LAPORAN ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA TUBUH

LAPORAN ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA - TUBUH
SEBAGAI SATU KESATUAN
1.1 TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mapu :
1. Menunjukkan letak organ-organ tubuh
2. Menjelaskan sistem transpor dalam tubuh
1.2 DASAR TEORI
Tubuh manusia, hewan dan tumbuhan tersusun atas suatu organisasi yang melaksanakan
fungsinya secara utuh. Di dalam tubuh seluruh tingkat organisasi mulai dari sel, jaringan, organ,
sampai sistem organ bekerja terus menerus untuk menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan tetap
sehat dan beraktivitas normal.
Macam-Macam Sistem Organ Pada Manusia :
 Sistem Ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan
ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan.
Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).
 Sistem Pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring,
trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.
 Sistem Pencernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga
dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.

 Sistem Peredaran / kardiovaskular adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari
penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke
luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembulu
getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.
 Sistem Reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis,
ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
 Sistem Otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
 Sistem Saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan.
Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
 Sistem Endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur
aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar
kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
 Sistem Rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
 Sistem peliput adalah sistem yang terletak di permukaan luar tubuh dan melindungi organ dalam
tubuh yang terdiri dari kulit, kuku, dan rambut.


1.
2.
3.
4.

Untuk beraktivitas, sel yang merupakan unit fungsional terkecil tubuh memerlukan asupan
materi dari luar. Aktivitas sel menghasilkan buangan yang harus dikeluarkan. Masuk dan
keluarnya materi pada sel memerlukan proses transport.
Pada kenyataanya dalam sistem transport manusia, hewan dan tumbuhan dapat dilakukan melalui
dua macam transport yaitu transport aktif dan transport pasif.
Transport aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan atau memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat
permeabel. Dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.
Endositosis merupakan contoh dari transport aktif. Endositosis adalah transport
makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk veskula baru
dari membran plasma.
Endositosis merupakan proses pemasukkan zat ke dalam sel. Proses ini tergolong transport aktif
karena melawan kadar gradien ( dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan
energi sel. Endositosis terbagi dua yaitu fagositosis (pemasukkan zat padat) dan pinositosis
(pemasukkan zat cair). Contoh endositosis adalah sel darah putih yang memakan bakteri

penyakit.
Trasnport pasif adalah bentuk pergerakan molekul yang tidak memerlukan tenaga apabila
melintasi membran sel dan laju pergerakan bergantung pada besar konsentrasi dibandingkan
dengan membran tersebut.
Ada beberapa proses transport yang termasuk ke dalam proses transport pasif, diantaranya yaitu
osmosis dan difusi.
Difusi adalah proses spontan dimana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke rendah. Difusi bergantung kepada pergerakan secara acak dari suatu zat
terlarut. Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi sederhana sangat
terbatas jumlahnya dan untuk inilah selaput plasma memiliki penghalang. Hanya makromolekul
yang bersifat hidrofobik yang dapat melewati membran plasma. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecepatan difusi, diantaranya:
Jarak : semakin besar jarak yang ditempuh, maka akan semakin lama waktu yang diperlukan
untuk difusi.
Gradien : makin tinggi perbedaan konsentrasi gradien di antara kedua tempat maka akan
semakin cepat terjadinya proses difusi.
Ukuran molekul: makin kecil ukuran molekul suatu zat yang berdifusi maka akan makin cepat
proses difusi berlangsung.
Suhu : makin tinggi suhu, maka akan mempercepat proses difusi.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang

berkonsentrasi pelarutnya tinggi ke konsentrasi yang pelarutnya rendah melalui selaput atau
membran yang bersifat semipermeabel.
Larutan yang konsentrasi pelarutnya lebih tinggi daripada larutan di dalam sel dikatakan
sebagai larutan hipertonis. Larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasinya zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. Larutan yang konsentrasinya
sama dengan larutan yang ada di dalam sel disebut sebagai larutan isotonis.
Faktor yang mempengaruhi osmosis:

1. Ukuran molekul: molekul yang lebih kecil dari pada garis pusat lubang membran akan meresap
dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: molekul yang mempunyai kelarutan yang tinggi meresap lebih cepat dari
pada molekul yang kelarutannya lebih rendah.
3. Luas permukaan membran: kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran
yang disediakan untuk resapan lebih besar.
4. Ketebalan membran
5. Suhu: pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu, semakin suhu tinggi kadar resapan akan
semakin cepat.
1.3 ALAT DAN BAHAN
No Alat
1

Gelas kimia 50 mL
2
Gelas kimia 100 mL
3
Selofan
4
Tali
5
Penangas air
6
Kaki tiga
7
Cawan petri
8
Tabung reaksi
9
Rak tabung reaksi
10 Pipet tetes
11 Batang pengaduk
12 Alat pelubang


Bahan
NaCl 0,9 %
Larutan glukosa 5 %
Putih telur
AgNO3 1%
Agar
Metil jingga
Asam asetat
Kristal KMnO3
Kristal metil jingga
Larutan benedict
Larutan sukrosa 20% , 40% , 60%
Air hangat

1.4 CARA KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
a. Difusi Sederhana
No Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1

Menyiapkan dua buah gelas kimia 100 Ml
2
Pada salah satu gelas kimia masukkan air hangat (suhu
50oC), pada gelas kimia yang lain masukkan air dingin
(suhu kamar)
3
Ke dalam setiap gelas kimia dimasukkan sedikit
KMnO4 (jumlah sama)
4
Mengamati kecepatan perubahan warna ungu (akibat
difusi KMnO4) pada kedua gelas kimia tersebut.
Jangan mengaduknya sampai setimbang atau lewat
jenuh.
5
Menentukan pada gelas kimia mana perubahan terjadi
lebih cepat.
6
Menyimpulkan dalam percobaan ini faktor apa yang Pada percobaan ini suhu
mempengaruhi kecepatan difusi
mempengaruhi

kecepatan

difusi.
Semakin
tinggi
suhunya maka akan semakin
cepat difusi berlangsung.
Durasi waktu (Menit)
o

Air Hangat (50 C)
Air Dingin
kamar)

W5
+

(suhu -

W10

++

W15
+++

W20
+++

W25
+++

+

++

++

++

Catatan : Identitas Warna

(-) tidak berwarna
(+) ungu muda
(++) ungu kuat
(+++) ungu pekat
b. Pengaruh berat molekuk terhadap kecepatan difusi
No Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1
Membuat agar kemudian menuangkan pada cawan
petri, biarkan memadat.
2
Membuat dua lubang pada agar tersebut (jarak antar
kedua lubang tidak boleh terlalu sempit)
3
Memasukkan ke dalam kedua lubang tersebut masingmasing sedikit KMnO4 dan metil jingga (jumlah sama)
4
Membiarkan berdifusi
5
Mengamati dan mengukur diameter pada lubang yang
menunjukkan sebaran KMnO4 dan metil jingga yang

berdifusi.
6
Pengukuran diameter dilakukan setiap 5 menit selama
30 menit.
Diameter Difusi (Centimeter)
W5
W10
W15
W20
KMnO4
1,6
1,95
2,21
2,35
Metil Jingga 1,2
1,7
1,8
1,9

W25
2,55
1,95

W30
2,60
2,05

c. difusi melalui membran
No Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1
Membuat larutan koloidal yang terdiri dari air, putih
telur, NaCl 0,9% dan glukosa 5%
2
Memasukkan larutan koloidal ke dalam kantong
selofan penuh.
3
4

i)

Kantong selofan kemudian diikat rapat.
Kantong selofan digantungkan pada batang pengaduk
dengan tali.
5
Selanjutnya kantong dicelupkan ke dalam gelas piala
berisi air suling dalam posisi melayang.
6
Mendiamkan selama 1 jam.
7
Setelah 1 jam, kemudian menguji air suling dalam
gelas piala terhadap keberadaan NaCl, albumin, dan
glukosa.
8
Untuk menguji difusi membran ini, siapkan 9 buah
tabung reaksi, memberinya no 1-9.
Menguji terhadap NaCl
No Cara Kerja
1
Ke dalam tabung reaksi 1 dimasukkan 3mL cairan
yang berasal dari gelas piala di atas.
2
Ke dalam tabung reaksi 2 dimasukkan 3 mL air
suling.
3
Ke dalam tabung reaksi 3 dimasukkan 3 mL larutan
NaCl 0,9%.
4
Ke dalam tabung reaksi 1,2,dan 3 ditambahkan
beberapa tetes AgNO3.

