MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN PROFESI GUR
BAB I
PROFESI GURU
A. PENGERTIAN PROFESI
Pengertian profesi menurut para ahli :
1. Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang
didasarkan pada studi intelektual dan latihan yang khusus, tujuannya iyalah
untuk menyediakan pelayanan ketrampilan terhadap yang lain dengan
bayaran maupun upah tertentu.
2. Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam
prakteknya didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa
bagian pelajaran ataupun ilmu pengetahuan.
3. Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ), profesi merupakan pekerjaan atau
jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan
terhadap profesi. (http://www.gurupendidikan.com/5-pengertiandan-karakteristik-profesi-menurut-para-ahli/)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan , jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat
melalui pendidikan serta latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki
tanggung jawab serta kode etik tertentu.
Setelah mempelajari pendapat para ahli maka ciri-ciri umum suatu profesi
ialah pekerjaan yang :
1. Memerlukan pendidikan yang lama untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan;
2. Memerlukan sistem ujian teori dan praktek untuk mendapatkan kewenangan
dan mutu profesi;
3. Mempunyai organisasi profesi untuk memelihara kepentingan kewenangan
dan mutu profesi;
4. Mempunyai kode etik untuk menjadi pegangan anggota profesi dalam
bertugas; dan
5. Mempunyai standar
pegnetahuan
dan
keterampilan
khusus
yang
dikembangkan, dan yang membedakan dari profesi lain.
Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vacation, melainkan suatu vokasi
khusus yang mempunyai ciri-ciri expertise (keahlian), responsibility (tanggung
jawab), corporatenes (rasa kesejawatan). (Nugroho, 1982)
B. ORGANISASI PROFESI GURU
Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
2.
Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
(http://iierrrr.blogspot.com/2012/04/organisasi-profesi-keguruan.html)
Menurut Pengertian di atas, penyaji menyimpulkan bahwa Organisasi
adalah pola hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama.
Organisasi profesi merupakan suatu wadah, tempat para anggota professional
tersebut menggabungkan diri dari mendapatkan perlindungan.
Persatuan
Guru
BAB II
KODE ETIK GURU INDONESIA
Republik Indonesia (PGRI) menyadari
pendidikan
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan
Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila serta Undang-Undang dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab pada
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas
dasar itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru
dengan mempedomani isi pernyataan berikut ini :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian peserta didiknya
masing-masing
b. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmani dan
rohani) bagi peserta didik
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila, Pendidikan Moral
Pancasila bagi peserta didiknya
d. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila
e. Guru melatih dan memecahkan masalah-masalah dan membina daya
kreasi peserta didik, agar kelak dapat menunjang masyarakat yang
sedang membangun
f. Guru membantu sekolah di dalam usaha menanamkan pengetahuan
keterampilan kepada peserta didik
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan peserta
didiknya masing-masing
b. Guru hendaknya luwes di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan peserta didiknya masing-masing
c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan
kurikulum tanpa membedakan jenis posisi social orang tua peserta
didiknya
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
a. Komunikasi guru dan peserta didik di dalam dan di luar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang
b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka guru harus mengetahui kepribadian
anak dan latar belakang keluarganya masing-masing
c. Komunikasi guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan
pendidikan peserta didik
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga peserta didik
betah berada dan belajar di sekolah
b. Guru mecnciptakan hubungan baik dengan dengan orang tua peserta
didik sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal-balik untuk
kepentingan peserta didik
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun
yang disampaikan orang tua peserta didik/masyarakat terhadap
kehidupan sekolahnya
d. Pertemuan dengan orang tua peserta didik harus diadakan secara teratur
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan
b. Guru turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan
kepada masyarakat sekitarnya.sehingga sekolah tersebut turut berfungsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
di tempat itu
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai
aktivitas
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara
sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat bagi kesempurnaan
usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua peserta didik, dan
masyarakatnya
6. Guru
secara
sendiri-sendiri
dan/atau
bersama-sama
berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan :
(1) Membaca buku-buku
(2) Mengikuti lokakarya, seminar, gerakan koperasi, dan pertemuanpertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya
(3) Mengikuti penataran
(4) Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
b. Guru bicara, bersikap, dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati
dan bantu-membantu sesame lainnya, baik dalam hubungan kepentingan
pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik
rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru, baik secara
keseluruhan maupun secara pribadi
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud
membina profesi dan pendidikan pada umumnya
b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan di antara sesame
pengabdi pendidikan
c. Guru senantiasa bersama, agar menghindari diri dari sikap-sikap, ucapanucapan, dan tindakan-tindakan yang merugikan organisaasi
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah.
