Sejarah Perkembangan Negara Tradisional di

SMA NEGERI 1 PALOPO
bAB 1
pERKEMBANGAN NEGARA
tRADISIONAL DI INDONESIA
Disusun oleh:
Kelompok 1

1. rETNO MAYAPADA 2. uTAMI NINGSIH
3. A. arliany sudirman 4. al maidah
5. muh. fajrin 6. gafrella
Kelas XI.IPA 2

BAB 1
PERKEMBANGAN NEGARA
TRADISIONAL DI INDONESIA
SK. 1
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia
dari negara tradisional, kolonial, pergerakan
kebangsaan, hingga terbentuknya negara
kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia

KD. 1.1
Menganalisis perkembangan negara
tradisional (Hindu-Buddha dan Islam) di
Indonesia

BAB 1
PERKEMBANGAN NEGARA
A. Perkembangan
B. Perkembangan
TRADISIONAL
DI INDONESIA
Negara Tradisional
Negara Tradisional
Hindu-Buddha di

Islam di Indonesia

1. Proses
Masuknya HinduBudha ke
Indonesia


Proses masuknya
Agama Islam Ke
Indonesia

2. Proses
Berkembangnya
Negara Tradisional
(Kerajaan) HinduBuddha di Indonesia

2. Proses
Perkembangan
Agama Islam di
Indonesia

3. Perbandingan Konsep
Kekuasaan di Negara
Tradisional Hindu-Budha
dan Negara Tradisional
Bercorak Islam


A. Perkembangan Negara Tradisional Hindu-Buddha di
Indonesia
1. Proses Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia
1. Teori Sudra
Inti dari teori ini adalah bahwa
masuk
dan
berkembangnya
agama
Hindu
ke
Indonesia
dibawa oleh orang-orang India
yang berkasta Sudra.
2.  Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa
golongan
Waisya
(pedagang)

merupakan golongan terbesar
yang
berperan
dalam
menyebarkan
agama
dan
kebudyaan Hindu-Budha.
3.  Teori Ksatria
Teori Ksatria berpendapat bahwa
penyebaran kebudayaan HinduBudha
yang
dilakukan
oleh
golongan ksatria.

4.  Teori Brahmana
Teori
menyatakan
bahwa

agama dan kebudayaan HinduBudha
yang
datang
ke
Indonesia
dibawa
oleh
golongan Brahmana (golongan
agama)
yang
sengaja
diundang
oleh
penguasa
Indonesia
5.  Teori Arus Balik
Teori ini menjelaskan peran
aktif orang-orang Indonesia
dalam
penyebaran

kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia.

2. Proses Berkembangnya Negara Tradisional (Kerajaan)
Hindu-Buddha di Indonesia
Masuknya pengaruh tradisi Hindu-Buddha sejak abad ke 5
menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha di
Indonesia antara lain:
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan
Tarumanegara
3. Kerajaan
Kalingga (Holing)
4. Kerajaan
Sriwijaya

5. Kerajaan
Mataram Kuno
6. Kerajaan
Sunda

7. Kerajaan Bali

8. Kerajaan
Mataram Kuno di
Jawa Timur

9. Kerajaian
Kediri
10. Kerajaan
Singasari
11. Kerajaan
Majapahit

Kerajaan Kutai
Letak

: Kalimantan Timur, yaitu di hulu
Sungai Mahakam

Sumber Sejarah : 7 buah yupa yang berisikan silsilah

Raja Kutai. Selain itu, yupa
digunakan untuk mengikat hewan
korba
Raja-Raja

: 1. Kudungga
2. Aswawarman
3. Mulawarman

Mata Pencaharian: Pertanian, peternakan, pelayaran,
dan perdagangan

Kerajaan Tarumanegara
Letak

: Wilayah Jawa Barat dengan pusat
kerajaan terletak disekitar daerah
Bogor

Sumber Sejarah


: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon
Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara
Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti
Pasir Awi, dan Prasasti Munjul.

