Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Penyapu Jalan Di Jalan Gatot Subroto Medan Tentang Sinar Matahari Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit

(1)

59

LAMPIRAN I

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENYAPU JALAN DI KOTA MEDAN TENTANG SINAR MATAHARI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER GANAS KULIT.

Saya,Romulus Pandapotan Sianipar bernomor induk 100100180 adalah peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapat gambaran tingkat pengetahuan dan sikap penyapu jalan di kota Medan tentang sinar matahari sebagai salah satu faktor resiko terjadinya kanker ganas kulit. Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa ialah sebagai satu evaluasi tingkat pengetahuan mereka tentang kanker kulit dan cara pencegahannya. Oleh karena itu, saya berharap partisipan bersedia untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Data yang ada di kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian saja.


(2)

60

LAMPIRAN II

INFORMED CONSENT

Saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tujuan, prosedur dan pemanfaatan penelitian yang dilakukan oleh Romulus Pandapotan Sianipar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Oleh karena itu, dengan rasa penuh kesadaran dan keikhlasan saya bersedia berpartisipasi untuk mengisi kuesioner ini.Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.

Nama : ……….

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan

Umur : ……….

Pendidikan terakhir :

Peneliti, Responden,


(3)

61

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyapu Jalan di Jalan Gatot SubrotoMedan Tentang Sinar Matahari Sebagai Salah Satu Faktor Resiko

Terjadinya Kanker Ganas Kulit

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……….

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan

Umur : ……….

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar. Pertanyaan berupa pilihan ganda, pilihlah salah satu jawaban dari keempat pilihan yang menurut Anda paling benar. Data responden akan dijaga dengan baik dan tidak akan dipublikasikan identitasnya. Terimakasih atas kerjasama Anda.

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENYAPU JALAN DI JALAN GATOT SUBROTO MEDAN TENTANG SINAR MATAHARI

SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER GANAS KULIT

Pertanyaan pengetahuan

1.Kapan sinar matahari yang baik untuk kesehatan? a.Dibawah jam 10 pagi

b.Diantara jam 10 pagi – 4 sore

c.Dari matahari terbit sampai matahari terbenam 2.Fungsi matahari untuk kesehatan tubuh manusia antara lain :


(4)

a.Sinar matahari pagi hari untuk menguatkan tulang b.Sinar matahari terik pada siang hari

c.Tidak ada fungsi kesehatan buat manusia

3.Apakah efek buruk yang bisa ditimbulkan jika terkena sinar matahari secara terus menerus?

a. Kulit seperti terbakar,kulit menjadi kecoklatan,penuaan dini b. Gagal ginjal,sesak napas dan kejang-kejang

c. Kencing manis,sakit perut dan kelumpuhan 4.Apakah yang dimaksud dengan kanker ganas kulit?

a.Penyakit pada kulit berupa luka yang tidak sembuh-sembuh. b.Penyakit pada kulit disebabkan tidak menjaga kebersihan kulit.

c.Penyakit pada kulit tubuh yang disebabkan terlalu banyak memakai kosmetik.

5.Menurut anda di usia berapa kanker kulit lebih sering terjadi? a.Dibawah 10 tahun

b.Usia 10-30 tahun c.Diatas usia 30 tahun

6.Apakah kemungkinan penyebab terjadinya kanker kulit? a.Disebabkan virus melalui udara

b.Melalui hubungan seksual

c.Akibat terpapar sinar matahari terus menerus 7.Sebutkan tanda-tanda seseorang terkena kanker kulit?


(5)

a.Terdapat luka di kulit yang tidak jelas bentuk dan warnanya b.Kulit menjadi gatal-gatal

c.Kulit menjadi mati rasa

8.Risiko untuk terkena kanker kulit akan meningkat pada orang dengan: a.Pekerja pembantu rumah tangga

b.Pekerja kantor

c.Pekerja lapangan yang tidak menggunakan APD

9.Apakah yang paling efektif dilakukan supaya terhindar dari kanker kulit? a.Mematikan lampu sebelum tidur (menghindari cahaya lampu)

b.Menggunakan krim pelindung (tabir surya) dan memakai pakaian yang melindungi sebelum beraktivitas keluar rumah.

c.Mengurangi konsumsi minuman bersoda 10. Apakah manfaat alat pelindung diri (APD) itu ?

a. Mencegah timbulnya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

b. Mematuhi peraturan di perusahaan agar terhindar dari teguran atasan c. Tidak tahu

11.Apa akibatnya apabila anda tidak menggunakan APD? a. Pekerjaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik

b. Bisa menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan c. Tidak tahu

12.Manakah jenis alat pelindung diri (APD) ?

a.Pakaian pelindung,topi,sarung tangan,pelindung muka,sepatu b.Cukup pakaian pelindung


(6)

13.Bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang tepat dalam melakukan pekerjaan?

a. APD harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan

b. APD yang dalam keadaan baik c. Tidak tahu

14.Untuk melindungi daerah muka dari paparan sinar matahari,pelindung diri yang digunakan adalah?

a.Topi yang berdiameter besar b.Kain lap

c.Tidak tahu

15.Untuk melindungi daerah tangan dan lengan atas dari paparan sinar matahari,hal apakah yang bisa kita lakukan ?

a.Memakai kaos lengan pendek b.Memakai baju sekedarnya c.Memakai baju lengan panjang

16.Apakah kegunaan memakai bedak dingin (krim pelindung) sebelum bekerja keluar rumah?

a.Membuat kita lebih wangi

b.Mengurangi paparan sinar matahari ke kulit c.Membuat kulit menjadi lebih putih

17.Berapa kali efektif nya mengoleskan bedak dingin (sunbblock) selama beraktivitas di luar rumah?


(7)

b.Setiap 2-3 jam sekali

c.Pada awal dan akhir aktivitas saja

18.Kanker kulit sering muncul terutama di daerah? a. wajah

b. Perut c. Paha

19.Ketika mencurigai keberadaan luka yang sudah lama di tubuh kita,hal yang seharusnya dilakukan adalah:

a.Memeriksa ke dokter b.Mengoleskan betadine c.Mengkonsumsi obat herbal

20.Bila tidak segera diobati,kanker kulit dapat menyebabkan: a.Kematian

b.Kecacatan c.Tidak ada efek


(8)

Pertanyaan Sikap

1.Saya akan menjaga kebersihan kulit muka saya setelah bekerja dengan teratur a.Setuju

b.Tidak Setuju

2.Saya akan mencari informasi tentang bahaya nya bekerja dibawah sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

3.Saya akan mencari tau bagaimana cara pencegahan supaya terhindar dari kanker kulit

a.Setuju b.Tidak Setuju

4.Saya akan memakai topi berdiameter lebar saat bekerja untuk melindungi kepala dari sinar matahari.

a.Setuju b.Tidak Setuju

5.Saya akan secara rutin memperhatikan keadaan kulit saya selama bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

6.Saya akan berteduh bila cahaya matahari terlalu terik pada saat saya bekerja untuk menghindari risiko terkena kanker kulit


(9)

b.Tidak Setuju

7.Saya akan memakai alat pelindung diri selama bekerja untuk melindungi dari sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

8.Saya akan memperhatikan petunjuk pemakaian pada saat memakai APD(alat pelindung diri)

a.Setuju b.Tidak Setuju

9.Ketidakpatuhan memakai alat pelindung diri saat bekerja bisa menimbulkan keluhan pada kulit seperti rasa terbakar

a.Setuju b.Tidak Setuju

10.Saya akan menggunakan bedak dingin atau krim pelindung saat bekerja diluar ruangan

a.Setuju b.Tidak Setuju

11.Saya akan memakai pakaian yang menutupi keseluruhan kulit dari sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

12.Saya akan memakan makanan yg sehat seperti buah dan sayur untuk menjaga kesehatan kulit saya


(10)

a.Setuju b.Tidak Setuju

13.Saya akan mencari informasi mengenai penyakit kanker kulit dan hubungannya dengan sinar matahari

a.Setuju b.Tidak setuju

14.Saya akan rutin memeriksa kesehatan kulit selama bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

