Kuliah di Korea Selatan Why Not

Kuliah Di Korea Selatan
Suray Agung Nugroho

Sekilas tentang Kuliah Korea Selatan

Kuliah di Korea? Why Not. Sekarang Korea Selatan bukan hanya dilirik tapi sudah
menjadi salah satu kiblat untuk sekolah ke LN. Siapa yang tak ingin kuliah sambil jalan-jalan
di negeri terus bergeliat dengan nuansa K-Pop. Siapa yang tak ingin kuliah dan hidup di
negara 4 musim. Bila ini menjadi salah satu tujuan kalian kuliah di LN.
OK, sebelum datang untuk kuliah di Korea. Maka, bagi kalian yang sebelumnya hanya
ingin kuliah di Korea karena gelimang iming-iming godaan K-Pop dan hal-hal yang kelihatan
sepele itu, maka tak ada salahnya untuk mengetahui sedikiiiiit tentang sejarah pendidikan
Korea. Hal ini biar kalian pun tetap tahu dan yakin bahwa kuliah di Korea adalah pilihan yang
tepat untuk masa depan kalian.
Singkatnya, dilihat dari sejarah pendidikan di Korea, maka ada yang menarik untuk
kita ketahui bahwa ide untuk menciptakan sebuah institusi khusus yang bertujuan mencetak
pemimpin-pemimpin masa depan Korea telah ada pada era Dinasti Jeoseon. Saat itu pada
tahun 1396 ada sebuah lembaga yang disebut Seonggyungwan yang menjadi cikal bakal
universitas di Korea. Kokoh berdirinya Seonggyungwan selama dinasti Jeoseon dari awal
abad ke-14 hingga awal abad ke-20 inilah yang melatarbelakangi Korea memulai sejarahnya
membuka sebuah universitas atau lembaga tinggi yang didedikasikan untuk mengajarkan

calon-calon pemimpin Korea berbagai hal dari sejarah Korea, sejarah dunia, geografi Korea,
dan geografi dunia. Dilihat dari kurikulum saat itu yang telah memasukkan pengetahuan
geografi dan sejarah dunia, Korea yang dulu dikenal sebagai Kerajaan Pertapa atau the
Hermit Kingdom ternyata dari dalam sebenarnya juga sudah melirik dunia luar untuk
dipelajari. Saat ini nama dan kebesaran Seonggyunggwan diabadikan menjadi Universitas
Sungkyunkwan yang ada di Korea. Dari cikal-bakal inilah, muncullah universitas-universitas
unggul di Korea. Untuk tahap awal, kita perlu tahu SKY. Apa ini? Teruslah baca buku ini.
Intinya, saat ini Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia Timur yang pada abad ke-21

ini berupaya keras menjadi dan dalam tataran tertentu sudah dapat dikatakan menjadi salah
satu negara tujuan pendidikan tinggi di dunia.
Nach, melihat sejarah sekilas itu saja bisa menjadi patokan bahwa pendidikan di
Korea dari sononya memang sudah ada untuk kepentingan negaranya. Kalian juga ingin
mencicipi menjadi salah satu lulusan salah satu universitas di Korea? Maka, buku ini bisa
menjadi panduan kalian.

To South Korea for Study: Why Not?
Wait! Kuliah di Korea? Perlukah belajar bahasa Korea? Saat ini, aku tak bisa dan tak
tahu apa pu selai


A

yeo ghaseyo? .Bisakah kuliah di Korea?

Bila kalian ingin kuliah di S1, maka pengetahuan dan kemampuan bahasa Korea
adalah wajib. Hal ini karena saat ini rata-rata kuliah di tingkat S1 rata-rata adalah dalam
bahasa Korea. Namun, untuk S2 dan S3, maka belajar bahasa Korea tidaklah wajib. Hal ini
karena banyak sekolah pasca sarjana yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantarnya.
Nah, terkait dengan bahasa Korea, perlu kita kenal sebuah mahkluk bernama TOPIK
(Test of Proficiency in Korean Language). Beberapa kampus mensyaratkan mahasiswa lulus
ujian TOPIK paling tidak level 3. TOPIK adalah semacam TOEFL atau IELTS bila kalian ingin
bersekolah di AS, Australia, atau negara lain yang berbahasa Inggris.
Tapi tak perlu khawatir. Kalian bisa belajar bahasa Korea dulu baik di tanah air lalu
ikut ujian TOPIK di Indonesia atau kalian bisa ikut kursus bahasa Korea langsung di Korea
selama 6 bulan atau 1 tahun dulu sebelum memulai program kuliah di Korea. Tapi ini sekali
lagi tergantung dari apakah bidang studi yang kalian dalami nanti memerlukan bahasa Korea
atau tidak.
Saat ini, mari kita lihat seperti ini. Mengapa harus belajar bahasa Korea dan ikut ujian
TOPIK juga?. Di sinilah letak kegigihan dan keunikan Korea yang juga ingin menunjukkan

identitas dirinya di mata internasional. Mahasiswa asing juga perlu mengetahui budaya
Korea apalagi bahasa Korea. Untuk itulah, negeri Korea telah berhasil menunjukkan bahasa

Korea dengan Hangeul-nya menjadi suatu identitas Korea. Tak pelak lagi, Korea telah
menjadi segelintir negara dunia yang telah mampu menerapkan kebijakan ini untuk
mahasiswa asing—suatu pencapaian yang patut kita pandang positif saja. Kita belajar di
Korea untuk

e i ba il u te ta g

e gapa egara i i

e jadi

aju da

a diri, ‘ka ?

Step 1: Choose your school with CARE!
Pilih Universitasmu

Jika bicara tentang universitas mana yang cocok dan pas untuk kita, maka
sebelumnya memang kita harus tahu dulu kita mau kuliah di bidang sosial atau sains. Karena
bila kita sudah tahu, maka akan mudah membantu ke mana kita mencarinya. Saking
banyaknya universitas, maka untuk memudahkan gambarannya, di sini akan diberikan satu
contoh dulu, yaitu Graduate School of International Studies di Korea. Ya, ini memang untuk
mereka yang mau belajar S2 tanpa harus repot belajar bahasa Korea dulu karena bisa
dikatakan 80% pelajarannya dalam bahasa Inggris, sisanya dalam bahasa Korea.
Ditilik dari sejarahnya, keberadaan GSIS di Korea belumlah lama dibandingkan
dengan sekolah-sekolah pasca sarjana yang terlebih dulu ada. Namun, untuk orang asing,
sekolah macam ini rasa-rasanya lebih pas dan cocok. Dua dunia akan kita raih. Temanteman sekelas kita bukan melulu orang Korea, melainkan juga bisa jadi juga dari beberapa
negara lain.
Sebagai ilustrasi, sekolah pasca sarjana (Graduate School) dengan berbagai
programnya telah lama ada beriringan dengan munculnya universitas-universitas di Korea.
Misalnya di tiga universitas ternama yang sering disebut dengan SKY—akronim tiga
universitas terbaik Korea yang sering didengungkan di Korea Selatan, yaitu Seoul National
University, Korea University dan Yonsei University. Ketiga universitas tersebut secara
berurutan juga memiliki GSIS sejak tahun 2003, 1991, dan 1987.1 Sebagai perintis adanya
program internasional dalam bentuk GSIS, Yonsei University dapat dikatakan sebagai
universitas yang sampai saat ini bersama dengan berbagai universitas ber-GSIS lainnya terus
berbenah untuk memenuhi adanya tantangan global untuk menciptakan individu-individu

yang memiliki kemampuan menjadi ahli di bidangnya dan individu yang bisa menjadi
1

