Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Penyapu Jalan Di Jalan Gatot Subroto Medan Tentang Sinar Matahari Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kulit
Sekitar 100 tahun yang lalu Rudolph Virchow seorang ahli patologi,
memahami peran kulit sebagai organ pelindung. Kulit adalah organ tubuh yang
terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit
orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira-kira 15 persen berat badan. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan kesehatan dan
kehidupan. Warna kulit berbeda beda, dari kulit yang berwarna terang(fair skin),
pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta
warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit
bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastis dan longgar
terdapat pada palpebra dan bibir sedangkan kulit yang tebal dan tegang terdapat di
telapak kaki dan tangan dewasa dan kulit yang yang tipis terdapat pada muka,
yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada
kepala(Rata, 2008).

Gambar 2.1 Lapisan-lapisan Kulit
Sumber: Sherwood, 2001
6


7
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu
lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis(korium, kutis vera) dan lapisan
subkutis(hipodermis). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum atau lapisan
tandum merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng, stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, stratum
granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir
kasar dan terdapat inti diantaranya, stratum spinosum dan stratum basale yang
merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Lapisan dermis adalah lapisan
dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri
atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler dan folikel
rambut. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya(Rata, 2008).
2.2 Fisiologi Kulit
Kulit, yaitu organ terbesar di tubuh, tidak hanya berfungsi sebagai sawar
mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan dibawahnya, tetapi secara
dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan dan berbagai fungsi penting
lain. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan menjamin kelangsungan
hidup(Sherwood, 2001).
2.2.1 Fungsi Kulit

Fungsi kulit secara umum adalah:
1.Sebagai fungsi proteksi dimana kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik dan mekanis, misalnya tekanan gesekan dan tarikan. Gangguan
kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya karbol
dan asam. Gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi dan sengatan sinar
ultraviolet. Ganguan infeksi luar terutama bakteri maupun jamur. Melanosit turut
berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan
mengadakan tanning.

8
2.Memiliki fungsi absorbsi yang artinya kulit memiliki sifat tidak mudah
menyerap air, larutan dan benda padat. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme.
3.Memiliki fungsi ekskresi yaitu kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat
yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa Nacl, urea,
asam urat, dan amonia.
4.Sebagai fungsi persepsi sebagaimana kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan rufini. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause yang
terletak di dermis. Sedangkan untuk rangsangan rabaan terdapat meissner yang

berfungsi pada bagian dermis dan merkel ranvier pada bagian epidermis.
Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.
5.Sebagai fungsi pengatur suhu tubuh(termoregulasi) dimana kulit melakukan
peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat.
6.Memiliki

fungsi

pembentukan

pigmen

dimana

sel

pembentukan

pigmen(melanosit) terletak di lapisan basal. Jumlah melanosit serta besarnya
butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Melanosom

dibentuk oleh badan golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen.
Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.
7.Sebagai fungsi keratinisasi dimana salah satu sel di epidermis yaitu keratinosit
melalui prosesnya memberi perlindungan kulit terhadap infeksi.
8.Berfungsi sebagai pembentukan vitamin D dengan mengubah 7 dihidroksi
kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan akan vitamin D
tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan(Rata, 2008).

9
2.2.2 Fungsi Dari Melanin dan Melanosit
Epidermis mengandung empat jenis sel, yaitu melanosit, keratinosit,sel
Langerhans, dan sel Granstein ditambah limfosit T transien yang tersebar di
seluruh epidermis dan dermis. Fungsi Melanosit adalah menghasilkan pigmen
coklat melanin, yang jumlahnya menentukan berbagai corak warna coklat dikulit
berbagai