a. Guru senantiasa
tunduk
terhadap
kebijaksanaan
dan
ketentuan
pemerintah dalam bidang pendidikan
b. Guru melakukan tugas professional dengan disiplin dan rasa pengabdian
c. Guru berusaha menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah
dalam bidang pendidikan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat
sekitarnya
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di
lingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya
Dengan adanya Kode Etik Guru Indonesia ini, guru-guru di Indonesia
mempunyai pegangan untuk melaksanakan tugas profesionalnya. Masyarakat dan
negara ingin agar kode etik tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga
di satu pihak masyarakat dapat jaminan pelayanan profesional dari guru, di lain
pihak guru merasa dilindungi dan dengan aman melaksanakan tugasnya serta
mengembangkan dirinya.
BAB III
PERANAN GURU
Yang dimaksudkan dengan peranan (role) ialah tingkah laku yang diharapkan
dari seseorang pada suatu situasi tertentu.
1. PERANAN GURU DI SEKOLAH
Peranan guru yang utama, yakni memberikan pengetahuan (cognitive), sikap
dan nilai (affective), dan keterampilan (psychomotor) kepada peserta didik.
Dengan kata lain, tugas dan peranan guru yang utama terletak di lapangan
pengajaran.
Peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar-mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru bukan
hanya mengajar, tetapi juga harus mendidik peserta didiknya untuk menjadi
manusia dewasa yang pancasilais.
Selain tugas dan peranan
mengajar
(instructional)
dan
mendidik
(educational), seorang guru juga memimpin kelasnya (manajerial). Memimpin
kelas tidak hanya terbatas di dalam kelas (internal), tetapi juga di luar kelas
(eksternal). Kegiatan guru di dalam kelas menyangkut personal perserta didik,
material (alat-alat pelengkap), dan operasional (tindakan-tindakannya). Dengan
kata lain, peranan manajerial guru dalam kelas, yakni membina disiplin dan
menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib. Artinya, guru
dan peserta didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah diterapkan
dengan senang hati.
Guru harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatan intra dan ekstra kelas,
personal
peserta
didik
(pengoraganisasian,
penempatan,
penugasan,
pembimbingan peserta didik, dan kenaikan kelas), serta fasilitas-fasilitas fisik
kelas (pengaturan tempat duduk, pemeliharaan ruang kelas, pengaturan alat-alat
pengajaran, pemeliharaan kebersihan, cahaya ventilasi, dan akustik ruangan).
1.1. Peranan Guru dengan Peserta Didik
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru dapat mempertahankan status dan jarak dengan peserta didik.
Gunanya supaya guru dapat mengatasi dan mengontrol situasi kelas.
b. Guru memperhatikan social distance dan respect-nya terhadap peserta
didik. Gunanya agar guru dapat mempertahankan respect peserta didik
terhadap
dirinya,
dan
untuk
memelihara
kewibawaannya.
Kewibawaan adalah pancaran kelebihan yang diakui oleh peserta
didik dan yang mendorongnya beridentifikasi kepada pendidiknya.
Kewibawaan akan berkurang bila guru terlalu akrab dan sering
bersenda-gurau dengan peserta didik. Hendaklah guru-guru dapat
menyesuaikan peranannya menurut situasi sosial dan tingkat sekolah
yang dihadapi.
c. Guru dalam melaksanakan tugas berdasarkan kasih sayang, adil, dan
menumbuhkan perasaan-perasaan itu dengan rasa penuh.
d. Guru berusaha tidak mengaitkan persoalan politik dari ideologi yang
dianut dalam pergaulan dengan peserta didik.
Kewibawaan sejati yang diperoleh guru berdasarkan kepribadiaannya. Kalau
guru inginberhasil mendidik peserta didik hendaklah guru mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti kewibawaan, jujur, bertanggung jawab, adil, bijaksana, pandai
bergaul, cinta kepada tugas, rajin, disiplin, pemaaf, tegas, sabar, berusaha
meningkatkan profesi, tidak lekas marah, dapat mengendalikan diri, disiplin diri,
tidak sombong, serta loyal terhadap bangsa dan negara.