5
Mengamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung
(pada tabung yang mana terdapat endapan putih?)



ii)

Hasil Pengamatan

Tabung 1 : tidak endapan
putih
Tabung 2 : tidak terdapat
endapan
Tabung 3 : terdapat endapan
putih

Menguji terhadap glukosa
No
1
2

Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Ke dalam tabung reaksi 4 dimasukkan 3mL cairan
yang berasal dari gelas piala di atas
Ke dalam tabung reaksi 5 dimasukkan 3 mL air

suling.
Ke dalam tabung reaksi 6 dimasukkan 3 mL larutan
glukosa.
Ke dalam tabung reaksi 4,5,dan 6 ditambahkan 3mL
larutan benedict.
Mendidihkan tabung 4,5,dan 6 selama beberapa menit
kemudian mendinginkannya.

Mengamati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung
(pada tabung mana terdapat endapan hijau, kuning

atau merah?)


3
4
5
6

iii)

Tabung 4 : tidak berwarna
Tabung 5 : tidak berwarna
Tabung 6 : terdapat endapan
hijau

Menguji terhadap albumin
No Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1
Ke dalam tabung reaksi 7 dimasukkan 3mL cairan
yang berasal dari gelas piala di atas
2
Ke dalam tabung reaksi 8 dimasukkan 3 mL air
suling.
3
Ke dalam tabung reaksi 9 dimasukkan 3 mL putih
telur.
4
Ke dalam tabung reaksi 7,8, dan 9 ditambahkan
beberapa tetes HNO3.
 Tabung 7 : tidak berwarna
5
Mengamati perbedaan yang terjadi pada ketiga
tabung. (pada tabung mana terdapat kekeruhan?)
 Tabung 8 : tidak berwarna
 Tabung 9 : keruh

No
1
2





3
4
5

d. Percobaan Osmosis
Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Menyiapkan 5 kantong selofan berukuran sama
Ke dalam kantong kantong tersebut diisikan masingmasing
Kantong I : Air hangat 10 mL
Kantong II : larutan sukrosa 20% 10 mL
Kantong III : larutan sukrosa 40% 10 mL
Kantong IV : larutan sukrosa 60% 10 mL
Kantong V : Air suling hangat 10 mL
Semua kantong diikat dengan tali sehingga tidak
terdapat udara dalam kantong.
Menimbang bobot tiap kantong
Kantong 1-4 dicelupkan ke dalam gelas kimia berisi
air hangat.

6

7
8
9

Kantong 5 dicelupkan ke dalam gelas kimia yang
diberi sukrosa 60%. Setelah 15 menit, kantongkantong diangkat dan dikeringkan bagian luarnya.
Menimbang bobot tiap kantong
Mencelupkan kembali kantong-kantong ke dalam
gelas piala masing-masing.
Mengulangi pada menit ke 30,45,60 dan 75.

Kantong I
Kantong II
Kantong III
Kantong IV
Kantong V

Bobot tiap kantong (gram)
W15
W30
5,17
4,07
9,67
9,56
10,32
10,30
10,59
10.58
9,91
9,90

