 dan pretes kelas kontrol 0.158.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
65
Berikut ini Histogram data hasil pretes kelas eksperimen
dan kelas kontrol :
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.2
Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
66
e. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.8
Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
pretes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
df1
1.143
df2
7
Sig.
20
.377
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,377 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Independent Sample T-test
Independent
Sample
T-test
ini
digunakan
untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikatakan baik jika tidak berbeda
secara signifikan. Berdasarkan uji homogenitas dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dimana signifikansi diperoleh
67
sebesar 0,377 yang lebih besar dari signifikansi pengujian yaitu
sebesar 0,005. Hal ini dapat disimpulkan bahwa varian dari
kedua kelompok data adalah sama atau homogen. Karena kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen maka uji
Independent Sample T-test dapat dilihat pada kolom Equal
Variance
Assumed
(diasumsikan
varian
sama).
Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut:
Ho :
Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
Ha :
Ada
perbedaan
kemampuan
awal
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
68
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.9
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Differe
nce
Equal variances
.425
.517
-1.157
55
.252
-3.664
-1.159 54.462
.251
-3.664
pretes_eksperimen assumed
_kontrol
Equal variances
not assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test)
dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,252 > 0,05 artinya
Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan
Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada
perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered
Head Together (NHT).
69
4.2.1.2. Hasil Postes Aspek Pengetahuan
a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang
telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode
STAD. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik
nilai postes di kelas eksperimen :
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Postes Eksperimen
postes_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
70
2
6.9
6.9
6.9
75
5
17.2
17.2
24.1
80
7
24.1
24.1
48.3
85
6
20.7
20.7
69.0
90
4
13.8
13.8
82.8
95
3
10.3
10.3
93.1
100
2
6.9
6.9
100.0
Total
29
100.0
100.0
Valid
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai postes pada
kelas eksperimen dapat diketahui bahwa tidak ada yang
mendapat nilai < 60. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai
setelah diberikan perlakuan dengan metode STAD. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen setelah mendapat
perlakuan metode STAD nilainya meningkat dibandingkan
dengan hasil pretes.
70
Tabel 4.11
Statistik Postes Kelas Eksperimen
Statistics
postes_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
83.79
Std. Error of Mean
1.543
Median
85.00
Mode
80
Std. Deviation
8.308
Variance
69.027
Skewness
.313
Std. Error of Skewness
.434
Kurtosis
-.610
Std. Error of Kurtosis
.845
Range
30
Minimum
70
Maximum
100
Sum
2430
Percentiles
25
77.50
50
85.00
75
90.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 83.79. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah meningkat dibandingkan
dengan rata-rata hasil pretes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, nilai terendah yang semula 45 menjadi 70 dan nilai
tertinggi yang semula 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
adanya
peningkatan
disimpulkan
hasil
nilai
postes
di
kelas
kelas
eksperimen.
eksperimen
Dapat
mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil pretes kelas eksperimen.
71
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang
telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode
NHT. Soal yang digunakan dalam postes hampir sama dengan
pretes. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai
pretes di kelas kontrol :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Postes Kontrol
postes_kontrol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
65
3
10.7
10.7
10.7
70
2
7.1
7.1
17.9
75
5
17.9
17.9
35.7
80
2
7.1
7.1
42.9
85
5
17.9
17.9
60.7
90
3
10.7
10.7
71.4
95
3
10.7
10.7
82.1
100
5
17.9
17.9
100.0
Total
28
100.0
100.0
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai postes pada kelas
kontrol dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat
nilai < 65. Nilai maksimal 100 diraih oleh 5 siswa. Hal ini
menunjukkan
bahwa
perlakuan
metode
NHT
sangat
mempengaruhi hasil postes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, hasil postes menunjukkan peningkatan nilai. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol setelah mendapat
perlakuan metode NHT nilainya meningkat dibandingkan
dengan hasil pretes.
72
Tabel 4.13
Statistik Postes Kelas Kontrol
Statistics
postes_kontrol
Valid
28
N
Missing
0
Mean
83.93
Std. Error of Mean
2.203
Median
85.00
Mode
75
Std. Deviation
a
11.655
Variance
135.847
Skewness
-.099
Std. Error of Skewness
Kurtosis
.441
-1.170
Std. Error of Kurtosis
.858
Range
35
Minimum
65
Maximum
100
Sum
2350
Percentiles
25
75.00
50
85.00
75
95.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 83.93. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
kontrol rata-rata kelasnya sudah meningkat dibandingkan
dengan rata-rata hasil pretes. Jika dibandingkan dengan hasil
pretes, nilai terendah yang semula 50 menjadi 65 dan nilai
tertinggi yang semula 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan nilai di kelas kontrol. Dapat disimpulkan
hasil postes kelas kontrol mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil pretes kelas kontrol.