Informasi lebih lanjut mengenai universitas yang termasuk dalam SKY dapat dilihat di website masing-masing
universitas tersebut, yaitu www.gsis.snu,ac.kr, www.gsis.korea.ac.kr, dan www.gsis.yonsei.ac.kr

pemimpin intelektual saat berhadapan dengan masalah sosial dan masalah-masalah
internasional. Inilah salah satu tujuan utama yang dijadikan ciri semua GSIS di Korea. Nah,
bila bentuk sekolah pasca semacam ini yang kalian cari, maka saya kira GSIS adalah
tempatnya.
Bila ilmu sains adalah darah daging dan oksigen kalian, maka tetap saja SKY adalah
pilihan awal. Sama halnya dengan orang Korea yang ingin juga sekuat tenaga bersekolah di
sana.
Tetapi, tidak selalu demikian, boleh jadi nama itu penting. Tapi, mengingat bahwa
pendidikan di Korea bisa dikatakan telah sedemikian maju dan terus berbenah diri, maka
universitas lain pun juga bisa menjadi perhatian. Untuk bidang sains, pilihlah KAIST (Korea
Advanced Institute of Sciences and Technology). KAIST adalah salah satu sekolah bidang
teknologi

yang


telah

mendapat

sorotan

dunia

karena

keberhasilannya

dalam

mengembangkan bidang sains menjadi daya saing Korea saat ini.
-

Pilihlah sekolahmu
Saat ini berbagai universitas papan atas dan universitas lain di Korea terus berlomba

untuk membuka, mempertahankan, meningkatkan, dan meneruskan eksistensi GSIS ini.
Universitas-universitas lain di ibukota Seoul yang memiliki GSIS antara lain adalah ChungAng University, Ehwa Womans University, Hansung University, dan Hanyang University.
Sementara itu universitas di daerah pun tak ketinggalan untuk mendirikan sekolah pasca
dengan konsentrasi yang sama, misalnya Ajou University di Suwon, Hallym University di
propinsi Gangwon, Kwandong University di Gangneung, propinsi Gangwon, Kyonggi
University di Suwon, propinsi Gyeonggi, KyungHee University, Pusan National University in
Pusan, dan Tamna University di propinsi Jeju. Kemungkinan besar beberapa universitas lain
juga menyelenggarakan sekolah pasca sarjana yang sama namun dengan sebutan lain.
Dari gambaran singkat di atas dapat terlihat banyaknya pilihan untuk kuliah di Seoul
dan di ibukota daerah.

Jangan khawatir. Mereka yang di daerah pun juga memiliki

kompetensi khusus yang bertaraf internasional baik dari segi nama maupun kompetensi
yang diajarkan. Tak berlebihan karena GSIS memang memiliki ciri khusus, seperti yang
disinggung sebelumnya, yaitu dilaksanakannya perkuliahan dalam bahasa Inggris bahkan
untuk program-program studi Korea sekali pun. Sekali lagi, hal ini dikarenakan mahasiswa di

GSIS adalah gabungan antara mahasiswa Korea dan mahasiwa asing dari berbagai negara
baik yang kuliah dengan biaya sendiri maupun beasiswa. Mereka berkumpul dalam satu

wadah sekolah untuk menuai ilmu di Korea Selatan.

Step 2: Thinking about study costs: Mahal Nggak Yah?
Ada yang bilang bahwa kuliah di Korea mahal. Tentu saja bila hal itu dilihat dari kurs
Rupiah dengan Won serta biaya hidup di Korea. Apabila kalian ingin kuliah di Korea dengan
bea sendiri. Teruskan baca bagian ini. Bila kalian ingin kuliah dengan beasiswa, langsung saja
baca bagian beasiswa kuliah di Korea di bagian lain buku ini.

Okey, anggap saja kalian ingin kuliah dengan biaya sendiri (baca: biaya ortu). Maka
kita perlu tahu bahwa biaya hidup di Korea kira-kira 7 kali lebih mahal daripada rata-rata di
Indonesia. Singat saja: dari biaya makan. Sekali makan, rata-rata adalah KRW 4.000, atau
sekitar Rp 30.000. Mungkin mahal buat sebagian kita, dan tidak begitu mahal buat yang lain.
Dipikir-pikir harga ini sama halnya bila kita sekali makan di mall di tanah air atau makan di
restoran cepat saji. Seperti itulah.

