Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Endy Diyanta Sitepu
100523029
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
(2)
ABSTRACT
FINANCIAL RATIO EFFECT ON GROWTH EARNINGS IN THE MINING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to examine the effect of financial ratios to earnings growth in the mining company listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study are all mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange by 17 companies while the samples were taken by 9 companies. The sampling technique is done by purposive sampling. Data collection techniques using the documentation , where the financial report fiscal year 2008 to 2011 are used to calculate the changes in financial ratios and changes in earnings growth.
The data in this study is a type of panel data is analyzed using panel data regression model of the Fixed Effect Model ( FEM ) is considered appropriate in this study because the model has an intercept different equations or constant on each individual. Through Eviews 7 software, first tested for normality and test redundant fixed effect to determine whether the data are normally distributed and used to determine the suitability of the fixed effect model for this study. Further data processing is done to obtain the results of this study.
The results showed that simultaneous variables Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity significant effect on earnings growth in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Partial, only the variable current ratio and return on equity that significantly influence earnings growth. Addition of value on show through the coefficient of determination indicates that the variable Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity afford members an explanation for the variable profit growth of 44.81 % .
Keywords : Current Ratio ( CR ) , Debt to Equity Ratio ( DER ) , Total Asset Turnover ( 1T ) and Return on Equity ( ROE ) and Earnings Growth .
(3)
ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan sedangkan sampel diambil sebanyak 9 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dimana data laporan keuangan tahun buku 2008 sampai dengan 2011 digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan dan perubahan pertumbuhan laba.
Data didalam penelitian ini merupakan jenis data panel yang dianalisis dengan menggunakan model regresi data panel yakni model Fixed Effect (FEM) yang dinilai sesuai dalam penelitian ini oleh karena model tersebut memiliki intercept persamaan yang berbeda-beda atau tidak konstan pada setiap individu. Melalui software Eviews 7, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji redundant fixed effect untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal dan untuk mengetahui kesesuaian model fixed effect terhadap penelitian ini. Selanjutnya proses pengolahan data dilakukan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara Parsial, hanya variabel Current Ratio dan Return On Equity yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selain itu dari nilai yang di tunjukkan melalui koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity mampu member penjelasan terhadap variabel pertumbuhan laba sebesar 44,81%.
Kata Kunci : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (IT) dan Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan Laba.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat dan rahmatNya saya dibantu untuk menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dalam unversitas dimana saya menimba ilmu. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat krusial bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana pada program strata 1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Tentunya tanpa ada dukungan yang baik, baik dari segi material maupun rohani maka proses penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan semestinya. Oleh karena itu, izinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada berbagai pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan proses penulisan skripsi ini terutama:
1) Ayah saya Maslan Sitepu dan Ibu saya Katarina Sembiring yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2) Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M, Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3) Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
4) Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5) Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan banyak waktu dengan memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6) Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si sebagai Dosen pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
7) Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M. Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
8) Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.
9) Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
10) Seluruh Pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam peneyelesaian kelengkapan administrasi skripsi ini.
11) Teman-teman angkatan 2010 di ekonomi Pembangunan yang memberikan dukungan, kerja sama dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini
(6)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.
Medan, September2013 Penulis
Endy Diyanta Sitepu NIM. 100523029
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRACT……….… i
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……….….. v
DAFTAR TABEL ………...…………...… viii
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……….………. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Perumusan Masalah ………... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ………... 7
2.1.1 Pengertian Laba ... 7
2.1.2 Jenis-Jenis Laba ... 7
2.1.3 Pengertian Pertumbuhan Laba ... 8
2.2 Rasio Keuangan ... 8
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 8
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan ... 9
2.3 Analisis Rasio Keuangan ... 12
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 12
2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 13
2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan ... 13
2.4 Penelitian Terdahulu ... 14
2.5 Kerangka Konseptual ... 17
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Batasan Operasional ... 19
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Peneliti... 20
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.8 Metode Analisis Data ... 25
3.9 Uji Redundant Fixed Effect ... 29
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 29
3.10.1 Uji Normalitas ... 30
3.10.2 Multikolinieritas ... 31
3.10.3 Autokorelasi ... 31
3.10.4 Heterokedastisitas ... 32
3.11 Test of Good Fit ... 33
3.11.1 Koefisien Determinasi ... 33
3.11.2 Uji F-Statistik ... 33
3.11.3 Uji T-Statistik ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37
4.2 Analisis Deskriptif Statistik ... 37
4.3 Uji Redundant Fixed Effect ... 41
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 41
4.4.1 Uji Normalitas ... 41
4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 42
4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 43
4.4.4 Uji Autokorelasi ... 43
4.5 Intepretasi Hasil Estimasi ... 43
4.5.1 Pengaruh Variabel Current Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba…... 44
4.5.2Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba ... 44
4.5.3Pengaruh Variabel Inventory Turnover terhadap Variabel pertumbuhan laba... 44
4.5.4 Pengaruh Variabel Return On Equity terhadap Variabel Pertumbuhan Laba ... 45
(9)
4.6 Test of Good Fit ... 45
4.6.1 Koefisien Determinasi ... 45
4.6.2 Uji F-Statistik ... 45
4.6.3 Uji T-Statistik ... 47
4.6.3.1 Variabel Current Ratio ... 48
4.6.3.2 Variabel Debt to Equity Ratio... 49
4.6.3.3 Variabel Inventory Turnover ... 50
4.6.3.4 Variabel Return on Equity ... 52
4.7 Analisis Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Daftar Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 22
3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 24
4.1 Analisis Deskriptif Statistik ... 38
4.2 Tabel Uji Redundant Fixed Effect ... 41
4.3 Tabel Uji Normalitas ... 42
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Gambar Kerangka Konseptual ... 17
3.1 Gambar Pengambilan Keputusan Uji F-Statistik ... 34
3.2 Gambar Pengambilan Keputusan Uji T-Statistik ... 36
4.1 Gambar Pengambilan Hasil Uji F-Statistik ... 47
4.2 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (CR) ... 49
4.3 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (DER) ... 50
4.4 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (IT) ... 51
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Judul Halaman
1 Data Penelitian ... 61
2 Analisis Deskriptif ... 63
3 Uji Normalitas ... 64
4 Uji Redundant Fixed Effect ... 65
5 Model Regresi FEM ... 66
(13)
ABSTRACT
FINANCIAL RATIO EFFECT ON GROWTH EARNINGS IN THE MINING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to examine the effect of financial ratios to earnings growth in the mining company listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study are all mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange by 17 companies while the samples were taken by 9 companies. The sampling technique is done by purposive sampling. Data collection techniques using the documentation , where the financial report fiscal year 2008 to 2011 are used to calculate the changes in financial ratios and changes in earnings growth.