73
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Postest Kelas Eksprimen
dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil
analisis
deskriptif diperoleh melalui pengolahan data menggunakan
IBM SPSS 21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
postes_eksperimen
29
70
100
83.79
8.308
postes_kontrol
28
65
100
83.93
11.655
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif dapat dilihat
nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 70 dan pada kelas
kontrol adalah 65. Jika dibandingkan nilai terendah lebih tinggi
kelas eksperimen berselisih 5. Sedangkan, nilai tertinggi siswa
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol adalah 100. Rata-rata
nilai pretes kelas eksperimen 83.79, sedangkan rata-rata nilai
pretes kelas kontrol 83.93. Jika dibandingkan rata-rata hasil
postes lebih tinggi kelas kontrol. Jadi, berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan hasil postes lebih tinggi kelas kontrol
dibandingkan dengan kelas eksperimen dan hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil pretes.
74
d. Uji Normalitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Statistic
df
.154
28
.086
.952
28
.221
28
*
.925
28
.047
postes_eksperimen
postes_kontrol
.135
Sig.
.200
Statistic
df
Sig.
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak dan
sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk postes
kelas eksperimen adalah 0.086 dan pretes kelas kontrol 0.200.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Berikut ini Histogram data hasil postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol :
75
Grafik 4.3
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.4
Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
76
e. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
postes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
1.677
df1
df2
7
Sig.
20
.172
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,172 ( > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil postes setelah mendapat perlakuan di
kelas eksperimen dan kontrol, data dianalisis menggunakan Ttes. T-tes digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode STAD
pada kelas eksperimen dan metode NHT pada kelas kontrol
terhadap hasil
belajar
77
siswa kelas XII SMA. Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Kemudian hipotesis yang diuji dalam Independent
Sample T-tes adalah sebagai berikut :
Ho:
Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha:
Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
78
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.17
Uji Independent Sample T-test Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Equal
4.535
.038
-.051
55
.960
-.050 48.690
.960
variance
s
postes_eksper assumed
imen_kontrol
Equal
variance
s not
assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Sampel Test)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata (mean)
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 83,79 sedangkan hasil belajar
kelas kontrol 83,93. Dapat dilihat hasil t sebesar -0,051 dengan df =
55. Pada kolom equal variances assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu
0,96 yang berarti Ho yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan hasil
belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan
79
Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa
kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) ditolak.
Walaupun hasil postes menunjukkan rata-rata kelas kontrol lebih
tinggi dari kelas eksperimen, tetapi berdasarkan uji hipotesis tidak
menunjukkan adanya perbedaan. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan
siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester
1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
4.2.2. Hasil Penilaian Aspek Sikap
4.2.2.1. Hasil Pretes Aspek Sikap
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
observasi oleh guru. Berikut adalah tabel lembar observasi
sikap di kelas eksperimen.
80
Tabel 4.18 Lembar Observasi Sikap Kelas Eksperimen
Sikap Tanggung jawab
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Penyajian materi
Siswa mendengarkan penjelasan
64
materi
Siswa menanggapi perintah dari
68
guru
Siswa
mengerjakan
tugas
67
individu
Sikap Gotong Royong
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi
67
Siswa membantu teman yang
63
belum memahami materi
Sikap Toleransi
Langkah metode
Aspek sikap
Nilai
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan
72
bersama
Siswa bersedia berkelompok
70
dengan teman yang berbeda suku,
budaya dan agama
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko (2012 : 116) :
Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan
Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kelas eksperimen sikap
tanggung jawab berada pada kriteria Cukup, sikap gotong royong
berada pada kriteria Cukup dan sikap toleransi berada pada
kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal sikap
masih berada pada kriteria Cukup dan Baik.
b. Hasil Pretes Kelas Kontrol
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
observasi oleh guru. Berikut adalah tabel lembar observasi
sikap di kelas kontrol.
81
Tabel 4.19 Lembar Observasi Sikap Kelas Kontrol
Sikap Tanggung jawab
Langkah metode
Aspek sikap
Penyajian materi
Siswa mendengarkan penjelasan
materi
Siswa menanggapi perintah dari
guru
Siswa
mengerjakan
tugas
individu
Sikap Gotong Royong
Langkah metode
Aspek sikap
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi
Siswa membantu teman yang
belum memahami materi
Sikap Toleransi
Langkah metode
Aspek sikap
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan
bersama
Siswa bersedia berkelompok
dengan teman yang berbeda suku,
budaya dan agama
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko
Nilai
62
65
64
Nilai
66
68
Nilai
71
73
(2012 :
116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69)
dan Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan
tabel
diatas,
dapat
diketahui
kelas
eksperimen sikap tanggung jawab berada pada kriteria Cukup,
sikap gotong royong berada pada kriteria Cukup dan sikap
toleransi berada pada kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa
kemampuan awal sikap masih berada pada kriteria Cukup dan
Baik.
c. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
82
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.20
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
pretes_kontrol
.172
pretes_eksperimen
.178
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
7 .200
*
Sig.
.960
7
.820
7 .200
*
.964
7
.849
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha
yang berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak
dan sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas
data diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
penilaian sikap kelas eksperimen adalah 0.200 dan kelas
kontrol 0.110. Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil
penilaian
sikap
kelas
berdistribusi normal.
83
eksperimen
dan
kelas
kontrol
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.5
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.6
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
84
d. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data
adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas
hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.21
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
2.205
df1
df2
8
Sig.
16
.065
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,065 (> 0,05) maka dapat dikatakan
bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau
homogen.
e. Independent Sample T-test
Independent
Sample
T-test
ini
digunakan
untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kriteria penngujian
berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
85
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut:
Ho :
Tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
menggunakan metode pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ada perbedaan kemampuan awal sikap antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
Ha :
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.22
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
f.
Independent Samples Test
g.
Levene's
h.
Test for
i.
Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
j.
F
Sig.
t
df
k.
Sig. (2-
Mean
tailed)
Differe
l.
m.
nce
Equal variances
.465
.512
-1.137
53
.152
-3.674
-1.129 52.462
.151
-3.674
pretes_eksperimen assumed
n.
_kontrol
Equal variances
o.
not assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test)
dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,152 > 0,05
artinya Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap
antara
kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
sebelum
menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT diterima
dan Ha yaitu ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode
86
pembelajaran STAD dan NHT ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal
antara
kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
sebelum
menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT.
4.2.2.2. Hasil Postes Aspek Sikap
a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar
penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai sikap di kelas eksperimen.
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Postes Sikap Eksperimen
sikap_eksperimen
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
74
1
3.4
3.4
3.4
75
2
6.9
6.9
10.3
79
1
3.4
3.4
13.8
81
2
6.9
6.9
20.7
82
2
6.9
6.9
27.6
83
3
10.3
10.3
37.9
84
1
3.4
3.4
41.4
85
1
3.4
3.4
44.8
86
3
10.3
10.3
55.2
87
3
10.3
10.3
65.5
88
1
3.4
3.4
69.0
89
1
3.4
3.4
72.4
91
2
6.9
6.9
79.3
93
1
3.4
3.4
82.8
94
2
6.9
6.9
89.7
95
2
6.9
6.9
96.6
96
1
3.4
3.4
100.0
29
100.0
100.0
Valid
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
87
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua siswa
pada kelas eksperimen mendapat nilai > 70. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sikap kelas eksperimen rata-rata baik jika
dibandingkan dengan hasil observasi, seperti yang dikemukakan
oleh Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 –
79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari 60%).
Tabel 4.24
Statistik Penilaian Sikap Kelas Eksperimen
Statistics
sikap_eksperimen
Valid
29
N
Missing
0
Mean
85.93
Std. Error of Mean
1.139
Median
86.00
Mode
83
Std. Deviation
a
6.135
Variance
37.638
Range
22
Minimum
74
Maximum
96
Sum
Percentiles
2492
25
82.00
50
86.00
75
91.00
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau
mean adalah 85.93. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
eksperimen rata-rata kelasnya sudah baik. Sedangkan median
atau nilai tengah adalah sebesar 86.00 dengan modus atau nilai
yang sering muncul adalah 83. Nilai terendah adalah 74,
sedangkan nilai tertinggi adalah 96. Hasil penilaian sikap kelas
eksperimen sudah baik karena sudah lebih dari 70. Hal itu
menunjukkan kelas eksperimen datanya tersebar secara merata.