1.2. Peranan Guru dalam Masyarakat
unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara
statusnya bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia
berada. Biasanya aspek etis, intelektual, dan sosial dituntut
masyarakat terhadap guru-guru lebih tinggi daripada orang dewasa
lainnya.
b. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan masyarakat tertentu,
seperti judi, korupsi, dan ngebut karena guru dianggap tokoh
identifikasi oleh masyarakatnya.
c. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan
yang dihadapinya. Sebelum mengajar, guru mengadakan persiapan di
rumah. Demikian pula dia memeriksa pekerjaan peserta didiknya di
rumah tanpa dibayar upahnya. Untuk itu kepadanya diminta
pengorbanan. Keadaan yang seolah-olah bertentangan itu hendaklah
diterima oleh guru sebagai sesuatu yang wajar.
d. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu. Masyarakat
menghendaki agar guru-guru menjaga ciri-ciri profesinya dan
berkepribadian seperti yang tersebut di atas. Dengan kata lain, agar dia
menguasai profil kemampuan dasar guru atau kompetensi guru.
e. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan
keahliannya dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat.
f. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan
masyarakat.
1.3. Peranan Guru dengan Guru lain
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru merasa sederajat, bersifat terus terang, dan jujur dalam bergaul
dengan guru-guru lain.
b. Guru bersedia saling menasihati dan memberi saran dalam rangka
mengembangkan jabatan masing-masing.
c. Guru saling menolong dan penuh toleransi dalam menunaikan tugas
dan memecahkan persoalan bersama.
d. Guru mencegah pembicaraan yang
bersifat
berhubungan dengan pribadi masing-masing.
1.4. Peranan Guru dengan Pegawai Tata Usaha
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru memelihara semangat corps dan
sensitive,
yang
meningkatkan
rasa
kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mampu mencegah halhal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
b. Guru bersikap terbukam demokratis, dan mampu menempatkan diri
sesuai dengan hirarki jabatan masing-masing.
c. Guru bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap masalah yang
muncul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan
bersama.
d. Guru bergaul berdasarkan ikatan moral dan bersikap kooperatif
edukatif.
1.5. Peranan Guru dengan Atasannya
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru menghormati hirarki jabatan dan melaksanakan kebijaksanaan
atasannya.
b. Guru menyimpan rahasia jabatan
c. Guru menyampaikan saran-saran atau kritik-kritik melalui prosedur
dan forum yang semestinya.
d. Guru mengarahkan pergaulan dengan atasannya, antara lain, untuk
meningkatkan suatu pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung
jawab bersama.
1.6. Peranan Guru dengan Orang Tua Peserta Didik
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bekerja sama dengan orang tua atau wali peserta didik untuk
memecahkan masalah-masalah pribadi peserta didik di sekolah.
b. Guru menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat kalau terjadi
kesalahpahaman dengan orang tua atau wali peserta didik.
c. Guru memberikan kepada orang tua atau wali peserta didik tentang
peraturan-peraturan dan disiplin di sekolah.
d. Guru menyampaikan dengan bijaksana bahwa orang tua atau wali
peserta didik, janganlah mencampuri hal-hal teknis tentang akademis
di sekolah.
BAB IV
SYARAT-SYARAT MENJADI GURU
Syarat-syarat menjadi guru meliputi aspek kepribadian dan akademis.
1. Kepribadian
Kepribadian ialah cara seseorang yang unik dank has yang relatif bersifat
tetap dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Adapun syarat-syarat
kepribadian, yaitu kertabasa, fisik, psikis, mental, dan moral.
1.1. Kertabasa
Menurut kertabasa, kata-kata guru diartikan : digugu dan ditiru. Kertabasa
ialah bahasa Jawa yang menyangkut perihal menerangkan arti kata-kata
berdasarkan tafsiran bunyi suku kata yang ada pada kata-kata seperti pujangga
dari puja dan angga artinya kaum pemuja. (W.J.S Poerwadarminta, 1976)
Digugu artinya dapat dipercaya kata-katanya dan dapat diiyakan. Ditiru
artinya diikuti, dicontoh, dan diteladani perbuatannya. Guru adalah orang yang
tidak pantas berbuat wagu dan saru. Wagu
artinya tidak pantas, tidak pada
tempatnya, tidak cocok, dan tidak serasi. Saru artinya cabul, tidak senonoh,dan
tidak sopan.
Setiap suku kata yang terdapat pada kata-kata guru mempunyai arti yang
dalam dan merupakan empat unsur pokok yang hendaknya terpadu dalam diri
guru, yaitu sebagai syarat-syarat kepribadiannya dalam usaha untuk melaksanakan
pendidikan.
Suku kata yang pertama : G artinya gagasan atau ide. Guru hendaknya kaya
dengan gagasan-gagasan, dan pribadinya benar-benar hidup dinamis di dalam
menghadapi setiap tantangan demi terciptanya suasana pendidikan yang wajar dab
menggairahkan.