The data in this study is a type of panel data is analyzed using panel data regression model of the Fixed Effect Model ( FEM ) is considered appropriate in this study because the model has an intercept different equations or constant on each individual. Through Eviews 7 software, first tested for normality and test redundant fixed effect to determine whether the data are normally distributed and used to determine the suitability of the fixed effect model for this study. Further data processing is done to obtain the results of this study.
The results showed that simultaneous variables Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity significant effect on earnings growth in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Partial, only the variable current ratio and return on equity that significantly influence earnings growth. Addition of value on show through the coefficient of determination indicates that the variable Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity afford members an explanation for the variable profit growth of 44.81 % .
Keywords : Current Ratio ( CR ) , Debt to Equity Ratio ( DER ) , Total Asset Turnover ( 1T ) and Return on Equity ( ROE ) and Earnings Growth .
(14)
ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan sedangkan sampel diambil sebanyak 9 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dimana data laporan keuangan tahun buku 2008 sampai dengan 2011 digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan dan perubahan pertumbuhan laba.
Data didalam penelitian ini merupakan jenis data panel yang dianalisis dengan menggunakan model regresi data panel yakni model Fixed Effect (FEM) yang dinilai sesuai dalam penelitian ini oleh karena model tersebut memiliki intercept persamaan yang berbeda-beda atau tidak konstan pada setiap individu. Melalui software Eviews 7, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji redundant fixed effect untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal dan untuk mengetahui kesesuaian model fixed effect terhadap penelitian ini. Selanjutnya proses pengolahan data dilakukan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara Parsial, hanya variabel Current Ratio dan Return On Equity yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selain itu dari nilai yang di tunjukkan melalui koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity mampu member penjelasan terhadap variabel pertumbuhan laba sebesar 44,81%.
Kata Kunci : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (IT) dan Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan Laba.
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang di buat oleh perusahaan terdiri dari berberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Penyusanan laporan keuangan terkadang disesuaikan juga dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan perusahaan artinya jika tidak ada perubahan dalam laporan tersebut tidak perlu dibuat serta laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Sebagai contoh laporan dalam peraktiknya secara umum ada 5 macam jenis laporan keuangan yang bisa disusun, terdiri; 1) Neraca,2) Laporan laba rugi,3) Laporan perubahan modal,4) Laporan arus kas,5) Laporan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan dibuat agar dapat digunakan untuk suatu kegunaan yang penting dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan
Menurut Jumingan (2006:4) hasil dari tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan di tafsirkan untuk kepentingan manajemen.
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
(16)
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau perimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa yang akan datang. Salah satu cara proses dan penginterprestasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relative maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berberapa periode. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum tentu memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Harahap
(17)
(2008:113) pengertian laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu perusahaan sangat penting karena pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan misalnya investor dan kreditor mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen dalam menghasilkan laba dimasa mendatang. Pertumbuhan laba diperoleh akan mengindikasikan adanya peningkatan kinerja perusahaan. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan laba karena akan menetukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi di perusahaan tersebut.
Adapun rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kefektivan dan koefisienan dari aktivitas perusahaan sehingga dapat memprediksi pertumbuhan laba di Tahun ini, rasio yang digunakan adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return to Equity.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya Ningsih (2010), menguji pengaruh rasio lancar (current ratio) debt to asset ratio, debt to equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets), gross profit margin dan perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006 sampai dengan 2009. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap
(18)
pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Meythi (2005) meneliti rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Rasio yang di gunakan adalah Total asset turnover, Net Profit Margin, Gross Profit Margin dan Return On Equity, Sampel yang digunakan adalah perusahaan sektor basik dan chemical periode 2000 sampai dengan 2003, Hasil faktor analisis menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio Turn Asset Turnover, Net Profit Margin dan Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
(19)
Dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan dalam Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity.
Sampel yang di pilih adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 s/d 2011. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut, apakah rasio keuangan (Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba naik yang akan datang secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity. Terhadap pertumbuhan laba secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(20)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini berguna untuk : a) Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah yang di teliti sehingga di peroleh gambaran yang lebih jelas dalam penerapan teori ekonomi dengan yang terjadi di lapangan.
b) Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi.
c) Perusahaan
Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan operasi perusahaan yang dapat memperngaruhi laba perusahaan.
d) Penelitian
Dapat menjadi bahan referensi yang dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laba
Laba merupakan elemen yang paling penting menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Menurut Harahap (2001:267) yang di maksud dengan laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.
Sedangkan pengertian laba menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa)
2.1.2 Jenis-jenis laba
Laba merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.
2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
(22)
4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan
dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 2.1.3 Pengertian Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per tahun. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak, tidak termasuk item extra ordinary dan discontinued operation. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis, Alasan mengeluarkan item extra ordinary dan discontinued operation dari laba sebelum pajak adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan perubahan laba yang mungkin tidak akan timbul dalam periode yang lainnya.
Maka dalam memprediksi pertumbuhan laba dalam penelitian ini menggunakan rumus pertumbuhan laba bersih.
��������ℎ��
����
=
���� ����� ℎ��ℎ�� �−���� ����� ℎ��ℎ�� �−1���� ����� ℎ��ℎ�� �−1
2.2. Rasio Keuangan
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam
(23)
angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja, artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih baik apabila dapat kita bandingkan Angka-angka-Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu, Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraaan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat di interpretasikan.