15.Saya tidak akan pergi bekerja jika timbul kulit seperti terbakar disekitar wajah akibat efek bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

16.Saya akan memperhatikan tahi lalat atau benjolan di wajah saya dari segi warna dan besarnnya

a.Setuju b.Tidak Setuju

17.Saya akan pergi ke puskesmas bila terdapat tahi lalat yang tiba-tiba muncul yang ukurannya lebih besar dari yang lain pada bagian tubuh saya

a.Setuju b.Tidak Setuju


(11)

18.Saya akan pergi ke puskesmas bila terdapat luka borok dengan bentuk yang tidak teratur dan semakin membesar

a.Setuju b.Tidak Setuju

19.Saya akan berhenti bekerja sebagai penyapu jalan jika dokter mendiagnosa saya terkena kanker kulit

a.Setuju b.Tidak Setuju

20.Saya akan memeriksakan kesehatan diri saya sekali dalam setahun a.Setuju


(12)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Romulus Pandapotan Sianipar Tempat / Tanggal Lahir : Medan/ 4 Mei 1992

Agama : Kristen Protestant

Alamat : Jl. Pasar 3 Gang Keluarga no 14 F Medan

Telepon : 081260807052

Orang Tua : Ayah : Marsius Sianipar, S.H. : Ibu : Masni Sinta Uli Saragih Riwayat Pendidikan : 1.TK Santa Lusia (1997 – 1998)

2. SD Katolik Budi Murni 6 (1998-2004) 3. SMP Katolik Budi Murni 1 (2004 – 2007) 4. SMA Santo Thomas 1 Medan (2007 – 2010) 7. Fakultas Kedokteran USU (2010 – sekarang)

Riwayat Kepanitiaan :

1. Panitia Anggota Keamanan Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2013 2. Panitia Bola Voli Pekan Olahraga dan Seni tahun 2010


(13)

Data Induk

Frequencies

Statistics Pengetahuan

N Valid 98 Missing 13

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 44 39.6 44.9 44.9

cukup 38 34.2 38.8 83.7 kurang 11 9.9 11.2 94.9

buruk 5 4.5 5.1 100.0

Total 98 88.3 100.0 Missing System 13 11.7

Total 111 100.0

Frequencies

Statistics Sikap

N Valid 98 Missing 0


(14)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Baik 75 76.5 76.5 76.5

cukup 20 20.4 20.4 96.9

kurang 2 2.0 2.0 99.0

buruk 1 1.0 1.0 100.0


(15)

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8

p1 Pearson Correlation

1 .793** .608** ,308 .464* ,031 .464* .60

Sig. (2-tailed)

,000 ,004 ,186 ,039 ,898 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson Correlation

.793** 1 .793** ,245 ,369 ,145 ,369 .79

Sig. (2-tailed) ,000

,000 ,299 ,110 ,541 ,110 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson Correlation

.608** .793** 1 ,308 ,183 ,336 .464* .60

Sig. (2-tailed) ,004 ,000

,186 ,440 ,147 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1 .664**

.480*

.453*

,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186

,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson Correlation

.464* ,369 ,183 .664** 1 .504* ,192 .4

Sig. (2-tailed) ,039 ,110 ,440 ,001

,023 ,418 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson Correlation

,031 ,145 ,336 .480* .504* 1 ,285 ,0

Sig. (2-tailed) ,898 ,541 ,147 ,032 ,023

,223 ,8

N 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson Correlation

.464* ,369 .464* .453* ,192 ,285 1 ,1

Sig. (2-tailed) ,039 ,110 ,039 ,045 ,418 ,223

,4

N 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson Correlation

.608**

.793**

.608**

,308 .464*


(16)

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,004 ,186 ,039 ,898 ,440

N 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson Correlation

.840** .667** .840** ,367 ,302 ,218 .553* .4

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,112 ,196 ,355 ,011 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson Correlation

.608** .793** 1.000** ,308 ,183 ,336 .464* .60

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,186 ,440 ,147 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p11 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1.000**

.664**

.480*

.453*

,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186 ,000 ,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p12 Pearson Correlation

.464*

,369 .464*

.453*

,192 ,285 1.000**

,1

Sig. (2-tailed) ,039 ,110 ,039 ,045 ,418 ,223 ,000 ,4

N 20 20 20 20 20 20 20

p13 Pearson Correlation

,404 .577** .728** ,424 ,174 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,000 ,063 ,463 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p14 Pearson Correlation

,404 .577** .728** ,424 ,174 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,000 ,063 ,463 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p15 Pearson Correlation

,404 .577** ,404 ,424 ,406 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,077 ,063 ,076 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p16 Pearson Correlation

,404 .577**

.728**

,424 ,406 .630**

.638**

,4


(17)

N 20 20 20 20 20 20 20 p17 Pearson

Correlation

1.000** .793** .608** ,308 .464* ,031 .464* .60

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,186 ,039 ,898 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p18 Pearson Correlation

.490* .667** .840** ,367 ,050 ,218 ,302 .4

Sig. (2-tailed) ,028 ,001 ,000 ,112 ,833 ,355 ,196 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p19 Pearson Correlation

,404 .577** .728** ,424 ,174 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,000 ,063 ,463 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p20 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1.000** .664** .480* .453* ,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186 ,000 ,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p21 Pearson Correlation

,336 .509* .642** .480* ,285 .524* .504* ,3

Sig. (2-tailed) ,147 ,022 ,002 ,032 ,223 ,018 ,023 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p22 Pearson Correlation

,216 ,327 ,216 ,308 ,183 ,336 ,183 ,2

Sig. (2-tailed) ,361 ,160 ,361 ,186 ,440 ,147 ,440 ,3

N 20 20 20 20 20 20 20

p23 Pearson Correlation

,327 .444* .793** ,245 ,034 .509* ,369 ,3

Sig. (2-tailed) ,160 ,050 ,000 ,299 ,888 ,022 ,110 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p24 Pearson Correlation

,404 .577** ,404 ,424 ,406 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,077 ,063 ,076 ,100 ,076 ,0


(18)

p25 Pearson Correlation

,327 .444* ,327 ,245 ,369 ,145 ,034 ,3

Sig. (2-tailed) ,160 ,050 ,160 ,299 ,110 ,541 ,888 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p26 Pearson Correlation

.840** .667** .840** ,367 ,302 ,218 .553* .4

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,112 ,196 ,355 ,011 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p27 Pearson Correlation

.608** .793** 1.000** ,308 ,183 ,336 .464* .60

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,186 ,440 ,147 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p28 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1.000** .664** .480* .453* ,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186 ,000 ,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p29 Pearson Correlation

.464* ,369 .464* .453* ,192 ,285 1.000** ,1

Sig. (2-tailed) ,039 ,110 ,039 ,045 ,418 ,223 ,000 ,4

N 20 20 20 20 20 20 20

p30 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1.000** .664** .480* .453* ,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186 ,000 ,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p31 Pearson Correlation

,404 .577** .728** ,424 ,174 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,000 ,063 ,463 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p32 Pearson Correlation

,404 .577** ,404 ,424 ,406 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,077 ,063 ,076 ,100 ,076 ,0


(19)

p33 Pearson Correlation

,404 .577** .728** ,424 ,174 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,000 ,063 ,463 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p34 Pearson Correlation

.464* ,369 .464* .453* ,192 ,285 1.000** ,1

Sig. (2-tailed) ,039 ,110 ,039 ,045 ,418 ,223 ,000 ,4

N 20 20 20 20 20 20 20

p35 Pearson Correlation

,308 ,245 ,308 1.000** .664** .480* .453* ,3

Sig. (2-tailed) ,186 ,299 ,186 ,000 ,001 ,032 ,045 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p36 Pearson Correlation

,216 ,327 ,216 ,015 -,099 ,031 ,183 ,2

Sig. (2-tailed) ,361 ,160 ,361 ,951 ,679 ,898 ,440 ,3

N 20 20 20 20 20 20 20

p37 Pearson Correlation

,327 .444* ,327 -,105 ,034 ,145 ,034 ,3

Sig. (2-tailed) ,160 ,050 ,160 ,660 ,888 ,541 ,888 ,1

N 20 20 20 20 20 20 20

p38 Pearson Correlation

,404 .577** ,404 ,424 ,406 ,378 ,406 ,4

Sig. (2-tailed) ,077 ,008 ,077 ,063 ,076 ,100 ,076 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p39 Pearson Correlation