Raja-Raja

: Purnawarman

Mata Pencaharian : Pertanian dan peternakan

Kerajaan Kalingga (Holing)
Letak : Sebelah Utara Jawa Tengah
Sumber Sejarah: Berita China
Raja-Raja: Ratu Sima
Mata Pencaharian: Berburu dan pertambangan

Kerajaan Sriwijaya
Letak

Selatan

: Tepian Sungai Musi, Sumatera

Sumber Sejarah : Berita asing dan prasasti. Prasasti
tersebut
antara
lain
Prasasti
Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu,
Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kota
Kapur, Prasasti Karang Berahi,
Prasasti Ligor, dan Prasasti Nalanda.
Raja-Raja
: 1. Raja Dapunta Hyang
2. Raja Balaputra Dewa
3. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman
Mata Pencaharian

: Pedagang dan pelayaran


Kerajaan Mataram Kuno
Letak

: Jawa Tengah, pusatnya di Bhumi Mataram

Sumber Sejarah: Prasasti Canggal, Prasasti Kedu,Prasasti Balitung,
Prasasti Carita Parahyangan, Prasasti Kalasan,
Prasasti Kelurak, dan Prasasti Ratu Boko.
Raja-Raja:

Dinasti Sanjaya

Dinasti Syailendra

1. Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Pihitan
3. Sri Maharaja Rakai
Kayuwangi
4. Sri Maharaja Rakai
Watuhmalang
5. Sri Maharaja Watukura Dian
Belitung
6. Sri Maharaja Daksa
7. Sri Maharaja Rakai Wawa

1. Raja Indra
2. Raja
Samarottungga

Mata Pencaharian: Pertanian, perdagangan pertambangan,
dan pelayaran.

Kerajaan Sunda
Letak
Sumber Sejarah

: Jawa Barat
: Prasasti dan Kitab Carita. Prasasti
antara lain Prasasti Rakryan Suru
Pangambat , Prasasti Horen, Prasasti
Citasih, dan Prasasti Astanagene. Kitab
Carita antara lain Kidung Sundayana,
Prahyangan,
dan
Sang
Hyang
Siksakanda.

Raja-Raja
2.
3.
4.
5.
6.

: 1. Rahyang Niskala Wastu Kencana
Rahyang Dewa Niskla
Sri Baduga Maharaja
Hyang Wuni Sora
Ratu Samian (Prabu Surawisesa)
Prabu Ratu Dewata

Kerajaan Bali
Letak
Kudungga

: Sebelah timur Kerajaan

Sumber Sejarah

Raja-Raja

: Prasasti Sanur, Prasasti Calcuta
dan Candi Gunung Kawi (Tampak
Siring)

: 1. Sri Kesariwarmadewa
2. Ugrasena
3. Tabanendra Warmadewa
4. Jayasingha Warmadewa
5. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi
6. Dharma Udayana Warmadewa
7. Marakata
8. Anak Wungsu
9. Bedahulu

Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur
Letak

: Jawa Timur

Sumber Sejarah : Prasasti, candi, Kesusasteraan,
Arca, Kitab suci Agama Buddha, dan
Berita Asing
Raja-Raja

: 1. Raja Mpu Sindok
2. Dharmawangsa
3. Airlangga
Mata Pencaharian: Perdagangan dan

pelayaran

Kerajaan Kediri
Letak

: Tepi Sungai Brantas, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Berita China dan Prasasti. Prasasti
antara lain Prasasti Sirahketting,
Prasasti Padiegang, Prasati Hantang,
Prasasti Jaring, dan Prasasti Kemulan
Raja-Raja

: 1. Jaya Warsa
2. Jaya Baya
3. Sarmeswara
4. Argaswara
5. Ganara
6. Karmeswara
7. Kertajaya
Mata Pencaharian: Pedagang

Kerajaan Singasari
Letak

: Wilayah Kota Malang, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Kitab ( Kitab Paraton dan Kitab
Negarakertagama), Prasasti, Berita
China, dan Candi (Candi Kidal, Candi
Jago, dan Candi Singasari)
Raja-Raja

: 1. Ken Arok
2. Anusapati
3. Tohjaya
4. Wisnuwardhana
5.Kertanegara
Mata Pencaharian: Pertanian

Kerajaan Majapahit
Letak

: Hutan Tarik dekat delta Sungai
Berantai, Mojokerto, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Prasasti Butak, Kidung Harsawijaya,
Kidung Pani Wijayahrama, Kitab
Pararaton, dan Kitab
Negarakertagama
Raja-Raja
2.
3.
4.
5.

:1. Raden Wijaya
Jayanegara
Tribhuwanatunggadewi
Hayam Wuruk
Wikrama Wardhana

Mata Pencaharian: Pertanian dan
Perdagangan

B. Perkembangan Negara Tradisional Islam di
Indonesia
1.Proses masuknya Agama Islam Ke Indonesia
Islam masuk di Indonesia melalui :

Perdagangan

Pendidikan

Perkawinan

Seni

Tasawuf

Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang
menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia. Letak
Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan
di Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari
seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan
selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan
mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini
juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri
asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang
atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu
peran penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.

Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim
dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini
menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk
menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini.
Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih
dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar
muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar
penyebaran Islam di Nusantara.

Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan
setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan
di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru
agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus
akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.

Pesantren Tegalsari

Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian
untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.
Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang
yang mementaskan wayang untuk mengenalkan
agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan
biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau
Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai
Islam.

Tasawuf

Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab:
‫ف‬
‫صصصصصصصو‬
‫ت‬
) ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan
jiwa, menjernihan akhlaq, serta membangun dhahir dan batin. Dalam
aliran ini, Islam didifusikan lewat pengalaman personal (eksperensial)
dalam mendekati Tuhan. Aliran inilah yang paling cepat mendorong
konversi penduduk Indonesia ke dalam Islam nusantara.

Teori
Persia

Teori
Gujarat

Teori
Msukny
a Islam

Teori
Mekkah

Teori Gujarat 
Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan
bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13
Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Kambay (Gujarat),
India.

Teori Persia
Teori ini dipelopori oleh P.A Husein
Hidayat. Teori Persia ini menyatakan bahwa
agama Islam dibawa oleh para pedagang
dari Persia (sekarang Iran) karena adanya
beberapa kesamaan antara kebudayaan
masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.

Teori Mekkah
Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah
bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa
oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam
sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang
menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah
perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

Masuknya Islam ke Indonesia
Ada beberapa pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia.
Pendapat tersebut dikemukakan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan.
Pendapat yang menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia
adalah antara abad ke-7 dan ke-8. Pendapat ini mendasarkan bukti pada
abad tersebut telah terdapat perkampungan orang ISlam di sekitar Selat
Malaka..
Pendapat lain menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia
abad ke-11. Pendapat ini mendasarkan bukti pada sebuah batu nisan Fatimah
binti Maimun yang dikenal dengan Batu Leran di daerah Tuban Jawa Timur
yang berangka tahun 1082 Masehi.

Makam Fatimah binti Maimun

Ada juga yang berpendapat pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia pada
abad ke-13. Pendapat ini berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut:
1. Batu nisan Sultan Malik al Saleh berangka tahun 1297 Masehi. Sultan
Malik al Saleh adalah raja Samudra Pasai pertama yang masuk Islam.
Kerajaan ini adalah kerjaan Islam pertama di Indonesia.
2. Catatan perjalanan Marco Polo yang pernah singgah di Kerajaan Perlak
(1292). Dalam catatannya menceritakan penduduk kota Perlak telah
menganut Islam, sedangkan di luar kota belum, melainkan masih
animisme dan dinamisme.
3. Catatan Ibnu Battuta (12345 - 1346) yang menyatakan bahwa Samudra
Pasai menganut paham Syafi'i. Hal ini membuktikan bahwa Islam sudah
berkembang di kerajaan tersebut.
4. Catatan Ma-Huan musafir Cina ini memberitakan pada awal abad ke-15
Masehi sebagian besar masyarakat di pantai utara Jawa Timur telah
memeluk agama Islam. Suma Oriental dari Tome Pires musafir Portugis
memberitakn tentang penyebaran Islam antara tahun 1512 sampai tahun
1515 Masehi, yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga kepulauan
Maluku.

Faktor-faktor yang mendukung penyebaran Islam di
Indonesia
Faktor-faktor yang mendukung penyebaran Islam cepat berkembang
di Indonesia adalah seperti berikut:
1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat,
yang berisi pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan
Muhammad utusan Tuhan.
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi
rakyat biasa yang jumlahnya justru lebih besar.Upacara-upacara
keagmaan sangat sederhana.
4. Islam disebarkan dengan cara damai
akulturasi dengn kebudayaan setempat.

lewat

kesenian

dan

5. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan
Islam berkembang pesat.

