Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Laba

Laba merupakan elemen yang paling penting menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Menurut Harahap (2001:267) yang di maksud dengan laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.

Sedangkan pengertian laba menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa)

2.1.2 Jenis-jenis laba

Laba merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,


(2)

4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan

dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

2.1.3 Pengertian Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per tahun. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak, tidak termasuk item extra ordinary dan discontinued operation. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis, Alasan mengeluarkan item extra ordinary dan discontinued operation dari laba sebelum pajak adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan perubahan laba yang mungkin tidak akan timbul dalam periode yang lainnya.

Maka dalam memprediksi pertumbuhan laba dalam penelitian ini menggunakan rumus pertumbuhan laba bersih.

��������ℎ��

����

=

���� ����� ℎ������ℎ������� ℎ�−������ℎ������� ℎ�−1��ℎ�� �−1 2.2. Rasio Keuangan

2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam


(3)

angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja, artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih baik apabila dapat kita bandingkan Angka-angka-Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu, Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraaan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat di interpretasikan.

2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Fungsi lain resiko likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan.

Untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :


(4)

2) Rasio sangat lancar (quick ratio) 3) Rasio kas (cash ratio)

4) Rasio perputaran kas

5) Inventory to net working capital

Salah satu rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Current Ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :

Current Ratio

=

������ ������

������ ������ 2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.

Dalam praktik nya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas yaitu :

a) Debt to asset ratio (debt rasio) b) Debt to equity ratio

c) Long term debt to equity ratio d) Current liabilities to net worth e) Times interest earned


(5)

g) Fixed charge coverage

Salah satu rasio solvabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Debt to equity ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :

Debt to Equity Ratio

=

����� �����

������� 3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya. Singkatnya dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan pendapatan.

Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas, yaitu : a) Perputaran piutang (Receivable turn over)

b) Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable) c) Perputaran persediaan (Inventory turn over)

d) Hari rata-rata penagihan persediaan (Days of inventory)

Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian inventory turn over. Rumus yang digunakan adalah :

Inventory Turnover

=

����� ����� ���������

���� −���� ���������� 4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba


(6)

tersebut. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan di dalam perusahaan adalah :

a) Profit margin (profit margin on sales) b) Return on investment (ROI)

c) Return on equity (ROE) d) Laba per lembar saham

e) Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE), Rumus untuk menghitungnya adalah :

Return On Equity = ���� ����� ℎ ����� ������� 2.3 Analisis Rasio Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio keuangan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa mengenai baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Setelah itu kita dapat menilai kinerja Manajemen dalam periode tertentu apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.


(7)

2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio tidak hanya berguna untuk pihak intern perusahaan, tetapi juga untuk pihak luar. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Menurut Alwi (1998) ada 3 kelompok utama pengguna laporan keuangan, yaitu ;

a) Bagi pihak intern (perusahaan), analisis rasio keuangan akan memberikan sebuah informasi bermanfaat mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang financial, sehingga perusahaan dapat menggunakannya untuk mengatasi kelemahan dan memaksimalkan kekuatan.

b) Bagi calon investor, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat (layak atau tidak untuk membeli saham perusahaan).

c) Bagi calon kreditur, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan kredit secara tepat (layak atau tidak untuk memberikan kredit kepada perusahaan).

2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan

Walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin penuh kondisi dan posisi keuangan


(8)

yang sesungguhnya. Artinya kondisi sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan dibuat. Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan dan kelemahan. Menurut Syahyunan (2004:82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan, yaitu :

a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang di analisis apabila perusahaan tersebut bergerak di berberapa bidang usaha. b) Perbedaaan medote akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang

berbeda. Misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

c) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil maipulasi. d) Informasi rata-rata industry adalah data umum dan hanya merupakan hasil

manipulasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya Ningsih (2010) dengan menguji pengaruh rasio lancar (current ratio), debt to equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets). Margin laba kotor dan perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur industri manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006-2009. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan


(9)

secara parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Meythi (2005) meneliti rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio yang digunakan adalah Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Margin Laba Kotor, dan Return On Equity. Sampel yang digunakan adalah perusahaan sector basik dan chemical periode 2000-2003. Hasil analisis menunjukan bahwa Return on Equity berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Rasio Total asset turnover, Net profit margin dan Gross profit margin berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba.


