Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dala

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA: UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 SINGARAJA) BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH

I PUTU WIDIARTA NIM. 1313021003 /TA: 2013 IDA AYU SANDRA KARTIKA PUTRI NIM. 1313021016

/TA: 2013

I NENGAH EDI BUDIARTA NIM. 1213021033 /TA: 2012 NI KOMANG SRI PUSTIKA DEWI

NIM. 1313021010 /TA: 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

RINGKASAN

Secara umum, tujuan diusulkannya PKM-P ini adalah untuk mendeskripsikan upaya guru dalam mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah siswa melalui pendekatan saintifik kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika. Terdapat 5 komponen pendekatan saintifik yang akan diobservasi dalam penelitian ini, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Komponen kreativitas ilmiah yang akan diobservasi dalam penelitian ini mengikuti konsep Scientific Structure Creativity Model (SSCM) yang dikembangkan oleh Hu dan Adey (2002), dimana kreativitas ilmiah dibedakan atas tiga dimensi pokok yaitu: (1) dimensi produk ( product ) yang terdiri atas empat subdimensi, yaitu: produk teknis ( technical product ), pengetahuan sains ( science knowledge ), fenomena sains ( science phenomena ), dan masalah sains ( science problem ); (2) dimensi sifat ( trait ) yang terdiri atas tiga subdimensi, yaitu: kelancaran ( fluency ), keluwesan ( flexibility ), dan keaslian ( originality ); serta (3) dimensi proses ( process ) yang terdiri atas dua subdimensi yaitu berpikir ( thinking ) dan imajinasi ( imagination ). Sedangkan komponen sikap ilmiah yang akan diobservasi sesuai dengan yang diungkapkan oleh Harlen (dalam Anwar, 2009), dimana terdapat 8 aspek sikap ilmiah, yaitu: sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap tekun, sikap kerjasama, sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir terbuka, dan sikap disiplin. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Terdapat 3 tahapan utama pelaksanaan penelitian ini yaitu: (1) tahap pra-lapangan, (2) tahap lapangan, dan (3) tahap pasca lapangan. Tahap pra-lapangan merupakan tahap perencanaan, dan penyiapan segala bentuk materi yang dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap berikutnya. Pada tahap ini beberapa aktivitas yang dilakukan, antara lain: (1) penyiapan sarana dan penentuan waktu pelaksanaan penelitian, (2) mengurus perizinan pelaksanaan penelitian, (3) melakukan penjajakan awal dan menilai keadaan lapangan, (4) memilih informan (guru fisika dan siswa yang mereka ajar). Dalam penelitian ini, kegiatan lapangan dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) memahami latar penelitian, (2) pengumpulan data, (3) analisis data di lapangan. Pada tahap pasca lapangan terdapat 3 kegiatan, yaitu: (1) analisis data lanjutan, (2) pengambilan simpulan akhir, (3) konfirmasi dan penyusunan laporan. Penelitian rencananya akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singaraja. Sumber data penelitian ini adalah 2 orang guru fisika dan masing-masing 15 orang siswa yang mereka ajar. Penentuan lokasi penelitian dan jumlah sumber data penelitian kualitatif ditentukan secara purposive sampling (Sugiyono, 2008). Materi yang akan diolah dalam penelitian ini, yaitu: (1) transkripsi dan catatan lapangan dari hasil pengamatan serta refleksi terhadap perilaku mengajar guru fisika, (2) data transkrip hasil wawancara dengan guru berupa alasan-alasan yang melatarbelakangi perilaku mengajar guru, dan (3) data triangulasi berupa hasil wawancara dengan siswa terkait perilaku mengajar guru terkait. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada 3, yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah diri peneliti sendiri yang hadir di lapangan. Untuk memaksimalkan kerja peneliti, digunakan alat bantu perekam elektronik berupa kamera digital dan perekam video ( handycam ) serta alat bantu pencatatan di lapangan yakni, buku, pensil, dan pulpen. Analisis data dilakukan dalam

2 tahap yaitu: (1) analisis selama peneliti masih berada di lapangan; dan (2) analisis setelah pengumpulan data berakhir (Sugiyono, 2008). Pada setiap tahapan tersebut, terdapat tiga sub tahapan yang akan dilakukan, yakni: (1) tahap reduksi data (2) tahap paparan data, dan (3) tahap verifikasi data serta penarikan simpulan. Keabsahan data akan dinilai berdasarkan jumlah data dan kualitas data. Proses pengumpulan data akan dilakukan selama 3 bulan dengan total anggaran biaya Rp 12.155.400.

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Kreativitas Ilmiah, Sikap Ilmiah.