W45
2,99
9,42
10,26
10,47
9,80

W60
3,14
10,26
10,31
10,59
9,41

W75
3,71
10,36
10,27
10,52
9,36

1.5 PEMBAHASAN
Pada percobaan difusi sederhana, KMnO4 dalam air hangat berdifusi lebih cepat yang
ditandai dengan perubahan warna air yang lebih pekat dibandingkan perubahan warna pada air
dingin . Sehingga suhu sangat berpengaruh pada kecepatan difusi, semakin tinggi suhu maka
kecepatan difusi semakin cepat. Jadi suhu berbanding lurus dengan kecepatan difusi.
Pada percobaan pengaruh berat molekul terhadap kecepatan difusi, KMnO 4 lebih cepat
berdifusi karena memiliki berat molekul yang lebih ringan jika dibandingkan dengan berat
molekul metil jingga.
Pada uji NaCl, yang terdapat endapan yaitu pada tabung 3, tabung 3 menunjukkan bahwa
NaCl ditambahkan AgNO3 akan menghasilkan AgCl dan NaNO3 yang akan membentuk endapan
putih.
Pada uji glukosa, tabung 6 berwarna kuning. Jika larutan glukosa ditambahkan dengan
larutan benedict maka setelah dididihkan akan menghasilkan larutan berwarna kuning seperti
yang ditunjukkan oleh tabung no 6. Sedangkan tabung 4 yang berisi cairan yang berasal dari
gelas piala terbentuk endapan biru, itu menunjukkan bahwa hanya sedikit glukosa yang mampu
melewati selaput, dan untuk tabung 5 yang berisi air suling tidak terdapat perubahan apapun
setelah dididihkan, melainkan hanya berwarna biru saja setelah ditambah larutan benedict.

Pada uji albumin, tabung 7 yang berisi cairan yang berasal dari gelas piala, tidak berwarna.
Sama halnya dengan yang ditunjukkan oleh tabung 8. Itu berarti bahwa albumin tidak dapat
melewati selaput semipermeabel.
Pada pengujian NaCl, glukosa, dan albumin, di sana memiliki ukuran molekul yang berbeda,
NaCl memiliki ukuran molekul lebih kecil dibandingkan dengan glukosa dan albumin. Albumin
memiliki ukuran molekul yang paling besar dibandingkan NaCl dan glukosa.
Pada percobaan osmosis, setiap kantong mengalami perubahan berat dan perubahan tersebut
tidak menentu, terkadang mengalami kenaikan, dan penurunan berat. Kami perkirakan bahwa
percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan teori, dikarenakan mengalami kebocoran,
yang seharusnya.
Pada kantong 2,3, dan 4 menunjukkan pertambahan berat pada tiap kantongnya. Pada kantong 4
menunjukkan pertambahan yang paling banyak sehingga semakin tinggi perbedaan konsentrasi
maka akan semakin banyak atau semakin cepat terjadi osmosis.
Pada kantong 1, seharusnya berat kantong relatif tetap. Karena memiliki larutan isotonis.
Pada kantong 5, berat kantong berkurang, hal itu disebabkan karena konsentrasi zat terlarut
diluar kantong lebih tinggi dari pada di dalam kantong.
1.6 KESIMPULAN
Pada percobaan difusi sederhana dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi terhadap
kecepatan difusi.
Pada percobaan pengaruh berat molekul terhadap kecepatan difusi dapat disimpulkan bahwa
berat molekul berbanding terbalik dengan kecepatan difusi, sehingga semakin ringan berat suatu
molekul, maka akan semakin cepat terjadi difusi.
Pada difusi melalui membran dapat disimpulkan bahwa, tidak semua molekul dapat melewati
selaput atau membran sel, hanya molekul tertentu saja yang dapat melewati membran sel
sehingga terjadi difusi.
Pada percobaan osmosis kita dapat mengetahui perbedaan larutan yang bersifat isotonis yang
mengakibatkan kantong selofan beratnya stabil, hipertonis yang menyebabkan bobot kantong
beratnya meningkat, dan hipotonis yang menyebabkan bobot kantong beratnya berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
http://biologifuntirta.blogspot.co.id/2012/06/transpor-aktif-dan-transpor-pasif.html
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/pengertian-transpor-pasifaktif.html
http://www.unhas.ac.id/perpustakaan/data/lsyafie/3%20A.%20Difusi%20dan
%20Osmosis.pdf
www.faperta.ugm.ac.id/.../pertemuan%202%20(difusi%20dan%20osmosis.pdf