ras

dimana


melanin

dihasilkan

dari

oksidasi

tirosin. Selain ditentukan secara herediter, kandungan melanin juga dapat
ditingkatkan secara singkat oleh pajanan ke berkas sinar ultraviolet dari matahari.
Melanin tambahan ini yang penampakan luarnya menyebabkan timbulnya tan
atau warna kulit kecoklatan(Sherwood, 2001).
2.3 Kanker Ganas Kulit
Tubuh terdiri dari triliunan sel-sel hidup. Sel-sel tubuh tumbuh secara
normal, membelah menjadi sel baru, dan mati secara teratur. Selama tahun-tahun
awal kehidupan seseorang, sel-sel normal membelah lebih cepat untuk
memungkinkan orang tumbuh dan berkembang. Setelah orang menjadi dewasa,
kebanyakan sel membelah hanya untuk menggantikan sel yang rusak atau cedera.
Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh mulai tumbuh di luar kendali. Ada

berbagai jenis kanker, tetapi semua memulai karena pertumbuhan sel yang
abnormal(American Cancer Society, 2012).
Pertumbuhan sel kanker berbeda dari pertumbuhan sel normal. Jika sel
mati, sel-sel kanker terus tumbuh dan membentuk sel-sel abnormal. Sel-sel kanker
juga dapat menyerang jaringan lain dan tumbuh di luar kendali. Sel berubah
menjadi sel-sel kanker dikarenakan kerusakan DNA. DNA yang ada di setiap sel
berfungsi untuk mengontrol semua tindakan sel. Dalam sel normal, ketika DNA
mengalami kerusakan, sel akan memperbaiki atau sel akan mati. Tapi di sel-sel
kanker, DNA yang rusak tidak diperbaiki, tetapi sel tidak mengalami kematian
seperti yang seharusnya. Sehingga sel ini terus membuat sel-sel baru yang
sebenarnya tubuh tidak membutuhkannya.

10
Semua sel-sel baru ini akan memiliki DNA yang rusak yang sama seperti sel
rusak yang pertama(American Cancer Society, 2012).
Seseorang bisa mewarisi DNA yang rusak, tetapi kebanyakan kerusakan
DNA disebabkan karena kesalahan ketika sel normal diproduksi atau karena
pengaruh lingkungan,seperti karena asap rokok. Sel kanker bisa pindah ke bagian
bagian tubuh lain, dimana sel kanker akan mulai tumbuh dan membentuk tumor
baru dan menempati jaringan yang normal. Proses ini disebut metastasis, ini

terjadi ketika sel kanker pergi ke aliran darah atau jaringan limpoid tubuh
kita(American Cancer Society, 2012).

Tumor kulit dapat dibagi menjadi :
2.3.1 Tumor prakanker
Prakanker berarti mempunyai kecenderungan berkembang menjadi kanker.
Mengenali penyakit ini penting karena apabila dapat ditemukan dalam bentuk
prakanker serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan yang
memuaskan. Istilah ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi
syarat sebagai kanker secara histopatologik saja, misalnya penyakit Bowen dan
eritoplasia.
Beberapa tumor prakanker antara lain:
1.Keratosis Arsenik
Biasanya disebabkan akibat terpapar zat arsenik yang cukup lama. Pada
pemeriksaan bisa ditemukan papul, plak yang berbatas tegas. Biasanya terdapat
pada telapak tangan dan telapak kaki. Keratosis arsenik berpotensi menjadi
skuamos sel karsinoma.

11


Gambar 2.2 Keratosis arsenik pada telapak tangan
Sumber : Wolff, 2009

2.Penyakit Bowen
Merupakan bentuk intraepidermal karsinoma sel skuamosa(Cox, 2006).
Bentuknya bisa papula, plak atau hiperkeratonik. Penyakit ini paling sering
disebabkan oleh infeksi HPV.

Gambar 2.3 Penyakit Bowen pada daerah tangan
Sumber : Wolff, 2009

12
3.Eritroplasia of Queyrat
Merupakan salah satu penyakit Bowen yang langka dan aneh yang
mengiritasi di mukosa genitalia(tidak disunat) dan mulut(Jeyakumar, 2006).

Gambar 2.4 Eritroplasia pada daerah langit-langit mulut.
Sumber:Wolff, 2009

4.Keratosis aktinik( Keratosis Aktinik)

Berarti pertumbuhan keratotik (menebal,bersisik) yang disebabkan oleh
paparan sinar matahari. Keratosis aktinik dapat berkembang menjadi karsinoma
sel skuamosa.

Gambar 2.5 Keratosis aktinik pada bagian belakang kepala
Sumber:Wolff, 2009

13
2.3.2 Tumor Ganas
Dilihat dari segi histopatologik, maka tumor ganas mempunyai struktur
yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin,
nukleus dan sitoplasma. Yang termasuk tumor ganas antara lain:
1. Karsinoma Sel Basal
Karsinoma sel basal (KSB) yang disebut juga basalioma adalah tumor
ganas kulit yang paling sering ditemukan terutama pada kulit putih. KSB
merupakan kanker yang paling umum pada manusia(Wolff, 2009). Beberapa
sinonim dikenal antara lain: basal cell epithelioma(BCE), basalioma, ulkus rodens
dan ulkus Jacobs(Rata, 2008).
1.1 Gejala Klinis
Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif,

jarang mengalami penyebaran(metastatis). Dapat merusak jaringan di sekitarnya
malah dapat sampai ke tulang, serta cenderung untuk residitif lebih-lebih bila
pengobatannya tidak adekuat(Rata, 2008). Perlahan-lahan berkembang, biasanya
tanpa gejala. Bentuk klinis yang banyak ditemukan ialah:
1.1.1 Bentuk Nodular
Bentuk ini paling sering ditemukan. Pada tahap permulaan sangat sulit
ditentukan malah dapat berwarna seperti kulit normal atau menyerupai kulit.
Gambaran klinis yang khas berupa gambaran keganasan dini seperti tidak
berambut, berwarna coklat/hitam, tidak berkilat(keruh). Pada perabaan terasa
sangat keras dan berbatas tegas. Dengan trauma ringan atau bila krustanya
diangkat mudah terjadi perdarahan(Wolff, 2009).

14

Gambar 2.6 Karsinoma sel basal tipe nodular pada bagian hidung
Sumber:Wolff, 2009

1.1.2 Bentuk Superfisial
Bentuk ini menyerupai penyakit Bowen, lupus eritematosus, psoriasis,
atau dermatomikosis. Ditemukannya di badan serta umumnya multiple. Biasanya

terdapat faktor-faktor etiologi berupa faktor terpapar zat arsen atau sindrom
nevoid basal sel karsinoma. Warnanya dapat hitam berbintik bintik atau homogen
yang kadang-kadang menyerupai melanoma maligna.

Gambar 2.7 Karsinoma sel basal tipe superficial
Sumber:Wolff, 2009

15
1.1.3 Bentuk Kistik
Bentuk ini agak jarang ditemukan. Permukaannya licin, menonjol
dipermukaan kulit berupa nodus dan nodulus. Pada perabaan keras, dan mudah
digerakkan dari dasarnya. Telangiektasis dapat ditemukan pada tepi tumor.

Gambar 2.8 Karsinoma sel basal tipe kistik
Sumber: Wolff, 2009

1.1.4 Bentuk morfea
Secara klinis menyerupai morfea akan tetapi ditemukan tanda-tanda
berupa kelainan yang datar, berbatas tegas, tumbuhnya lambat berwarna
kekuningan, pada perabaan pinggirnya keras.

