Peranan Hakim dalam Pembatalan Perjanjian Kontrak Baku antara Pihak Penyedia dan Pengguna Jasa Terkait Asas Keseimbangan

ABSTRAK
PERANAN HAKIM DALAM PEMBATALAN PERJANJIAN KONTRAK
BAKU ANTARA PIHAK PENYEDIA DENGAN PENGGUNA JASA
TERKAIT ASAS KESEIMBANGAN
Yohana Devika Gultom*
Bismar Nasution**
Mahmul Siregar***
Kehadiran perjanjian kontrak baku telah memberikan pengaruh besar
terhadap aktivitas ekonomi khususnya hubungan hukum antara penyedia jasa dan
pengguna jasa. Perjanjian kontrak baku tersebut disatu sisi memberikan manfaat
bagi para pihak, namun disisi lain juga menuai polemik sebab perjanjian tersebut
kerap merugikan konsumen sebagai pengguna jasa karena adanya klausul
yangtidak seimbang dan berat sebelah dalam perjanjian tersebut. Dalam
penyelesaian masalah ini diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana
kedudukan perjanjian kontrak baku ditinjau dari hukum perjanjian, kemudian
bagaimana pula pengaturan mengenai pembatalan perjanjian di Indonesia serta
bagaiman peranan hakim dalam pembatalan perjanjian kontrak baku antara
penyedia jasa dengan pengguna jasa terkait asas keseimbangan.
Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif dengan pengumpulan data secara studi pustaka
(library research) disertai dengan mengumpulkan data dan membaca referensi

melalui perturan, majalah, internet, dan sumber lainnya, kemudian di seleksi
dengan data-data yang layak untuk mendukung penulisan. Penelitian hukum
normatif dalam skripsi ini didasarkan pada data sekunder dan dianalisis secara
kualitatif.
Perjanjian kontrak baku bila ditinjau dari asas pact suntservanda dan sifat
dari perjanjian baku yaitu take it or leave it contract sama sekali tidak melanggar
ketentuan dalam Hukum Perdata sepanjang tidak mengandung klausul-klausul
yang tidak seimbang. Namun, menjadi polemik ketika perjanjian baku tersebut
mengandung klausul-klausul yang merugikan konsumen sehingga tidak
mencerminkan asas keseimbangan dalam berkontrak. Pada Pasal 1466 -1456
KUH Perdata jelas disebutkan alasan pembatalan suatu perjanjian. Dalam konteks
hukum perjanjian hakim sebagai pihak otoritatif dalam penegakan hukum dan
keadilan memiliki kewenangan untuk mencegah terjadinya rasa keadilan sehingga
pembatalan perjanjian kontrak baku tersebut adalah untuk memberi perlindungan
hukum bagi pihak yang lemah kedudukannya dalam hubungan kontraktual yang
menerapkan perjanjian baku. Dengan kewenangannya tersebut, hakim harus
mengurangi atau bahkan meniadakan sama sekali suatu kewajiban kontraktual
dari suatu kontrak yang melanggar asas keseimbangan dan kepatutan.
Kata Kunci: perjanjian kontrak baku, pembatalan, asas keseimbangan.
*Mahasiswa

**Dosen Pembimbing I
**Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara