ARTIKEL PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJ. doc

ARTIKEL
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
INTERAKTIF PADA MATERI IPA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas UAS pada Mata Kuliah Pembelajaran Biologi
Berbasis Komputer dan Internet
Dosen Pengampuh: Ipin Aripin, M.Pd

Disusun Oleh:
RASIAH
NIM: 1414161047
Kelas: BIOLOGI B/ VII

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2018

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
INTERAKTIF PADA MATERI IPA
Rasiah1
1

Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jln. Perjuangan By Pass Cirebon
e-mail: rasiahrae96@gmail.com
ABSTRAK
Media pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran yang dapat berpengaruh untuk
meningkatkan komunikasi dalam sebuah kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran
merupakan bagian dari metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Media
pembelajaran dewasa ini telah mengalami perubahan yang lebih canggih lagi seperti
pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini salah satu media yang sering dipakai
oleh peneliti khususnya untuk mengembangkan adanya suatu media dalam pembelajaran
supaya lebih menarik dan mengajak siswa lebih aktif dan lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Pembatasan pengembangan multimedia interaktif ini semua jenjang
pendidikan yang didesain menurut prinsip-prinsip pembelajaran, memperhatikan perbedaan
individu, menarik, mudah dipelajari, relevan dengan kebutuhan proses belajar mengajar, dan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini
dilakukan pada materi IPA pada semua jenjang pendidikan untuk mengajak peserta didik lebih
aktif lagi.
Kata kunci: Pengembangan, Multimedia Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran IPA


PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
terhadap
lingkungannya
dan
dengan
demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi sesuai nilai-nilai yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat (Hamalik,
2004).
Berdasarkan pada Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta penampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Sugiyono, 2014)
Kurikulum 2013 merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat dan bangsa dalam
penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang
digariskan dalam haluan negara. Kurikulum
2013 berbasis kompetensi dan karakter lebih
menetapkan pada pengalaman lapangan dan
memfokuskan pada perolehan kompetensi
oleh siswa (Permendikbud nomor 64 tahun
2013).
Kurikulum
2013
menganjurkan
kepada

seluruh
jenjang
pendidikan
menggunakan media pembelajaran dalam
proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penggunaan teknologi, informasi dan
komunikasi
(TIK)
sebagai
media
pembelajaran dalam pendidikan mengubah
peran guru dan peran peserta didik. Peran
guru sebagai sumber informasi primer

menjadi guru yang bertugas sebagai
fasilitator dan siswa yang pasif dalam
pembelajaran menjadi siswa yang aktif dalam
pembelajaran (Fitriyadi, 2013).
Menurut Usman Samatowa (2011: 49) Pentingnya IPA diajarkan di sekolah
sebagai mata pelajaran yang memiliki nilainilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai

potensi untuk membentuk kepribadian
peserta didik. Dalam proses pembelajaran
IPA melatih peserta didik berpikir kritis dan
objektif.
Secara sederhana pendidikan dapat
diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk
mengembangkan kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Tuntutan pembelajaran yang
semakin cepat, efektif, dan efisien tidak
dapat dihindari lagi sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih.
Pembelajaran yang efektif dan efisien
merupakan tujuan pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan pengetahuan
secara tuntas. Salah satu pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan pengetahuan
secara tuntas yaitu pembelajaran IPA.
Penggunaan media dalam proses

pembelajaran
merupakan
alat
bantu
komunikasi antara guru dengan peserta didik
saat
proses
pembelajaran.
Media
pembelajaran membantu guru dalam
menyampaikan materi belajar kepada peserta
didik, sedangkan media membantu peserta
didik untuk belajar memahami materi yang
diajarkan guru. Dengan media peserta didik
akan mendapatkan pengalaman belajar yang
lebih baik. Selain itu media pembelajaran
yang beragam dapat mengakomodasi
karakteristik peserta didik dan gaya belajar
yang beragam.
Kenyataannya banyak sekolah baik

