Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belaja

Prosiding Seminar Nasional Hayati V 2017

ISBN : 978-602-61371-1-1

Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kreativitas
Peserta Didik Kelas X pada Materi Dunia Hewan Melalui Penerapan
Penggunaan Strategi Pembelajaran Group Investigation (GI)
Berbasis Lesson Study
Salis Satur Rodiyah1, Mumun Nurmilawati2, Agus Muji Santoso2

MTs Sunan Kalijogo, Kediri
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email: salissaturrodiyah@gmail.com
1
2

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil peningkatan motivasi
belajar dan kreativitas peserta didik kelas X di SMA Pawyatan Daha
Kediri dengan menggunakan strategi pembelajaran GI berbasis

lesson study. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan secara lesson study yang dilaksanakan sebanyak 3
siklus. Data motivasi belajar diukur dengan menggunakan angket
yang tervalidasi. Data kreativitas dihimpun dengan menskor
kreativitas peta pikirian yang disusun oleh siswa. Penelitian
menunjukkan adanya penurunan motivasi belajar peserta didik
sebesar 0,07% pada awal siklus, dikarenakan kondisi kelas ramai
dan beberapa peserta didik yang tidur dalam kelas. Motivasi siklus 2
mengalami kenaikan sebesar 4,35%. Kreativitas peserta didik
mengalami kenaikan dari 76,67% menjadi 78,33%.

PENDAHULUAN

Kata Kunci
inkuiri,
motivasi,
kreativitas,
group investigation,
lesson study


Peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah berpotensi untuk kurang kreatif
dalam menyelesaikan permasalahan dalam materi belajarnya. Kreativitas belajar merupakan
kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam belajarnya.
Kemampuan dalam melihat berbagai cara atau langkah dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.Peserta didik yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi lebih baik prestasi
belajarnya dari pada peserta didik yang memiliki tingkat kreativitas yang sedang atau rendah
[1].
Untuk mewujudkan kreativitas diperlukan adanya dorongan dari dalam diri individu
(motivasi intrinsik) dan motivasi dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Bakat
seseorang dapat terwujud apabila ada dorongan yang kuat dari lingkungan dan kemauan yang
kuat untuk menghasilkan sesuatu. Jika lingkungan mendukung maka kemampuan atau bakat
dapat berkembang dengan baik, sebaliknya jika lingkungan tidak mendukung maka
kemampuan akan terhambat [2].
Bedasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan sebanyak 70% peserta
didik mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan mendiskripsikan ciri-ciri filum
dalam dunia hewan dan perananya bagi kehidupan. Alasan yang diungkapkan bermacam
salah satunya adalah tidak adanya kegiatan belajar yang diintegrasikan di luar kelas, ataupun
praktik secara langsung di laboratorium. Dampaknya peserta didik kurang aktif, kurang
230


Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

menperhatikan guru, dan suka berbicara dengan teman teman dalam kelas tentang topik di
luar pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik memiliki motivasi belajar
yang kurang.
Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas peserta didik, adalah
menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri berjenis Group Investigation (GI). Inkuiri
pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menjawab pertanyaan dan
memecahkan masalah berdasarkan fakta dan observasi [3]. Model pembelajaran berbasis
inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran kontekstual menggutamakan proses
penemuan dalam kegiatan pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan [4].
Pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan motivasi peserta didik karena kegiatan
inkuiri berasal dari pertanyaan peserta didik sendiri [3].
Berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut, guru membutuhkan persiapan
pelaksanaan pembelajaran yang matang, memilih model pembelajaran yang sesuai,
mempersiapkan media pembelajaran dengan maksimal, mempersiapkan evaluasi
pembelajaran yang tepat. Kondisi demikian, menuntut agar guru bekerja secara kolaboratif
dengan menggunakan lesson study. Melalui lesson study guru dapat berkolaborasi dengan
guru yang lain untuk persiapan pembelajaran. Lesson study (LS) atau kaji pembelajaran adalah
suatu pendekatan peningkatan pembelajaran yang secara kolaboratif dilakukan oleh guru [5].