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusian (SDM) yang berkualitas adalah SDM yang memiliki kesetimbangan hardskill dan softskill dalam kuantitas tinggi. Kreativitas merupakan salah satu komponen hardskill SDM yang dinilai penting di era globalisasi ini. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menemukan berbagai variasi solusi baru terhadap suatu permasalahan (Kumari, Pujar, & Naganur, 2014). Bagceci dan Ozyurt (2014) mengungkapkan bahwa dalam rangka menghadapi perubahan aspek kehidupan yang berlangsung sangat cepat di era globalisasi ini, masyarakat harus mampu berpikir kreatif, mampu bertindak dengan cepat dan tepat, mampu menyelesaikan permasalahan dengan efektif, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Sehubungan dengan ini, berbagai sumber mengungkapkan bahwa pengembangan kreativitas siswa dalam dunia pendidikan dewasa ini menjadi hal yang krusial. Hal ini seperti apa yang termuat dalam dokumen the Next Generation Science Standards (NGSS) yang dirumuskan oleh the National Science Teacher Association (NSTA) dan dipublikasikan oleh pemerintahan Amerika Serikat pada Tahun 2013 bahwa dalam rangka mempersiapkan SDM yang berkualitas, pendidikan harus fokus pada proses pelatihan yang mengandung 4 komponen, dimana terdapat dua komponen utama yang paling difokuskan, yaitu inovasi dan kreativitas (NGSS dalam Ceran, Gungoren, & Boyacioglu, 2014).

Dalam rangka mengembangkan SDM yang berkualitas, hardskill yang tinggi saja belum cukup untuk menghadapi perubahan aspek kehidupan yang berlangsung cepat di era globalisasi ini. Diperlukan keterampilan lunak yang disebut softskill . Sebuah penelitian di Universitas Harvard mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang dalam bidang apapun, tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya ( hardskill ) saja, namun juga dipengaruhi oleh kemampuannya mengelola emosi ( softskill ). Secara kuantitatif, hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 80% kesuksesan manusia dipengaruhi oleh softskill dan 20% dipengaruhi oleh hardskill . Dengan demikian, pengembangan softskill SDM tentu menjadi hal yang penting.

Dalam dunia sains, istilah softskill dikenal dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan sikap yang melekat pada diri siswa setelah mempelajari sains. Sikap ilmiah dibedakan dari sekadar sikap terhadap sains, karena sikap terhadap sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap pembelajaran sains. Menurut Harlen (dalam Anwar, 2009), terdapat 8 aspek sikap ilmiah, yaitu: sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap tekun, sikap kerjasama, sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir terbuka, dan sikap disiplin. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan sikap ilmiah merupakan dua komponen penting yang perlu dikembangkan dalam pendidikan dalam rangka membangun SDM Indonesia yang berkualitas.

Fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, kreativitas dan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran matematika dan sains di dalam dan luar negeri masih berada pada tingkatan rendah. Rendahnya aspek kreativitas siswa ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Prianggono et al. (2010) terhadap siswa kelas X SMK Negeri 1 Pacitan dimana dari 122 siswa yang menjadi sampel penelitian, tidak terdapat siswa yang masuk Fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, kreativitas dan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran matematika dan sains di dalam dan luar negeri masih berada pada tingkatan rendah. Rendahnya aspek kreativitas siswa ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Prianggono et al. (2010) terhadap siswa kelas X SMK Negeri 1 Pacitan dimana dari 122 siswa yang menjadi sampel penelitian, tidak terdapat siswa yang masuk

dan Ozyurt (2014) terhadap 60 siswa SMA di Kabupaten Gaziantep, Turki menunjukkan bahwa tedapat variasi perolehan skor siswa pada tiga dimensi kreativitas pada matapelajaran sains, dimana dimensi kelancaran ( fluency ) berada pada rata-rata skor tertinggi dan dimensi keluwesan ( flexibility ) berada rata-rata skor terendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menemukan variasi solusi suatu permasalahan masih rendah. Dari segi sikap ilmiah, Fakhruddin et al. (2010) mengungkapkan bahwa sikap ilmiah siswa kelas X SMAN 1 Bangkinang Barat pada pembelajaran fisika masih tergolong rendah karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat ceramah. Rendahnya sikap ilmiah siswa juga ditemukan oleh Pitafi dan Farooq (2012) dalam penelitiannya terhadap 100 siswa di 10 sekolah berbeda di Kabupaten Rajanpur, Pakistan.

Tingkat kreativitas dan sikap ilmiah siswa dipengaruhi oleh kreativitas tindak guru dalam pembelajaran. Ayverdi et al. (dalam Ceran, Gungoren, & Boyacioglu, 2014), mengungkapkan bahwa guru merupakan orang yang paling berperan terhadap perkembangan kreativitas siswa dalam periode pendidikan formal. Senada dengan pernyataan tersebut, Lee dan Endorgan (dalam Ceran, Gungoren, & Boyacioglu, 2014) menyatakan bahwa karakteristik guru dan metode pengajarannya merupakan faktor penting yang mempengaruhi sikap siswa dan kreativitasnya. Pemilihan bahan pengajaran, model dan strategi pengajaran tertentu juga memiliki pengaruh positif pada kemampuan berpikir kreatif siswa (Sayan dalam Ceran, Gungoren, & Boyacioglu, 2014). Sayan juga mengungkapkan bahwa guru yang memiliki karakteristik yang demokratis dalam mengajar, berpengaruh positif terhadap kreativitas siswa. Disamping itu, dinyatakan bahwa siswa yang sering melakukan praktikum di laboratorium memiliki tingkat kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang jarang melakukan praktikum. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan sikap ilmiah siswa. Dengan demikian, sistem pendidikan nasional seharusnya fokus pada hal ini.