tingkat sekolah dasar maupun sekolah
menengah
keatas
masih
minimnya
penggunaan media oleh tenaga pengajar,
karena disebabkan fasilitas media tersebut
yang terbatas sehingga ketika proses
pembelajaran penggunaan media ini masih
jarang digunakan, selain itu banyak tenaga

pengajar yang belum menguasai akan media
pembelajaran.
Penggunaan multimedia pembelajaran
interaktif sejauh ini sudah diterapkan oleh
beberapa sekolah, akan tetapi untuk metode
atau media yang konvensional masih sering
diterapkan karena sebab-sebab yang telah
dijelaskan sebelumnya, sehingga dalam
proses pembelajaran ini menimbulkan proses

kegiatan belajar yang kurang menarik.
Pembelajaran IPA yang kita ketahui
yaitu
dalam
pembelajarannya
sering
diterapkan pendekatan scintifik dimana
peserta didik akan terlihat aktif, karena dalam
pendekatan scintifik ini siswa dituntut untuk
dapat menjelaskan, memahami, mencoba,
menganalisis,
mengaplikasikan
sampai
mengevaluasi. Maka perlu dalam proses
pembelajaran IPA diterapkan suatu media
pembelajaran
yang
menarik,
seperti
pengembangan multimedia interaktif ini akan

dapat mengajak peserta didik dalam belajar
terkesan menarik, karena tidak monoton
mencakup materi IPA tersebut. Untuk itu
adanya
pengembangan
multimedia
pembelajaran interaktif ini dapat mengajak
peserta didik menjadi aktif dalam proses
pembelajaran khususnya materi pembelajaran
IPA.
PEMBAHASAN
Deskripsi Teoritis
Media Pembelajaran
Media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari antara lain buku, tape recorder,
kaset, video kamera, video recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer menurut Gagne dan

Briggs, (dalam Azhar Arsyad. 2004: 4).
Media pembelajaran berfungsi sebagai alat
bantu mengajar, yaitu sebagai penunjang
penggunaan
metode
mengajar
yang
dipergunakan guru.
Definisi Multimedia
Menurut Pujiriyanto (2002: 153)
multimedia merupakan sekumpulan bahan
belajar atau bahan pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu jenis media secara

terorganisir untuk suatu topik tertentu.
Sedangkan interaktif menurut Jacobs (dalam
Munir, 2013: 111) interaktif merupakan
hubungan dua arah sehingga dapat
menciptakan situasi dialog atau interaksi
antara dua atau lebih pengguna. Interaktif

dapat meningkatkan kreatifitas dan terjadinya
umpan balik kepada pengguna.
Definisi
multimedia
pembelajaran
interaktif
Salah satu media pembelajaran yang
dapat mencakup perbedaan karakteristik dan
gaya belajar siswa adalah multimedia
pembelajaran
interaktif.
Multimedia
pembelajaran interaktif dapat dikembangkan
menggunakan software Adobe Flash CS 6
Professional karena software ini mampu
menampilkan gambar, video, teks, suara, dan
animasi dalam satu kesatuan untuk
memperjelas materi pembelajaran
Pengembangan
multimedia
pembelajaran interaktif ini secara efektif
berpijak pada dua teori belajar yaitu
behavioristik dan kognitif. Menurut Asri
Budiningsih (2005: 34), proses belajar terjadi
antara lain mencakup pengaturan stimulus
yang diterima dan menyesuaikannya dengan
struktur kognitif yang sudah dimiliki dan
terbentuk di dalam pikiran seseorang
berdasarkan
pemahaman
dan
pengalamanpengalaman
sebelumnya.
Multimedia pembelajaran ini akan membantu
siswa memperjelas tentang beberapa
pemahaman yang telah dimilikinya tentang
pelestarian lingkungan seperti menjawab
pertanyaan artikel tentang dampak kerusakan
lingkungan lalu mencocokkan jawaban
pertanyaan siswa dengan jawaban yang ada
di dalam multimedia.
Multimedia interaktif adalah sebuah
teknologi baru dengan potensi yang besar
untuk
mengubah
cara
belajar
dan
mendapatkan
informasi.
Penggunaan
teknologi multimedia sebagai salah satu
media pembelajaran merupakan salah satu
alternatif untuk membantu mengatasi
masalah belajar siswa, karena dengan
menggunakan teknologi multimedia siswa
mampu belajar mandiri karena lebih mudah
dan nyaman sesuai dengan kemampuannya