Gambar 2.9 Karsinoma sel basal tipe morfea
Sumber:Wolff, 2009

16
1.2 Patogenesis
Tumor ini disangka berasal dari sel epidermal pluripotensial, atau dari
epidermis/adneksanya. Faktor predisposisinya ialah faktor lingkungan dan
genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi, bahan kimia(misalnya Arsen), pekerjaan
tertentu yang banyak terkena sinar matahari(misalnya: nelayan, petani) adanya
trauma(luka bakar) atau ulkus sikatriks. Faktor genetik ialah misalnya xeroderma
pigmentosum, albinism(Rata, 2008). Dari sumber lain dikatakan patogenesisnya
didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit pigmennya
dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi epidermis terganggu
yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin
berfungsi sebagai alergi amorf yang dapat menyerap energi dan menghilangkan
dalam bentuk panas. Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak dan
mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel
kanker(Wolff, 2009).
1.3 Tata Laksana
Tujuan terapi pada pasien KSB yaitu untuk mengeradikasi sel tumor
dengan kerusakan kosmetik yang minimal. Teknik dengan 3 siklus curettage dan
electrodesiccation tidak direkomendasikan untuk lesi di daerah kepala dan

leher.Umumnya, setelah 4-6 minggu penyembuhan akan tampak jaringan parut
hipertrofik yang luas dan lesi hipopigmentasi(Bader, 2008).
Radioterapi efektif dan terkadang cocok untuk individu dengan usia lebih
dari 40 tahun, tetapi kekambuhan tumor setelah terapi radiasi lebih sulit diatasi
serta dapat meningkatkan agresifitas sel-sel tumor. Terapi radiasi merupakan
metode yang mahal untuk mengobati KSB dan hanya boleh digunakan jika pilihan
terapi lainnya tidak cocok. Mohs surgery (tindakan membuang tumor diikuti
dengan pemeriksaan histopatologi frozen section segera untuk memeriksa margin)
menunjukkan angka kesembuhan tertinggi yakni 98% dan kehilangan jaringan
yang ditimbulkan sedikit.

17
Metode ini cocok untuk tumor pada kelopak mata, lipatan nasolabialis,
canthus, telinga luar, dan pelipis, untuk lesi yang kambuh, dan untuk tujuan
kosmetik. Sebagian pasien KSB, umumnya akan mengalami kekambuhan
sehingga diperlukan pemantauan untuk mendeteksi lesi baru atau lesi
kambuh(Bader, 2008).
2.Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit
epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan
salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor
predisposisi karsinoma sel skuamosa(KSS) antara lain radiasi sinar ultraviolet,
bahan karsinogen,dan arsenic. Nama lain KSS adalah epitelioma sel
skuamosa(prickle), karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid dan pavement
epithelioma(Wolff, 2009).
Karsinoma sel skuamosa lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dan
lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. Insiden KSS meninggi
seiring dengan bertambahnya usia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pertumbuhan KSS pada kulit yaitu faktor sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu,
radiasi kronis. Karsinoma sel skuamosa pada umumnya terjadi pada usia 40-50
tahun dengan lokasi yang tersering adalah pada daerah wajah ,telinga, bibir
bawah, punggung, tangan dan tungkai bawah(Wolff, 2009).

2.1 Gejala Klinis
Umur yang paling sering ialah 40-50 tahun dengan lokalisasi yang
tersering di tungkai bawah dan secara umum ditemukan lebih banyak dan secara
umum ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada wanita. Tumor ini dapat
tumbuh lambat, merusak jaringan setempat dengan kecil kemungkinan

18
bermetastatis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh cepat, merusak jaringan
disekitarnya dan bermetastatis jauh, umumnya melalui saluran getah bening(Rata,
2008). Secara histopatologik ditemukan:
2.1.1 Bentuk intraepidermal
Karsinoma sel skuamosa ini terbatas pada epidermis dan terjadi pada
berbagai lesi kulit yang telah ada sebelumnya seperti ditemukan pada keratosis
solaris, kornu kutanea, keratosis arsenikal, penyakit bowen, eritroplasia dan
epitelioma Jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu lama
ataupun menembus lapisan basal sampai ke dermis dan selanjutnya bermetastatis
melalui saluran getah bening(Rata, 2008).

Gambar 2.10 Karsinoma sel skuamosa bentuk intraepidermal
Sumber:Wolff, 2009

2.1.2 Bentuk invasif
Karsinoma sel skuamosa ini dapat berkembang dari KSS in situ dan dapat
juga dari kulit normal, walaupun jarang. KSS invasif yang muncul baik pada
karsinoma in situ, lesi premaligna atau kulit normal, biasanya adalah berupa nodul
kecil dengan batas yang tidak jelas, berwarna sama dengan warna kulit atau agak
sedikit eritema.

19
Permukaannya mula-mula lembut kemudian berkembang menjadi
papilomatosa. Ulserasi biasanya timbul didekat pusar dari tumor, dapat terjadi
cepat atau lambat, berdiameter 1-2 cm. Permukaan tumor mungkin granular dan
mudah berdarah, sedangkan pinggir ulkus biasanya meninggi dan mengeras dan
dapat dijumpai krusta(Wolff, 2009).

Gambar 2.11 Karsinoma Sel Skuamosa bentuk invasif pada bibir.
Sumber:Wolff , 2009

2.2 Patogenesis
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai
beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan
bermetastatis jauh.
3. Melanoma Maligna
Melanoma adalah kanker yang bermula di melanosit. Nama lain dari
kanker ini adalah malignant melanoma dan cutaneus melanoma. Etiologi dan
patogenesis kulit melanoma tidak diketahui. Studi epidemiologi menunjukkan
peran kecenderungan genetik dan paparan sinar matahari dalam pengembangan
melanoma(Wolff, 2009).

20
Melanoma maligna jarang ditemukan,merupakan 1-3% seluruh keganasan.
Insiden pada wanita hampir sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi
ditemukan pada umur 30-60 tahun,jarang pada anak(Rata, 2008).
3.1 Gejala klinis
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena
melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastatis jauh,
maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian di daerah badan,
kepala/leher, ekstremitas atas dan kuku. Melanoma maligna atas dasar perjalanan
penyakit, gambaran klinis dan histogenesis dibagi sebagai berikut:
3.1.1 Bentuk Superfisial
Merupakan yang paling sering ditemukan(54% seluruh kasus). Umumnya
kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa mm sampai beberapa cm dengan
warna bervariasi(kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas
dengan sedikit penonjolan dipermukaan kulit(Wolff, 2009).

Gambar 2.12 Melanoma maligna bentuk superfisial
Sumber:Wolff, 2009

21
3.1.2 Bentuk nodular
Melanoma d’emblee ditemukan 32% seluruh kasus. Nodus yang
ditemukan biasanya berwarna biru kehitaman serta mempunyai bentuk yang
terbatas di epidermal dengan permukaan licin dan nodus yang menonjol di
permukaan kulit dengan bentuk yang tidak teratur.

Gambar 2.13 Melanoma maligna bentuk nodula
Sumber:Wolff, 2009

3.1.3 Bentuk eksofitik disertai ulserasi
Umumnya ditemukan di daerah telapak kaki.

3.2.Tanda-tanda melanoma malignan
Enam tanda melanoma malignan(ABCDE Rule) adalah:
1. Asimetri dalam bentuknya, setengah bagian tidak sama dengan bagian lainnya.
2. Border atau pinggirnya tidak rata
3.Warna tidak seragam,berbintik,ada warna coklat,hitam,abu-abu,merah,dan putih
4. Diameter sekitar 6,0 mm

22
5. Elevasi hampir selalu tampak dan irreguler.
6. Riwayat dari peningkatan ukuran lesi(Wolff, 2009).