Suku kata yang kedua : U artinya usaha. Unsur G dan U selalu bergandengan,
bahu-membahu, dan terpadu dalam seluruh kegiatan guru. Gagasan-gagasan yang
dihasilkan guru hendaklah diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha nyata.
Suku kata yang ketiga : R artinya rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang
hendaklah merupakan hubungan timbal-balik antara guru dan peserta didik. Dasar
rasa kasih sayang berupa hasrat untuk membahagiakan peserta didik tanpa
menuntut balas jasa dari mereka sebab guru menyadari akan kodrat peserta didik.
Maksudnya, mereka berada dalam proses perkembangan yang penuh dengan
segala kekurangan dan memerlukan bimbingan. Apalagi kalau diperhatikan isi
pernyataan Errickson berikut ini. “Perasaan aman hidup di dunia hanya mungkin
dipunyai anak, bila sejak lahir diliputi oleh suasana cinta kasih (kasih sayang),
serta diterima oleh ibunya dengan kegembiraan dan keikhlasan. Di sekolah
sebagai ganti ibu ialah gurunya.”
Suku kata yang keempat : U artinya utama (ketentuan). Ciri-ciri keutamaan,
antara lain jujur, disiplin, ramah-tamah, sopan, rendah hati, suka menolong, dan
taat beragama. Dengan kata lain, unsur U berkaitan dengan nilai-nilai agama,
moral dan kebudayaan.
1.2. Fisik
Seorang guru/pendidk harus sehat jasmani dan tidak berpenyakit menular
yang membahayakan seperti tuberkulosis. Selain itu, guru tidak memiliki cacat
tubuh yang dapat mengganggu kelancaran tugas mengajar di muka kelas seperti
strabismus (mata yang sela) dalam stadium yang berat.
1.3. Psikis
seorang guru/pendidik harus sehat rohani seperti tidak mengalami gangguan
kesehatan, yakni kelainan jiwa atau penyakit syaraf. Selain itu juga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1.4. Mental
Syarat mental pertama dan utama yang dituntut dari guru sebagai pendidik
ialah kesediaan dan kerelaannya untuk menerima tanggung jawab sebagai
pendidik yang sudah dewasa secara biologis, psikologis, pedagogis, dan sosiologis
sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, guru
harus bersikap mental yang baik terhadap profesi keguruan, cinta, dan berdedikasi
pada tugas, bermental pancasila, serta bersikap hidup demokratis sesuai dengan
tujuan pendidikan dalam UUD 1945 dan UU Pokok Pendidikan 1982. Guru
sebagai pendidik harus bersifat susila dan berbudi pekerti luhur yang mampu
berbuat kebajikan, serta bertingkah laku yang dapat dijadikan suri teladan oleh
semua orang.
2. Akademis
Guru sebagai pendidik dari segi aspek akademis hendaklah :
a. Mempunyai pengetahuan yang bulat dan up-to-date tentang ilmu yang
akan diajarkan;
b. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan
pendidikan di Indonesia sesuai dengan tahap-tahap pembangunan;
c. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan untuk mengenal dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik, seperti dapat mengenal kemampuan
bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi peserta didik; dan
d. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang metode yang efisien dan
efektif dalam menyampaikan materi.
BAB V
PROFIL KEMAMPUAN DASAR GURU
Profil kemampuan dasar (kompetensi) guru sebagai berikut :
1. Mengembangkan Kepribadian
2. Menguasai Bahan Bidang Studi
3. Mengelola Program Belajar-Mengajar
4. Mengelola Kelas
5. Menggunakan Media dan Sumber Belajar
6. Menguasai Landasan Kependidikan
7. Mengelola Interaksi Belajar-Mengajar
8. Menilai Prestasi Peserta Didik
9. Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan
10. Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
11. Memahami Prinsip-Prinsip dan Penafsiran Hasil Penelitian
12. Interaksi dengan Sejawat dan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Slamet Happy Napitupulu selaku Dosen mata kuliah Pengantar
Pendidikan
yang
telah
memberikan
kepercayaan
kepada
kami
untuk
menyelesaikan
makalah
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Profesi Guru dan Peranannya. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Jakarta, 19 September 2015
PROFESI GURU DAN PERANANNYA
Dosen : Slamet Happy Napitupulu,
Penyusun : Everson Yunus Rasubala
Bayu Laksono Sejati
Aditya Arif Rahman
Sarfiari
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
(UNINDRA)
DAFTAR PUSTAKA
PROFESI GURU
A. PENGERTIAN PROFESI
Pengertian profesi menurut para ahli :
1. Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang
didasarkan pada studi intelektual dan latihan yang khusus, tujuannya iyalah
untuk menyediakan pelayanan ketrampilan terhadap yang lain dengan
bayaran maupun upah tertentu.
2. Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam
prakteknya didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa
bagian pelajaran ataupun ilmu pengetahuan.
3. Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ), profesi merupakan pekerjaan atau
jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan
terhadap profesi. (http://www.gurupendidikan.com/5-pengertiandan-karakteristik-profesi-menurut-para-ahli/)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan , jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat
melalui pendidikan serta latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki
tanggung jawab serta kode etik tertentu.
Setelah mempelajari pendapat para ahli maka ciri-ciri umum suatu profesi
ialah pekerjaan yang :
1. Memerlukan pendidikan yang lama untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan;
2. Memerlukan sistem ujian teori dan praktek untuk mendapatkan kewenangan
dan mutu profesi;
3. Mempunyai organisasi profesi untuk memelihara kepentingan kewenangan
dan mutu profesi;
4. Mempunyai kode etik untuk menjadi pegangan anggota profesi dalam
bertugas; dan
5. Mempunyai standar
pegnetahuan
dan
keterampilan
khusus
yang
dikembangkan, dan yang membedakan dari profesi lain.
Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vacation, melainkan suatu vokasi
khusus yang mempunyai ciri-ciri expertise (keahlian), responsibility (tanggung
jawab), corporatenes (rasa kesejawatan). (Nugroho, 1982)
B. ORGANISASI PROFESI GURU
Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
2.
Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
(http://iierrrr.blogspot.com/2012/04/organisasi-profesi-keguruan.html)
Menurut Pengertian di atas, penyaji menyimpulkan bahwa Organisasi
adalah pola hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama.
Organisasi profesi merupakan suatu wadah, tempat para anggota professional
tersebut menggabungkan diri dari mendapatkan perlindungan.
Persatuan
Guru
BAB II
KODE ETIK GURU INDONESIA
Republik Indonesia (PGRI) menyadari
pendidikan
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan
Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila serta Undang-Undang dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab pada
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas
dasar itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru
dengan mempedomani isi pernyataan berikut ini :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian peserta didiknya
masing-masing
b. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmani dan
rohani) bagi peserta didik
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila, Pendidikan Moral
Pancasila bagi peserta didiknya
d. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila
e. Guru melatih dan memecahkan masalah-masalah dan membina daya
kreasi peserta didik, agar kelak dapat menunjang masyarakat yang
sedang membangun
f. Guru membantu sekolah di dalam usaha menanamkan pengetahuan
keterampilan kepada peserta didik
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan peserta
didiknya masing-masing
b. Guru hendaknya luwes di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan peserta didiknya masing-masing
c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan
kurikulum tanpa membedakan jenis posisi social orang tua peserta
didiknya
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
a. Komunikasi guru dan peserta didik di dalam dan di luar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang
b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka guru harus mengetahui kepribadian
anak dan latar belakang keluarganya masing-masing
c. Komunikasi guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan
pendidikan peserta didik
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga peserta didik
betah berada dan belajar di sekolah
b. Guru mecnciptakan hubungan baik dengan dengan orang tua peserta
didik sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal-balik untuk
kepentingan peserta didik
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun
yang disampaikan orang tua peserta didik/masyarakat terhadap
kehidupan sekolahnya
d. Pertemuan dengan orang tua peserta didik harus diadakan secara teratur
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan
b. Guru turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan
kepada masyarakat sekitarnya.sehingga sekolah tersebut turut berfungsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
di tempat itu
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai
aktivitas
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara
sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat bagi kesempurnaan
usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua peserta didik, dan
masyarakatnya
6. Guru
secara
sendiri-sendiri
dan/atau
bersama-sama
berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan :
(1) Membaca buku-buku
(2) Mengikuti lokakarya, seminar, gerakan koperasi, dan pertemuanpertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya
(3) Mengikuti penataran
(4) Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
b. Guru bicara, bersikap, dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati
dan bantu-membantu sesame lainnya, baik dalam hubungan kepentingan
pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik
rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru, baik secara
keseluruhan maupun secara pribadi
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud
membina profesi dan pendidikan pada umumnya
b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan di antara sesame
pengabdi pendidikan
c. Guru senantiasa bersama, agar menghindari diri dari sikap-sikap, ucapanucapan, dan tindakan-tindakan yang merugikan organisaasi
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah.