Diberlakukannya kurikulum 2013 di Indonesia saat ini merupakan upaya terbaru pemerintah untuk mengoptimalisasikan standar pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, selain fokus pada pengembangan keterampilan kognitif dan psikomotor, sistem pendidikan juga difokuskan pada pengembangan sikap dan karakter peserta didik (kompetensi afektif). Hal ini dilakukan dengan menerapkan konsep pendekatan saintifik yang menyentuh tiga ranah dalam pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik memberikan hasil pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran Diberlakukannya kurikulum 2013 di Indonesia saat ini merupakan upaya terbaru pemerintah untuk mengoptimalisasikan standar pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, selain fokus pada pengembangan keterampilan kognitif dan psikomotor, sistem pendidikan juga difokuskan pada pengembangan sikap dan karakter peserta didik (kompetensi afektif). Hal ini dilakukan dengan menerapkan konsep pendekatan saintifik yang menyentuh tiga ranah dalam pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik memberikan hasil pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran

pendekatan saintifik, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70% (Kemendikbud, 2013). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kurikulum 2013, pemerintah mewajibkan penerapan pendekatan saintifik pada semua mata pelajaran.

SMA Negeri 1 Singaraja merupakan salah satu SMA berakreditas sangat baik di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Selama satu tahun penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini, belum ada data yang menginformasikan bagaimana upaya guru fisika dalam menerapkan pendekatan saintifikkurikulum 2013, khususnya yang terkait dengan pengembangan kreativitas dan sikap ilmiah siswa. Oleh karena itu, dalam proposal ini, digagas sebuah penelitian yang berjudul “Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika: Upaya Pengembangan Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Singaraja?

2) Bagaimanakah upaya guru dalam mengembangkan kreativitas ilmiah siswa SMA Negeri 1 Singaraja melalui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika?

3) Bagaimanakah upaya guru dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa SMA Negeri

1 Singaraja melalui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Singaraja.

2) Mendeskripsikan upaya guru dalam mengembangkan kreativitas ilmiah siswa SMA Negeri 1 Singaraja melalui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika.

3) Mendeskripsikan upaya guru dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa SMA Negeri 1 Singaraja melalui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program kreativitas ini adalah adanya data kualitatif yang absah terkait dengan upaya guru SMA Negeri 1 Singaraja dalam mengembangkan kreativitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa melalui pendekatan saintifik kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika.

1.5 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini antara lain: (1) data kualitatif hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak guru, pihak sekolah, dan pihak pemerintah untuk meningkatkan kualitas mengajar guru, khususnya yang berhubungan dengan penerapan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dalam pembelajaran; (2) bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan wadah untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian kualitatif, serta memperoleh ilmu terkait dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dalam pembelajaran, kreativitas ilmiah, dan sikap ilmiah siswa; (3) bagi pembaca, penelitian ini memberikan pengetahuan tentang metode penelitian kualitatif, pendekatan saintifik dalam pembelajaran, kreativitas ilmiah, dan sikap ilmiah siswa.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik memberikan hasil pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10% setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Sedangkan pada pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70% (Kemendikbud, 2013). Berikut merupakan langkah pembelajaran, kegiatan belajar, dan kompetensi yang dikembangkan secara umum pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Santifik Langkah

Kompetensi yang No

Kegiatan Belajar

Pembelajaran Dikembangkan

1 Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan, melihat (tanpa atau dengan alat)

ketelitian, mencari informasi

2 Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang

Mengembangkan kreativitas,

informasi yang tidak dipahami

rasa ingin tahu, kemampuan

dari apa yang diamati atau

merumuskan pertanyaan

pertanyaan untuk mendapatkan

untuk membentuk pikiran

informasi tambahan tentang apa

kritis

yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

3 Mengumpulkan Melakukan eksperimen, membaca Mengembangkan sikap teliti, Informasi

sumber lain selain buku teks,

jujur,sopan, menghargai

mengamati objek/ kejadian/

pendapat orang lain, aktivitas, wawancara dengan nara kemampuan berkomunikasi, sumber

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4 Mengasosiasi

Mengolah informasi yang sudah

Mengembangkan sikap jujur,

dikumpulkan baik terbatas dari

teliti, disiplin, taat aturan,

hasil kegiatan

kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan pun hasil dari kegiatan mengamati kemampuan berpikir induktif dan kegiatan mengumpulkan

mengumpulkan/eksperimen mau

serta deduktif dalam

informasi.