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Fungsi lain resiko likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan.
Untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :
(24)
2) Rasio sangat lancar (quick ratio) 3) Rasio kas (cash ratio)
4) Rasio perputaran kas
5) Inventory to net working capital
Salah satu rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Current Ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :
Current Ratio =
������ ������ ������ ������2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
Dalam praktik nya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas yaitu :
a) Debt to asset ratio (debt rasio) b) Debt to equity ratio
c) Long term debt to equity ratio d) Current liabilities to net worth e) Times interest earned
(25)
g) Fixed charge coverage
Salah satu rasio solvabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Debt to equity ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :
Debt to Equity Ratio=
����� ����� �������3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya. Singkatnya dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan pendapatan.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas, yaitu : a) Perputaran piutang (Receivable turn over)
b) Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable) c) Perputaran persediaan (Inventory turn over)
d) Hari rata-rata penagihan persediaan (Days of inventory)
Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian inventory turn over. Rumus yang digunakan adalah :
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
(26)
tersebut. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan di dalam perusahaan adalah :
a) Profit margin (profit margin on sales) b) Return on investment (ROI)
c) Return on equity (ROE) d) Laba per lembar saham
e) Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE), Rumus untuk menghitungnya adalah :
Return On Equity = ���� ����� ℎ
����� �������
2.3 Analisis Rasio Keuangan
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio keuangan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa mengenai baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Setelah itu kita dapat menilai kinerja Manajemen dalam periode tertentu apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
(27)
2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio tidak hanya berguna untuk pihak intern perusahaan, tetapi juga untuk pihak luar. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Menurut Alwi (1998) ada 3 kelompok utama pengguna laporan keuangan, yaitu ;
a) Bagi pihak intern (perusahaan), analisis rasio keuangan akan memberikan sebuah informasi bermanfaat mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang financial, sehingga perusahaan dapat menggunakannya untuk mengatasi kelemahan dan memaksimalkan kekuatan.
b) Bagi calon investor, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat (layak atau tidak untuk membeli saham perusahaan).
c) Bagi calon kreditur, analisis rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan keputusan kredit secara tepat (layak atau tidak untuk memberikan kredit kepada perusahaan).
2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan
Walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin penuh kondisi dan posisi keuangan
(28)
yang sesungguhnya. Artinya kondisi sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan dibuat. Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan dan kelemahan. Menurut Syahyunan (2004:82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan, yaitu :
a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang di analisis apabila perusahaan tersebut bergerak di berberapa bidang usaha. b) Perbedaaan medote akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda. Misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
c) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil maipulasi. d) Informasi rata-rata industry adalah data umum dan hanya merupakan hasil
manipulasi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya Ningsih (2010) dengan menguji pengaruh rasio lancar (current ratio), debt to equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets). Margin laba kotor dan perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur industri manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006-2009. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan
(29)
secara parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Meythi (2005) meneliti rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio yang digunakan adalah Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Margin Laba Kotor, dan Return On Equity. Sampel yang digunakan adalah perusahaan sector basik dan chemical periode 2000-2003. Hasil analisis menunjukan bahwa Return on Equity berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Rasio Total asset turnover, Net profit margin dan Gross profit margin berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba.
(30)
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
1 Widya
Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets
Turnover, Return on Assets, Gross Profit Margin, Return on Equity, dan
Inventory Turnover
Hasil penelitian
menunjukkan current ratio , debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset , return on equity , gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total asset turn over dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2 Evy
melinda (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity
Hasil penelitian
menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin,
Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
3 Meythi
(2005)
Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk
Memprediksi Pertumbuhan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
Total Asset
Turnover, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Return on Equity
Menunjukkan hanya return on Equity yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan total asset turnover,NFM dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
(31)
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Rasio Likuiditas(Current Ratio) (X1)
Rasio Solvabilitas(Debt to Equity Ratio) (X2)
Rasio Aktivitas(Inventory Turn over) (X3)
Rasio Profitabilitas(Return On Equity) (X4)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis Pertumbuhan Laba
(32)
terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial. Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atas perumusan masalah dimana masih diperlukan uji empiris (empirical test) atas tingkat kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1: Variabel Current Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
2. H2: Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
3. H3: Variabel Inventory Turnover berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
4. H4: Variabel Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
5. H5: Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Metode penelitian merupakan suatu metode yang di dalamnya terkandung langkah-langkah dan prosedur yang digunakan untuk pemecahan masalah melalui pengujian hipotesis secara empiris terhadap informasi yang diterima. Informasi dan data yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dibahas akan memungkinkan penggambaran hasil kesimpulan yang lebih presisi dan berkualitas (Evriyanti,2012). Proses pengolahan data akan dijelaskan secara rinci pada bab ini.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 sampai dengan 2011. Peneliti mengumpulkan data melalui website Bursa Efek Indonesia yait dan website perusahaan terkait.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki berberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, namun faktor-faktor yang di teliti.
1. Penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2008 sampai dengan 2011.
(34)
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan setiap tahun.
Pertumbuhan Laba= ��������� ℎ��ℎ�� t−���� ����� ℎ��ℎ���−1
��������� ℎ��ℎ���−1 2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variable yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variable dependen. Dalam penelitian ini, variable independen yang digunakan peneliti adalah rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity
a. Current Ratio (Variable independen X1)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir,2008). Current Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Current Ratio =
������ ������ ������ ������b. Debt to Equity Ratio(Variable independen X2)
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio di cari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
(35)
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir,2008). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Debt To Equity Ratio =
����� ����� ������� (������)c. Inventory Turnover (variable independen X3)
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya (Kasmir,2008). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������d. Return On Equity (variabel independen X4)
Rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir,2008). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return On Equity=
���� ����� ℎ ����� �������(36)
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran variable Penelitian Jenis
Variabel
Nama Variabel
Defenisi Pengukuran Skala
Variabel Dependen Pertumbu han Laba Kenaikan laba atau penurunan laba pertahun
Laba bersih tahunt-1
Laba bersih tahunt-Laba bersih tahunt-1 Rasio
Variabel Independen Current Ratio (QR) Debt to Equity Ratio Inventory Turnover Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio di cari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini membandingkan antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan.