Semoga gambaran ini bisa membuat kita sedikit

membayangkannya. Ini baru makan satu kali. Bila kita makan sehari tiga kali? Bisa kita
hitung sendiri. Ini baru biaya makan. Tapi, kita bisa memasak sendiri, kan? Ini tentu saja
jauuuuuh lebih hemat. Jadi, intinya: biaya bukanlah masalah bila kita mau dan tahu

menyiasatinya. Sekarang, sudah siap untuk lebih tahu lagi tentang biaya memulai kuliah?
Nah, kembali ke awal cerita. Bila kita ingin mendaftar di Korea, maka kita biasanya
akan mendaftar langsung atau secara online lewat situs universitas tersebut. Saat ini fasilitas
pendaftaran online telah biasa dilakukan di kampus-kampus Korea. Biaya ini rata-rata
sekitar KRW 30.000 atau sekitar Rp Rp 250.000 yang bisa ditransfer ke rekening universitas
tersebut. Setelah itu, kalian akan mendapatkan bukti pendaftaran. Oya, biaya ini tak bisa
dikembalikan biasanya.
Lalu, setelah mendaftar, kalian juga perlu mendaftar biaya kuliah atau SPP. Tentu
saja ini harus kalian bayar bila kalian telah selesai ikut ujian masuk atau wawancara. Untuk
kalian yang ada di Indonesia, ada wawancara yang bisa dilakukan lewat telepon langsung
kepada kalian atau bisa juga lewat Skype. Ada juga universitas-universitas yang hanya
melihat study plan atau rencana studi kalian dalam surat lamaran yang kalian buat. Jadi,

yang terakhir ini adalah kalian tak perlu ada wawancara, namun pihak universitas tinggal
melihat IPK kalian serta berkas-berkas yang kalian kumpulkan. Intinya, semua proses ini
sering kali berbeda antaruniversitas. Jadi, memastikan kalian memahami benar isi dan tata
cara aplikasinya adalah hal utama. Jangan lupa ini!
Sekarang, kita perlu tahu besaran biaya kuliah di Korea. Sama halnya dengan di
Indonesia, jurusan sosial dan non-sosial (teknik, misalnya) memiliki standar berbeda yang
menentukan besaran biaya kuliah. Jurusan ilmu sosial/non-eksakta lebih murah daripada

yang eksak. Itu saja. Untuk itu, secara garis besar bisa kita pilah bahwa biaya kuliah per
semester untuk jurusan sosial adalah rata-rata KRW 2.500.000 (dua setengah juta Won)
atau sekitar Rp 17 Juta Rupiah per semester. Namun, ini pun masih bisa lebih murah dan
lebih mahal tergantung universitas—apakah negeri atau swasta dan letak universitas itu—
apakah di kota atau daerah. Lalu, untuk jurusan eksakta, rata-rata adalah KRW 3.000.000
(tiga juta Won) atau sekitar Rp 21 Juta Rupiah. Untuk amannya, setiap tahun atau dua
semester, maka untuk kuliah di Korea dibutuhkan biaya sekitar US$ 5000 (lima ribu Dollar).
Biaya yang fantastis. Sekali lagi ini adalah rata-rata.
Bila biaya sebesar ini bukan halangan, silakan jadikan Korea sebagai tempat tujuan
belajar. Bila—sekali lagi—ini terlalu mahal, maka beasiswa adalah jalan lain menuju Korea.
Nah, bagi kalian yang ingiiiiiiin sekali kuliah di Korea atau sekedar mencicipi kuliah di
Korea, maka ada dua cara, yaitu kita bisa belajar bahasa Korea di berbagai universitas di
Korea selama 3 bulan saja untuk satu term atau satu tahun sampai lulus level 6. Atau, kalian
bisa menjadi exchange student atau ikut pertukaran pelajar atau mahasiswa di universitas
mana pun di Korea. Yang terakhir ini adalah pilihan yang bijak dan mengasyikkan.
Belajar bahasa Korea di Korea akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan
tak terlupakan karena kita hanya akan belajar dari jam 9 pagi sampai jam 13 siang. Sisanya?
Ekplor dan jelajahilah Korea. Silakan baca bagian lain buku ini untuk tempat-tempat asyik di
Korea selama jungkir-balik dan menyelami hidup di Korea.
Sekali lagi, bila belajar bahasa Korea dalam periode pendek adalah cara yang