(10)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel yang digunakan

Hasil Penelitian

1 Widya

Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets

Turnover, Return on Assets, Gross Profit Margin, Return on Equity, dan

Inventory Turnover

Hasil penelitian

menunjukkan current ratio , debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset , return on equity , gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total asset turn over dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2 Evy

melinda (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity

Hasil penelitian

menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin,

Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3 Meythi

(2005)

Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk

Memprediksi Pertumbuhan Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEJ

Total Asset

Turnover, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Return on Equity

Menunjukkan hanya return on Equity yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan total asset turnover,NFM dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(11)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Rasio Likuiditas(Current Ratio) (X1)

Rasio Solvabilitas(Debt to Equity Ratio) (X2)

Rasio Aktivitas(Inventory Turn over) (X3)

Rasio Profitabilitas(Return On Equity) (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis Pertumbuhan Laba


(12)

terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial. Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atas perumusan masalah dimana masih diperlukan uji empiris (empirical test) atas tingkat kebenarannya.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1: Variabel Current Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

2. H2: Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

3. H3: Variabel Inventory Turnover berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

4. H4: Variabel Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

5. H5: Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.


(1)

2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio tidak hanya berguna untuk pihak intern perusahaan, tetapi juga untuk pihak luar. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Menurut Alwi (1998) ada 3 kelompok utama pengguna laporan keuangan, yaitu ;

a) Bagi pihak intern (perusahaan), analisis rasio keuangan akan memberikan sebuah informasi bermanfaat mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang financial, sehingga perusahaan dapat menggunakannya untuk mengatasi kelemahan dan memaksimalkan kekuatan.

b) Bagi calon investor, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat (layak atau tidak untuk membeli saham perusahaan).

c) Bagi calon kreditur, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan kredit secara tepat (layak atau tidak untuk memberikan kredit kepada perusahaan).

2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan

Walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin penuh kondisi dan posisi keuangan


(2)

yang sesungguhnya. Artinya kondisi sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan dibuat. Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan dan kelemahan. Menurut Syahyunan (2004:82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan, yaitu :

a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang di analisis apabila perusahaan tersebut bergerak di berberapa bidang usaha. b) Perbedaaan medote akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang

berbeda. Misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

c) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil maipulasi. d) Informasi rata-rata industry adalah data umum dan hanya merupakan hasil

manipulasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya Ningsih (2010) dengan menguji pengaruh rasio lancar (current ratio), debt to equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets). Margin laba kotor dan perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur industri manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006-2009. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan


(3)

secara parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Meythi (2005) meneliti rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio yang digunakan adalah Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Margin Laba Kotor, dan Return On Equity. Sampel yang digunakan adalah perusahaan sector basik dan chemical periode 2000-2003. Hasil analisis menunjukan bahwa Return on Equity berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Rasio Total asset turnover, Net profit margin dan Gross profit margin berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba.


(4)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel yang digunakan

Hasil Penelitian 1 Widya

Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets

Turnover, Return on Assets, Gross Profit Margin, Return on Equity, dan

Inventory Turnover

Hasil penelitian

menunjukkan current ratio , debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset , return on equity , gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total asset turn over dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2 Evy

melinda (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity

Hasil penelitian

menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin,

Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3 Meythi

(2005)

Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk

Memprediksi Pertumbuhan Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEJ

Total Asset

Turnover, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Return on Equity

Menunjukkan hanya return on Equity yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan total asset turnover,NFM dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(5)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Rasio Likuiditas(Current Ratio) (X1)

Rasio Solvabilitas(Debt to Equity Ratio) (X2)

Rasio Aktivitas(Inventory Turn over) (X3)

Rasio Profitabilitas(Return On Equity) (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis Pertumbuhan Laba


(6)

terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial. Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atas perumusan masalah dimana masih diperlukan uji empiris (empirical test) atas tingkat kebenarannya.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1: Variabel Current Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

2. H2: Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

3. H3: Variabel Inventory Turnover berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

4. H4: Variabel Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

5. H5: Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.