.608** .793** 1.000** ,308 ,183 ,336 .464* .60

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,186 ,440 ,147 ,039 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p40 Pearson Correlation

.490* .667** .840** ,105 ,050 ,218 .553* .4

Sig. (2-tailed) ,028 ,001 ,000 ,660 ,833 ,355 ,011 ,0


(20)

total Pearson Correlation

.499* .684** .657** .516* .463* .606** .621** .4

Sig. (2-tailed) ,025 ,001 ,002 ,020 ,040 ,005 ,003 ,0

N 20 20 20 20 20 20 20

p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31

,216 ,327 ,404 ,327 .840** .608** ,308 .464* ,308 ,404

,361 ,160 ,077 ,160 ,000 ,004 ,186 ,039 ,186 ,077

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,327 .444* .577** .444* .667** .793** ,245 ,369 ,245 .577**

,160 ,050 ,008 ,050 ,001 ,000 ,299 ,110 ,299 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 .793** ,404 ,327 .840** 1.000** ,308 .464* ,308 .728**

,361 ,000 ,077 ,160 ,000 ,000 ,186 ,039 ,186 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1.000**

.453*

1.000**

,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,000 ,045 ,000 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,183 ,034 ,406 ,369 ,302 ,183 .664** ,192 .664** ,174

,440 ,888 ,076 ,110 ,196 ,440 ,001 ,418 ,001 ,463

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,336 .509* ,378 ,145 ,218 ,336 .480* ,285 .480* ,378

,147 ,022 ,100 ,541 ,355 ,147 ,032 ,223 ,032 ,100

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,183 ,369 ,406 ,034 .553* .464* .453* 1.000** .453* ,406

,440 ,110 ,076 ,888 ,011 ,039 ,045 ,000 ,045 ,076

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 ,327 ,404 ,327 .490*

.608**

,308 ,183 ,308 ,404

,361 ,160 ,077 ,160 ,028 ,004 ,186 ,440 ,186 ,077

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,140 .667** ,289 ,250 1.000** .840** ,367 .553* ,367 .577**

,556 ,001 ,217 ,288 ,000 ,000 ,112 ,011 ,112 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 .793** ,404 ,327 .840** 1.000** ,308 .464* ,308 .728**

,361 ,000 ,077 ,160 ,000 ,000 ,186 ,039 ,186 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1.000** .453* 1.000** ,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,000 ,045 ,000 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20


(21)

,440 ,110 ,076 ,888 ,011 ,039 ,045 ,000 ,045 ,076

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.728** .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 ,406 ,424 .733**

,000 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,404 .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 ,406 ,424 1.000**

,077 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.728** ,192 1.000** ,192 ,289 ,404 ,424 ,406 ,424 .733**

,000 ,416 ,000 ,416 ,217 ,077 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,404 .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 .638** ,424 .733**

,077 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,002 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 ,327 ,404 ,327 .840** .608** ,308 .464* ,308 ,404

,361 ,160 ,077 ,160 ,000 ,004 ,186 ,039 ,186 ,077

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.490* .667** .577** ,250 .688** .840** ,367 ,302 ,367 .866**

,028 ,001 ,008 ,288 ,001 ,000 ,112 ,196 ,112 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,404 .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 ,406 ,424 1.000**

,077 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1.000** .453* 1.000** ,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,000 ,045 ,000 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.642** .509* .882** ,145 .491* .642** .480* .504* .480* .882**

,002 ,022 ,000 ,541 ,028 ,002 ,032 ,023 ,032 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

1 ,327 .728** ,327 ,140 ,216 ,308 ,183 ,308 ,404

,160 ,000 ,160 ,556 ,361 ,186 ,440 ,186 ,077

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,327 1 ,192 .444*

.667**

.793**

,245 ,369 ,245 .577**

,160 ,416 ,050 ,001 ,000 ,299 ,110 ,299 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.728** ,192 1 ,192 ,289 ,404 ,424 ,406 ,424 .733**

,000 ,416 ,416 ,217 ,077 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,327 .444* ,192 1 ,250 ,327 ,245 ,034 ,245 ,192

,160 ,050 ,416 ,288 ,160 ,299 ,888 ,299 ,416

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20


(22)

,556 ,001 ,217 ,288 ,000 ,112 ,011 ,112 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 .793** ,404 ,327 .840** 1 ,308 .464* ,308 .728**

,361 ,000 ,077 ,160 ,000 ,186 ,039 ,186 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1 .453* 1.000** ,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,045 ,000 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,183 ,369 ,406 ,034 .553* .464* .453* 1 .453* ,406

,440 ,110 ,076 ,888 ,011 ,039 ,045 ,045 ,076

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1.000** .453* 1 ,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,000 ,045 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,404 .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 ,406 ,424 1

,077 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,076 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.728** ,192 1.000** ,192 ,289 ,404 ,424 ,406 ,424 .733**

,000 ,416 ,000 ,416 ,217 ,077 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,404 .577** .733** ,192 .577** .728** ,424 ,406 ,424 1.000**

,077 ,008 ,000 ,416 ,008 ,000 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,183 ,369 ,406 ,034 .553* .464* .453* 1.000** .453* ,406

,440 ,110 ,076 ,888 ,011 ,039 ,045 ,000 ,045 ,076

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,308 ,245 ,424 ,245 ,367 ,308 1.000** .453* 1.000** ,424

,186 ,299 ,063 ,299 ,112 ,186 ,000 ,045 ,000 ,063

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 ,327 ,081 ,327 ,140 ,216 ,015 ,183 ,015 ,081

,361 ,160 ,735 ,160 ,556 ,361 ,951 ,440 ,951 ,735

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,327 .444*

,192 .444*

,250 ,327 -,105 ,034 -,105 ,192

,160 ,050 ,416 ,050 ,288 ,160 ,660 ,888 ,660 ,416

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.728** ,192 1.000** ,192 ,289 ,404 ,424 ,406 ,424 .733**

,000 ,416 ,000 ,416 ,217 ,077 ,063 ,076 ,063 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,216 .793** ,404 ,327 .840** 1.000** ,308 .464* ,308 .728**

,361 ,000 ,077 ,160 ,000 ,000 ,186 ,039 ,186 ,000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20


(23)

,556 ,001 ,217 ,288 ,001 ,000 ,660 ,011 ,660 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.499* .609** .599** .496* .519* .657** .516* .621** .516* .547*

,025 ,004 ,005 ,026 ,019 ,002 ,020 ,003 ,020 ,013


(24)

57

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. (2012). Melanoma Skin Cancer. Available from: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003063-pdf.pdf [Accessed 14 April 2013].

Amstrong, B.K., Kricker, A. (1993).Skin Cancer, Center for Disease Control and Prevention (CDC). Avaiable from:

http://www.cdc.gov/cancer/skin/basic_info/ [Diakses 12 April 2013]. Australian Radiation and Protection and Nuclear Safety Agency. (2006).Radiation

Protection Standard for Occupational Exposure to Ultraviolet Radiation.Australia. Australia: Radiation Protection Series, No. 12. Australian Institute of Health and Welfare. (2008). Non-melanoma skin

cancer.General practice consultations,hospitalisation and mortality.Canberra: Cancer Series.

Bader,R.S.(2008).Basal cell carcinoma: Follow-up. Department of Dermatology, Hahnemann Hospital.Avaiable from:

http://emedicine.medscape.com/article/276624-followup[Di akses 11 April 2013].

Chen, D., Chiang, C., Huang, T. (2005). Free Radikal-The Body Killer.National Taichung Second Senior High School.

Departemen Kesehatan. (2002) Kanker Penyebab Kematian Keenam Terbesar di Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Pikatan, S. Ozon di Atmosfir: Erosi pada Lapisan Ozon Mengancam Kehidupan di Permukaan Bumi.Buletin Ilmiah Universitas Surabaya: Vol.1 No.1.