Current Ratio
=
������ ������ ������ ������Debt to Equity Ratio = ����������
�������
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������
Rasio
Rasio
(37)
Return On Equity
Rasio yang mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Return On Equity = ���������ℎ ������������
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Menurut (Sugiyono,2006) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 sampai dengan 2011 yaitu sebanyak 17 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai dengan 2011.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan telah dipublikasikan pada tahun 2008 sampai dengan 2011.
(38)
3. Perusahaan tersebut memperoleh laba selama tahun 2008 sampai dengan 2011
Berdasarkan Kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka diperoleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Dari 17 perusahaan yang dijadikan populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 9, maka sampel yang digunakan sebanyak 9 perusahaan, sampel tersebut dapat terlihat pada tabel dibawah ini ;
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (persero) 3 BYAN Bayan Resources Tbk 4 INCO Vale Indonesia Tbk
5 ITMG Indo Tambangnya Megah Tbk 6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 7 MEDC Medco Energi International Tbk 8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 9 PTRO Petrosea Tbk
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Data sekunder yang diperoleh meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari bursa efek Indonesia. Menurut (Umar,2003). data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yait
(39)
3.7 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan – catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan – perusahaan pertambangan yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs
3.8 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis dengan bantuan software Eviews 7, dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan utama dari analisis data adalah meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.
1. Metode Analisis Deskriptif Statistik
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan dan meninterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaaan perusahaan yang sedang diteliti.
2. Metode Analisis Data Panel
Nama lain dari panel data adalah poll data, kombinasi data time series dan cross section, micropanel data, longitudinal data, analisis even history dan analisis cohort (Gurajati, 2003). Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Dengan mengakomodasi
(40)
informasi baik yang terkait dengan variable-variabel cross section maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono, 2005). Untuk mengatasi interkorelasi di antara variabel-variabel bebas yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran regresi, metode data panel lebih tepat untuk digunakan (Griffiths, 2001).
Data panel memiliki beberapa kelebihan dibanding data time series maupun data cross section. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih tinggi. Hal ini karena data tersebut melibatkan beberapa individu dalam beberapa waktu. Dengan data panel kita dapat mengestimasi karakteristik untuk setiap individu berdasarkan heterogenitasnya.
2. Data panel mampu memberikan data yang lebih bervariasi dan memiliki tingkat kolienaritas yang rendah. Hal ini karena menggabungkan data time series dan data cross section.
3. Data panel cocok untuk studi perubahan dinamis karena data panel pada dasarnya adalah data cross section yang diulang-ulang(series).
4. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat di observasi dengan data time series murni atau data cross section murni. 5. Data panel mampu mempelajari model perilaku yang lebih kompleks.
Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen dalam data panel, maka terdapat beberapa model regresi yang paling tepat untuk digunakan antara lain :
(41)
1. Fixed Effect Model (FEM)
Metode ini memungkinkan adanya perubahan pada intercept (α) pada
setiap I (individu). Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu.
Yit = α + βXit+ γ2W2t + γ3W3t + … + γNWNt + δ2Zi2+ δ3Zi3+ … + δTZiT + εit
Dimana :
Yit : Variabel terikat untuk individu ke-I dan waktu ke-t
Xit : Variabel bebas untuk individu ke-I dan waktu ke-t
Wit dan Yit : Variabel Dummy2
2. Random Effect Model (REM)
Random effect model (REM) menunjukkan perbedaan karakteristik antara individu dan waktu yang diakomodasikan pada error dari model. Mengingat komponen yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu, maka random error pada REM juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu, error komponen waktu dan error gabungan.
Persamaan REM diformulasikan sebagai berikut : Yit = α+βXit + εit ;
εit = ų1 + νt + Wit
Dimana :
(42)
νt` : Komponen error time series ~ N (0, σν2);
Wit : Komponen error gabungan ~ N (0, σW2);
REM bisa di estimasi dengan OLS bila σų2 = σν2 = 0. Kalau tidak
demikian, REM perlu diestimasi dengan metode lain. Pada umumnya dalam suatu penelitian model yang dimasukkan dalam pengujian data panel hanya menggunakan satu model saja, apakah FEM atau REM ?
Dengan demikian model fixed efect merupakan model yang dipilih dalam penelitian ini, alasannya karena keunggulan dari model ini adalah model ini dapat membedakan efek individual dan efek waktu, ditambah model ini memiliki asumsi bebas dari gejala autokorelasi.
Dalam penelitian ini model regresi fixed effect yang digunakan adalah: Y = f (X1,X2,X3,X4)………(1)
Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan regresi linear berganda (multiple regression) dengan spesifikasi sebagai berikut:
Yi t = α + βX1it+ βX2it + βX3it + βX4it + µ ………..…(2)
Dimana:
i : perusahaan sektor pertambangan t : tahun (2008 sampai dengan 2011)
Y : Pertumbuhan laba
α : Intercept
β1, β2,β3, β4 : Koefisien regresi
X1 : Current ratio
X2 : Debt to equity ratio
X3 : Inventory turnover
X4 : Return on equity
(43)
Bentuk hipotesisnya secara sistematis adalah sebagai berikut:
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X1 (current ratio), maka Y (pertumbuhan
δX1 laba) mengalami kenaikan.
