Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

i

PENGARUH PRICE ERNING RATIO, PRICE TO BOOK

VALUE, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAPAT

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

RONI HERIANTO HARIANJA

100522161

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULRAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Earning per share (EPS) terhadap return saham.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian perbandingan dua rata-rata dari dua populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2010 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yadan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PER, PBV, EPS, dan Return saham. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5%.

Secara parsial bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) tidak berpengarug terhadap return saham sehingga variable ini tidak akan bermanfaat untuk memprediksi ruturn saham. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan factor-faktor lain untuk memprediksi bessrnya return saham. Sedangkan untuk variable Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham,

Kata Kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan return saham


(3)

iii ABSTRACT

This research was conducted to examine the effect of variable Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) and Earning per share (EPS) of the stock return.

The design study is a comparison of two research designs the average of the two populations. The population in this study are 32 manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2010 and a sample of the study amounted to 16 companies. Purposive sampling method used in the selection of the sample. The type of data in this study is a secondary data obtained from the IDX website www.idx.co.id and from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used was the study documentation. The variables used in this study is PER, PBV, EPS, and return the stock. Analytical technique used is multiple regression analysis and hypothesis testing using t-test partially, F test simultaneously with the level of significance of 5%.

Partially that variable Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) berpengarug not to stock return that variable will not be useful for predicting the stock ruturn. So the company needs to consider other factors to predict stock returns bessrnya. As for the variable Price to Book Value (PBV) has a significant effect on stock returns, Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) and stock returns


(4)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, semangat, nasihat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak

Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapa

telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

v

4. I

segala masukan dan saran.

5. Kedua orang tua saya, M. Harianja dan N br Marpaung, dan saudara-saudara saya yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 13 Februari 2013 Peneliti

Roni H Harianja NIM 100522161


(6)

vi DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTARISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pasar modal ... 7

2.1 2. Investasi ... 8

2.1.3. Laporan Keuangan ... 10

2.1.4. Karakteristik Informasi Akuntansi ... 12

2.1.5. Price Earning Ratio (PER) ... 13

2.1.6. Prive to BookValue (PBV) ... 13

2.1.7. Earning Per Share (EPS) ... 14

2.1.8. Return Saham ... 15

2.1.9. Saham ... 16

2.1.10. Analisis Tingkat Keuntungan Investasi ... 20

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Sumber Data ... 28

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.3. Metode Pengumpulan data ... 29

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 30

3.4.1. Variabel Dependen ... 30

3.4.2. Variabel Independen ... 31

3.5. Metode Analisis ... 32

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 33

3.5.1.1. Uji Normalitas ... 33


(7)

vii

3.5.1.2. Uji Multikolinieritas ... 34

3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35

3.5.1.4. Uji Autokorelasi ... 36

3.5.1.5. Koefisien Determinasi (R2) ... 37

3.5.2. Uji Hipotesis ... 38

3.5.2.1. Uji T Statistik ... 38

3.5.2.2. Uji F Statistik ... 39

3.5.2.3. Model Persamaan Regresi Linear Berganda ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian ... 41

4.2. Hasil penelitian ... 44

4.2.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 44

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.2.1. Uji Normalitas Data ... 46

4.2.2.2. Uji Multikolonieritas ... 49

4.2.2.3. Uji Autokorelasi ... 51

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 52

4.2.2.5. Koefisien Determinasi ... 53

4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

4.2.3.1. Persamaan Regresi Linear Berganda ... 54

4.2.3.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 56

4.2.3.3. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 57

4.3. Pembahasan hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 65

5.3. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(8)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

4.1 Proses Pengambilan Sampel ... 42

4.2 Nama Sampel Penelitian ... 43

4.3 Descriptive Statistics ... 44

4.4 Hasil Uji Normalitas ... 47

4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ... 50

4.6 Hasil Uji Autokorelaasi ... 51

4.7 Koefisien Determinasi ... 53

4.8 Hasil Analisa Regresi ... 54

4.9 Hasil uji F ... 56

4.10 Hasil Uji t ... 58


(9)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Histogram ... 48

4.2 Grafik normal P-Plot ... 49

4.3 Hasil uji Heteroskedastisitas ... 52


(10)

x DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran 1 Jenis dan Nama populasi Perusahaan ... 70

Lampiran 2 Data variabel ... 72

Lampiran 3 Statistik Deskpriptif ... 75

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ... 76

Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi ... 79

Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskeditas ... 81


(11)

ii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Earning per share (EPS) terhadap return saham.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian perbandingan dua rata-rata dari dua populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2010 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yadan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PER, PBV, EPS, dan Return saham. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5%.

Secara parsial bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) tidak berpengarug terhadap return saham sehingga variable ini tidak akan bermanfaat untuk memprediksi ruturn saham. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan factor-faktor lain untuk memprediksi bessrnya return saham. Sedangkan untuk variable Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham,

Kata Kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan return saham


(12)

iii ABSTRACT

This research was conducted to examine the effect of variable Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) and Earning per share (EPS) of the stock return.

The design study is a comparison of two research designs the average of the two populations. The population in this study are 32 manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2010 and a sample of the study amounted to 16 companies. Purposive sampling method used in the selection of the sample. The type of data in this study is a secondary data obtained from the IDX website www.idx.co.id and from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used was the study documentation. The variables used in this study is PER, PBV, EPS, and return the stock. Analytical technique used is multiple regression analysis and hypothesis testing using t-test partially, F test simultaneously with the level of significance of 5%.

Partially that variable Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) berpengarug not to stock return that variable will not be useful for predicting the stock ruturn. So the company needs to consider other factors to predict stock returns bessrnya. As for the variable Price to Book Value (PBV) has a significant effect on stock returns, Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) and stock returns


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal untuk memberikan jasanya telah menjembatani hubungan antara pemilik modal (investor) dengan pencari dana yaitu emiten (perusahaan yang go public).

Mengingat keadaan perekonomian yang tidak menentu, menjadikan informasi keuangan penting bagi para pengambil keputusan. Penggunaan informasi keuangan yang akurat oleh pihak luar (investor, kreditor dan calon kreditor) memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan suatu keuntungan selain mengamati pergerakan saham. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham.


(14)

2 Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan sebagai hasil dari sebuah proses akuntansi dalam perusahaan merupakan suatu informasi yang penting dalam menganalisis keuntungan investasi dalam jangka panjang. Melalui analisis ini investor akan dapat menilai kemampuan profitabilitas perusahaan, kualitas kinerja manajemen, serta prospek perusahaan dimasa depan.

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit-unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan antara yang satu dengan yang lain. Informasi tersebut baik kuantitatif maupun kualitatif adalah bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan secara lebih jauh. Bagi analis keuangan, laporan keuangan merupakan suatu alat penting dalam menganalisis rasio keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi dan sebagai alat untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan. Dengan demikian diperlukan analisis keuangan tersebut melalui penilaian dan perhitungan tertentu yang nantinya akan didapatkan apakah analisis tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam memutuskan alternatif investasi dalam waktu yang cukup panjang.

Kurangnya informasi atas karakteristik informasi akuntansi bagi calon investor, akan dapat menghasilkan keputusan yang salah. Hal ini dikarenakan calon investor belum memahami pengaruh atas informasi akuntansi khususnya variabel-variabel informasi keuangan tersebut dengan keuntungan investasi yang akan diharapkannya. Investor yang baik tentu akan mempertimbangkan lebih jauh dan


(15)

3 menterjemahkan informasi keuangan terhadap kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi akuntansi yang diterbitkan perusahaan sudah cukup menggambarkan perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan analisis terhadap informasi akuntansi, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham yang bersangkutan untuk memperoleh keuntungan.

Berdasarkan penelitian Machfoedz (1994) bahwa dengan menggunakan rasio keuangan yang signifikan untuk prediksi laba masa mendatang antara lain, pada kategori solvabilitas adalah rasio aktiva tetap terhadap jumlah utang, kategori profitabilitas adalah rasio laba kotor terhadap penjualan, dan kategori leverage adalah rasio utang terhadap modal.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharjo (2005) yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 dengan periode pengamatan tahun 2000 sampai tahun 2003. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Basuki (2006) mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Penelitiannya menggunakan periode pengamatan selama satu


(16)

4 tahun, tahun 2003. Dari penelitiannya ditemukan bahwa Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price to Book Value (PBV) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003) tentang pengaruh informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan investasi bagi investor di pasar modal, disimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) dan Return On Investment (ROI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend yield, sedangkan Return On Equity (ROE), Price to Book Value (PBV) dan Operating Profit Margin tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend yield.

Penelitian yang dilakukan oleh Debora Santosa dalam Aminatuzzahra (2010) yang meneliti tentang pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To Equity (DER) terhadap return saham di perusahaan manufaktur menyimpulkan bahwa Total Asset Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan Current Ratio dan Debt To Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan Aminatuzzahra (2010) yang juga meneliti tentang pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap return saham di perusahaan manufaktur menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Adanya berbagai perbedaan hasil penelitian sebelumnya mendorong penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER),

Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(17)

5 1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah secara simultan terdapat pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia. 2. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Price Earning Ratio (PER)

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

3. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

4. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham berpengaruh secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.


(18)

6 2. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi terkait dengan pengaruh informasi keuangan terhadap return saham. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh informasi keuangan terhadap return saham.

3. Bagi penulis dan pembaca, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan wawasan, terutama terkait dengan masalah yang diteliti.


(19)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan

tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dana jangka panjang berupa utang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond), dan dana jangka panjang yang berupa modal sendiri yakni saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).

Menurut Husnan (2001) secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Husnan (2001) juga berpendapat bahwa pasar modal memiliki beberapa daya tarik, yakni pertama pasar modal diharapkan akan dapat menjadi alternative penghimpunan dana selain perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Pemodal (investor) dapat memilih investasi sesuai dengan risiko yang dapat ditanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkan.


(20)

8 Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Tandelilin (2001) Selain itu, pasar modal memdorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative investasi yang memberikan return yang paling optimal .

2.1.2. Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Investasi bisa berkaitan dengan berbagai aktivitas. Menurut Tandelilin (2001: 3) “Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun asset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umum dilakukan”.

Menurut Halim (2003) “investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang”. Selanjutnya menurut Halim umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada asset finansial dan investasi pada asset riil. Investasi pada asset riil diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi pada asset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, surat berharga


(21)

9 pasar uang, dan lainnya. Investasi pada pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya.

Tandelilin, (2001) mengemukakan salah satu alasan mengapa seseorang melakukan investasi yakni untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang. “seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa akan datang.” Dengan demikian return dapat menjadi alasan investasi.

Tandelilin (2001) selanjutnya mengemukakan bahwa “return merupakan satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”. Dengan berinvestasi seseorang dapat memaksimalkan return, namun tanpa melupakan

faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.

Menurut Tandelilin (2001) hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah “pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear, yang berarti semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan”.


(22)

10 2.1.3. Laporan keuangan

Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Myer dalam Munawir (2004 : 5) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi – laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan – perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : paragraf 2) disebutkan bahwa Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Menurut Riyanto (2001:327).Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi ( income statement) mencerminkan hasi – hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun.