(Fauzi, 2014). Saba (2009) menyatakan
bahwa hadirnya teknologi modern dalam
dunia pendidikan adalah sebagai katalisator
perubahan yang menjadikan siswa sebagai
pusat pembelajaran. Teknologi harus hadir di
sekolah untuk diintegrasikan dalam proses
pembelajaran. Kedua pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa media pembelajaran
berupa
multimedia
interaktif
yang
dikembangkan mampu mengoptimalkan
sarana teknologi di sekolah dan mengatasi
masalah belajar siswa dengan menyediakan
media untuk dipelajari secara mandiri.
Daryanto (2013:53) mengungkapkan
beberapa karakteristik multimedia antara
lain:
a. Memiliki lebih dari satu media yang
konvergen,
yaitu
dengan
menggabungkan unsur audio dan unsur
visual.
b. Bersifat interaktif, dalam pengertian
memiliki
kemampuan
untuk
mengakomodasi respon pengguna.
c. Bersifat mandiri, yaitu dalam memberi
kemudahan dan
kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang
lain.
Menurut Rayandra Asyhar (2012:173)
secara umum kriteria bahan ajar
multimedia yang baik sebagai berikut:
a. Tampilan harus menarik baik dari sisi
bentuk gambar maupun kombinasi
warna yang digunakan.
b. Narasi atau bahasa harus jelas dan
mudah dipahami oleh peserta didik.
Penggunaan istilah perlu disesuaiakan
denngan
pengguna
media
agar
pembelajaran bisa efektif.
c. Materi disajikan secara interaktif artinya
memungkinkan partisipasi dari peserta
didik.
d. Kebutuhan
untuk
mengakomodasi
berbagai model yang berbeda dalam
belajar.
e. Karakteristik dan budaya personal dari
populasi yang akan dijadikan target.
f. Sesuai dengan karakteristik siswa,
karakteristik materi dan tujuan yang
ingin dicapai.

g.

Dimungkinkan untuk digunakan sebagai
salah satu media pembelajaaran dalam
arti sesuai dengan sarana pengukung
tersedia.
h. Memungkinkan
ditampilkan
suatu
virtual learning environment (lingkungan
belajar virtual) seperti web-based
application yang menunjang.
i. Proses pembelajaran adalah suatu
kontinuitas utuh, bukan sporadik dan
kejadian yang terpisah-pisah.
Menurut Cecep Kustandi (2011:69)
multimedia memiliki kebermanfaatan bagi
pembelajar dan pebelajar antara lain:
a. Proses pembelajaran menjadi lebih
menarik.
b. Interaktif
c. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
d. Kualitas
belajar
pebelajar
dapat
ditingkatkan
e. Proses pembelajaran dapat dilakukan
kapan dan dimana saja
f. Sikap
belajar
pebelajar
dapat
ditingkatkan
Pengembangan multimedia interaktif
menggunakan model pengembangan yang
diadaptasi dari model penelitian dan
pengembangan (Research and development)
Borg dan Gall (1989). Sebagaimana
ditunjukkan oleh Gall et al (1996) bahwa
sepuluh langkah proses R&D yang telah
digunakan dibatasi menjadi tujuh langkah
untuk tujuan pendidikan. Pendidik telah
menggunakan tujuh langkah tersebut untuk
pengujian, evaluasi dan perbaikan untuk
menghasilkan produk yang valid. Langkah
penelitian
pengembangan
multimedia
pembelajaran aktif ini diuraikan sebagai
berikut.
1. Penyelidikan
dan
Pengumpulan
Informasi; Kegiatan awal pengembangan
dengan metode R&D ialah melakukan
penyelidikan
dan
pengumpulan
informasi.
2. Perencanaan Produk dan Desain
3. Pengembangan Produk Awal
Produk dikembangkan menggunakan
program Autoplay
Media Studio 8
Personal Edition. Storyboard multimedia
interaktif terdiri dari beberapa tahapan.