2. Proses Perkembangan Agama Islam di
Indonesia
Kesultanan
Samudrerai
Pasai
Kesultanan
Aceh

Kesultanan
Gowa-Tallo

Kerajaan
Demak
Kesultanan
Banjar
Kesultanan
Banten

Kesultanan
Cirebon
Kerajaan
Mataram
Islam
KesultananT
ernate dan
Tidore

Kerajaan Samudra Pasai
1.Kerajaan Samudra Pasai berkembang pada abad Abad 13 yang
terletak
di
daerah Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara.
2.Keberadaan kerajaan Samudra Pasai dibuktikan dengan adanya
Catatan Marcopolo dari Venetia, Catatan Ibnu Batulah dari Maroko, Batu
nisan Sultan Malik al-Saleh dan Jirat Putri Pasai.
3. Peranan Samudra Pasai dalam bidang perdagangan adalah Dengan
letak yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan
maritim dan memiliki hegemoni atas pelabuhan-pelabuhan yang penting
di PesisirPantai Barat Sumatera serta berkembang sebagai Bandar
Transito.
4.Raja-raja

yang

memerintah

di

Samudra

Pasai

Sultan Malik al-Saleh (1285 – 1297)
Sultan Muhammad (Malik al-Tahir I)
Sultan Ahmad (Malik al-Tahir II)

antara

lain:

Kerajaan Demak
Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah
dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara
sungai Demak,yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di
perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan
dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).
Demak pada masa sebelumnya sebagai suatu daerah yang
dikenal dengan nama Bintoroatau Gelagahwangi. Kabupaten
Demak dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan
Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) yaitu raja Majapahit.
Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat
berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran
Islam di pulau Jawa. Setelah melakukan penyerangan dan
membuat Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai
kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu
Raden Patah.
.

Kerajaan Banten
Lokasi kerajaan Banten terletak di wilayah Banten sekarang,
yaitu di tepi Timur Selat Sunda sehingga daerahnya strategis dan
sangat ramai untuk perdagangan nasional.
Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka daerah Banten
diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin, sedangkan
Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal
keagamaan.
Pada masa pemerintahan Hasannudin, Banten dapat
melepaskan diri dari kerajaan Demak, sehingga Banten dapat
berkembang cukup pesat dalam berbagai bidang kehidupan.
Silsilah
Raja-raja
Banten(1552 –
1. Sultan
Hasannudin
1570)
3. Maulana Muhammad (1580 –
1596)
5. Abumaali Achmad (1640 – 1651)

2. Panembahan Yusuf (1570 –
1580)
4. Abulmufakir (1596 – 1640)
6. Sultan Abdul Fatah/Sultan
Ageng Tirtayasa (1651 – 1682)

7. Abdulnasar Abdulkahar/Sultan Haji (1682 – 1687)

Kerajaan Mataram Islam
Berdiri tahun 1586
Silsilah Raja :
1. Sutawijaya yang bergelar Panembahans Senopati (1586-1601)
2. Mas Jolang (1601 – 1613)
Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai
untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang
gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama
Panembahan Seda Krapyak.
3. Sultan Agung
pada masa inilah Mataram mencapai puncakkejayaan. Wilayah
Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian
Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi
: Sosial Budaya
Bidang
Bidang Politik
Munculnya kebudayaan
Walaupun
gagal
Bidang Ekonomi
kejawen, Sultan Agung
mengusir
VOC,
Sultan
Kerajaan
Mataram
berhasil
menyusun
Agung
berhasil
mampu meningkatkan
Tarikh
Jawa
dan
menyatukan
kerajaanproduksi beras.
mengarang kita sastra
kerajaan Islam di Jawa dan
Gending Nitisruti dan
menyerang
VOC
di
Astabrata.
Batavia.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami
kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.

KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE
Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan
Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Pusat pemerintahan Ternate
terdapat di Sampalu. Letak tersebut sangat strategis dan penting
dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku
merupakan penghasil rempah-rempah terbesar
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang mendapatkan pengaruh
Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu.
Raja ternate yang pertama ialah Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja
Ternate yang terkenal ialah Sultan Harun.
Hasil utama Ternate ialah cengkeh dan pala. Keadaan seperti ini telah
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih
dikenal dengan sebutan Kerajaan
Makassar. Kerajaan ini terletak di
daerah Sulawesi Selatan dengan
Ujungpandang
Kerajaan
Makasar
merupakan
Kerajaan Gowa-Talloibukotanya
(Makassar).
kerajaan Maritim dan berkembang
sebagai
pusat
perdagangan
di
Indonesia bagian Timur. Hal ini
ditunjang oleh beberapa faktor :
• letak yang strategis, 
• memiliki pelabuhan yang baik 
• jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis
tahun
1511
yang
menyebabkan banyak pedagangTokoh-tokoh Kerajaan Gowa-Tallo
pedagang yang pindah ke Indonesia
1.
Sultan
Alauddin
(Karaeng
Sultan Hasanuddin
Sultan Alauddin Timur.
Ma’towaya
Tumamenanga
ri
Agamann), merupakan Raja Gowa
Tallo yang pertama kali memeluk
agama islam yang memerintah dari
tahun 1591 – 1638. 
2. Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke16 dan pahlawan nasional Indonesia 
ISTANA RAJA GOWA