Menurut Munawir (2004:2): ” Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. ”


(23)

11 Dari pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun pada akhir periode yang berisi data dan informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak – pihak yang berkepentingan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaan bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Sawir (2005:2), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.


(24)

12 2.1.4. Karakteristik Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi dalam penelitian ini adalah informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelasan yang digunakan sebagai laporan. Informasi akuntansi yang merupakan kategori informasi akuntansi keuangan ini merupakan informasi yang dipergunakan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, dan kreditur yang ada dan yang potensial serta pemakai lainnya. Oleh karena itu, dalam penyusunannya harus memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu standar akuntansi keuangan.

Pada awal perkembangan akuntansi, laporan keuangan ditujukan untuk penghitungan dan penyajian laba bersih usaha melalui aturan realisasi serta penetapan beban dan pendapatan, dan untuk penghitungan neraca yang menghubungkan periode berjalan dengan periode mendatang. pada tingkat semantik, terjadi pergeseran tujuan akuntansi yaitu penyediaan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur suatu obyek dan kejadian yang mempunyai rujukan dengan dunia usaha. Untuk itu laba dikaitkan dengan prestasi perusahaan, atau laba sebagai ukuran efisiensi manajemen perusahaan. Pada tahap ini laba sebagai indikator suatu fenomena ekonomi yaitu efisiensi, dan bahkan mengarah untuk pengambilan keputusan. Pada tahap dimana laporan keuangan memberikan dampak terhadap perilaku pemakai, tujuan akuntansi ditekankan untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.


(25)

13 2.1.5. Price Earnings Ratio (PER)

Harga pasar saham biasa dapat dinyatakan sebagai kelipatan laba untuk mengevaluasi daya tarik saham biasa sebagai suatu investasi. Pengukuran ini disebut sebagai rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) dan dihitung dengan membagi antara harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan per lembar saham. Sebagai pengganti penggunaan rata-rata nilai pasar untuk periode yang tercakup oleh laba yang bersangkutan, biasanya digunakan nilai pasar yang terakhir. Semakin rendah rasio harga terhadap laba (PER) akan semakin menarik investas tersebut.

Dirumuskan dengan:

���= Harga per lembar saham (������������)

Laba per lembar saham (������������ℎ���)

2.1.6. Price to Book Value

Robert Ang (1997) secara sederhana menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.

Secara matematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut :

��� = Harga per lembar saham (������������)


(26)

14 Menurut Ang (1997) Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Price to Book Value adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya. Perusahaan yang aktifitasnya berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio PVB mencapai di atas satu (>1), yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal (investor) relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.

2.1.7. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai laba ditahan. Menurut Ang (1997), Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.

Secara matematis Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut (Soedijono, 1993):


(27)

15

���= laba bersih setelah pajak

jumlah lembar saham yang beradar

Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang nantinya menjadi acuan para investor dalam memilih saham. Oleh karena penilaian yang akurat dan cermat bisa meminimalkan resiko sekaligus membantu investor dalam meraih keuntungan.

2.1.8. Return Saham

Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak akan mau berinvestasi. Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Suad Husnan (1993) Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian atau harga awal periode.

Return dibedakan menjadi return yang telah terjadi (realized return) dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa


(28)

16 datang. Menurut Jogiyanto (2003) Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.

2.1.9. Saham

Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar moda berupa surat berharga, yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan. Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha pada sebuah perusahaan.

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6).

Jenis-jenis Saham Secara umum ada beberapa jenis yang diperdagangkan di pasar modal, antara lain:

1. Saham Biasa

Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:54) saham biasa adalah saham yang tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa adalah mendapat


(29)

17 deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa tidak memiliki klaim atas perusahaan meskipun perusahaan pada periode tersebut mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik saham biasa memiliki hak suara pada rapat umum pemegang saham. Apabila terjadi likuidasi atas perusahaan, pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian kekayaan setelah kewajiban terhadap kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi. 2. Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden dan/atau bagian bagian kekayaan pada saat perusahaandilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris perusahaan. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:9) saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut serta mendapatkan deviden. Sedangkan persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada adanya klaim atas laba dan aktiva perusahaan, devidennya tetap selama masa berlaku saham tersebut, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.


(30)

18 Manfaat kepemilikan saham adalah apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Sedikit banyaknya jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya memberikan manfaat. Secara umum terdapat dua faktor yang yang bisa diperoleh dari pembelian saham,yaitu :

a. Manfaat Ekonomis, meliputi : 1. Deviden (dividen)

pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.


(31)

19 b. Manfaat Non-Ekonomis

Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.

Resiko dalam melakukan investasi saham adalah kesenjangan antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan. Menurut Tandelilin (2001:47) resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang di harapkan. Pembelian surat berharga dari perusahaan terbuka di pasar modal membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian agar risiko dapat dikendalikan seminim mungkin, karena investasi dalam saham sangat berbeda dengan investasi yiang tanpa risiko seperti tabungan atau deposito. Investasi saham menjanjikan keuntungan yang cukup besar, karena itu potensi risiko yang dimiliki juga cukup besar.

Menurut Tandelin (2001) dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain:

1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidak mampuan emiten saham memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga serta pokok investasi.


(32)

20 2. Risiko pasar, yaitu risiko akibat menumnnya harga pasar secara substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.

3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham

4. Risiko tingkat bunga, yaitu risiko perubahan suku bunga umum yang mempengaruhi harga surat berharga terutama yang berpenghasilan tetap.