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X2 (debt to equity ratio), maka Y
δX2 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X3 (inventory turnover), maka Y
δX3 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
δY
3.9 Uji Redundant Fixed Effect
> 0, artinya jika kenaikan pada X4 (return on equity), maka Y
δX4 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
Dikarenakan model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model fixed effect, maka perlu diketahui apakah model ini baik digunakan dalam penelitin ini melalui uji Redundant Fixed Effects–Likelihood Ratio. Model fixed effect dapat disimpulkan sesuai dalam penelitian ini jika hasil uji tersebut menunjukkan hasil antara lain koefisien chi-square signifikan pada α = 10 % (koefisien chi-square < 0.10)
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Bukan merupakan sesuatu yang mengherankan jika pada saat penelitian terdapat masalah pada analisis regresi. Gujarati (2003) dalam Wibisono (2012) berpendapat bahwa agar suatu hasil estimasi regresi linear tersebut tidak bias dan efisien maka terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagaimana dengan yang dijabarkan dibawah ini :
(44)
2. Terdapat nilai rata-rata nol (zero mean value of disturbance) pada residual variabel penggangu (µ).
3. Homoskedastisitas yang konstan pada varian dari µ.
4. Diantara variabel penggangu (µ) tidak terdapat gejala autokorelasi. 5. Tidak boleh terdapat gejala multikolinieritas.
6. Distribusi dari variabel penganggu (µ) harus bersifat normal atau stokastik.
7. Kovarian antara variabel independen (Xi) dan variabel penggangu (µ) adalah nol.
3.10.1 Uji Normalitas
Model regresi yang memiliki kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) adalah metode regresi dengan pola distribusi data yang normal atau yang mendekati mormal. Maka untuk mengetahui pola persebaran data variabel dependen dan independen maka dilakukanlah uji normalitas terhadap data penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Jarque-Berra Test yang dilakukan dengan menghitung skewness dan kurtosis. Untuk memperoleh nilai JB hitung, maka digunakan rumus:
J-B hitung =
���+
�
�−� ���
�
Dimana : S = Skewness K = Kurtosis
Jika nilai propability Jarque-Berra hitung > 0.10 maka Ha diterima, artinya data tersebut berdistribusi normal.
(45)
3.10.2 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah alat untuk mendeteksi gejala korelasi antar variabel independen. Nilai R-square, F-hitung, t-hitung serta standart error dapat dijadikan acuan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas (Evriyanti,2012).
Multikolinieritas dapat dideteksi dengan : 1. Standart error tidak terhingga
2. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
3. R2 sangat tinggi akan tetapi tidak ada satupun t-statistik yang signifikan
pada α = 5%, α = 10% dan α = 1%
3.10.3 Autokorelasi
Jika terjadinya autokorelasi dalam model regresi disebabkan bahwa terdapatnya korelasi antara variabel error term (µ) antar waktu. Asumsi dari model regresi linier klasik adalah error term pada pengamatan lain tidak berpengaruh terhadap error term yang berhubungan dengan observasi.
E(uiuj) = 0 i≠j
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala autokolerasi dalam suatu model regresi, maka terdapat cara-cara dibawah ini:
1. Dengan menggunakan atau memplot grafik (scatter-plot). 2. Dengan uji Durbin-Watson (D-W test).
Rumus D-W test adalah sebagai berikut:
D-hitung
=
∑(��−��−1)2 ∑ �2�
(46)
H0= ρ = 0 (tidak ada autokorelasi)
Ha = ρ ≠ 0 (ada autokorelasi)
Dalam uji D-W terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari Du dan d1. Berdasarkan jumlah dari variabel independen, jika hipotesis nol
menyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi, maka:
1. Jika DW < dt, maka H0 ditolak, terdapat gejala autokorelasi dalam suatu
model regresi.
2. Jika du < DW < 4 – du, maka H0 diterima, berarti tidak terdapat gejala
autokorelasi dalam suatu model regresi.
3. Jika d1 ≤ DW ≤ du atau 4 – du ≤ DW 4 – d1, berarti tidak terdapat
kesimpulan dalam pengujian ini.
Akan tetapi, karena model regresi yang dipilih dalam penelitian ini adalah model FEM, maka uji autokorelasi tidak perlu dilakukan karena model FEM menganut asumsi bebas dari masalah autokorelasi (Pratomo dan Hidayat,2007) 3.10.4 Heterokedastisitas
Terkadang dalam estimasi OLS terdapat penyimpangan yang menyebabkan error term yang dihasilkan tidak konstan, penyimpangan ini dinamakan gejala heterokesdastisitas. Akibatnya, model regresi yang dihasilkan tidak efisien dan mampu memberikan gambaran yang tidak benar dalam perumusan kesimpulan hasil penelitian. Jadi untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokesdastisitas maka dapat dilakukan dengan metode uji White (White test). Model regresi diasumsikan mengandung gejala heterokedastisitas jika nilai chi-square statistik lebih besar dari nilai chi-square kritis (tabel) pada tingkat
(47)
kepercayaan tertentu (α). Akan tetapi pada model data panel, estimasi yang
dihasilkan pada model persamaan menggunakan metode coefficient Covariance Method – White Cross Section, sehingga hasil estimasi yang ditunjukkan terbebas dari gejala heterokedastisitas.
3.11 Test of Goodness Fit (Uji Kesesuaian) 3.11.1 Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan terhadap variabel dependen dimana nilai R2 berkisar 0 sampai 1 (0<R2<1).
3.11.2 Uji F-Statistik
Uji F-Statistik (Uji Serentak) ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara seluruh variabel independen secara serentak (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan prosedur sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho : β1 =β2= β3 = β4 = 0 (tidak berpengaruh)
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 (berpengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :
F
*=
�� / (k – 1) (�−��)/(�−�)
(48)
Dimana : R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan
n = jumlah sampel Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, Ho diterima (F*<Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, Ha diterima (F*>Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ho diterima
Ha diterima
Gambar 3.1
Kurva Pengambilan Keputusan Uji F-Statistik
(49)
3.11.3 Test t-Statistik
Uji t-Statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho: bi = b Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis, b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Yi. Bila nilai hitung > t-tabel maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan :
t
*=
(��−�) ���
Dimana :
Bi : koefisien variabel ke-i b : nilai koefisien nol
Sbi : simpangan buku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β1 = 0, Ho diterima (t* < ttabel) artinya variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0, Ho diterima (t* > ttabel) artinya variabel independen secara parsial
(50)
Ha diterima Ha diterima
Ho diterima
0 Gambar 3.2
Kurva Pengambilan keputusan Uji t-Statistik
(51)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan setelah permasalahan diidentifikasi dan telah melewati segala tahap-tahap pengolahan data untuk menciptakan suatu model permasalahan untuk dianalisis lebih lanjut. Didalam penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan sektor pertambangan dari populasi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama 2008 sampai dengan 2011 setelah dilakukan purposive sampling untuk di teliti pengaruh Current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER) , Inventory Turnover (IT) dan Return on equity (ROE) terhadap Pertumbuhan laba.