a. Guru senantiasa
tunduk
terhadap
kebijaksanaan
dan
ketentuan
pemerintah dalam bidang pendidikan
b. Guru melakukan tugas professional dengan disiplin dan rasa pengabdian
c. Guru berusaha menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah
dalam bidang pendidikan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat
sekitarnya
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di
lingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya
Dengan adanya Kode Etik Guru Indonesia ini, guru-guru di Indonesia
mempunyai pegangan untuk melaksanakan tugas profesionalnya. Masyarakat dan
negara ingin agar kode etik tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga
di satu pihak masyarakat dapat jaminan pelayanan profesional dari guru, di lain
pihak guru merasa dilindungi dan dengan aman melaksanakan tugasnya serta
mengembangkan dirinya.
BAB III
PERANAN GURU
Yang dimaksudkan dengan peranan (role) ialah tingkah laku yang diharapkan
dari seseorang pada suatu situasi tertentu.
1. PERANAN GURU DI SEKOLAH
Peranan guru yang utama, yakni memberikan pengetahuan (cognitive), sikap
dan nilai (affective), dan keterampilan (psychomotor) kepada peserta didik.
Dengan kata lain, tugas dan peranan guru yang utama terletak di lapangan
pengajaran.
Peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar-mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru bukan
hanya mengajar, tetapi juga harus mendidik peserta didiknya untuk menjadi
manusia dewasa yang pancasilais.
Selain tugas dan peranan
mengajar
(instructional)
dan
mendidik
(educational), seorang guru juga memimpin kelasnya (manajerial). Memimpin
kelas tidak hanya terbatas di dalam kelas (internal), tetapi juga di luar kelas
(eksternal). Kegiatan guru di dalam kelas menyangkut personal perserta didik,
material (alat-alat pelengkap), dan operasional (tindakan-tindakannya). Dengan
kata lain, peranan manajerial guru dalam kelas, yakni membina disiplin dan
menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib. Artinya, guru
dan peserta didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah diterapkan
dengan senang hati.
Guru harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatan intra dan ekstra kelas,
personal
peserta
didik
(pengoraganisasian,
penempatan,
penugasan,
pembimbingan peserta didik, dan kenaikan kelas), serta fasilitas-fasilitas fisik
kelas (pengaturan tempat duduk, pemeliharaan ruang kelas, pengaturan alat-alat
pengajaran, pemeliharaan kebersihan, cahaya ventilasi, dan akustik ruangan).
1.1. Peranan Guru dengan Peserta Didik
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru dapat mempertahankan status dan jarak dengan peserta didik.
Gunanya supaya guru dapat mengatasi dan mengontrol situasi kelas.
b. Guru memperhatikan social distance dan respect-nya terhadap peserta
didik. Gunanya agar guru dapat mempertahankan respect peserta didik
terhadap
dirinya,
dan
untuk
memelihara
kewibawaannya.
Kewibawaan adalah pancaran kelebihan yang diakui oleh peserta
didik dan yang mendorongnya beridentifikasi kepada pendidiknya.
Kewibawaan akan berkurang bila guru terlalu akrab dan sering
bersenda-gurau dengan peserta didik. Hendaklah guru-guru dapat
menyesuaikan peranannya menurut situasi sosial dan tingkat sekolah
yang dihadapi.
c. Guru dalam melaksanakan tugas berdasarkan kasih sayang, adil, dan
menumbuhkan perasaan-perasaan itu dengan rasa penuh.
d. Guru berusaha tidak mengaitkan persoalan politik dari ideologi yang
dianut dalam pergaulan dengan peserta didik.
Kewibawaan sejati yang diperoleh guru berdasarkan kepribadiaannya. Kalau
guru inginberhasil mendidik peserta didik hendaklah guru mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti kewibawaan, jujur, bertanggung jawab, adil, bijaksana, pandai
bergaul, cinta kepada tugas, rajin, disiplin, pemaaf, tegas, sabar, berusaha
meningkatkan profesi, tidak lekas marah, dapat mengendalikan diri, disiplin diri,
tidak sombong, serta loyal terhadap bangsa dan negara.