menyimpulkan

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

5 Mengkomunikasi Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap jujur, kan

kesimpulan berdasarkan hasil

teliti, toleransi, kemampuan

analisis secara lisan, tertulis, atau

berpikir sistematis,

media lainnya

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Sumber: Kemdikbud, 2013

2.2 Kreativitas Ilmiah

Secara umum, kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menemukan solusi baru terhadap suatu permasalahan (Kumari, Pujar, & Naganur, 2014). Marzano (dalam Indrayana, 2013) menyatakan bahwa kreativitas merupakan tingkatan tertinggi dari keempat klasifikasi keterampilan berpikir manusia, yaitu rentention , basic , critical , dan creative . Hu dan Adey (2002) menyimpulkan bahwa kreativitas dan sikap ilmiah siswa merupakan kreativitas yang mengkhusus pada bidang ilmu yang tekuni, sehingga peneliti tidak dapat mengukur kreativitas ini dengan tes kreativitas yang dirancang Secara umum, kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menemukan solusi baru terhadap suatu permasalahan (Kumari, Pujar, & Naganur, 2014). Marzano (dalam Indrayana, 2013) menyatakan bahwa kreativitas merupakan tingkatan tertinggi dari keempat klasifikasi keterampilan berpikir manusia, yaitu rentention , basic , critical , dan creative . Hu dan Adey (2002) menyimpulkan bahwa kreativitas dan sikap ilmiah siswa merupakan kreativitas yang mengkhusus pada bidang ilmu yang tekuni, sehingga peneliti tidak dapat mengukur kreativitas ini dengan tes kreativitas yang dirancang

Beranjak dari kesimpulan tersebut, Hu dan Adey (2002) kemudian mengembangkan sebuah tes kreativitas ilmiah untuk siswa SMA. Dalam tes tersebut, Hu dan Adey menggambarkan kreativitas ilmiah dengan konsep Scientific Structure Creativity Model (SSCM), dimana kreativitas ilmiah dibedakan atas tiga dimensi yaitu: (1) dimensi produk ( product ) yang terdiri atas empat subdimensi, yaitu: produk teknis ( technical product ), pengetahuan sains ( science knowledge ), fenomena sains ( science phenomena ), dan masalah sains ( science problem ); (2) dimensi sifat ( trait ) yang terdiri atas tiga subdimensi, yaitu: kelancaran ( fluency ), keluwesan ( flexibility ), dan keaslian ( originality ); serta (3) dimensi proses ( process ) yang terdiri atas dua subdimensi yaitu berpikir ( thinking ) dan imajinasi ( imagination ).

2.3 Sikap Ilmiah

Harlen (dalam Anwar, 2009) mengungkapkan bahwa sikap ilmiah mengandung dua makna yaitu attitude toward science dan attitude of science . Attitude toward science mengacu pada sikap dan persepsi siswa terhadap pembelajaran sains sedangkan attitude of science mengacu pada sikap yang melekat pada diri siswa setelah mempelajari sains. Sikap ilmiah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah attitude of science . Menurut Harlen (dalam Anwar, 2009), terdapat 8 aspek sikap ilmiah, yaitu: sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap tekun, sikap kerjasama, sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir terbuka, dan sikap disiplin.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif karena peneliti bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2008).

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yakni (1) tahap pra-lapangan, (2) tahap lapangan, dan (3) tahap pasca lapangan. Realisasi teknis setiap tahap dapat diuraikan sebagai berikut.

3.2.1 Tahap Pra-Lapangan

Tahap pra-lapangan merupakan tahap penyusunan, perencanaan, dan penyiapan segala bentuk materi yang dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap berikutnya. Pada tahap ini beberapa aktivitas yang dilakukan, antara lain: (1) penyusunan rancangan penelitian, (2) memilih objek penelitian, (3) penyiapan sarana dan penentuan waktu pelaksanaan penelitian, (4) mengurus perizinan pelaksanaan penelitian, (5) melakukan penjajakan awal dan menilai keadaan lapangan, (6) memilih informan.

3.2.2 Tahap Lapangan

Tahap lapangan merupakan tahap pengumpulan informasi secara holistik- kontekstual, sebagai aktivitas yang memanfaatkan segala sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, kegiatan lapangan dapat dijabarkan Tahap lapangan merupakan tahap pengumpulan informasi secara holistik- kontekstual, sebagai aktivitas yang memanfaatkan segala sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, kegiatan lapangan dapat dijabarkan

3.2.3 Tahap Pasca Lapangan

Kegiatan pada tahap pasca lapangan adalah: (1) analisis data lanjutan, (2) pengambilan simpulan akhir, (3) konfirmasi dan penyusunan laporan.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian rencananya akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singaraja. Penentuan ini dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: (1) SMA Negeri 1 Singaraja telah menerapkan kurikulum 2013; (2) SMA Negeri 1 Singaraja terkenal sebagai sekolah favorit, sehingga peneliti ingin mengungkap profesionalisme guru dalam mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika; (3) SMA Negeri 1 Singaraja terkenal sebagai sekolah favorit, sehingga peneliti ingin mengungkap tingkat kreativitas dan sikap ilmiah siswa di sekolah tersebut; dan (4) lokasi SMA Negeri 1 Singaraja dekat dengan tempat tinggal peneliti dan kampus UNDIKSHA, sehingga penggunaan waktu, tenaga, dan biaya dapat diminimalisir.