2.1.10. Analisis Tingkat Keuntungan Investasi

Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti, dan didukung oleh data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi tingkat resiko bagi investor dalam berinvestasi. Mulai dari yang paling sederhana sampai dengan analisis yang bersifat rumit. Bahkan ada juga investor yang hanya melihat tren masyarakat secara sepintas, langsung saja melakukan investasi di instrumen tersebut. Tentu saja hal ini bukan suatu kesalahan, tetapi alangkah baiknya jika uang atau modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman. Ataupun kalau ada resiko, resikonya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan kemungkinan keuntungan yang dapat diraih. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika calon investor mau mengeluarkan uang


(33)

21 yang cukup besar untuk mendapatkan informasi dan analisis yang lebih bersifat akurat.

Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan (Raharjo 2005).

Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui operasional perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari investasi dan juga resiko yang akan ditanggung. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut datadata historis, yaitu data-data masa lalu. Analisis ini sering disebut dengan company analysis. Didalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya dimasa datang.

Analisis teknikal adalah analisis yang cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam investasi. Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan


(34)

22 jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain grafik sederhana, contohnya adalah Trend (kecenderungan).

Analisis ekonomi analisis yang cukup penting karena sering kali sangat berpengaruh terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk melakukan analisis ini digunakan berbagai indikator yang biasanya juga digunakan oleh pengambil kebijakan dalam bidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan hal ini biasanya diikuti dengan kegiatan pasar modal yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang lesu akan ditunutkkan juga oleh kegiatan pasar modal yang melemah. Dalam perkembangannya ternyata perekonomian memiliki kondisi yang kompleks terhadap kebutuhan manusia yang beranekaragam. Untuk itu diperlukan suatu badan yang mengatur hubungan perekonomian yang akhirnya dapat mengambil berbagai kebijakan yang diharapkan dapat mengatur dan menyeimbangkan kehidupan perekonomian.

Analisis rasio keuangan analisis yang banyak digunakan oleh calon investor. Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya.


(35)

23 1. Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital.

2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Capotalization Ratio, Time Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return on Sales.

3. Rasio aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Days Sales in Inventory.

4. Rasio rentabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Operating Return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio. 5. Rasio pasar, menunjukkan informasi penting dan diungkapkan dalam basis

per saham, terbagi menjadi Dividend Yield, Dividend per Share, Earning per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share, dan Price to Book Value.


(36)

24 2.2. Tinjauan Atas Penelitian Sebelumnya.

Tabel 2.1

Penelitian- Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti

dan Tahun

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1. Ajeng (2007) EPS, PBV, dan ROA

EPS, PBV, memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Teapon (2009) ROA, ROE

dan PBV

Memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham

3. Nicky

Nathaniel, 2008

DER, EPS, NPM, dan PBV

Hanya variabel PBV yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan DER, EPS, NPM berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

4. Basuki (2006) ROA, ROE dan PBV

ROA, ROE, dan PBV tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

5. Aminatuzzahra (2010)

CR, TAT, NPM, DER

CR, TAT, NPM, dan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

6. Raharjo (2006) ROA, ROE dan PBV

Memiliki pengaruh yang


(37)

25 memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

7. Juanda (2003) PER, ROI, ROE, PBV dan OPM

PER dan ROI memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap return saham.

ROE, PBV, dan OPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap) Sumber : data penelitian terdahulu


(38)

26 2.3. Kerangka Konseptual

Berikut kerangka pikir yang diajukan dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial maupun simultan (secara bersama-sama) terhadap return saham.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : data diolah oleh peneliti Keterangan:

Pengaruh secara parsial

Pengaruh secara simultan (bersama-sama) Price Earning Ratio (PER)

X1

Price to Book Value (PBV) X2

Return Saham Y

Earning Per Share (EPS) X3


(39)

27 2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir, maka diperoleh turunan hipotesis sebagai berikut: H1 = Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per

Share (EPS) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham

H2 = Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

H3 = Price to Book Value secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

H4 = Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.


(40)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka yaitu, data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian periode akuntansi yang berakhir tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Sumber data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni data berupa dokumen dan informasi berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan oleh pihak lain dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia yang diakses dari situs resmi BE

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sektor manufaktur dipilih karena dianggap perusahaan dalam sektor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap faktor eksternal sebab dalam keadaan apapun konsumen terus melakukan pembelian terhadap produk-produk tersebut. Return saham yang dilaporkan cenderung stabil. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini antara lain:


(41)

29 1. Perusahaan manufaktur yang menurut klasifikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Perusahaan termasuk dalam kategori sekto industri barang konsumsi dan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), perusahaan yang bergerak dibidang produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum seperti industri barang konsumsi. Selain itu menurut Halim (2003) perusahaan sector industri barang konsumsi juga termasuk perusahaan yang memiliki golongan saham yang tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab perusahaan mampu memberikan deviden yang tinggi. Emiten saham ini biasanya bergerak dibidang industri yang produknya benar-benar dibutuhkan konsumen.

2. Perusahaan tidak delisting selama periode pengamatan yakni tahun 2008 sampai tahun 2010.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode pengamatan.

3.3Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:

1. Dokumentasi, dengan mengumpulkan data pendukung berupa buku, jurnal, skripsi, dan data-data dari internet.


(42)

30 2. Teknik studi pustaka (Library research)

Library research yaitu pengumpulan informasi pada literatur-literatur yang televan dan mendukung materi yang dibahas. Pencarian library research dapat melalui buku teks/e-book, jurnal/e-journal, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, distertasi, procedius,catatan hasil seminar,

3.4. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran 3.4.1. Variabel Dependen

a) Return Saham. Return Saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain.