Berdasarkan hasil survei, guru Biologi di sekolah sasaran belum berkolaborasi dalam
memperbaiki mutu pembelajaran karena jumlah guru Biologi yang terbatas dan jadwal
mengajar yang padat. Temuan tersebut sesuai dengan Yuliani et al. bahwa guru sering
mengalami kendala dalam memperbaiki pembelajaran karena jadwal mengajar yang padat
[6]. Pada sisi lain, Santoso et al. juga menyampaikan bahwa kendala guru dalam memperbaiki
pembelajaran adalah karena guru memiliki kemampuan mengobservasi yang terbatas saat
mengajar di kelas [7]. Oleh karena itu, kolaborasi antar guru sebidang (MIPA) maupun antar
rumpun di sekolah sangat diperlukan agar guru mampu tetap berkolaborasi untuk
memperbaiki mutu pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan
kreativitas peserta didik kelas X di SMA Pawyatan Daha Kediri dengan menggunakan startegi
pembelajaran melalui lesson study.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang mengacu model PTK dari
McKernan [8] yang dilaksanakan secara lesson study. Setiap satu siklus PTK terdapat beberapa
tahapan yaitu definisi masalah, asesmen kebutuhan, hipotesis/ gagasan, implementasi,
evaluasi, keputusan. Dalam penelitian ini data primer meliputi motivasi dan kreativitas belajar
sebagai data pokok serta data sekunder meliputi partisipasi peserta didik, keterlaksanaan

belajar mengajar, hasil belajar sebgai data penunjang.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Juni 2014 di SMA
Pawyatan Daha Kota Kediri pada kelas X 5, dengan jumlah peserta didik sebanyak 40. Materi
pembelajaran yang digunakan adalah materi Kingdom Animalia pada semester Genap tahun
ajaran 2013-2014 di SMA Pawyatan Daha Kota Kediri. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan 2 siklus PTK lesson study. Pada siklus I PTK terdiri dari 3 siklus lesson study,
sedangkan pada siklus II PTK terdiri dari 1 siklus lesson study. Masing masing siklus lesson

231

Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

study terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 2 jam pelajaran. Pada kegiatan pembelajaran
peserta didik dibagi dalam 5 kelompok.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pada dalam penelitian ini adalah dengan
teknik observasi, wawancara, angket, catatan observer, tes tulis. Penjabaran masing masing
masing prosedur adalah sebagai berikut:
1. kegiatan observasi dilaksanakan pada sekolah yang dituju selama 3 bulan sebelum
penelitian dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal dan memahami
karakteristik peserta didik serta pengenalan kepada peserta didik supaya tidak

merasa asing dengan guru. Wawancara awal dilakukan pada guru mata pelajaran
Biologi untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
kondisi awal peserta didik.
2. Angket dalam penelitian ini di berikan kepada 30 peserta didik dari dua kelas, kelas
XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon
atau tanggapan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang dianggap sulit.
3. Angket motivasi belajar yang tervalidasi oleh ahli (dengan hasil valid) digunakan
untuk mengukur profil motivasi belajar siswa sebelum dengan sesudah
pembelajaran. Angket tersebut terdiri atas 16 pernyataan positif. Setiap pertanyaan
mempunyai empat pilihan jawaban dengan rentangan nilai 1 4. Hasil penilaian
angket motivasi dibagi dalam 4 rentangan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang.
Instrumen motivasi divallidasi dengan cara validasi ahli.
4. Observasi kelas dilakukan oleh para observer selama kegiatan do berlangsung untuk
mengetahui partisipasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pengamatan kegiatan
guru.
5. Pengumpulan data kreativitas dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil mind map
yang telah dibuat oleh peserta didik dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian
mind map [9]. Kemudian nilai mind map dibandingkan antar siklus. Mind map dinilai
dengan menggunakan rubrik penilaian mind map, yang meliputi 3 kriteria yaitu