Kesultanan Cirebon

Kesultanan
Cirebon
adalah sebuah kesultanan
pada abad ke-15 dan 16
Masehi, dan Lokasinya di
pantai utara pulau Jawa
yang
merupakan
perbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Barat,
membuatnya
menjadi
pelabuhan
dan
"jembatan"
antara
kebudayaan
Jawa
dan
Sunda sehingga tercipta
suatu kebudayaan yang
khas, yaitu kebudayaan
Cirebon
yang
tidak

Pemerintahan:
1. Sunan Gunung Jati (14791568)
2. Fatahillah (1568-1570)
3. Panembahan Ratu I atau
Pangeran Mas (1570-1649)
4. Panembahan Ratu II atau
Pangeran Rasmi (1649-1677

Lukisan Sunan Gunung Jati

Kesultanan Banjar
Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan , wilayahnya saat ini termasuk ke
dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Menurut Hikayat Banjar, Kesultanan Banjar didirikan oleh Pangeran Samudra
setelah melumpuhkan Negeri Daha sehingga merupakan kelanjutan dari Negeri
Daha.
Pangeran Samudra meindahkan ibu kota kesultanan dari Muara Bahan ke
Banjarmasin dan berkembang menjadi kerajaan yang bercorak Islam.
Raja pertama Kesultanan Banjar ialah Sultan Suriansyah (1520-1546) dan pada
tahun 2010, rajanya ialah Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah yang
merupakan raja ke 23.

 

 

kraton/istana kenegaraan Kesultanan
Banjar di Martapura di tahun 1843.

Kesultanan Aceh Darussalam memulai pemerintahannya ketika Kerajaan
Samudera Pasai sedang berada di ambang keruntuhan. Samudera Pasai
diserang oleh Kerajaan Majapahit hingga mengalami kemunduran pada sekitar
abad ke-14, tepatnya pada 1360. Pada masa akhir riwayat kerajaan Islam
pertama di nusantara itulah benih-benih Kesultanan Aceh Darussalam mulai
lahir.
Pendiri sekaligus penguasa pertama Kesultanan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 Hijriah atau
tanggal 8 September 1507 Masehi.
Kejayaan Kesultanan Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda (1607-1636 M). Kedudukannya diganti oleh Sultan Iskan Thani. Namun
setelah Sultan Iskandar Thani wafat, Aceh mengalami kemunduran.
Kesultanan Aceh merupakan kesultanan Islam yang bercorak agraris dan
Maritim. Kesultanan Aceh menerapkan sistem perdagangan yang bebas dan
terbuka. Dalambidang keagamaan, di Kesultanan Aceh berkembang dua aliran
agama Islam yaitu Aliran Syiah dan Aliran Sunnah Waljama’ah.

3. Perbandingan Konsep Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha dan
Negara Tradisional Bercorak Islam

A. Konsep Kekuasaan Kerajaan Bercorak Hindu-Budha
Bentuk Pemerintahan Kerajaan HinduBudha

1. Raja

3. Rakryan
Mahamantri
Katrini

2. Yuwaraja atau
Kumamararaja

4. Rakryan
Mahamantri ri
Pakirankiran

5.
Dharmmadhyaksa

1. Raja
Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia
yang memegang otoritas politik tertinggi dan
menduduki puncak hirarki kerajaan. Hal tersebut
dapat terlaihat pada prasasti Tahanaru (1323M)
disebutkan bahwa bahwa kerajaan Majapahit
dilambangkan sebagai prasada dengan raja sebagai
Wisnuawatara. Selain itu, dalam prasati Jayapatra
(jayasong) dari Bendosari yang berasal dari zaman
Raja Hayam Wuruk, di dalam prasati ini raja
diumpamakan sebagai patung siwa. Raja juga
memiliki kedudukan dalam kelompok yang disebut
Battara Sapta Prabu atau semacam Dewan
Pertimbangan Agung.

2. Yuwaraja atau Kumamararaja
Jabatan ini biasanya diduduki oleh putra atau
putri
mahkota.berdasarkan
berbagai
prasasti
bahkan dalam kitab Negarakertagama diketahui
bahwa sebagai seorang putera mahkota atau raja
muda, biasanya ia telah diserahi atau dinobatkan
sebagai
raja
daerah.
Tribuanatunggadewi
Jayawisnuwardana pernah mengeluarkan prasati
tentang penobatan Hayam Wuruk sebagai raja di
daerah Jiwana.

3. Rakryan Mahamantri Katrini
Jabatan tersebut telah ada pada zaman Mataram hindu, yakni
pada masa Rakai Kayuwangi ,dan tetap ada sampai masa kerajaan
Majapahit, pejabat-pejabat ini ada 3 orang yakni:
1. Rakryan Mahamantri i Hino
2. Rakryan Mahamantri i Halu
3. Rakryan Mahamantri i Sirikan
Ketiga pejabat ini memiliki kedudukan penting setelah raja, dan
mereka inilah yang menerima perintah langsung dari raja, tetapi
ketiga pejabat ini bukanlah pelaksana dari apa yang diperintahkan
raja sebab perintah tersebut akan diteruskan pada pejabat-pejabat
lain lain yang ada dibawahnya. Diantara ketiga pejabat tersebut
Rakryan Mahamantri i Hino yang terpenting dan tertinggi, ia memiliki
hubungan yang paling tepat dengan raja sehingga berhak untuk
mengeluarkan prasasti-prasasti. Oleh karena itu para ahli menduga
bahwa jabatan itu kebanyakan dipegang oleh putra mahkota.

4. Rakryan Mahamantri ri Pakirankiran
Jabatan ini berupa kelompok pejabat tinggi yang berfungsi
semacam Dewan Mentri atau sebagai Badan Pelaksana
Pemerintahan. Biasanya terdiri atas 5 orang(para tanda rakryan)
yakni :
1. Rakryan Mahapatih / Patih Hamangkubhumi
2. Rakryan Tumenggung ( panglima kerajaan)
3. Rakryan Demung ( pengatur rumah tangga kerajaan)
4. Rakryan Rangga ( pembantu panglima)
5. Rakryan Kanuruhan (penghubung dan tugas-tugas protokoler)

5. Dharmmadhyaksa
Dharmmadhyaksa adalah pejabat tinggi yang
bertugas dalam yuridiksi keagamaan, antara
lain :
1. Dharmmadhyaksa ring Kasaiman, untuk
urusan agama Siwa
2. Dharmmadhyaksa ring kasogatan, untuk
urusan agama Budha

B. Konsep kekuasaan kerajaan bercorak Islam
Lain dengan pengangkatan seorang raja pada kerajaan bercorak
hindu-budha, pada kerajaan bercorak Islam tidak menggunakan
sistem garis keturunan melainkan garis kelanjutan dari ”wahyu”.
Siapapun orangnya jika ia diberi wahyu oleh tuhan berupa pulung
atau kekuatan suci, ia akan memimpin tanah Jawa. Misalnya seorang
raja yang memperoleh ”cahata nurbuat”, yang merupakan wahyu
ilahi, yang memiliki kekuasaan magis dan mistik akan berhasil
menguasai seluruh tanah Jawa.
Adapun bentuk dan istilah yang digunakan untuk melambangkan
pemerintaha kerajaan Islam antara lain :

1. Sultan
Susuhunan

dan

2.

Sunan

1. Sultan dan Susuhunan
Pada zaman kerajaan bercorak Islam, sistem pemerintahan
kerajaan bercorak agama Islam dan dipimpin oleh seorang
sultan yang merupakan sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebut seorang raja, adapula sebutan-sebutan
untuk seorng raja yakni: Susuhunan, Panembahan, dan
Maulana. Diluar daerah jawa adapula panggilan maupun
sebutan untuk seorang raja yakni; sombaya (yang di
sembah), payunge( yang berpayung), dan masih banyak
lagi. Adapula yang membedakan seorang raja di kerajaan
bercorak hindu-budha dengan seorang sultan pada
kerajaan bercorak Islam adalah sistem keagamaan yang
dianut yang mengarahkan kerajaan tersebut.
2. Sunan
Sunan adalah istilah untuk menyebutkan seorang yang
dituakan dan berpengalaman luas dalam agama islam.
Selain itu pula para sunan adalah sebagian orang yang
bertugas untuk mengajarkan dan menerapkan agama islam