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

3.4.1 Data Penelitian

Data penelitian mengacu pada materi mentah yang dikumpulkan oleh peneliti dari “dunia” yang sedang diteliti, yaitu berupa fakta-fakta yang dikumpulkan untuk

digunakan sebagai materi analisis. Materi yang akan diolah dalam penelitian ini, yaitu: (1) transkripsi dan catatan lapangan dari hasil pengamatan serta refleksi terhadap upaya guru dalam mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah siswa melalui penerapan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika, (2) data transkrip hasil wawancara dengan guru berupa alasan-alasan yang melatarbelakangi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan (3) data triangulasi berupa hasil wawancara dengan siswa terkait upaya guru dalam mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah siswa melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika.

3.4.2 Sumber Data Penelitian

Data diperoleh dari guru dan siswa. Guru yang dijadikan sebagai sumber data penelitian adalah dua orang guru yang mengajar fisika di SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Sumber data siswa diperoleh dari masing-masing 15 orang siswa yang diajar oleh guru bersangkutan. Jumlah sumber data penelitian kualitatif ditentukan secara purposive sampling (Sugiyono, 2008). Sumber data yang lain adalah foto, video, dan dokumen terkait.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, pengumpulan data bertujuan memperoleh data yang diharapkan. Menurut Sugiyono (2008), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pengamatan ( observation ), (2) wawancara ( interview ), (3) dokumentasi, dan (4) kuesioner.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah diri peneliti sendiri yang hadir di lapangan. Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen kunci. Peneliti hadir ditengah latar penelitian. Sebagai instrumen, dengan menggunakan segala kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, peneliti bertindak selaku alat pengumpul data. Untuk memaksimalkan unjuk kerja instrumen kunci, digunakan alat bantu perekam elektronik berupa kamera digital dan perekam video ( handycam ) serta alat bantu pencatatan di lapangan yakni, buku, pensil, dan pulpen. Peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan, melakukan wawancara serta mendeskripsikan hasil penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan analisis secara kolektif. Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dilakukan dalam 3 tahap yaitu: (1) analisis sebelum di lapangan; (2) analisis selama peneliti masih berada di lapangan; (3) analisis setelah pengumpulan data berakhir (Sugiyono, 2008). Pada setiap tahapan tersebut, terdapat tiga sub tahapan analisis data yang akan dilakukan, yakni: (1) tahap

reduksi data ( data reduction ), (2) tahap paparan data ( data display ), dan (3) tahap verifikasi data serta penarikan simpulan ( conclution drawing and verification ).

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data

Terkait dengan keabsahan data, ada dua hal yang perlu dikaji. Hal yang pertama berkaitan dengan pertanyaan “apakah jumlah data sudah memadai sesuai dengan masalah serta sumber data penelitian?” dan hal yang kedua berkaitan dengan pertanyaan, “apakah data yang terkumpul tersebut mempunyai kualitas yang memadai?”. Kedua pertanyaan tersebut akan dijawab dan dijelaskan dalam uraian

berikut.

a) Jumlah Data Sesuai dengan masalah penelitian dan metode pengumpulan data, data yang akan dikumpulkan terdiri atas: (1) data hasil observasi lapangan yang dilengkapi dengan rekaman dari proses belajar mengajar di kelas, (2) data hasil wawancara, dan (3) data hasil tes kreativitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa. Data hasil observasi berupa catatan (baik deskriptif maupun reflektif) yang akan dibuat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data hasil rekaman akan ditranskripsikan untuk melengkapi serta sekaligus mengontrol kelengkapan catatan selama observasi. Berdasarkan transkripsi tersebut, peneliti akan melakukan perhitungan dan tabulasi sesuai dengan karakteristik data. Data rekaman hasil wawancara juga akan ditranskripsikan untuk memudahkan penarikan kesimpulan sesuai dengan butir-butir pertanyaan yang ada. Untuk memperjelas dan meminimalkan kesalahan interpretasi hasil rekaman, peneliti akan melakukan pengecekan ulang terhadap transkripsi pembelajaran dengan teman sejawat peneliti. Dari segi jumlah, data tersebut sudah memadai karena semua data yang berkaitan dengan masalah penelitian sudah tersedia dalam sumber data. Selanjutnya data yang sudah terkumpul perlu dikaji kualitasnya, agar hasil pengolahannya dapat mencapai tingkat kepercayaan ( credibility ) yang setinggi-tingginya.

b) Kualitas Data Ada dua hal yang esensial berkenaan dengan kualitas data, yakni reliabilitas dan validitas. Dari segi reliabilitas, data penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan: (1) guru dan siswa, selaku sumber data, akan diobservasi dengan dalam jangka waktu 3 bulan, dan (2) 2 orang guru dan 30 orang siswa selaku sumber data, akan diwawancarai dengan pedoman wawancara yang sudah mendapat validasi dari dosen pembimbing, Berdasarkan indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data penelitian ini berlangsung secara konsisten dan stabil. Dengan demikian, dari segi persyaratan reliabilitas secara kualitatif, data yang akan terkumpul sudah memadai.

