Gangguan pada sistem imun docx

7

2.5.1. Gangguan Pada Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi
dengan molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi,
autoimunitas, dan AIDS (Ferdinand dan Moekti, 2009).
a. Alergi (Hipersensitivitas)
Alergi (Hipersensitivitas) yaitu respon imun tubuh berlebih terhadap alergen
(benda asing dan antigen) baik yang membahayakan maupun tidak (Anonim, 2013).
Sebagian orang alergi terhadap bulu, debu, makanan laut, gigitan serangga, polen
(serbuk sari) dan lain sebagainya. Bentuk reaksinya bisa bermacam-macam, dari
mulai bersin, gatal-gatal, pusing, muntah dan diare, bahkan hingga kesulitan
bernapas dan kematian (Ferdinand dan Moekti, 2009).
Pada awalnya, tidak ada tanda-tanda penolakan apapun pada tubuh ketika
protein asing masuk ke dalam tubuh. Pada tahap ini tubuh mengembangkan
imunoglobin (biasanya dari kelas IgE). Ketika protein dari jenis yang sama
memasuki tubuh untuk ke dua kalinya, IgE bereaksi dengan berikatan pada
antigen pada permukaan membran mast cell. Reaksi ini mendorong mast cell
menyekresikan histamin. Histamin dalam jumlah besar inilah yang menyebabkan
berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika reaksi alergi terjadi pada saluran
pernapasan, histamin akan ditangkap oleh sel-sel otot polos pada rongga pernapasan,

yang diikuti dengan berkontraksinya otot-otot tersebut sehingga terjadi penyempitan
saluran pernapasan. Histamin juga mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah
menjadi lebih permeabel, dan tekanan darah turun. Hal ini mengakibatkan jaringan
membengkak (Ferdinand dan Moekti, 2009).
b. Autoimunitas

8

Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk
antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah
bukan bagian dari tubuh (Ferdinand dan Moekti, 2009). Akibat dari penyakit
autoimun adalah sistem imun menyerang tubuh sendiri (Anonim, 2013). Contoh
penyakit autoimun yaitu (Ferdinand dan Moekti, 2009).
1) Myasthenia Gravis, yaitu antibodi menyerang

otot

lurik.

Hal


ini

menyebabkan degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk
menangkap asetilkolin, zat yang dilepaskan oleh saraf yang memicu
kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada mata, pandangan atau posisi
mata menjadi tidak simetris.
2) Lupus Erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain
(secara umum) sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena
gejalanya sangat umum. Ketika kondisi lingkungan berubah dan kondisi
tubuh melemah, maka serangan antibodi meningkat.
3) Addison’s Disease, yaitu antibodi menyerang
Pertama

kali

ditemukan

seorang


dokter

Inggris

kelenjar

adrenalin.

bernama

Thomas

Addison, tahun 1855. Penyakit ini bisa disebabkan karena infeksi pada
kelenjar

adrenalin.

Namun

ditemukan


juga

sebab

yang

lain,

yaitu

antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin. Akibat
yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat
badan, tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa
perasaan tertekan, dan peningkatan pigmentasi kulit.
4) Multiple Sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan
tulang belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin,
yang melapisi sel saraf dan berperan dalam menghantarkan informasi.

9


Kerusakan mielin ini menyebabkan berbagai gejala, dari mulai gangguan
penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.
c. AIDS (Defisiensi Imun)
Defisiensi imun yaitu tidak bekerjanya atau terganggunya
salah satu atau seluruh komponen sistem imun (Anonim, 2013).
Pada keadaan yang normal, virus dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T. Namun,
ketika sel T penolong terinfeksi virus, maka ia tidak memiliki kemampuan untuk
menjalankan fungsinya untuk mengenali dan menonaktifkan sel-sel asing yang
masuk ke dalam tubuh. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency
Virus (HIV) pada sel limfosit T. Ketika virus berhasil menginfeksi sel limfosit
T, virus menggunakan ‘perangkat’ selnya untuk menggandakan diri di dalam sel.
Virus, yang telah menggandakan diri kemudian menghancurkan membran sel dan
meninggalkan sel limfosit T yang lama. Virus-virus ini siap menginfeksi sel limfosit
T yang lain yang masih sehat (Ferdinand dan Moekti, 2009).

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22