Uji aktivitas ekstrak rimpang lengkuas merah (alpinia galanga l. Willd) Terhadap Jamur Pityrosporum Ovale Dalam Sediaan Sampo Anti Ketombe

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2008)a. Lengkuas Merah. http://www.plantamor.com/index. php?
Plant. Diakses 10 januari 2014.
Anonim. (2008)b. Sampo Anti Ketombe. http://iwanmalik.wordpress.com.
Diakses 12 Februari 2014.
Anonim. (2009). Lengkuas Merah: Mengobati Brhonkhitis, Diare, Hingga
ejakulasi Dini. http://www.herbal-obatalami.com/pdf/lengkuas-merah.
Diakses 10 januari 2014.
Achroni, K. (2012). Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat Ada Disini.
Jogjakarta: PT. Buku Kita. Halaman 61, 63
Anief, M. (2000). Farmasetika. Yogyakarta: UGM Press. Halaman 182.
Apriyantono. (1989). Analisis Pangan. Bogor: IPB Press. Halaman 42.
Cadin C. (1998). Isolated dandruff. Editor: Baran dan Maichbach. Dalam
Textbook Of Cosmetic Dermatology. Edisi Kedua. London: Martin
Dunit. Halaman 193-200.
Cowan, MM. (1999). Plant Product as Antimicrobial Agent. Clinical
microbiology. Review. 12: 564-582.
Dalimartha, S. (2009). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Cetakan I.
Jakarta: Pustaka Bunda. Halaman 89-94.
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Halaman 9, 33, 659, 748.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 891-898, 1154.
Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Cetakan Pertama. Jakarta: Ditjen POM. Halaman 17, 31-32.
Difco Laboratories. (1977). Difco manual of Dehydrated Culture Media and
Reagents for Microbiology and Clinical Laboratory Procedures. Edisi
kesembilan. Detroit Michigan: Difco Laboratories. Halaman 32-33, 64.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Cetakan Pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 225-286.

66
Universitas Sumatera Utara

Ditjen POM. (1977). Materia Medika Indonesia. Jilid I. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 40-45, 130-145.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 50-54, 300-304.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama dan PAU Pangan dan Gizi. Halaman 239-249.

Fransworth, N.R. (1966). Biologycal and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Science. 55(3): 262-264.
Ganiswarna, S. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit UI.
Halaman 158.
Gembong, T. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Cetakan ketujuh. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Halaman 192.
Gupta, S.S. (1999). Prospect and Prospectives of Natural Plants Product in
Medicine. Indian Journal of Pharmacology. Bogor: Didalam Buletin
Peneltian Tanaman Perkebunan. 31(3):166-175.
Harbone, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata Iwang Soediro. Edisi II.
Bandung: ITB Press. Halaman 6, 49.
Haynes, A. (1997). Dibalik Wajah Cantik: Fakta Tentang Manfaat dan Resiko
Kosmetik. Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Halaman
125-130, 137-138.
Ismayanti. (2002). Formulasi Shampo Antiketombe Ekstrak Lengkuas Merah
dan Aktivitasnya Terhadap Jamur Pityrosporum ovale. Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto.
Jawetz, E., Menick, J.L., dan Adelberg, E.A. (2010). Medical Microbiology,
Twenty-Fifth Edition. USA: McGraw-Hill Lange. Halaman 185, 227228.

Klohs, W.D., Fry, D.W., dan Kraker, A.J. (2012). Inhibitors of Tyrosine
Kinase. Curr Opin Oncol. 9:562-568.
Kurniawati, N. (2010). Sehat dan cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Kanita, Bandung. Halaman 116-119.
Lay, B.W., dan Hastowo, S. (1992). Mikrobiologi. Bogor: Penerbit Institut
Pertanian Bogor. Halaman 79.

67
Universitas Sumatera Utara

Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarta, A. (2008). Farmasi Fisik. Dasardasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Jilid 2.
Jakarta: UI Press. Halaman 951, 968.
Melmanda, A. (1999). Pembuatan Sampo dengan Menggunakan Bahan Dasar
Minyak Kelapa dan Kalium Hidroksida. Skripsi. Medan:Jurusan
Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Halaman 6, 105-117.
Putro, S. (1998). Agar Awet Muda. Ungaran: PT. Trubus Agriwidya. Halaman
12.
Rawlins, E.A. (2003). Bentley`s Textbook of Pharmaceutics.

kedelapanbelas. London: Baillierre Tindall. Halaman 355.

Edisi

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Halaman 71-72
Rosen, M.J. (1978). Surfactants and Interfarcial Phenomena. New York:John
Wiley and Sons, Inc. Halaman 174 – 220.
Sinaga, E. (2009). Alpinia Galanga (L) Will. http://free.vlsm.org/v12/atikel/
ttg_tanaman_obat/unas/Lengkuas.pdf. Diakses 14 Februari 2014.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: EGC. Hal 249-250, 270.
Tranggono, R. I dan Latifah, F. (2007). Pengantar Kosmetologi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 68-71.
Wasitaatmaja, Syarif. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI
Press. Halaman 109.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods For Medicinal
Plant Materials. Geneva: WHO/PHARM/92.559. Halaman 31-33.

68
Universitas Sumatera Utara