Dari segi validitas, informasi yang diperlukan dalam penelitian ini secara nyata ada. Kebenaran informasi tersebut dapat diketahui berdasarkan: (1) catatan yang akan dibuat oleh peneliti selama observasi menunjukkan bahwa guru telah menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika, (2) guru selaku sumber data memberikan jawaban yang berisi tentang perilaku mengajar serta jawaban yang sesuai dengan kenyataan sehubungan dengan butir-butir yang ditanyakan selama proses wawancara berlangsung, dan (3) siswa selaku sumber data telah memberikan klarifikasi terkait dengan upaya guru dalam mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya PKM

No

Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 4.500.000

2 Bahan habis pakai 1.610.400

4.2 Jadwal Kegiatan Bulan ke-

No

Jenis Kegiatan

Penyiapan sarana dan penentuan waktu

1 pelaksanaan penelitian.

2 Mengurus perizinan pelaksanaan penelitian. Melakukan penjajakan awal dan menilai

3 keadaan lapangan.

4 Memilih informan

5 Pengumpulan data

6 Analisis data

7 Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H. 2009. Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Jurnal Pelangi Ilmu . 2(5): 103-114. Tersedia pada: http//www.ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/ article/download/593/544. Diakses pada: 5 September 2014.

Bagceci, B. & Ozyurt, M. 2014. A research on relationship between the sbs exam success and creativity level of 8 grade private school student. Research on Humanities and Social Sciences . 4(1): 33-41. Tersedia pada: http// www.iiste.org/Journals/index.php/RHSS/article/viewFile/10264/10469 . Diakses pada: 14 Maret 2014.

Ceran, S. A., Gungeron, S. C., & Boyacioglu, N. 2014. Determination of scientific creativity levels of middle school students and perception through their teachers. International Association of Social Science Research . 19(1): 47-53. Tersedia pada: http//www. iassr.org/rs/020408.pdf . Diakses pada: 14 Maret 2014.

Fakhruddin, Elprina, E., & Syahril. 2010. Sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika dengan penggunaan media komputer melalui model kooperatif tipe STAD pada siswa kelas x3 SMA Negeri Bangkinang Barat. Jurnal Geliga Sains . 4(1): 18-22. Tersedia pada: http://www. ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/download /991/984. Diakses pada: 5 September 2014.

Hu, W., & Adey, P. 2002. A scientific creativity test for secondary school students. International Journal of Science Education . 24(2): 389-403. Tersedia pada: http//www.tand fonline.com/doi/ pdf/10.1080/09500690110098912. Diakses pada: 5 September 2014.

Kemendikbud. 2013. Konsep pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Diklat Guru Online .

http//www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com /2013/.../pendekatan-saintifik-ilmiah. Diakses pada: 5 September 2014. Kumari, P., Pujar, L., & Naganur, S. 2014. Creative thinking ability among high school children. IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS) . 19 (1): 30-32. Tersedia pada: http://www.iosrjournals.org/ccount/click.php?id=8719. Diakses pada: 25 Agustus 2014.

Tersedia

pada:

Pitafi, A. I., & Farooq, M. 2012. Measurement of scientific attitude of secondary school student in Pakistan. Academic Research International . 2(2): 379-392. Tersedia pada:

http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./Vol.2(2)/2012(2.2-43).pdf. Diakses pada: 25 Agustus 2014. Prianggono, A., Riyadi, & Triyanto. 2010. Analisis proses berpikir kreatif siswa SMK dalam pemecahan dan pengajuan masalah matematika pada materi persamaan kuadrat. Jurnal Geliga Sains . Tersedia pada: http://www.eprints.uns.ac. id/1541/1/212-396-1-SM.pdf. Diakses pada: 25 Agustus 2014.

Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul

A. Identitas Diri Ketua Pengusul

1 Nama Lengkap

I Putu Widiarta

2 Jenis Kelamin

Laki-laki (L)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

5 Tempat dan Tanggal Lahir Br.Seseh Singapadu, 31 Agustus 1995

6 E-mail

Widiarta.iputu@yahoo.co.id

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMAN 1 Blahbatuh Jurusan

SDN 3 Singapadu

SMPN 3 Ubud

IPA Tahun Masuk-Lulus 2001-2007

2007-2010

2010-2013

C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir Institusi Pemberi

No

Jenis Penghargaan

Tahun Penghargaan

10 Nominator Lomba Esai se-Bali Tahun 2014 Jurusan Pendidikan Bahasa 1 yang Berjudul “ABG Gaul: Bangga Akan Bahasa

dan Satra Indonesia 2014 Indonesia”

UNDIKSHA Juara Harapan 1 Lomba Menulis Esai Tingkat

2 Mahasiswa dengan Judul “Medali Sang Juara UNDIKSHA 2014 Sejati”

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika: Upaya Pengembangan Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

A. Identitas Diri Anggota 1

1 Nama Lengkap

Ida Ayu Sandra Kartika Putri

2 Jenis Kelamin

Perempuan (P)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

1313021016

5 Tempat dan Tanggal Lahir Negara, 27 Pebruari 1995

6 E-mail

Sandraputri27@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP

087762141472

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMAN 1 Negara Jurusan

SDN 2 Loloan Timur

SMPN 1 Negara

IPA Tahun Masuk-Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P yan g berjudul “Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam

Pembelajaran Fisika: Upaya Pengembangan Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

A. Identitas Diri Anggota 2

1 Nama Lengkap

I Nengah Edi Budiarta

2 Jenis Kelamin

Laki-laki (L)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

1213021033

5 Tempat dan Tanggal Lahir Abangsongan, 4 Agustus 1994

6 E-mail

edi@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP

087762861323

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMA N 1 Bangli Jurusan

SDN Abangsongan SMP N 1 Bangli

IPA Tahun Masuk-Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P yan g berjudul “Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika: Upaya Pengembangan Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

A. Identitas Diri Anggota 3

1 Nama Lengkap

Ni Komang Sri Pustika Dewi

2 Jenis Kelamin

Perempuan

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

1313021010

5 Tempat dan Tanggal Lahir

Denpasar, 7 Maret 1995

6 E-mail

dewipustika@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP

085737681817

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMPN 1 Sukawati SMAN 1 Sukawati Jurusan

SDN 3 Guwang

IPA

Tahun Masuk-Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika: Upaya Pengembangan Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

A Identitas Diri Dosen Pendamping

1 Nama Lengkap

Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si

2 Jabatan Fungsional

Guru Besar

5 Tempat dan Tanggal Lahir Sediing-Klungkung, 19 Desember 1961

6 Alamat Rumah Jl. Srikandi, Gg. Durian I/8 Babakan Singaraja

7 Nomor Telpon

8 Nomor HP

9 Alamat Kantor

Jln Udayana Singaraja

10 Nomor fax

11 Alamat e-mail

santyasa@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan

2. Nama PT

FKIP UNUD

PPS UGM

PPS UM

3. Bidang Ilmu

Pend. Fisika

Fisika Murni

Teknologi Pembelajaran

4. Tahun Lulus

C. Pendidikan Tambahan

1. 1-5 September 1997. Pelatihan Penelitian Tindakan telas (PTK), di Bogor.

2. 17-19 Februari 2000. Pelatihan Total Quality Management (TQM), di Singaraja.

3. 24-26 Februari 2000. Pelatihan Entry Level a nd Quality Assurance (ELAQA), di Surabaya.

4. Maret-April 2002. Pelatihan metode penelitian kualitatif. Metode fenomenologis dan

penelitian tindakan kelas, di Malang.

5. 19 Desember 2003-19 Januari 2004. Magang tentang manajemen laboratorium dan

eksperimen fisika modern, di laboratorium fisika lanjutan (fisika modern) Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, di Malang.

6. 25-30 April 2005. Pelatihan Dasar Beyond Centers and Circles Time (BCCT), di Surabaya.

7. 11-16 Agustus 2005. Training of Trainer (TOT) mengenai metode Beyond Centers and

Circles Time (BCCT), di Denpasar.

D. Pengalaman Jabatan Akademik dan Kepangkatan

1987-1999. Asisten Ahli Madya, Penata Muda, Golongan III/a 1989-1992. Asisten Ahli, Penata Muda Tk I, Golongan III/b 1992-1995. Lektor Muda, Penata, Golongan III/c 1995-1997. Lektor Madya, Penata Tk I, Golongan III/d 1997-2000. Lektor, Pembina, Golongan IV/a 2000-2001. Lektor Kepala Madya, Pembina Tk I, Golongan IV/b 2001-2005. Lektor Kepala (Impasing), Pembina Tk I, Golongan IV/b

1 Juli 2005. Guru Besar, Pembina Tk I, Golongan IV/b

1 Oktober 2005. Guru Besar, Pembina Utama Muda, Golongan IV/C

1 April 2008. Guru Besar 1010 KUM, Pembina Utama Madya, Golongan IV/d

1 April 2012. Guru Besar 1050 KUM, Pembina Utama, Golongan IV/e

E. Pengalaman Jabatan Lainnya

1996-1998. Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Negeri Singaraja 1998-2001. Ketua Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Negeri Singaraja 1999-2001. Anggota Senat STKIP Negeri Singaraja 1997-2001. Anggota 3S STKIP Negeri Singaraja 2000-2001. Anggota ELAQA STKIP Negeri Singaraja 2004-skr. Ketua II Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Propinsi Bali 2005-2006. Ketua Pengelola Program Pengembangan Jurusan dan Cakupan Perguruan Tinggi

SP4 IKIP Negeri Singaraja 1/4/06-skr. Anggota Tetap Senat Universitas Pendidikan Ganesha 2006-2012. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

F. Pengalaman sebagai Pengampu Mata Kuliah

1988-1990. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Fisika Dasar : Kalor, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Fisika Matematika, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Mekanika dan Kalor, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1994-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 1997-2000. Fisika Inti, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 1997-2000. Fisika Matematika, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1997-2000. Lab Fisika Lanjut, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1996-1998. Lab Karya, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Kimia STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Biologi STKIP Singaraja 1999-2000. Gelombang dan Optik, Jurusan Pendidikan Biologi STKIP Singaraja 2004-2006. Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja 1999-2000. Fisika Statistik, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 2004-2005. Desain Proyek, Jurusan Teknologi Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja 2004-2005. Pengantar Teknologi Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, IKIP Negeri