(25)

58 Polsky D, Wang S.Q. 2013.Skin Cancer Facts. Skin Cancer Foundation.Available

from: http://www.skincancer.org/skin-cancer-information/skin-cancer-facts [Accessed 14 April 2013].

Rata,K.2008.Tumor Kulit.Dalam Djuanda,A., Hamzah, M., Aisah, S. (Eds.), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin (pp.229-241).Jakarta, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta, Penerbit EGC. Halaman 402-404

WebMD. (n.d.), (2012). Skin Cancer. Avaiable from:

http://www.webmd.com/melanoma-skin-cancer/skin-cancer [Di akses 12 April 2013].

Wolff, K., Johnson,R.A (Eds.). (2009). Fitzpatrick’s Color Atlas & Sypnosis of Clinical Dermatology(6rd edition.)(pp. 274-308).United States: Mc. Graw Hill inc.

World Health Organization.(2011).Exposure to Artifical UV Radition and Skin Cancer. IARC Working Group Report Vol 1.

World Health Organization and International Agency for Research on Cancer. 1992(updated 1997).Solar and Ultraviolet Radiation, dalamIARC


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2 Definisi Operasional

Penyapu jalan adalah orang-orang yang bertugas menyapu dan membersihkan jalan yang ada disepanjang jalan Gatot Subroto Medan.

Pengetahuan pada penelitian ini adalah hal-hal yang diketahui para penyapu jalan tentang definisi kanker ganas kulit, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kanker ganas kulit, bagaimana terjadinya kanker ganas kulit. Cara pengukuran adalah dengan penyebaran kuesioner yang akan diisi sendiri oleh responden. Hasil ukur adalah penilaian terhadap jawaban responden.

Sikap adalah tanggapan atau respon serta tindakan penyapu jalan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kanker ganas kulit.

30 Pengetahuan

Penyapu Jalan

Sikap Penyapu Jalan

Sinar Matahari Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit


(27)

31

3.2.1 Cara Ukur

Cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang akan divalidasi dan diuji reabilitasnya dengan menggunakan SPSS. Cara pengukuran dengan menggunakan kuisioner yang akan divalidasi dan diuji realibilitasnya dengan menggunakan SPSS. Kuisioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai infeksi menular seksual. Apabila jawaban yang diberikan responden benar maka akan diberikan nilai 1 dan apabila jawaban responden salah maka akan diberikan nilai 0. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 butir pertanyaan, maka dari itu, total skor yang dapat diperoleh adalah 10. Kuesioner sikap juga memiliki 10 pertanyaan, untuk itu, total skor yang dapat diiperoleh adalah 10.

3.2.2. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang terdiri dari pertanyaan yang akan diuji validitas dan realibilitasnya dengan menggunakan program SPSS.

3.2.3. Hasil Pengukuran

Untuk pengetahuan, hasil pengukuran yang diperoleh berupa skor dari tiap

–tiap kuisioner diakumulasikan kemudian dibagi dengan total skor maksimal yang dapat diperoleh, setelah itu dikalikan dengan 100%. Hasil yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh > 75%.

2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh antara 56% - 75%.

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh antara 40% – 55%.

4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila nilai yang diperoleh < 40%.


(28)

32 Untuk sikap, hasil pengukuran yang diperoleh berupa skor dari tiap-tiap kuesioner diakumulasikan kemudian dibagi dengan total skor maksimal yang dapat diperoleh, setelah itu dikalikan dengan 100%. Hasil yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat sikap baik, apabila nilai yang diperoleh adalah > 75%. 2. Tingkat sikap cukup, apabila nilai yang diperoleh antara 56% - 75%. 3. Tingkat sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh antara 40% - 55%. 4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden < 40%.

3.2.4. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal


(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap penyapu jalan di sepanjang jalan Gatot Subroto Medan yang ada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru, dan Kecamatan Medan Barat mengenai sinar matahari sebagai faktor resiko terjadinya kanker ganas kulit. Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional study (potong lintang).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang Jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Barat.

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Maret 2013 hingga Desember 2013. Pembagian dan pengumpulan kuisioner dilakukan pada bulan Juli 2013.

4.3. Populasi dan sampel penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penyapu jalan di Jalan Gatot Subroto yang ada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Barat. Populasi penelitian ini tidak diketahui pasti jadi penentuan jumlah sampel dari penelitian secara Non Probability Sampling dan sample yang diambil adalah penyapu jalan yang memenuhi kriteria tertentu sampai diperoleh sejumlah sample. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus:

33


(30)

34 n = Z 21-a/2 P(1-P)

d2

= 1,96 2 x 0,5(1-0,5) (0,1)2

= 3,9 x 0,5(0,5) 0.01 = 0.975 0.01 = 98 orang

n = besar sampel

Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( biasanya 95% = 1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi,bila tidak diketahui proporsinya,ditetapkan 50% (0,50)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5% (0,05) atau 1% (0,01)

Dengan tingkat ketepatan relatif 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan dari rumus diatas berjumlah sekitar 98 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive Sampling yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi

a. Penyapu jalan yang bekerja di sepanjang Jalan Gatot Subroto Medan yang berada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru, dan Kecamatan Medan Barat.


(31)

35 b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar

persetujuan setelah penjelasan(informed consent). 2. Kriteria eksklusi

a.Sampel yang tidak bersedia menjadi responden. b.Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.


(32)

36

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode kuisioner yang dibagikan kepada responden untuk diisi.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuisioner yang berisi pertanyaan yang berhungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai infeksi menular seksual. Kuesioner ini akan diuji validitas dan relibilitasnya dengan menggunakan teknik Bivariate Pearson dan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas dan realibilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal – soal yang telah dinyatakan valid saja yang diuji reliabilitasnya.

4.4.4. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden dimasukkan kedalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi.


(33)

BAB V

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Helvetia

Kecamatan Medan Helvetia dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Helvetia terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan dan 88 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Helvetia adalah ± 1.156.147 Ha dengan penduduknya berjumlah 163.450 Jiwa (Pemko Medan, 2010).

Penyapu jalan yang bertugas di sepanjang jalan Gatot Subroto bertugas setiap hari senin sampai sabtu mulai jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Jalan Gatot Subroto merupakan jalan besar yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai. Penyapu jalan mulai bekerja dari jalan Gatot Subroto yang berada di sekitar pusat perbelanjaan Carrefour sampai ke jalan lintas yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai, dan ada juga tambahan jalan Seisikambing, jalan Banteng, jalan Gagak Hitam, dan jalan Asrama.

37


(34)

38

5.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil berdasarkan daftar pertanyaan pengetahuan dan sikap. Data yang diambil dari bulan Agustus- Oktober 2013.

Jumlah responsen keseluruhan yang telah dihitung berdasarkan rumus besar sampel di dapati jumlah besar sampel adalah 98 orang.

5.1.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi data penelitian berdasarkan jenis kelamin penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %

Laki-Laki 42 38

Perempuan 56 62

Jumlah 98 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagaian besar responden berjenis kelamin perempuan (62 %). Perbandingan antara laki- laki dan perempuan adalah 1:1,6.

5.1.2.2 Distribusi Responen Berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi data penelitian berdasarkan kelompok umur penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.2. Pembagian kelompok umur didasarkan pada undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengatakan usia pekerja produktif diantara umur 15-64 tahun.


(35)

39

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok umur N %

15-20 tahun 0 0

21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun 51-55 tahun 56-60 tahun 61-64 tahun 2 6 24 31 18 11 4 2 0 2 6 24 32 19 11 4 2 0

Jumlah 98 100

Dari table diatas terlihat bahwa kelompok umur penyapu jalan terbanyak yaitu 35-40 dengan frekuensi sebanyak 32 orang (33%) sedangkan kelompok umur terkecil yaitu tahun dengan frekuensi sebanyak 3 orang (4%).