3.3. Faktor resiko terjadinya melanoma
Ada yang bisa diubah ada yang tidak bisa diubah. Merokok dan paparan
sinar matahari merupakan faktor resiko yang bisa diubah atau dihindari, faktor
usia ataupun adanya riwayat keluarga yang terkena melanoma merupakan salah
satu faktor yang tidak bisa diubah. Peneliti telah menemukan beberapa faktor
resiko yang bisa membuat seseorang lebih beresiko terkena melanoma antara lain:
(American Cancer Society, 2012).
3.3.1 Paparan Sinar Ultraviolet
Radiasi Ultraviolet(UV) merupakan faktor risiko utama untuk kebanyakan
melanoma. Orang yang mendapatkan banyak paparan cahaya matahari berada
pada risiko lebih besar untuk kanker kulit, termasuk melanoma. Sinar UV dibagi
menjadi 3, yaitu :
1. Sinar UVA dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada DNA dan dengan
kerusakan kulit jangka panjang seperti keriput dan eritema.
2. Sinar UVB dapat menyebabkan kerusakan langsung ke DNA, dan merupakan
sinar utama yang menyebabkan sunburns dan kanker kulit.
3. Sinar UVC sinar tidak bisa melalui atmosfer dan tidak menyebabkan terjadinya
kanker ganas kulit.

3.3.2 Moles
Sebuah nevus (nama medis untuk mol) adalah tumor jinak(non-kanker)
berpigmen. Moles biasanya tidak terdapat pada saat lahir tetapi mulai muncul
pada anak-anak dan dewasa muda. Seseorang yang mempunyai banyak tahi lalat
beresiko untuk terjadinya melanoma.

23
Displastik Nevi: Displastik Nevi(Nevi merupakan kumpulan dari banyak

nevus) juga disebut atipikal nevi, sering terlihat sedikit seperti tahi lalat normal,
tetapi juga terlihat sedikit seperti melanoma. Ukuran sering lebih besar dari tahi
lalat lainnya dan memiliki bentuk atau warna abnormal. Sejumlah kecil dari
displastik nevi dapat berkembang menjadi melanoma. Risiko menderita
melanoma seumur hidupnya mungkin lebih tinggi dari 10% bagi orang-orang
yang memiliki banyak displastik nevi(kadang-kadang disebut sebagai sindrom
nevus displastik). Displastik Nevi sering diturunkan ke anggota keluarga.
Seseorang yang memiliki banyak diplastic nevi dan memiliki anggota keluarga
yang menderita melanoma mempunyai resiko yang sangat tinggi juga dalam
hidupnya untuk terkena melanoma tersebut.

3.3.3 Fair skin,Freckling,Light Hair
Resiko melanoma lebih dari 10 kali lebih tinggi pada orang kulit putih
daripada orang Afrika atau Amerika. Rambut berwarna merah atau pirang,mata
biru atau hijau atau luka bekas bakar akan meningkatkan resiko terjadinya
melanoma.

3.3.4 Riwayat Keluarga
Dikatakan bahwa anda memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk
menderita melanoma jika satu atau lebih anggota keluarga atau kerabat anda
menderita melanoma. Peningkatan resiko ini mungkin dikarenakan gaya hidup
keluarga yang sering terpapar sinar matahari.

3.3.5 Immune Suppresion
Seseorang yang diberi terapi obat-obatan yang sangat menekan sistem
imun, seperti pada pasien yang melakukan transplantasi organ berisiko terkena
melanoma.

24
3.3.6 Usia
Meskipun melanoma lebih sering terjadi pada orang tua,kanker jenis ini
juga ditemukan pada orang yang lebih muda. Bahkan,melanoma adalah salah satu
kanker yang paling umum pada orang usia kurang dari 30 tahun (terutama pada
perempuan muda). Melanoma yang diwariskan dapat terjadi pada usia muda.

3.3.7 Jenis Kelamin
Di Amerika Serikat, pria memiliki tingkat melanoma yang lebih tinggi
daripada wanita secara keseluruhan, meskipun ini bervariasi menurut usia.
Sebelum usia 40 tahun, resiko lebih tinggi untuk perempuan, setelah usia 40 tahun
resikonya lebih tinggi pada pria.

2.4 Sinar Ultraviolet
Sinar UV termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang 4nm-400nm(1nm adalah sepersejuta kali 1 milimeter).

Tabel 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik
Panjang gelombang (nm)

Nama gelombang elektromagnetik