Tahap awal pembuatan multimedia
interaktif adalah merancang tampilan
background, menyusun gambar dan
video, serta merancang link dan tool
pada multimedia interaktif. Tahap
selanjutnya adalah menyusun semua
komponen sesuai rencana ke dalam
fungsi link dan tool. Tahap terakhir
adalah meninjau fungsi pada multimedia
interaktif
sehingga
jika
terdapat
kesalahan
dalam
mengoperasikan
multimedia interaktif dapat diperbaiki.
4. Uji awal produk
Tahap ini dilakukan dengan uji validitas
yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat kelayakan media sebelum tahap
uji coba. Validitas dilakukan oleh ahli
materi dan ahli media dengan
menggunakan
instrumen
penilaian
berupa angket validasi
5. Revisi Produk
Desain produk setelah divalidasi akan
diketahui
kelemahannya.
Langkah
selanjutnya dilakukan perbaikan desain
pada kelemahan yang ditemukan.
Tahapan ini dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan desain media
pembelajaran yang valid. Siklus uji awal
produk dan revisi berlanjut sampai
produk dapat memenuhi kriteria yang
ditentukan.
6. Uji coba utama
7. Revisi Produk Akhir
Pengertian Pembelajaran IPA
Menurut Usman Samatowa (2011:
11) aspek pokok pembelajaran IPA adalah
peserta didik dapat menyadari keterbatasan
pengetahuan mereka, sehingga memiliki rasa
ingin tahu untuk mencari berbagai
pengetahuan baru dengan mengembangkan
pengetahuan dan pengalamannya
Ilmu pengetahuan alam merupakan
suatu sistem yang saling berhubungan dari
metode-metode atau proses-proses yang
digunakan untuk menyelidiki, memahami,
dan menjelaskan alam semesta. Sebagai
disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat IPA menjadi penting
sebagai dasar bagi perkembangan teknologi

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9)
terdapat dua landasan konsep model
pembelajaran IPA yang menjadi kerangka
dasar pembelajaran IPA, yaitu landasan
psikologi dan landasan filosofi pedagogis.
Pada landasan psikologi pembelajaran IPA
harus memperhatikan faktor psikologis pada
peserta didik, proses pembelajaran harus
dirancang agar dapat memenuhi perbedaan
pada setiap peserta didik seperti kognitif,
afektif, psikomotor, perhatian, minat, bakat,
dan cita-cita. Sedakang pada landasan
filosofi dan pedagogis pembelajaran IPA
diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas
untuk peserta didik mengembangkan
pengetahuan
mereka
dalam
bentuk
pembelajaran aktif, karena setiap peserta
didik memiliki kemauan dan kemampuan
untuk membangun pengetahuannya sendiri
karena mereka memiliki pengalaman dari
luar.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah semua hal yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat menumbuhkan keinginan dan minat
belajar yang tinggi, membangkitkan motivasi
dan
rangsangan
kegiatan
belajar.
Pembelajaran multimedia interaktif adalah
suatu media yang terorganisir untuk topik
tertentu seperti pembelajaran IPA yang dapat
menciptakan sebuah interaksi antara media
dengan pengguna, karena adanya umpan
balik di dalamnya.
KESIMPULAN
Pengembangan media merupakan
suatu cara dengan menggunakan suatu alat
untuk
mengantarkan
informasi
yang
digunakan untuk berkomunikasi terutama
dalam menyampaikan materi peembalajran di
kelas. Manfaat dari media pembelajaran
adalah membuat pembelajaran lebih menarik,
efisien dan efektif.
Multimedia Pembelajaran interaktif
Merupakan salah satu media bahan
pembelajaran yang didalamnya mencakup
seluruh bahan ajar dan dilakukan dengan
adanya suatu dialog untuk meningkatkan