5.1.2.3 Distribusi Responen Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi data penelitian berdasarkan tingkat pendidikan penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.3


(36)

40

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan N %

SD 31 32

SMP SMA SMK D1 D3 S1

49 7 11 0 0 0

50 7 11 0 0 0

Jumlah 98 100

Dari table diatas,terlihat bahwa proporsi tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMP dengan frekuensi sebanyak 40 orang (50%) sedangkan tingkat pendidikan terkecil yaitu SMA dengan frekuensi sebanyak 7 orang (7%).

5.1.2.4 Distribusi Responen Berdasarkan Sumber Informasi

Distribusi data penelitian berdasarkan sumber informasi penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.4


(37)

41

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi N %

Institusi(Dinas Kebersihan Kota Medan)

46 47

Media Massa(Media Cetak dan Elektronik) Penyuluhan

Kesehatan(Puskesmas dan Posyandu)

Teman Tidak Ada

9 28

3 12

9 29

3 12

Jumlah 98 100

Dari table diatas, terlihat bahwa proporsi sumber informasi terbanyak yaitu dari institusi dengan frekuensi sebanyak 46 orang (47%) sedangkan sumber informasi terkecil yaitu dari teman dengan frekuensi sebanyak 3 orang (3%).


(38)

42

5.1.3 Hasil Data Penelitian

5.1.3.1 Pengetahuan

Pengelompokkan tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5

5.5 Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan n %

Baik 44 44.8

Cukup Kurang Buruk

38 11 5

38.7 11.2 5.1

Jumlah 98 100

Dari table diatas, terlihat bahwa tingkat pengetahuan penyapu jalan terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 44 orang (44.8%), diikuti oleh kategori cukup sebanyak 38 orang (38.7), kategori kurang sebanyak 11 orang (11.2%), dan kategori buruk 5 (5.1 %).


(39)

43

Tabel 5.6. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

n % n % n % n %

15 – 20 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

21 – 25 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 2,0 2

26 – 30 0 0,0 2 2,0 3 3,0 1 1,0 6

31 – 35 13 13,2 9 9,1 2 2,0 0 0,0 24

36 – 40 14 14,2 14 14,2 1 1,0 2 2,0 31

41 – 45 10 10,2 7 7,1 1 1,0 0 0,0 18

46 – 50 6 6,1 3 3,0 2 2,0 0 0,0 11

51 – 55 1 1,0 2 2,0 1 1,0 0 0,0 4

56 – 60 0 0,0 1 1,0 1 1,0 0 0,0 2

61 – 65 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

Total 44 44,8 38 38,7 11 11,2 5 5,1 98

Dari responden dengna kelompok usia 21 – 25 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 26 – 30 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 31 – 35 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (13,2%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (9,1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%)


(40)

44 Dari responden dengan kelompok usia 36 – 40 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (14,2%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (14,2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 41 – 45 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (10,2%), dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (7,1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 46 – 50 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang (6,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 51 – 55 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 orang (1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 56 – 60 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).


(41)

45

Tabel 5.9. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

n % N % n % n %

SD 9 9,1 17 17.3 2 2,0 3 3,0 31

SMP 25 25,5 16 16.3 6 6,1 2 2,0 49

SMA 4 4,0 2 2,0 1 1,0 0 0,0 7

SMK 6 6,1 3 3,0 2 2,0 0 0,0 11

D1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

D3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

S1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

Total 44 44.8 38 38.7 11 11.2 5 5.1 98

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari responden yang mempunyai tingkat pengetahuan SD, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 orang (9,1%), pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (17,3%), pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2,0%), dan pengetahuan buruk sebanyak 3 orang (3,0%).

Dari responden dengan yang mempunyai tingkat pendidikan SMP, terdapat 25 orang dengan tingkat pengetahuan baik (25,5%), 16 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (16,3%), 6 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (6,1%), dan 2 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (2,0%).


(42)

46 Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan baik (4,0%), 2 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (2,0%), 1 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (1,0%) dan tidak ada responden dengan tingkat pengetahuan buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendididkan SMK, terdapat 6 orang dengan tingkat pengetahuan baik (6,1%), 3 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (3,0%), dan 2 orang responden dengan tingkat pengetahuan kurang (2,0%) dan tidak ada respon dengan tingkat pengetahuan buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan D1, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan D3, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan S1, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.10.


(43)

47

Tabel 5.10. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

n % N % N % n %

Institusi 23 23,4 20 20,4 3 3,0 0 0,0 46

Media

massa 2 2,0 2 2,0 3 3,0 2 2,0 9

Penyuluhan

Kesehatan 16 16,3 9 9,1 2 2,0 1 1,0 28

Teman 0 0,0 1 1,0 1 1,0 1 1,0 3

Tidak Mendapat Informasi

3 3,0 6 6,1 2 2.0 1 1,0 12

Total 44 44,8 38 38,7 11 11,2 5 5,1 98

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari responden yang mendapat sumber informasi dari institusi perusahaan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 orang (23,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 orang (20,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3,0 %)

Dari responden yang mendapat sumber informasi dari media massa elektronik dan cetak memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (2,0%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2,0%), pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3,0%) dan pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2,0%)

Dari responden yang mendapat sumber informasi dari penyuluhan, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 orang (16,3%), pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (9,1%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), dan pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).


(44)

48 Dari responden yang mendapat informasi dari teman, yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (1%), pengetahuan sedang sebanyak 1 orang (1%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden yang tidak pernah mendapat informasi yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang (3%), pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (6,1%), pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).

5.1.3.1 Sikap

Hasil uji tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.6

5.6 Distribusi Pengelompokkan Tingkat Sikap

Dari table diatas,terlihat bahwa tingkat sikap penyapu jalan terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 73 orang (74.4%),diikuti oleh kategori cukup sebanyak 21 orang (21.4), kategori kurang sebanyak 2 orang (2%),dan kategori buruk 2 (2%).

Sikap N %

Baik 73 74.4

Cukup Kurang Buruk

21 2 2

21.4 2 2

Jumlah 98 100


(45)

49

Tabel 5.13. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia

Sikap

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

n % N % n % n %

15 – 20 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

21 – 25 0 0,0 2 2,0 0 0,0 0 0,0 2

26 – 30 5 5,1 1 1,0 0 0,0 0 0,0 6

31 – 35 23 23,4 1 1,0 0 0,0 0 0,0 24

36 – 40 25 25,5 5 5,1 0 0,0 1 1,0 31

41 – 45 12 12,2 6 6,1 0 0,0 0 0,0 18

46 – 50 6 6,1 3 3,0 1 1,0 1 1,0 11

51 – 55 1 1,0 2 2,0 1 1,0 0 0,0 4

56 – 60 1 1,0 1 1,0 0 0,0 0 0,0 2

61 – 65 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

Total 73 74,4 21 21,4 2 2,0 2 2,0 98

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari responden yang termasuk dalam kelompok usia 15 – 20 tahun, tidak ada responden dengan sikap baik,sikap cukup,sikap kurang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan kelompok usia 21 – 25 tahun, yang memiliki sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%), dan tidak ada responden dengan sikap baik,sikap kurang maupun sikap buruk.


(46)

50 Dari responden dengan kelompok usia 26 – 30 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang (5,1%), sikap cukup sebanyak 1 orang (1,0%), dan tidak ada responden dengan sikap kurang dan buruk.

Dari responden dengan kelompok usia 31 – 35 tahun yang memiliki sikap baik sebanyak 23 orang (23,4%) dan sikap cukup sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 36 – 40 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 25 orang (25,5%), sikap cukup sebanyak 5 orang (5,1%) dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan kelompok usia 41 – 45 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 12 orang (12,2%) dan yang memiliki sikap cukup sebanyak 6 orang (6,1%).

Dari responden dengan kelompok usia 46 – 50 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 6 orang (6,1%) sikap cukup 3 orang (3,0%), yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%) dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan kelompok usia 51 – 55 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (1,0%) dan sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1%)

Dari responden dengan kelompok usia 56 – 60 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (1,0%) dan sikap cukup sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan kelompok usia 60-65 tahun, tidak ada yang memiliki sikap baik,cukup,sedang,maupun buruk.