menarik dan kelihatan menantang buat kalian, maka silakan masuk ke website universitas
yang kalian inginkan. Di sana, masuklah ke ohaktang atau Language Institute-nya.
Perhatikan bahwa tiap universitas punya nama-nama berbeda untuk ini. Namun, rata-rata
namanya adalah Korean Language Institute. Semua tata cara dari apa saja yang perlu
dipersiapkan dan langkah-langkah apa saja yang perlu diambil bahkan hingga persiapan visa

juga ada dalam informasi di setiap websitenya. Untuk biaya, bisa dikatakan bahwa rata-rata
biaya belajar bahasa Korea per term (3 bulan) adalah KRW 1.400.000 (1,4 juta Won) atau
sekitar Rp 11 Juta Rupiah. Perlu diketahui bahwa belajar bahasa Korea di semua ohaktang
ini dibagi ke dalam 4 term selama setahun (Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, dan
Musim Dingin). Silakan pilih term mana yang kalian inginkan. Misalnya, bila ingin belajar
bahasa Korea sambil menikmati musim dingin, pilihlah Winter term. Atau, bila kalian ingin
belajar selama 1 tahun maka semua musim di Korea akan bisa kalian rasakan dan nikmati
sembari belajar bahasa dan budaya Korea. Tentu saja, biaya pun menyesuaikan.
Oya, itu baru biaya kuliah. Belum termasuk biaya hidup. Untuk tahu berapa uang
yang harus dipersiapkan untuk hidup di Korea, silakan baca bagian tentang biaya hidup di
Korea di buku ini.

Step 3: Kuliah Gratis dengan Beasiswa serta manfaatnya. Ciihuiii..!!!

Kuliah di Korea dengan biaya sendiri bisa jadi memang relatif tak murah. Namun,
bukan berarti tak bisa, ‘ka ?. Tentu dengan beasiswa jawabannya.
Karena dengan banyaknya tawaran beasiswa yang berjibun termasuk ke Korea
Selatan yang kita bicarakan ini, tak ada hal yang tak mungkin diraih. Namun, untuk
meyakinkan lagi bahwa kuliah di Korea baik dengan biaya sendiri, terutama dengan
beasiswa sangatlah menguntungkan. Maka sekali lagi, tak ada salahnya bila poin-poin
berikut ini perlu dilihat.
Pertama, bila kita kuliah di kelas internasional, maka semua mata kuliah yang
ditawarkan disampaikan dalam bahasa Inggris. Hal ini memang mutlak karena inilah yang
mencirikan beberapa sekolah pasca ini berbeda dengan sekolah pasca umum (general
graduate school) yang telah banyak ada di berbagai universitas di Korea. Namun, perlu
diperhatikan bahwa rata-rata perkuliahan untuk tingkat S1 atau sarjana di banyak bidang
masih banyak yang menggunakan bahasa Korea sebagai pengantarnya. Untuk itu, sekali lagi,
belajar bahasa Korea sangat dianjurkan. Tapi, jangan khawatir, belajar bahasa Korea pun
juga bisa menjadi proses yang menyenangkan sebelum memulai program S1, S2, atau S3
kalian di Korea.

Kedua, kalian sebagai para mahasiswa akan berbaur dengan mahasiswa Korea dan
mahasiswa internasional. Hal ini memberikan kondisi yang kondusif bagi kalian untuk
terpapar dalam atmosfer global. Inilah yang bisa menjadikan kita lebih kompetitif dan lebih
terbuka wawasannya.
Ketiga, di hampir semua kampus ada sebuah lembaga yang namanya