Singaraja 2005-skr. Media Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha 2005-skr. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha 1993-skr. Fisika Kuantum, Jurusan Pendidikan Fisika Unndiksha 1996-skr. Matriks dan Ruang Vektor, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Metodologi Penelitian, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Seminar Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Perkembangan Peserta Didik, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Pendidikan Agama Hindu, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha

G. Pengalaman Mengajar di Luar Undiksha

1984-1985. Guru IPA di SMP SAR Singaraja 1985-1988. Guru Fisika di SMA 1 Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA PGRI 2 Badung di Mengwi 1986-1988. Guru Fisika di SMA Wasundari Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Widyabratha Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Dwijendra Kapal Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Dharmasastra Sempidi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Budi Utama Kerobokan Badung 1988-1990. Guru Fisika di SMA Saraswati Singaraja 2000

Mengajar Fisika Kesehatan di Akbid Singaraja

H. Pengalaman Riset

2000 Anggota. Intensifikasi tes formatif dan feedback terstruktur pada perkuliahan fisika matematika melalui pembelajaran kooperatif bermodul di Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja. RII BATCH III dikti.

2000 Anggota. Studi analisis terhadap pembelajaran fisika pada SMU Negeri di Singaraja sebagai upaya sinkronisasi pembinaan kualitas perkuliahan matakuliah keahlian II (MKK II) Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja.

2000 Anggota. Studi kelaikan pembukaan program diploma-3 Teknik Elektro STKIP Singaraja. Penelitian DRK STKIP Singaraja. 2001 Anggota. Peningkatan kualitas perkuliahan matriks dan ruang vektor melalui model pembelajaran kooperatif konstruktivistik di Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja. RII BATCH IV Dikti.

2001 Mandiri. Penerapan pembelajaran kooperatif konstruktivistik sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika dalam perkuliahan matriks dan ruang vektor pada semester pendek tahun akademik. Penelitian DIKS IKIP Negeri Singaraja.

2001. Pengembangan model pembelajaran kooperatif bermodul sebagai upaya mengubah miskonsepsi dan peningkatan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA di LPTK. Domestic Collaborative Research Grant (DCRG) Dikti.

2001 Mandiri. Penerapan pembelajaran kooperatif konstruktivistik sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belaja r mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Penelitian DIKS IKIP Negeri Singaraja.

2002 Anggota. Pengaruh penerapan strategi konflik kognitif melalui pembelajaran partisifatif terhadap hasil belaja r fisika siswa kelas 1 SMUN 4 Singa raja. Penelitian Dosen Muda Dikti.

2003 Ketua. Pembelajaran fisika berbasis model rekonstruksi pengetahuan kognitif dan pengaruhnya terhadap ha sil belajar siswa di SMU. Research Grant DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2004 Ketua. Penerapan model ICI sebagai upaya memperbaiki miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika siswa kela s I SMUN 1 Singaraja. Classroom Action Research (CAR) Dikti.

2004 Mandiri. Pengaruh model dan seting pembelajaran terhadap remedia si miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika pada siswa SMU. Disertasi Program Doktor Teknologi Pembelajaran PPS Universitas Negeri Malang.

2005 Ketua. Pemberdayaan pengetahuan a wal da n evaluasi model CIPP dalam perkuliahan metode penelitian di Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Teaching Grant Program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2005 Ketua. Kajian kelaikan pendirian dan penyelenggaraan program magister Teknologi Pembelajaran Program Pasca sarjana IKIP Negeri Singaraja. Penelitian DIPA IKIP Negeri Singaraja.

2005 Ketua. Pengembangan teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar serta pengaruhnya terhadap perolehan kompetensi siswa di SMA. RUKK Menristek tahun pertama 2005.

2006 Ketua. Pembelajaran group investigation da n portofolio untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam perkulia han fisika kuantum di Jurusan Pendidikan Fisika IKIPN Singaraja. Teaching grant program A2 Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2006 Ketua. Pengembangan teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar serta pengaruhnya terhadap perolehan kompetensi siswa di SMA. RUKK Menristek tahun kedua 2006.

2007 Mandiri. Pembelajaran group investigation dan portofolio untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa fisika dalam perkuliahan fisika kuantum . Lembaga Penelitian Univerasitas Pendidikan Ganesha.

2008 Ketua. Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting group investigation. Penelitian Fundamental DP2M Dikti.

2008 Anggota. Pengembangan model pelatihan untuk pembinaan profesionalisme guru. Penelitian Hibah Pascasarjana DP2M Dikti. 2009 Ketua. Pengembangan perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual serta penga ruhnya terhadap penalaran siswa. Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun pertama DP2M Dikti.

2010 Ketua. Pengembangan perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual serta penga ruhnya terhadap penalaran siswa. Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun kedua DP2M Dikti.

2011 Anggota. Profil penguasaan kompetensi da sar mata pelajaran yang di UN kan pada siswa SMA dan alternative pemecahan masala h rendahnya mutu pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali. Penelitian PPMP Dikti.

2012 Ketua. Pengembangan model-model student centered learning untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA . Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun pertama Dikti.