Dirumuskan sebagai berikut: ����������� =Pt−Pt−1(Pt−1)

Keterangan:

Pt : harga saham pada periode sekarang Pt-1 : harga saham pada periode sebelumnya.


(43)

31 3.4.2. Variabel Independen

a). Price Earnings Ratio (PER)

Harga pasar saham biasa dapat dinyatakan sebagai kelipatan laba untuk mengevaluasi daya tarik saham biasa sebagai suatu investasi. Pengukuran ini disebut sebagai rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) dan dihitung dengan membagi antara harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan per lembar saham. Sebagai pengganti penggunaan rata-rata nilai pasar untuk periode yang tercakup oleh laba yang bersangkutan, biasanya digunakan nilai pasar yang terakhir. Semakin rendah rasio harga terhadap laba (PER) akan semakin menarik investas tersebut.

Dirumuskan dengan:

���= Harga per lembar saham (������������)

Laba per lembar saham (������������ℎ���)

b) Price to Book Value (PBV)

Menurut Ang (1997) secara sederhana menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.


(44)

32 Secara matematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut :

��� = Harga per lembar saham (������������)

Nilai buku per lembar saham (�������������ℎ���)

c). Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai laba ditahan.

Secara matematis Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut (Soedijono, 1993):

���= laba bersih setelah pajak

jumlah lembar saham yang beradar

3.5. Metode Analisis

Untuk menjawab masalah pokok apakah Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara parsial dan simultan, maka dilakukan analisis berganda dengan menggunakan program statistic product and service solution (SPSS) 17 for windows. Tahap analisis statistik yang dilakukan adalah uji asumsi klasik, uji t, uji F (Anova) dan perumusan model analisis regresi berganda.


(45)

33 3.5.1. Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.5.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov – Smimov satu arah atau analisis grafis. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel normal. b. Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka distribusi sampel tidak normal.


(46)

34 3.5.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi ini adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas. Seperti yang dijelaskan oleh Ghozali (2006) sebagai berikut :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terjadi korelasi yang cukup tinggi (umumnya > 0,90), maka indikasi terjadi multikolinearitas. Tidak adanya nilai korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dan multikolinieritas. Multikolinieritas dapat terjadi karena kombinasi dua atau lebih variabel independen

c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini


(47)

35 menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur multikolinieritas adalah tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2006) jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2006). Selain dengan menggunakan analisis grafik, pengujian heteroskedastisitas dapat


(48)

36 dilakukan dengan Uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

3.5.1.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin – Watson Statistik. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi.


(49)

37 b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.5.1.5. Koefisien Determinasi (��)

Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ �2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut:

2

=

��� ���

�2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama.


(50)

38 ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya.

TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya.

3.5.2. Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.5.2.1. Uji T-Statistik

Uji T statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari satu variabel secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variable independen.

Uji dilakukan pada dua sisi dengan tingkat signifikan α = 5%. Dasar


(51)

39 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel: jika statistik t-hitung < statistik t-tabel, maka H0 diterima. Jika statistik thitung > statistik t-tabel, maka H0 ditolak (H1 diterima).

2. Berdasarkan probabilitas: jika probabilitas > 5%, maka H0 diterima. Jika probabilitas < 5% maka H0 ditolak (H1 diterima).

3.5.2.2. Uji F-Statistik

Uji F-statistik (uji Anova) dilakukan untuk meneliti apakah model persamaan regresi yang digunakan adalah benar linear, dimana data observasi tepat berada disekitar garis regresi tersebut maka perlu dilakukan significant test. Model regresi dianggap baik, jika tingkat signifikansi nilai F (Anova):

1. Jika statistik F-hitung < statistik F-tabel, maka H0 diterima.

2. Jika statistik F-hitung > statistik F-tabel, maka H0 ditolak (H1diterima).

3.5.2.3 Model Persamaan Regresi Linear Berganda Model regresi berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e

Model regresi linear berganda yang dilakukan untuk menguji pengaruh secara simultan dalam penelitian ini adalah:


(52)

40 Keterangan:

Y = Return Saham (%)

a = Konstanta, menunjukkan nilai Y bila semua nilai variable independen (X) sama dengan 0.

b1 b2 b3 = Koefisien regresi, menunjukkan besarnya pengaruh variable independen terhadap variabel dependen, menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan yakni bila b (+) maka peningkatan/kenaikan dan bila b (-) maka penurunan.

X1 = PER (x) X2 = PBV (x) X3 = EPS(x)

e = Kesalahan acak/ error term.

Pengujian ini dilakukan dengan menganalisis koefisien regresi masing-masing variabel independen apakah secara signifikan dapat mempengaruhi Return Saham.


(53)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan manufaktur kategori sektor industri barang konsumsi dalam periode pengamatan yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap kriteria yang ditetapkan konsisten dengan tujuan penelitian dan dimaksudkan agar diperoleh sampel perusahaan yang valid untuk dijadikan objek penelitian dan dapat mewakili karakteristik populasi penelitian. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan manufaktur dalam kategori sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan serta tahun tutup bukunya berakhir pada bulan Desember dan juga tidak melakukan merger, likuidasi dan peristiwa lain yang mengubah status perusahaan.


(54)

42 Pada tabel 4.1 berikut dapat dilihat proses pengambilan sampel yang akan digunakan.

Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel

NO. KETERANGAN JUMLAH

PERUSAHAAN 1. Perusahaan kategori Food and Beverages. 15

2. Perusahaan kategori Tobacco Manufacturers

3

3. Perusahaan kategori Pharmaceuticals. 10

Total Perusahaan 28

4. Perusahaan yang delisting. (1) 5. Perusahaan yang tidak memiliki data

lengkap.