(47)

51 Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Sikap

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % n % n % n %

SD 21 21,4 9 9,1 1 1,0 0 0,0 31

SMP 39 39,7 8 8,1 1 1,0 1 1,0 49

SMA 5 5,1 2 2,0 0 0,0 0 0,0 7

SMK 8 8,1 2 2,0 0 0,0 1 1,0 11

D1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

D3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

S1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

Total 73 74,4 21 21,4 2 2,0 2 2,0 98

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD yang memiliki sikap baik sebanyak 21 orang (21,4%), sikap cukup sebanyak 9 orang (9,1%), dan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan tingkat pendidikan SMP yang memiliki sikap baik sebanyak 39 orang (39,7%), sikap cukup sebanyak 8 orang (8,1%), sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan tingkat pendidikan SMA yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang (5,1%), sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%).


(48)

52 Dari responden dengan tingkat pendidikan SMK, yang memiliki sikap baik 8 orang (8,1%), yang memiliki sikap cukup sebanyak orang (2,0%), dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan tingkat pendidikan D1, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan tingkat pendidikan D3, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan tingkat pendidikan D1, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Data distribusi frekuensi sikap berdasarkan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.15.

Tabel 5.15. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber

Informasi

Sikap

Total

Baik Cukup Kurang Buruk

n % n % n % n %

Institusi 43 43,8 3 3,0 0 0,0 0 0,0 46

Media massa 3 3,0 5 5,1 0 0,0 1 1,0 9

Penyuluhan

Kesehatan 20 20,4 7 7,1 0 0,0 1 1,0 28

Teman 0 0,0 2 2,0 1 1,0 0 0,0 3

TidakMendapat

Informasi 7 7,1 4 4,0 1 1,0 0 0,0 12

Total 73 74,4 21 21,4 2 2,0 2 2,0 98


(49)

53 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mendapat sumber informasi melalui institusi yang memiliki sikap baik sebanyak 43 orang (43,8%), sikap cukup sebanyak 3 orang (3,0%).

Dari responden yang mendapat informasi dari media massa yang memiliki sikap baik sebanyak 3 orang (3,0%), sikap cukup sebanyak 5 orang (5,1%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden yang mendapat informasi dari penyuluhan kesehatan, yang memiliki sikap baik sebanyak 20 orang (20,4%), sikap cukup sebanyak 7 orang (7,1%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden yang mendapat informasi dari teman, yang memiliki sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden yang tidak pernah mendapat informasi yang memiliki sikap baik sebanyak 7 orang (7,1%), sikap cukup sebanyak 4 orang (4,0%), dan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia sudah cukup baik.Penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar penyapu jalan mengetahui mengenai sinar matatahari serta fungsinya. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mengetahui mengenai alat pelindung diri (APD). Namun dari segi pengetahuan mengenai gejala kanker


(50)

54 ganas kulit dan komplikasinya yang dapat ditimbulkannya masih tergolong kurang.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan kelompok usia, didapatkan bahwa proporsi responden terbesar dengan tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok usia 36 – 40 tahun dengan persentase sebesar 14,2%, sedangkan proporsi terendah tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok usia 15 – 20 dan 61 - 65 tahun dengan persentase sebesar 0,0 %.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lauren(2008) di Turki pada pekerja kebun yang bekerja terkena sinar matahari yang menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai risiko terkena sinar matahari tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Pada penelitian ini didapat responden dengan tingkat pendidikan SD yang berpengetahuan baik sebesar 9,1% sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SMP yang berpengetahuan baik sebesar 25,5%.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan sumber informasi, dapat dilihat bahwa proporsi tingkat pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden yang mendapat sumber informasi dari institusi yaitu dengan persenatase sebesar 23,4%, sedangkan proporsi tingkat pengetahuan baik terendah terdapat pada responden yang mendapat sumber informasi dari teman.


(51)

55

5.2.2 Tingkat Sikap

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat sikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan sebagian responden sudah pernah mendapat penyuluhan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) oleh karena itu mempengaruhi sikap penyapu jalan.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan kelompok usia, proporsi sikap baik terbanyak responden terdapat pada kelompok usia 36 – 40 tahun dengan persentase sebesar 25,5% sedangkan proporsi sikap baik terendah responden terdapat pada kelompok usia 15 – 20 tahun dan 61 - 65 dengan persentase sebesar 0%.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacobs(2005) di Swedia pada polisi lalu lintas yang menunjukkan bahwa sikap mengenai mencegah terkena sinar matahari tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pendidikan, proporsi sikap baik terbanyak responden terdapat pada tingkat pendidikan SMP yaitu dengan persentase sebesar 39,7%, sedangkan proporsi sikap baik responden terendah terdapat pada tingkat pendidikan D1 dan D3 dan S1 dengan persentase sebesar 0%.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarakan sumber informasi, proporsi sikap baik terbanyak responden diperoleh dari responden yang mendapat sumber informasi dari institusi dengan persentase sebesar 43,8%. Sedangkan proporsi sikap baik terendah responden diperoleh dari responden yang mendapat sumber informasi dari teman sebesar 0,0 %.


(52)

BAB VI

KESIMPULAN dan SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan:

1. Tingkat pengetahuan penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru tentang sinar matahari sebagai faktor risiko terjadinya kanker ganas kulit mayoritas berada dalam kategori baik yakni sebesar 44,8%.

2. Sikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru tentang sinar matahari sebagai faktor risiko terjadinya kanker ganas kulit mayoritas berada dalam kategori baik yakni sebesar 74,4%.

6.2. Saran

1. Meskipun tingkat pengetahuan dan cara bersikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia terhadap kanker ganas kulit sudah cukup baik, ada baiknya informasi – informasi kanker ganas kulit tetap diberikan kepada penyapu jalan baik melalui sarana penyedia pelayanan kesehatan paling dasar seperti penyuluhan dari instansi mengingat faktor risiko penyapu jalan terkena kanker ganas kulit cukup tinggi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti – peneliti lain dengan memperluas variabel – variabel lainnya

56


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kulit

Sekitar 100 tahun yang lalu Rudolph Virchow seorang ahli patologi, memahami peran kulit sebagai organ pelindung. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira-kira 15 persen berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan kesehatan dan kehidupan. Warna kulit berbeda beda, dari kulit yang berwarna terang(fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra dan bibir sedangkan kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa dan kulit yang yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala(Rata, 2008).

Gambar 2.1 Lapisan-lapisan Kulit Sumber: Sherwood, 2001


(54)

7 Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis(korium, kutis vera) dan lapisan subkutis(hipodermis). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum atau lapisan tandum merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng, stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya, stratum spinosum dan stratum basale yang merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya(Rata, 2008).

2.2 Fisiologi Kulit

Kulit, yaitu organ terbesar di tubuh, tidak hanya berfungsi sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan dibawahnya, tetapi secara dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan dan berbagai fungsi penting lain. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan menjamin kelangsungan hidup(Sherwood, 2001).

2.2.1 Fungsi Kulit

Fungsi kulit secara umum adalah:

1.Sebagai fungsi proteksi dimana kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik dan mekanis, misalnya tekanan gesekan dan tarikan. Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya karbol dan asam. Gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi dan sengatan sinar ultraviolet. Ganguan infeksi luar terutama bakteri maupun jamur. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning.


(55)

8 2.Memiliki fungsi absorbsi yang artinya kulit memiliki sifat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme.

3.Memiliki fungsi ekskresi yaitu kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa Nacl, urea, asam urat, dan amonia.

4.Sebagai fungsi persepsi sebagaimana kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan rufini. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause yang terletak di dermis. Sedangkan untuk rangsangan rabaan terdapat meissner yang berfungsi pada bagian dermis dan merkel ranvier pada bagian epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.

5.Sebagai fungsi pengatur suhu tubuh(termoregulasi) dimana kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat.

6.Memiliki fungsi pembentukan pigmen dimana sel pembentukan pigmen(melanosit) terletak di lapisan basal. Jumlah melanosit serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Melanosom dibentuk oleh badan golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.

7.Sebagai fungsi keratinisasi dimana salah satu sel di epidermis yaitu keratinosit melalui prosesnya memberi perlindungan kulit terhadap infeksi.

