Hubungan CRP (C-reactive protein) dengan Kultur Urin pada Pasien Infeksi Saluran Kemih pada Anak di RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Infeksi saluran kemih ( Urinary Tract Infection = UTI ) adalah keadaan

bertumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak
mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Oleh karena itu
diagnosis infeksi saluran kemih (ISK) ditegakkan dengan membuktikan adanya
mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan ISK, jumlah bakteri
dikatakan signifikan jika lebih besar dari 105 cfu /ml urin (IDAI, 2011). Infeksi
saluran kemih merupakan masalah yang sering dijumpai dalam dunia kedokteran,
Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse
(NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi
saluran pernafasan dan sebanyak 8,1 juta kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat
menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua
(NKUDIC, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2005) penyakit infeksi

saluran kemih ini merupakan salah satu penyakit infeksi bakteri yang paling
sering terjadi pada anak-anak, dan lebih sering terjadi pada anak perempuan
sekitar 3-8% dibanding dengan anak laki-laki sekitar 1% . Menurut penelitian
Ayazi et al., (2010) yang dilakukan di Qodz Hospital Qazvin dalam periode Maret
2006 – Oktober 2006, dari 135 pasien anak yang di rawat dengan ISK, 108 (80%)
diantaranya adalah perempuan dan 27 (20%) adalah laki laki . Hasil yang
dilakukan oleh Naseri dan Alamdaran (2007) terhadap bayi berusia 2 sampai 24
bulan diketahui sebanyak 71% bayi perempuan dan 29% bayi laki-laki mengalami
ISK (n=183). Risiko pada anak sebelum pubertas 3-5% pada anak perempuan dan
1-2% pada anak laki-laki (IDAI, 2011).
Pemeriksaan baku emas untuk ISK adalah kultur urin. Pemeriksaan kultur
urin sangat akurat untuk menentukan ada tidaknya ISK pada seseorang, dengan

Universitas Sumatera Utara

catatan sampel yang diperiksa dan juga teknik pemeriksaannya benar. Sensitivitas
dan spesifisitas kultur urin akan bervariasi tergantung dari cara pengambilan
spesimen urin. Pemeriksaan kultur urin ini juga memerlukan waktu yang relatif
lebih lama (Gibson & Toscano, 2012)
CRP (C-reactive protein) adalah salah satu marker inflamasi yang

merupakan suatu protein fase akut yang diproduksi di hati. Kadar CRP akan
meningkat sebagai respon terhadap infeksi, inflamasi maupun kerusakan jaringan
(Pepys & Hirschfield, 2003). Ayazi et al., (2013) melaporkan bahwa sensitivitas
dan spesifisitas CRP pada infeksi saluran kemih anak dimana kultur urin sebagai
gold standard masing-masing adalah 96% dan 11.1 %. Sedangkan menurut Xu et
al., (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sensitivitas dan spesifisitas
CRP pada ISK adalah 85.71% dan 48%. Lain lagi halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nikibakhsh AA et al., (2013) yang menyatakan bahwa CRP tidak
memiliki nilai diagnostik pada infeksi saluran kemih pada anak. Dari hasil
penelitian di atas, terdapat perbedaan hasil pemeriksaan CRP pada ISK.
Di Medan khususnya di RSUP. Haji Adam Malik masih kurang penelitian
mengenai hubungan CRP dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran kemih
pada anak, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan CRP
dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran kemih pada anak di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2014.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana hubungan CRP dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran
kemih pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun
2014 ?

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
CRP dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran kemih pada anak di RSUP
Haji Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)


Untuk mengetahui kadar CRP (C-reactive protein) pada pasien
infeksi saluran kemih (ISK) pada anak.

2)

Untuk mengetahui hasil kultur urin pada pasien infeksi saluran
kemih (ISK) pada anak.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Bagi Peneliti
Dari

penelitian


ini

diharapkan

penelti

dapat

mengembangkan

kemampuannya di bidang penelitian terutama dalam hal penulisan karya ilmiah
dan pencarian serta analisis data.

1.4.2

Bagi Penelitian lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan

acuan untuk penelitian selanjutnya.


1.4.3

Bagi Klinisi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu klinisi dalam diagnostik awal

infeksi saluran kemih.

Universitas Sumatera Utara