88
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil penilaian sikap kelas kontrol diperoleh lembar
penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai sikap di kelas eksperimen :
Tabel 4.25
Distribusi Frekuensi Penilaian Sikap Kontrol
sikap_kontrol
Frequency
Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
73
1
3.6
3.6
3.6
77
3
10.7
10.7
14.3
79
1
3.6
3.6
17.9
80
3
10.7
10.7
28.6
81
3
10.7
10.7
39.3
82
2
7.1
7.1
46.4
83
6
21.4
21.4
67.9
85
2
7.1
7.1
75.0
86
2
7.1
7.1
82.1
90
1
3.6
3.6
85.7
91
2
7.1
7.1
92.9
93
2
7.1
7.1
100.0
28
100.0
100.0
Total
(Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
Berdasarkan tabel tersebut pada kelas kontrol dapat
diketahui bahwa semua siswa pada kelas kontrol mendapat nilai
> 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap kelas kontrol ratarata baik jika dibandingkan dengan hasil observasi, seperti yang
dikemukakan oleh Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 –
100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari
60%).
89
Tabel 4.26
Statistik Penilaian Sikap Kelas Kontrol
Statistics
sikap_kontrol
Valid
28
N
Missing
Mean
0
83.14
Std. Error of Mean
.940
Median
83.00
Mode
83
Std. Deviation
4.972
Variance
24.720
Range
20
Minimum
73
Maximum
93
Sum
Percentiles
2328
25
80.00
50
83.00
75
85.75
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata
hitung
atau
mean
adalah
83.14.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa kelas kontrol rata-rata kelasnya
sudah baik. Sedangkan median atau nilai tengah adalah
sebesar 83.00 dengan modus atau nilai yang sering
muncul adalah 83. Nilai terendah adalah 73, sedangkan
nilai tertinggi adalah 93. Hasil penilaian sikap kelas
kontrol sudah baik karena sudah lebih dari 70. Hal itu
menunjukkan kelas kontrol datanya tersebar secara
merata.
90
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Penilaian Sikap Kelas
Eksprimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif
diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS
21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27
Deskriptif Nilai Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
sikap_eksperimen
29
74
96
85.93
6.135
sikap_kontrol
28
73
93
83.14
4.972
Valid N (listwise)
28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
Berdasarkan output hasil analisis dekriptif hasil penilaian
sikap kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 29 dan
hasil penilaian sikap kelas kontrol dengan jumlah data (N)
sebanyak 28, dapat dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen
adalah 74 dan pada kelas kontrol adalah 73. Jika dibandingkan
nilai terendah lebih tinggi kelas eksperimen berselisih 1.
Sedangkan, nilai tertinggi siswa kelas eksperimen adalah 96 dan
pada kelas kontrol adalah 93. Jika dibandingkan nilai terendah
lebih tinggi kelas eksperimen berselisih 3. Rata-rata nilai pretes
kelas eksperimen 85.93, sedangkan rata-rata nilai pretes kelas
kontrol 83.14. Jika dibandingkan rata-rata hasil penilaian sikap
lebih tinggi kelas eksperimen. Jadi, berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan hasil penilaian sikap lebih tinggi kelas
eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.
91
d. Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Uji
normalitas
untuk
mengetahui
populasi
data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.28
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
sikap_eksperimen
.085
28
.200
*
.960
28
.345
sikap_kontrol
.190
28
.110
.946
28
.153
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak dan
sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk penilaian
sikap kelas eksperimen adalah 0.200 dan kelas kontrol 0.110.
Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
92
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.7
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.8
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
93
e. Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data
adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah
sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.29
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic
2.205
df1
df2
8
Sig.
16
.085
(Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat
signifikansi sebesar 0,085 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa
varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
f. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil penilaian sikap yang dilaksanakan di
akhir pembelajaran setelah mendapat perlakuan di kelas
eksperimen dan kontrol, data dianalisis menggunakan T-tes. Ttes digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan ratarata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode STAD
94
pada kelas eksperimen dan metode NHT pada kelas kontrol
terhadap hasil
belajar
siswa kelas XII SMA. Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat
pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan
signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil penilaian sikap adalah sebagai
berikut:
Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar
aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya
Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha
: Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek
sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana
Kota
Salatiga
Semester
1
Tahun
Pelajaran
2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan
menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
95
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.30
Uji Independent Sample T-test Penilaian Sikap Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of
Test for
Means
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Equal
1.542
.220 1.881
55
.065
1.888
53.4
.064
penilaian variances
sikap_ek assumed
sperimen Equal
_kontrol
variances not
17
assumed
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Sampel Test)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata
(mean) hasil penilaian sikap kelas eksperimen sebesar 85,93
sedangkan hasil belajar kelas kontrol 83,14. Dapat dilihat hasil t
sebesar 1.881 dengan df = 55. Pada kolom equal variances
assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu 0,65 yang berarti Ho yaitu
tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap
siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga
Semester 1 Tahun Pelajaran 20