Career

Development Center yang membantu para mahasiswa asing dan Korea mencari kegiatan
magang atau penempatan di organisasi-organisasi nasional dan internasional, lembaga
swadaya, dan sektor-sektor pemerintah maupun swasta yang beroperasi di Korea dan ada
juga yang di luar negeri. Intinya, asalkan kalian sering datang ke kantor urusan internasional
tempat kalian kuliah, maka apa pun masalah dan keinginan kalian akan bisa dengan mudah
teratasi. Di tempat semacam ini pulalah kalian bisa tahu bagaimana dan apa yang harus
kalian kerjakan bila nanti—misalnya—setelah lulus ingin langsung meneruskan ke
pendidikan yang lebih tinggi (dari S1 ke S2 atau ke S3 misalnya).
Keempat, akses ke dalam perpustakaan di dalam universitas dan kampus sangat
bagus. Artinya, selain rata-rata perpustakaannya buka hingga malam, kalian bisa juga
menggunakan ruangan di sana untuk belajar hingga malam hari. Akses internet? Tentu saja
gratis. Belum lagi, jurnal-jurnal ilmiah yang bisa didapat dengan mudah.
Kelima, tersedianya para ahli atau pengajar internasional yang khusus didatangkan
untuk menjadi staf pengajar di beberapa jurusan tertenu. Hal ini untuk memberikan
mahasiswa kesempatan mengenal dan memahami perspektif yang berbeda dari para pakar
luar negeri.
Keenam,banyaknya beasiswa yang ditawarkan untuk para mahasiswa dengan
berbagai sistem pendanaan dan fasilitas yang menguntungkan mahasiswa.
Untuk itu, silakan baca bagian tentang beasiswa kuliah di Korea berikut ini.
Beasiswa untuk kuliah di Korea bisa berasal dari sumber-sumber berbeda. Intinya
ada dua yang utama, yaitu dari lembaga atau universitas itu sendiri dan dari pemerintah
Korea Selatan. Untuk yang pertama, beasiswa bisa berasal dari pusat studi atau
laboratorium tempat kalian nanti kuliah. Singkatnya, beasiswa ini lebih dikenal dengan
beasiswa profesor. Begitu banyak orang menamaninya. Hal ini karena mahasiswa asing ini

belajar, bekerja, membantu profesor itu dalam penelitian dan pengajaran dan sebagai imbal
baliknya, dia digratiskan bea kuliahnya. Bukan itu saja, mereka juga diberikan tunjangan
untuk hidup sehari-hari juga tentunya.
Nah, bila beasiswa semacam itu bukan yang kalian cari, maka beasiswa dari
pemerintah Korea bisa menjadi pilihan kedua. Apa saja ini?
Sebenarnya beasiswa ini berasal dari universitas yang bekerja sama dengan
pemerintah dan lembaga-lembaga lain di Korea, seperti Korea Foundation, NIIED (National
Institute for International Education Development), KOICA, POSCA, KT&G, dan lain lain.
Secara rata-rata dapat dipaparkan bahwa beasiswa yang tersedia untuk mahasiswa baik
Korea maupun internasional adalah pemberian bantuan sebesar 50% sampai 100% dari
uang kuliah berdasarkan prestasi akademiknya.

Berikut ini adalah gambaran sekilas

mengenai beasiswa yang bisa didapatkan di Korea. Misalnya bila kalian ingin kuliah di
sekolah pasca sarjana di Korea.

Beasiswa untuk para mahasiswa internasional di GSIS *(keadaan dan persyaratan tidak sama di setiap GSIS,
namun secara garis besar sama dan rata-rata tersedia hal-hal seperti di bawah ini)

Syarat
Program
Jumlah

Semester

GSIS International Students
Scholarship di universitas
masing-masing

KT&G Fellow yang didukung
oleh KT&G foundation

POSCO Asian Fellow dibiayai
oleh POSCO TJ Park
Foundation

Semua mahasiswa asing

Turki, Iran, Kazakhstan,
Russia, atau Indonesia

Semua warga negara Asia

Master/Doktor

Master

Master

Semua mahasiswa asing yang
menjadi mahasiswa GSIS
4 mahasiswa per tahun
dalam bidang Master/Doktor

Setiap semester

Bila kalian mendaftar sebagai
mahasiswa asing di GSIS
suatu universitas(misalnya),
Proses Aplikasi
maka otomatis kalian juga
menjadi calon penerima
beasiswa ini.

Setiap musim Semi
(Pendaftaran biasanya dimulai
bulan September tahun
sebelumnya)
Bila kalian telah terdaftar
sebagai mahasiswa di suatu
universitas dan kalian dari
Turki, Iran, Kazakhstan,
Russia, atau Indonesia, dan
kalian termasuk yang terbaik
maka secara otomatis
terdaftar sebagai KT&G
Fellow.