4.2 Analisis Deskriptif Statistik
Metode analisis deskriptif statistik terlebih dahulu digunakan guna memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi melalui software eviews 7. Deskripsi data statistik perusahaan sektor pertambangan selama periode 2008 sampai dengan 2011 akan disajikan dalam analisis ini.
Didalam penelitian ini, metode analisis deskriptif ini memberikan gambaran melalui penyajian nilai mean, median, nilai minimum, nilai maksimum dan nilai standar deviasi dari masing-masing variabel. Melalui tabel dibawah ini dapat dilihat deskripsi dari data statistik yang diperoleh:
(52)
Tabel 4.1
Tabel Analisis Deskriptif Statistik Keterangan Pertumbuhan
laba
Current ratio
Debt to equity ratio
Invenroty Turnover
Return on equity
Mean 1.1201 3.0408 0.9355 17.401 24.771
Median 0.5178 2.0500 0.7650 10.875 23.120
Maksimum 10.304 10.640 2.3800 63.490 68.510
Minimum -0.8983 0.5600 0.2100 4.3400 1.0400
Standard Deviasi 2.1369 2.3671 0.6161 15.744 16.569
Sumber: data olahan eviews 7 , lampiran 2
1. Variabel Pertumbuhan Laba (Y)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang telah terdaftar di BEI dalam penelitian ini selama periode 2008 sampai dengan 2011 yang terdiri dari 4 time series dan 9 cross section. Mean atau nilai rata-rata variabel pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 adalah sebesar 1.1201. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki pertumbuhan laba terbesar adalah PTRO pada tahun 2010 dengan nilai maksimum 10.3043 dan perusahaan dengan pertumbuhan laba terkecil adalah MEDC pada tahun 2011 dengan nilai minimum sebesar -0.0072. Nilai mean pada variabel pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertambangan yakni 1.1201 lebih kecil dari nilai standard deviasinya yang sebesar 2.1369. akan tetapi karena terdapat perbedaaan (gap) yang tidak terlalu jauh anatar nilai mean dengan standar deviasi ditambah dengan hasil uji normalitas yang menunjukkan bahwa data variabel ini berdistribusi normal, jadi masih bisa disimpulkan bahwa data variabel pertumbuhan laba masih merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
(53)
2. Variabel Current Ratio (CR) (X1)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata variabel CR pada perusahaan pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebesar 3.0408. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki CR terbesar adalah ANTM pada tahun 2011 dengan nilai maksimum sebesar 10.64 dan perusahaan dengan CR terkecil adalah BYAN pada tahun 2008 dengan nilai minimum sebesar 0.56. Nilai mean pada variabel CR pada sektor pertambangan yakni 3.0408 lebih besar dari nilai standar deviasinya yang sebesar 2.3671. Artinya data variabel CR dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi. 3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel DER pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebesar 0.9355. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki DER terbesar adalah BYAN pada tahun 2008 dengan nilai maksimum sebesar 2.38 dan perusahaan dengan DER terkecil adalah INCO pada tahun 2010 dengan nilai minimum sebesar 0.3. Nilai mean pada variabel DER pada perusahaan pertambangan sektor pertambangan yakni 0.9355 lebih besar dari nilai standar deviasinya yang sebesar 0.6161. Artinya data variabel DER dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
(54)
4. Variabel Inventory Turnover (IT) (X3)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel IT pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebesar 17.401. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki IT terbesar adalah ADRO pada tahun 2009 dengan nilai maksimum sebesar 63.49 dan perusahaan dengan IT terkecil adalah ANTM pada tahun 2011 dengan nilai minimum sebesar 4.34. Nilai mean pada variabel DER pada perusahaan pertambangan sektor pertambangan yakni 17.401 lebih besar dari nilai standar deviasinya yang sebesar 15.744. Artinya data variabel IT dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
5. Variabel Return On Equity (ROE) (X4)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel ROE pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebesar 24.771. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki ROE terbesar adalah KKGI pada tahun 2011 dengan nilai maksimum sebesar 68.51 dan perusahaan dengan ROE terkecil adalah BYAN pada tahun 2008 dengan nilai minimum sebesar 1.04. Nilai mean pada variabel ROE pada perusahaan pertambangan sektor pertambangan yakni 24.771 lebih besar dari nilai standar deviasinya yang sebesar 16.569. Artinya data variabel ROE dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
(55)
4.3 Uji Redundant Fixed Effect
Penelitian ini menggunakan model Fixed Effect Model (FEM) untuk dijadikan model regresi data panel karena model tersebut dinilai cocok untuk model persamaan yang memiliki koefisien intercept yang berbeda-beda pada penelitian ini, akan tetapi terlebih dahulu mengetahui apakah model persamaan layak menggunakan model FEM atau tidak. Oleh karena itu dilakukan uji Redundant Fixed Effect untuk mengetahuinya. Dibawah ini merupakan hasil dari uji tersebut :
Tabel 4.2
Uji Redundant Fixed Effect
Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.132093 (8,23) 0.3796
Cross-section Chi-square 11.952479 8 0.078267
Sumber: data olahan eviews 7 , lampiran 4
11,952479 dan probabilitas 0,078267 signifikan pada tingkan signifikansi 10% (0,078267 < 0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan model fixed effect sesuai dijadikan model regresi dalam penelitian ini.
4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas
Salah satu persyaratan agar data layak diregresi dan mampu menghasilkan hasil yang baik adalah dengan mengetahui pola distribusi data yang dipakai dalam penelitian ini. Uji normalitas dilakukan untuk mendeteksi apakah data yang
(56)
dipakai dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Oleh sebab itu jika data tidak berdistribusi normal maka menimbulkan masalah dalam model regresi.