peserta didik menjadi aktif dalam proses
pembelajaran,
karena
pembelajarannya
menarik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapakan terima kasih kepada
Allah swt yang telah memberi kemudahan
atas kelancaran pembuatan artikel ini.
Penulis juga mengucapkan kepada seluruh
pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materil khususnya kepada Dr.
Kartimi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tadris
IPA Biologi, Bpk. Ipin Aripin, M.Pd. selaku
dosen pembelajaran biologi berbasis internet
yang telah membimbing dalam penulisan
artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, M., Iriwi, L.S., Irfan, Y. 2015.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Fisika
Berbasis
Multimedia Interaktif Pada Materi
Gelombang Di Sma Negeri 1
Manokwari. Papua: Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP UNIPA
Afdal Aria Gumilang. 2017. Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Untuk Kelas V Sekolah Dasar Mata
Pelajaran Ipa Materi Pengenalan
Struktur. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Negeri
Yogyakarta
Asri Budiningsih, C. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Aneka Cipta.
Azhar Arsyad. (2004). Media Pembelajaran.
Jakarta : PT Raja GrafindoPersada
Borg, W. R. & Gall, M. D. 1989. Educational
Research An Introduction. Fifth
Edition. New York: Longman Inc.
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto. 2011.
Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran.
Yogyakarta : Grava Media Deni
Darmawan.
2011.
Teknologi
Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Fitriyadi, H. 2013. Integrasi Teknologi
Informasi
Komunikasi
dalam

Pendidikan:
Potensi
Manfaat,
Masyarakat Berbasis Pengetahuan,
Pendidikan
Nilai,
Strategi,
Implementasi dan Pengembangan
Profesional.
Jurnal
Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, 21 (3): 271272.
Gall, M. D., Borg, W. R., and Gall, J. P.
1996. Educational research: An
introduction( 6th ed.). White Plains,
NY: Longman.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Henny
Maryati
Ambarita.
2015.
Pengembangan
Multimedia
Pembelajaran
Interaktif
Materi
Berhitung Untuk Anak Kelompok A Tk
Teruna Bangsa. Yogyakarta: Teknologi
Pendidikan, FIP, Universitas Negeri
Yogyakarta [Skripsi]
Koko, S.S., Endang, S., dkk. 2015.
Pengembangan Multimedia Interaktif
Perubahan Dan Pelestarian Lingkungan
Berbasis Pendekatan Ilmiah Untuk
Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Lawang.
Malang: FMIPA Universitas Negeri
Malang.
Lina Fitriyani. 2015. Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Materi Keragaman Kenampakan Alam
Mata Pelajaran Ips. Yogyakarta:
Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas
Negeri Yogyakarta [Skripsi]
Munir. (2013). Multimedia Konsep &
Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung:
PT. Alfabeta
Pujiriyanto. (2002). Teknologi untuk
Pengembangan
Media
dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Rayandra
Asyhar.
2012.
Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta:Referensi Jakarta

Rifky Susseto Vebi, C. 2017. Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Subtema
Usaha
Pelestarian
Lingkungan Untuk Siswa Kelas V Sd

Negeri Lempuyangwangi. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Yogyakarta
Sri Sulistyorini. (2006). Model Pembelajaran
IPA Sekolah Dasar. Semarang: Tiara
Wacana.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA
di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks
Pertama Puri Media.