(11)

Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel.

16

Sumber: data diolah oleh peneliti

Tabel dibawah ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian sesuai dengan metode purposive sampling berdasarkan data keuangan yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal melalui situs


(55)

43 Tabel 4.2

Nama Sampel Penelitian

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN

1. ADES Akasha Wira International Tbk. 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3. DLTA Delta Djakarta Tbk.

4. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 5. MYOR Mayora Indah Tbk.

6. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. 7. SKLT Sekar Laut Tbk.

8. ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk. 9. GGRM Gudang Garam Tbk.

10. HMSP Sampoerna Tbk.

11. RMBA Bentoel International Investama Tbk. 12. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.

13. INAF Indofarma Tbk. 14. KLBF Kalbe Farma Tbk. 15. PYFA Pyridam Farma Tbk. 16. TSPC Tempo Scan Pacifik Tbk.


(56)

44 4.2. Hasil penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi keuanganterhadap return saham pada perusahaan manufaktur dengan kategori sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham dan variabel independen yang digunakan adalah informasi keuangan yang meliputi price earning ratio (PER), price to book value (PBV), dan earning per share (EPS). Statistik deskriptif masing-masing variabel akan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PER 48 -8.73 173.91 19.5037 28.69639

PBV 48 .39 35.45 3.7496 6.16981

EPS 48 -26.00 21021.00 1225.2395 4010.98305

RTN 48 -.76 4.07 .5964 1.04261

Valid N (listwise) 48

Sumber: Hasil olah data SPSS

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata PER yaitu 19.5037 hal ini berarti kondisi harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan per lembar saham mencapai nilai tertinggi. Standar deviasi senilai 28.69639, hal ini berarti bahwa nilai


(57)

45 PER semua perusahaan bervariasi dengan nilai maksimum 173.91 pada perusahaan Bentoel International Investama Tbk pada tahun 2009, yang berarti bahwa perusahaan ini memiliki laba per lembar saham yang tinggi pada tahun 2009. Dan nilai minimum -8.73 pada perusahaan Akasha Wira International Tbk pada tahun 2008 yang berarti bahwa laba per lembar saham menurun pada tahun tersebut. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi PER perusahaan sampel sangat berfluktuasi.

Data pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata PBV yaitu 3.7496, dengan standar deviasi mencapai angka 6.16981, hal ini berarti bahwa nilai PBV semua perusahaan paling bervariasi dengan nilai maksimum 35.45 pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2009, yang berarti bahwa modal perusahaan pada tahun ini meningkat. dan nilai minimum 0.39 pada perusahaan Pyridam Farma Tbk pada tahun 2008, yang berarti bahwa modal perusahaan pada tahun tersebut mengalami penurunan. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi PBV perusahaan sampel setiap tahunnya sangat berfluktuasi.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata EPS yaitu sebesar 1225.2395, Sedangkan standar deviasi adalah 4.010.98305, hal ini berarti bahwa nilai EPS semua perusahaan bervariasi dengan nilai maksimum 2.1021.00 pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2010 yang berarti bahwa risiko distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan dan nilai minimum -26.00 pada perusahaan Akasha Wira International Tbk pada tahun 2008. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa EPS perusahaan sampel sangat berfluktuasi setiap tahunnya.


(58)

46 Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa rata-rata return saham adalah sebesar 0.5964dan nilai standar deviasi sebesar 1.04261 dengan nilai maksimum 4.07 pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2009. dan nilai minimum -0.76 pada perusahaan Indofarma Tbk pada tahun 2008. Kondisi ini juga sekaligus menunjukkan bahwa kondisi return saham perusahaan sampel setiap tahunnya mengalami fluktuasi.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model regresi untuk peramalan memenuhi asumsi-asumsi dalam regresi berganda. Tahap pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. Secara lengkap hasil uji tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

4.2.2.1. Uji Normalitas Data

Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan haruslah terdistribusi normal. Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. Pada umumnya uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat uji statistic non-parametik Kplmogorovsminov (K-S), dengan membuat hipotesis:

Ho: data residual berdistribusi normal Ha: data residual tidak berdistribusi normal


(59)

47 Apabila signifikan tidak lebih dari besar dari 0,05 maka diterima, sedangkan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 48

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .96755889 Most Extreme

Differences

Absolute .154

Positive .154

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z 1.069

Asymp. Sig. (2-tailed) .203

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: hasil pengolahan SPSS

Berdasarkan uji statistic dengan model seperti yang terdapat pada table 4.4 dapat disumpulkan bahwa besar nilainya adalah 1.069 yang signifikan karena lebih dari 0.05 dan asymp. Sig (2-tailed) 0.203 yang lebih besar adri 0.05. dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti data residual telah berdistribusi normal karena nilainya lebih dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang berdistribusi normal.


(60)

48 Gambar 4.1

Histogram

Sumber: Hasil pengolahan SPPS

Dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan distribusi yang mendekati normal, dari grafik histogram disamping dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram mennjukkan distribusi data mengikuti garis fiagonal yanh tidak menceng (skewness)kiri maupun kanan.


(61)

49 Gambar 4.2

Grafik normal P-Plot

Sumber: Hasil olah data SPSS

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.2.2.2. Uji Multikolonieritas

Adanya Multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas dari tolerance value nilai adalah 0.01 atau nilai VIF diatas 10, maka terjadi problem Multikolonieritas.