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas Keterangan Pertumbuhan
laba
Current ratio
Debt to equity
ratio
Invenroty Turnover
Return on equity Skewness 2.408037 1.469696 0.537169 1.597035 0.526775 Kurtosis 10.56842 4.641108 2.053043 4.631077 2.746689 Jarque-Berra 120.7133 16.99989 30.76397 19.29374 17.61202 Sumber: data olahan eviews 7 , lampiran 3
Pada data variabel pertumbuhan laba dengan nilai Jarque-berra sebesar 120,71 > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel pertumbuhan laba terdistribusi secara normal. Data variabel current ratio dengan nilai Jarque-berra sebesar 16,99 > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel current ratio terdistribusi secara normal. Data variabel Debt to equity ratio dengan nilai Jarque-berra sebesar 30,76 > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Debt to equity ratio terdistribusi secara normal. Data variabel Invenroty Turnover dengan nilai Jarque-berra sebesar 19,29 > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Invenroty Turnover terdistribusi secara normal. Data variabel Return on equiyt dengan nilai Jarque-berra sebesar 17,61 > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Return on equity terdistribusi secara normal.
4.4.2 Uji Multikolinieritas
Hasil estimasi menunjukkan nilai R-squared yang tidak terlalu tinggi sebesar 0,448180 dan semua variabel searah dengan teori yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam estimasi persamaan tersebut tidak bergejala multikolinieritas.
(57)
4.4.3 Uji Heterokedastisitas
Model persamaan yang digunakan dalam peneilitian ini diestimasi dengan menggunakan metode coefficient covarieance method – white cross section, sehingga hasil yang dikeluarkan diasumsikan bebas dari gejala heterokedastisitas. 4.4.4 Uji Autokorelasi
Model regresi data panel yang dipakai dalam penelitian ini adalah model fixed effect, model ini mempunyai asumsi bebas dari masalah autokorelasi, sehingga uji autokorelasi tidak perlu dilakukan (Pratomo dan Hidayat,2007). 4.5 Intepretasi Hasil Estimasi
Model persamaan regresi didalam penelitian ini secara matematis dapat dilihat sebagai berikut:
Y
i t= α + βX
1it+ βX
2it+ βX
3it+ βX
4it+ µ
Melalui hasil estimasi dengan sofware eviews 7 dihasilkan model persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tabel Koefisien Variabel
Sumber: data olahan eviews 7 , lampiran 6
Y
i t= α +
-0.3170X
1it+ -2.6329X
2it+ -0.0348X
3it+ 0.0750X
4it+ µ
Variabel Coefficient Std. Error t-statistic Prob.
C 3.2961 2.6659 1.2363 0.2288
X1? -0.3170 0.1515 2.0920 0.0477
X2? -2.6329 1.6046 -1.6408 0.1144
X3? -0.0348 0.0695 -0.5016 0.6207
(58)
4.5.1 Pengaruh Variabel Current Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh melalui software eviews 7, dapat diketahui bahwa koefisien Current Ratio (CR) (X1) memiliki pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan laba, dengan koefisien sebesar -0,317051. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada Current Ratio sebesar 100% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -3,17%.
4.5.2 Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh melalui software eviews 7, dapat diketahui bahwa Debt to Equity Ratio (DER) (X2) memiliki pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan laba, dengan koefisien sebesar -2,632940. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada Debt to Equity Ratio sebesar 100% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 26,32%.
4.5.3 Pengaruh Variabel Inventory Turnover terhadap Variabel Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh melalui software eviews 7, dapat diketahui bahwa Inventory Turnover (IT) (X3) memiliki pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba, dengan koefisien sebesar -0,034875. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada Inventory Turnover sebesar 100% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 3,48%.
(59)
4.5.4 Pengaruh Variabel Return On Equity terhadap Variabel Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh melalui software eviews 7, dapat diketahui bahwa Return On Equity (ROE) (X4) memiliki pengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba, dengan koefisien sebesar 0,075014. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada Return On Equity sebesar 10% maka akan menaikkan pertumbuhan laba sebesar 7,50%.
4.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 4.6.1 Koefisien Determinasi (R-square)
Dari hasil regresi persamaan diatas dapat ditentukan bahwa secara persamaan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0.448180 atau R2 = 44.81% yang berarti variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity mempengaruhi Pertumbuhan Laba sektor pertambangan sebesar 44,81% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model persamaan.
4.6.2 Uji F-statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Laba sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ho : β1 =β2= β3 = β4 = 0 (tidak berpengaruh)
(60)
Dimana :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, Ho diterima (F*<Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, Ha diterima (F*>Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung = 6,226
α = 10% ; df1 = k-1 ; df2 = n-k
n = 36 ; k = 4 df1 = 4-1 = 3
df2 = 36 – 4 = 32
(61)
Ho diterima
Ha diterima
2,263 6,226 Gambar 4.1
Hasil Kurva Pengambilan Keputusan Uji F-Statistik
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa F-hitung lebih besar dari pada F-tabel (6,226 > 2,263). Dengan demikian diterima Ha, artinya secara bersama-sama variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan laba sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tingkat kepercayaan 90%.
4.6.3 Uji t-statistik
Untuk menguji apakah variabel-variabel independen yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity diatas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan Laba makan digunakan uji t. Adapun uji dapat didefenisikan sebagai berikut :
(62)
Ho : b1 = b Ha : b1 ≠ b
Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan pengujian terhadap (koefisien regresi populasi), apakah hasilnya sama dengan nol yang maksudnya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel lain yang terkait atau hasilnya tidak sama dengan nol yang berarti mempunyai pengaruh signifikan. 4.6.3.1 Variabel Current Ratio (CR)
Hipotesa : Ho : bi = b Ha : bi ≠ b Kriteria :
Jika nilai uji t-statistik bernilai positif : Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t tabel Jika nilai uji t-statistik bernilai negatif :
Ho diterima apabila t-hitung > t-tabel Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel
Dari hasil analisis regresi diketahui t-hitung = 2,0920
α = 10% ; df = n-k
= 36-4 = 32 Maka t-tabel = 1,693
(63)
Ha Diterima Ha diterima
Ho diterima
-1,693 0 1,693 2.0920
Gambar 4.2
Hasil Kurva Pengambilan keputusan Uji t-statistik X1
Dari hasil estimasi regresi dapat diketahui variabel Current Ratio (CR) signifikan
pada α = 10% dengan t-hitung > t-tabel (2.0920 > -1,693) dengan demikian Ha
diterima pada uji statistik bernilai negatif. Artinya variabel Current Ratio (CR) (X1) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba pada tingkat
kepercayaan 90%.