desain, kata kunci, hubungan cabang utama dengan cabang yang lain. Setiap kriteria
mind map memiliki rentangan point 1 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase motivasi awal peserta didik kelas X 5 adalah 74,90%, pada siklus 1 persentase
motivasi peserta didik adalah 74,83 %, sedangkan pada siklus 2 persentase motivasi peserta
didik adalah 79,18%. Berdasarkan pemaparan ini motivasi peserta didik mengalami penurunan
pada siklus 1 sebesar 0,07%. Pengambilan angket motivasi siklus 1 dilakukan pada siklus 3
lesson study. Berdasarkan hasil refleksi siklus 3 lesson study bahwa kondisi kelas ramai, ada
beberapa peserta didik yang tidur dalam kelas, serta contoh gambar pada pemantapan materi
kurang hal inilah yang membuat peserta didik mengalami penurunan motivasi. Selain itu
berdasarkan kenaikan dan penurunan motivasi peserta didik, ada beberapa peserta didik yang
mengalami penurunan motivasi pada siklus 1 ini. Pada siklus 2 persentase motivasi peserta
didik mengalami kenaikan secara keseluruhan.
Antara motivasi awal dengan motivasi pada siklus 1 terdapat 29 peserta didik yang dapat
diamati perkembangan motivasinya, sedangkan pada siklus 1 dan siklus 2 terdapat 36 peserta
didik yang dapat diamati perkembangan motivasinya. Peserta didik yang mengalami
232


Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

penurunan motivasi turun dari 12 anak menjadi 9 anak, yang motivasinya tetap ada 3 anak,
dan peserta didik yang mengalami kenaikan motivasi naik menjadi 24 anak.

Gambar 1 Perbandingan Persentase Motivasi Belajar Perserta Didik tiap Siklus

Persentase kreativitas siklus 1 penelitian tindakan kelas pada kelas X 5 mencapai 76,67 %.
Sedangkan pada siklus 2 penelitian tidakan kelas persentasenya adalah 78,33 %. Persentase
kreativitas peserta didik naik sebesar 1,66 %.
Terdapat 3 kelompok yang mengalami kenaikan nilai kreativitas, 1 kelompok mengalami
penurunan dan 1 kelompok lagi tetap. Kreatifitas belajar peserta didik kelas X 5 secara
keseluruhan mengalami kenaikan, namun perlu diperhatikan bahwa ada satu kelompok yang
mengalami penurunan nilai kreatifitas yaitu kelompok 3. Penurunan ini terjadi karena
kelompok kurang kompak dalam mengerjakan tugas.

Gambar 2 Profil kreativitas peserta didik

Berdasarkan data motivasi yang diperoleh bahwa persentase motivasi turun pada siklus 1
penelitian tindakan kelas sebesar 0,07%. Kemudian mengalami kenaikan sebesar 4,35% pada

siklus 2. Kenaikan persentase motivasi ini sejalan dengan kenaikan persentase kreativitas
peserta didik. Kenaikan persentase kreativitas sebesar 1,66 % dari siklus 1 penelitian tindakan
kelas. Selain itu kenaikan juga terjadi pada hasil belajar peserta didik, hasil belajar mengalami
kenaikan sebesar 8,11% dari sikuls 1 penelitian tindakan kelas.

233

Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

Kenaikan motivasi belajar peserta didik diduga karena peserta didik tertarik untuk
melakukan pengamatan secara langsung, melakukan pemecahan masalah berdasarkan fakta.
Pada dasarnya inkuiri dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menjawab pertanyaan dan
memecahkan masalah berdasarkan fakta dan observasi [3, 10]. Model pembelajaran berbasis
inkuiri adalah model belajar yang menekankan peserta didik untuk lebih aktif memecahkan
permasalahan yang telah diberikan kepada guru secara mandiri. Inkuiri dipandang mampu
meningkatkan motivasi peserta didik karena model tersebut merupakan model pembelajaran
yang berusaha menjawab pertanyaan yang berasal dari peserta didik [3]. Berawal dari
ketertarikan untuk melakukan pengamatan secara langsung inilah kreativitas peserta didik
muncul untuk menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Munandar untuk mewujudkan kreativitas diperlukan adanya dorongan dari dalam diri individu