(62)

50 Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Hasil olah data SPSS

Dari data pada table 4.5 dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas dengan dasar nilaiVIF setiap variable independen tidak ada yang melebihi 10 yang dimana dapat dilihat dari table 4.5, nilai VIF PER sebesar 1.010, VIP PBV sebesar 1.544, dan VIF EPS sebesar 1.556. dan nilai toleransi tidak ada yang kurang dari 0.1, yang dimana dapat dilihat dari nilai toleran PER sebesar 0,990, PBV sebesar

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant )

.312 .192 1.628 .111

PER .001 .005 .016 .120 .905 .990 1.010

PBV .084 .029 .497 2.942 .005 .648 1.544 EPS -3.4745 .000 -.134 -.788 .435 .643 1.556 a. Dependent Variable: RTN


(63)

51 0,648, dan EPS sebesar 0,643. Dengan demikian dapat dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan SPSS Durbin-Watson (DW). Menurut Ghozali (2005), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson(DW).

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)

Dari hasil uji autokerelasi pada tabel diatas terlihat nilai DW sebesar 1.777, sesuai dengan ketentuan yang berlaku DW berada diantara -2 sampai 2 berarti tidak terdapat autokorelasi, dalam hal ini jelas bahwa DW 1.777 berada diantara -2 sampai 2 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .432a .186 .131 .97194 1.777

a. Predictors: (Constant), EPS, PER, PBV b. Dependent Variable: RTN


(64)

52 4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji bertujuan menguji apakah model regresiterjadi ketiidak samaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap disebut homokedasitas. Dasar analisinya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi Heterokedastisitas. Pengujian ini dapat dilihat darimelalui grafik scatter plot.

Gamba 4.3 Hasil uji Heteroskedastisitas


(65)

53 Dari grafik scatter plot terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak dan menyebar baik diatas maupun ditengah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi rentabilitas perusahaan tersebut berdasrkan masukan variaber independen PER, PBV, dan EPS.

4.2.2.5. Koefisien Determinasi

Model persamaan determinasi ini yaitu: Tabel 4.7

Koefisien Determinasi

a. Predictor (constant) PER, PBV, EPS b. Devenden variabel : RTN

Hasil uji determinan pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa:

a. Nilai R = 0.432 yang berarti hubungan antara variabel Price earning ratio, Price to book value, dan Earning Per Share terhadap return saham adalah sebesar 43,2%. Artinya hubungan tersebut erat.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


(66)

54 b. Adjusted R Square sebesar 0.131 yang berarti 13,1% faktor-faktor dari Return Saham dapat dijelaskan oleh variabel Price earning ratio, Price to book value, dan Earning Per Share sedangkan selebihnya sebesar 86.9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

c. Standard Error of Estimate atau standar deviasi digunakan untuk mengukur nilai variasi dari nilai yang diprediksi. Standar deviasi dalam penelitian adalah sebesar 0.97194.

4.2.3. pengujian Hipotesis Penelitian

4.2.3.1. Persamaan Regresi Linear Berganda

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh antara variable dependen dengan independen.

Tabel 4.8

Hasil Analisa Regresi

a. Dependent Variable: RTN Sumber: : Hasil Pengolahan SPSS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) .312 .192 1.628 .111

PER .001 .005 .016 .120 .905

PBV .084 .029 .497 2.942 .005


(67)

55 Berdasarkan table 4.6 diatas dapat disusun sebuah persamaan regresi yaitu:

Y = 0,312 + 0,001 X1 + 0,084 X2 - 3,4745 X3 + e Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. a = 0.312

nilai konstanta menunjukkan apabila X1, X2, dan X3 = 0, maka return saham sebesar 0,312.

2. b1= 0,001

nilai koefisien b1 menunjukkan bahwa setiap variable PER meningkat satu-satuan, maka return saham akan bertambah 0,001 atau 0,1% dengan asumsi variable lain dianggap tetap.

3. b2= 0,084

nilai koefisien b1 menunjukkan bahwa setiap variable PBV meningkat satu-satuan, maka return saham akan bertambah 0,084 atau 8,4% dengan asumsi variable lain dianggap tetap.

4. b1= -3.4745

nilai koefisien b1 menunjukkan bahwa setiap variable PER meningkat satu-satuan, maka return saham akan menurun -3.4745 atau 34,7% dengan asumsi variable lain dianggap tetap.


(68)

56 4.2.3.2. Uji Signifikan Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Menurut Ghojali (2006:84) ”uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable idependen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen atau terikat”. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkankan F hitung dengan F table yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika F-hitung < statistik F-tabel, dan signifikansi > 5% H0 diterima. Jika F-hitung > statistik F-tabel, dan signifikansi <5% H1 diterima.

Tabel 4.9 Hasil uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression 9.526 3 3.175 3.361 .027a

Residual 41.565 44 .945

Total 51.091 47

a. Predictors: (Constant), EPS, PER, PBV b. Dependent Variable: RTN

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan pada table 4.9 dapat disimpulkan bahwa hitung sebesar 3,361 dan tabel sebesar 2,901, dengan demikian F-hitung lebih besar dari F-tabel dan signifikansi sebesar 0,027 < 0,05 maka Ha


(69)

57 diterima. Hal ini berarti bahwa variable independen Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap variable dependen return saham. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel independen Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) mampu menjelaskan besarnya variabel dependen return saham.

4.2.3.3. Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikasi secara parsial dikalukan dengan cara melakukan uji t. Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapah jauh pengaruh satu variable penjelas independen secara individual menerangkan variable independen”.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1, b2,b3 = 0, artinya Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap variable dependen return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1, b2,b3 = 0, artinya Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap variable dependen return


(70)

58 saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t table untuk α = 5 % H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t table untuk α = 5 %

Tabel 4.10 Hasil Uji T

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil pengujian pada table 4.10 dapat disimpulkan bahwa: • Pengaruh price earning ratio (PER) terhadap return saham.