1.2. Peranan Guru dalam Masyarakat
unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara
statusnya bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia
berada. Biasanya aspek etis, intelektual, dan sosial dituntut
masyarakat terhadap guru-guru lebih tinggi daripada orang dewasa
lainnya.
b. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan masyarakat tertentu,
seperti judi, korupsi, dan ngebut karena guru dianggap tokoh
identifikasi oleh masyarakatnya.
c. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan
yang dihadapinya. Sebelum mengajar, guru mengadakan persiapan di
rumah. Demikian pula dia memeriksa pekerjaan peserta didiknya di
rumah tanpa dibayar upahnya. Untuk itu kepadanya diminta
pengorbanan. Keadaan yang seolah-olah bertentangan itu hendaklah
diterima oleh guru sebagai sesuatu yang wajar.
d. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu. Masyarakat
menghendaki agar guru-guru menjaga ciri-ciri profesinya dan
berkepribadian seperti yang tersebut di atas. Dengan kata lain, agar dia
menguasai profil kemampuan dasar guru atau kompetensi guru.
e. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan
keahliannya dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat.
f. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan
masyarakat.
1.3. Peranan Guru dengan Guru lain
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru merasa sederajat, bersifat terus terang, dan jujur dalam bergaul
dengan guru-guru lain.
b. Guru bersedia saling menasihati dan memberi saran dalam rangka
mengembangkan jabatan masing-masing.
c. Guru saling menolong dan penuh toleransi dalam menunaikan tugas
dan memecahkan persoalan bersama.
d. Guru mencegah pembicaraan yang
bersifat
berhubungan dengan pribadi masing-masing.
1.4. Peranan Guru dengan Pegawai Tata Usaha
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru memelihara semangat corps dan
sensitive,
yang
meningkatkan
rasa
kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mampu mencegah halhal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
b. Guru bersikap terbukam demokratis, dan mampu menempatkan diri
sesuai dengan hirarki jabatan masing-masing.
c. Guru bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap masalah yang
muncul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan
bersama.
d. Guru bergaul berdasarkan ikatan moral dan bersikap kooperatif
edukatif.
1.5. Peranan Guru dengan Atasannya
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru menghormati hirarki jabatan dan melaksanakan kebijaksanaan
atasannya.
b. Guru menyimpan rahasia jabatan
c. Guru menyampaikan saran-saran atau kritik-kritik melalui prosedur
dan forum yang semestinya.
d. Guru mengarahkan pergaulan dengan atasannya, antara lain, untuk
meningkatkan suatu pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung
jawab bersama.
1.6. Peranan Guru dengan Orang Tua Peserta Didik
Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bekerja sama dengan orang tua atau wali peserta didik untuk
memecahkan masalah-masalah pribadi peserta didik di sekolah.
b. Guru menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat kalau terjadi
kesalahpahaman dengan orang tua atau wali peserta didik.
c. Guru memberikan kepada orang tua atau wali peserta didik tentang
peraturan-peraturan dan disiplin di sekolah.
d. Guru menyampaikan dengan bijaksana bahwa orang tua atau wali
peserta didik, janganlah mencampuri hal-hal teknis tentang akademis
di sekolah.
BAB IV
SYARAT-SYARAT MENJADI GURU
Syarat-syarat menjadi guru meliputi aspek kepribadian dan akademis.
1. Kepribadian
Kepribadian ialah cara seseorang yang unik dank has yang relatif bersifat
tetap dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Adapun syarat-syarat
kepribadian, yaitu kertabasa, fisik, psikis, mental, dan moral.
1.1. Kertabasa
Menurut kertabasa, kata-kata guru diartikan : digugu dan ditiru. Kertabasa
ialah bahasa Jawa yang menyangkut perihal menerangkan arti kata-kata
berdasarkan tafsiran bunyi suku kata yang ada pada kata-kata seperti pujangga
dari puja dan angga artinya kaum pemuja. (W.J.S Poerwadarminta, 1976)
Digugu artinya dapat dipercaya kata-katanya dan dapat diiyakan. Ditiru
artinya diikuti, dicontoh, dan diteladani perbuatannya. Guru adalah orang yang
tidak pantas berbuat wagu dan saru. Wagu
artinya tidak pantas, tidak pada
tempatnya, tidak cocok, dan tidak serasi. Saru artinya cabul, tidak senonoh,dan
tidak sopan.
Setiap suku kata yang terdapat pada kata-kata guru mempunyai arti yang
dalam dan merupakan empat unsur pokok yang hendaknya terpadu dalam diri
guru, yaitu sebagai syarat-syarat kepribadiannya dalam usaha untuk melaksanakan
pendidikan.
Suku kata yang pertama : G artinya gagasan atau ide. Guru hendaknya kaya
dengan gagasan-gagasan, dan pribadinya benar-benar hidup dinamis di dalam
menghadapi setiap tantangan demi terciptanya suasana pendidikan yang wajar dab
menggairahkan.