(motivasi intrinsik) dan motivasi dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik) [2]. Dalam
kegiatan pembelajaran motivasi berkaitan erat dengan kreativitas peserta didik.
Sejalan dengan naiknya motivasi peserta didik, kreativitas peserta didik juga naik.
Kreativitas peserta didik kelas X 5 naik diduga karena dengan pengamatan langsung atau
dengan berinkuiri peserta didik akan mendapatkan lebih banyak masalah dari diri mereka
sendiri. Sehingga untuk mencari jawaban peserta didik akan cenderung berpikir secara meluas
maupun menyempit ketika mencari solusi baru dan akan mempersempit pilihan ketika
mencari jawaban [1]. Salah satu upaya untuk mendorong kreativitas adalah dengan
pembuatan mind map. Mind map dipandangdapat meningkatkan kreativitas karena proses
kerjanya melibatkan seluruh bagian dari otak kiri dan otak kanan seseorang dan tidak
mengunggulkan salah satu bagian otak saja [11].
Kenaikan motivasi dan kreativitas peserta didik berdampak baik terhadap hasil belajar
mereka. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki dorongan yang kuat serta memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam belajar. Peserta didik yang memiliki tingkat
kreativitas yang tinggi lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang memiliki
tingkat kreativitas yang sedang atau rendah [1].
Selain itu dengan berinkuiri menjadikan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan tingginya persentase keaktifan peserta didik.
Kegiatan menyampaikan pendapat terjadi penurunan persentase pada siklus 3 lesson study,
hal ini dikarenakan media ajar yang digunakan oleh guru kurang memiliki beragam gambar.

Sehingga peserta didik kurang memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Namun hal
tersebut dapat teratasi pada pertemuan siklus 4 lesson study. Pada kegiatan mengajukan
pertanyaan mengalami kenaikan secara bertahap. Pada kegiatan mendukung atau menolak
pendapat teman mengalami penurunan persentase pada siklus 2 lesson study. Hal ini
disebabkan pada siklus ke 2 lesson study, kegiatan diskusi terjadi lebih mengarah untuk
menjawab pertanyaan dari peserta didik yang bertanya. Keaktifan peserta didik dalam inkuiri
ini sesuai dengan manfaat berinkuiri menurut Kardi yaitu peserta didik dapat memahami
hubungan antara kegiatan inkuiri dengan materi yang mereka pelajari [3]. Jika peserta didik
hanya berupaya menjawab pertanyaan yang disusun oleh guru, mereka kurang merasakan
ikut memiliki pengetahuan tersebut, sehingga pengetahuan tersebut kurang bermakna bagi
peserta didik.

234

Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

SIMPULAN

Hasil penelitan ini mengungkapkan bahwa penggunaan startegi pembelajaran GI secara lesson
study dapat meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas peserta didik kelas X.

DAFTAR RUJUKAN
[1]

Manasikana, Oktaffi A., Ashadi, Haryono. 2012. Pembelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri
Terbimbing dan Proyek Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Menggunakan Alat laboratorium.
Jurnal
Inkuiri,
1
(1):
24-33.
(Online),
tersedia:
http://eprints.uns.ac.id/1141/1/112%2D198%2D1%2DSM.pdf, diunduh 25 Mei 2013.
[2] Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
[3] Kardi, S. 2012. Pengantar Pengembangan Kurikulum dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
[4] Setiawan, IGAN. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dalam Strategi Inkuiri dan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Penguasaan
Konsep-konsep Biologi Peserta didik SMP di Kecamatan Buleleng Bali. Disertasi. Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasajana Universitas Negeri Malang. Tidak Dipublikasikan.
[5] Santoso, AM dan Primandiri PR.2017. Respon Mahasiswa terhadap PPLI I Berbasis Lesson Study.
Bioma Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi. 2 (1): 11-22.
[6] Yuliani, Wahyuningtyas E., Primandiri PR., dan Santoso AM. 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Berbasis Local Materials (LM) melalui Lesson Study (LS) untuk
Meningkatkan Keterampilan Metakognisi, Keterampilan Inkuiri dan Hasil Belajar Siswa Kelas X5
SMAN 1 Mojo Kediri pada Materi Tumbuhan. Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 353-358.
[7] Santoso AM., Setyowati E., dan Nurmilawati M. 2011. Pembangunan Karakter melalui Lesson Study
pada Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis Keunggulan Lokal. Prosiding Seminar Nasional VIII
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Marat Surakarta. 357-363.
[8] Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Pnelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan
Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[9] Suratmi dan NoviyantiF. 2013. Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar. Prosiding Semirata FMIPA
Universitas
Lampung.
(Online),
tersedia:
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewFile/641/461, diunduh 11 Januari
2014.
[10] Pramitasari, A., Indriana, Y., Ariati, J. 2011. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Metode
Pembelajaran Kontekstual Dengan Motivasi Belajar Biologi Peserta didik Kelas XI IPA SMAN 1
Pangkalan Kerinci, Riau.Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1 (92-102). (Online), tersedia :
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/download/2915/2599, diunduh 30 Mei
2013.
[11] Buzan, T. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

235