8.Berfungsi sebagai pembentukan vitamin D dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan(Rata, 2008).


(56)

9 2.2.2 Fungsi Dari Melanin dan Melanosit

Epidermis mengandung empat jenis sel, yaitu melanosit, keratinosit,sel Langerhans, dan sel Granstein ditambah limfosit T transien yang tersebar di seluruh epidermis dan dermis. Fungsi Melanosit adalah menghasilkan pigmen coklat melanin, yang jumlahnya menentukan berbagai corak warna coklat dikulit berbagai ras dimana melanin dihasilkan dari oksidasi tirosin. Selain ditentukan secara herediter, kandungan melanin juga dapat ditingkatkan secara singkat oleh pajanan ke berkas sinar ultraviolet dari matahari. Melanin tambahan ini yang penampakan luarnya menyebabkan timbulnya tan atau warna kulit kecoklatan(Sherwood, 2001).

2.3 Kanker Ganas Kulit

Tubuh terdiri dari triliunan sel-sel hidup. Sel-sel tubuh tumbuh secara normal, membelah menjadi sel baru, dan mati secara teratur. Selama tahun-tahun awal kehidupan seseorang, sel-sel normal membelah lebih cepat untuk memungkinkan orang tumbuh dan berkembang. Setelah orang menjadi dewasa, kebanyakan sel membelah hanya untuk menggantikan sel yang rusak atau cedera. Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh mulai tumbuh di luar kendali. Ada berbagai jenis kanker, tetapi semua memulai karena pertumbuhan sel yang abnormal(American Cancer Society, 2012).

Pertumbuhan sel kanker berbeda dari pertumbuhan sel normal. Jika sel mati, sel-sel kanker terus tumbuh dan membentuk sel-sel abnormal. Sel-sel kanker juga dapat menyerang jaringan lain dan tumbuh di luar kendali. Sel berubah menjadi sel-sel kanker dikarenakan kerusakan DNA. DNA yang ada di setiap sel berfungsi untuk mengontrol semua tindakan sel. Dalam sel normal, ketika DNA mengalami kerusakan, sel akan memperbaiki atau sel akan mati. Tapi di sel-sel kanker, DNA yang rusak tidak diperbaiki, tetapi sel tidak mengalami kematian seperti yang seharusnya. Sehingga sel ini terus membuat sel-sel baru yang sebenarnya tubuh tidak membutuhkannya.


(57)

10 Semua sel-sel baru ini akan memiliki DNA yang rusak yang sama seperti sel rusak yang pertama(American Cancer Society, 2012).

Seseorang bisa mewarisi DNA yang rusak, tetapi kebanyakan kerusakan DNA disebabkan karena kesalahan ketika sel normal diproduksi atau karena pengaruh lingkungan,seperti karena asap rokok. Sel kanker bisa pindah ke bagian bagian tubuh lain, dimana sel kanker akan mulai tumbuh dan membentuk tumor baru dan menempati jaringan yang normal. Proses ini disebut metastasis, ini terjadi ketika sel kanker pergi ke aliran darah atau jaringan limpoid tubuh kita(American Cancer Society, 2012).

Tumor kulit dapat dibagi menjadi : 2.3.1 Tumor prakanker

Prakanker berarti mempunyai kecenderungan berkembang menjadi kanker. Mengenali penyakit ini penting karena apabila dapat ditemukan dalam bentuk prakanker serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan yang memuaskan. Istilah ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi syarat sebagai kanker secara histopatologik saja, misalnya penyakit Bowen dan eritoplasia.

Beberapa tumor prakanker antara lain: 1.Keratosis Arsenik

Biasanya disebabkan akibat terpapar zat arsenik yang cukup lama. Pada pemeriksaan bisa ditemukan papul, plak yang berbatas tegas. Biasanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Keratosis arsenik berpotensi menjadi skuamos sel karsinoma.


(58)

11

Gambar 2.2 Keratosis arsenik pada telapak tangan Sumber : Wolff, 2009

2.Penyakit Bowen

Merupakan bentuk intraepidermal karsinoma sel skuamosa(Cox, 2006). Bentuknya bisa papula, plak atau hiperkeratonik. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi HPV.

Gambar 2.3 Penyakit Bowen pada daerah tangan Sumber : Wolff, 2009


(59)

12 3.Eritroplasia of Queyrat

Merupakan salah satu penyakit Bowen yang langka dan aneh yang mengiritasi di mukosa genitalia(tidak disunat) dan mulut(Jeyakumar, 2006).

Gambar 2.4 Eritroplasia pada daerah langit-langit mulut. Sumber:Wolff, 2009

4.Keratosis aktinik( Keratosis Aktinik)

Berarti pertumbuhan keratotik (menebal,bersisik) yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Keratosis aktinik dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.

Gambar 2.5 Keratosis aktinik pada bagian belakang kepala Sumber:Wolff, 2009


(60)

13 2.3.2 Tumor Ganas

Dilihat dari segi histopatologik, maka tumor ganas mempunyai struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus dan sitoplasma. Yang termasuk tumor ganas antara lain:

1. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal (KSB) yang disebut juga basalioma adalah tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan terutama pada kulit putih. KSB merupakan kanker yang paling umum pada manusia(Wolff, 2009). Beberapa sinonim dikenal antara lain: basal cell epithelioma(BCE), basalioma, ulkus rodens dan ulkus Jacobs(Rata, 2008).

1.1 Gejala Klinis

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang mengalami penyebaran(metastatis). Dapat merusak jaringan di sekitarnya malah dapat sampai ke tulang, serta cenderung untuk residitif lebih-lebih bila pengobatannya tidak adekuat(Rata, 2008). Perlahan-lahan berkembang, biasanya tanpa gejala. Bentuk klinis yang banyak ditemukan ialah:

1.1.1 Bentuk Nodular

Bentuk ini paling sering ditemukan. Pada tahap permulaan sangat sulit ditentukan malah dapat berwarna seperti kulit normal atau menyerupai kulit. Gambaran klinis yang khas berupa gambaran keganasan dini seperti tidak berambut, berwarna coklat/hitam, tidak berkilat(keruh). Pada perabaan terasa sangat keras dan berbatas tegas. Dengan trauma ringan atau bila krustanya diangkat mudah terjadi perdarahan(Wolff, 2009).


(61)

14

Gambar 2.6 Karsinoma sel basal tipe nodular pada bagian hidung Sumber:Wolff, 2009

1.1.2 Bentuk Superfisial

Bentuk ini menyerupai penyakit Bowen, lupus eritematosus, psoriasis, atau dermatomikosis. Ditemukannya di badan serta umumnya multiple. Biasanya terdapat faktor-faktor etiologi berupa faktor terpapar zat arsen atau sindrom nevoid basal sel karsinoma. Warnanya dapat hitam berbintik bintik atau homogen yang kadang-kadang menyerupai melanoma maligna.

Gambar 2.7 Karsinoma sel basal tipe superficial Sumber:Wolff, 2009


(62)

15 1.1.3 Bentuk Kistik

Bentuk ini agak jarang ditemukan. Permukaannya licin, menonjol dipermukaan kulit berupa nodus dan nodulus. Pada perabaan keras, dan mudah digerakkan dari dasarnya. Telangiektasis dapat ditemukan pada tepi tumor.

Gambar 2.8 Karsinoma sel basal tipe kistik Sumber: Wolff, 2009

1.1.4 Bentuk morfea

Secara klinis menyerupai morfea akan tetapi ditemukan tanda-tanda berupa kelainan yang datar, berbatas tegas, tumbuhnya lambat berwarna kekuningan, pada perabaan pinggirnya keras.

Gambar 2.9 Karsinoma sel basal tipe morfea Sumber:Wolff, 2009


(63)

16 1.2 Patogenesis

Tumor ini disangka berasal dari sel epidermal pluripotensial, atau dari epidermis/adneksanya. Faktor predisposisinya ialah faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi, bahan kimia(misalnya Arsen), pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar matahari(misalnya: nelayan, petani) adanya trauma(luka bakar) atau ulkus sikatriks. Faktor genetik ialah misalnya xeroderma pigmentosum, albinism(Rata, 2008). Dari sumber lain dikatakan patogenesisnya didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai alergi amorf yang dapat menyerap energi dan menghilangkan dalam bentuk panas. Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker(Wolff, 2009).

