Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value dan Market Value Added Terhadap Expected Return Saham.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari perkembangan
perekonomian indonesia. Investor saat ini lebih memilih untuk menginvestasikan
modal nya dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia
merupakan pasar modal, yaitu tempat bagi perusahaan untuk memperoleh dana
dari pihak eksternal dengan menjual sahamnya, dan tempat dimana investor dapat
memilih untuk menanamkan investasinya.
Salah satu tujuan utama Investor menanamkan modalnya adalah untuk
memperoleh Return Saham yang sebesar-besarnya. Return saham merupakan
pengembalian yang diterima oleh investor akan investasi yang dilakukan. Setiap
investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan pokok
untuk mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung
maunpun tidak langsung (Robert Ang, 1997 dalam Faried ). Komponen Return
saham terdiri dari dua macam yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain
adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan
harga beli, dan deviden yield adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli
saham per lembar (Zubir, 2011:4). Harga saham merupakan cerminan dari
pengelola yang baik oleh manajemen untuk menciptakan dan memanfaatkan
prospek usaha, sehingga memperoleh profit. Perusahaan dengan pengeolaan

manajemen yang baik akan berdampak pada naiknya harga saham perusahan
tersebut, dimana hal ini akan mempengaruhi Return Saham.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu,kemampuan dalam menganalisis kinerja operasi dan
keuangan perusahaan serta perkembangan pasarnya akan sangat membantu
keberhasilan investai di pasar modal. Dalam melakukan investasi investor perlu
melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Evaluasi kerja yang
dilakukan oleh investor karena investasi di pasar modal juga mengandung resiko.
Oleh karena itu, untuk meminimalisirkan resiko yng dihadapi dari setiap
portofolio saham yang akan dikelola dan agar dapat memberikan hasil (return)
yang lebih pasti. Total return yang akan diterima pemegang saham merupakan
tingkat kembali investasi (return) yang merupakan penjumlahan dari Devidend
Yield dan Capital Gain. Harga pasar yang semakin tinggi menunjukkan bahwa
saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga
saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar.
Investor membutuhkan informasi yang berguna untuk menjadi acuan bagi
investor untuk memilih perusahaan yang menjadi tujuan berinvestasi. Informasi
yang digunakan oleh para investor dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi

fundamental dan informasi yang bersifat teknikal. Informasi fundamental adalah
informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya
ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja
perusahaan. Informasi fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga
saham. Dari laporan keuangan dapat diketahui beberapa informasi fundamental
antara lain : Rasio-rasio keuangan, arus kas, serta ukuran-ukuran kinerja lainnya
yang dihubungkan dengan return saham.

Universitas Sumatera Utara

Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat melihat kinerja keuangan yang
tercermin dari berbagai rasio. Analisi rasio merupakan alat yang digunakan untuk
membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan yang lazim
dipakai dalam penilaian kinerja suatu perusahaan dalam rasio aktivitas, rasio
leverage, dan rasio likuiditas. Namun, penggunaan analisis rasio keuangan
memiliki kelemahan antara lain: (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga. (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding
antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansinya. (3) Rasio
keuangan hanya menggambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan

keuangan dan periode laporan keuangan.
Price Earning ratio dan

Price to Book Value merupakan

indikator

penting yang sering digunakan untuk menilai ukuran pasar. Price Earning ratio
adalah „ perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’,
dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang
dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Oleh karena itu, Price Earning
ratio merupakan harga pasar dari setiap lembar saham sering dituliskan sebagai
kumpulan laba untuk mencerminkan seberapa menariknya harga saham sebagai
sebuah investasi. Price to Book disebut juga Book to Market menurut Stice,et al
(2009:154) dihitung sebagai total nilai buku modal bisa dibagi dengan total nilai
pasar modal biasa. Price Earning ratio mengukur jumlah uang yang akan dibayar
oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan, sedangkam Price to
Book Value mengukur perbedaan antara nilai neraca sebuah perusahaan dan nilai

Universitas Sumatera Utara


pasar aktual Kedua rasio ini memiliki persamaan yaitu semakin tinggi Price
Earning ratio dan Book to Market maka semakin besar kepercayaan investor
terhadap masa depan perusahaan. Hal ini akan berdampak terhadap harga saham
perusahaan karena dengan rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang tinggi akan
memperoleh tingkat pengembalian saham yang tinggi di tahun-tahun yang akan
datang.Dengan demikian kinerja yang positif, akan memberi pengaruh yang
positif bagi return saham.
Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar
perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang
diinvestasikan dalam perusahaan. MVA secara teknis diperoleh dengan cara
mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham (stock price per share)
dan nilai buku per lembar saham (book value per share). MVA meningkat hanya
jika modal yang diinvestasikan mendapatkan angka pengembalian lebih besar dari
pada biaya modal. Semakin besar MVA, semakin baik. MVA yang negatif berarti
nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang
diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan
telah dimusnahkan (Young, 2001:27).
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan

mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai. MVA juga merupakan indikator
yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan
untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah
dicapai.

Universitas Sumatera Utara

Brigham & Houstan (2010:111), menyatakan bahwa nilai bahwa makin
tinggi MVA, makin baik pekerjaan yang telah dilakukan manajemen bagi
pemegang saham perusahaan. Dewan direksi sering memperhatikan MVA ketika
memutuskan kompensasi yang layak diterima oleh manajer perusahaan. Namun,
perlu dicatat, sama halnya seperti kapal yang naik seiring dengan pasangnya air,
sebagian harga saham perusahaan akan naik di bursa saham mengalami kenaikan.
Jadi, angka MVA yang positif mungkin tidak sepenuhnya diakibatkan oleh
manajemen.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Dalam
berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal yaitu
pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung
dari alternatif investasi yang dilakukan. Komponen Return saham terdiri dari dua
macam yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain adalah selisih antara

harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan deviden
yield adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar
(Zubir, 2011:4).
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas dan data yang ditampilkan,
peneliti tertarik untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara Price Earning
Ratio, Price to Book Value dengan MVA terhadap Expected Return Saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini
disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu dengan
menggunakan sampel yang lebih banyak dan untuk periode laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

tahun 2009-2011 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia,sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru. Berdasarkan
uraian diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Analisis Price Earning Ratio (PER) Price Book Value (PER)
dan Market Value Added (MVA) terhadap Expected Return Saham”
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan diatas,yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV) dan Market
Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Expected Return Saham baik secara
parsial dan simultan?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada pada sub-bab sebelumnya,
tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh analisis Price Earning Ratio (PER),
Price Book Value (PBV) dan Market Value Added (MVA) terhadap Expected
Return Saham secara parsial dan simultan.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis,
khususnya mengenai pengaruh antara analisis Price Erning Ratio
(PER) Price Book Value (PBV) dan Market Value Added (MVA)

terhadap Expected Return Saham.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini mampu menjadi dasar pertimbangan untuk
melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Bagi akademisi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh analisis Price Earning
Ratio (PER), Price Book Value (PBV) dan Market Value Added
(MVA) terhadap Expected Return Saham.

Universitas Sumatera Utara