Nilai signifikan dari variabel independen price earning ratio (PER) adalah 0.905. nilai tersebut lebih besar dari 0.05, hal ini berarti Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .312 .192 1.628 .111

PER .001 .005 .016 .120 .905

PBV .084 .029 .497 2.942 .005

EPS -3.4745 .000 -.134 -.788 .435


(71)

59 variabel independen PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat juga diuji dengan membandingkan antara nilai hitung dengan nilai tabel. Apabila t-hitung > t-tabel maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.7 t-hitung PER sebesar 0,120. untuk nilai α = 5% dan df sebesar 21 (n-1) maka t-tabel untuk variabel ini sebesar 1,753 dan t-hitung sebesar 0,120 dengan demikian t-tabel > t-hitung. maka dapat dikatakan bahwa PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. • Pengaruh price to book value (PBV) terhadap return saham.

Berdasarkan table 4.7 diatas menunjukkan nilai sig. < 0.05 yakni 0.005. Hal ini berarti variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dan hasil serupa juga ditemukan dengan membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-tabelnya. T-hitung untuk variabel PBV ini yakni sebesar 2.942 dan t-tabelnya untuk nilai α = 5% dan df sebesar 21 (n-1) yakni 1,753. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PBV memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham karena nilai t-hitung > t-tabelnya.

Pengaruh earning per share (EPS) terhadap return saham.

Nilai signifikan dari variabel independen earning per share (EPS) adalah 0,435, nilai tersebut lebih besar dari 0,05 hal ini berarti variabel


(72)

60 independen EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat juga diuji dengan membandingkan antara nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Apabila t-hitung > t-tabel maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.7 t-hitung PER sebesar -0,788. untuk nilai α = 5% dan df sebesar 21 (n-1) maka t-tabel untuk variabel ini sebesar 1,753 dan t-hitung sebesar -0, 788 dengan demikian t-tabel > t-hitung. maka dapat dikatakan bahwa PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan pengujian regresi berganda tentang pengaruh PER, PBV, dan EPS terhadap harga saham dengan objek penelitian perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Secara simultan dari hasil pengujian dapat disumpulkan Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap variable dependen return saham. Yang ditunjukkan dari jumlah F-hitung lebih besar dari F-tabel yaitu F-hitung sebesar 3,361 dan F-tabel sebesar 2,901, maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan tingkat signifikansi 0,027 < 0,05 Sehingga dapat diartikan bahwa variabel independen Price Earning Ratio (PER),


(73)

61 Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh linear terhadap return saham, dengan kata lain bahwa variable-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah return saham secara signifikan.

Secara parsial bahwa Price Earning Ratio (PER) dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003) menemukan bahwa price earning ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham untuk perusahaan manufaktur kategori sektor barang konsumsi. Dengan demikian dapat dikatakan dalam penelitian bahwa price earning ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, dimana dapat dilihat dari hasil hasil uji T, dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,120 < 1,753. Dan nilai signifikansin lebih

besar dari 0.05 yaitu 0.904 dan Hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dimana artinya adalah Variabel Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap terhadap return saham secara parsial dalam perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003). Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara PER dengan return saham mungkin disebabkan oleh banyaknya variabelvariabel lain yang mempengaruhi return saham dan banyaknya faktor-faktor lain yang tidak dapat dikontrol seperti tingkat bunga, inflasi dan sebagainya yang berpengaruh.

price to book value (PBV) terhadap return saham dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Teapon (2009), dan Ajeng (2007) ditemukan bahwa price to book value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003), Raharjo (2006) dan Basuki


(1)

76 Lampiran 3. Statistik Deskpriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

PER 48 -8.73 173.91 19.5037 28.69639

PBV 48 .39 35.45 3.7496 6.16981

EPS 48 -26.00 21021.00 1225.2395 4010.98305

RTN 48 -.76 4.07 .5964 1.04261

Valid N (listwise)


(2)

77 Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 48

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .96755889

Most Extreme Differences

Absolute .154

Positive .154

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z 1.069

Asymp. Sig. (2-tailed) .203

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

79 Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constan t)

.312 .192 1.628 .111

PER .001 .005 .016 .120 .905 .990 1.010

PBV .084 .029 .497 2.942 .005 .648 1.544

EPS -3.4745 .000 -.134 -.788 .435 .643 1.556


(5)

80 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .312 .192 1.628 .111

PER .001 .005 .016 .120 .905

PBV .084 .029 .497 2.942 .005

EPS -3.4745 .000 -.134 -.788 .435

a. Dependent Variable: RTN

Lampiran 6. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .432

a

.186 .131 .97194 1.777

a. Predictors: (Constant), EPS, PER, PBV b. Dependent Variable: RTN


(6)

81 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.526 3 3.175 3.361 .027a

Residual 41.565 44 .945

Total 51.091 47

a. Predictors: (Constant), EPS, PER, PBV b. Dependent Variable: RTN


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Price Book Value (PBV), Price To Earning Ratio (PER), Debt To Earning Ratio (DER) Dan Beta Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Industri Rokok Di Bei

14 110 103

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Pengaruh Earning Per Share, ROE, ROA, DER Dan Earning Growth Terhadap Price To Book Value Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 54 82

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

HEARNING PER SHARE (EPS), PRICE TO BOOK VALUE (PBV), DAN PRICE EARNING RATIO (PER) Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek I

0 4 13

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE TO BOOK VALUE (PBV), DAN PRICE EARNING RATIO (PER) Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Industri Makanan dan Minuman

0 3 17