4.6.3.2 Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Hipotesa : Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b Kriteria :
Jika nilai uji t-statistik bernilai positif : Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t tabel Jika nilai uji t-statistik bernilai negatif :
Ho diterima apabila t-hitung > t-tabel Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel
(64)
Dari hasil analisis regresi diketahui t-hitung = -1.6408
α = 10% ; df = n-k
= 36-4 = 32 Maka t-tabel = 1,693
Ha Diterima Ha diterima
Ho diterima
-1.6408 -1,693 0 1,693
Gambar 4.3
Hasil Kurva Pengambilan keputusan Uji t-statistik X2
Dari hasil estimasi regresi dapat diketahui variabel Debt to Equity Ratio (DER) signifikan pada α = 10 % dengan t-hitung < t-tabel (-1.6408 < -1,693) dengan demikian Ha diterima pada uji statistik bernilai negatif. Artinya variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba pada tingkat kepercayaan 90%.
4.6.3.3 Variabel Inventory Turnover (IT) Hipotesa : Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b Kriteria :
(1)
75
Lampiran 2. Analisis Deskriptif
Keterangan
Pertumbuhan
laba
Current
ratio
Debt to
equity ratio
Invenroty
Turnover
Return on
equity
Mean
1.1201
3.0408
0.9355
17.401
24.771
Median
0.5178
2.0500
0.7650
10.875
23.120
Maksimum
10.304
10.640
2.3800
63.490
68.510
Minimum
-0.8983
0.5600
0.2100
4.3400
1.0400
Standard Deviasi
2.1369
2.3671
0.6161
15.744
16.569
(2)
Lampiran 3. Uji Normalitas
Keterangan
Pertumbuhan
laba
Current
ratio
Debt to
equity
ratio
Invenroty
Turnover
Return
on equity
Skewness 2.408037 1.469696 0.537169 1.597035 0.526775 Kurtosis 10.56842 4.641108 2.053043 4.631077 2.746689 Jarque-Berra 120.7133 16.99989 30.76397 19.29374 17.61202
(3)
77
Lampiran 4. Uji Redundant Fixed Effect
Redundant Fixed Effects TestsPool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.132093 (8,23) 0.3796
Cross-section Chi-square 11.952479 8 0.078267
(4)
Lampiran 5. Model Regresi FEM
PLA = -0.939025 - 0.3170510293*CRA - 2.632940191*DERA - 0.03487457326*ITA + 0.07501437789*ROEA
PLB = 2.481482 - 0.3170510293*CRB - 2.632940191*DERB - 0.03487457326*ITB + 0.07501437789*ROEB
PLC = 2.301598 - 0.3170510293*CRC - 2.632940191*DERC - 0.03487457326*ITC + 0.07501437789*ROEC
PLD = -2.159564- 0.3170510293*CRD - 2.632940191*DERD - 0.03487457326*ITD + 0.07501437789*ROED
PLE = -2.545529 - 0.3170510293*CRE - 2.632940191*DERE - 0.03487457326*ITE + 0.07501437789*ROEE
PLF = -1.979188 - 0.3170510293*CRF - 2.632940191*DERF - 0.03487457326*ITF + 0.07501437789*ROEF
PLG = 3.004127 - 0.3170510293*CRG - 2.632940191*DERG - 0.03487457326*ITG + 0.07501437789*ROEG
PLH = -2.819801 - 0.3170510293*CRH - 2.632940191*DERH - 0.03487457326*ITH + 0.07501437789*ROEH
PLI = 2.655900 - 0.3170510293*CRI - 2.632940191*DERI - 0.03487457326*ITI + 0.07501437789*ROEI
Catatan ;
PL A : Pertumbuhan laba perusahaan ANTM
PL B : Pertumbuhan laba perusahaan ADRO
PL C : Pertumbuhan laba perusahaan BYAN
PL D : Pertumbuhan laba perusahaan INCO
PL E : Pertumbuhan laba perusahaan ITMG
PL F : Pertumbuhan laba perusahaan KKGI
PL G : Pertumbuhan laba perusahaan MEDC
PL H : Pertumbuhan laba perusahaan PTBA
PL I : Pertumbuhan laba perusahaan PTRO
(5)
79
Lampiran 6. Hasil Regresi Model FEM
Dependent Variable: PL?Method: Pooled Least Squares Date: 08/26/13 Time: 12:19 Sample: 2008 2011
Included observations: 4 Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 36
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.296114 2.665945 1.236377 0.2288
CR? -0.317051 0.151548 2.092078 0.0477
DER? -2.632940 1.604635 -1.640834 0.1144
IT? -0.034875 0.069516 -0.501678 0.6207
ROE? 0.075014 0.050994 2.741043 0.0145
Fixed Effects (Cross)
A--C -0.939025
B--C 2.481482
C--C 2.301598
D--C -2.159564
E--C -2.545529
F--C -1.979188
G--C 3.004127
H--C -2.819801
I--C 2.655900
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.448180 Mean dependent var 1.120128
Adjusted R-squared 0.160274 S.D. dependent var 2.136929 S.E. of regression 1.958208 Akaike info criterion 4.456134
Sum squared resid 88.19533 Schwarz criterion 5.027961
Log likelihood -67.21042 Hannan-Quinn criter. 4.655717
F-statistic 6,226756 Durbin-Watson stat 3.213838
Prob(F-statistic) 0.002972
(6)