inflasi dan KEBIJAKAN MONETER teori

KEBIJAKAN
MONETER
Manajemen G
Kelompok 6
Rina Nur Inayah
Shelva Nurul F.
Siti Fazriah
Sofia Dinda K.
Syams Rizal
Syamsiyah N.

DEFINISI
Semua upaya atau tindakan bank sentral
untuk
mempengaruhi
perkembangan
moneter (uang beredar, suku bunga, kredit
dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan
ekonomi tertentu.

Jenis-jenis Kebijakan Moneter


Kebijakan Moneter
Ekspansif

Kebijakan Moneter
Kontraktif

Menambah jumlah
uang yang beredar

Mengurangi jumlah
uang yang beredar

Instrumen Kebijakan Moneter
1.
2.
3.
4.

Politik Diskonto

Politik Pasar Terbuka
Politik Cadangan Wajib Rasio
Kebijakan Kredit Selektif

Instrumen lain
1.
2.
3.
4.

Imbauan Moral
Politik Saneering
Devaluasi
Revaluasi

Tujuan Kebijakan Moneter
• Menjaga kestabilan ekonomi.
• Menjaga kestabilan harga.
• Mengedarkan mata uang sebagai alat
pertukaran (medium of exchange) dalam

perekonomian.
• Mempertahankan keseimbangan antara
kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.

(lanjutan)
• Distribusi likuiditas yang optimal
• Membantu pemerintah melaksanakan
kewajibannya yang tidak dapat
terealisasi melalui sumber penerimaan
yang normal.
• Meningkatkan kesempatan kerja.
• Memperbaiki neraca perdagangan kerja
masyarakat.

Sejarah Kebijakan Moneter








Kebijakan moneter pertama kali diterapkan di Indonesia pada
tanggal 13 Desember 1965
Kebijakan yang diterapkan adalah politik saneering
Pada tanggal 13 Desember 1965, pemerintah menerbitkan
sebuah alat pembayaran yang sah yang berlaku bagi seluruh
wilayah Indonesia melalui Penetapan Presiden (Penpres) No.
27/1965.
Sejak 1966, uang rupiah baru dan uang rupiah lama beredar
bersama-sama.
Untuk menghilangkan dualisme tersebut, semua instansi
swasta diwajibkan untuk menggunakan nilai uang rupiah baru
dalam perhitungan harga barang dan jasa serta keperluan
administrasi keuangan.

Peran Bank Indonesia
• Sejak tahun 2005 Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter

dengan inflasi sebagai sasaran utama
kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistemw
nilai tukar yang mengambang (free floating).
• Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan
nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai
tukar yang berlebihan, bukan untuk
mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

(lanjutan)
• Bank Indonesia memiliki kewenangan
untuk melakukan kebijakan moneter
melalui penetapan sasaran-sasaran
moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga)

Indikator Stabilitas Ekonomi
Lapangan Pekerjaan
Kestabilan harga
Neraca Pembayaran

Internasional

Terima Kasih

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24