Scholarship award untuk
Mendaftar ke GSIS Master
Proses seleksi semester satu ester akan
Program universitas yang
ditentukan berdasarkan nilai kalian pilih → Komite

5 mahasiswa per tahun
Setiap musim Gugur
(Pendaftaran biasanya
dimulai pada bulan Maret –
Mei tahun itu juga)

Bila kalian terdaftar sebagai
salah satu dari 5 terbaik
dalam nilai tes masuk, maka
bisa menjadi calon penerima
POSCO Asian Fellow.

Mendaftar ke GSIS Master
Program universitas yang
kalian pilih→ Komite

masuk yang ditetapkan
komite seleksi GSIS di
universitas tempat kalian
kuliah nantinya.



Besaran
Beasiswa

GSIS International
Students Scholarship A: 100%
dari bea kuliah (termasuk
bea tes masuk/Admission

Fee)
GSIS International Students
Scholarship B: 50% dari bea

kuliah (termasuk bea tes
masuk/Admission Fee)

Syarat-syarat
Syarat:
untuk terus
mendapatkan - IPK harus 3,5 atau di
beasiswa ini atasnya
- Tidak cuti selama masa
kuliah

Untuk semester
selanjutnya, beasiswa
ditentukan berdasarkan IPK
semester sebelumnya
(rangking di antara
mahasiswa asing saja)


universitas akan menilai dan
merekomendasikan kalian ke
KT&G fou datio → KT&G
foundation memilih calon →
hasil

universitas kalian akan
menilai dan
merekomendasikan kalian ke
PO“CO fou datio → POSCO
foundation memilih calon→
hasil

Selama 4 semester:
100% dari seluruh
bea kuliah (termasuk bea tes
masuk/ Admission Fee)
KRW 1,000,000 per

bulan untuk biaya hidup.

Selama 4 semester:
100% dari seluruh
bea kuliah (termasuk bea tes
masuk/Admission Fee)
KRW 1,000,000 per
bulan untuk biaya hidup.

IPK 3,0 atau di atasnya.
Menyerahkan laporan
kegiatan dan thesis ke KT&G
foundation
Aktif dalam kegiatan KT&G

IPK 3,0 atau di atasnya.
Menyerahkan laporan dan
thesis ke POSCO foundation
Aktif dalam kegiatan POSCO

Masih bingung? Tak Perlu. Pemerintah Korea saat ini tengah gencar-gencarnya
menarik sebanyak mungkin mahasiswa asing untuk belajar di Korea. Beasiswa yang
ditawarkan oleh pemerintah Korea kepada mahasiswa asing memang telah menjadi bagian
dari strategi pemerintah Korea untuk meningkatkan citranya di mata internasional. Melalui
Study in Korea Project tahun 2004

dan Achievement Plan for Study in Korea Project

berdasarkan laporan tahun 2008, Korea bertekad untuk menarik sebanyak mungkin
mahasiswa asing ke negaranya.

Mengapa begitu? Sekali lagi karena Korea ingin menjadikan dirinya sebagai hub
dalam bidang peningkatan kekuatan SDM di Asia Timur.
Jadi saat inilah kesempatan yang tepat untuk kuliah di Korea. Selain itu, Korea juga
ingin memperkuat daya saing sistem pendidikan tingginya. Untuk menyukseskan program
ini, pemerintah Korea secara resmi membuka situs www.studyinkorea.go.kr yang secara
resmi dapat dijadikan informasi online bagi para mahasiswa dan calon mahasiswa
internasional yang ingin menjadikan Korea sebagai tempat belajar mereka. Hal lain yang
dilakukan oleh pemerintah Korea adalah dengan membiayai universitas yang menawarkan
kelas-kelasnya dalam bahasa Inggris serta membiayai program pelatihan bahasa Korea
untuk mahasiswa dan pegawai pemerintahan dari negara lain. Tak ketinggalan pula,
penyederhanaan proses pengajuan visa dan prosedur imigrasi untuk mahasiswa asing juga
telah membantu meningkatnya mahasiswa asing di Korea.
Untuk itu, tak perlu bimbang lagi bila kalian ingin menjadikan Korea Selatan sebagai
negara untuk belajar di jenjang yang lebih tinggi.