1.3 Tata Laksana

Tujuan terapi pada pasien KSB yaitu untuk mengeradikasi sel tumor dengan kerusakan kosmetik yang minimal. Teknik dengan 3 siklus curettage dan electrodesiccation tidak direkomendasikan untuk lesi di daerah kepala dan leher.Umumnya, setelah 4-6 minggu penyembuhan akan tampak jaringan parut hipertrofik yang luas dan lesi hipopigmentasi(Bader, 2008).

Radioterapi efektif dan terkadang cocok untuk individu dengan usia lebih dari 40 tahun, tetapi kekambuhan tumor setelah terapi radiasi lebih sulit diatasi serta dapat meningkatkan agresifitas sel-sel tumor. Terapi radiasi merupakan metode yang mahal untuk mengobati KSB dan hanya boleh digunakan jika pilihan terapi lainnya tidak cocok. Mohs surgery (tindakan membuang tumor diikuti dengan pemeriksaan histopatologi frozen section segera untuk memeriksa margin) menunjukkan angka kesembuhan tertinggi yakni 98% dan kehilangan jaringan yang ditimbulkan sedikit.


(64)

17 Metode ini cocok untuk tumor pada kelopak mata, lipatan nasolabialis, canthus, telinga luar, dan pelipis, untuk lesi yang kambuh, dan untuk tujuan kosmetik. Sebagian pasien KSB, umumnya akan mengalami kekambuhan sehingga diperlukan pemantauan untuk mendeteksi lesi baru atau lesi kambuh(Bader, 2008).

2.Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa(KSS) antara lain radiasi sinar ultraviolet, bahan karsinogen,dan arsenic. Nama lain KSS adalah epitelioma sel skuamosa(prickle), karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid dan pavement epithelioma(Wolff, 2009).

Karsinoma sel skuamosa lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dan lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. Insiden KSS meninggi seiring dengan bertambahnya usia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan KSS pada kulit yaitu faktor sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu, radiasi kronis. Karsinoma sel skuamosa pada umumnya terjadi pada usia 40-50 tahun dengan lokasi yang tersering adalah pada daerah wajah ,telinga, bibir bawah, punggung, tangan dan tungkai bawah(Wolff, 2009).

2.1 Gejala Klinis

Umur yang paling sering ialah 40-50 tahun dengan lokalisasi yang tersering di tungkai bawah dan secara umum ditemukan lebih banyak dan secara umum ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada wanita. Tumor ini dapat tumbuh lambat, merusak jaringan setempat dengan kecil kemungkinan


(65)

18 bermetastatis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh cepat, merusak jaringan disekitarnya dan bermetastatis jauh, umumnya melalui saluran getah bening(Rata, 2008). Secara histopatologik ditemukan:

2.1.1 Bentuk intraepidermal

Karsinoma sel skuamosa ini terbatas pada epidermis dan terjadi pada berbagai lesi kulit yang telah ada sebelumnya seperti ditemukan pada keratosis solaris, kornu kutanea, keratosis arsenikal, penyakit bowen, eritroplasia dan epitelioma Jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu lama ataupun menembus lapisan basal sampai ke dermis dan selanjutnya bermetastatis melalui saluran getah bening(Rata, 2008).

Gambar 2.10 Karsinoma sel skuamosa bentuk intraepidermal Sumber:Wolff, 2009

2.1.2 Bentuk invasif

Karsinoma sel skuamosa ini dapat berkembang dari KSS in situ dan dapat juga dari kulit normal, walaupun jarang. KSS invasif yang muncul baik pada karsinoma in situ, lesi premaligna atau kulit normal, biasanya adalah berupa nodul kecil dengan batas yang tidak jelas, berwarna sama dengan warna kulit atau agak sedikit eritema.


(66)

19 Permukaannya mula-mula lembut kemudian berkembang menjadi papilomatosa. Ulserasi biasanya timbul didekat pusar dari tumor, dapat terjadi cepat atau lambat, berdiameter 1-2 cm. Permukaan tumor mungkin granular dan mudah berdarah, sedangkan pinggir ulkus biasanya meninggi dan mengeras dan dapat dijumpai krusta(Wolff, 2009).

Gambar 2.11 Karsinoma Sel Skuamosa bentuk invasif pada bibir. Sumber:Wolff , 2009

2.2 Patogenesis

Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan bermetastatis jauh.

3. Melanoma Maligna

Melanoma adalah kanker yang bermula di melanosit. Nama lain dari kanker ini adalah malignant melanoma dan cutaneus melanoma. Etiologi dan patogenesis kulit melanoma tidak diketahui. Studi epidemiologi menunjukkan peran kecenderungan genetik dan paparan sinar matahari dalam pengembangan melanoma(Wolff, 2009).


(67)

20 Melanoma maligna jarang ditemukan,merupakan 1-3% seluruh keganasan. Insiden pada wanita hampir sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada umur 30-60 tahun,jarang pada anak(Rata, 2008).

3.1 Gejala klinis

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastatis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian di daerah badan, kepala/leher, ekstremitas atas dan kuku. Melanoma maligna atas dasar perjalanan penyakit, gambaran klinis dan histogenesis dibagi sebagai berikut:

3.1.1 Bentuk Superfisial

Merupakan yang paling sering ditemukan(54% seluruh kasus). Umumnya kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa mm sampai beberapa cm dengan warna bervariasi(kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan dipermukaan kulit(Wolff, 2009).

Gambar 2.12 Melanoma maligna bentuk superfisial Sumber:Wolff, 2009


(1)

2 Fungsi Dari Melanin dan Melanosit...9

C.Kanker Ganas Kulit...9

1. Tumor Prakanker ...10

2.Tumor Ganas...13

2.1 Karsinoma Sel Basal...13

2.2 Karsinoma Sel Skuamosa...18

2.3 Melanoma...19

D.Sinar Ultraviolet...24

E.Pencegahan...27

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A.Kerangka Konsep...30 B.Definisi Operasional...30 1.Definisi...30 2.Cara Ukur...31 3.Alat Ukur...31 4.Skala Pengukuran...31

BAB IV METODE PENELITIAN...33

A.Jenis Penelitian...33

B.Lokasi dan Waktu Penelitian...33

C.Populasi dan Sampel Penelitian...33


(2)

BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN………...36

A.Deskripsi Hasil Penelitian………...37

B.Hasil Data Penelitian………...40

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN………...56


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spektrum Gelombang Elektromagnetik...24

Tabel 2.2 Atmosfir Bumi...25

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..36

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur………...38

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………...39


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lapisan Penyusun Kulit...6

Gambar 2.2. Keratosis Arsenik Pada Telapak Tangan...11

Gambar 2.3. Penyakit Bowen Pada Telapak Tangan...11

Gambar 2.4 Eritroplasia of Queyrat...12

Gambar 2.5 Keratosis Aktinik pada Bagian Belakang Kepala...12

Gambar 2.6 Karsinoma Sel Basal Tipe Nodular Pada Bagian Hidung...14

Gambar 2.7 Karsinoma Sel Basal Tipe Superfisil...14

Gambar 2.8 Karsinoma Sel Basal Tipe Kistik...15

Gambar 2.9 Karsinomaa Sel Basal Tipe Morfea...15

Gambar 3.0 Karsinoma Sel Skuamosa Tipe Insitu...18

Gambar 3.1Karsinoma Sel Skuamosa Bentuk Invasif Pada Bagian Bibir...19

Gambar 3.2 Melanoma Maligna Bentuk Superfisial...20

Gambar 3.3 Melanoma Maligna Bentuk Nodula...21


(5)

DAFTAR SINGKATAN

KSB : Karsinoma Sel Basal KSS : Karsinoma Sel Skuamosa Sinar UV : Sinar Ultraviolet CFC :Chlorofluorocarbons AC : Air Conditioner DHA :Dihidroksiaseton

SPSS :Statistical Product and Service Solutions


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I...38 Lampiran II...39 Lampiran III...40