Suku kata yang kedua : U artinya usaha. Unsur G dan U selalu bergandengan,
bahu-membahu, dan terpadu dalam seluruh kegiatan guru. Gagasan-gagasan yang
dihasilkan guru hendaklah diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha nyata.
Suku kata yang ketiga : R artinya rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang
hendaklah merupakan hubungan timbal-balik antara guru dan peserta didik. Dasar
rasa kasih sayang berupa hasrat untuk membahagiakan peserta didik tanpa
menuntut balas jasa dari mereka sebab guru menyadari akan kodrat peserta didik.
Maksudnya, mereka berada dalam proses perkembangan yang penuh dengan
segala kekurangan dan memerlukan bimbingan. Apalagi kalau diperhatikan isi
pernyataan Errickson berikut ini. “Perasaan aman hidup di dunia hanya mungkin
dipunyai anak, bila sejak lahir diliputi oleh suasana cinta kasih (kasih sayang),
serta diterima oleh ibunya dengan kegembiraan dan keikhlasan. Di sekolah
sebagai ganti ibu ialah gurunya.”
Suku kata yang keempat : U artinya utama (ketentuan). Ciri-ciri keutamaan,
antara lain jujur, disiplin, ramah-tamah, sopan, rendah hati, suka menolong, dan
taat beragama. Dengan kata lain, unsur U berkaitan dengan nilai-nilai agama,
moral dan kebudayaan.
1.2. Fisik
Seorang guru/pendidk harus sehat jasmani dan tidak berpenyakit menular
yang membahayakan seperti tuberkulosis. Selain itu, guru tidak memiliki cacat
tubuh yang dapat mengganggu kelancaran tugas mengajar di muka kelas seperti
strabismus (mata yang sela) dalam stadium yang berat.
1.3. Psikis
seorang guru/pendidik harus sehat rohani seperti tidak mengalami gangguan
kesehatan, yakni kelainan jiwa atau penyakit syaraf. Selain itu juga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1.4. Mental
Syarat mental pertama dan utama yang dituntut dari guru sebagai pendidik
ialah kesediaan dan kerelaannya untuk menerima tanggung jawab sebagai
pendidik yang sudah dewasa secara biologis, psikologis, pedagogis, dan sosiologis
sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, guru
harus bersikap mental yang baik terhadap profesi keguruan, cinta, dan berdedikasi
pada tugas, bermental pancasila, serta bersikap hidup demokratis sesuai dengan
tujuan pendidikan dalam UUD 1945 dan UU Pokok Pendidikan 1982. Guru
sebagai pendidik harus bersifat susila dan berbudi pekerti luhur yang mampu
berbuat kebajikan, serta bertingkah laku yang dapat dijadikan suri teladan oleh
semua orang.
2. Akademis
Guru sebagai pendidik dari segi aspek akademis hendaklah :
a. Mempunyai pengetahuan yang bulat dan up-to-date tentang ilmu yang
akan diajarkan;
b. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan
pendidikan di Indonesia sesuai dengan tahap-tahap pembangunan;
c. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan untuk mengenal dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik, seperti dapat mengenal kemampuan
bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi peserta didik; dan
d. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang metode yang efisien dan
efektif dalam menyampaikan materi.
BAB V
PROFIL KEMAMPUAN DASAR GURU
Profil kemampuan dasar (kompetensi) guru sebagai berikut :
1. Mengembangkan Kepribadian
2. Menguasai Bahan Bidang Studi
3. Mengelola Program Belajar-Mengajar
4. Mengelola Kelas
5. Menggunakan Media dan Sumber Belajar
6. Menguasai Landasan Kependidikan
7. Mengelola Interaksi Belajar-Mengajar
8. Menilai Prestasi Peserta Didik
9. Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan
10. Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
11. Memahami Prinsip-Prinsip dan Penafsiran Hasil Penelitian
12. Interaksi dengan Sejawat dan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Slamet Happy Napitupulu selaku Dosen mata kuliah Pengantar
Pendidikan
yang
telah
memberikan
kepercayaan
kepada
kami
untuk
menyelesaikan
makalah
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Profesi Guru dan Peranannya. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Jakarta, 19 September 2015
PROFESI GURU DAN PERANANNYA
Dosen : Slamet Happy Napitupulu,
Penyusun : Everson Yunus Rasubala
Bayu Laksono Sejati
Aditya Arif Rahman
Sarfiari
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
(UNINDRA)
DAFTAR PUSTAKA